This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/I LOVE YOU


Tittle: I LOVE YOU

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-mpreg-incest-romance-friendship-keliling sumur bareng yoochun


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


  When you feel like there’s no way out, Love, is the only way..’
.
.
.

Namja tampan itu mengatupkan jemarinya.
Mata musangnya bergerak pelan.
Terlihat penuh ketakutan di dalam sana.

Sementara itu, dua bocah cilik berwajah sama dengan seragam TK mereka, menangis di kursi ruang tunggu.
Jaeho dan Junhon saling berpegangan tangan erat.

  “Hiks..Umma..” Gumam keduanya kompak.

Mrs.Kim menundukkan wajahnya.
Ia menghela nafas.
Air matanya menggenang di sudut bawah matanya.

Ia mengangkat wajah.
Menatap ruang ICU yg tertutup rapat.


CKLEK!


DEG.


Yunho sontak terbangun dari duduknya.
Ia beranjak mendekati dokter bertubuh tinggi yg baru saja keluar dari ruangan.

Jaeho dan Junhon berlari mengikuti Appanya.

  “Otte? Istriku baik2 saja ani?” Rentet Yunho tidak sabar.

Namja berlesung pipi itu menghela nafas pendek.
Ia tersenyum kecil dan mengerutkan dahinya.

  “Lebih baik kita bicarakan hal ini di ruanganku”

Namja tampan itu mengangguk.


-------


Jaeho dan Junhon baru saja berhenti menangis.
Mata sipit mereka bengkak dan memerah.
Keduanya menatap sang Appa yg terus diam sejak tadi.

Heechul merengkuh bahu kedua cucunya.

  “Umma” Panggil Yunho lirih.

  “Ne? Apa yg dikatakan dokter itu padamu?” Tanya Heechul penasaran.

Namja tampan itu meringis.

  “Jaejoongie..Kepalanya terbentur dan..Amnesia..”



DEG.


Yeoja berwajah angkuh itu membulatkan matanya tidak percaya.
Apa?
Amnesia??
Heechul mencengkram bahu Yunho.
Ia menahan nafas.

Oh gosh.

Namja cantik itu, putra tunggalnya..
Yeoja berwajah cantik itu menggeleng pelan.

  “Appa, uri Umma gwenchanika?”

Heechul menunduk.
Hatinya terasa miris menyadari bahwa Yunho dan kedua putranya akan lebih menderita dari pada dirinya.

  “Hyung, amnesia itu apa?” Tanya Junhon mengernyitkan dahinya.

Jaeho mengangkat bahu.

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia berjongkok di hadapan mereka berdua dan menggenggam tangan mungil keduanya.

  “Amnesia itu sejenis penyakit, arasseo?”

Junhon mengerjapkan mata bulatnya.

  “Seperti flu?”

  “Ani”

  “Terus?”

Namja tampan itu menarik nafas panjang.
Gosh.
Ia tidak sanggup mengatakannya.
Mereka berdua masih terlalu kecil.

  “Uri Umma tidak bisa mengingat apa pun, ia kehilangan ingatannya” Ujar Yunho sepelan mungkin.

  “Maksud Appa, uri Umma..Tidak ingat dengan kita?” Tanya Jaeho takut.

  “Semuanya sayang, Umma tidak bisa mengingat apa pun sekarang”

  “Hiks..Semuanya karena Jaejae ania? Hiks..Huwaaaaaaaaa~! Ummaaaaaaaa~!”

  “Ssshh, ani, ania, bukan salah Jaejae ne? Ahjussi itu yg salah”

Namja tampan itu berusaha merengkuh tubuh mungil Jaeho.
Namun namja almond itu menolak.
Ia bersandar di dinding seraya berjongkok dan menangis histeris.
Yunho terdiam.
Ia merasa sangat bersalah dan tidak bisa berbuat apa pun.

Namja almond itu sangat dekat dengan Ummanya.

Namja cherry yg masih berdiri di dekat Yunho mengerjapkan matanya.
Ia menggigit bibirnya melihat Jaeho menangis.
Entah kenapa ia juga ikut merasa sedih.
Beberapa detik kemudian Junhon ikut terisak dan menangis histeris.
Ia berjongkok di samping Hyungnya dan berteriak memanggil Ummanya.

  “Yunho ah”

Heechul menepuk punggung menantunya.
Seakan ingin memberinya sedikit semangat.
Namja tampan itu hanya mengusap wajahnya mengacuhkan Heechul.

Yeoja berwajah angkuh itu berjalan mendekati kedua cucunya dan menepuk bahu mereka.
Mengusap rambut keduanya dan memeluk mereka dengan erat.

  “Gwenchana, bukan salah kalian ne? Sama sekali bukan salah Jaejae, itu semua kecelakaan, Ahjusi itu tidak melihat lampu merah”

Yunho memejamkan matanya.
Mengingat cerita dari kepolisian dan beberapa saksi.

Aih.
Namja tampan itu meringis.
Padahal tadi pagi Jaejoongnya masih terlihat baik2 saja.
Bahkan mereka sempat bercumbu sebelum ia mengantar Jaeho dan Junhon ke TK.

  [ “Gwenchana Yunnie yah, kami bisa jalan kaki ne?” ]

Yunho menyesal ia tidak memaksa namja cantik itu untuk menurut agar dijemput bersama putra mereka.
Kalau saja ia tidak ada meeting.
Kalau saja ia tidak menyerah secepat itu.
Kalau saja ia tidak menurut.

Mungkin Jaejoongnya tidak akan tertabrak oleh mobil yg tidak melihat lampu merah dan masih bersamanya saat ini.

  “Pasien bernama Jung Jaejoong sudah sadar”

Yunho membulatkan mata musangnya.


-------


TAP.


Namja cantik itu mengernyit.
Ia merasa asing.

Beberapa hari yg lalu ia masih dirawat di rumah sakit.
Tapi namja tampan itu memaksa dokter untuk membiarkan Jaejoong pulang ke rumah.
Dengan alasan mungkin saja namja cantik itu bisa mengingat sesuatu ani?
Rumah hangat ini penuh dengan kenangan.

  “Umma!”


DEG.


Namja cantik itu terlonjak dan sontak melepas rengkuhan mungil yg sempat menggenggam tangannya.
Junhon mengernyitkan dahinya.

Ah, Jaejoong masih belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Hei, membuka mata setelah beberapa lama terpejam dan langsung dikejutkan dengan berita bahwa kau sudah menikah dan memiliki dua orang putra terdengar sangat mengejutkan ani?

  “Mi..Mianhae” Gumam Jaejoong lirih.

Namja cherry itu berlari meninggalkan Jaejoong.
Ia menaiki tangga dan masuk ke kamar dengan tangis yg mengalir.
Gosh, ia merindukan Ummanya.

Sementara itu, Heechul yg berdiri di samping Jaejoong hanya bisa menghela nafasnya.
Namja cantik itu berjalan pelan.
Mata beningnya mengitari seluruh sudut ruangan.

Menatap berbagai bingkai foto yg bergantungan di dinding ruang tengah.

Jantung Jaejoong berdegup dua kali lebih cepat.
Menatap foto pernikahannya yg berada dalam bingkai terbesar di sana.
Ia terlihat cantik.
Senyum bahagianya terukir jelas.
Jaejoong bisa melihat sosok tampan yg menggenggam tangannya dengan erat di sana.

Aigoo.


SRET.


Jemari Jaejoong bergerak.
Meraih satu foto keluarga yg menarik perhatiannya.

Namja cantik itu sedang duduk di dekat TV.
Ia memegang semangkuk sereal.
Dengan Jaeho yg berlepotan sisa sereal di sekitar bibir tipisnya yg sedang duduk di samping kembarannya.
Junhon tampak memasang raut bingung.
Mata bulatnya memperhatikan miniatur Puzzle yg berserakan di atas hambal.

Kemudian Yunho yg tersenyum di samping Jaejoong.
Ia mengecup telinga namja cantik itu dengan sebelah tangan yg berusaha merebut mangkuk sereal itu dari tangan Jaejoong.

  “BooJae”


DEG.


Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia merasa sangat canggung.
Posisinya seperti orang asing sekarang.

  “Ne?”

  “Kau mau melihat kamar kita?”

Jaejoong menunduk.
Ia berpikir keras seraya mencengkram kedua jemarinya yg terkepal.
Melihat itu, Yunho hanya tersenyum kecil.

  “Hanya melihat2, agar kau terbiasa” Ujar Yunho santai.

Jaejoong mengangkat wajah.
Jujur saja, ada rasa meletup2 di dadanya ketika mata beningnya menangkap ulasan senyum manis itu.
Sontak Jaejoong langsung mengangguk dan mengikuti langkah Yunho.


CKLEK.


Mata bening Jaejoong bergerak lincah.
Kakinya melangkah kemana pun ia mau.

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia menaikkan alis menatap berbagai foto kecil yg ditempelkan di dinding sebelah kanan posisi ranjang.

  “Aku sudah pernah melarangmu, tapi kau tetap memaksa untuk menempelkan foto2 itu disana” Ujar Yunho.

Jemari Jaejoong terulur.
Wajahnya mendadak menghangat.

Memandang puluhan foto mesra dirinya dan Yunho.
Ciuman, pelukan, kecupan, tatapan, dan..oh my, benarkah ia yg mengambil potret itu?
Satu potret dengan gambar dirinya yg sedang memeluk Yunho dari belakang?
Bersama selimut putih yg menutupi pinggang namja tampan itu?

  “I..Ini..”

Yunho tertawa pelan.

  “Kurasa anak2 sudah menunggu di bawah, aku tinggal ne? Kalau ada apa2 panggil saja Umma, dia sedang menonton di ruang TV”


CKLEK.


Jaejoong mendudukkan dirinya di atas ranjang.


-------


Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Tidak.
Ia tidak bisa untuk terus berpura2 kuat.

Sudah beberapa hari ini namja cantik itu menganggapnya orang asing.
Yunho mendesah.
Ia sangat merindukan sosok manja dan tegas dari namja cantik itu.

Jujur saja, Yunho sempat merasa shock.
Pertama kali Jaejoong menatapnya saat ia memberitahukan kepada namja cantik itu kalau mereka sudah menikah, namja cantik itu tampak..bingung.
Ketakutan, dan canggung.

  “Sepertinya kau sedang dalam masalah besar huh?”

Yunho menoleh.
Menatap Yoochun yg tersenyum padanya.
Namja chubby itu memutar kursi yg ada di hadapan Yunho dan duduk di sana.
Jemarinya memainkan miniatur globe yg ada di atas meja kerja Yunho.

  “Jangan tanya apa pun, aku sudah mengetuk, tapi tidak ada jawaban” Ujar Yoochun terkekeh.

Aish.

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia menutup laptop Apple peraknya dan memainkan jemarinya di atas meja.

  “Ada perkembangan dari istrimu?” Tanya Yoochun.

Yunho mengangkat bahunya.

  “Jelas, ia masih belum terbiasa Chun ah, namja cantik itu selalu berteriak kalau aku menyentuhnya sedikit saja”

  “Ia kehilangan ingatan, Jung Yunho”

  “Aku tahu, tapi, Jaejoong terlihat baik2 saja dengan Jaeho dan Junhon, well, walaupun masih sedikit canggung”

Yoochun menghembuskan nafasnya.

  “Kalau aku berada di posisimu, mungkin aku sudah gila”

  “Untung saja kau tidak”

  “Maksudku, kalau Junsu hilang ingatan, aku tidak yakin bisa menenangkan Sooji dan Yoosu”

  “Jaeho dan Junhon cukup kuat”

Namja chubby itu meletakkan kembali miniatur globe itu.

  “Yunho”

  “Hmm?”

  “Kau ingin membuat Jaejoong kembali seperti dulu? Maksudku, melihat sisi manisnya sedikit saja?”

  “Tentu saja”

Namja chubby itu terkekeh geli.
Ia mengambil secarik kertas yg ada di notes miliknya dan menulis sesuatu di sana.

  “Kurasa kau sudah tahu apa yg harus kau lakukan dengan ini” Ujar Yoochun seraya memberikan kertas itu kepada Yunho.

Namja chubby itu tertawa kecil dan beranjak dari ruangan.
Meninggalkan Yunho seorang diri dengan alis bertaut.
Ia melirik kertas putih itu.

  When you feel like there’s no way out, Love, is the only way..

Namja tampan itu mengangkat wajahnya.


-------


  “Sampai jumpa”


GRT.


Namja cantik itu mencengkram erat gorden ruang tamu itu.
Nafasnya menderu.
Ia menggigit bibir bawahnya kesal.
Mata beningnya tidak berhenti menatap tajam kekasihnya yg baru saja turun dari mobil milik namja manis berkulit susu di luar sana.


CKLEK.


  “Aku pu---”

  “Siapa namja itu?”

Eoh?

Yunho tertegun kaget.
Jaejoong langsung berdiri di hadapannya dan menodongnya dengan pertanyaan berbau sarkastik.

  “Asistenku, namanya Lee Taemin”

  “Dia sudah menikah?”

  “Belum, masih sendiri, setahuku, wae?”

  “Sendiri? Yunho ah! Kau pulang dengan namja yg masih single, kau tahu itu?”

Yunho menaikkan alisnya.

  “Kenapa?”

  “Aish! Jinjja! Pokoknya mulai besok kau tidak boleh pulang bersamanya lagi!”

  “Mwo?”

  “Aku tidak mau tahu! Awas kalau aku melihatmu bersamanya lagi, arasseo?!”

Namja tampan itu terhenyak.
Detik berikutnya ia tersadar dan menarik senyum kecilnya.
Aigoo.

  “Kau cemburu, eh?” Kekeh Yunho geli.

MWO?

Jaejoong membulatkan mata beningnya marah.
Ia tidak suka dituduh seperti itu.

  “Ka..Kau! Aish, jangan bicara sembarangan! Aku sama sekali tidak cemburu!”

  “Benarkah?”

  “JUNG YUNHO!”

Namja cantik itu menghentakkan kakinya kesal.
Ia berbalik dan berjalan cepat menuju ruang makan.
Meninggalkan Yunho yg tertawa geli seraya melepas sepatunya.
Ah, itu baru Jung Jaejoong. Pikirnya dalam hati.


-------


  “Aigoo, Honchan, berapa kali Umma harus bilang kalau makan jangan berlepotan eoh?”

Namja tampan itu mengintip dari balik koran yg dipegangnya.
Hatinya terasa hangat.
Walaupun Jaejoong menolak kenyataan kalau ia sudah memiliki dua orang putra tetap saja jiwa keibuannya bangkit setiap kali bersama namja kembar itu.
Aish, Yunho selalu berharap ingatan Jaejoong segera kembali.

Dokter Choi bilang ingatan Jaejoong akan berangsur pulih.
Asal jangan di paksa.

  “Umma, susu”

Jaejoong menoleh.
Ia meraih gelas susu Jaeho dan memberikannya kepada namja almond itu.
Kemudian ia mengambil sendok Junhon dan menyuapi namja cherry itu.

  “Boo”

  “MWO?!”

  “Aish, masih marah eoh?”

  “Aku tidak marah!”

  “Lalu itu apa?”

Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya kesal.
Ia memutuskan untuk mengacuhkan Yunho dan fokus kepada namja cherry itu.
Sementara Yunho tertawa kecil di balik korannya.

  “Jaejae selesai”

Jaejoong mendelik menatap piring Jaeho.
Ia meraih piring itu dan membentak namja almond itu.

  “YYA! Kenapa masih membenci sayur eoh? Bukankah Jaejae bilang mau tumbuh tinggi seperti Appa? Kalau terus menyisakan sayurnya bagaimana bisa tinggi??”


DEG.


Ketiga namja yg berada di ruang makan itu saling menatap kaget ke arah Jaejoong.
Jaeho mengerjapkan matanya.

  [ “Jaejae! Habiskan sayurnya! Nanti tidak akan bisa tumbuh tinggi seperti Appa, otte?” ]

Namja almond itu menunduk.
Ia tersenyum kecil diam2.

  “Besok saja ne Umma! Hon, kka!”

Namja cherry itu segera melompat dari kursinya.
Mereka berkejaran menuju ruang depan.
Meninggalkan Jaejoong yg mendadak terdiam di tempat.

  “Jaeho pernah mengatakan padamu kalau ia tidak suka makan sayur?” Tanya Yunho berdiri dari duduknya.

  “A..Ani..Ania..” Gumam Jaejoong mengernyitkan dahinya.

Gosh.

Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.

  “Boo”

  “Ne?”


CUP!


DEG.


Mata bening itu membulat.
Yunho mendadak mengecup bibirnya dan segera meraih jas kerjanya.

  “YYAK! JUNG YUNHO!”

Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia segera berlari menyusul putranya.

Meninggalkan Jaejoong yg terduduk di kursinya.
Wajahnya merah padam.
Omo.
Ia menyentuh bibirnya dan tersenyum kecil.

Manis.


-------


Namja cantik itu menyentuh bingkai foto yg ada di pangkuannya saat ini.
Mata beningnya bergerak sayu.
Ada setitik ingin di sana.

  “Sepertinya kita semua sangat bahagia ani?” Gumamnya lirih.

Ia memandangi foto Yunho yg sedang memeluk Junhon dan dirinya yg sedang berjongkok mengecup pipi Jaeho.
Namja kembar itu mengenakan seragam TK dengan desain seragam pelaut berwarna putih biru.

Jaejoong menghela nafas.
Ia mengangkat wajahnya dan melirik foto2 kecil yg ditempelkannya di dinding kamar mereka.
Menyentuh satu foto manis dengan potret Yunho yg sedang mengecup pipinya.

  “Aku menyesal tidak bisa mengingat apa pun tentangmu, Yunho ah..Mianhae..”

Aku ingin ingatanku kembali..

Jaejoong tersentak kaget.
Matanya terasa panas dan pipinya basah.
Ia menangis.

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya dan mengusap wajahnya.
Kemudian ia menoleh menatap ponselnya yg tidak bergeming sejak tadi.

  “Yunho ah..”

Jaejoong mengusap layar ponselnya.

Kenapa belum menghubungiku?

Mungkin saja sedang sibuk. Pikir Jaejoong.
Ia menekan layar touch ponselnya dan mengirim pesan singkat untuk namja tampan itu.

  To: Yunnie bear

Kau sibuk?


SEND!


Eh?
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Menyadari ada yg aneh dari kontak nama suaminya.

  “Yunnie bear? Apa dulu aku memanggilnya seperti itu?” Gumam Jaejoong bingung.


DDRRTT…


PIK!


  From: Yunnie bear

Ani, wae?

Fuh.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menggembungkan pipinya kesal.

  To: Yunnie bear

Kenapa tidak menghubungiku? Aku menunggu tahu!


SEND!


Aish.

Jaejoong melempar ponselnya.
Ia memijat pelipisnya seraya melihat langit2 kamar.

  [ “Kenapa kau tidak bisa lebih terbuka padaku, Yunnie yah? Aku bahkan tidak bisa membaca pikiranmu!” ]


DEG.


  [ “Taemin itu asistenku, Boo! Tidak ada hubungan apa pun di antara kami!” ]

  [ “Kalau begitu mulai sekarang jangan pernah pulang bersamanya lagi!” ]

  [ “Eoh? Kau cemburu?” ]

  [ “Tentu saja, beruang bodoh! Kau suamiku!” ]


Namja cantik itu tersentak.
Kepalanya terasa berdenyut.
Sakit.

  [ “Umma marah?” ]

  [ “Tentu saja, Jae ah, kau tidak boleh berbuat seperti itu pada Junhon” ]

  [ “Waeyo? Jaejae sayang Hon, kenapa tidak boleh?” ]

  [ “Minho songsaenim sudah memberitahu Jaejae ani? Mencium saudara sendiri itu tidak boleh” ]

  [ “Tapi Jae sayang Hon! Umma sendiri sering mencium Appa~!” ]

  [ “Jaejae, Junhon itu adikmu, Umma tidak ingin kalian seperti itu arasseo? Mulai sekarang berhenti melakukan itu pada Junhon” ]

  [ “Bagaimana kalau Hon yg selama ini meminta untuk dicium?” ]

  [ “MWO?!” ]


BRUKK!


Namja cantik itu meringis.
Ia terjatuh seraya mencengkram erat pinggiran ranjang.

  “AAAKKHHH!!” Erang Jaejoong lantang.

Peluh dingin membasahi pelipisnya.
Sakit.
Sakit dan sakit.
Namja cantik itu memejamkan matanya dengan erat.

  [ “Yoochun benar2 menyebalkan!” ]

  [ “Memangnya kenapa?” ]

  [ “Namja itu selalu sok memberiku nasehat!” ]

  [ “Hahaha, kali ini apa lagi yg dikatakannya padamu?” ]

  [ “Kau tahu bear, kalimat yg sama setiap harinya! Sampai aku benar2 hapal! Apa katanya? When you feel like there’s no way out, Love, is the only way, aigoo~!” ]

  [ “Hahaha” ]

  [ “Tunggu! Kenapa aku malah bercerita padamu? AISH!! AKU MASIH MARAH PADAMU!! KAU BERUANG JELEK MENYEBALKAN!!” ]

Ponsel Jaejoong bergetar di atas ranjang.
Namja cantik itu merasakan degup jantungnya berdebar kencang.
Kepalanya benar2 terasa sakit.


CKLEK!


Jaejoong menoleh.
Menyipitkan matanya menatap Jaeho dan Junhon yg baru saja pulang dari TK.
Namja kembar itu saling berteriak histeris memanggil namanya.
Jaejoong terlalu kesakitan untuk menyahut, detik terakhir yg ia ingat adalah, Jaeho yg mengangkat telfon Yunho di ponselnya, dan Junhon yg menangis seraya memeluknya.

Kemudian semuanya gelap.


-------


Yunho menghela nafasnya.
Ia mengusap rambut almond kekasihnya yg masih terlelap dan menatap Jaeho dan Junhon yg masih memakai seragam lengkap.

  “Appa, Umma gwenchana?” Tanya Jaeho mengernyitkan dahinya.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan melirik Heechul.

  “Umma, bawa mereka pulang, mereka belum makan siang, biar aku saja yg menunggu Jaejoongie”

  “Ania~! Hon mau disini sama Umma~!”

Namja tampan itu melirik Junhon.
Namja cherry itu tampak ingin menangis.
Matanya merah dan basah.

  “Arasseo, Hon dan Jae tidak akan pulang ke rumah”

Yeoja berwajah angkuh itu tersenyum.
Ia memeluk bahu kedua cucunya dari belakang dan berbisik kecil.

  “Temani Halmoni makan siang di kantin otte? Kalian bisa makan es krim dan burger”

Jaeho dan Junhon menoleh.
Mereka menatap Heechul dan mengangguk setuju.

Yunho menghela nafas.
Menatap kedua putranya yg digandeng Heechul beranjak dari kamar.

  “Ya, tidak apa2 kalau Umma mengajak mereka makan? Bukankah kau melarang Jaejae dan Honchan mengkonsumsi Junkfood eoh?” Ujar Yunho mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.

Ia mengelus lembut punggung tangan namja cantik itu.

  “Hngh”

  “BooJae ah?”

Namja cantik itu mengerjapkan matanya pelan.
Ia melirik Yunho yg berada dalam jarak yg sangat dekat dengannya.

  “Aku kenapa?”

  “Kau pingsan, untung saja Jaeho mengangkat telfon dariku”

  “Ahh”

  “Mana yg sakit?”

Jaejoong menggerakkan bola matanya.
Ia menyentuh kepalanya dan membiarkan Yunho mengusap lembut bagian itu.

Hening.

Lama mereka saling terdiam sampai kemudian Jaejoong kembali bertanya.

  “Yunho ah, bagaimana kalau ingatanku tidak akan pernah kembali selamanya?”


DEG.


Mata musang itu mengerjap.
Tertegun dengan pertanyaan mendadak itu.

  “Kenapa kau berkata seperti itu? Dokter Choi bilang ingatanmu akan segera pul---”

  “Jawab saja”

  “Aku..”

Yunho berhenti mengusap kepala Jaejoong.
Ia menarik nafas pendek.

  “Aku akan berusaha melakukan yg terbaik untukmu, aku akan membuatmu kembali mencintaiku”

  “Bagaimana kalau aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta padamu lagi?”

Namja tampan itu terdiam.

  “Aku pasti gila”

Eoh?

Jaejoong menarik senyumnya.
Ia menjulurkan jemarinya memukul lembut kepala Yunho dan tertawa kecil.

  “Ya! Beruang jelek! Kalau kau gila siapa yg akan mengurus uri JaeHon eoh?”

  “Aish! Kau---”


EOH??


Namja tampan itu terhenyak kaget.
Mata musangnya bergerak pelan.
Menatap tajam mata bening Jaejoong yg terlihat menyipit.
Namja cantik itu tersenyum geli dan tertawa kecil.

Ia menepuk kepala Yunho sedikit keras.

  “YYAA! INGATANMU SUDAH KEMBALI EOH??”

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya tertawa lantang seraya menekan perutnya.
Air matanya menggenang di sudut matanya.

Aish, Yunho mengerucutkan bibirnya kesal.
Sebegitu lucunya eoh?

  “Berhenti tertawa! Berani sekali kau mengerjaiku! Aku benar2 takut ketika kau bertanya seperti itu apa kau tahu hah?”

Namja cantik itu terkekeh kecil.
Ia mengatur nafasnya yg tidak beraturan dan mengusap pipi Yunho.
Menyentuh hidung tegasnya dan tersenyum manis.

  “I Love You” Bisiknya lirih.

Hmp.

Namja tampan itu balas tersenyum.
Ia menempelkan dahi mereka dan saling menatap satu sama lain.
Jari telunjuk Jaejoong yg sedang menyentuh filtrum Yunho beralih menekan bibir seksi namja tampan itu.

Yunho membuka mulutnya.
Ia menghisap jari Jaejoong dengan lembut.
Membuat namja cantik itu tertawa geli.

Tangan kanan Yunho terulur menarik jari Jaejoong dari mulutnya.
Kemudian ia menempelkan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Namja cantik itu memejamkan mata beningnya dan melenguh manis.
Ia membuka mulutnya membalas setiap kecupan, pagutan, hisapan, dan lumatan lembut dari namja tampan itu.


CKLEK!


Keduanya saling tersentak kaget.
Mereka sontak menoleh menatap Jaeho dan Junhon yg berdiri di pintu.

  “Umma curang! Masa Jaejae tidak boleh mencium Junhon tapi Appa boleh mencium Umma?! Umma nappeun!” Jerit Jaeho lantang.

Eoh?

Namja tampan itu menjauhkan wajahnya dari wajah Jaejoong.
Ia tertawa dan menepuk kepala Jaeho.

Sementara Jaejoong beranjak duduk dan memangku Junhon yg diangkat Heechul ke ranjangnya.

Namja cantik itu mengernyit.
Ia mengusap bibir Junhon dan menaikkan alisnya.

  “Kalian makan Junkfood eoh?”

Junhon mengangguk.

  “Umma kan hilang ingatan, berarti Umma tidak akan marah kalau kami makan burger ani?” Ujar namja cherry itu mendongakkan wajahnya menatap Jaejoong.

Yunho menaikkan alisnya.
Sementara Jaejoong tersenyum geli.

Ia memeluk tubuh mungil Junhon dan tertawa kecil.

  “Tapi sayangnya Umma sudah mengingat semuanya, Honchan, hehehe, mulai besok jangan makan itu lagi ne?”

Junhon tampak terkejut.
Namja almond itu membulatkan mata musangnya.

  “Umma serius?!” Jerit keduanya kompak.

Jaejoong tertawa.
Ia mengangguk dan mengecup gemas pipi gembul Junhon.

Mereka semua saling terkekeh kecil satu sama lain.
Mengacuhkan Heechul yg terlihat tidak fokus.

Beberapa detik kemudian yeoja berwajah angkuh itu tersentak kaget.

  “MWO?? INGATAN JAEJOONGIE SUDAH KEMBALI??”


END.

-2NE1, I Love You-

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar