Tittle: WINTER IN
TOKYO
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT #3
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
---> Shim Minyu is Zahra CassieEastYunJaeShipper ssi property :D
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Dingin adalah..Cinta yang erat namun terjalin..
.
.
.
“Ohayou gozaimasu~!”
“Haik~ Ohayou gozaimasu!”
Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya seraya
membalas sapaan para tetangga kamar hotelnya.
Aigoo~
Orang Jepang memang ramah dan baik hati.
Sangat berbeda dengan orang-orang Paris yang cenderung
mengacuhkan.
Ckckck.
Jaejoong merapatkan syal rajutnya yang berwarna merah
itu.
Ia menghembuskan nafasnya dan memperhatikan gumpalan
asap yang mengepul di hadapan wajahnya.
Namja cantik itu tersenyum kecil dan segera berjalan
menuju taman Tokyo yang assri itu.
Well, walaupun ini masih sangat dingin tidak masalah
untuk Jaejoong.
Ia menyukai gumpalan langit yang berwarna putih itu.
Terlihat manis ketika mereka berjatuhan dari awan dan
bertumpuk di sepanjang jalanan.
Salju.
Ah, white christmas
huh?
Jaejoong memutar pandangannya.
Memperhatikan orang-orang yang saling berlari pagi
bersama teman atau keluarga masing-masing mengelilingi taman.
Ah, Jaejoong jadi mengingat kenangan manisnya bersama
Yunho saat mereka berada di Paris beberapa waktu yang lalu.
DDRRTT…DDRRTT…
PIK.
‘From: Yunnie bear~
Aku take off nanti malam, oke?
Saranghae.’
Hmp.
Namja cantik itu semakin mengembangkan senyum
manisnya.
Oh well.
Yunho memang tidak bisa berangkat bersamanya untuk
liburan kali ini.
Namja tampan itu harus menyelesaikan pekerjaannya yang
masih tersisa terlebih dahulu.
Yunho bilang ada seorang Jendral yang menitipkan
putrinya untuk dijaga oleh Yunho selama Jendral itu mengurus tentara yang
bermukim di daratan Cina.
Aigoo~
Menyebalkan~!
Jaejoong terpaksa harus berangkat sendiri.
Sebenarnya ia bisa saja menunggu Yunho menyelesaikan
pekerjaannya dan berangkat bersama.
Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk mencicipi kue
manju khas negeri Sakura itu di musim dingin seperti ini.
Dan Yunho pun sudah memberi ijin padanya.
“Nee-chan! (Nuna!)”
Eoh?
Namja cantik itu tertegun.
Memandangi sesosok namja imut berambut hitam dengan
topi rajutnya yang berwarna putih.
“Doushitano? (Waeyo?)” Tanya Jaejoong
tersenyum ramah.
Namja mungil itu tertawa kecil.
Ia menunjuk-nunjuk kedai okonomiyaki panas yang ada di
seberang taman.
Jaejoong menaikkan alisnya.
“Kau mau makan
itu?”
Namja kecil itu mengangguk.
“Anata no haha wa doko desuka? (Neo Umma
eodisseo?)” Tanya Jaejoong lagi.
Namja bertopi rajut putih itu mengerutkan dahinya.
Ia melompat dan mengoceh tidak jelas seraya
menunjuk-nunjuk penjuru taman.
Membuat Jaejoong segera menyimpulkan kalau anak ini
adalah anak hilang.
“Wakatta (Arasseo), mm, kita beli
okonomiyaki dulu baru setelah itu mencari ibumu ne?”
“Haik~”
Jaejoong tertawa geli.
Ia berjongkok dan segera menggendong namja mungil itu.
Kemudian ia berjalan menuju kedai okonomiyaki yang ada
di seberang jalan.
Namja cantik itu membeli dua potong okonomiyaki yang
masih panas.
Kemudian ia memberikan satu potong untuk namja itu dan
membawanya berkeliling taman.
“Ah! Ah! Haha! (Umma!)” Jerit namja kecil itu
meronta-ronta.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia segera mempercepat langkahnya dan menghampiri yeoja
berkacamata itu.
Omo, bibirnya sangat tipis.
“Um, Gomenasai (Mianhae)” Sapa Jaejoong
tersenyum.
Yeoja berkacamata itu menolehkan wajahnya.
Sontak mata sipitnya membulat ketika ia menyadari
putra mungilnya berada di gendongan Jaejoong.
“Omoo!
Minyu-chan!” Jerit yeoja berkacamata itu lega.
Eoh?
Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Kau orang
Korea?”
“Ne, namaku
Jung HyunBin, aigoo, mianhae, anak ini sudah membuatmu repot”
“Mwo? Ani,
aniyeyo, dia anak yang manis, hehehe”
“Omo, kau yang
membelikannya kue ini? Apakah dia memaksamu? Mianhae! Akan kuganti!”
“Ani,
gwenchana, hanya satu potong kue dadar kok”
Yeoja berkacamata itu tersenyum manis.
Ia menggendong namja bertopi rajut putih itu dengan
erat.
Membuat Jaejoong tidak bisa menahan diri untuk
mencubit pipi gembul namja itu.
“Um, bukankah
dia putramu? Kenapa dia berbicara bahasa Jepang?” Tanya Jaejoong menaikkan
alisnya.
“Ani, dia
bukan anakku, namja nakal ini keponakanku, Appanya keturunan Jepang” Jelas
yeoja berkacamata itu.
Jaejoong mengangguk mengerti.
Ia tersenyum sekali lagi dan mengecup lembut pipi
namja mungil itu.
“Hajimemashite (Bangapseumnida) Minyu ah~
Namaku Jung Jaejoong, hehehe” Ujar Jaejoong terkekeh.
Namja bertopi rajut itu mengerutkan dahinya.
“Nee-chan! Jujungi? Jujungi?”
“Aigoo! Dia
benar-benar menggemaskan! Aishhh~”
“Hehehehe”
Namja cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia membenarkan letak topi rajut berwarna putih itu
dengan lembut.
DDRRTT…DDRRTT…
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia meraih ponselnya yang bergetar pelan di dalam
jaketnya.
Namja cantik itu menunduk dan menaikkan alisnya
melirik nama suaminya di layar touch itu.
“Ah, mianhae,
suamiku menelepon, gwenchana?” Ujar Jaejoong berbisik.
“Gwenchana,
kami juga mau pergi, Ummanya sudah menunggu di parkiran” Sahut yeoja
berkacamata itu.
“Senang
bertemu denganmu HyunBinnie ah~ Keponakanmu lucu sekali, hehehe”
“Nee, gomawoyo
sudah mentraktir Minyu, sampai jumpa!”
“Sampai jumpa”
“Nee-chan Jujungiiiii~~”
“Jamata (Anyeong) Minyu ah~”
Yeoja cantik itu menundukkan wajahnya.
Membuat Jaejoong balas membungkukkan punggungnya.
Ia terkekeh geli memperhatikan Minyu yang sibuk
melambai dengan jemari mungilnya.
Namja bertopi itu mencengkram erat bungkusan
okonomiyakinya.
SRET.
Jaejoong melirik ponselnya yang sempat terabaikan.
Eoh?
Ia menaikkan alisnya.
Sambungan teleponnya sudah putus.
Namja cantik itu baru saja ingin mendial nomor Yunho,
namun gerakannya sontak berhenti ketika ia merasakan sepasang lengan kekar yang
memeluknya dengan erat.
Jaejoong tersentak kaget dan menoleh ke belakang.
“Yunnie ah!”
Teriaknya kaget.
Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia mengecup-ngecup lembut pinggir dahi namja cantik
itu.
“Bukankah kau
bilang akan berangkat malam ini eoh?” Tanya Jaejoong tersenyum lebar.
“Wae? Aku
merindukan istriku, tapi ternyata istriku tidak merindukanku hmm?” Gumam Yunho
balas tersenyum.
Jaejoong menaikkan alisnya.
“Bagaimana
bisa kau berkata seperti itu huh?”
“Buktinya kau
lebih memperhatikan namja bertopi rajut itu dari pada panggilan dariku, siapa
anak itu? Selingkuhanmu hmm?”
“Hehehehe,
neee, anak itu selingkuhanku, masalah untukmu, Letnan?”
“Aish”
Yunho tertawa geli.
Ia semakin mempererat pelukannya di pinggang ramping
Jaejoong.
Kemudian ia membalikkan tubuh namja cantik itu dan
mengecup lembut bibir ranumnya.
Membuat Jaejoong mendesah manis dan membuka bibirnya
balas melumat bibir Yunho.
Mengemutnya manis dan menggigitnya nakal sesekali.
“Bagaimana
dengan tugasmu? Sudah selesai semuanya kah?”
“Menurutmu?”
“Aku tidak
yakin bear”
“Hmm”
Namja cantik itu menepuk lembut kepala Yunho.
Mereka tertawa bersama dan beranjak kembali ke dalam
hotel.
Saling berbagi cerita satu sama lain.
Ah, musim dingin yang indah.
-------
“Ahh..hhh…hhhh..hhh”
Suara deru nafas terdengar mendominasi ruangan luas
berfuniture mewah itu.
Mengisi keheningan di antara sepasang kekasih yang
baru saja saling menghangatkan diri itu.
Jaejoong meringis ketika ia membenarkan posisi
baringnya.
Membuat Yunho menoleh ke arahnya dan tertawa kecil.
“Sakit?” Tanya
Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong mendengus.
“Sekarat!”
Namja tampan itu tertawa geli.
Ia beringsut mendekati istrinya dan merengkuh erat
tubuh yang basah karena keringat itu.
Ah, yang tadi itu benar-benar panas ania?
Mereka bermain sampai jam 3 pagi.
Ck~
“Yunnie”
“Hmm”
“Lihat aku”
Yunho menurut.
Ia menundukkan wajahnya.
Menatap langsung mata bening yang bergerak pelan itu.
Aigoo~
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Ia tidak akan bisa bertahan lama kalau beradu tatap
dengan mata bulat itu.
Jaejoong seakan menelannya sampai ke bagian paling
dasar.
“Aku
mencintaimu Yunnie ah” Bisik Jaejoong lirih.
Yunho tersenyum.
Ia memeluk erat tubuh Jaejoong dan menyurukkan
wajahnya di leher penuh kissmark namja cantik itu.
Menghirup wangi manis bercampur keringat yang menguar
di sana.
“Jangan
terlalu sering mengucapkannya sayang, kau tidak perlu takut, cintaku tidak akan
pernah habis untukmu” Bisik Yunho lembut.
Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia balas memeluk punggung basah itu dan mengecup
lembut pinggir dahinya.
“Tahun ini white chirstmas” Gumam Jaejoong pelan.
Yunho mengangguk.
“Bagaimana
kalau kita membeli pohon Natal ukuran mini dan meletakkannya di sini,
gwenchana?”
“Ide bagus”
“Kita bisa
menghiasnya berdua ne?”
“Hmm”
“Yunnie”
“Iya sayang”
“Aku
mencintaimu”
“Ck, sekali
lagi kau mengucapkannya kau dapat satu ronde”
“Hehehehe”
Namja cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk patuh dan memejamkan matanya sejenak.
Menghirup wangi maskulin dari tubuh kekasihnya.
Ah, Jaejoong benar-benar merasa sangat beruntung bisa
memiliki Yunho seutuhnya.
“Jung Yunho”
“Kenapa
memanggil nama lengkapku? Kau marah padaku?”
Aish.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menepuk lembut kepala Yunho.
“Kenapa kau
berkata seperti itu?”
“Eoh? Bukankah
selama ini memang seperti itu ania? Kau akan berteriak memanggil nama lengkapku
kalau kau marah padaku”
“Memangnya aku
berteriak barusan?”
“Aniya, kau
hanya memanggil namaku”
“Hehehehe, kau
tahu kenapa?”
“Mm, karena
kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku?”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi namja tampan itu.
Membuat Yunho mengangkat wajahnya menatap mata bening
yang bergerak nakal itu.
“Aku
mencintaimu” Bisik Jaejoong lembut.
Hening sejenak.
Hanya terdengar suara deru nafas yang beraturan.
Kedua namja itu saling menatap satu sama lain.
Jaejoong tidak bersuara lagi.
Ia hanya membiarkan dirinya menikmati tatapan tajam
dari mata musang itu.
“Baiklah, kau
dapat satu ronde” Ujar Yunho akhirnya.
Jaejoong tertawa kecil.
Ia tidak menyahut.
Hanya menundukkan wajahnya dan memejamkan kedua mata
bulatnya.
Membiarkan Yunho kembali beranjak menindih tubuh
polosnya.
-------
Namja cantik itu memejamkan matanya damai.
Merasakan ketenangan yang menguar dari atmosfer yang
ada.
Jaejoong menghembuskan nafasnya perlahan.
Masih membiarkan dirinya berada dalam dekapan hangat
suaminya.
Saat ini mereka sedang berdiri di depan danau yang
membeku.
Danau luas yang terletak di dekat hotel, di ujung
dalam taman kota yang indah itu.
“Aku suka
Jepang” Ujar Jaejoong pelan.
“Dan aku suka
kau” Balas Yunho tersenyum.
Jaejoong berdecih.
Ia ikut tertawa kecil.
“Semalam aku
browsing internet” Gumam Yunho.
“Hmm”
“Kulihat acara
fashion show yang digelar di Paris
saat musim gugur beberapa waktu lalu dibicarakan banyak orang”
“Well, Paris
memang zona yang tepat untuk menggelar peragaan busana, apa kau tahu? Seluruh
rancanganku waktu itu habis dilelang”
“Kau hebat
sayang”
“Hehehe”
“Bagaimana
dengan yang di Jepang?”
Jaejoong menggumam tidak jelas.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit yang tampak
kelabu.
“Rumit”
“Maksudmu?”
“Taemin masih
membantuku mendapatkan tempat, banyak gedung yang disewa untuk menyambut Natal”
“Kalau kau
berhasil lagi, namamu akan tersebar dimana-mana”
“Yah”
“Dan pastinya
akan banyak namja yang melamarmu setelah mereka mengetahui kecantikan dirimu
sayang”
“Kau takut?”
“Ani, kenapa
aku harus takut?”
“Otte? Aku
bisa saja menerima lamaran dari mereka yang lebih tampan darimu hmm?”
“Kau lupa? Aku
sudah merantaimu disini, BooJae, kau tidak akan bisa kemana-mana”
Jaejoong tertawa kecil.
Melirik Yunho yang mengaitkan kelingking kanan mereka.
Aigoo~
Benang merah yang tak terlihat hmm?
“Aku bisa
menggunting benangnya” Potong Jaejoong.
“Dan aku akan
menembak mati semua namja yang melamarmu” Sahut Yunho.
“Omo, kalau
begitu aku tidak akan bisa pergi darimu ania?”
“Sudah
takdirmu sayang, kau tercipta untukku dan aku tercipta untukmu, arasseo?”
“Arasseyo,
hehehe”
Namja cantik itu kembali menyandarkan punggungnya di
dada bidang Yunho.
Mata beningnya kembali terpejam.
Menikmati hembusan angin musim dingin yang menerpa
wajah cantiknya.
“BooJae”
“Ne?”
“Apa kau
benar-benar berniat ingin meninggalkan aku?”
Eoh?
Jaejoong sontak membalikkan tubuhnya.
Mengernyitkan dahi menatap Yunho yang menatapnya
dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aigoo~
“Aniya, kenapa
kau bisa berpikir seperti itu sayang? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu”
Bisik Jaejoong lembut.
“Aku
takut..Aku bisa gila tanpamu Boo” Balas Yunho berbisik.
Omooo.
Namja cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu.
Jaejoong berjinjit kecil dan mengecup pipi namja
tampan itu.
“Dan aku bisa
mati tanpamu bear” Balasnya kembali berbisik.
Yunho terdiam.
Hanya senyum manisnya yang terulas.
Ah, ia begitu mencintai namja cantik ini.
Jeongmall.
-------
“Nee-chan!”
Jaejoong membalikkan tubuhnya.
Membulatkan mata beningnya menatap sosok namja mungil
dengan topi rajutnya yang manis itu.
“Omo, Minyu
ah!” Panggil Jaejoong mendekat.
Yunho yang sedang menyesap coffee hangatnya menaikkan
alisnya.
Menatap Jaejoong yang beranjak dari duduknya dan menghampiri
bocah mungil itu.
“Kau hilang
lagi huh?” Tanya Jaejoong seraya menggendong namja bertopi itu.
Minyu terkekeh geli.
“Ungg Unngg”
Gumamnya tidak jelas.
Jaejoong mengecup lembut pipi gembul Minyu.
Kemudian ia membawa namja bertopi itu kembali ke kursi
taman yang sedang didudukinya bersama Yunho barusan.
Sesekali mata beningnya menyelidik, mencari sosok
yeoja yang memakai kacamata putih dengan bingkai hitamnya yang manis.
“Ya? Anak ini
selingkuhanmu waktu itu ania?” Ujar Yunho menatap Jaejoong.
Namja cantik itu mengangguk.
Ia tertawa.
“Nee, kami
sudah menikah sehari sebelum kau datang, Yunnie ah”
“Siapa namamu,
jagoan?”
Namja bertopi itu menjulurkan tangannya.
Meminta Yunho agar memangku tubuh mungilnya.
“Minyu, Shim
Minyu~” Sahut namja bertopi itu lucu.
Eoh?
Yunho menaikkan alisnya.
“Lalu, dimana
orang tuamu?”
“Ummm?
Umumumumm?”
Jaejoong menjerit kecil.
Ia mencubit gemas pipi gembul namja bertopi itu.
Membuat Yunho tersenyum memandangnya.
“Sepertinya
Ahjumanya masih berada di sekitar sini Yun, lebih baik kita duduk di sini saja”
“Neee”
Jaejoong mengencangkan ikatan syal rajutnya yang
berwarna merah.
Sesekali ia melirik Yunho yang masih memangku namja
bertopi itu.
Minyu menjulurkan tangannya.
Mencoba meraih gelas coffee milik Yunho.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
“Ini pahit
Minyu ah” Ujar Yunho memperingati.
Namja bertopi itu terus bergumam tidak jelas.
Mata sipitnya berkilat-kilat menatap gelas coffee itu.
Yunho menghela nafas dan membiarkan namja bertopi itu
mencicipi minumnya.
“Uhukk~!
Uuuuuuhhhhh~! Hiks..Hiks..Huuuwwwweeeeeee~!!”
“Pahit kan?
Sudah Ahjusi bilang ini pahit, kau nakal sekali”
Namja bertopi itu menjerit histeris.
Ia menjulurkan lidahnya keluar.
Jaejoong segera meraih namja mungil itu dari pangkuan
Yunho.
Kemudian ia mendirikan Minyu di atas pahanya.
“Ssshh, jangan
menangis arasseo? Sini lidahnya” Ujar Jaejoong lembut.
Namja bertopi itu terisak lirih.
Membiarkan Jaejoong mengusap lidah mungilnya dan
menjilatnya lembut.
Sementara Yunho tersenyum kecil seraya menepuk-nepuk
punggung namja bertopi itu.
“Omooo! Minyu
ah!”
Jaejoong dan Yunho yang sedang menenangkan namja
bertopi itu sontak menoleh.
Menatap sesosok yeoja cantik berbibir tipis yang
berlari kecil mendekati mereka.
“HyunBin ah”
Sapa Jaejoong tersenyum.
Namja cantik itu segera berdiri dari duduknya.
“Ah,
Jaejoongie, kita bertemu lagi di sini!” Ujar yeoja berkacamata itu tertawa
kecil.
Jaejoong mengangguk.
Ia menggendong Minyu di pelukannya.
Namja mungil itu sudah berhenti menangis.
“Kenalkan, ini
Jung Yunho, suamiku. Yunho ah, yeoja ini Jung HyunBin, Ahjumanya Minyu”
Yunho menaikkan alisnya.
Ia tersenyum dan membungkukkan tubuhnya di hadapan Yeoja
itu.
“Margamu juga
Jung? Kebetulan sekali” Ujar Yunho masih dengan senyumnya.
Yeoja berkacamata itu mengangguk.
“Hyunnie ah,
kau tidak boleh melepas pandanganmu dari namja nakal ini, kalau tidak ada kami
disini bagaimana? Ia bisa saja diculik ania?” Ujar Jaejoong mengerutkan
dahinya.
“Aigoo, kau
tidak tahu se-ekstra apa aku memperhatikan namja ini Joongie ah, Minyu memang
nakal” Sahut HyunBin seraya mengambil Minyu dari gendongan Jaejoong.
Yunho menyesap coffeenya dan melirik jam tangannya.
Ia menoleh menatap kekasihnya.
“Kka, Joongie
ah, sudah hampir jam 6”
“Ah, ne,
Hyunnie yah, kami duluan nee? Minyu, lain kali jangan berjalan sendirian
arasseo?”
Yeoja berkacamata itu mengangguk dan balas menyapa
Jaejoong.
Sementara namja bertopi itu menggembungkan pipinya.
Membuat namja cantik itu tidak bisa menahan dirinya
untuk mengecupi pipinya.
-------
Mata bening itu tampak bergerak fokus saat ini.
Jaejoong berjinjit sedikit.
Mencoba menahan keseimbangan tubuhnya seraya
memasangkan bintang berwarna emas itu di puncak pohon Natal yg ada di
hadapannya saat ini.
GREPP!
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang merengkuh pinggang rampingnya.
Namja cantik itu terkekeh kecil dan kembali berjinjit.
Kemudian ia berbalik dan membiarkan Yunho melepas pelukannya.
Namja tampan itu ikut beranjak duduk di samping
Jaejoong.
“Pohon Natal
yang besar juga bagus ne Yun?” Ujar Jaejoong tersenyum.
Ia masih memasang hiasan pohon itu.
“Hmm, untung
saja yang ukuran kecil sudah habis terjual karena kita bertemu anak itu
kemarin”
“Hehehe, kau
menyukainya? Anak itu benar-benar menggemaskan”
“Yah, aku
cukup suka”
Jaejoong sudah selesai memasang hiasan yang terakhir.
Ia berbalik menatap kekasihnya.
“Yunnie”
“Hmm?”
“Apa
pendapatmu tentang anak?”
Eoh?
Mata musang Yunho memicing tajam.
Sepertinya ia tahu kemana arah pembicaan ini akan
berlangsung.
“Anak-anak
memang menggemaskan, lucu, dan berisik” Sahut Yunho.
“Bear,
bagaimana kalau---”
“Ani, kalau
kau ingin mengadopsi anak aku tidak setuju”
“Eoh? Waeyo??”
“Kita perlu
memikirkan banyak hal sebelum memiliki seorang anak, BooJae ah, bagaimana cara
kita merawat mereka dengan telaten kalau aku selalu sibuk dengan pangkatku
sebagai seorang Letnan? Dan kau, kau selalu menghabiskan waktu di gedung
desainmu untuk rancangan-rancangan pakaian terbarumu ania?”
“Kita bisa---”
“Kalau kita
memperkerjakan seorang suster untuk merawat anak kita nantinya lebih baik tidak
usah, anak itu akan lebih dekat dengan susternya nanti, dan lagi, akan terlihat
seperti kita mengadopsi anak untuk dirawat oleh orang lain, sama sekali tidak
efisien”
“Tapi Yun---”
“Aku mengerti
Boo, tapi tetap saja aku tidak setuju”
“Aish, Jung
Yunho! Kenapa kau egois sekali eoh?!”
“Aku tidak
egois, Jaejoongie, kau selalu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang
terlebih dahulu, aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!”
“Aku
membencimu!”
Namja cantik itu menahan nafasnya.
Mata beningnya tampak bergerak cepat di tempat.
Terlihat jelas emosinya yang menguar saat ini.
Membuat Yunho menghela nafasnya.
Jaejoong membalikkan tubuhnya membelakangi Yunho.
Ia sedang mencoba mengatur emosinya yang tidak
beraturan saat ini.
Sementara Yunho mengusap wajahnya.
Oh well.
Perlu pengertian lebih untuk menghadapi saat-saat
keras kepala namja cantik ini.
SRET.
Jaejoong mendengus.
Membiarkan Yunho menarik bahunya dan kembali memutar
posisinya agar berhadapan dengan namja tampan itu.
Yunho tersenyum kecil dan menempelkan dahi mereka.
Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia tahu Yunho mau melakukan apa.
“Aku, Jung
Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam seraya menatap dalam mata musang yang
tajam itu.
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung
Yunho masih berbisik.
“Mmm..”
“Dan kau, Kim
Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Yunho tersenyum lembut.
Ia mengecup bibir ranum namja cantik itu dan mengecup
dahinya dengan manis.
Jaejoong menghela nafas panjang.
“BooJae, aku
sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku sangat mencintaimu sayang,
dan karena aku mencintaimu, aku mengenal baik dirimu..Kalau kau memang
benar-benar ingin memiliki seorang anak, kita bisa berkunjung ke Panti Asuhan
ania? Tidak perlu sampai mengadopsi mereka, aku tidak ingin keputusan tanpa
pikir panjang ini berakhir sengsara nantinya sayang..Kau mengerti maksudku
Hmm?”
Jaejoong kembali menghela nafasnya.
Ia mengangguk pelan.
Membuat Yunho tersenyum manis dan mengecup lembut pipi
namja cantik itu.
“Atau kita
bisa berkunjung ke Jepang setiap akhir pekan dan bermain bersama Minyu? Otte?”
Bujuk Yunho lagi.
“Umm” Gumam
Jaejoong tidak jelas.
Yunho menepuk pelan kepala namja cantik itu.
“Kau
mencintaiku?”
“Aku
mencintaimu Yunnie bear”
“Dan aku juga
sangat mencintaimu, sayang”
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu dengan jemarinya
yang lentik.
“Yunnie..”
“Hmm?”
“Musim Semi
nanti kau ada rencana apa?”
“Aku tahu kau
akan mengadakan fashion show lagi,
BooJae”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut bibir tebal itu.
Menghisapnya dengan manis.
Ah, ia terlalu mencintai namja tampan ini.
“Apa lagi kali
ini?” Tanya Yunho pelan.
“Mm, ini yang
terakhir, aku sudah menetapkan temanya” Sahut Jaejoong berbisik.
Yunho mengangguk.
Menunggu bibir cherry itu berucap lembut padanya.
“Spring In London”
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar