Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-mpreg-incest-romance-friendship-keliling sumur bareng yoochun
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION:
JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
‘When you feel
like there’s no way out, Love, is the only way..’
.
.
.
Namja tampan itu mengatupkan jemarinya.
Mata musangnya bergerak pelan.
Terlihat penuh ketakutan di dalam sana.
Sementara itu, dua bocah cilik berwajah sama dengan
seragam TK mereka, menangis di kursi ruang tunggu.
Jaeho dan Junhon saling berpegangan tangan erat.
“Hiks..Umma..”
Gumam keduanya kompak.
Mrs.Kim menundukkan wajahnya.
Ia menghela nafas.
Air matanya menggenang di sudut bawah matanya.
Ia mengangkat wajah.
Menatap ruang ICU yg tertutup rapat.
CKLEK!
DEG.
Yunho sontak terbangun dari duduknya.
Ia beranjak mendekati dokter bertubuh tinggi yg baru
saja keluar dari ruangan.
Jaeho dan Junhon berlari mengikuti Appanya.
“Otte? Istriku
baik2 saja ani?” Rentet Yunho tidak sabar.
Namja berlesung pipi itu menghela nafas pendek.
Ia tersenyum kecil dan mengerutkan dahinya.
“Lebih baik
kita bicarakan hal ini di ruanganku”
Namja tampan itu mengangguk.
-------
Jaeho dan Junhon baru saja berhenti menangis.
Mata sipit mereka bengkak dan memerah.
Keduanya menatap sang Appa yg terus diam sejak tadi.
Heechul merengkuh bahu kedua cucunya.
“Umma” Panggil
Yunho lirih.
“Ne? Apa yg
dikatakan dokter itu padamu?” Tanya Heechul penasaran.
Namja tampan itu meringis.
“Jaejoongie..Kepalanya terbentur dan..Amnesia..”
DEG.
Yeoja berwajah angkuh itu membulatkan matanya tidak
percaya.
Apa?
Amnesia??
Heechul mencengkram bahu Yunho.
Ia menahan nafas.
Oh gosh.
Namja cantik itu, putra tunggalnya..
Yeoja berwajah cantik itu menggeleng pelan.
“Appa, uri
Umma gwenchanika?”
Heechul menunduk.
Hatinya terasa miris menyadari bahwa Yunho dan kedua
putranya akan lebih menderita dari pada dirinya.
“Hyung,
amnesia itu apa?” Tanya Junhon mengernyitkan dahinya.
Jaeho mengangkat bahu.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia berjongkok di hadapan mereka berdua dan menggenggam
tangan mungil keduanya.
“Amnesia itu
sejenis penyakit, arasseo?”
Junhon mengerjapkan mata bulatnya.
“Seperti flu?”
“Ani”
“Terus?”
Namja tampan itu menarik nafas panjang.
Gosh.
Ia tidak sanggup mengatakannya.
Mereka berdua masih terlalu kecil.
“Uri Umma
tidak bisa mengingat apa pun, ia kehilangan ingatannya” Ujar Yunho sepelan
mungkin.
“Maksud Appa,
uri Umma..Tidak ingat dengan kita?” Tanya Jaeho takut.
“Semuanya
sayang, Umma tidak bisa mengingat apa pun sekarang”
“Hiks..Semuanya karena Jaejae ania? Hiks..Huwaaaaaaaaa~! Ummaaaaaaaa~!”
“Ssshh, ani,
ania, bukan salah Jaejae ne? Ahjussi itu yg salah”
Namja tampan itu berusaha merengkuh tubuh mungil
Jaeho.
Namun namja almond itu menolak.
Ia bersandar di dinding seraya berjongkok dan menangis
histeris.
Yunho terdiam.
Ia merasa sangat bersalah dan tidak bisa berbuat apa
pun.
Namja almond itu sangat dekat dengan Ummanya.
Namja cherry yg masih berdiri di dekat Yunho
mengerjapkan matanya.
Ia menggigit bibirnya melihat Jaeho menangis.
Entah kenapa ia juga ikut merasa sedih.
Beberapa detik kemudian Junhon ikut terisak dan
menangis histeris.
Ia berjongkok di samping Hyungnya dan berteriak
memanggil Ummanya.
“Yunho ah”
Heechul menepuk punggung menantunya.
Seakan ingin memberinya sedikit semangat.
Namja tampan itu hanya mengusap wajahnya mengacuhkan
Heechul.
Yeoja berwajah angkuh itu berjalan mendekati kedua
cucunya dan menepuk bahu mereka.
Mengusap rambut keduanya dan memeluk mereka dengan
erat.
“Gwenchana,
bukan salah kalian ne? Sama sekali bukan salah Jaejae, itu semua kecelakaan,
Ahjusi itu tidak melihat lampu merah”
Yunho memejamkan matanya.
Mengingat cerita dari kepolisian dan beberapa saksi.
Aih.
Namja tampan itu meringis.
Padahal tadi pagi Jaejoongnya masih terlihat baik2
saja.
Bahkan mereka sempat bercumbu sebelum ia mengantar
Jaeho dan Junhon ke TK.
[ “Gwenchana Yunnie yah, kami bisa jalan kaki
ne?” ]
Yunho menyesal ia tidak memaksa namja cantik itu untuk
menurut agar dijemput bersama putra mereka.
Kalau saja ia tidak ada meeting.
Kalau saja ia tidak menyerah secepat itu.
Kalau saja ia tidak menurut.
Mungkin Jaejoongnya tidak akan tertabrak oleh mobil yg
tidak melihat lampu merah dan masih bersamanya saat ini.
“Pasien
bernama Jung Jaejoong sudah sadar”
Yunho membulatkan mata musangnya.
-------
TAP.
Namja cantik itu mengernyit.
Ia merasa asing.
Beberapa hari yg lalu ia masih dirawat di rumah sakit.
Tapi namja tampan itu memaksa dokter untuk membiarkan
Jaejoong pulang ke rumah.
Dengan alasan mungkin saja namja cantik itu bisa
mengingat sesuatu ani?
Rumah hangat ini penuh dengan kenangan.
“Umma!”
DEG.
Namja cantik itu terlonjak dan sontak melepas
rengkuhan mungil yg sempat menggenggam tangannya.
Junhon mengernyitkan dahinya.
Ah, Jaejoong masih belum terbiasa dengan keadaan
seperti ini.
Hei, membuka mata setelah beberapa lama terpejam dan
langsung dikejutkan dengan berita bahwa kau sudah menikah dan memiliki dua
orang putra terdengar sangat mengejutkan ani?
“Mi..Mianhae”
Gumam Jaejoong lirih.
Namja cherry itu berlari meninggalkan Jaejoong.
Ia menaiki tangga dan masuk ke kamar dengan tangis yg
mengalir.
Gosh, ia merindukan Ummanya.
Sementara itu, Heechul yg berdiri di samping Jaejoong
hanya bisa menghela nafasnya.
Namja cantik itu berjalan pelan.
Mata beningnya mengitari seluruh sudut ruangan.
Menatap berbagai bingkai foto yg bergantungan di
dinding ruang tengah.
Jantung Jaejoong berdegup dua kali lebih cepat.
Menatap foto pernikahannya yg berada dalam bingkai
terbesar di sana.
Ia terlihat cantik.
Senyum bahagianya terukir jelas.
Jaejoong bisa melihat sosok tampan yg menggenggam
tangannya dengan erat di sana.
Aigoo.
SRET.
Jemari Jaejoong bergerak.
Meraih satu foto keluarga yg menarik perhatiannya.
Namja cantik itu sedang duduk di dekat TV.
Ia memegang semangkuk sereal.
Dengan Jaeho yg berlepotan sisa sereal di sekitar
bibir tipisnya yg sedang duduk di samping kembarannya.
Junhon tampak memasang raut bingung.
Mata bulatnya memperhatikan miniatur Puzzle yg
berserakan di atas hambal.
Kemudian Yunho yg tersenyum di samping Jaejoong.
Ia mengecup telinga namja cantik itu dengan sebelah
tangan yg berusaha merebut mangkuk sereal itu dari tangan Jaejoong.
“BooJae”
DEG.
Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia merasa sangat canggung.
Posisinya seperti orang asing sekarang.
“Ne?”
“Kau mau
melihat kamar kita?”
Jaejoong menunduk.
Ia berpikir keras seraya mencengkram kedua jemarinya
yg terkepal.
Melihat itu, Yunho hanya tersenyum kecil.
“Hanya
melihat2, agar kau terbiasa” Ujar Yunho santai.
Jaejoong mengangkat wajah.
Jujur saja, ada rasa meletup2 di dadanya ketika mata
beningnya menangkap ulasan senyum manis itu.
Sontak Jaejoong langsung mengangguk dan mengikuti
langkah Yunho.
CKLEK.
Mata bening Jaejoong bergerak lincah.
Kakinya melangkah kemana pun ia mau.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia menaikkan alis menatap berbagai foto kecil yg ditempelkan
di dinding sebelah kanan posisi ranjang.
“Aku sudah
pernah melarangmu, tapi kau tetap memaksa untuk menempelkan foto2 itu disana”
Ujar Yunho.
Jemari Jaejoong terulur.
Wajahnya mendadak menghangat.
Memandang puluhan foto mesra dirinya dan Yunho.
Ciuman, pelukan, kecupan, tatapan, dan..oh my,
benarkah ia yg mengambil potret itu?
Satu potret dengan gambar dirinya yg sedang memeluk
Yunho dari belakang?
Bersama selimut putih yg menutupi pinggang namja
tampan itu?
“I..Ini..”
Yunho tertawa pelan.
“Kurasa anak2
sudah menunggu di bawah, aku tinggal ne? Kalau ada apa2 panggil saja Umma, dia
sedang menonton di ruang TV”
CKLEK.
Jaejoong mendudukkan dirinya di atas ranjang.
-------
Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Tidak.
Ia tidak bisa untuk terus berpura2 kuat.
Sudah beberapa hari ini namja cantik itu menganggapnya
orang asing.
Yunho mendesah.
Ia sangat merindukan sosok manja dan tegas dari namja
cantik itu.
Jujur saja, Yunho sempat merasa shock.
Pertama kali Jaejoong menatapnya saat ia
memberitahukan kepada namja cantik itu kalau mereka sudah menikah, namja cantik
itu tampak..bingung.
Ketakutan, dan canggung.
“Sepertinya
kau sedang dalam masalah besar huh?”
Yunho menoleh.
Menatap Yoochun yg tersenyum padanya.
Namja chubby itu memutar kursi yg ada di hadapan Yunho
dan duduk di sana.
Jemarinya memainkan miniatur globe yg ada di atas meja
kerja Yunho.
“Jangan tanya
apa pun, aku sudah mengetuk, tapi tidak ada jawaban” Ujar Yoochun terkekeh.
Aish.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia menutup laptop Apple
peraknya dan memainkan jemarinya di atas meja.
“Ada
perkembangan dari istrimu?” Tanya Yoochun.
Yunho mengangkat bahunya.
“Jelas, ia
masih belum terbiasa Chun ah, namja cantik itu selalu berteriak kalau aku menyentuhnya
sedikit saja”
“Ia kehilangan
ingatan, Jung Yunho”
“Aku tahu,
tapi, Jaejoong terlihat baik2 saja dengan Jaeho dan Junhon, well, walaupun
masih sedikit canggung”
Yoochun menghembuskan nafasnya.
“Kalau aku
berada di posisimu, mungkin aku sudah gila”
“Untung saja
kau tidak”
“Maksudku,
kalau Junsu hilang ingatan, aku tidak yakin bisa menenangkan Sooji dan Yoosu”
“Jaeho dan
Junhon cukup kuat”
Namja chubby itu meletakkan kembali miniatur globe
itu.
“Yunho”
“Hmm?”
“Kau ingin
membuat Jaejoong kembali seperti dulu? Maksudku, melihat sisi manisnya sedikit
saja?”
“Tentu saja”
Namja chubby itu terkekeh geli.
Ia mengambil secarik kertas yg ada di notes miliknya
dan menulis sesuatu di sana.
“Kurasa kau
sudah tahu apa yg harus kau lakukan dengan ini” Ujar Yoochun seraya memberikan
kertas itu kepada Yunho.
Namja chubby itu tertawa kecil dan beranjak dari
ruangan.
Meninggalkan Yunho seorang diri dengan alis bertaut.
Ia melirik kertas putih itu.
‘When you feel
like there’s no way out, Love, is the only way..’
Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
-------
“Sampai jumpa”
GRT.
Namja cantik itu mencengkram erat gorden ruang tamu
itu.
Nafasnya menderu.
Ia menggigit bibir bawahnya kesal.
Mata beningnya tidak berhenti menatap tajam kekasihnya
yg baru saja turun dari mobil milik namja manis berkulit susu di luar sana.
CKLEK.
“Aku pu---”
“Siapa namja
itu?”
Eoh?
Yunho tertegun kaget.
Jaejoong langsung berdiri di hadapannya dan
menodongnya dengan pertanyaan berbau sarkastik.
“Asistenku,
namanya Lee Taemin”
“Dia sudah
menikah?”
“Belum, masih
sendiri, setahuku, wae?”
“Sendiri?
Yunho ah! Kau pulang dengan namja yg masih single, kau tahu itu?”
Yunho menaikkan alisnya.
“Kenapa?”
“Aish! Jinjja!
Pokoknya mulai besok kau tidak boleh pulang bersamanya lagi!”
“Mwo?”
“Aku tidak mau
tahu! Awas kalau aku melihatmu bersamanya lagi, arasseo?!”
Namja tampan itu terhenyak.
Detik berikutnya ia tersadar dan menarik senyum
kecilnya.
Aigoo.
“Kau cemburu,
eh?” Kekeh Yunho geli.
MWO?
Jaejoong membulatkan mata beningnya marah.
Ia tidak suka dituduh seperti itu.
“Ka..Kau!
Aish, jangan bicara sembarangan! Aku sama sekali tidak cemburu!”
“Benarkah?”
“JUNG YUNHO!”
Namja cantik itu menghentakkan kakinya kesal.
Ia berbalik dan berjalan cepat menuju ruang makan.
Meninggalkan Yunho yg tertawa geli seraya melepas
sepatunya.
Ah, itu baru Jung Jaejoong. Pikirnya dalam hati.
-------
“Aigoo,
Honchan, berapa kali Umma harus bilang kalau makan jangan berlepotan eoh?”
Namja tampan itu mengintip dari balik koran yg
dipegangnya.
Hatinya terasa hangat.
Walaupun Jaejoong menolak kenyataan kalau ia sudah
memiliki dua orang putra tetap saja jiwa keibuannya bangkit setiap kali bersama
namja kembar itu.
Aish, Yunho selalu berharap ingatan Jaejoong segera
kembali.
Dokter Choi bilang ingatan Jaejoong akan berangsur
pulih.
Asal jangan di paksa.
“Umma, susu”
Jaejoong menoleh.
Ia meraih gelas susu Jaeho dan memberikannya kepada
namja almond itu.
Kemudian ia mengambil sendok Junhon dan menyuapi namja
cherry itu.
“Boo”
“MWO?!”
“Aish, masih
marah eoh?”
“Aku tidak
marah!”
“Lalu itu
apa?”
Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya kesal.
Ia memutuskan untuk mengacuhkan Yunho dan fokus kepada
namja cherry itu.
Sementara Yunho tertawa kecil di balik korannya.
“Jaejae
selesai”
Jaejoong mendelik menatap piring Jaeho.
Ia meraih piring itu dan membentak namja almond itu.
“YYA! Kenapa
masih membenci sayur eoh? Bukankah Jaejae bilang mau tumbuh tinggi seperti
Appa? Kalau terus menyisakan sayurnya bagaimana bisa tinggi??”
DEG.
Ketiga namja yg berada di ruang makan itu saling
menatap kaget ke arah Jaejoong.
Jaeho mengerjapkan matanya.
[ “Jaejae! Habiskan sayurnya! Nanti tidak akan
bisa tumbuh tinggi seperti Appa, otte?” ]
Namja almond itu menunduk.
Ia tersenyum kecil diam2.
“Besok saja ne
Umma! Hon, kka!”
Namja cherry itu segera melompat dari kursinya.
Mereka berkejaran menuju ruang depan.
Meninggalkan Jaejoong yg mendadak terdiam di tempat.
“Jaeho pernah
mengatakan padamu kalau ia tidak suka makan sayur?” Tanya Yunho berdiri dari
duduknya.
“A..Ani..Ania..” Gumam Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Gosh.
Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.
“Boo”
“Ne?”
CUP!
DEG.
Mata bening itu membulat.
Yunho mendadak mengecup bibirnya dan segera meraih jas
kerjanya.
“YYAK! JUNG
YUNHO!”
Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia segera berlari menyusul putranya.
Meninggalkan Jaejoong yg terduduk di kursinya.
Wajahnya merah padam.
Omo.
Ia menyentuh bibirnya dan tersenyum kecil.
Manis.
-------
Namja cantik itu menyentuh bingkai foto yg ada di
pangkuannya saat ini.
Mata beningnya bergerak sayu.
Ada setitik ingin di sana.
“Sepertinya
kita semua sangat bahagia ani?” Gumamnya lirih.
Ia memandangi foto Yunho yg sedang memeluk Junhon dan
dirinya yg sedang berjongkok mengecup pipi Jaeho.
Namja kembar itu mengenakan seragam TK dengan desain
seragam pelaut berwarna putih biru.
Jaejoong menghela nafas.
Ia mengangkat wajahnya dan melirik foto2 kecil yg
ditempelkannya di dinding kamar mereka.
Menyentuh satu foto manis dengan potret Yunho yg
sedang mengecup pipinya.
“Aku menyesal
tidak bisa mengingat apa pun tentangmu, Yunho ah..Mianhae..”
Aku ingin
ingatanku kembali..
Jaejoong tersentak kaget.
Matanya terasa panas dan pipinya basah.
Ia menangis.
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya dan mengusap
wajahnya.
Kemudian ia menoleh menatap ponselnya yg tidak
bergeming sejak tadi.
“Yunho ah..”
Jaejoong mengusap layar ponselnya.
Kenapa
belum menghubungiku?
Mungkin saja sedang sibuk. Pikir Jaejoong.
Ia menekan layar touch ponselnya dan mengirim pesan
singkat untuk namja tampan itu.
‘To: Yunnie bear
Kau
sibuk?’
SEND!
Eh?
Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Menyadari ada yg aneh dari kontak nama suaminya.
“Yunnie bear?
Apa dulu aku memanggilnya seperti itu?” Gumam Jaejoong bingung.
DDRRTT…
PIK!
‘From: Yunnie bear
Ani, wae?’
Fuh.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menggembungkan pipinya kesal.
‘To:
Yunnie bear
Kenapa tidak menghubungiku? Aku menunggu tahu!’
SEND!
Aish.
Jaejoong
melempar ponselnya.
Ia
memijat pelipisnya seraya melihat langit2 kamar.
[ “Kenapa kau tidak bisa lebih terbuka padaku,
Yunnie yah? Aku bahkan tidak bisa membaca pikiranmu!” ]
DEG.
[ “Taemin itu asistenku, Boo! Tidak ada
hubungan apa pun di antara kami!” ]
[ “Kalau begitu mulai sekarang jangan pernah
pulang bersamanya lagi!” ]
[ “Eoh? Kau cemburu?” ]
[ “Tentu saja, beruang bodoh! Kau suamiku!”
]
Namja cantik itu tersentak.
Kepalanya terasa berdenyut.
Sakit.
[ “Umma marah?” ]
[ “Tentu saja, Jae ah, kau tidak boleh berbuat
seperti itu pada Junhon” ]
[ “Waeyo? Jaejae sayang Hon, kenapa tidak
boleh?” ]
[ “Minho songsaenim sudah memberitahu Jaejae
ani? Mencium saudara sendiri itu tidak boleh” ]
[ “Tapi Jae sayang Hon! Umma sendiri sering
mencium Appa~!” ]
[ “Jaejae, Junhon itu adikmu, Umma tidak ingin
kalian seperti itu arasseo? Mulai sekarang berhenti melakukan itu pada Junhon”
]
[ “Bagaimana kalau Hon yg selama ini meminta
untuk dicium?” ]
[ “MWO?!” ]
BRUKK!
Namja cantik itu meringis.
Ia terjatuh seraya mencengkram erat pinggiran ranjang.
“AAAKKHHH!!”
Erang Jaejoong lantang.
Peluh dingin membasahi pelipisnya.
Sakit.
Sakit dan sakit.
Namja cantik itu memejamkan matanya dengan erat.
[ “Yoochun benar2 menyebalkan!” ]
[ “Memangnya kenapa?” ]
[ “Namja itu selalu sok memberiku nasehat!”
]
[ “Hahaha, kali ini apa lagi yg dikatakannya
padamu?” ]
[ “Kau tahu bear, kalimat yg sama setiap
harinya! Sampai aku benar2 hapal! Apa katanya? When you feel like there’s no
way out, Love, is the only way, aigoo~!” ]
[ “Hahaha” ]
[ “Tunggu! Kenapa aku malah bercerita padamu?
AISH!! AKU MASIH MARAH PADAMU!! KAU BERUANG JELEK MENYEBALKAN!!” ]
Ponsel Jaejoong bergetar di atas ranjang.
Namja cantik itu merasakan degup jantungnya berdebar
kencang.
Kepalanya benar2 terasa sakit.
CKLEK!
Jaejoong menoleh.
Menyipitkan matanya menatap Jaeho dan Junhon yg baru
saja pulang dari TK.
Namja kembar itu saling berteriak histeris memanggil
namanya.
Jaejoong terlalu kesakitan untuk menyahut, detik
terakhir yg ia ingat adalah, Jaeho yg mengangkat telfon Yunho di ponselnya, dan
Junhon yg menangis seraya memeluknya.
Kemudian semuanya gelap.
-------
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengusap rambut almond kekasihnya yg masih terlelap
dan menatap Jaeho dan Junhon yg masih memakai seragam lengkap.
“Appa, Umma
gwenchana?” Tanya Jaeho mengernyitkan dahinya.
Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan melirik Heechul.
“Umma, bawa
mereka pulang, mereka belum makan siang, biar aku saja yg menunggu Jaejoongie”
“Ania~! Hon
mau disini sama Umma~!”
Namja tampan itu melirik Junhon.
Namja cherry itu tampak ingin menangis.
Matanya merah dan basah.
“Arasseo, Hon
dan Jae tidak akan pulang ke rumah”
Yeoja berwajah angkuh itu tersenyum.
Ia memeluk bahu kedua cucunya dari belakang dan
berbisik kecil.
“Temani
Halmoni makan siang di kantin otte? Kalian bisa makan es krim dan burger”
Jaeho dan Junhon menoleh.
Mereka menatap Heechul dan mengangguk setuju.
Yunho menghela nafas.
Menatap kedua putranya yg digandeng Heechul beranjak
dari kamar.
“Ya, tidak
apa2 kalau Umma mengajak mereka makan? Bukankah kau melarang Jaejae dan Honchan
mengkonsumsi Junkfood eoh?” Ujar
Yunho mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
Ia mengelus lembut punggung tangan namja cantik itu.
“Hngh”
“BooJae ah?”
Namja cantik itu mengerjapkan matanya pelan.
Ia melirik Yunho yg berada dalam jarak yg sangat dekat
dengannya.
“Aku kenapa?”
“Kau pingsan,
untung saja Jaeho mengangkat telfon dariku”
“Ahh”
“Mana yg
sakit?”
Jaejoong menggerakkan bola matanya.
Ia menyentuh kepalanya dan membiarkan Yunho mengusap
lembut bagian itu.
Hening.
Lama mereka saling terdiam sampai kemudian Jaejoong
kembali bertanya.
“Yunho ah,
bagaimana kalau ingatanku tidak akan pernah kembali selamanya?”
DEG.
Mata musang itu mengerjap.
Tertegun dengan pertanyaan mendadak itu.
“Kenapa kau
berkata seperti itu? Dokter Choi bilang ingatanmu akan segera pul---”
“Jawab saja”
“Aku..”
Yunho berhenti mengusap kepala Jaejoong.
Ia menarik nafas pendek.
“Aku akan
berusaha melakukan yg terbaik untukmu, aku akan membuatmu kembali mencintaiku”
“Bagaimana
kalau aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta padamu lagi?”
Namja tampan itu terdiam.
“Aku pasti
gila”
Eoh?
Jaejoong menarik senyumnya.
Ia menjulurkan jemarinya memukul lembut kepala Yunho
dan tertawa kecil.
“Ya! Beruang
jelek! Kalau kau gila siapa yg akan mengurus uri JaeHon eoh?”
“Aish! Kau---”
EOH??
Namja tampan itu terhenyak kaget.
Mata musangnya bergerak pelan.
Menatap tajam mata bening Jaejoong yg terlihat
menyipit.
Namja cantik itu tersenyum geli dan tertawa kecil.
Ia menepuk kepala Yunho sedikit keras.
“YYAA!
INGATANMU SUDAH KEMBALI EOH??”
Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya tertawa lantang seraya menekan perutnya.
Air matanya menggenang di sudut matanya.
Aish, Yunho mengerucutkan bibirnya kesal.
Sebegitu lucunya eoh?
“Berhenti
tertawa! Berani sekali kau mengerjaiku! Aku benar2 takut ketika kau bertanya
seperti itu apa kau tahu hah?”
Namja cantik itu terkekeh kecil.
Ia mengatur nafasnya yg tidak beraturan dan mengusap
pipi Yunho.
Menyentuh hidung tegasnya dan tersenyum manis.
“I Love You”
Bisiknya lirih.
Hmp.
Namja tampan itu balas tersenyum.
Ia menempelkan dahi mereka dan saling menatap satu
sama lain.
Jari telunjuk Jaejoong yg sedang menyentuh filtrum
Yunho beralih menekan bibir seksi namja tampan itu.
Yunho membuka mulutnya.
Ia menghisap jari Jaejoong dengan lembut.
Membuat namja cantik itu tertawa geli.
Tangan kanan Yunho terulur menarik jari Jaejoong dari
mulutnya.
Kemudian ia menempelkan bibirnya dengan bibir
Jaejoong.
Namja cantik itu memejamkan mata beningnya dan
melenguh manis.
Ia membuka mulutnya membalas setiap kecupan, pagutan,
hisapan, dan lumatan lembut dari namja tampan itu.
CKLEK!
Keduanya saling tersentak kaget.
Mereka sontak menoleh menatap Jaeho dan Junhon yg
berdiri di pintu.
“Umma curang!
Masa Jaejae tidak boleh mencium Junhon tapi Appa boleh mencium Umma?! Umma
nappeun!” Jerit Jaeho lantang.
Eoh?
Namja tampan itu menjauhkan wajahnya dari wajah
Jaejoong.
Ia tertawa dan menepuk kepala Jaeho.
Sementara Jaejoong beranjak duduk dan memangku Junhon
yg diangkat Heechul ke ranjangnya.
Namja cantik itu mengernyit.
Ia mengusap bibir Junhon dan menaikkan alisnya.
“Kalian makan Junkfood eoh?”
Junhon mengangguk.
“Umma kan
hilang ingatan, berarti Umma tidak akan marah kalau kami makan burger ani?”
Ujar namja cherry itu mendongakkan wajahnya menatap Jaejoong.
Yunho menaikkan alisnya.
Sementara Jaejoong tersenyum geli.
Ia memeluk tubuh mungil Junhon dan tertawa kecil.
“Tapi
sayangnya Umma sudah mengingat semuanya, Honchan, hehehe, mulai besok jangan
makan itu lagi ne?”
Junhon tampak terkejut.
Namja almond itu membulatkan mata musangnya.
“Umma
serius?!” Jerit keduanya kompak.
Jaejoong tertawa.
Ia mengangguk dan mengecup gemas pipi gembul Junhon.
Mereka semua saling terkekeh kecil satu sama lain.
Mengacuhkan Heechul yg terlihat tidak fokus.
Beberapa detik kemudian yeoja berwajah angkuh itu
tersentak kaget.
“MWO?? INGATAN
JAEJOONGIE SUDAH KEMBALI??”
END.
-2NE1, I
Love You-
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar