This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SUMMER IN SEOUL








Tittle: SUMMER IN SEOUL

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT #1

Rating: family-romance-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Panas adalah..Cinta yang gersang namun manis..

.
.
.

Sosok cantik itu tampak mengerjapkan mata beningnya yg melengkung karena ia sedang tersenyum.
Jemarinya membenarkan kausnya yang sedikit kusut karena ia duduk di tangga saat ini.
Pandangannya fokus.
Menatap sosok tampan yang sedang membaca koran di sofa ruang tengah.

Ah, benar-benar tampan.

Paras tegasnya yang angkuh.
Tubuh besarnya yang kekar.
Sorot matanya yang tajam.
Rambut cokelatnya yang mempesona.

Dan seragam militernya yang tangguh.

Jaejoong menghembuskan nafasnya pendek.
Ia benar-benar beruntung bisa memiliki sosok tampan ini.
Jung Yunho, Letnan Angkatan Darat yang dipuja banyak wanita, telah memilihnya untuk menjadi pendampingnya seumur hidup.

Namja cantik itu mengerjapkan mata beningnya.
Ah, ia tidak akan pernah bisa bosan untuk memandang sosok tampan itu setiap detiknya.
Jaejoong terlalu mencintai suaminya yang satu ini.
Baginya Yunho terlalu sempurna, terlalu sempurna untuk menjadi kekasihnya.

Sampai terkadang ia merasa ciut.

Tapi ia tidak pernah mundur untuk ragu.
Karena ia tahu, namja tampan yang sedang duduk membaca koran di sana itu, juga sangat mencintai dirinya.


SRET.


Eoh?

Namja tampan itu bergumam kecil.
Menaikkan alisnya menatap istri tercintanya yang sedang duduk di anak tangga.
Memandang Jaejoong yang masih memperhatikan dirinya.
Yunho tersenyum.
Membuat Jaejoong balas tersenyum.

Sosok cantik itu terlihat sangat indah.
Padahal ia hanya mengenakan kaus abu-abunya yang longgar.
Tapi helaian rambut almond yang tampak bergoyang lembut itu membuat parasnya terlihat semakin cantik.
Mata beningnya yg bulat.
Bibir cherrynya yang manis.
Dan tubuh mungilnya yang hangat.

Mata musang itu mengerjap pelan.

Gosh.

Ia merasa sangat beruntung bisa memiliki sosok cantik itu.
Kim Jaejoong, desainer terkemuka di Seoul yang selalu dikejar para penggemarnya, telah tersenyum manis menerima lamarannya beberapa bulan yang lalu.

Ah, Yunho tidak akan pernah bisa membayangkan dirinya tanpa namja cantik ini.
Ia terlalu mencintai Jaejoong.
Baginya, Jaejoong terlalu indah, terlalu indah untuk menjadi pendampingnya.

Sampai terkadang ia merasa lemah.

Tapi ia tidak pernah takut untuk ragu.

Karena ia tahu, namja cantik yang sedang duduk di anak tangga itu juga sangat mencintai dirinya.

  “Kenapa kau duduk di sana, sayang?” Tanya Yunho semakin tersenyum.

Jaejoong tertegun.
Ia menutup wajahnya yang mulai merona.

  “Jangan tersenyum seperti itu Yunnie, aku bisa meleleh” Ujar Jaejoong bergumam.

Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri kekasihnya.
Mengusap lembut rambut almond yang lembut itu dan mengangkat kedua kaki Jaejoong agar melingkar di pinggangnya.
Kemudian ia berdiri dan menggendong namja cantik itu dari depan.

Satu tangannya terulur untuk menjauhkan jemari lentik yang menutupi wajah cantik itu.

  “Jangan seperti itu sayang, aku jadi takut untuk menciummu, bisa-bisa nanti kau lenyap tanpa bekas” Kekeh Yunho geli.

Aish.

Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya.
Mata beningnya menatap tajam mata musang itu.
Membuat Yunho tidak tahan untuk mengecup hidung tegasnya.

  “Aku mencintaimu Yunho ah” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho mengecup lembut pipi Jaejoong.
Ia balas berbisik.

  “Aku lebih mencintaimu, Jaejoongie”

Namja cantik itu mengulurkan lengannya memeluk leher Yunho.
Sementara namja tampan itu sudah meraup bibirnya.
Menghisapnya dengan lembut dan sedikit menuntut.
Sampai Jaejoong meringis karena nyeri.

Tangan Yunho yang berada di punggung Jaejoong mulai bergerak nakal.
Menyusup  ke dalam kaus longgar itu dan meremas lembut kulit halusnya.
Jaejoong melepas tautan bibir mereka.
Ia tertawa kecil.

  “Tidak sabaran sekali eoh?”

  “Aku tidak akan pernah bisa sabar kalau menghadapi dirimu, sayang”

  “Aku atau tubuhku huh?”

  “Keduanya terlihat sama di mataku, masih tetap Jung Jaejoong yang manis itu ania?”

  “Aigoo”

Yunho ikut tertawa.
Ia merebahkan Jaejoong di atas sofa.
Mengangkat kedua tangan kekasihnya ke udara dan melepas kaus longgar itu dari tubuh mulusnya.

  “Hrrmmhh”

Jaejoong memejamkan matanya.
Mengerang lirih merasakan hisapan-hisapan Yunho di permukaan kulitnya.
Menghisap kasar lehernya, meninggalkan tanda di sana.
Jemari Jaejoong terulur mencengkram rambut cokelat Yunho.
Meremasnya sesekali, membuat namja tampan itu terlihat semakin seksi.

  “Aahhh, hmmhh”

Bibir Yunho berhenti di dada bidang kekasihnya.
Menghisap tonjolan di sana dengan kasar.
Sesekali ia mengulumnya dan menggigitnya tidak sabaran.

Jaejoong menahan nafasnya.

Tidak, ia tidak akan sanggup menahan sensasi memabukkan ini.

  “Yu..Yunnhh..”

  “Hmm?”

  “Kkkhh..Kau bisa terlambat, beruang nakal”

  “Wae? Tidak akan ada yang marah kalau aku terlambat”

  “Yunnie”

  “Aishh”

Namja tampan itu mendengus sebal.
Sementara Jaejoong hanya tersenyum kecil dan memakai kembali kausnya.
Ia menarik bahu Yunho untuk menunduk agar ia bisa merapikan kembali rambut cokelat yg berantakan itu.

  “Ingat, awas kalau kau tergoda dengan putri para jendral itu, aku akan menembakmu sampai mati!” Ujar Jaejoong tegas.

Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu.

  “Aku hanya bisa tergoda olehmu, gajah manis, aku mencintaimu”

  “Na do, kka”

  “Ingat, jangan memaksakan diri lagi hari ini, aku tidak ingin kau pingsan seperti kemarin”

  “Aku bukannya kelelahan Yunnie bear, tapi panas yang menyengat membuatku dehidrasi kau tahu itu ani?”

  “Makanya libur saja, musim panas seperti ini tidak baik untuk bekerja diluar berjam-jam penuh”

  “Aku tidak bisa Yun, justru karena sudah memasuki musim baru makanya aku harus mendesain pakaian yang layak untuk saat ini, arasseo? Kau juga jaga diri baik-baik”

  “Aku tahu sayang”

Jaejoong tidak menyahut lagi.
Ia hanya tersenyum menatap suaminya.
Namja tampan itu menunduk.
Mengecup lembut bibir ranum itu sekali lagi sebelum beranjak menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan namja cantik itu.


-------


  “Terima kasih untuk kerja samanya hari ini~ Sampai bertemu lagi besok!”

Para rekan kerja namja cantik itu saling tersenyum manis.
Mereka ikut membalas lambaian dari namja cantik itu.
Jaejoong memasuki lift dan menekan angka 1.

Ia mengipasi tubuhnya dengan map desainnya.
Ah, panas sekali. Gumamnya gerah.


TING!


  “Kyyaaa~! Tampan sekali! Aigooooo~!”

Huh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Menyipitkan mata beningnya yang bulat memperhatikan kerumunan para pegawainya yang menumpuk di pintu depan gedung desain miliknya.

  “Jaejoongie”

Namja cantik itu menoleh.
Menatap Choi Siwon, model tampannya yang berjalan di sampingnya.
Membuat namja cantik itu melupakan keributan yang masih terdengar dari pintu depan.

  “Aku antar otte?” Tawar Siwon menaikkan alisnya.

Eoh?

Jaejoong tersenyum kecil.

  “Aku bisa naik taksi”

  “Menghemat 20 ribu won dan mengurangi resiko pingsan karena kepanasan di taksi dengan Lexus milikku terdengar bagus”

  “Ck, kau memang perayu yang handal Siwon ah”

  “Hahahaha”

Namja cantik itu ikut tertawa.
Ia menutup mulutnya dengan punggung tangan.

Jaejoong baru saja ingin menyahut, namun mendadak suaranya hilang saat ia memandang suaminya yang mengenakan seragam militer itu sedang berdiri di depan mobil Audynya.
Eoh?
Jadi keributan yang ada di sana itu karena suaminya kah?

Ckckckck~

  “Mianhae Wonnie ah, mungkin lain kali” Ujar Jaejoong tersenyum.

Siwon menaikkan alisnya.
Mengikuti arah pandang desainer cantik itu.

  “Ah, arasseo” Kekeh Siwon kecil.

Namja cantik itu menepuk lengan Siwon dan segera berjalan menghampiri kekasihnya.
Menerobos kerumunan gadis yang berteriak memanggil nama suaminya.
Aigoo.

Yunho yang sejak tadi memandangi kekasihnya kini tersenyum manis.
Membuat jeritan histeris para gadis yang berkerumun di situ semakin terdengar lantang.

  “Kau mau mencari sensasi eoh?” Ujar Jaejoong setelah menghampiri suaminya.

Yunho hanya tertawa kecil.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu dan membuka pintu mobil hitam metalicnya.
Jaejoong segera masuk ke dalam.

  “Tumben sekali kau menjemputku hmm” Kekeh Jaejoong memasang selfbeltnya.

  “Aku tidak ingin model tampan itu merebutmu dariku dengan dalih argo taksi yang kemahalan, BooJae”

  “Hahahahaha, aish”

Namja tampan itu segera menghidupkan mesin mobilnya.
Kemudian ia segera mengemudikan mobil itu menuju rumah mereka.

  “Kenapa bukan Minho yang menyetir?”

  “Namja itu mengambil cuti untuk beberapa hari, ibunya sakit”

  “Omo”

Yunho memajukan tubuhnya ke depan.
Menaikkan suhu AC mobil agar mencapai maksimum.
Sementara Jaejoong mendesah nyaman.
Ia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan segera memejamkan mata beningnya.


-------


Jaejoong baru saja selesai mandi.
Ia melirik ranjang yang sudah rapi.
Ah, Yunhonya manis sekali hari ini ania?

Namja cantik itu segera memakai bajunya.
Ia hendak mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas.
Namun mendadak langkahnya terhenti ketika mata beningnya melirik secarik kertas yang terlipat di sana.


SSRAK.


DEG DEG DEG.


Jantung Jaejoong berdebar kencang.
Mata beningnya mengerjap.
Membaca dengan teliti isi kertas putih itu.
Oh my.

Jaejoong terhenyak.
Ia menggigit bibirnya dengan jemari yang bergetar hebat.
Menahan dirinya untuk tidak merobek surat resmi itu.

Jadi, Letnan Jung itu akan dipindahkan ke Thailand untuk tugas resmi huh?
3 tahun??

Jaejoong menggertakkan giginya.
Menahan rasa emosinya yang menggebu-gebu saat ini.

Oh mom.
Tanggal yang tercetak dalam surat ini cukup untuk membuat Jaejoong mengerti kalau Yunho menerima perintah sejak tiga hari yang lalu.
Tapi kenapa namja tampan itu hanya diam?
Kenapa Yunho tidak bercerita kepadanya?
Apa Yunho ingin pergi diam-diam meninggalkan dirinya?

Namja cantik itu menyeka kasar air matanya yang mengalir tanpa diperintah.
Ia menahan bibirnya yang bergetar pelan.
Tidak.
Ia adalah sosok yang tangguh.
Jaejoong tidak ingin dirinya dianggap cengeng.
Tapi tetap saja tangisan itu mengalir membasahi pipinya.


CKLEK.


  “Boo? Kau sudah selesai mandi?”

Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia berbalik dan berjalan mengacuhkan Yunho.
Membuat namja tampan itu mengernyitkan dahinya bingung.

  “Boo? Waeyo?”

Yunho menutup pintu kamar.
Ia segera mengejar Jaejoong yang berlari menuruni tangga.


GREPP!


Namja tampan itu menahan bahu Jaejoong.
Menariknya cukup kasar.
Kemudian ia membalikkan tubuh namja cantik itu untuk menghadap ke arahnya.

  “Apa yang terjadi eoh? Kenapa kau mendadak seperti ini padaku?” Tanya Yunho kesal.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menatap tajam mata musang yang memicing itu.

  “BooJae! Jawab ak---”


SSRAK!


Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya sontak membulat saat Jaejoong melempar surat resmi itu ke wajahnya.

  “Tugas resmi huh? 3 tahun? Ke Thailand?”

  “Boo---”

  “DAN KAU BAHKAN TIDAK MEMBERITAHU AKU!!”

  “Ania, bukan seperti itu, dengarkan aku dul---”

  “KENAPA KAU HANYA DIAM?? KAU TAKUT AKU MELARANGMU, BEGITUKAH?? KAU SUDAH TIDAK MENCINTAI AKU LAGI KAN MAKANYA KAU MENERIMA SURAT ITU, JUNG YUNHO!!!”

  “KENAPA KAU TIDAK MENDENGARKAN AKU EOH?! KAU TIDAK TAHU APA PUN, JUNG JAEJOONG!!”


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Hanya mata beningnya yang berkaca-kaca yang bergerak pelan.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Sementara Yunho mencengkram erat surat resmi itu.

  “Aku memang tidak penting..” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho mengangkat wajahnya.

  “Aku tahu aku bukan seseorang yang berharga untukmu..Tapi bisakah kau tidak merapatkan bibir? Aku tidak ingin ada rahasia sekecil apa pun di antara kita..Apa itu salah?”

Namja tampan itu tertegun.
Tenggorokannya tercekat saat memandang tetes bening itu jatuh membasahi pipi kekasihnya.
Yunho tahu kalau Jaejoong bukan namja yang cengeng.
Ia hanya akan menangis saat perasaannya benar-benar terluka.

Jaejoong segera menyeka kasar air matanya.
Kemudian ia berlari menubruk bahu Yunho dan melangkahkan kakinya ke tangga.

  “JUNG JAEJOONG!! AKU BELUM SELESAI BICARA!!!” Teriak Yunho mengejar Jaejoong.

Namja cantik itu berlari kencang.
Ia meraih pintu kamar dan segera menutupnya dengan kasar.
Menguncinya dari dalam.


BRAKK!!

BRAKK!!


  “JAE!! BUKA PINTUNYA!!”

  “Hiks..”

Namja cantik itu merasa kakinya lemas.
Ia terduduk di balik pintu cokelat itu.
Memeluk kedua kakinya yang tertekuk dan menenggelamkan kepalanya di antara lututnya.
Mengacuhkan suara gebrakan Yunho dari luar.


-------


TIK

TIK

TIK


Jaejoong membuka matanya.
Berat.
Ia merasakan kepalanya pusing.

Namja cantik itu tertegun saat menyadari kalau ia telah tertidur di dekat pintu kamarnya.
Jaejoong segera beranjak bangun dan mencuci wajahnya di westafel.

Sudah jam 4 sore.

Namja cantik itu mengganti pakaiannya.
Ia menyisir rambutnya dan menghela nafas.
Mencoba mengusir bayangan pertengkaran mereka tiga jam yang lalu itu.

Jaejoong menempelkan telinganya ke pintu.
Hening.
Apakah Yunho sudah pergi?


CKLEK.


Namja cantik itu membuka pintu dengan perlahan.
Ia berjalan menuruni tangga dengan jantung yang tidak berhenti berdebar.
Jujur saja, ia sedikit takut saat Yunho mengamuk memukuli pintu kamar mereka tadi.

Hah.

Jaejoong menghela nafas lega.
Ia tidak melihat Yunho dimana pun.
Namja cantik itu hendak meraih kunci mobil pribadinya di atas meja TV, namun mendadak gerakannya terhenti saat ia menyadari Yunhonya sedang tertidur di atas sofa.
Ia bahkan masih mengenakan seragam militernya.

Mata bening itu bergerak tidak tega.
Yunho pasti kelelahan.
Namun saat ini rasa kesalnya lebih mendominasi.
Sehingga ia memutuskan untuk pergi tanpa membangunkan Yunho.


TAP TAP TAP.


Suara langkah kaki yang terburu itu mengusik tidur pulas namja tampan itu.
Yunho mengerutkan dahinya.
Perlahan mata musangnya terbuka.
Ia beranjak duduk dan mengusap wajahnya.

Namun saat telinganya menangkap suara deru mesin mobil yang sedang dipanaskan, ia tersentak.

Jaejoong?!

Yunho segera berlari menuju ruang depan.
Mengintip Lambhorgini abu-abu yang sudah berjalan keluar pintu pagar.
Namja tampan itu memasuki mobil Audynya dan mengejar kekasihnya.


-------


Lama Yunho berdiam diri.
Hanya duduk di dalam mobil seraya mengawasi kekasihnya yang turun dari mobil.
Jaejoong memasuki café La Ringo dan memesan tempat di dekat jendela.

  “Hhffff”

Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran jok dan mengerjapkan mata musangnya kembali memandangi kekasihnya.

Jaejoong tampak memandang kosong keluar jendela.
Ia melamun.
Membuat Yunho merasa bersalah.

Beberapa menit kemudian Jaejoong mendongak.
Ponselnya berbunyi.
Ia segera melirik layar touch itu dan tersenyum kecil seraya berdiri dari duduknya.
Seolah sedang mencari seseorang.

  “Nugu?” Gumam Yunho menaikkan alisnya.

Mata musangnya memicing memperhatikan sosok berwajah kekanakan yang menghampiri istrinya.
Jaejoong tertawa.
Ia memeluk namja tinggi itu dan mengacak rambut hitamnya.


GRT.


Apakah Jaejoong berselingkuh?
Yunho menggeram diam.
Ia tetap menatap tajam dua namja yang berada di dalam café itu.

Eoh?

Namja tampan itu tertegun.
Saat mendapati satu namja lain yang berjalan ke arah Jaejoong dan namja asing itu.
Jaejoong memeluk erat namja berwajah evil itu.

Ia menepuk lembut kepalanya.
Kemudian Yunho menaikkan alisnya.
Menatap namja evil dan namja berwajah kekanakan itu saling berciuman singkat.
Kemudian namja tinggi itu beranjak pergi meninggalkan mereka.

Yunho bisa melihat dengan jelas, namja evil itu memperlihatkan tangannya di hadapan Jaejoong.
Memamerkan cincin pertunangannya huh?

Jaejoong dan namja evil itu segera duduk.
Namun tidak lama kemudian terlihat Junsu datang menghampiri mereka.
Ah, Yunho mengenal sepupu kekasihnya itu.


TUK

TUK

TUK


Yunho mengetuk-ngetukkan jarinya di setir mobil metalic itu.
Ia sedikit bosan.
Sejak tadi ketiga namja itu hanya bercerita dan tertawa sesekali.
Sepertinya tidak ada hal penting.
Yunho baru saja berniat ingin pergi, tapi mendadak ia memicing menatap jendela café itu.
Memperhatikan Jaejoong yang menundukkan wajahnya.

Sementara kedua namja yang duduk di depan Jaejoong berbicara tanpa henti.
Yunho memang berada dalam jarak yang cukup jauh dari Jaejoong saat ini.
Tapi ia tahu, gerak gerik itu adalah gerakan ingin menangis.
Namja cantik itu sedang berusaha keras menahan tangisnya.

Sepertinya Yunho tahu kenapa Jaejoong memanggil kedua temannya ke café ini.


-------


Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ini sudah jam 7 malam.
Dan Jaejoong belum pulang.
Namja cantik itu malah berhenti di dekat taman kota dan membeli satu bungkus gulali di sana.
Aigoo.

Jaejoong hanya berjalan-jalan tidak jelas.
Mencoba menikmati suasana taman Namsan yang ramai.

Yunho merasa tubuhnya gerah.
Lagi pula, ia merasa kekasihnya tidak akan melakukan hal yang macam-macam.
Namja tampan itu memutuskan untuk menghidupkan mesin mobilnya dan mengemudi pulang ke rumah.

Yunho segera mandi dan duduk di atas sofa.
Menunggu suara deru mesin mobil Lambhorgini abu-abu itu terdengar memasuki halaman rumah.

Cukup lama Yunho hanya duduk diam di depan TV.
Sampai satu jam kemudian ia mendengar suara pintu garasi yang terbuka otomatis dan suara pintu depan yang terbuka.
Namja tampan itu segera beranjak dari duduknya.
Ia berdiri di dekat tangga dan menyilangkan tangannya di dada.
Menatap tajam istrinya yang melangkah masuk mendekati tangga.

  “Kenapa baru pulang? Kau kemana saja?” Tanya Yunho datar.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya dan terus melangkah.

  “Jung Jaejoong, kau dengar aku?” Ujar Yunho geram.

Namja cantik itu mengacuhkan Yunho.
Ia hendak melangkahkan kakinya menaiki anak tangga.
Namun mendadak Yunho menarik lengannya dan menahan tubuhnya dengan kencang.
Membuatnya mengerang kesakitan.

  “AKU BERTANYA PADAMU! KENAPA KAU TIDAK MENJAWAB?!” Bentak Yunho marah.

Jaejoong meringis.
Ia merasakan jantungnya berdebar.
Antara takut dan kesal.

  “Untuk apa aku menjawab? Kalau kau bisa memiliki rahasia dariku kenapa aku tidak bisa?” Bisik Jaejoong tajam.

Yunho menahan nafasnya.
Wajah tampannya tampak memerah.
Sampai urat di kepalanya berdenyut.

  “Surat itu memang kudapatkan tiga hari yang lalu, aku tidak menceritakannya kepadamu karena aku sudah menolak tugas itu dan mengalihkannya ke Yoochun”

  “Tapi tetap saja kau menyembunyikannya dariku!”

  “Itu hanya hal yang tidak penting, Jaejoongie, aku tidak perlu----”

  “Tidak penting? Kau bilang tidak penting?”

Yunho tercekat.
Mata bening itu tampak berkaca-kaca dan memerah.

  “TENTU SAJA ITU TIDAK PENTING BAGIMU! ITU HANYA SECUIL HAL REMEH YANG TIDAK PERLU MEMBUAT KITA BERTENGKAR SEPERTI INI! TAPI BAGIKU SETITIK KECIL HAL APA PUN ITU SANGAT PENTING!! KARENA HAL KECIL SEPERTI ITU MEMBUATKU YAKIN, KALAU KAU MENCINTAIKU, KALAU KAU TIDAK BERBOHONG DARIKU!!” Teriak Jaejoong lantang.

Namja cantik itu mengatur nafasnya yang menderu.
Ia menolehkan wajahnya ke samping.
Membiarkan tetes bening itu berhasil jatuh mengaliri pipinya.

  “Jung Jaejoong” Panggil Yunho pelan.

Jaejoong tidak bergeming.
Ia masih memalingkan wajahnya.

  “Lihat aku!” Ujar Yunho seraya menarik dagu Jaejoong.

Namja cantik itu mendengus.
Raut wajahnya menggambarkan kalau ia benar-benar emosi saat ini.
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengusap lembut air mata yang mengalir itu dan menempelkan dahi mereka.

Yunho menatap dalam mata bening yang menantangnya itu.

  “Aku, Jung Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Yunho masih berbisik.

  “Hiks..”

  “Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Hmp.

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia menangkup wajah cantik itu dan mengecup lembut bibir ranumnya.
Kemudian ia segera memeluk erat tubuh rapuh itu.
Membiarkan Jaejoong terisak di dada bidangnya.

  “Jangan pernah berpikir kalau aku tidak mencintaimu, Jung Jaejoong..Aku bahkan sudah bersumpah di hadapan Tuhan saat aku menikahimu..Cintaku padamu begitu besar, sampai kau tidak akan bisa menerkanya..Arasseo?” Ujar Yunho lembut.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersengguk keras dan mencengkram erat piyama namja tampan itu.

  “Aku minta maaf, mulai sekarang aku berjanji, tidak akan ada rahasia sekecil apa pun di antara kita”

  “Aniya..Seharusnya aku yang minta maaf..”

  “Aku mencintaimu, Jaejoongie”

  “Aku juga mencintaimu Yunnie yah”

Namja tampan itu mengusap lembut kepala istrinya.
Ia mengecupnya manis dan berbisik pelan.

  “Kau mau menghabiskan musim gugur kita kali ini di Paris, sayang?”

Eoh?

Jaejoong mengangkat wajahnya.

  “Paris?”

  “Sudah cukup lama kita tidak jalan-jalan berdua hmm? Otte?”

  “Ide bagus..Hmm..Aku juga berencana menggelar fashion show di sana nantinya”

  “Oh ya? Boleh aku tahu apa temanya nanti?”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut jemari Yunho yang sedang mengusap wajah cantiknya.
Kemudian ia tersenyum manis.

  Autumn In Paris” Bisiknya lirih.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar