This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SLEEPY



Tittle: SLEEPY

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-angst-friendship-gelundungan bareng imin


WARNING: BOY x BOY! Yang ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Lepaskan semua bebanmu..Rajut mimpimu..Aku akan selalu disini menjagamu..”

.
.
.

Jung Yunho tampak duduk serius di kursinya.
Mengacuhkan Minho songsaenim yang sedang menerangkan materi mekanika kuantum di depan kelas.
Ah, lagi-lagi berpikir keras huh?

Namja tampan itu melirik sahabatnya yang bernama Kim Jaejoong.
Namja cantik itu duduk di depan kanannya.
Ck, dan Jaejoong tampak sangat bersemangat hari ini.
Well, tentu saja.
Kimia adalah pelajaran favoritnya.


SRET.


Kemudian Yunho mengalihkan pandangannya.
Menatap Jessica Jung, yang juga sahabatnya.
Yeoja blonde itu terlihat sedang mencoret-coret buku teksnya dengan pulpen glitter-nya yang berwarna pink cerah.
Jessica meletakkan pulpennya beberapa detik kemudian.
Ia tahu kalau Yunho sedang memperhatikan dirinya.

Aish.

Yeoja cantik itu menorehkan tulisannya di atas kertas berwarna merah muda yang lembut.
Kemudian ia menyerahkan kertas itu kepada Yunho.
Hum, mereka duduk bersebrangan.
Hanya saja Jaejoong berada di depan Jessica.
Sementara kursi Yunho berada di dekat dinding tanpa teman sebangku.

  “Ige?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Jessica hanya meletakkan jarinya di bibir dan kembali mencoret bukunya.
Yunho segera membuka lipatan kertas itu dan membaca isinya.

  Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan, Jung


Eoh?

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia segera meraih pulpennya dan membalas pesan yeoja itu.
Jessica meraih suratnya dan membaca isinya.

  Apa yang kau tahu, Jung?

Hmp.

Yeoja blonde itu terkikik geli.
Oh well.
Ia dan Yunho memiliki marga yang sama.
Dan mereka senang sekali memanggil dengan marga seperti itu.

  Kim Jaejoong, atau lebih tepatnya, penyakit Kim Jaejoong

Yunho tersenyum kecil.

  Aku masih tidak percaya kenapa harus dia, ada sejuta lebih spesies manusia di dunia ini

  Kau pikir aku percaya? Jantungku seakan berhenti ketika waktu itu dokter mengatakan bahwa penyakit aneh itu belum diketahui namanya. Tapi aku sudah memberi nama asal kau tahu, Jung. Aku menyebutnya insomnia berkelanjutan

  Hum..

  Well, yang harus kita lakukan saat ini adalah terus menjaga Jaejoong sampai kapan pun, oh iya, malam ini kita menginap bertiga lagi?

Yunho berhenti membalas.
Ia hanya menoleh kepada yeoja itu dan mengangguk saat Jessica memandang ke arahnya.

Dan yeoja blonde itu pun mengulas senyum manisnya.

Hmp.
Penasaran?

Allright.
Kim Jaejoong, Jung Yunho, dan Jessica Jung.
Adalah tiga sahabat sejak mereka SMP.
Banyak yang bilang persahabatan mereka sangat erat dan akan rusak suatu hari nanti.
Karena alasan bahwa tidak akan ada seorang yeoja yang bersahabat lama dengan kedua namja sekaligus.

Cinta?

Kalau kau berpendapat sama seperti mereka kau salah besar.

Mereka bertiga adalah sahabat sehidup semati.
Saling menjaga satu sama lain, dan saling mendukung.

Tapi Yunho dan Jessica merasa persahabatan mereka yang erat sedang diuji oleh Tuhan.
Beberapa waktu lalu Yunho dan Jessica sempat bertengkar hebat, karena mereka berdua telah jatuh cinta kepada namja cantik itu.
Tapi demi menjaga perasaan Jaejoong, mereka kembali berbaikan dan bersikap seperti tidak terjadi apa pun.
Walaupun sebenarnya Jessica sudah tahu sejak dulu kalau Jaejoong mencintai Yunho.

Terdengar rumit memang.

Ah, tentang penyakit, namja cantik itu telah divonis dokter 12 tahun yang lalu.
Jessica dan Yunho baru mengetahui tentang penyakit langka itu dua tahun yang lalu.
Selama ini Jaejoong menyimpan rahasianya rapat-rapat.
Ia tidak ingin mereka tahu, kalau tubuhnya terserang penyakit aneh.
Penyakit yang masih diteliti oleh para dokter dan ilmuwan di seluruh dunia.
Yang hanya ia satu-satunya pengidap di Asia.

Tidak salah kalau Jessica menyebutnya Insomnia berkelanjutan.
Yeoja itu benar.
Jaejoong dilarang tidur sejak umurnya 5 tahun.
Organ tubuhnya akan melumpuh secara perlahan kalau ia memejamkan mata.
Dan beberapa tahun terakhir ini, penyakitnya semakin parah.
Sekali ia memejamkan mata, maka jantungnya akan berhenti bekerja.

Maka dari itu Yunho dan Jessica memutuskan untuk selalu bergantian menginap di apertement Jaejoong dan menemani namja cantik itu untuk begadang semalaman.
Walau pada akhirnya mereka berdua akan tertidur lelap nantinya.

  “Baiklah, minggu depan kita akan membahas materi ikatan hidrogen, pelajari selengkapnya”

Seluruh siswa siswi mengangguk patuh.
Mereka menatap Minho berjalan meninggalkan kelas mereka, kemudian mereka meregangkan tubuh dan membereskan pelajaran masing-masing.
Suasana terasa riuh sekarang.

  “YA! Berikan surat tadi!” Teriak Jaejoong seraya berbalik ke belakang.

Membuat Yunho dan Jessica saling menatap satu sama lain.

  “Jangan pernah berpikir walaupun aku berkonsentrasi penuh pada pelajaran yang sedang berlangsung aku tidak tahu apa yang kalian kerjakan di belakang, arasseo?!” Ujarnya lagi.

Jessica tertawa kecil.
Ia mengangguk dan memberi hormat kepada Jaejoong.
Membuat namja cantik itu mencibir kesal dan duduk di atas meja Yunho.
Namja tampan itu hanya diam.
Mata musangnya bergerak pelan memperhatikan wajah pucat sahabatnya.
Ada lingkaran hitam yang sangat jelas di mata beningnya yang indah.

  “Dari pada memikirkan surat bodoh itu lebih baik kau mengurusi Yunho yang terlihat pucat sekarang, sepertinya ia tidak sarapan lagi tadi pagi” Ujar Jessica acuh.

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia segera melompat dari kursinya dan mengambil sebungkus roti dari dalam laci mejanya.
Kemudian ia memberikan bungkusan itu ke arah Yunho.

  “Kka, makanlah, nanti lambungmu bermasalah lagi”

Yunho tersenyum.
Ia mengangguk dan membuka mulutnya.
Jaejoong balas tersenyum.
Ia tahu apa maksudnya.
Namja cantik itu segera membuka bungkusan rotinya dan menyuapkan sobekan roti empuk itu.

Melihat kedua sahabatnya yang saling bermesraan seperti itu Jessica menutup buku teksnya.
Ia melompat ke depan Jaejoong dan ikut membuka mulutnya.
Membuat Jaejoong terkekeh geli dan menyuapi gadis itu.

  “Aku seperti ibu kalian” Ujar Jaejoong tersenyum.

  “Kau memang ibu kami, Joongie ah~” Sahut Jessica geli.

Mereka berdua tertawa kecil.
Sementara Yunho hanya diam mengunyah.
Mata musangnya masih menatap wajah Jaejoong.
Kemudian ia mendekatkan tubuhnya dengan tubuh namja cantik itu dan mengusapi kelopak bawah mata kiri Jaejoong seraya berkata pelan.

  “Nanti malam kami akan menginap lagi di apertementmu”

Jaejoong mengangguk.

  “Kurasa lebih bagus kalau kalian tinggal bersamaku saja, dari pada harus bolak-balik setiap hari”

  “Gampang untukmu, keluargaku dan Umma Appa Jessie bisa marah, mereka mengira kita melakukan hal aneh disana”

  “Eoh? Misalnya seperti menghisap rokok atau mengkonsumsi drugs?”

  “Bukan itu sayang, lebih dari apa yang kau bayangkan”

Huh?
Jessica menaikkan alisnya.
Sedetik kemudian mata sipitnya membulat.
Ia menatap kesal ke arah Yunho.

  “YAA! Beruang mesum! Jaga bicaramu di depan malaikat kita!” Teriak Yeoja blonde itu sarkastik.

Yunho tertawa lebar.
Mengacuhkan Jaejoong yang mengerutkan dahinya bingung.
Well, terkadang ia memang sulit untuk mengerti apa yang Yunho dan Jessica bicarakan.

  “Joongie, kapan kau kembali check-up ke rumah sakit?” Tanya Jessica menatap Jaejoong.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya lagi.

  “Waeyo? Kau juga mengidap penyakit yang sama denganku?”

  “Mwo? Ani ani ani, bukan itu, kalau kau akan pergi dalam minggu ini kurasa aku tidak bisa ikut”

Yunho menelan rotinya.
Ia menatap ke arah Jessica.

  “Kenapa? Kau punya kekasih sekarang huh?” Ejek namja tampan itu.

  “Bukan, Yunho imut, aku harus mengurus surat kepindahanku nanti” Sahut Jessica menjulurkan lidahnya.


DEG.


Jaejoong dan Yunho saling terdiam.
Mereka menatap lurus yeoja cantik itu.

  “Kau benar-benar akan pergi Jessie?” Tanya Jaejoong lirih.

Omo.

  “Hanya dua tahun, Joongie baby, Appaku tidak akan bisa diam sebelum aku masuk sekolah di London dan mengambil kelas bisnis disana” Sahut Jessica tersenyum.

  “Tidak bisakah lebih cepat lagi? Aku tidak ingin saat kau pulang nanti kau hanya melihat makamku”

  “YA! Bicara apa kau huh? Aku pasti tidak akan terlambat! Itu janjiku! Arasseo?!”

Namja cantik itu mendengus.
Ia mempoutkan bibir cherrynya dan berbalik menghadap Yunho.
Namja tampan itu hanya tertawa kecil.
Ia mengacak lembut rambut almond Jaejoong dan mengusapnya sesekali.

Sementara Jessica Jung hanya mengulas senyum kecutnya diam-diam.
Ia bisa saja tersenyum tanpa beban saat ini.
Tapi hatinya tetap tidak bisa memungkiri kalau ia merasa sesak melihat Yunho dan Jaejoong seperti itu.
Dari awal yeoja cantik itu sudah tahu kalau ia kalah telak dari Yunho.

Aish.

Dan yah, satu lagi alasan rahasianya ingin segera mengambil kelas di sekolah luar adalah untuk menghindari Jaejoong.
Sekaligus membiarkan kedua namja itu menyadari perasaan mereka masing-masing.
Kalau ia terus-terusan berada di antara mereka berdua tidak hanya Yunho yang tersiksa ania?
Jaejoong juga sama.

  “Joongie, malam ini buatkan bulgogi, aku ingin makan itu” Ujar Jessica seraya memeluk Jaejoong dari belakang.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum kecil.

  Sure, baby” Bisiknya pelan.


-------


Suara televisi itu masih terdengar mengisi keheningan di ruang tengah.
Tiga sahabat itu sudah menggelar futon atau kasur ala Jepang yang di letakkan di atas lantai.
Jessica tampak sudah mengantuk seraya masih fokus dengan ponselnya.
Sementara Yunho mengunyah cookies buatan Jaejoong sambil menonton televisi.
Dan Jaejoong baru saja selesai mencuci wajahnya di kamar mandi.

  “Besok kita ada tugas?” Celetuk Jessica pelan.

Yunho mengangkat bahunya.
Jaejoong menggeleng.
Membuat yeoja cantik itu menghela nafas lega dan meletakkan ponselnya di samping bantal.
Kemudian ia meraih tiga kotak masker dan melemparkan dua kotak kepada Yunho dan Jaejoong.

  “Kka, aku sudah menyetel waktunya seperti biasa, 20 menit” Ujarnya santai.

Yunho dan Jaejoong mengangguk.
Mereka segera membuka kotak itu dengan cekatan dan membuka lipatan masker lembab itu.
Kemudian mereka berbaring di atas futon masing-masing seraya menempelkan masker itu di wajah mereka.

  “Aku membenci ritual wanita  ini” Ujar Yunho kesal.

Jaejoong mendengus.

  “Semua untuk satu dan satu untuk semua Yunnie ah! Kalau aku dan Jessie memakainya kau juga harus ikut! Lagi pula kulitmu akan terasa lebih lembut kalau memakai masker” Sahutnya.

Jessica mengangguk membenarkan.
Yunho menghela nafasnya.

  “Jadi, selama menunggu masker  ini kering, apa yang akan kita lakukan?” Tanya Yunho.

  Truth or dare!” Jerit Jessica semangat.

Jaejoong menggeleng.

  “Aku lebih suka kalau kita berbaring seperti ini dan berbagi cerita seperti biasanya”

Yunho hanya diam.
Sementara Jessica bergumam tanda setuju.

  “Baiklah, kita mulai dari aku” Sahut yeoja blonde itu.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia memijat-mijat lembut maskernya agar meresap di kulit.

  “Sewaktu pertama kali bertemu dengan Jaejoongie aku mengira dia adalah perempuan yang sangat cantik, dan aku sangat senang, kupikir aku akan mendapat seorang sahabat yang akan mengerti aku, karena Appaku seorang yakuza aku tidak memiliki teman” Ujarnya.

  “Dan ternyata perempuan cantik itu adalah namja” Tawa Yunho geli.

Namja tampan itu meringis saat maskernya berkerut.
Jadi ia memutuskan untuk diam dan menahan tawanya.

Jaejoong mendengus.

  “Tapi aku tidak menyesal, aku menyayangi kalian berdua” Sambung Jessica.

  “Yaah, dan saat aku pertama kali melihatmu menyapaku, aku mengira kau adalah boneka barbie hidup, hehehehe” Sahut Jaejoong.

  “Bukan salahku kalau rambutku blonde!” Jerit yeoja itu kesal.

Hening.
Hanya terdengar suara deru nafas masing-masing.

Sampai kemudian Yunho membuka suara.

  “Saat pertama kali bertemu Jaejoongie, aku merasa hidupku akan berubah, dan ternyata aku benar, apa lagi ditambah denganmu Jess, kalian berdua seperti badut penghibur, aku tidak pernah merasa bosan lagi” Kekehnya.

  “YAA! Namja tidak berperasaan!” Jerit Jaejoong dan Jessica kompak.


TIT! TIT! TIT!


Ketiga sahabat itu segera beranjak duduk dan melepas masker masing-masing.
Jaejoong tersenyum dan menepuk-nepuk lembut pipinya yang terasa lembab dan kenyal.
Sementara Yunho meringis.
Ia membuang masker itu jauh-jauh darinya dan menatap Jessica yang kembali menyetel jam beker.

  “Joongie ah, aku tidur duluan ne? Nanti ada lingkaran insomnia di mata indahku, hehehehe” Ujar Jessica terkekeh.

Jaejoong mempoutkan bibirnya.

  “Pengkhianat! Kau selalu tidur duluan kalau kita menginap bersama!” Teriak Yunho melempar bantalnya.

Yeoja blonde itu menjulurkan lidahnya.
Ia segera berbaring dan memakai penutup matanya yang berwarna hitam dengan gambar mata berwarna merah muda.

Tidak lama kemudian ia segera terlelap.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho yang masih duduk menghadap televisi.
Keduanya hanya diam.
Keadaan mendadak canggung.
Sampai kemudian namja cantik itu berbisik pelan.

  “Aku mengantuk..”


DEG.


Yunho tertegun.
Ia menoleh memandang Jaejoong yang terlihat kelelahan.
Matanya sendu dan mengerjap pelan.

  “Kau boleh bersandar di bahuku, tapi ingat, kau tetap tidak boleh tertidur” Ujar Yunho lembut.

Jaejoong menoleh.
Nafasnya sesak.
Ia meringis dengan mata beningnya yang tampak berkaca-kaca.

  “Aku lelah Yunnie ah..Aku juga ingin tidur nyenyak seperti kalian..Tapi aku tidak bisa, setiap kali aku mengantuk aku harus mengkonsumsi obat dari dokter..” Bisiknya lirih.

Yunho tercekat.
Ada rasa sakit yang menyeruak setiap kali ia mendengar keluhan sahabat yang dicintainya itu.

  “Pejamkan matamu” Balasnya berbisik.

Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Lakukan saja, kau tidak akan menyesal” Sambung Yunho.

  “Bagaimana kau yakin aku tidak akan menyesal?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Aish, memejamkan mata bukan berarti langsung tertidur Jaejoongie”

  “Arasseo arasseo, tapi ingat! Awas kalau kau---”


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Mendadak jantungnya berdebar keras saat jemari tegas Yunho menyentuh kedua matanya dan menutupnya sekali gerak.
Omo.
Kenapa mendadak atmosfernya terasa berbeda?

  “Yun---”

  “Tutup mulutmu”

Jaejoong menghela nafas.
Ia mengangguk.

Lama namja cantik itu hanya diam dengan mata terpejam.
Sampai kemudian mendadak tubuhnya terasa seperti disengat listrik.
Perutnya sakit seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di sana.
Ketika bibir ranumnya dilumat lembut oleh bibir tebal milik namja tampan itu.

Jaejoong merasakan tubuhnya bergetar pelan.
Ia hendak membuka mulutnya untuk bersuara, namun gerakannya malah dimanfaatkan Yunho untuk menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut namja cantik itu.
Jaejoong melenguh.
Yunho menyatukan tangan kanan mereka.
Keduanya saling mencengkram erat.
Seakan menyalurkan rasa terpendam milik masing-masing.

Tangan kiri namja tampan itu meraih leher Jaejoong.
Mengusapnya dengan lembut dan memiringkan wajahnya.
Semakin memperdalam jajahan lidah nakalnya yang meliuk-liuk lembut di dalam mulut namja cantik itu.

Beberapa menit kemudian Jaejoong tercekat.
Nafasnya habis.
Ia yang lebih dulu melepaskan tautan bibir keduanya.
Suara deru nafas yang tidak teratur terdengar jelas.

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Menatap penuh tanda tanya kepada Yunho.
Namun namja tampan itu seakan tidak merespon.
Ia hanya menepuk-nepuk kepala Jaejoong dan kembali menghadap ke arah televisi.
Berusaha menyembunyikan rasa gugupnya dengan menatap layar kaca itu.
Mengacuhkan Jaejoong yang melupakan rasa kantuknya sekarang.

Oh gosh.

Yang tadi itu first kiss-nya apa kau tahu itu eoh?


-------


  “Jadwal pesawatku nanti sore”

Kalimat santai milik suara merdu nan empuk itu terdengar mengagetkan kedua namja yang sedang membaca komik bersama.
Jaejoong dan Yunho menatap lurus mata sipit yeoja blonde itu.

  “Secepat itukah?” Tanya Jaejoong setengah berteriak.

Jessica mengangguk.
Ia tersenyum kecil dan memilin ujung rambut blondenya.

  “Semakin cepat aku pergi maka semakin cepat juga aku akan kembali”

  “Tapi Jess, kalau kau pergi, nanti aku pakai masker dengan siapa?”

  “Bukankah ada Yunho? Namja tampan kita ini multitalenta ania? Ia bisa melakukan apa pun! Hahahaha~”

  “Menghias kue bersama? Menyalin tugas bersama? Dan berbelanja bersama? Kau tega padaku eoh?”

Aish.

Yeoja blonde itu menepuk kepala Jaejoong.
Ia mendengus pendek.
Membuat Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.
Yunho hanya diam.
Mata musangnya masih bergerak memperhatikan komiknya.

  “Yunho” Panggil Jessica.

  “Nee”

  “Kalau aku tidak ada jangan merindukanku ne? Hehehe~”

  “Aku akan mengutukmu kalau sampai kau melupakan kami”

  “Jeongmall? Boleh aku minta boneka Voodoo-ku nanti warnanya merah muda?”

  “Aish”

Namja tampan itu menutup komiknya.
Mata musangnya mendelik menatap Jessica yang menantangnya itu.
Mereka berdua baru saja hendak berperang mulut, namun keduluan oleh suara merdu milik namja cantik itu.

  “Kemarin aku hampir tertidur” Ujar Jaejoong pelan.

Mwo?
Yunho dan Jessica segera berbalik menatap Jaejoong.

Namja cantik itu menghela nafasnya.

  “Aku tidak kuat menahan rasa kantukku..Karyawan supermarket itu yang membangunkanku saat ia melihatku tidak bergerak”

  “Supermarket?!”

  “Aku tidur sambil berdiri, aku sendiri tidak tahu, aku tidak bisa mengontrol diriku..Untung saja karyawan bernama Jung HyunBin itu menyadarkan aku”

  “Itu sangat bahaya Joongie ah! Bagaimana kalau nanti kau naik bis dan tertidur di sana?!”

  “Makanya, setelah itu aku langsung pergi ke rumah sakit”

  “Lalu apa kata dokter?”

  “…”

  “Jaejoongie?”

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mendongakkan wajahnya menatap Yunho dan Jessica yang balas memandang penuh harap ke arahnya.

  “Aku harus menjalani rawat inap intensif, besok aku akan pindah ke rumah sakit..”


DEG.


Kedua Jung itu saling menatap satu sama lain.
Jessica mengerjapkan mata sipitnya.
Jemarinya mencengkram erat.

Gosh.

Ia sedang berusaha menahan tangisnya sekarang.
Ia tidak ingin membuat Jaejoong sedih.
Tapi mendengar hal itu dari bibir sahabatnya sendiri ikut membuatnya merasa sakit.

  “Aku akan menemanimu besok” Ujar Yunho nyaris tidak terdengar.

Sepertinya ia juga sedang berusaha menahan emosinya yang mendadak menguar saat ini.

  “Umm..Aku..Sebelum Jessie pergi, ada yang ingin kukatakan pada kalian berdua” Ujar Jaejoong pelan.

Jessica dan Yunho mengangguk.

  “Aku sangat beruntung bertemu dan bisa bersahabat dengan kalian. Kurasa setelah ini waktuku tidak akan lama lagi, aku hanya ingin berterima kasih kepada kalian sudah bersamaku selama ini, ah, satu lagi, jangan coba-coba mengganti posisiku sebagai sahabat terbaik kalian, arasseo? Kalau tidak aku akan menghantui kalian setiap malam minggu!”

Kedua Jung itu saling terdiam satu sama lain.
Mata mereka mengerjap.
Masih berusaha sekuat tenaga agar tidak mengeluarkan air mata.

Tidak.
Tidak.
Bukan itu yang ingin mereka dengar.
Sama sekali tidak.

Oh mom.

Selama ini mereka selalu berusaha membuat keributan agar Jaejoong tidak punya kesempatan untuk mengatakan hal seperti itu kepada mereka.
Tapi ternyata mereka tidak bisa menahannya lebih lama.
Cepat atau lambat namja cantik itu akan memberitahu mereka ania?

  “Kenapa kau berkata seperti itu?”


DEG.


Jaejoong dan Jessica terhenyak.
Menatap Yunho yang bersuara.

  “Kau tidak akan kemana-mana Joongie, dan kita bertiga akan selalu bersama sampai kapan pun, kami berdua ada untukmu” Ujarnya.

Jessica segera mengangguk.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia merasakan hatinya nyeri.
Ia tahu waktunya tidak akan lama lagi untuk merasakan kehangatan dari dua orang yang sangat disayanginya ini.

  “Ah”

Jaejoong tertegun saat ia merasakan pipinya basah.
Namja cantik itu mengusap pipinya dan menyeka air matanya.
Ia menatap Yunho dan Jessica yang tampak kaget.
Ini pertama kalinya mereka melihat Jaejoong menangis.

  “Mi..Mianhae..” Lirih Jaejoong terisak.

Namja cantik itu segera berbalik dan pergi meninggalkan kelas yang sepi itu.
Mengacuhkan Yunho yang masih diam menatap pintu kelas.
Mata musangnya terlihat berkaca-kaca.
Sementara Jessica sudah terisak lirih di tempatnya.


-------


  “Ingat! Jangan pernah melupakan aku!” Ujar Jaejoong setelah memeluk yeoja blonde itu.

Jessica tersenyum manis.
Ia mengangguk.

  “Bagaimana bisa aku melupakan seseorang yang mengidap penyakit insomnia berkelanjutan seperti dirimu Joongie baby?” Ejeknya terkekeh.

Jaejoong mendelik.
Ia melotot menatap Jessica.
Tapi yeoja itu tidak peduli.
Ia malah menoleh dan memeluk Yunho dengan erat.

  “Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan sebelum terlambat, aku sudah sengaja memberimu ruang, jangan sampai kau membuatku kecewa, Jung” Bisik Jessica.

Namja tampan itu sempat tertegun sejenak.
Namun kemudian ia mengangguk dan menepuk pelan punggung yeoja blonde itu.

  “Cha, kita berpisah disini, aku harus segera masuk” Ucap Jessica tersenyum lebar.

Jaejoong mengangguk.
Ia melambai kepada yeoja blonde itu.
Jessica balas melambai dan menyeret koper pink-nya.
Tapi sebelum ia benar-benar berbalik, ia melototkan matanya menatap Yunho dengan bibir yang bergerak cepat seakan memperingati namja tampan itu agar menepati janjinya.
Yunho hanya tertawa kecil dan mengangguk.

Beberapa menit kemudian punggung yeoja blonde itu tampak menghilang.
Meninggalkan kedua namja yang masih tersisa disana.

Jaejoong menghela nafasnya.

  “Sepi sekali..” Bisiknya lirih.

Yunho hanya mengangguk.
Kemudian ia menggandeng tangan namja cantik itu.

  “Nanti akan kembali ramai dua tahun lagi” Sahutnya santai.

Jaejoong mendengus.
Namun ia mengulas senyum manisnya.

Aigoo.


-------


BIP.

BIP.

BIP.


Yunho menahan nafasnya.
Mata musangnya menatap tajam namja cantik yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang rumah sakitnya.
Ia sedang membaca buku komik.
Sementara ibu jari tangan kanannya dijepit dengan jepitan monitor jantung.
Wajahnya semakin terlihat pucat dari hari ke hari.

  “Anyeong”

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Ia tersenyum manis.

  “Anyeong do~ Otte? Sekolahnya bagaimana?”

  “Aku membolos”

  “Mwo? YA! Kenapa kau kembali nakal seperti dulu eoh?!”

  “Untuk apa aku berdiam diri di kelas? Kalau hanya untuk menatap dua bangku kosong yang ada di dekat kursiku”


DEG.


Namja cantik itu tertegun.
Namun ia segera mengulas senyum manisnya.

Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Yunho beranjak dari duduknya hendak mengambil buah apel yang ada di atas meja dan mengupasnya.
Namun mendadak gerakannya terhenti saat ia mendengar suara monitor yang terdengar nyaring itu.

  “Jaejoongie!”

Namja cantik itu tersentak kaget.
Mata beningnya yang sempat tertutup terbuka dalam sekejap.
Pupilnya bergerak gelisah.

  “Ada apa?!” Jeritnya histeris.

  “Kau hampir saja tertidur!” Teriak Yunho masih panik.

Namja cantik itu tertegun.
Ia mengerjapkan matanya dan menghela nafasnya.

Kepalanya terasa pusing.

  “Kupikir apa” Gumamnya pelan.

Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia duduk di samping namja cantik itu.

  “Apa? Kau bilang apa barusan?” Tanya Yunho sarkastik.

  “Ani, aku hanya merasa kau terlalu panik barusan” Sahut Jaejoong pelan.

  “Hanya merasa? Aku benar-benar panik, Kim Jaejoong! Rasa takut menyergapku dalam sekejap!”

  “…”

  “Kau harus bisa mengontrol dirimu, ka----”

  “Tenagaku sudah habis Yunnie ah..”


DEG.


  “A-Apa maksudmu?”

  “Aku lelah, mataku terasa sakit setiap kali mengerjap..Kepalaku berat..Rasa kantukku menumpuk..Aku tidak tahan lagi..”

  “Jaejoongie!”

  “Wae? Kenapa kau marah padaku? Kenapa kau membentakku? Apa aku salah kalau aku bilang aku tidak tahan lagi?”

  “Seharusnya kau memikirkan perasaanku! Perasaan Jessica! Kami menyayangimu Jaejoongie! Kau tidak boleh pesimis seperti itu!”

  “Aku tidak pesimis! Ini nyata Yunnie ah! Ini yang aku rasakan! 12 tahun aku membuka mata, aku lelah..”

  “…”

  “Aku..Aku hanya ingin tidur..Hiks..”

  “Ssshh..”

Namja cantik itu terisak lirih.
Ia menangis di pelukan Yunho.
Sementara namja tampan itu mengusap lembut punggungnya.
Yunho mengecup pelan puncak kepala Jaejoong.

  “Aku mencintaimu..” Bisiknya lirih.

Sejenak nafas Jaejoong tercekat.
Mata beningnya membesar.
Jemarinya mencengkram punggung Yunho.

  “Aku dan Jessica sangat mencintaimu..Tapi dia lebih memilih mengundurkan dirinya, karena ia tahu kalau kau juga mencintai diriku..”

  “…”

  “Katakan padaku sekarang Joongie ah, aku ingin mendengarnya..Benarkah?”

Namja cantik itu mengangguk pelan.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Kenapa harus sekarang? Kenapa tidak sejak dulu? Apa kau sengaja ingin menunggu waktuku menipis dulu baru kau jujur padaku?” Isak Jaejoong.

  “Aku hanya tidak ingin merusak hubungan kita bertiga..” Sahut Yunho pelan.

Namja cantik itu menarik nafasnya.
Ia semakin menyurukkan wajahnya di dada bidang Yunho.

  “Aku juga mencintaimu Yunnie ah..Rasaku sama seperti milikmu..”

  “…”

  “…”

  “Yunnie..”

  “Kau mengantuk?”

  “Ne..”

  “Kau boleh tidur sekarang..”

  “Hiks..”

  “Lepaskan semua bebanmu..Rajut mimpimu..Aku akan selalu disini menjagamu..”

Namja cantik itu mengangguk.
Ia mempererat pelukannya di tubuh Yunho.
Kemudian ia melepas pelukan mereka dan mengecup lembut bibir namja tampan itu.

Yunho memejamkan matanya.
Ia balas melumat manis bibir ranum yang basah itu.
Jaejoong melenguh.
Ia memiringkan kepalanya.
Mencoba melakukan lebih dari yang ia bisa.

Sampai beberapa menit kemudian mereka berdua menghentikan ciuman.
Jaejoong mengatur nafasnya.
Ia mendongak menatap Yunho.
Namja tampan itu tersenyum lembut padanya.
Seakan ingin menguatkan dirinya.

Jaejoong membaringkan tubuhnya perlahan.
Ia menggenggam satu tangan Yunho dengan erat.
Dan perlahan mata beningnya terpejam.

Mendadak suasana terasa hening.

Yunho menahan emosinya yang menggebu saat ini.
Jemarinya yang bergenggaman dengan tangan Jaejoong bergetar hebat.

Namja cantik itu tampak tenang.
Pejaman damainya sama sekali tidak terusik dengan suara nyaring dari monitor jantung itu.

Bunyi ‘tit’ panjang terdengar terputus-putus.
Sampai kemudian grafik berwarna hijau itu membentangkan sebuah garis lurus tanpa henti.
Dengan suara nyaring yang seakan memekakkan telinga.

Tidak lama kemudian terdengar suara derap langkah berlarian.
Para dokter dan suster berdiri di ambang pintu.
Mereka terdiam.

Menatap Yunho yang berlutut di samping ranjang Jaejoong.
Jemarinya menggenggam erat tangan yang masih terasa hangat itu.
Ia menundukkan wajahnya.
Menangis selantang mungkin.
Menumpahkan air mata yang selama ini tertahan di lubuk hatinya.

Mengacuhkan ponselnya yang berkedip memperlihatkan laporan pengiriman pesan kepada sahabatnya yang sudah berada di negeri menara jam itu.

  To: Jessie Jung

Pengkhianat.
Janjimu untuk kembali menemui Jaejoongie nanti tidak akan pernah bisa kau tepati.

Karena dia sedang tertidur damai sekarang.
Terlelap melampiaskan rasa kantuknya untuk yang pertama kalinya selama ia hidup.

Aku menunggumu di hari pemakaman nanti..


SEND!


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

5 komentar:

  1. Authornya kejam -_-" Saya nangis sampe banjir" ini... Tanggung biaya beresin rumah saya (?)
    Miris bayanginnya... Apalagi Yunho di saat terakhir itu... Berkesan lemah yang nusuk (?)
    Udah deh.. kacau bahasanya.. hahaha -.-

    BalasHapus
  2. Cerita yang pada akhirnya sad ending, bener2 bagus..

    BalasHapus
  3. ceritanya gilaaaa.... gillaaaaaaaa... sampe ga bisa berenti nangis. Baru pertama kali baca ff dengan cerita penyakit yang belum pernah ada T.T DAEBAAAAKKKK!!!!

    BalasHapus
  4. gue gak rela... huwaaa.... 😭😭😭

    BalasHapus
  5. gue gak rela... huwaaa.... 😭😭😭

    BalasHapus