This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/WINTER IN TOKYO



Tittle: WINTER IN TOKYO

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT #3

Rating: family-romance-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

---> Shim Minyu is Zahra CassieEastYunJaeShipper ssi property :D


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Dingin adalah..Cinta yang erat namun terjalin..

.
.
.

  Ohayou gozaimasu~!”

  Haik~ Ohayou gozaimasu!”

Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya seraya membalas sapaan para tetangga kamar hotelnya.
Aigoo~
Orang Jepang memang ramah dan baik hati.

Sangat berbeda dengan orang-orang Paris yang cenderung mengacuhkan.
Ckckck.

Jaejoong merapatkan syal rajutnya yang berwarna merah itu.
Ia menghembuskan nafasnya dan memperhatikan gumpalan asap yang mengepul di hadapan wajahnya.
Namja cantik itu tersenyum kecil dan segera berjalan menuju taman Tokyo yang assri itu.
Well, walaupun ini masih sangat dingin tidak masalah untuk Jaejoong.

Ia menyukai gumpalan langit yang berwarna putih itu.
Terlihat manis ketika mereka berjatuhan dari awan dan bertumpuk di sepanjang jalanan.
Salju.
Ah, white christmas huh?


Jaejoong memutar pandangannya.
Memperhatikan orang-orang yang saling berlari pagi bersama teman atau keluarga masing-masing mengelilingi taman.
Ah, Jaejoong jadi mengingat kenangan manisnya bersama Yunho saat mereka berada di Paris beberapa waktu yang lalu.


DDRRTT…DDRRTT…


PIK.


  From: Yunnie bear~

Aku take off nanti malam, oke?
Saranghae.


Hmp.

Namja cantik itu semakin mengembangkan senyum manisnya.
Oh well.
Yunho memang tidak bisa berangkat bersamanya untuk liburan kali ini.
Namja tampan itu harus menyelesaikan pekerjaannya yang masih tersisa terlebih dahulu.
Yunho bilang ada seorang Jendral yang menitipkan putrinya untuk dijaga oleh Yunho selama Jendral itu mengurus tentara yang bermukim di daratan Cina.

Aigoo~

Menyebalkan~!
Jaejoong terpaksa harus berangkat sendiri.
Sebenarnya ia bisa saja menunggu Yunho menyelesaikan pekerjaannya dan berangkat bersama.
Tapi ia tidak bisa menahan dirinya untuk mencicipi kue manju khas negeri Sakura itu di musim dingin seperti ini.
Dan Yunho pun sudah memberi ijin padanya.

  Nee-chan! (Nuna!)”

Eoh?

Namja cantik itu tertegun.
Memandangi sesosok namja imut berambut hitam dengan topi rajutnya yang berwarna putih.

  Doushitano? (Waeyo?)” Tanya Jaejoong tersenyum ramah.

Namja mungil itu tertawa kecil.
Ia menunjuk-nunjuk kedai okonomiyaki panas yang ada di seberang taman.
Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Kau mau makan itu?”

Namja kecil itu mengangguk.

  Anata no haha wa doko desuka? (Neo Umma eodisseo?)” Tanya Jaejoong lagi.

Namja bertopi rajut putih itu mengerutkan dahinya.
Ia melompat dan mengoceh tidak jelas seraya menunjuk-nunjuk penjuru taman.
Membuat Jaejoong segera menyimpulkan kalau anak ini adalah anak hilang.

  Wakatta (Arasseo), mm, kita beli okonomiyaki dulu baru setelah itu mencari ibumu ne?”

  “Haik~”

Jaejoong tertawa geli.
Ia berjongkok dan segera menggendong namja mungil itu.
Kemudian ia berjalan menuju kedai okonomiyaki yang ada di seberang jalan.

Namja cantik itu membeli dua potong okonomiyaki yang masih panas.
Kemudian ia memberikan satu potong untuk namja itu dan membawanya berkeliling taman.

  “Ah! Ah! Haha! (Umma!)” Jerit namja kecil itu meronta-ronta.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia segera mempercepat langkahnya dan menghampiri yeoja berkacamata itu.
Omo, bibirnya sangat tipis.

  “Um, Gomenasai (Mianhae)” Sapa Jaejoong tersenyum.

Yeoja berkacamata itu menolehkan wajahnya.
Sontak mata sipitnya membulat ketika ia menyadari putra mungilnya berada di gendongan Jaejoong.

  “Omoo! Minyu-chan!” Jerit yeoja berkacamata itu lega.

Eoh?

Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Kau orang Korea?”

  “Ne, namaku Jung HyunBin, aigoo, mianhae, anak ini sudah membuatmu repot”

  “Mwo? Ani, aniyeyo, dia anak yang manis, hehehe”

  “Omo, kau yang membelikannya kue ini? Apakah dia memaksamu? Mianhae! Akan kuganti!”

  “Ani, gwenchana, hanya satu potong kue dadar kok”

Yeoja berkacamata itu tersenyum manis.
Ia menggendong namja bertopi rajut putih itu dengan erat.
Membuat Jaejoong tidak bisa menahan diri untuk mencubit pipi gembul namja itu.

  “Um, bukankah dia putramu? Kenapa dia berbicara bahasa Jepang?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Ani, dia bukan anakku, namja nakal ini keponakanku, Appanya keturunan Jepang” Jelas yeoja berkacamata itu.

Jaejoong mengangguk mengerti.
Ia tersenyum sekali lagi dan mengecup lembut pipi namja mungil itu.

  Hajimemashite (Bangapseumnida) Minyu ah~ Namaku Jung Jaejoong, hehehe” Ujar Jaejoong terkekeh.

Namja bertopi rajut itu mengerutkan dahinya.

  Nee-chan! Jujungi? Jujungi?”

  “Aigoo! Dia benar-benar menggemaskan! Aishhh~”

  “Hehehehe”

Namja cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia membenarkan letak topi rajut berwarna putih itu dengan lembut.


DDRRTT…DDRRTT…


Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia meraih ponselnya yang bergetar pelan di dalam jaketnya.
Namja cantik itu menunduk dan menaikkan alisnya melirik nama suaminya di layar touch itu.

  “Ah, mianhae, suamiku menelepon, gwenchana?” Ujar Jaejoong berbisik.

  “Gwenchana, kami juga mau pergi, Ummanya sudah menunggu di parkiran” Sahut yeoja berkacamata itu.

  “Senang bertemu denganmu HyunBinnie ah~ Keponakanmu lucu sekali, hehehe”

  “Nee, gomawoyo sudah mentraktir Minyu, sampai jumpa!”

  “Sampai jumpa”

  Nee-chan Jujungiiiii~~”

  Jamata (Anyeong) Minyu ah~”

Yeoja cantik itu menundukkan wajahnya.
Membuat Jaejoong balas membungkukkan punggungnya.
Ia terkekeh geli memperhatikan Minyu yang sibuk melambai dengan jemari mungilnya.
Namja bertopi itu mencengkram erat bungkusan okonomiyakinya.


SRET.


Jaejoong melirik ponselnya yang sempat terabaikan.
Eoh?
Ia menaikkan alisnya.
Sambungan teleponnya sudah putus.

Namja cantik itu baru saja ingin mendial nomor Yunho, namun gerakannya sontak berhenti ketika ia merasakan sepasang lengan kekar yang memeluknya dengan erat.
Jaejoong tersentak kaget dan menoleh ke belakang.

  “Yunnie ah!” Teriaknya kaget.

Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia mengecup-ngecup lembut pinggir dahi namja cantik itu.

  “Bukankah kau bilang akan berangkat malam ini eoh?” Tanya Jaejoong tersenyum lebar.

  “Wae? Aku merindukan istriku, tapi ternyata istriku tidak merindukanku hmm?” Gumam Yunho balas tersenyum.

Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Bagaimana bisa kau berkata seperti itu huh?”

  “Buktinya kau lebih memperhatikan namja bertopi rajut itu dari pada panggilan dariku, siapa anak itu? Selingkuhanmu hmm?”

  “Hehehehe, neee, anak itu selingkuhanku, masalah untukmu, Letnan?”

  “Aish”

Yunho tertawa geli.
Ia semakin mempererat pelukannya di pinggang ramping Jaejoong.
Kemudian ia membalikkan tubuh namja cantik itu dan mengecup lembut bibir ranumnya.
Membuat Jaejoong mendesah manis dan membuka bibirnya balas melumat bibir Yunho.
Mengemutnya manis dan menggigitnya nakal sesekali.

  “Bagaimana dengan tugasmu? Sudah selesai semuanya kah?”

  “Menurutmu?”

  “Aku tidak yakin bear”

  “Hmm”

Namja cantik itu menepuk lembut kepala Yunho.
Mereka tertawa bersama dan beranjak kembali ke dalam hotel.
Saling berbagi cerita satu sama lain.

Ah, musim dingin yang indah.


-------


  “Ahh..hhh…hhhh..hhh”

Suara deru nafas terdengar mendominasi ruangan luas berfuniture mewah itu.
Mengisi keheningan di antara sepasang kekasih yang baru saja saling menghangatkan diri itu.
Jaejoong meringis ketika ia membenarkan posisi baringnya.
Membuat Yunho menoleh ke arahnya dan tertawa kecil.

  “Sakit?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong mendengus.

  “Sekarat!”

Namja tampan itu tertawa geli.
Ia beringsut mendekati istrinya dan merengkuh erat tubuh yang basah karena keringat itu.
Ah, yang tadi itu benar-benar panas ania?
Mereka bermain sampai jam 3 pagi.
Ck~

  “Yunnie”

  “Hmm”

  “Lihat aku”

Yunho menurut.
Ia menundukkan wajahnya.
Menatap langsung mata bening yang bergerak pelan itu.
Aigoo~
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Ia tidak akan bisa bertahan lama kalau beradu tatap dengan mata bulat itu.

Jaejoong seakan menelannya sampai ke bagian paling dasar.

  “Aku mencintaimu Yunnie ah” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho tersenyum.
Ia memeluk erat tubuh Jaejoong dan menyurukkan wajahnya di leher penuh kissmark namja cantik itu.
Menghirup wangi manis bercampur keringat yang menguar di sana.

  “Jangan terlalu sering mengucapkannya sayang, kau tidak perlu takut, cintaku tidak akan pernah habis untukmu” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong mengembangkan senyum manisnya.
Ia balas memeluk punggung basah itu dan mengecup lembut pinggir dahinya.

  “Tahun ini white chirstmas” Gumam Jaejoong pelan.

Yunho mengangguk.

  “Bagaimana kalau kita membeli pohon Natal ukuran mini dan meletakkannya di sini, gwenchana?”

  “Ide bagus”

  “Kita bisa menghiasnya berdua ne?”

  “Hmm”

  “Yunnie”

  “Iya sayang”

  “Aku mencintaimu”

  “Ck, sekali lagi kau mengucapkannya kau dapat satu ronde”

  “Hehehehe”

Namja cantik itu terkekeh geli.
Ia mengangguk patuh dan memejamkan matanya sejenak.
Menghirup wangi maskulin dari tubuh kekasihnya.
Ah, Jaejoong benar-benar merasa sangat beruntung bisa memiliki Yunho seutuhnya.

  “Jung Yunho”

  “Kenapa memanggil nama lengkapku? Kau marah padaku?”

Aish.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia menepuk lembut kepala Yunho.

  “Kenapa kau berkata seperti itu?”

  “Eoh? Bukankah selama ini memang seperti itu ania? Kau akan berteriak memanggil nama lengkapku kalau kau marah padaku”

  “Memangnya aku berteriak barusan?”

  “Aniya, kau hanya memanggil namaku”

  “Hehehehe, kau tahu kenapa?”

  “Mm, karena kau ingin mengatakan sesuatu kepadaku?”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut dahi namja tampan itu.
Membuat Yunho mengangkat wajahnya menatap mata bening yang bergerak nakal itu.

  “Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong lembut.

Hening sejenak.
Hanya terdengar suara deru nafas yang beraturan.
Kedua namja itu saling menatap satu sama lain.
Jaejoong tidak bersuara lagi.

Ia hanya membiarkan dirinya menikmati tatapan tajam dari mata musang itu.

  “Baiklah, kau dapat satu ronde” Ujar Yunho akhirnya.

Jaejoong tertawa kecil.
Ia tidak menyahut.
Hanya menundukkan wajahnya dan memejamkan kedua mata bulatnya.
Membiarkan Yunho kembali beranjak menindih tubuh polosnya.


-------


Namja cantik itu memejamkan matanya damai.
Merasakan ketenangan yang menguar dari atmosfer yang ada.
Jaejoong menghembuskan nafasnya perlahan.
Masih membiarkan dirinya berada dalam dekapan hangat suaminya.

Saat ini mereka sedang berdiri di depan danau yang membeku.
Danau luas yang terletak di dekat hotel, di ujung dalam taman kota yang indah itu.

  “Aku suka Jepang” Ujar Jaejoong pelan.

  “Dan aku suka kau” Balas Yunho tersenyum.

Jaejoong berdecih.
Ia ikut tertawa kecil.

  “Semalam aku browsing internet” Gumam Yunho.

  “Hmm”

  “Kulihat acara fashion show yang digelar di Paris saat musim gugur beberapa waktu lalu dibicarakan banyak orang”

  “Well, Paris memang zona yang tepat untuk menggelar peragaan busana, apa kau tahu? Seluruh rancanganku waktu itu habis dilelang”

  “Kau hebat sayang”

  “Hehehe”

  “Bagaimana dengan yang di Jepang?”

Jaejoong menggumam tidak jelas.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit yang tampak kelabu.

  “Rumit”

  “Maksudmu?”

  “Taemin masih membantuku mendapatkan tempat, banyak gedung yang disewa untuk menyambut Natal”

  “Kalau kau berhasil lagi, namamu akan tersebar dimana-mana”

  “Yah”

  “Dan pastinya akan banyak namja yang melamarmu setelah mereka mengetahui kecantikan dirimu sayang”

  “Kau takut?”

  “Ani, kenapa aku harus takut?”

  “Otte? Aku bisa saja menerima lamaran dari mereka yang lebih tampan darimu hmm?”

  “Kau lupa? Aku sudah merantaimu disini, BooJae, kau tidak akan bisa kemana-mana”

Jaejoong tertawa kecil.
Melirik Yunho yang mengaitkan kelingking kanan mereka.
Aigoo~
Benang merah yang tak terlihat hmm?

  “Aku bisa menggunting benangnya” Potong Jaejoong.

  “Dan aku akan menembak mati semua namja yang melamarmu” Sahut Yunho.

  “Omo, kalau begitu aku tidak akan bisa pergi darimu ania?”

  “Sudah takdirmu sayang, kau tercipta untukku dan aku tercipta untukmu, arasseo?”

  “Arasseyo, hehehe”

Namja cantik itu kembali menyandarkan punggungnya di dada bidang Yunho.
Mata beningnya kembali terpejam.
Menikmati hembusan angin musim dingin yang menerpa wajah cantiknya.

  “BooJae”

  “Ne?”

  “Apa kau benar-benar berniat ingin meninggalkan aku?”

Eoh?

Jaejoong sontak membalikkan tubuhnya.
Mengernyitkan dahi menatap Yunho yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Aigoo~

  “Aniya, kenapa kau bisa berpikir seperti itu sayang? Aku tidak akan pernah meninggalkanmu” Bisik Jaejoong lembut.

  “Aku takut..Aku bisa gila tanpamu Boo” Balas Yunho berbisik.

Omooo.

Namja cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu.
Jaejoong berjinjit kecil dan mengecup pipi namja tampan itu.

  “Dan aku bisa mati tanpamu bear” Balasnya kembali berbisik.

Yunho terdiam.
Hanya senyum manisnya yang terulas.
Ah, ia begitu mencintai namja cantik ini.

Jeongmall.


-------


  Nee-chan!

Jaejoong membalikkan tubuhnya.
Membulatkan mata beningnya menatap sosok namja mungil dengan topi rajutnya yang manis itu.
 
  “Omo, Minyu ah!” Panggil Jaejoong mendekat.

Yunho yang sedang menyesap coffee hangatnya menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang beranjak dari duduknya dan menghampiri bocah mungil itu.

  “Kau hilang lagi huh?” Tanya Jaejoong seraya menggendong namja bertopi itu.

Minyu terkekeh geli.

  “Ungg Unngg” Gumamnya tidak jelas.

Jaejoong mengecup lembut pipi gembul Minyu.
Kemudian ia membawa namja bertopi itu kembali ke kursi taman yang sedang didudukinya bersama Yunho barusan.
Sesekali mata beningnya menyelidik, mencari sosok yeoja yang memakai kacamata putih dengan bingkai hitamnya yang manis.

  “Ya? Anak ini selingkuhanmu waktu itu ania?” Ujar Yunho menatap Jaejoong.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia tertawa.

  “Nee, kami sudah menikah sehari sebelum kau datang, Yunnie ah”

  “Siapa namamu, jagoan?”

Namja bertopi itu menjulurkan tangannya.
Meminta Yunho agar memangku tubuh mungilnya.

  “Minyu, Shim Minyu~” Sahut namja bertopi itu lucu.


Eoh?

Yunho menaikkan alisnya.

  “Lalu, dimana orang tuamu?”

  “Ummm? Umumumumm?”

Jaejoong menjerit kecil.
Ia mencubit gemas pipi gembul namja bertopi itu.
Membuat Yunho tersenyum memandangnya.

  “Sepertinya Ahjumanya masih berada di sekitar sini Yun, lebih baik kita duduk di sini saja”

  “Neee”

Jaejoong mengencangkan ikatan syal rajutnya yang berwarna merah.
Sesekali ia melirik Yunho yang masih memangku namja bertopi itu.
Minyu menjulurkan tangannya.
Mencoba meraih gelas coffee milik Yunho.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  “Ini pahit Minyu ah” Ujar Yunho memperingati.

Namja bertopi itu terus bergumam tidak jelas.
Mata sipitnya berkilat-kilat menatap gelas coffee itu.
Yunho menghela nafas dan membiarkan namja bertopi itu mencicipi minumnya.

  “Uhukk~! Uuuuuuhhhhh~! Hiks..Hiks..Huuuwwwweeeeeee~!!”

  “Pahit kan? Sudah Ahjusi bilang ini pahit, kau nakal sekali”

Namja bertopi itu menjerit histeris.
Ia menjulurkan lidahnya keluar.
Jaejoong segera meraih namja mungil itu dari pangkuan Yunho.
Kemudian ia mendirikan Minyu di atas pahanya.

  “Ssshh, jangan menangis arasseo? Sini lidahnya” Ujar Jaejoong lembut.

Namja bertopi itu terisak lirih.
Membiarkan Jaejoong mengusap lidah mungilnya dan menjilatnya lembut.
Sementara Yunho tersenyum kecil seraya menepuk-nepuk punggung namja bertopi itu.

  “Omooo! Minyu ah!”

Jaejoong dan Yunho yang sedang menenangkan namja bertopi itu sontak menoleh.
Menatap sesosok yeoja cantik berbibir tipis yang berlari kecil mendekati mereka.

  “HyunBin ah” Sapa Jaejoong tersenyum.

Namja cantik itu segera berdiri dari duduknya.

  “Ah, Jaejoongie, kita bertemu lagi di sini!” Ujar yeoja berkacamata itu tertawa kecil.

Jaejoong mengangguk.
Ia menggendong Minyu di pelukannya.
Namja mungil itu sudah berhenti menangis.

  “Kenalkan, ini Jung Yunho, suamiku. Yunho ah, yeoja ini Jung HyunBin, Ahjumanya Minyu”

Yunho menaikkan alisnya.
Ia tersenyum dan membungkukkan tubuhnya di hadapan Yeoja itu.

  “Margamu juga Jung? Kebetulan sekali” Ujar Yunho masih dengan senyumnya.

Yeoja berkacamata itu mengangguk.

  “Hyunnie ah, kau tidak boleh melepas pandanganmu dari namja nakal ini, kalau tidak ada kami disini bagaimana? Ia bisa saja diculik ania?” Ujar Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Aigoo, kau tidak tahu se-ekstra apa aku memperhatikan namja ini Joongie ah, Minyu memang nakal” Sahut HyunBin seraya mengambil Minyu dari gendongan Jaejoong.

Yunho menyesap coffeenya dan melirik jam tangannya.
Ia menoleh menatap kekasihnya.

  “Kka, Joongie ah, sudah hampir jam 6”

  “Ah, ne, Hyunnie yah, kami duluan nee? Minyu, lain kali jangan berjalan sendirian arasseo?”

Yeoja berkacamata itu mengangguk dan balas menyapa Jaejoong.
Sementara namja bertopi itu menggembungkan pipinya.
Membuat namja cantik itu tidak bisa menahan dirinya untuk mengecupi pipinya.


-------


Mata bening itu tampak bergerak fokus saat ini.
Jaejoong berjinjit sedikit.
Mencoba menahan keseimbangan tubuhnya seraya memasangkan bintang berwarna emas itu di puncak pohon Natal yg ada di hadapannya saat ini.


GREPP!


Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang merengkuh pinggang rampingnya.

Namja cantik itu terkekeh kecil dan kembali berjinjit.
Kemudian ia berbalik dan membiarkan Yunho melepas pelukannya.
Namja tampan itu ikut beranjak duduk di samping Jaejoong.

  “Pohon Natal yang besar juga bagus ne Yun?” Ujar Jaejoong tersenyum.

Ia masih memasang hiasan pohon itu.

  “Hmm, untung saja yang ukuran kecil sudah habis terjual karena kita bertemu anak itu kemarin”

  “Hehehe, kau menyukainya? Anak itu benar-benar menggemaskan”

  “Yah, aku cukup suka”

Jaejoong sudah selesai memasang hiasan yang terakhir.
Ia berbalik menatap kekasihnya.

  “Yunnie”

  “Hmm?”

  “Apa pendapatmu tentang anak?”

Eoh?

Mata musang Yunho memicing tajam.
Sepertinya ia tahu kemana arah pembicaan ini akan berlangsung.
 
  “Anak-anak memang menggemaskan, lucu, dan berisik” Sahut Yunho.

  “Bear, bagaimana kalau---”

  “Ani, kalau kau ingin mengadopsi anak aku tidak setuju”

  “Eoh? Waeyo??”

  “Kita perlu memikirkan banyak hal sebelum memiliki seorang anak, BooJae ah, bagaimana cara kita merawat mereka dengan telaten kalau aku selalu sibuk dengan pangkatku sebagai seorang Letnan? Dan kau, kau selalu menghabiskan waktu di gedung desainmu untuk rancangan-rancangan pakaian terbarumu ania?”

  “Kita bisa---”

  “Kalau kita memperkerjakan seorang suster untuk merawat anak kita nantinya lebih baik tidak usah, anak itu akan lebih dekat dengan susternya nanti, dan lagi, akan terlihat seperti kita mengadopsi anak untuk dirawat oleh orang lain, sama sekali tidak efisien”

  “Tapi Yun---”

  “Aku mengerti Boo, tapi tetap saja aku tidak setuju”

  “Aish, Jung Yunho! Kenapa kau egois sekali eoh?!”

  “Aku tidak egois, Jaejoongie, kau selalu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu, aku hanya tidak ingin kau menyesal nantinya!”

  “Aku membencimu!”

Namja cantik itu menahan nafasnya.
Mata beningnya tampak bergerak cepat di tempat.
Terlihat jelas emosinya yang menguar saat ini.
Membuat Yunho menghela nafasnya.

Jaejoong membalikkan tubuhnya membelakangi Yunho.
Ia sedang mencoba mengatur emosinya yang tidak beraturan saat ini.
Sementara Yunho mengusap wajahnya.

Oh well.

Perlu pengertian lebih untuk menghadapi saat-saat keras kepala namja cantik ini.


SRET.


Jaejoong mendengus.
Membiarkan Yunho menarik bahunya dan kembali memutar posisinya agar berhadapan dengan namja tampan itu.
Yunho tersenyum kecil dan menempelkan dahi mereka.
Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia tahu Yunho mau melakukan apa.

  “Aku, Jung Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam seraya menatap dalam mata musang yang tajam itu.

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Yunho masih berbisik.

  “Mmm..”

  “Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Yunho tersenyum lembut.
Ia mengecup bibir ranum namja cantik itu dan mengecup dahinya dengan manis.
Jaejoong menghela nafas panjang.

  “BooJae, aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku sangat mencintaimu sayang, dan karena aku mencintaimu, aku mengenal baik dirimu..Kalau kau memang benar-benar ingin memiliki seorang anak, kita bisa berkunjung ke Panti Asuhan ania? Tidak perlu sampai mengadopsi mereka, aku tidak ingin keputusan tanpa pikir panjang ini berakhir sengsara nantinya sayang..Kau mengerti maksudku Hmm?”

Jaejoong kembali menghela nafasnya.
Ia mengangguk pelan.
Membuat Yunho tersenyum manis dan mengecup lembut pipi namja cantik itu.

  “Atau kita bisa berkunjung ke Jepang setiap akhir pekan dan bermain bersama Minyu? Otte?” Bujuk Yunho lagi.

  “Umm” Gumam Jaejoong tidak jelas.

Yunho menepuk pelan kepala namja cantik itu.

  “Kau mencintaiku?”

  “Aku mencintaimu Yunnie bear”

  “Dan aku juga sangat mencintaimu, sayang”

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengusap lembut wajah tampan itu dengan jemarinya yang lentik.

  “Yunnie..”

  “Hmm?”

  “Musim Semi nanti kau ada rencana apa?”

  “Aku tahu kau akan mengadakan fashion show lagi, BooJae”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengecup lembut bibir tebal itu.
Menghisapnya dengan manis.

Ah, ia terlalu mencintai namja tampan ini.

  “Apa lagi kali ini?” Tanya Yunho pelan.

  “Mm, ini yang terakhir, aku sudah menetapkan temanya” Sahut Jaejoong berbisik.

Yunho mengangguk.
Menunggu bibir cherry itu berucap lembut padanya.

  Spring In London


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar