This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SWEET EGO


Tittle: SWEET EGO

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-hurt-cakar dinding


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Apa kau selalu kembali saat namamu dipanggil?”

.
.
.

Namja berwajah kekanakan yg baru saja kembali ke dalam dapur Restoran La Pomme bersama sepiring Kimchi pedasnya itu bersiul dengan santai.
Namun sedetik kemudian siulannya itu berhenti dalam sekejap.
Ketika mata sipitnya menangkap sang Leader Chef yg berjalan menuju dirinya dengan tampang penuh emosi.

  “Shim Changmin, kau tahu ini apa?” Tanya Yunho menatap tajam piring yg ada di tangan pelayan itu.

Changmin menelan salivanya.

  “Ne Leader-ssi, ini Kimchi pedas” Sahut Changmin bergetar.

Yunho menyeringai.
Ia mengangguk.

  “Kau benar, tapi kenapa Kimchi ini masuk ke dapur, bukannya keluar hmm?”

  “Le..Leader-ssi, pemesannya mengembalikan makanan ini”

  “Mwo??”

  “N..Ne..Katanya Kimchi ini terasa manis, dan Kimchi asli rasanya tidak manis, Ia bilang Restoran kita adalah Restoran palsu”


GRT.


Yunho menahan emosinya mati2an.
Ia menggertakkan giginya tajam.
Membuat seluruh Chef yg ada di sana bergetar di tempat.


BRAK!


Yunho membanting kasar pintu dapur itu.
Ia berjalan menuju meja nomor 12 dengan sepiring Kimchi yg ada di tangannya.

  “Mianhae Nona, kau yg memesan Kimchi ini?” Tanyanya sopan.


Namja cantik yg sedang berbincang dengan temannya itu tertegun kaget.
Ia menoleh dan menaikkan alisnya menatap Leader Chef yg tampan itu.

  “Ne” Sahutnya tersenyum.

  “Boleh aku tahu apa masalahnya?” Tanya Yunho lagi.

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia hanya diam menatap Yunho.

  “Pertama kali ke London hmm? Dari Korea?”

Namja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum manis.

Yunho berdecih mengejek.

  “Apa kau tak merasakan cita rasa negeri kita dari masakan ini eoh?”


DEG.


Namja cantik itu mengangkat wajahnya.

  “Bagaimana caramu membuat Kimchi sendiri huh?”

  “Mwo?”

  “Jika kau tak bisa merasakan cita rasa negeri kita dari masakan ini, katakan padaku bagaimana seharusnya kami membuat masakan ini”

Namja cantik itu hanya diam menatap Yunho.

  “Dengar Nona, dalam sejarah kami, sejak Restoran ini dibuka, belum pernah ada satu pun masakan yg masuk kembali ke dalam dapur, jadi menurutku, Kimchi Restoran La Pomme adalah yg terbaik”

Namja imut yg duduk bersama namja cantik itu menaikkan alisnya tidak percaya.
Oh gosh! Namja tampan ini benar2 ber-ego tinggi kau tahu itu??

  “Come on! Kita pergi dari sini!” Ujar namja imut itu seraya menarik tangan namja cantik itu pergi.

Yunho hanya diam mengernyitkan dahinya.
Aish.


-------


Namja tampan itu sedang berjalan pelan mengawasi para Chef yg sedang memasak hari ini.
Suasana riuh.
Seluruhnya terlihat sangat sibuk.

Sampai kemudian Changmin si pelayan kembali memasuki dapur dengan sepiring Kimchi di tangannya.
Sontak mereka semua berhenti bergerak.
Menatap diam Yunho yg berjalan menghampiri Changmin.

Namja berwajah kekanakan itu menahan nafasnya.
Sementara Yunho mengambil sendok yg ada di piring itu dan memakan Kimchi pedas itu.

  “Daging yg di bakar dengan matang dalam suhu 50 derajat celcius, sesendok bumbu pedas dengan balutan daun selada dua lembar, di bungkus dalam memakai daun kol yg dipanggang di dalam oven selama setengah menit, di celupkan ke dalam bumbu cabai pedas cair yg segar” Ujar Yunho setelah mengunyah.

Hening.

  “Dan tanpa gula” Bisik Yunho tajam.

Changmin menggigit bibir bawahnya.

  “INI ADALAH KIMCHI PEDAS TERLEZAT DI SELURUH DUNIA!” Teriak Yunho.

  “Le..Leader-ssi---”

  “HANYA LIDAH YG MATI RASA YG MENOLAK KIMCHI PEDAS BUATAN KITA!”

  “T..Tapi Leader-ssi, masalahnya adalah, ini bukan Kimchi yg dibuat oleh kita”

  “M..Mwo??”

  “Kimchi ini adalah kiriman dari seseorang, untuk anda Sir


DEG.


Mata musang itu mengerjap pelan.
Yunho menaikkan alisnya.

Ia mendorong bahu Changmin dan berlari keluar Restoran.
Sontak dadanya berdebar ringan.
Menatap sosok cantik yg melangkah tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Namja cantik itu menolehkan wajahnya ke belakang.
Membuat mata musang Yunho membulat.

  “I’m a man, Sir” Kekehnya geli.


DEG DEG DEG.


Yunho tidak bereaksi.
Ia hanya diam seperti orang bodoh menatap namja cantik yg kembali melangkah itu.
Berjalan jauh meninggalkan Restoran Korea dengan nama aneh miliknya.
Yunho menunduk.
Ia menyentuh pelan dada kirinya.

Gosh.


-------


  “Jadi, katakan padaku, siapa yg telah membuat Kimchi manis itu huh?”

Tidak ada yg menyahut.
Mereka semua saling menunduk dalam.

  “Yoochun! Apa kau pelakunya?!” Bentak Yunho.

  “Aniya! Bukan aku!” Jerit Chef muda itu takut.

Yunho menajamkan mata musangnya.
Ia melirik Eunhyuk yg salah tingkah di tempatnya.


TAP TAP TAP.


Seluruh Chef menelan saliva.
Menatap takut Yunho yg berjalan mendekati Eunhyuk.

  “Eunhyuk Lee, apa ini?” Tanya Yunho seraya menunjuk dua botol yg berdampingan di kounter dapur milik namja itu.

Namja berambut blonde itu menggigit bibir bawahnya yg bergetar.

  “Gula dan garam, Sir” Sahutnya lirih.

Hmp.
Yunho menyeringai kecil.

  “Bagaimana kau bisa tahu yg mana garam dan yg mana gula eoh?”

  “Ung..Te..Tentu saja Sir, aku bekerja dengan mereka setiap hari..”

Hoh.
Yunho mengangguk.
Ia memicingkan mata musangnya yg tajam.
Menatap satu potret kecil bergambar sesosok yeoja cantik berambut ikal yg tersemat di atas kounter dapur milik Chef berambut blonde itu.

  “Nuguseyo?” Tanya Yunho lagi.

  “Tu..Tunanganku, Sir” Sahut Eunhyuk pelan.

  “Dia di Korea?”

  “Ne..”

  “Kalau begitu kau pasti rindu sekali padanya hmm?”

  “Ne Sir

  “Well, apa yg kau lakukan saat kau rindu padanya?”

  “Aku..Memandang fotonya Sir

  “Begitukah? Kau memandang fotonya?”

Namja berambut blonde itu mengangguk.
Jantungnya berdebar2 keras.

  Right, sekarang coba lakukan ini, pandang fotonya seraya memasukkan garam ke dalam masakanmu”

  “N..Ne? Sir??”

  “Sekarang, Eunhyuk Lee!”

Eunhyuk mengangguk.
Ia menatap foto tunangannya yg berambut ikal itu seraya menggerakkan tangannya yg bergetar hebat untuk mengambil sesendok garam di dalam botol yg bersebelahan dengan botol gula.

Yunho hanya diam mengamati.


GREPP!


Eunhyuk tersentak kaget.
Ketika Yunho menahan tangannya secara tiba2 dan mencolek sedikit dari isi sendok yg ada di genggamannya itu.

Hmp.

Yunho tersenyum mengejek.
Ia menaikkan alisnya.

  “Ternyata rasa garam jaman sekarang manis, eh?” Ujarnya sarkastik.

Eunhyuk menunduk dalam.

  “Well, kapan kau akan kembali ke Korea untuk menemui tunanganmu yg ada di foto itu?”

  “Si..Sir??”

  “Penerbangan menuju Korea paling awal adalah besok, pukul 10 pagi”

Yunho menoleh.
Membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan dapur.

  Si..Sir! Aku minta maaf Sir! Huks..Sir!”

Para Chef dan pelayan yg berada di dalam dapur itu saling menatap Eunhyuk dengan sendu.
Mereka menepuk bahu Chef muda itu mencoba menyemangatinya.

Gosh.

Yunho benar2 tidak bisa diajak kompromi.


-------


ZZZZRRSSHHH..


  “AISH!”

Namja cantik yg sedang berjalan santai itu sontak mempercepat langkahnya.
Berlari menuju sebuah toko buku yg memiliki teras.
Melindungi dirinya dari hujan deras yg mendadak mengguyur kota London.

Dan well, di saat yg bersamaan terlihat sosok tampan dengan seragam Leader Chef-nya berjalan dengan payung hitamnya.
Mata musangnya menatap malas jalanan yg mulai becek.
Tapi sedetik kemudian sebuah kilatan kaget bersinar dalam matanya ketika ia menatap sosok cantik yg sedang berteduh di depan toko buku La Ringo itu.

Hmp.

Yunho menarik senyumnya.

  “Hujan di London memang selalu sulit ditebak, maka dari itu aku selalu membawa payung”

Eoh?

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Menatap Yunho yg berdiri di hadapannya saat ini.

  “Apa?” Tanya namja cantik itu datar.

Yunho mengerutkan dahinya.

  “Apakah aku harus memberimu undangan terlebih dahulu agar kau mau dipayungi?” Tanyanya ketus.

Hmp.

Namja cantik itu menahan senyumnya yg hampir melengkung lebar.
Ia hanya berdecih dan melangkahkan kakinya berdiri di samping Yunho.
Ikut berteduh di bawah payung berwarna hitam itu.

  “Jadi, ada yg ingin kau katakan padaku?” Tanya namja cantik itu tersenyum kecil.

  “What? Oh, Um..Yeah, kau tahu, ini London, ada banyak tempat menarik untuk dikunjungi” Ujar Yunho gugup.

  “Kau tahu, namja imut yg bersamaku waktu itu di Restoranmu, namanya Kim Junsu, dia sepupuku, dan dia merekomendasikan La Pomme untuk kudatangi”

  “Lalu, kenapa kau mau membuang2 waktumu untuk mengirimkan Kimchi pedas itu kepadaku?”

Namja cantik itu terkekeh manis.
Ia mendongak menatap Yunho.

  “Apa rasa Ego-mu terluka?”

  “Mwo??”

  “Ego, Ego-mu”

  “Ego? Aku? Ego-ku?”

Namja tampan itu terlihat bingung.
Ia tidak menerima ucapan polos yg dilontarkan namja cantik itu padanya.
Tapi ia bingung harus membalas dengan apa, AISH.

  “Uhm, well, kalau aku punya Ego, kenapa aku harus mengundangmu untuk minum coffee di Restoranku?” Ujar Yunho tiba2.


DEG.


Namja cantik itu tersentak kaget.
Sontak ia menghentikan langkahnya dan menatap bangunan mewah yg ada di hadapannya saat ini.

La Pomme.


-------


  “Hei, lihat! Leader-ssi bersama seseorang di meja nomor 5!” Ujar Changmin histeris.

Membuat seluruh Chef yg ada di dapur itu saling berebut mengintip dari jendela pintu dapur.

  “Hmp, kita beruntung sekali ani? Hari ini kita akan mendengar sesuatu yg tidak pernah di dengar siapa pun di Restoran ini” Kekeh Yoochun geli.

Minho menaikkan alisnya.

  “Oh well! Permintaan maaf dari mulut seorang Jung Yunho, tentunya!” Ujar namja chubby itu.

Seluruh Chef yg ada di sana saling mengangguk.
Mereka tertawa geli dan bertepuk tangan untuk sejenak.

Sementara Shim Changmin, sang pelayan utama, sudah melangkah menuju meja nomor 5 dan menuangkan dua gelas coffee di sana.

Yunho hanya diam menatap kagum wajah cantik yg ada di hadapannya sejak tadi.

  “Kenapa kau bisa datang ke London?” Tanya Yunho akhirnya.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Ia tersenyum manis.

  “Well, tiket pesawat turun, dan turis berbondong2 datang ke sini” Gumamnya lembut.


TREK.


Changmin sudah selesai menuang coffeenya.
Ia ikut terdiam memperhatikan wajah cantik itu.

  “Terima kasih” Ujar Yunho menatap tajam namja berwajah kekanakan itu.

Changmin hanya mengangguk.
Membuat Yunho menggeram kesal.

  “Terima kasih artinya adalah pergi, Shim Changmin” Bisik Yunho tajam.

Namja berwajah kekanakan itu terkesiap.
Ia segera mengangguk dan beranjak dari meja itu.

Sementara namja cantik itu tersenyum geli seraya menaruh beberapa kotak kecil gula ke dalam coffeenya.

  “Kau menaruh gula?” Tanya Yunho.

  “Aku suka gula” Sahut Namja cantik itu.

  “Gula merusak rasa coffeenya”

  “Hmp, gula tidak pernah merusak rasa coffeenya, Sir, gula hanya merusak rasa dari Kimchi pedas”

Oh well.

Yunho tahu namja cantik itu sedang memancingnya agar ia mengucapkan permintaan maaf sekarang juga.

  “Jadi, apa alasanmu terbang ke London hmm? Kau mempunyai masalah pribadi?”

  “Huh?”

  “Yah, kau tahu, seperti masalah pribadi, misalnya?”

  “Masalah pribadi seperti apa?”

  “Seperti masalah pribadi”

  “Oh come on Sir! Aku tanya, masalah seperti apa?”

  “Ck, itu privasi kan? Aku tidak bisa mengatakannya secara langsung!”

  “Ani, aku ingin mendengarnya, beritahu aku”

  “Well, kau yg memaksa, hmm, masalah pribadi, seperti putus hubungan dengan kekasih?”

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Ia tertawa geli.
Membuat namja tampan yg ada di hadapannya itu semakin terpesona padanya.

  How can you said that huh? Putus hubungan dengan kekasih? Hahahahaha”

  “Matamu”

  “Eh?”

  “Mata beningmu yg mengatakan semuanya, Eyes never lies, You know that?”


DEG.


Sontak bibir cherry itu terkatup rapat.
Namja cantik itu menarik senyum kecutnya.

  “Well yah, kurasa sudah saatnya aku pulang, Junsu pasti menungguku” Ujar Namja cantik itu seraya beranjak dari duduknya.

Yunho ikut bangun.
Ia menemani namja cantik itu melangkah sampai pintu depan.

  “Hmm, dan omong2, jika aku punya Ego, maka aku tidak akan meminjamkan payungku kepadamu” Ujar Yunho seraya menyerahkan payung hitamnya.

Namja cantik itu terdiam.
Ia melirik hujan yg belum reda dari jendela.
Kemudian ia tersenyum dan meraih payung itu.

  “Kau tahu? Saat akan pulang, jika kuberikan payungku pada pelanggan, maka ia harus kembali ke Restoranku, setidaknya satu kali untuk mengembalikan payungku. Right?” Ujar Yunho tersenyum gugup.

Eoh?

Namja cantik itu tertawa kecil.
Ia membuka payung itu dan melangkah menerobos hujan.
Menoleh pada Yunho yg terdiam di sana.
Namja cantik itu tersenyum kecil.

Sementara para Chef yg berada di dapur kembali bergosip.
Changmin mengernyitkan dahinya menatap Yoochun.

  “Kau lihat? Leader-ssi memberikan payungnya kepada namja cantik itu, bagaimana kalau ia tidak mengembalikannya lagi?”

Yoochun hanya terkekeh.

  “Kau punya tinggi badanmu yg kelewatan itu, Changmin ah!”

  “Apa maksudmu??”

  “Jual saja setengah dari tinggi badanmu ke museum London dan belikan payung baru untuk Leader-ssi! Hahahahaha”

Aish!

Changmin mengerucutkan bibirnya kesal.

  “Kau tahu Changmin ah?” Ujar Yoochun tersenyum.

  “APA?!” Sahut namja berwajah kekanakan itu ketus.

  “Ketika seorang Pria memberikan payungnya kepada seseorang, itu artinya ia telah membuka dunianya terhadap orang itu”

  “Omo, itu sangat romantis”

Yeah, Yoochun memutar bola matanya dan menepuk punggung pelayan itu.


-------


Hari ini Yunho terlihat sangat bersemangat.
Ia tidak pernah bisa berhenti untuk tersenyum sejak tadi.
Membuat para Chef dan pelayan yg ada di Restoran itu mengernyitkan dahi mereka bingung.

Ah, Leader-ssi telah jatuh cinta hum?

  Sir! Dia datang!”

Yunho tersentak kaget.
Ia segera berlari menuju pintu Restoran.
Namun langkahnya mendadak terhenti ketika melihat sosok berlesung pipi yg berdiri di samping namja cantik itu.

  “Hei” Sapa Yunho datar.

Mata musangnya memicing tajam menatap Siwon.

  “Ah! Sir! Ini, payung---”


GREP!


Namja cantik itu tersentak kaget.
Yunho menyambar payung yg diserahkannya tanpa kalimat.
Kemudian ia segera berjalan meninggalkan namja cantik itu dan Siwon di sana.

  “Kka, Wonnie ah!” Ujar namja cantik itu seraya menarik tangan Siwon.

Yunho menggertakkan giginya kesal.

Namja tampan itu melangkah penuh emosi ke dapur.
Ia hanya diam di sana dan menatap tajam kedua namja yg duduk di meja nomor 12 itu.

Mereka terlihat sangat bahagia satu sama lain.
Sesekali namja cantik itu tertawa karena sesuatu yg dikatakan namja berlesung pipi itu.
Namun tidak lama.
Ketika mereka telah menghabiskan makanan dan ber-toast, namja berlesung pipi itu tampak menundukkan wajahnya selama namja cantik itu berbicara.


DEG.


Jantung Yunho terasa mencelos.
Ketika jemari lentik milik namja yg dicintainya itu menyentuh tangan Siwon dan mengusapnya dengan lembut.
Wajah Yunho tampak memerah emosi.
Rahangnya mengeras.

Ia mengepalkan kedua jemarinya.


-------


Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia hendak beranjak dari duduknya dan menghentikan gerakannya ketika melihat Yunho berdiri tepat di hadapannya.
Namja tampan itu terlihat tidak senang.

  “Hei, makanannya lezat sekali” Ujar namja cantik itu terkekeh.

Yunho hanya menyahutnya dengan datar.

  “Aku tahu”

  “Bagaimana kau bisa tahu?”

  “Aku bisa melihat kesenangan dari matamu”

Omo, namja cantik itu menaikkan alisnya.

  “Dan menurutmu itu karena hidanganmu hmm?”

  “Well, mungkin saja karena namja yg baru saja pergi meninggalkanmu tadi”

  “Yah, ia orang yg sibuk, tidak mungkin kan ia menghabiskan waktunya seharian penuh di Restoranmu?”

  “Kalau begitu, di mana ia tidak sibuk?”

  “Karena aku ingin tahu tentang hal itulah makanya aku membawa Siwon kesini dan berbicara padanya”

  “Siwon?”

  “Hum, Siwon, nama yg bagus bukan?”

  “…”

  “Dia kekasih sahabatku”


DEG.


Yunho melebarkan mata musangnya.
Sementara namja cantik itu terkekeh.

  “Well, ia dan Kibum, sahabatku sedang bertengkar, dan aku memutuskan untuk memberi saran padanya” Ujar namja cantik itu seraya berjalan menuju pintu Restoran.

Yunho terdiam.
Ia menoleh dan menarik senyum manisnya.
Senyum yg selama ini tidak pernah terlukiskan di bibir tebalnya.

Namja tampan itu berjalan menyusul namja cantik itu.

  “Ah, gerimis!” Ujar namja cantik itu lirih.

  “Jadi, saran apa yg kau berikan pada namja itu?” Tanya Yunho berdiri di samping namja cantik itu.

  “Ah---”

  “Kau tahu? Aku tidak pernah menerima saran, aku selalu memberi saran”

  “Hmm?”

  “Dan saranku adalah, jangan pernah mengembalikan payungku”

Namja cantik itu tertegun.
Menatap payung yg diserahkan Yunho padanya.
Ia tersenyum manis mengambil payung hitam itu.

  “Mm, aku harus punya alasan untuk datang kesini bukan? Bagaimana aku bisa kalau payungnya----”

  “Ada banyak alasan di menu Restoran kami”

  “Tidak semua alasan ada di menu itu, Sir

Oh well.
Yunho hanya tersenyum manis.

  “Kau tahu? Satu yg selalu terpikir olehku, kenapa kau tidak pernah bertanya padaku?” Tanya namja cantik itu tiba2.

  “Tanya apa?”

  “Yeah, menanyakan satu pertanyaan kecil”

  “Aku tidak bertanya, kau yg menanyakan”

  “Kau yakin?”

  “Hm, aku tidak tahu harus menanyakan apa”

Namja cantik itu tertawa.
Ia membuka payung hitam itu dan menatap dalam mata musang yg tajam itu.
Seakan ingin menguncinya rapat2.
 
  “Siapa namamu, Sir?”

Eoh?

Yunho tertawa renyah.
Membuat namja cantik itu kembali tertawa bersamanya.

Right!

Selama ini mereka berbincang banyak dan cukup dekat, tapi sama sekali tidak mengetahui nama masing2.

  “Yunho, namaku Jung Yunho”

Hmp.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia menyunggingkan senyum manisnya.

  “Dan aku Jaejoong, Kim Jaejoong”

  “Hm, besok malam akan ada pertunjukan teater yg bagus, Piccadilly Circle, kau harus menontonnya, jam delapan malam”

  “Ngg”

  “Well, kau bisa mengembalikan payungku besok malam, di teater”

  “Apa maksudmu?”

  “Kau tahu, teater, jam delapan malam”

Oh shit.
Bagaimana cara mengatakannya??

  “Maksudnya?”

  “Jam delapan malam, besok, teater Piccadilly Circle, kenapa kita tidak pergi bersama?”

  “Eoh? Kau ingin mengajakku pergi bersama?”

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia tampak marah.

  “Apa kau selalu berkata seperti itu pada orang yg kau anggap menarik, Yunho ah?”

  “Ne?”

  “Apa ada papan bertulis ‘Single’ di dahiku eoh??”

  “…”

  “Hanya karena aku ramah, maka kau bisa seenaknya mengajakku kencan?”

  “Jae---”

  “Kita pergi bersama, makan bersama, lalu tidur bersama, menjijikkan!”


DEG.


Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menatap tajam namja tampan itu.

  “Kau tidak akan terlambat kan?” Tanyanya lirih.

Yunho sontak mengangkat wajahnya.
Ada kilat senang di matanya.

  “A..Ada tempat sampah di samping teater itu..Kau bisa membuang payungku di sana kalau aku terlambat! Dan aku akan mengambilnya sendiri”

Hmp.

Jaejoong tersenyum geli.


-------


Yunho berlari kencang dari Restorannya.
Oh shit.
Apakah ini malam tersialnya?

Pengunjung Restoran membludak dan membuatnya terjebak di dalam sana.
Dan sekarang apa?

Hujan deras kembali mengguyur kota London!

  “Hh..hh..hh”

Mata musang itu menyipit.
Menatap sosok cantik yg berdiri di tengah derasnya hujan.
Yunho semakin mempercepat larinya.


TAP!


Nafas namja tampan itu terengah.
Ia menumpu kedua lututnya dengan tangan dan menatap namja cantik yg menundukkan wajahnya itu.
Gosh.
Ini sudah jam sepuluh malam.
Dan ia membuat Jaejoong menunggunya selama dua jam!

  “Payungmu ada di tempat sampah, kau terlambat” Gumam Jaejoong dengan suaranya yg bergetar.

Yunho menelan salivanya.
Namja cantik itu tampak sangat kedinginan.

Of course, Jung Yunho!
Dan itu semua karena kau!

  “Terima kasih untuk teaternya” Lirih Jaejoong melangkahkan kakinya.

Yunho membesarkan mata musangnya.
Ia hanya diam menatap punggung basah yg bergetar itu.
Jaejoong melangkah menjauhi Yunho.

  “Hei!”


TAP.


Namja cantik itu menghentikan langkahnya.
Ia berbalik menatap Yunho.

  “Apa kau selalu kembali saat namamu dipanggil?”

  “Huks..”

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia mengusap wajahnya dan berlari menuju Yunho.


GREPP!


Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia balas memeluk erat tubuh rapuh itu.

  “Kau membuatku menunggu lama! Pabo!”

  “…”

  “Kau menyebalkan! Apa Ego-mu selalu setinggi itu eoh?! Mana permintaan maafmu?!”

  “…”

  “Maaf tidak pernah merendahkan seseorang, Sir!”

  “…”

  “YYA! YUNHO AH!!”

  “Seharusnya aku mengatakan ini sejak dulu, sejak kau mengirimkan Kimchi itu padaku”

  “Hiks..”

  “Maaf..”

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya tersengguk menumpahkan tangisnya.

Jemarinya mencengkram erat jaket Yunho.

  “Kau namja paling menyebalkan yg pernah ada! Bodoh! Moron! Angkuh! Dan Ego-mu setinggi langit! Aku bingung apa yg membuatku bisa tertarik padamu..Aku tidak tahu apa yg membuatku bisa jatuh cinta padamu..Hiks..”

  “Aku juga mencintaimu”

  “Aku tahu kau cemburu saat melihatku bersama Siwon!”

  “Aish”

Namja cantik itu melonggarkan pelukannya.
Ia menatap Yunho dengan mata beningnya yg basah dan memerah.

  “Tapi kalau aku tidak memiliki Ego yg tinggi kau tidak akan pernah tertarik padaku ani?”

  Sometimes your Ego’s look so sweet, Sir

  “Well, aku anggap itu pujian untukku”

Namja cantik itu tertawa kecil.
Ia menjinjitkan kakinya dan mengecup bibir tebal itu.

  “Kurasa kita butuh tempat untuk menghangatkan diri” Ujarnya.

  “Apertemenku cukup dekat dari sini, dan aku bisa menghangatkanmu” Sahut Yunho terkekeh.

Aish.

Namja cantik itu menyunggingkan senyum malunya.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

2 komentar:

  1. SHELLA EONNII XDDD HAIII!! ._.
    Karakter YH di sini arrogant dan bener-bener-minta-di-pites. Bener ga? #timpukin YH
    Tapiiiiiiiiiiii itu kerennya~ dan YH berhasil mempertahankan sifatnya itu sampai akhir, meski sifat itu jelek, toh akhirnya sweet aka bahagia juga.
    Amazed by JJ’s chara, that could holding YH’s bad-manner-so-that-I-wanna-kill-him-sudden! Wkwkw XD
    Banyak heartbeatnya baca FF ini, karena penjelasannya yang tidak gamblang (dan itu justru titik keasyikannya)
    Keep writing ya eon!
    Ohya, jujur saja saya sedikit kesulitan membaca dari blog ini karena entah kenapa gabisa di klik kanan pada link-link yang tersedia. Apakah eonni memposting di lain tempat juga?
    Ditunggu balasannya di zanira.wh13@yahoo.co.id ya eonnnn XD ^_^
    Ohya lagi(?) ._. koreksi dikit ya eon…eeung, kalau bisa pengulangan kata menggunakan pemisah strip yang benar, seperti : benar-benar. Tadi aku baca beberapa pakai angka ‘2’ : benar2. Memang bukan hal fatal, tapi alngkah baiknya jika penulisanya sesuai EYD ^_^

    BalasHapus
  2. Endingnya manis sekaliiii.. Saya suka saya suka! :D good job author Shella, keep writing the sweetest stories of Yunjae yaaa.. Gumawoyo.. YUNJAE IS REAL!!! :D

    BalasHapus