This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/AUTUMN IN PARIS



Tittle: AUTUMN IN PARIS

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT #2

Rating: family-romance-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Gugur adalah..Cinta yang berguguran namun terasa hangat..

.
.
.

Sesosok namja cantik itu tampak mengembangkan senyum manisnya.
Menatap pemandangan indah yang terhampar dari jendela pesawat yang dinaikinya.
Ahh, akhirnya musim gugur tiba.

Namja cantik itu melirik ke samping.
Memperhatikan suaminya yang tampan itu sedang tertidur dengan selimut yang menutupi mulutnya.
Aigoo~
Yunho bahkan masih terlihat tampan dengan wajah yang setengah tertutup!

Jaejoong terkekeh geli.
Ia mengusap lembut rambut cokelat suaminya dan tersenyum manis.
Ia bersandar di sandaran kursinya dan menghembuskan nafas panjang.


Oh well.

Sebenarnya ia ingin namja tampan itu mengenakan pakaian militernya yang tangguh.
Tapi itu mustahil, Yunho tidak akan mau menuruti permintaan anehnya yang satu itu.
Lagi pula mereka datang ke sini dengan tujuan berlibur.

  “Yunnie bear” Bisik Jaejoong lirih.

Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.
Sepertinya Yunho benar-benar lelah setelah menghabiskan waktunya seminggu penuh di gedung pertahanan Seoul.
Banyak hal yang harus dilakukan namja tampan itu.
Mulai dari pelantikan beberapa kapten baru, pelatihan anggota militer yang berdatangan, dan lain sebagainya.

Well, dan Jaejoong sendiri menyibukkan diri dengan desain-desainnya yang akan dipamerkan dalam acara fashion show nanti.

Ah, sepertinya musim gugur ini akan menjadi saat liburan tersibuk yang pernah ada ania?

  “Yunnie sayang, bangun” Ujar Jaejoong seraya menggosokkan hidung tegasnya di pipi namja tampan itu.

Jaejoong tersenyum geli.
Ia menggigit lembut kulit Yunho sesekali.
Membuat namja tampan itu menghembuskan nafas pendek.

  “Yun, kita sudah sampai” Ujar Jaejoong lagi.

Yunho tidak menyahut.
Membuat Jaejoong merasa gemas dan memutuskan untuk mencium bibir namja tampan itu.

  “Mmmpph! Mesum!” Erang Jaejoong berbisik.

Ia tersentak kaget saat bibir tebal itu mengapit bibir ranumnya sedikit kasar.
Yunho membuka mata musangnya.
Ia tertawa kecil dan mengacak gemas rambut almond namja cantik itu.

Aish.

Dasar.

  “Sudah sampaikah?” Tanya Yunho seraya membenarkan posisi duduknya.

Jaejoong mengangguk.
Ia tersenyum lebar dan menunjuk ke arah jendela.

  Say Bounjour to Paris~


-------


BRUKK!


  “Aaaahhhh~”

Namja tampan itu mengerang lega setelah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Punggungnya terasa pegal berjam-jam duduk di pesawat.
Jaejoong yang sudah menutup pintu kamar tersenyum kecil.
Memperhatikan suaminya yang kembali terlelap di ranjang hotel.

  “Yunnieee! Jangan tidur lagi!” Ujar Jaejoong seraya melepas sweaternya.

Namja cantik itu hanya meninggalkan tanktop putihnya dan celana pendeknya yang berwarna biru gelap.
Ia bertelungkup di samping tubuh kekasihnya.
Yunho hanya menggumam tidak jelas.

Membuat Jaejoong terkekeh geli dan menghembuskan nafas panjang.
Hening.
Namja cantik itu hanya diam.
Membiarkan mata beningnya terus memandang wajah tampan Yunho yang terpejam.

Perlahan mata bening itu terlihat melengkung, ketika bibir cherrynya menarik sebuah sudut membentuk senyuman manis yang terlihat damai.
Ah, Jaejoong tidak tahu berapa kali ia sudah berpikiran seperti ini.
Mungkin ratusan kali sejak ia bertemu dengan kekasihnya yang berpangkat Letnan itu.

Kalau ia tidak akan sanggup tanpa namja tampan itu.
Ia terlalu mencintai Yunho.


PIK.


Jaejoong masih tersenyum manis.
Kini matanya bergerak pelan memandang mata musang yang terbuka itu.
Yunho balas tersenyum.
Ia berbalik menyampingkan tubuhnya menghadap istrinya.

  “Jangan memandangku seperti itu, sayang..” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong terkekeh.

  “Kau sangat tampan Yunho ah” Balasnya berbisik.

  “Dan kau sangat cantik”

  “Aish”

  “Kau tidak lelah? Tidurlah, besok baru kita jalan-jalan”

  “Yunnie”

  “Hmm”

  “Aku lapar”

Eoh?

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia membuat posisi tubuhnya menjadi setengah duduk sekarang.

  “Lapar? Lagi?” Tanya Yunho meyakinkan.

Jaejoong mempoutkan bibirnya.

  “Waeyo? Kau bertanya seakan-akan aku akan memakanmu!”

   “Ani sayang, tapi, aigoo, kau sudah menghabiskan dua porsi nasi dan dua burger ukuran jumbo di pesawat”

  “Bilang saja kalau kau tidak mau membayar! Aku punya uang sendiri!”

Namja cantik itu semakin memajukan bibirnya.
Ia beringsut turun dari ranjang.
Kemudian ia meraih swaternya dan hendak meraih kenop pintu kamar.
Namun gerakannya terhenti ketika Yunho sudah merengkuh tubuhnya.
Memeluk pinggang rampingnya dengan erat.

  “Begitu saja marah, sensitif sekali Nyonya Jung ini huh?” Kekeh Yunho geli.

Jaejoong mendengus.
Ia berbalik dan menatap tajam mata musang itu.

  “Ini musim gugur Yunnie yah! Nafsu makan cepat sekali meningkatnyaaa!”

  “Itu tergantung masing-masing orang, BooJae, aku saja tidak seperti dirimu”

  “Aku ingin makan jagung rebus, kau ikut?”

  “Jagung? Bukankah selama ini kau sangat berhati-hati dalam mengkonsumsi jagung hmm? Kau sendiri yang bilang kalau dalam jagung terdapat 131 kalori, sebanding dengan 1/3 mangkuk nasi, beratnya 100 gram, di dalamnya juga terkandung 82% karbohidrat, 12% protein, lemak 4%, dan dampak yang paling besar dari jagung adalah----”

  “Kau akan menjadi cepat lapar lagi saat memakannya, aku tahu, Yunnie bear~!”

  “Lalu?”

  “Aku mau makan 3 buah jagung rebus sekarang!”

Aigoo.

Yunho hanya bisa menaikkan alisnya.


-------


Namja tampan itu sedang duduk di kursi taman kota sekarang.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas panjangnya dan memutar pandangannya.
Memperhatikan dedaunan Maple yang berguguran dari pohonnya.
Menyebar di seluruh penjuru taman.

Ah, musim gugur di Paris adalah yang terbaik. Gumamnya dalam hati.

Yunho menghentikan pandangannya menatap sesosok namja cantik yang sedang berjalan ke arahnya.
Ia menarik senyum manisnya menahan geli.
Mata musangnya mengerling.
Memandang Jaejoong yang sedang melahap permen gulalinya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memegang bungkusan cumi bakar.
Ckckck.

Namja cantik ini tidak pernah bisa berhenti mengunyah sejak mereka tiba di kota menara Eiffel ini.

  “Kau tidak kenyang, Boo?”

Jaejoong menggeleng.
Ia menelan permen gulalinya dan duduk di samping Yunho.
Namja tampan itu menoleh.
Mengulurkan tangannya untuk memperbaiki letak syal rajut Jaejoong yang melingkar di leher jenjangnya.
Syal manis berwarna merah.

  “Kau mau Yun?”

  “Aniya, aku tidak makan makanan manis, BooJae”

  “Sekali-kali kan tidak apa, jarang-jarang kita berada di sini”

  “Hmm”

  “Bentuk tubuhmu tidak akan berubah bear, kau bisa menjaganya di gym nanti”

Namja tampan itu tertawa geli.
Ia mengacak lembut rambut almond Jaejoong yang bergoyang karena hembusan angin sore.

  “Seharusnya kau berkata seperti itu untuk dirimu sendiri, BooJae, bagaimana kalau berat badanmu bertambah huh? Kau tidak akan bisa menghadiri acara fashion show itu nanti”

  “Aku bisa berolahraga! Lari pagi selama 2-3 jam bisa membakar kaloriku!”

  “Jeongmall?”

  “Ne!”

Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya tertawa kecil.

Well, bagaimana ia bisa memaksa kalau Jaejoong sendiri tidak ingin dipaksa?
Kita lihat saja nanti bagaimana histerisnya namja cantik ini ketika menimbang berat badannya.

  “Kka, kita kembali ke hotel”

Jaejoong mengangguk.
Ia mulai melahap cumi bakarnya yang panas.
Membiarkan Yunho memimpin jalan di depannya.


-------


DEG DEG DEG.


Namja cantik itu menahan nafas.
Mata beningnya bergerak takut menatap timbangan berat badan yang ada di depannya saat ini.
Jaejoong menelan salivanya.
Ia menoleh menatap Yunho yang sedang duduk di  atas ranjang.
Namja tampan itu sedang memainkan Laptopnya.

  “Yunnie”

  “Hmm?”

  “Kau masih ingat berapa berat badanku saat musim panas di Seoul?”

Eoh?

Namja tampan itu mendongakkan wajahnya.
Ia mengangguk.

  “52 kan? Beratmu tidak pernah berubah selama kau menjaga pola makanmu” Ujar Yunho santai.

Jaejoong tercekat.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Membuat Yunho beranjak turun dari ranjang dan menghampiri namja cantik itu.

  “EOH?”

Mata musang Yunho membulat.
Menatap meteran timbangan yang menunjukkan angka 56.

  “Naik 4 kilo??” Ujar Yunho kaget.

Namja cantik itu mendengus.
Ia gelisah sekarang.
Mengingat jadwal fashion show terbesarnya akan diadakan dua minggu lagi.

Oh gosh.

Menurunkan 4 kilo dalam waktu 14 hari?

Menurutmu?

  “Yunnie ottokheee?” Ujar Jaejoong hampir menangis.

Ia menatap Yunho dengan panik.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Oh mom.
Yunho tahu kalau Jaejoong adalah seseorang yang sangat ketat dalam menjaga pola makannya.
Ia bahkan membuat daftar makanan yang pantang dimakan di dapur mereka.

Tapi, yah, Yunho sudah beberapa kali memperingatkan istrinya yang satu ini ani?
Salah sendiri, Jaejoong terlalu santai.

  “Tidak apa sayang, aku akan membantumu nee? Kita lari pagi bersama besok pagi” Ujar Yunho tersenyum.

Ia mengusap lembut wajah cantik itu.
Mencoba menghiburnya.

Jaejoong meringis.

  “Aku tidak mau” Ujarnya berbisik.

  “Omo, waeyo?” Tanya Yunho selembut mungkin.

  “Kalau besok kita lari pagi bersama aku takut kau akan menyukai gadis lain~! Aku genduuuuuttttt~!”

Eoh?

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia hendak meledakkan tawanya.
Namun sebisa mungkin ia menggantikannya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.
Yunho segera memeluk Jaejoong dengan erat.
Ia menepuk-nepuk lembut kepala namja cantik itu.

  “Aniya sayang, ani, aku tidak mungkin meninggalkanmu nee? Tidak peduli kau gendut, kurus, atau gembung sekali pun cintaku padamu masih tetap sama” Ujar Yunho pelan.

Jaejoong mencengkram erat punggung namja tampan itu.
Ia mendengus keras.

  “Jeongmall?”

  “Ne, Jeongmallyo”

  “Aku mencintaimu bear”

  “Aku lebih mencintaimu, BooJae”

Namja cantik itu menghela nafas panjang.
Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang kekasihnya.
Aigoo.
Ottokhe?


-------


  “Joongie, ireona”

  “Uunnggghh”

  “Bangun sayang, kita lari pagi otte? Diluar segar sekali, kau tidak ingin melihat daun Maple yang berjatuhan hmm?”

  “Aniyeyo”

  “Jaejoongieee”

  “Kau saja yang lari Yun ah, aku ngantuk!”

  “Ck, mentang-mentang gendut jadi malas eoh?”

Mwo?


SSRAK!


Namja cantik itu menyibakkan selimutnya dengan kasar.
Alisnya bertaut kesal.
Bibir cherrynya mempout sempurna.
Mata bulatnya berkedip lucu menatap Yunho yang duduk di hadapannya saat ini.

Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mencubit gemas pout lucu itu dan mengapit wajah cantik istrinya dengan kedua telapak tangannya.

  Come on sayang, kau tidak ingin berat badanmu turun lagi hum?” Bujuk Yunho lembut.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menguap dan mengusap wajahnya.
Terdengar jelas suara rengekan manjanya yang bergumam.

Mata musang Yunho mengerjap.
Menatap sosok cantik yang terlihat sangat menggemaskan di matanya saat ini.
Oh gosh.
Kau tidak akan tahu betapa cantiknya Jaejoong saat ini.

Ck.

Rambut almondnya yang terlihat berantakan.
Piyama kausnya yang berlengan panjang.
Wajah cantiknya yang terlihat segar.
Bibir merahnya yang mempout manja.
Dan terpaan sinar matahari pagi yang menerpa sebagian tubuh namja cantik itu.

Membuatnya tampak terlihat seperti malaikat yang sempurna.

Yunho menyentuh lembut wajah Jaejoong.

  “Aku benar-benar mencintaimu, Jaejoongie” Bisiknya lembut.


BLUSH.


Namja cantik itu tertegun kaget.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Ja..Jangan tiba-tiba seperti itu Yunnie yah, kau membuatku malu!” Erangnya manja.

Yunho tertawa kecil.
Ia menubruk tubuh Jaejoong.
Membuat namja cantik itu kembali berbaring di atas ranjang.

  “Aku serius, Jung Jaejoong..Aku bisa gila tanpamu..Kau begitu sempurna..” Bisiknya seraya mengendus telinga Jaejoong.

Namja cantik itu mendesah manis.
Ia memalingkan wajahnya ke samping.
Memberi akses kepada Yunho untuk melakukan lebih.

  “Bahkan sampai sekarang rasanya seperti mimpi aku bisa memilikimu seutuhnya saat ini” Lanjutnya lagi.

Jaejoong tersenyum manis.
Mata beningnya mengerjap menatap langit-langit kamar hotel berbintang itu.
Aigoo.
Jantungnya berdebar kencang saat ini.
Yunho benar-benar tahu bagaimana cara membuatnya lemah tidak berdaya.

  “Kalau begitu jangan pernah melepaskan aku..Ikat aku selamanya bersamamu..” Balas Jaejoong lembut.

Yunho mengangkat wajahnya.
Ia mengecup-ngecup manis bibir cherry itu.

  “Aku bahkan sudah merantaimu, sayang, kau bisa lihat?” Ujar Yunho seraya menunjukkan jari kelingkingnya dan kelingking milik Jaejoong yang bertaut dengannya.

Namja cantik itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan balas mengecup bibir tebal Yunho.

  “Ne, benang merah yang sangat indah”

  “Dan hanya kita berdua yang bisa melihatnya”

  “Ummhh”

Jaejoong memajukan tubuhnya.
Kedua tangannya beralih memeluk leher Yunho sekarang.
Sementara namja tampan itu mengecupi dagu Jaejoong.
Menghisapnya sesekali dan menggigit lembut bibir cherry itu.

Jaejoong melenguh panjang.
Ia membuka mulut mungilnya.
Membiarkan lidah panas Yunho meliuk-liuk di dalam rongga mulutnya yang lembut.
Mengulum apa saja yang ada di sana.
Bergerak nakal seolah ingin mencari sesuatu yang lebih dari seorang Jung Jaejoong.

  “Aahhh..Ahhhmmhh”

Desahan manis itu terdengar sangat menggelitik telinga Yunho.
Menggodanya untuk menjamah dua tonjolan manis yang berada di balik kaus namja cantik itu.
Yunho segera melepas kaus berwarna putih itu dan melahap dada bidang Jaejoong.
Menghisap lembut bagian menonjol itu dengan kuat.
Membuat sosok cantik yang berada di bawah tindihannya mengerang-erang lirih.

  “Yu..Yunnie..Aahh”

  “Kalau kau ingin kita lari pagi sekarang..Mmmmppf..Kau terlambat”

  “Aishhhh”

  “Mmppckk…ssllrrppp…”

  “Yunnie! Aku harus menggantikan angka 56 itu dengan 52 lagi! Menjauhlah dari tubuhku!”

Aish.

Namja tampan itu mendengus keras.
Ia meringis saat Jaejoong mendorong kasar bahunya.
Namja cantik itu menjulurkan tangannya menepuk-nepuk kepala Yunho.
Kemudian ia segera melompat dari ranjang dan membuka lemari.
Mengambil baju trainingnya.


-------


DRAP DRAP DRAP!


  “Ss..Stopph..hh..hh..Istirahat lima..menit..Hosh..Hoshh..”

Aish.

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia berbalik seraya berlari di tempat.
Memperhatikan sosok cantik yang mengenakan jaket hitam dengan celana training selututnya itu kembali duduk di kursi taman.
Wajah Jaejoong tampak memerah padam.
Bibir cherrynya terbuka menarik nafas.

  “Kita baru berlari setengah jam dan kau sudah beristirahat sebanyak 16 kali, Boo” Ujar Yunho memperingatkan.

Jaejoong mendengus.
Ia melirik ke arah Yunho yang masih terlihat bersemangat.
Ah, namja tampan itu tampak sangat tampan dengan kaus tanpa lengannya yang berwarna putih.

  “Kau lari duluan saja..Hh..Nanti aku menyusul”

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap tidak yakin ke arah namja cantik itu.

Jaejoong balas menatapnya dengan kedua matanya yang menunjukkan sorot keseriusan 100%.
Membuat Yunho mengangkat bahunya dan kembali berlari.
Oh well.
Sebenarnya saat ini mereka sedang berada di taman dengan arena jogging yang berbentuk bundaran.
Terdapat air mancur di tengah taman itu.
Dan lima kursi panjang yang tergeletak di setiap sisinya.
Sementara jalan untuk berlari mengelilingi bundaran itu.


DRAP DRAP DRAP!


Yunho memasang earphone-nya.
Ia berlari dengan semangat.
Sesekali mata musangnya melirik Jaejoong yang sudah duduk bersandar di kursi taman itu.
Aigoo.
Tidak biasanya Jaejoong malas seperti ini.

Namja tampan itu berlari dengan cepat.
Beberapa kali ia sudah melewati kekasihnya yang sedang duduk itu.
Dan beberapa kali juga ia tidak bisa berhenti tersenyum.
Jaejoong selalu menggodanya setiap kali ia melewati namja cantik itu.

  “Hei, tampan!” Panggil Jaejoong seraya bersiul.

Membuat Yunho meringis kecil saat melewatinya kali ini.

Sementara itu Jaejoong tertawa geli.
Ia cukup senang menggoda kekasihnya yang satu itu.
Kali ini mata bulatnya kembali bergerak.
Memperhatikan Yunho yang sudah berlari mendekati dirinya lagi.

  “Letnan! Kau mau menikah denganku tidak?” Ujar Jaejoong tersenyum geli.

Yunho tertawa kecil.
Ia mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan jari kelingkingnya.
Kemudian ia mengecup jari itu.
Membuat Jaejoong menaikkan alisnya dan ikut mengecup jari kelingkingnya sendiri.

Aigoo, it’s look so sweet ania?


DRAP!


  “Hahh..hh..hh.hh”

Jaejoong menjulurkan botol mineral miliknya kepada Yunho.
Namja tampan itu menerimanya dan segera menguk air putih itu dengan cepat.
Ia mendongakkan wajahnya.
Membuat keringat yang menetes ke lehernya tampak jelas.
Jaejoong menahan nafasnya.

Tuhan, suaminya yang satu ini benar-benar tampan.
Demi apa pun itu.

  “Kau tidak lari lagi?” Tanya Yunho menyeka bibirnya.

Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia menunjuk kedai kecil yang ada di hadapannya saat ini.

  “Aku mau ubi bakar, Yun” Ujarnya tanpa dosa.

Mwo?

Makan lagi??

Yunho masih ingat dengan jelas Jaejoong sudah menghabiskan semangkuk sereal dan dua mangkuk bubur ayam dua jam yang lalu.
Dan sekarang ia ingin makan ubi bakar?

Ckckckkck~

  “Ania” Ujar Yunho tegas.

Jaejoong terkejut.
Ia sontak menoleh menatap Yunho.

  “Bukankah kau ingin berat badanmu kembali? Bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau terus makan, makan dan makan?”

  “Tapi itu cuma satu ubi bakar Yunnie yah!”

  “Satu ubi bakar yang akan membuat beratmu bertambah satu kilo lagi, kau mau?!”

  “Aku lapar Yunnie!”

  “Aku tidak akan memanjakanmu kali ini, kka, bangun dan lanjutkan berlari!”

  “Yunnie!”

  “Jung Jaejoong, kau dengar aku?!”

Aish.

Namja cantik itu mendengus kesal.
Ia segera beranjak bangun dan berlari mendahului Yunho.
Ia terus berlari kencang menghindari namja tampan itu saat Yunho berhasil mensejajarkan diri dengannya.

Meninggalkan Yunho yang tersenyum kecil.

Oh well.

Setidaknya dengan begini Jaejoong tidak akan bisa menuruti nafsu makannya yang meningkat itu ania?


-------


CKLEK.


Namja tampan itu baru saja selesai mandi.
Ia menghela nafasnya merasa segar.
Sesekali ia menggosokkan handuk kecil yang bergantung di lehernya ke rambut cokelatnya yang basah.

Yunho melirik Jaejoong yang tidak berhenti berlari di atas run set-nya.
Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil satu stel pakaian santai dari sana.
Namja tampan itu duduk di sofa yang menghadap ke jendela kaca seraya mengecek ponselnya.

Oh well.

Sudah dua hari ini mereka tidak saling berbicara satu sama lain.
Sepertinya efek tidak-ada-makanan-apa-pun-selain-nasi-dan-lauk yang diterapkan Yunho kepada Jaejoong membuatnya sedikit menderita seperti ini.

See?

Tidak ada sentuhan.
Tidak ada ciuman.
Tidak ada pelukan.

Dan lebih parahnya lagi, tidak ada hubungan badan.

Tapi Yunho harus benar-benar bersabar ekstra kali ini.
Bukankah ini demi Jaejoongnya juga ani?
Kalau ia terus dimanja tidak akan ada hasil yang memuaskan nantinya.


KRAUK!


Yunho tersenyum kecil.
Ia tahu itu suara buah Apel yang digigit kekasihnya.
Ah, sudah kembali ke pola makan yang biasanya huh?
Namja tampan itu tidak pernah lagi melihat Jaejoong mengemil yang aneh-aneh selama 48 jam ini.
Ia tahu Jaejoong sedang unjuk rasa kepadanya.
Tapi ia tidak peduli.
Lebih baik dibiarkan saja.


DDRRTTT…DDRRTTT…


Eoh?
Yunho menundukkan wajahnya.
Menatap ponsel Jaejoong yang bergetar di atas meja.
Ia menaikkan alisnya dan menoleh ke belakang.
Jaejoong sepertinya tidak sadar kalau ponselnya berbunyi.


KLIK.


  “Yeoboseyo?”

  Nee, Yeoboseyo, bisakah aku bicara dengan Jaejoong Hyung?

  “Dia sedang berolahraga, ada perlu apa Taemin ah?”

  Anoo, katakan padanya kalau acara fashion show tanggalnya dimajukan

  “Mwo?”

  Aku dan Sooji sudah mempersiapkan semuanya, Jaejoong Hyung hanya harus tiba di gedung Bolero besok malam

  “Arasseo, akan kusampaikan”

  Gomawoyo, ah, ne! Yunho Hyung!

  “Wae?”

  Oleh-oleh untukku cukup gantungan menara Eiffel saja nee? Hehehehe, kalau bisa cari yang warna biru pearl!

  “Aish, arasseo, doakan saja agar aku tidak lupa”

  YUNHO HYUNG!

  “Hahahaha, anyeong Taemin ah”

  Nee Anyeong dooo~


KLIK.


Hmp.
Namja tampan itu menarik senyum gelinya saat ini.
Aish, dasar anak jamur. Gumamnya dalam hati.

Yunho menolehkan wajahnya ke belakang.
Menatap Jaejoong yang sudah berhenti berlari.

Namja cantik itu sedang menyeka keringatnya dengan handuk.

  “BooJae”

  “Hmm”

  “Taemin menelepon”

  “Mmm”

  “Dia bilang acara fashion show-nya dipercepat, besok malam”

Jaejoong tertegun.
Dalam hatinya ia mengutuk.
Aish!
Kenapa harus dipercepat eoh? Tidak tahukah mereka kalau ia sedang berusaha mengembalikan berat badannya yang ideal itu hah?!
Menyebalkan!


-------


DEG DEG DEG.


Ckk.
Namja cantik itu menggigit erat bibir bawahnya saat ini.
Ia sedang berdiri di hadapan timbangan itu.
Satu langkah lagi saja akan membuat meteran itu bergerak menunjukkan hasil perjuangannya selama seminggu ini.
Oh gosh.
Ia benar-benar takut.

Bagaimana kalau ternyata beratnya tidak berubah?
Bagaimana kalau ternyata beratnya malah bertambah?
Bagaimana kalau ternyata usahanya selama ini hanya sia-sia saja?

Jaejoong menggerakkan matanya.
Menatap Yunho yang sedang memakai jas hitamnya.
Malam ini acara milik Jaejoong akan digelar di gedung persenian Paris.
Aigoo.
Ia merasa menyesal sudah marah kepada Yunho selama 3 hari terakhir ini.


SRET!


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Sontak ia segera kembali memalingkan wajahnya ketika mata musang itu menangkap basah dirinya.
Jaejoong meringis.
Ia menundukkan wajahnya memperhatikan satu kakinya yang sudah berada di atas timbangan itu.

Hmp.

Yunho tersenyum manis.
Ia tahu istrinya yang satu itu sedang mendapat kesulitan.
Namja tampan itu beranjak menghampiri Jaejoong.
Ia mengapit wajah cantik itu dengan kedua telapak tangannya.
Mata musangnya bergerak lembut memandang mata bening Jaejoong.

  “Kau baik-baik saja?” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Kenapa kau khawatir padaku? Bukankah kita masih bertengkar huh?” Balas Jaejoong tajam.

Yunho menarik wajah Jaejoong agar mendekati wajah tampannya.
Ia menempelkan dahi mereka berdua.

  “Aku, Jung Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Bisiknya pelan.

Jaejoong tertegun.
Ia menghembuskan nafasnya perlahan.
Yunho selalu melakukan ini setiap kali mereka bertengkar.
Dan itu benar-benar terasa manis kau tahu itu?

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Yunho masih berbisik.

  “…”

  “Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Namja tampan itu tersenyum manis.

  “Kau mengerti? Aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku mencintaimu dalam keadaan apa pun sayang, termasuk di saat kau menjadi gendut sekali pun, arasseo?” Ujar Yunho terkekeh.

Ia menepuk lembut pipi Jaejoong dan mengecup bibir ranumnya.
Sementara Jaejoong tertawa kecil dan mengusap wajah tampak kekasihnya.

  “Kka, aku akan menemanimu melihat” Ujar Yunho seraya membalikkan tubuh Jaejoong untuk menghadap timbangan badan itu.

Jaejoong menghela nafasnya.


TAP.


DEG.


Mata bening itu membulat.
Nafasnya tercekat.
Jaejoong menoleh tidak percaya menatap Yunho.
Sementara namja tampan itu menaikkan alisnya seraya tersenyum lebar.

  Congrats, baby! Kau berhasil!” Seru Yunho senang.

Namja cantik itu berteriak lantang.
Ia melompat ke pelukan Yunho dan tertawa senang.

  “Beratku kembali! Kembali seperti semula Yunnie!! Hwahahahahaha~”

  “Kau hebat sayang”

  “Ani, ani, bukan aku yang harus dipuji, hehehe”

  “Eoh?”

Namja cantik itu melepas pelukannya.
Ia menangkup wajah tampan itu dan mengecup lembut bibir tebalnya.

  “Kalau bukan karena kau, mungkin aku sudah menjadi balon sekarang ania? Gomawo bear”

  “Karena usahamu juga sayang”

  “Well, baiklah, karena kita berdua”

  “Terdengar bagus”

Jaejoong tersenyum kecil.

  “Kau ada tugas untuk musim dingin nanti?” Tanyanya lembut.

Yunho menggeleng.

  “Ani, waeyo? Kau ingin kita berlibur lagi huh?”

  “Hehehe, aku berencana untuk menggebrak dunia fashion dengan rancangan terbaruku lagi, sayang”

  “Hmm, kali ini apa temanya?”

Jaejoong mengerjapkan mata bulatnya.
Ia tertawa kecil.

  Winter In Tokyo


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar