Tittle: SUMMER IN
SEOUL
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT #1
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Panas adalah..Cinta yang gersang namun manis..
.
.
.
Sosok cantik itu tampak mengerjapkan mata beningnya yg
melengkung karena ia sedang tersenyum.
Jemarinya membenarkan kausnya yang sedikit kusut
karena ia duduk di tangga saat ini.
Pandangannya fokus.
Menatap sosok tampan yang sedang membaca koran di sofa
ruang tengah.
Ah, benar-benar tampan.
Paras tegasnya yang angkuh.
Tubuh besarnya yang kekar.
Sorot matanya yang tajam.
Rambut cokelatnya yang mempesona.
Dan seragam militernya yang tangguh.
Jaejoong menghembuskan nafasnya pendek.
Ia benar-benar beruntung bisa memiliki sosok tampan
ini.
Jung Yunho, Letnan Angkatan Darat yang dipuja banyak
wanita, telah memilihnya untuk menjadi pendampingnya seumur hidup.
Namja cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Ah, ia tidak akan pernah bisa bosan untuk memandang
sosok tampan itu setiap detiknya.
Jaejoong terlalu mencintai suaminya yang satu ini.
Baginya Yunho terlalu sempurna, terlalu sempurna untuk
menjadi kekasihnya.
Sampai terkadang ia merasa ciut.
Tapi ia tidak pernah mundur untuk ragu.
Karena ia tahu, namja tampan yang sedang duduk membaca
koran di sana itu, juga sangat mencintai dirinya.
SRET.
Eoh?
Namja tampan itu bergumam kecil.
Menaikkan alisnya menatap istri tercintanya yang
sedang duduk di anak tangga.
Memandang Jaejoong yang masih memperhatikan dirinya.
Yunho tersenyum.
Membuat Jaejoong balas tersenyum.
Sosok cantik itu terlihat sangat indah.
Padahal ia hanya mengenakan kaus abu-abunya yang
longgar.
Tapi helaian rambut almond yang tampak bergoyang
lembut itu membuat parasnya terlihat semakin cantik.
Mata beningnya yg bulat.
Bibir cherrynya yang manis.
Dan tubuh mungilnya yang hangat.
Mata musang itu mengerjap pelan.
Gosh.
Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki sosok cantik
itu.
Kim Jaejoong, desainer terkemuka di Seoul yang selalu
dikejar para penggemarnya, telah tersenyum manis menerima lamarannya beberapa
bulan yang lalu.
Ah, Yunho tidak akan pernah bisa membayangkan dirinya
tanpa namja cantik ini.
Ia terlalu mencintai Jaejoong.
Baginya, Jaejoong terlalu indah, terlalu indah untuk
menjadi pendampingnya.
Sampai terkadang ia merasa lemah.
Tapi ia tidak pernah takut untuk ragu.
Karena ia tahu, namja cantik yang sedang duduk di anak
tangga itu juga sangat mencintai dirinya.
“Kenapa kau
duduk di sana, sayang?” Tanya Yunho semakin tersenyum.
Jaejoong tertegun.
Ia menutup wajahnya yang mulai merona.
“Jangan
tersenyum seperti itu Yunnie, aku bisa meleleh” Ujar Jaejoong bergumam.
Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri kekasihnya.
Mengusap lembut rambut almond yang lembut itu dan
mengangkat kedua kaki Jaejoong agar melingkar di pinggangnya.
Kemudian ia berdiri dan menggendong namja cantik itu
dari depan.
Satu tangannya terulur untuk menjauhkan jemari lentik
yang menutupi wajah cantik itu.
“Jangan
seperti itu sayang, aku jadi takut untuk menciummu, bisa-bisa nanti kau lenyap
tanpa bekas” Kekeh Yunho geli.
Aish.
Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.
Mata beningnya menatap tajam mata musang itu.
Membuat Yunho tidak tahan untuk mengecup hidung
tegasnya.
“Aku
mencintaimu Yunho ah” Bisik Jaejoong lirih.
Yunho mengecup lembut pipi Jaejoong.
Ia balas berbisik.
“Aku lebih
mencintaimu, Jaejoongie”
Namja cantik itu mengulurkan lengannya memeluk leher
Yunho.
Sementara namja tampan itu sudah meraup bibirnya.
Menghisapnya dengan lembut dan sedikit menuntut.
Sampai Jaejoong meringis karena nyeri.
Tangan Yunho yang berada di punggung Jaejoong mulai
bergerak nakal.
Menyusup ke
dalam kaus longgar itu dan meremas lembut kulit halusnya.
Jaejoong melepas tautan bibir mereka.
Ia tertawa kecil.
“Tidak sabaran
sekali eoh?”
“Aku tidak
akan pernah bisa sabar kalau menghadapi dirimu, sayang”
“Aku atau
tubuhku huh?”
“Keduanya
terlihat sama di mataku, masih tetap Jung Jaejoong yang manis itu ania?”
“Aigoo”
Yunho ikut tertawa.
Ia merebahkan Jaejoong di atas sofa.
Mengangkat kedua tangan kekasihnya ke udara dan
melepas kaus longgar itu dari tubuh mulusnya.
“Hrrmmhh”
Jaejoong memejamkan matanya.
Mengerang lirih merasakan hisapan-hisapan Yunho di
permukaan kulitnya.
Menghisap kasar lehernya, meninggalkan tanda di sana.
Jemari Jaejoong terulur mencengkram rambut cokelat
Yunho.
Meremasnya sesekali, membuat namja tampan itu terlihat
semakin seksi.
“Aahhh, hmmhh”
Bibir Yunho berhenti di dada bidang kekasihnya.
Menghisap tonjolan di sana dengan kasar.
Sesekali ia mengulumnya dan menggigitnya tidak
sabaran.
Jaejoong menahan nafasnya.
Tidak, ia tidak akan sanggup menahan sensasi
memabukkan ini.
“Yu..Yunnhh..”
“Hmm?”
“Kkkhh..Kau
bisa terlambat, beruang nakal”
“Wae? Tidak
akan ada yang marah kalau aku terlambat”
“Yunnie”
“Aishh”
Namja tampan itu mendengus sebal.
Sementara Jaejoong hanya tersenyum kecil dan memakai
kembali kausnya.
Ia menarik bahu Yunho untuk menunduk agar ia bisa
merapikan kembali rambut cokelat yg berantakan itu.
“Ingat, awas
kalau kau tergoda dengan putri para jendral itu, aku akan menembakmu sampai
mati!” Ujar Jaejoong tegas.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu.
“Aku hanya
bisa tergoda olehmu, gajah manis, aku mencintaimu”
“Na do, kka”
“Ingat, jangan
memaksakan diri lagi hari ini, aku tidak ingin kau pingsan seperti kemarin”
“Aku bukannya
kelelahan Yunnie bear, tapi panas yang menyengat membuatku dehidrasi kau tahu
itu ani?”
“Makanya libur
saja, musim panas seperti ini tidak baik untuk bekerja diluar berjam-jam penuh”
“Aku tidak
bisa Yun, justru karena sudah memasuki musim baru makanya aku harus mendesain
pakaian yang layak untuk saat ini, arasseo? Kau juga jaga diri baik-baik”
“Aku tahu
sayang”
Jaejoong tidak menyahut lagi.
Ia hanya tersenyum menatap suaminya.
Namja tampan itu menunduk.
Mengecup lembut bibir ranum itu sekali lagi sebelum
beranjak menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan namja cantik itu.
-------
“Terima kasih
untuk kerja samanya hari ini~ Sampai bertemu lagi besok!”
Para rekan kerja namja cantik itu saling tersenyum
manis.
Mereka ikut membalas lambaian dari namja cantik itu.
Jaejoong memasuki lift dan menekan angka 1.
Ia mengipasi tubuhnya dengan map desainnya.
Ah, panas sekali. Gumamnya gerah.
TING!
“Kyyaaa~! Tampan sekali! Aigooooo~!”
Huh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Menyipitkan mata beningnya yang bulat memperhatikan
kerumunan para pegawainya yang menumpuk di pintu depan gedung desain miliknya.
“Jaejoongie”
Namja cantik itu menoleh.
Menatap Choi Siwon, model tampannya yang berjalan di
sampingnya.
Membuat namja cantik itu melupakan keributan yang
masih terdengar dari pintu depan.
“Aku antar
otte?” Tawar Siwon menaikkan alisnya.
Eoh?
Jaejoong tersenyum kecil.
“Aku bisa naik
taksi”
“Menghemat 20
ribu won dan mengurangi resiko pingsan karena kepanasan di taksi dengan Lexus milikku terdengar bagus”
“Ck, kau
memang perayu yang handal Siwon ah”
“Hahahaha”
Namja cantik itu ikut tertawa.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan.
Jaejoong baru saja ingin menyahut, namun mendadak
suaranya hilang saat ia memandang suaminya yang mengenakan seragam militer itu
sedang berdiri di depan mobil Audynya.
Eoh?
Jadi keributan yang ada di sana itu karena suaminya
kah?
Ckckckck~
“Mianhae
Wonnie ah, mungkin lain kali” Ujar Jaejoong tersenyum.
Siwon menaikkan alisnya.
Mengikuti arah pandang desainer cantik itu.
“Ah, arasseo”
Kekeh Siwon kecil.
Namja cantik itu menepuk lengan Siwon dan segera
berjalan menghampiri kekasihnya.
Menerobos kerumunan gadis yang berteriak memanggil
nama suaminya.
Aigoo.
Yunho yang sejak tadi memandangi kekasihnya kini
tersenyum manis.
Membuat jeritan histeris para gadis yang berkerumun di
situ semakin terdengar lantang.
“Kau mau
mencari sensasi eoh?” Ujar Jaejoong setelah menghampiri suaminya.
Yunho hanya tertawa kecil.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu dan membuka
pintu mobil hitam metalicnya.
Jaejoong segera masuk ke dalam.
“Tumben sekali
kau menjemputku hmm” Kekeh Jaejoong memasang selfbeltnya.
“Aku tidak
ingin model tampan itu merebutmu dariku dengan dalih argo taksi yang kemahalan,
BooJae”
“Hahahahaha,
aish”
Namja tampan itu segera menghidupkan mesin mobilnya.
Kemudian ia segera mengemudikan mobil itu menuju rumah
mereka.
“Kenapa bukan
Minho yang menyetir?”
“Namja itu
mengambil cuti untuk beberapa hari, ibunya sakit”
“Omo”
Yunho memajukan tubuhnya ke depan.
Menaikkan suhu AC mobil agar mencapai maksimum.
Sementara Jaejoong mendesah nyaman.
Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan segera
memejamkan mata beningnya.
-------
Jaejoong baru saja selesai mandi.
Ia melirik ranjang yang sudah rapi.
Ah, Yunhonya manis sekali hari ini ania?
Namja cantik itu segera memakai bajunya.
Ia hendak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas
nakas.
Namun mendadak langkahnya terhenti ketika mata
beningnya melirik secarik kertas yang terlipat di sana.
SSRAK.
DEG DEG
DEG.
Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Mata beningnya mengerjap.
Membaca dengan teliti isi kertas putih itu.
Oh my.
Jaejoong terhenyak.
Ia menggigit bibirnya dengan jemari yang bergetar
hebat.
Menahan dirinya untuk tidak merobek surat resmi itu.
Jadi, Letnan Jung itu akan dipindahkan ke Thailand
untuk tugas resmi huh?
3 tahun??
Jaejoong menggertakkan giginya.
Menahan rasa emosinya yang menggebu-gebu saat ini.
Oh mom.
Tanggal yang tercetak dalam surat ini cukup untuk
membuat Jaejoong mengerti kalau Yunho menerima perintah sejak tiga hari yang
lalu.
Tapi kenapa namja tampan itu hanya diam?
Kenapa Yunho tidak bercerita kepadanya?
Apa Yunho ingin pergi diam-diam meninggalkan dirinya?
Namja cantik itu menyeka kasar air matanya yang
mengalir tanpa diperintah.
Ia menahan bibirnya yang bergetar pelan.
Tidak.
Ia adalah sosok yang tangguh.
Jaejoong tidak ingin dirinya dianggap cengeng.
Tapi tetap saja tangisan itu mengalir membasahi
pipinya.
CKLEK.
“Boo? Kau
sudah selesai mandi?”
Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia berbalik dan berjalan mengacuhkan Yunho.
Membuat namja tampan itu mengernyitkan dahinya
bingung.
“Boo? Waeyo?”
Yunho menutup pintu kamar.
Ia segera mengejar Jaejoong yang berlari menuruni
tangga.
GREPP!
Namja tampan itu menahan bahu Jaejoong.
Menariknya cukup kasar.
Kemudian ia membalikkan tubuh namja cantik itu untuk
menghadap ke arahnya.
“Apa yang
terjadi eoh? Kenapa kau mendadak seperti ini padaku?” Tanya Yunho kesal.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menatap tajam mata musang yang memicing itu.
“BooJae! Jawab
ak---”
SSRAK!
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya sontak membulat saat Jaejoong melempar
surat resmi itu ke wajahnya.
“Tugas resmi
huh? 3 tahun? Ke Thailand?”
“Boo---”
“DAN KAU
BAHKAN TIDAK MEMBERITAHU AKU!!”
“Ania, bukan
seperti itu, dengarkan aku dul---”
“KENAPA KAU
HANYA DIAM?? KAU TAKUT AKU MELARANGMU, BEGITUKAH?? KAU SUDAH TIDAK MENCINTAI
AKU LAGI KAN MAKANYA KAU MENERIMA SURAT ITU, JUNG YUNHO!!!”
“KENAPA KAU
TIDAK MENDENGARKAN AKU EOH?! KAU TIDAK TAHU APA PUN, JUNG JAEJOONG!!”
DEG.
Namja cantik itu terdiam.
Hanya mata beningnya yang berkaca-kaca yang bergerak
pelan.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Sementara Yunho mencengkram erat surat resmi itu.
“Aku memang
tidak penting..” Bisik Jaejoong lirih.
Yunho mengangkat wajahnya.
“Aku tahu aku
bukan seseorang yang berharga untukmu..Tapi bisakah kau tidak merapatkan bibir?
Aku tidak ingin ada rahasia sekecil apa pun di antara kita..Apa itu salah?”
Namja tampan itu tertegun.
Tenggorokannya tercekat saat memandang tetes bening
itu jatuh membasahi pipi kekasihnya.
Yunho tahu kalau Jaejoong bukan namja yang cengeng.
Ia hanya akan menangis saat perasaannya benar-benar
terluka.
Jaejoong segera menyeka kasar air matanya.
Kemudian ia berlari menubruk bahu Yunho dan
melangkahkan kakinya ke tangga.
“JUNG
JAEJOONG!! AKU BELUM SELESAI BICARA!!!” Teriak Yunho mengejar Jaejoong.
Namja cantik itu berlari kencang.
Ia meraih pintu kamar dan segera menutupnya dengan
kasar.
Menguncinya dari dalam.
BRAKK!!
BRAKK!!
“JAE!! BUKA
PINTUNYA!!”
“Hiks..”
Namja cantik itu merasa kakinya lemas.
Ia terduduk di balik pintu cokelat itu.
Memeluk kedua kakinya yang tertekuk dan menenggelamkan
kepalanya di antara lututnya.
Mengacuhkan suara gebrakan Yunho dari luar.
-------
TIK
TIK
TIK
Jaejoong membuka matanya.
Berat.
Ia merasakan kepalanya pusing.
Namja cantik itu tertegun saat menyadari kalau ia
telah tertidur di dekat pintu kamarnya.
Jaejoong segera beranjak bangun dan mencuci wajahnya
di westafel.
Sudah jam 4 sore.
Namja cantik itu mengganti pakaiannya.
Ia menyisir rambutnya dan menghela nafas.
Mencoba mengusir bayangan pertengkaran mereka tiga jam
yang lalu itu.
Jaejoong menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Apakah Yunho sudah pergi?
CKLEK.
Namja cantik itu membuka pintu dengan perlahan.
Ia berjalan menuruni tangga dengan jantung yang tidak
berhenti berdebar.
Jujur saja, ia sedikit takut saat Yunho mengamuk
memukuli pintu kamar mereka tadi.
Hah.
Jaejoong menghela nafas lega.
Ia tidak melihat Yunho dimana pun.
Namja cantik itu hendak meraih kunci mobil pribadinya
di atas meja TV, namun mendadak gerakannya terhenti saat ia menyadari Yunhonya
sedang tertidur di atas sofa.
Ia bahkan masih mengenakan seragam militernya.
Mata bening itu bergerak tidak tega.
Yunho pasti kelelahan.
Namun saat ini rasa kesalnya lebih mendominasi.
Sehingga ia memutuskan untuk pergi tanpa membangunkan
Yunho.
TAP TAP
TAP.
Suara langkah kaki yang terburu itu mengusik tidur
pulas namja tampan itu.
Yunho mengerutkan dahinya.
Perlahan mata musangnya terbuka.
Ia beranjak duduk dan mengusap wajahnya.
Namun saat telinganya menangkap suara deru mesin mobil
yang sedang dipanaskan, ia tersentak.
Jaejoong?!
Yunho segera berlari menuju ruang depan.
Mengintip Lambhorgini abu-abu yang sudah berjalan
keluar pintu pagar.
Namja tampan itu memasuki mobil Audynya dan mengejar
kekasihnya.
-------
Lama Yunho berdiam diri.
Hanya duduk di dalam mobil seraya mengawasi kekasihnya
yang turun dari mobil.
Jaejoong memasuki café La Ringo dan memesan tempat di dekat jendela.
“Hhffff”
Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran jok dan
mengerjapkan mata musangnya kembali memandangi kekasihnya.
Jaejoong tampak memandang kosong keluar jendela.
Ia melamun.
Membuat Yunho merasa bersalah.
Beberapa menit kemudian Jaejoong mendongak.
Ponselnya berbunyi.
Ia segera melirik layar touch itu dan tersenyum kecil
seraya berdiri dari duduknya.
Seolah sedang mencari seseorang.
“Nugu?” Gumam
Yunho menaikkan alisnya.
Mata musangnya memicing memperhatikan sosok berwajah
kekanakan yang menghampiri istrinya.
Jaejoong tertawa.
Ia memeluk namja tinggi itu dan mengacak rambut
hitamnya.
GRT.
Apakah Jaejoong berselingkuh?
Yunho menggeram diam.
Ia tetap menatap tajam dua namja yang berada di dalam
café itu.
Eoh?
Namja tampan itu tertegun.
Saat mendapati satu namja lain yang berjalan ke arah
Jaejoong dan namja asing itu.
Jaejoong memeluk erat namja berwajah evil itu.
Ia menepuk lembut kepalanya.
Kemudian Yunho menaikkan alisnya.
Menatap namja evil dan namja berwajah kekanakan itu
saling berciuman singkat.
Kemudian namja tinggi itu beranjak pergi meninggalkan
mereka.
Yunho bisa melihat dengan jelas, namja evil itu
memperlihatkan tangannya di hadapan Jaejoong.
Memamerkan cincin pertunangannya huh?
Jaejoong dan namja evil itu segera duduk.
Namun tidak lama kemudian terlihat Junsu datang
menghampiri mereka.
Ah, Yunho mengenal sepupu kekasihnya itu.
TUK
TUK
TUK
TUK
TUK
Yunho mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil
metalic itu.
Ia sedikit bosan.
Sejak tadi ketiga namja itu hanya bercerita dan
tertawa sesekali.
Sepertinya tidak ada hal penting.
Yunho baru saja berniat ingin pergi, tapi mendadak ia
memicing menatap jendela café itu.
Memperhatikan Jaejoong yang menundukkan wajahnya.
Sementara kedua namja yang duduk di depan Jaejoong
berbicara tanpa henti.
Yunho memang berada dalam jarak yang cukup jauh dari
Jaejoong saat ini.
Tapi ia tahu, gerak gerik itu adalah gerakan ingin menangis.
Namja cantik itu sedang berusaha keras menahan
tangisnya.
Sepertinya Yunho tahu kenapa Jaejoong memanggil kedua
temannya ke café ini.
-------
Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ini sudah jam 7 malam.
Dan Jaejoong belum pulang.
Namja cantik itu malah berhenti di dekat taman kota
dan membeli satu bungkus gulali di sana.
Aigoo.
Jaejoong hanya berjalan-jalan tidak jelas.
Mencoba menikmati suasana taman Namsan yang ramai.
Yunho merasa tubuhnya gerah.
Lagi pula, ia merasa kekasihnya tidak akan melakukan
hal yang macam-macam.
Namja tampan itu memutuskan untuk menghidupkan mesin
mobilnya dan mengemudi pulang ke rumah.
Yunho segera mandi dan duduk di atas sofa.
Menunggu suara deru mesin mobil Lambhorgini abu-abu
itu terdengar memasuki halaman rumah.
Cukup lama Yunho hanya duduk diam di depan TV.
Sampai satu jam kemudian ia mendengar suara pintu
garasi yang terbuka otomatis dan suara pintu depan yang terbuka.
Namja tampan itu segera beranjak dari duduknya.
Ia berdiri di dekat tangga dan menyilangkan tangannya
di dada.
Menatap tajam istrinya yang melangkah masuk mendekati
tangga.
“Kenapa baru
pulang? Kau kemana saja?” Tanya Yunho datar.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya dan terus melangkah.
“Jung
Jaejoong, kau dengar aku?” Ujar Yunho geram.
Namja cantik itu mengacuhkan Yunho.
Ia hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
Namun mendadak Yunho menarik lengannya dan menahan
tubuhnya dengan kencang.
Membuatnya mengerang kesakitan.
“AKU BERTANYA
PADAMU! KENAPA KAU TIDAK MENJAWAB?!” Bentak Yunho marah.
Jaejoong meringis.
Ia merasakan jantungnya berdebar.
Antara takut dan kesal.
“Untuk apa aku
menjawab? Kalau kau bisa memiliki rahasia dariku kenapa aku tidak bisa?” Bisik
Jaejoong tajam.
Yunho menahan nafasnya.
Wajah tampannya tampak memerah.
Sampai urat di kepalanya berdenyut.
“Surat itu
memang kudapatkan tiga hari yang lalu, aku tidak menceritakannya kepadamu
karena aku sudah menolak tugas itu dan mengalihkannya ke Yoochun”
“Tapi tetap
saja kau menyembunyikannya dariku!”
“Itu hanya hal
yang tidak penting, Jaejoongie, aku tidak perlu----”
“Tidak
penting? Kau bilang tidak penting?”
Yunho tercekat.
Mata bening itu tampak berkaca-kaca dan memerah.
“TENTU SAJA
ITU TIDAK PENTING BAGIMU! ITU HANYA SECUIL HAL REMEH YANG TIDAK PERLU MEMBUAT
KITA BERTENGKAR SEPERTI INI! TAPI BAGIKU SETITIK KECIL HAL APA PUN ITU SANGAT
PENTING!! KARENA HAL KECIL SEPERTI ITU MEMBUATKU YAKIN, KALAU KAU MENCINTAIKU,
KALAU KAU TIDAK BERBOHONG DARIKU!!” Teriak Jaejoong lantang.
Namja cantik itu mengatur nafasnya yang menderu.
Ia menolehkan wajahnya ke samping.
Membiarkan tetes bening itu berhasil jatuh mengaliri
pipinya.
“Jung
Jaejoong” Panggil Yunho pelan.
Jaejoong tidak bergeming.
Ia masih memalingkan wajahnya.
“Lihat aku!”
Ujar Yunho seraya menarik dagu Jaejoong.
Namja cantik itu mendengus.
Raut wajahnya menggambarkan kalau ia benar-benar emosi
saat ini.
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengusap lembut air mata yang mengalir itu dan
menempelkan dahi mereka.
Yunho menatap dalam mata bening yang menantangnya itu.
“Aku, Jung
Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
DEG.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung
Yunho masih berbisik.
“Hiks..”
“Dan kau, Kim
Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Hmp.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia menangkup wajah cantik itu dan mengecup lembut
bibir ranumnya.
Kemudian ia segera memeluk erat tubuh rapuh itu.
Membiarkan Jaejoong terisak di dada bidangnya.
“Jangan pernah
berpikir kalau aku tidak mencintaimu, Jung Jaejoong..Aku bahkan sudah bersumpah
di hadapan Tuhan saat aku menikahimu..Cintaku padamu begitu besar, sampai kau
tidak akan bisa menerkanya..Arasseo?” Ujar Yunho lembut.
Jaejoong mengangguk.
Ia tersengguk keras dan mencengkram erat piyama namja
tampan itu.
“Aku minta maaf, mulai sekarang aku berjanji,
tidak akan ada rahasia sekecil apa pun di antara kita”
“Aniya..Seharusnya aku yang minta maaf..”
“Aku
mencintaimu, Jaejoongie”
“Aku juga
mencintaimu Yunnie yah”
Namja tampan itu mengusap lembut kepala istrinya.
Ia mengecupnya manis dan berbisik pelan.
“Kau mau
menghabiskan musim gugur kita kali ini di Paris, sayang?”
Eoh?
Jaejoong mengangkat wajahnya.
“Paris?”
“Sudah cukup
lama kita tidak jalan-jalan berdua hmm? Otte?”
“Ide
bagus..Hmm..Aku juga berencana menggelar fashion
show di sana nantinya”
“Oh ya? Boleh
aku tahu apa temanya nanti?”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut jemari Yunho yang sedang mengusap
wajah cantiknya.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Autumn In Paris” Bisiknya lirih.
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar