Tittle: AUTUMN IN
PARIS
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT #2
Rating:
family-romance-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
Musim
Panas..
Musim
Gugur..
Musim
Dingin..
Musim
Semi..
Ada
banyak definisi tentang cinta.
Bagiku,
cinta itu seperti Musim.
Dan Musim
Gugur adalah..Cinta yang berguguran namun terasa hangat..
.
.
.
Sesosok namja cantik itu tampak mengembangkan senyum
manisnya.
Menatap pemandangan indah yang terhampar dari jendela
pesawat yang dinaikinya.
Ahh, akhirnya musim gugur tiba.
Namja cantik itu melirik ke samping.
Memperhatikan suaminya yang tampan itu sedang tertidur
dengan selimut yang menutupi mulutnya.
Aigoo~
Yunho bahkan masih terlihat tampan dengan wajah yang
setengah tertutup!
Jaejoong terkekeh geli.
Ia mengusap lembut rambut cokelat suaminya dan
tersenyum manis.
Ia bersandar di sandaran kursinya dan menghembuskan
nafas panjang.
Oh well.
Sebenarnya ia ingin namja tampan itu mengenakan
pakaian militernya yang tangguh.
Tapi itu mustahil, Yunho tidak akan mau menuruti
permintaan anehnya yang satu itu.
Lagi pula mereka datang ke sini dengan tujuan
berlibur.
“Yunnie bear”
Bisik Jaejoong lirih.
Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.
Sepertinya Yunho benar-benar lelah setelah
menghabiskan waktunya seminggu penuh di gedung pertahanan Seoul.
Banyak hal yang harus dilakukan namja tampan itu.
Mulai dari pelantikan beberapa kapten baru, pelatihan
anggota militer yang berdatangan, dan lain sebagainya.
Well, dan Jaejoong sendiri menyibukkan diri dengan
desain-desainnya yang akan dipamerkan dalam acara fashion show nanti.
Ah, sepertinya musim gugur ini akan menjadi saat
liburan tersibuk yang pernah ada ania?
“Yunnie
sayang, bangun” Ujar Jaejoong seraya menggosokkan hidung tegasnya di pipi namja
tampan itu.
Jaejoong tersenyum geli.
Ia menggigit lembut kulit Yunho sesekali.
Membuat namja tampan itu menghembuskan nafas pendek.
“Yun, kita
sudah sampai” Ujar Jaejoong lagi.
Yunho tidak menyahut.
Membuat Jaejoong merasa gemas dan memutuskan untuk
mencium bibir namja tampan itu.
“Mmmpph!
Mesum!” Erang Jaejoong berbisik.
Ia tersentak kaget saat bibir tebal itu mengapit bibir
ranumnya sedikit kasar.
Yunho membuka mata musangnya.
Ia tertawa kecil dan mengacak gemas rambut almond
namja cantik itu.
Aish.
Dasar.
“Sudah
sampaikah?” Tanya Yunho seraya membenarkan posisi duduknya.
Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum lebar dan menunjuk ke arah jendela.
“Say Bounjour to Paris~”
-------
BRUKK!
“Aaaahhhh~”
Namja tampan itu mengerang lega setelah merebahkan
tubuhnya di atas ranjang.
Punggungnya terasa pegal berjam-jam duduk di pesawat.
Jaejoong yang sudah menutup pintu kamar tersenyum
kecil.
Memperhatikan suaminya yang kembali terlelap di
ranjang hotel.
“Yunnieee!
Jangan tidur lagi!” Ujar Jaejoong seraya melepas sweaternya.
Namja cantik itu hanya meninggalkan tanktop putihnya
dan celana pendeknya yang berwarna biru gelap.
Ia bertelungkup di samping tubuh kekasihnya.
Yunho hanya menggumam tidak jelas.
Membuat Jaejoong terkekeh geli dan menghembuskan nafas
panjang.
Hening.
Namja cantik itu hanya diam.
Membiarkan mata beningnya terus memandang wajah tampan
Yunho yang terpejam.
Perlahan mata bening itu terlihat melengkung, ketika
bibir cherrynya menarik sebuah sudut membentuk senyuman manis yang terlihat
damai.
Ah, Jaejoong tidak tahu berapa kali ia sudah
berpikiran seperti ini.
Mungkin ratusan kali sejak ia bertemu dengan
kekasihnya yang berpangkat Letnan itu.
Kalau ia tidak akan sanggup tanpa namja tampan itu.
Ia terlalu mencintai Yunho.
PIK.
Jaejoong masih tersenyum manis.
Kini matanya bergerak pelan memandang mata musang yang
terbuka itu.
Yunho balas tersenyum.
Ia berbalik menyampingkan tubuhnya menghadap istrinya.
“Jangan
memandangku seperti itu, sayang..” Bisik Yunho lirih.
Jaejoong terkekeh.
“Kau sangat
tampan Yunho ah” Balasnya berbisik.
“Dan kau
sangat cantik”
“Aish”
“Kau tidak
lelah? Tidurlah, besok baru kita jalan-jalan”
“Yunnie”
“Hmm”
“Aku lapar”
Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia membuat posisi tubuhnya menjadi setengah duduk
sekarang.
“Lapar? Lagi?”
Tanya Yunho meyakinkan.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
“Waeyo? Kau
bertanya seakan-akan aku akan memakanmu!”
“Ani sayang,
tapi, aigoo, kau sudah menghabiskan dua porsi nasi dan dua burger ukuran jumbo
di pesawat”
“Bilang saja
kalau kau tidak mau membayar! Aku punya uang sendiri!”
Namja cantik itu semakin memajukan bibirnya.
Ia beringsut turun dari ranjang.
Kemudian ia meraih swaternya dan hendak meraih kenop
pintu kamar.
Namun gerakannya terhenti ketika Yunho sudah merengkuh
tubuhnya.
Memeluk pinggang rampingnya dengan erat.
“Begitu saja
marah, sensitif sekali Nyonya Jung ini huh?” Kekeh Yunho geli.
Jaejoong mendengus.
Ia berbalik dan menatap tajam mata musang itu.
“Ini musim
gugur Yunnie yah! Nafsu makan cepat sekali meningkatnyaaa!”
“Itu
tergantung masing-masing orang, BooJae, aku saja tidak seperti dirimu”
“Aku ingin
makan jagung rebus, kau ikut?”
“Jagung?
Bukankah selama ini kau sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi jagung hmm? Kau
sendiri yang bilang kalau dalam jagung terdapat 131 kalori, sebanding dengan
1/3 mangkuk nasi, beratnya 100 gram, di dalamnya juga terkandung 82%
karbohidrat, 12% protein, lemak 4%, dan dampak yang paling besar dari jagung
adalah----”
“Kau akan
menjadi cepat lapar lagi saat memakannya, aku tahu, Yunnie bear~!”
“Lalu?”
“Aku mau makan
3 buah jagung rebus sekarang!”
Aigoo.
Yunho hanya bisa menaikkan alisnya.
-------
Namja tampan itu sedang duduk di kursi taman kota
sekarang.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas
panjangnya dan memutar pandangannya.
Memperhatikan dedaunan Maple yang berguguran dari pohonnya.
Menyebar di seluruh penjuru taman.
Ah, musim gugur di Paris adalah yang terbaik. Gumamnya
dalam hati.
Yunho menghentikan pandangannya menatap sesosok namja
cantik yang sedang berjalan ke arahnya.
Ia menarik senyum manisnya menahan geli.
Mata musangnya mengerling.
Memandang Jaejoong yang sedang melahap permen
gulalinya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang bungkusan cumi
bakar.
Ckckck.
Namja cantik ini tidak pernah bisa berhenti mengunyah
sejak mereka tiba di kota menara Eiffel
ini.
“Kau tidak
kenyang, Boo?”
Jaejoong menggeleng.
Ia menelan permen gulalinya dan duduk di samping
Yunho.
Namja tampan itu menoleh.
Mengulurkan tangannya untuk memperbaiki letak syal
rajut Jaejoong yang melingkar di leher jenjangnya.
Syal manis berwarna merah.
“Kau mau Yun?”
“Aniya, aku
tidak makan makanan manis, BooJae”
“Sekali-kali
kan tidak apa, jarang-jarang kita berada di sini”
“Hmm”
“Bentuk
tubuhmu tidak akan berubah bear, kau bisa menjaganya di gym nanti”
Namja tampan itu tertawa geli.
Ia mengacak lembut rambut almond Jaejoong yang
bergoyang karena hembusan angin sore.
“Seharusnya
kau berkata seperti itu untuk dirimu sendiri, BooJae, bagaimana kalau berat
badanmu bertambah huh? Kau tidak akan bisa menghadiri acara fashion show itu nanti”
“Aku bisa
berolahraga! Lari pagi selama 2-3 jam bisa membakar kaloriku!”
“Jeongmall?”
“Ne!”
Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya tertawa kecil.
Well, bagaimana ia bisa memaksa kalau Jaejoong sendiri
tidak ingin dipaksa?
Kita lihat saja nanti bagaimana histerisnya namja
cantik ini ketika menimbang berat badannya.
“Kka, kita kembali
ke hotel”
Jaejoong mengangguk.
Ia mulai melahap cumi bakarnya yang panas.
Membiarkan Yunho memimpin jalan di depannya.
-------
DEG DEG
DEG.
Namja cantik itu menahan nafas.
Mata beningnya bergerak takut menatap timbangan berat
badan yang ada di depannya saat ini.
Jaejoong menelan salivanya.
Ia menoleh menatap Yunho yang sedang duduk di atas ranjang.
Namja tampan itu sedang memainkan Laptopnya.
“Yunnie”
“Hmm?”
“Kau masih
ingat berapa berat badanku saat musim panas di Seoul?”
Eoh?
Namja tampan itu mendongakkan wajahnya.
Ia mengangguk.
“52 kan?
Beratmu tidak pernah berubah selama kau menjaga pola makanmu” Ujar Yunho
santai.
Jaejoong tercekat.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Membuat Yunho beranjak turun dari ranjang dan
menghampiri namja cantik itu.
“EOH?”
Mata musang Yunho membulat.
Menatap meteran timbangan yang menunjukkan angka 56.
“Naik 4
kilo??” Ujar Yunho kaget.
Namja cantik itu mendengus.
Ia gelisah sekarang.
Mengingat jadwal fashion
show terbesarnya akan diadakan dua minggu lagi.
Oh gosh.
Menurunkan 4 kilo dalam waktu 14 hari?
Menurutmu?
“Yunnie
ottokheee?” Ujar Jaejoong hampir menangis.
Ia menatap Yunho dengan panik.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Oh mom.
Yunho tahu kalau Jaejoong adalah seseorang yang sangat
ketat dalam menjaga pola makannya.
Ia bahkan membuat daftar makanan yang pantang dimakan
di dapur mereka.
Tapi, yah, Yunho sudah beberapa kali memperingatkan
istrinya yang satu ini ani?
Salah sendiri, Jaejoong terlalu santai.
“Tidak apa
sayang, aku akan membantumu nee? Kita lari pagi bersama besok pagi” Ujar Yunho
tersenyum.
Ia mengusap lembut wajah cantik itu.
Mencoba menghiburnya.
Jaejoong meringis.
“Aku tidak
mau” Ujarnya berbisik.
“Omo, waeyo?”
Tanya Yunho selembut mungkin.
“Kalau besok
kita lari pagi bersama aku takut kau akan menyukai gadis lain~! Aku
genduuuuuttttt~!”
Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia hendak meledakkan tawanya.
Namun sebisa mungkin ia menggantikannya dengan
senyuman yang terlihat dipaksakan.
Yunho segera memeluk Jaejoong dengan erat.
Ia menepuk-nepuk lembut kepala namja cantik itu.
“Aniya sayang,
ani, aku tidak mungkin meninggalkanmu nee? Tidak peduli kau gendut, kurus, atau
gembung sekali pun cintaku padamu masih tetap sama” Ujar Yunho pelan.
Jaejoong mencengkram erat punggung namja tampan itu.
Ia mendengus keras.
“Jeongmall?”
“Ne,
Jeongmallyo”
“Aku
mencintaimu bear”
“Aku lebih
mencintaimu, BooJae”
Namja cantik itu menghela nafas panjang.
Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.
Aigoo.
Ottokhe?
-------
“Joongie,
ireona”
“Uunnggghh”
“Bangun
sayang, kita lari pagi otte? Diluar segar sekali, kau tidak ingin melihat daun Maple yang berjatuhan hmm?”
“Aniyeyo”
“Jaejoongieee”
“Kau saja yang
lari Yun ah, aku ngantuk!”
“Ck,
mentang-mentang gendut jadi malas eoh?”
Mwo?
SSRAK!
Namja cantik itu menyibakkan selimutnya dengan kasar.
Alisnya bertaut kesal.
Bibir cherrynya mempout sempurna.
Mata bulatnya berkedip lucu menatap Yunho yang duduk
di hadapannya saat ini.
Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mencubit gemas pout lucu itu dan mengapit wajah
cantik istrinya dengan kedua telapak tangannya.
“Come on sayang, kau tidak ingin berat
badanmu turun lagi hum?” Bujuk Yunho lembut.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menguap dan mengusap wajahnya.
Terdengar jelas suara rengekan manjanya yang bergumam.
Mata musang Yunho mengerjap.
Menatap sosok cantik yang terlihat sangat menggemaskan
di matanya saat ini.
Oh gosh.
Kau tidak akan tahu betapa cantiknya Jaejoong saat
ini.
Ck.
Rambut almondnya yang terlihat berantakan.
Piyama kausnya yang berlengan panjang.
Wajah cantiknya yang terlihat segar.
Bibir merahnya yang mempout manja.
Dan terpaan sinar matahari pagi yang menerpa sebagian
tubuh namja cantik itu.
Membuatnya tampak terlihat seperti malaikat yang
sempurna.
Yunho menyentuh lembut wajah Jaejoong.
“Aku
benar-benar mencintaimu, Jaejoongie” Bisiknya lembut.
BLUSH.
Namja cantik itu tertegun kaget.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa
diartikan.
“Ja..Jangan
tiba-tiba seperti itu Yunnie yah, kau membuatku malu!” Erangnya manja.
Yunho tertawa kecil.
Ia menubruk tubuh Jaejoong.
Membuat namja cantik itu kembali berbaring di atas
ranjang.
“Aku serius,
Jung Jaejoong..Aku bisa gila tanpamu..Kau begitu sempurna..” Bisiknya seraya
mengendus telinga Jaejoong.
Namja cantik itu mendesah manis.
Ia memalingkan wajahnya ke samping.
Memberi akses kepada Yunho untuk melakukan lebih.
“Bahkan sampai
sekarang rasanya seperti mimpi aku bisa memilikimu seutuhnya saat ini”
Lanjutnya lagi.
Jaejoong tersenyum manis.
Mata beningnya mengerjap menatap langit-langit kamar
hotel berbintang itu.
Aigoo.
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Yunho benar-benar tahu bagaimana cara membuatnya lemah
tidak berdaya.
“Kalau begitu
jangan pernah melepaskan aku..Ikat aku selamanya bersamamu..” Balas Jaejoong
lembut.
Yunho mengangkat wajahnya.
Ia mengecup-ngecup manis bibir cherry itu.
“Aku bahkan
sudah merantaimu, sayang, kau bisa lihat?” Ujar Yunho seraya menunjukkan jari
kelingkingnya dan kelingking milik Jaejoong yang bertaut dengannya.
Namja cantik itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan balas mengecup bibir tebal Yunho.
“Ne, benang
merah yang sangat indah”
“Dan hanya
kita berdua yang bisa melihatnya”
“Ummhh”
Jaejoong memajukan tubuhnya.
Kedua tangannya beralih memeluk leher Yunho sekarang.
Sementara namja tampan itu mengecupi dagu Jaejoong.
Menghisapnya sesekali dan menggigit lembut bibir
cherry itu.
Jaejoong melenguh panjang.
Ia membuka mulut mungilnya.
Membiarkan lidah panas Yunho meliuk-liuk di dalam
rongga mulutnya yang lembut.
Mengulum apa saja yang ada di sana.
Bergerak nakal seolah ingin mencari sesuatu yang lebih
dari seorang Jung Jaejoong.
“Aahhh..Ahhhmmhh”
Desahan manis itu terdengar sangat menggelitik telinga
Yunho.
Menggodanya untuk menjamah dua tonjolan manis yang
berada di balik kaus namja cantik itu.
Yunho segera melepas kaus berwarna putih itu dan
melahap dada bidang Jaejoong.
Menghisap lembut bagian menonjol itu dengan kuat.
Membuat sosok cantik yang berada di bawah tindihannya
mengerang-erang lirih.
“Yu..Yunnie..Aahh”
“Kalau kau
ingin kita lari pagi sekarang..Mmmmppf..Kau terlambat”
“Aishhhh”
“Mmppckk…ssllrrppp…”
“Yunnie! Aku
harus menggantikan angka 56 itu dengan 52 lagi! Menjauhlah dari tubuhku!”
Aish.
Namja tampan itu mendengus keras.
Ia meringis saat Jaejoong mendorong kasar bahunya.
Namja cantik itu menjulurkan tangannya menepuk-nepuk
kepala Yunho.
Kemudian ia segera melompat dari ranjang dan membuka
lemari.
Mengambil baju trainingnya.
-------
DRAP DRAP
DRAP!
“Ss..Stopph..hh..hh..Istirahat
lima..menit..Hosh..Hoshh..”
Aish.
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia berbalik seraya berlari di tempat.
Memperhatikan sosok cantik yang mengenakan jaket hitam
dengan celana training selututnya itu kembali duduk di kursi taman.
Wajah Jaejoong tampak memerah padam.
Bibir cherrynya terbuka menarik nafas.
“Kita baru
berlari setengah jam dan kau sudah beristirahat sebanyak 16 kali, Boo” Ujar
Yunho memperingatkan.
Jaejoong mendengus.
Ia melirik ke arah Yunho yang masih terlihat
bersemangat.
Ah, namja tampan itu tampak sangat tampan dengan kaus
tanpa lengannya yang berwarna putih.
“Kau lari
duluan saja..Hh..Nanti aku menyusul”
Yunho menaikkan alisnya.
Menatap tidak yakin ke arah namja cantik itu.
Jaejoong balas menatapnya dengan kedua matanya yang
menunjukkan sorot keseriusan 100%.
Membuat Yunho mengangkat bahunya dan kembali berlari.
Oh well.
Sebenarnya saat ini mereka sedang berada di taman
dengan arena jogging yang berbentuk
bundaran.
Terdapat air mancur di tengah taman itu.
Dan lima kursi panjang yang tergeletak di setiap
sisinya.
Sementara jalan untuk berlari mengelilingi bundaran
itu.
DRAP DRAP
DRAP!
Yunho memasang earphone-nya.
Ia berlari dengan semangat.
Sesekali mata musangnya melirik Jaejoong yang sudah
duduk bersandar di kursi taman itu.
Aigoo.
Tidak biasanya Jaejoong malas seperti ini.
Namja tampan itu berlari dengan cepat.
Beberapa kali ia sudah melewati kekasihnya yang sedang
duduk itu.
Dan beberapa kali juga ia tidak bisa berhenti
tersenyum.
Jaejoong selalu menggodanya setiap kali ia melewati
namja cantik itu.
“Hei, tampan!”
Panggil Jaejoong seraya bersiul.
Membuat Yunho meringis kecil saat melewatinya kali
ini.
Sementara itu Jaejoong tertawa geli.
Ia cukup senang menggoda kekasihnya yang satu itu.
Kali ini mata bulatnya kembali bergerak.
Memperhatikan Yunho yang sudah berlari mendekati
dirinya lagi.
“Letnan! Kau
mau menikah denganku tidak?” Ujar Jaejoong tersenyum geli.
Yunho tertawa kecil.
Ia mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan jari
kelingkingnya.
Kemudian ia mengecup jari itu.
Membuat Jaejoong menaikkan alisnya dan ikut mengecup jari
kelingkingnya sendiri.
Aigoo, it’s look
so sweet ania?
DRAP!
“Hahh..hh..hh.hh”
Jaejoong menjulurkan botol mineral miliknya kepada
Yunho.
Namja tampan itu menerimanya dan segera menguk air
putih itu dengan cepat.
Ia mendongakkan wajahnya.
Membuat keringat yang menetes ke lehernya tampak
jelas.
Jaejoong menahan nafasnya.
Tuhan, suaminya yang satu ini benar-benar tampan.
Demi apa pun itu.
“Kau tidak
lari lagi?” Tanya Yunho menyeka bibirnya.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia menunjuk kedai kecil yang ada di hadapannya saat
ini.
“Aku mau ubi
bakar, Yun” Ujarnya tanpa dosa.
Mwo?
Makan lagi??
Yunho masih ingat dengan jelas Jaejoong sudah
menghabiskan semangkuk sereal dan dua mangkuk bubur ayam dua jam yang lalu.
Dan sekarang ia ingin makan ubi bakar?
Ckckckkck~
“Ania” Ujar
Yunho tegas.
Jaejoong terkejut.
Ia sontak menoleh menatap Yunho.
“Bukankah kau
ingin berat badanmu kembali? Bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau terus
makan, makan dan makan?”
“Tapi itu cuma
satu ubi bakar Yunnie yah!”
“Satu ubi
bakar yang akan membuat beratmu bertambah satu kilo lagi, kau mau?!”
“Aku lapar
Yunnie!”
“Aku tidak
akan memanjakanmu kali ini, kka, bangun dan lanjutkan berlari!”
“Yunnie!”
“Jung
Jaejoong, kau dengar aku?!”
Aish.
Namja cantik itu mendengus kesal.
Ia segera beranjak bangun dan berlari mendahului
Yunho.
Ia terus berlari kencang menghindari namja tampan itu
saat Yunho berhasil mensejajarkan diri dengannya.
Meninggalkan Yunho yang tersenyum kecil.
Oh well.
Setidaknya dengan begini Jaejoong tidak akan bisa
menuruti nafsu makannya yang meningkat itu ania?
-------
CKLEK.
Namja tampan itu baru saja selesai mandi.
Ia menghela nafasnya merasa segar.
Sesekali ia menggosokkan handuk kecil yang bergantung
di lehernya ke rambut cokelatnya yang basah.
Yunho melirik Jaejoong yang tidak berhenti berlari di
atas run set-nya.
Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan
mengambil satu stel pakaian santai dari sana.
Namja tampan itu duduk di sofa yang menghadap ke
jendela kaca seraya mengecek ponselnya.
Oh well.
Sudah dua hari ini mereka tidak saling berbicara satu
sama lain.
Sepertinya efek
tidak-ada-makanan-apa-pun-selain-nasi-dan-lauk yang diterapkan Yunho kepada
Jaejoong membuatnya sedikit menderita seperti ini.
See?
Tidak ada sentuhan.
Tidak ada ciuman.
Tidak ada pelukan.
Dan lebih parahnya lagi, tidak ada hubungan badan.
Tapi Yunho harus benar-benar bersabar ekstra kali ini.
Bukankah ini demi Jaejoongnya juga ani?
Kalau ia terus dimanja tidak akan ada hasil yang
memuaskan nantinya.
KRAUK!
Yunho tersenyum kecil.
Ia tahu itu suara buah Apel yang digigit kekasihnya.
Ah, sudah kembali ke pola makan yang biasanya huh?
Namja tampan itu tidak pernah lagi melihat Jaejoong
mengemil yang aneh-aneh selama 48 jam ini.
Ia tahu Jaejoong sedang unjuk rasa kepadanya.
Tapi ia tidak peduli.
Lebih baik dibiarkan saja.
DDRRTTT…DDRRTTT…
Eoh?
Yunho menundukkan wajahnya.
Menatap ponsel Jaejoong yang bergetar di atas meja.
Ia menaikkan alisnya dan menoleh ke belakang.
Jaejoong sepertinya tidak sadar kalau ponselnya
berbunyi.
KLIK.
“Yeoboseyo?”
“Nee, Yeoboseyo, bisakah aku bicara dengan
Jaejoong Hyung?”
“Dia sedang
berolahraga, ada perlu apa Taemin ah?”
“Anoo, katakan padanya kalau acara fashion
show tanggalnya dimajukan”
“Mwo?”
“Aku dan Sooji sudah mempersiapkan semuanya,
Jaejoong Hyung hanya harus tiba di gedung Bolero besok malam”
“Arasseo, akan
kusampaikan”
“Gomawoyo, ah, ne! Yunho Hyung!”
“Wae?”
“Oleh-oleh untukku cukup gantungan menara
Eiffel saja nee? Hehehehe, kalau bisa cari yang warna biru pearl!”
“Aish,
arasseo, doakan saja agar aku tidak lupa”
“YUNHO HYUNG!”
“Hahahaha,
anyeong Taemin ah”
“Nee Anyeong dooo~”
KLIK.
Hmp.
Namja tampan itu menarik senyum gelinya saat ini.
Aish, dasar anak jamur. Gumamnya dalam hati.
Yunho menolehkan wajahnya ke belakang.
Menatap Jaejoong yang sudah berhenti berlari.
Namja cantik itu sedang menyeka keringatnya dengan
handuk.
“BooJae”
“Hmm”
“Taemin
menelepon”
“Mmm”
“Dia bilang
acara fashion show-nya dipercepat,
besok malam”
Jaejoong tertegun.
Dalam hatinya ia mengutuk.
Aish!
Kenapa harus dipercepat eoh? Tidak tahukah mereka
kalau ia sedang berusaha mengembalikan berat badannya yang ideal itu hah?!
Menyebalkan!
-------
DEG DEG DEG.
Ckk.
Namja cantik itu menggigit erat bibir bawahnya saat
ini.
Ia sedang berdiri di hadapan timbangan itu.
Satu langkah lagi saja akan membuat meteran itu
bergerak menunjukkan hasil perjuangannya selama seminggu ini.
Oh gosh.
Ia benar-benar takut.
Bagaimana kalau ternyata beratnya tidak berubah?
Bagaimana kalau ternyata beratnya malah bertambah?
Bagaimana kalau ternyata usahanya selama ini hanya
sia-sia saja?
Jaejoong menggerakkan matanya.
Menatap Yunho yang sedang memakai jas hitamnya.
Malam ini acara milik Jaejoong akan digelar di gedung
persenian Paris.
Aigoo.
Ia merasa menyesal sudah marah kepada Yunho selama 3
hari terakhir ini.
SRET!
DEG!
Jaejoong tersentak kaget.
Sontak ia segera kembali memalingkan wajahnya ketika
mata musang itu menangkap basah dirinya.
Jaejoong meringis.
Ia menundukkan wajahnya memperhatikan satu kakinya
yang sudah berada di atas timbangan itu.
Hmp.
Yunho tersenyum manis.
Ia tahu istrinya yang satu itu sedang mendapat
kesulitan.
Namja tampan itu beranjak menghampiri Jaejoong.
Ia mengapit wajah cantik itu dengan kedua telapak
tangannya.
Mata musangnya bergerak lembut memandang mata bening
Jaejoong.
“Kau baik-baik
saja?” Bisik Yunho lembut.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
“Kenapa kau
khawatir padaku? Bukankah kita masih bertengkar huh?” Balas Jaejoong tajam.
Yunho menarik wajah Jaejoong agar mendekati wajah
tampannya.
Ia menempelkan dahi mereka berdua.
“Aku, Jung
Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.
Jaejoong tertegun.
Ia menghembuskan nafasnya perlahan.
Yunho selalu melakukan ini setiap kali mereka
bertengkar.
Dan itu benar-benar terasa manis kau tahu itu?
“Mencintainya
seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam
keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung
Yunho masih berbisik.
“…”
“Dan kau, Kim
Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur
hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”
“Aku
bersedia..”
Namja tampan itu tersenyum manis.
“Kau mengerti?
Aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku mencintaimu dalam keadaan
apa pun sayang, termasuk di saat kau menjadi gendut sekali pun, arasseo?” Ujar
Yunho terkekeh.
Ia menepuk lembut pipi Jaejoong dan mengecup bibir
ranumnya.
Sementara Jaejoong tertawa kecil dan mengusap wajah
tampak kekasihnya.
“Kka, aku akan
menemanimu melihat” Ujar Yunho seraya membalikkan tubuh Jaejoong untuk
menghadap timbangan badan itu.
Jaejoong menghela nafasnya.
TAP.
DEG.
Mata bening itu membulat.
Nafasnya tercekat.
Jaejoong menoleh tidak percaya menatap Yunho.
Sementara namja tampan itu menaikkan alisnya seraya
tersenyum lebar.
“Congrats, baby! Kau berhasil!” Seru
Yunho senang.
Namja cantik itu berteriak lantang.
Ia melompat ke pelukan Yunho dan tertawa senang.
“Beratku
kembali! Kembali seperti semula Yunnie!! Hwahahahahaha~”
“Kau hebat
sayang”
“Ani, ani,
bukan aku yang harus dipuji, hehehe”
“Eoh?”
Namja cantik itu melepas pelukannya.
Ia menangkup wajah tampan itu dan mengecup lembut
bibir tebalnya.
“Kalau bukan
karena kau, mungkin aku sudah menjadi balon sekarang ania? Gomawo bear”
“Karena
usahamu juga sayang”
“Well,
baiklah, karena kita berdua”
“Terdengar
bagus”
Jaejoong tersenyum kecil.
“Kau ada tugas
untuk musim dingin nanti?” Tanyanya lembut.
Yunho menggeleng.
“Ani, waeyo?
Kau ingin kita berlibur lagi huh?”
“Hehehe, aku
berencana untuk menggebrak dunia fashion dengan rancangan terbaruku lagi,
sayang”
“Hmm, kali ini
apa temanya?”
Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Ia tertawa kecil.
“Winter In Tokyo”
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar