This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/PARK SOOJI’S LITTLE SECRET


Tittle: PARK SOOJI’S LITTLE SECRET

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-incest-romance-friendship-sweet-hurt-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO, JUNG JUNHON, PARK YOOSU, PARK SOOJI, DAN SHIM MINKYU  MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


  “Jaejae..Boleh aku menciummu?”

.
.
.

Namja cantik itu tersenyum manis mendapati sosok ikal itu sedang duduk di kursi ruang tamunya.
Ah, seragam SMP-nya yg berwarna merah kotak2 hitam membuatnya tampak terlihat manis.
Park Sooji sangat mirip dengan Ummanya ani?

  “Soo ya, Junsu sudah memberikanmu bekal hari ini?”

Sooji menoleh.
Tersenyum menatap Jaejoong yg sedang memukul pelan apron merah mudanya.

  “Sudah, tapi aku lebih suka bekal buatan Umma Jung, hehehe” Kekeh yeoja ikal itu.

Jaejoong ikut terkekeh.
Ia berjalan menuju dapur dan meraih lima kotak bekal.

  “Cha, berikan ini untuk Yoosu, Minkyu, Jaejae dan Honchan nee? Satunya lagi untukmu”

  “Ung! Gomawo~”


GREPP.


Namja cantik itu tersentak kaget.
Sontak ia menoleh menatap Yunho yg memeluknya dari belakang.

  “Menunggu si kembar eh? Jaejae masih mandi” Ujar Yunho tersenyum.

  “Namja itu memang lamban, aku yakin Honchan sudah pakai seragam” Kekeh Sooji.

Yunho menaikkan alisnya.
Bibirnya masih berusaha menggoda leher jenjang istrinya yg dari tadi bersusah payah menahan desah.

  “Oh ya? Sepertinya mereka mandi bersama” Gumam Yunho akhirnya.


DEG.


Yeoja berambut ikal itu membesarkan mata sipitnya beberapa detik.
Jantungnya terasa bergemuruh.
Jemarinya mengepal erat.
Ia memaksakan senyumnya yg mungkin terlihat jelek saat ini.

  “Aku..Akan menunggu diluar”


Yunho mengangguk.
Ia segera membalikkan tubuh Jaejoong dan menangkup pinggang rampingnya.
Menuntut morning kiss yg tertunda.

  “Otte? Mereka sudah siap?”

Sooji melirik Minkyu yg masih mengulum permen Lollipop rasa jeruknya.
Ia mengangkat bahu.
Moodnya mulai terasa buruk saat ini.

  “Soo yah, duduk disini” Ujar Yoosu menepuk kursi di sebelahnya.

Yeoja ikal itu menurut.
Ia mendekat dan segera duduk di sana.

Ah, Yoosu yg mengenakan seragam namja yg berwarna sama dengan miliknya membuat namja itu semakin Cassanova.
Sooji menarik senyum kecilnya ketika Yoosu mengelus lembut rambut ikalnya.

  “Ini bekal dari Umma Jung” Ucap Sooji menghela nafas.

Minkyu segera merampas kotak bekal itu dan membukanya tidak sabaran.
Yes! Namja Lollipop itu tersenyum lebar.
Jaejoong tidak pernah lupa menyisipkan dua batang permen Lollipopnya disana.

  “Kapan Umma Appamu pulang dari Jepang?” Tanya Yoosu datar.

Minkyu menoleh.

  “Kurasa malam ini, Hyung” Sahutnya santai.

Namja Cassanova itu hanya mengangguk mengerti.
Ia tersenyum kecil dan mengecup lembut dahi adiknya.

  “Oppa! Jangan menciumku! ISH!!”

Yoosu hanya tertawa geli.
Ia menepuk2 bahu Sooji pelan dan terkekeh manis.


CKLEK.


Pintu depan terbuka.
Memperlihatkan dua namja berwajah sama dengan paras yg berbeda.

  “Kka, kita berangkat” Ajak Jaeho tersenyum.

  “Kau membuat kita terlambat hari ini, Jaejae!” Marah Minkyu kesal.

Namja almond itu hanya tersenyum kecil.
Ia melambai pada Sooji dan meraih jemari Junhon.
Mendahului mereka menaiki mobil mewah itu.

Oh well.

Mereka berlima selalu berangkat bersama setiap hari ke sekolah.

  “Soo ya” Bisik Yoosu pelan.

  “Ne?” Sahut yeoja itu ikut berbisik.

  “Wajahmu memerah”


DEG.


Sooji terhenyak.
Tapi ia segera acuh dan berjalan mendahului Yoosu.
Membiarkan namja Cassanova itu menarik senyum nakalnya.


-------


  “Aku pulang”

  “Soochan, kenapa lesu hm? Ada masalah di sekolah?”

  “Ani Umma, gwenchana”

Eoh?
Junsu menaikkan alisnya.
Belakangan ini yeoja kesayangannya itu selalu terlihat lesu.
Kalau ditanya ia pasti menjawab tidak apa2.

  “Yoosu” Panggil Junsu pelan.

  “Hmm?” Gumam namja Cassanova itu berdehem.

  “Kau tahu apa yg terjadi dengan adikmu?”

  “Biasa Umma, masalah namja”

  “Omo”

Park Yoosu tertawa kecil.
Ia segera melepas rompi kotak2nya dan membawanya ke kamarnya di lantai dua.


BRUKK~


Yeoja berambut ikal itu menghela nafasnya.
Ia mengeluh.
Jemari lentik itu menyentuh dada kirinya.

Di sini.
Di dalam sini.

Ada yg bereaksi ketika ia berdekatan dengan Jaeho.
Sooji takut untuk menyadari hal apa itu.
Ia terlalu takut.
Karena sesuatu yg menyeruak itu tidak seharusnya muncul.

  “Soo? Oppa masuk otte?”

Yeoja berambut ikal itu tersentak kaget.
Ia beranjak duduk dan mengangguk.
Menatap Yoosu yg menutup pintu dan ikut duduk di atas ranjangnya.

Namja Cassanova itu menarik kepala Sooji agar berbaring tepat di sampingnya.
Ia tersenyum manis.

  “Kau baik2 saja?”

Sooji mengangguk lemah.
Tapi kemudian ia menggeleng.

  “Oppa tahu ini berat, tapi kau bisa menghilangkan rasa itu perlahan, sayang” Bisik Yoosu lembut.

  “Aku tidak bisa Oppa..” Sahut Sooji bergetar.

  “Kau bisa”

  “Tidak! Aku tidak akan pernah bisa sampai kapan pun!”

  “Ssh, tenang, kenapa hmm? Kenapa tidak bisa?”

  “Karena rasa ini menyiksaku saat melihat Jaeho dan Junhon bergandengan! Rasa ini menusukku saat mereka berdua berpelukan! Rasa ini seakan membunuh saraf2ku saat mereka berciuman! Di hadapanku!!”

Yoosu menghela nafas pendek.
Tapi ia masih tersenyum.
Jemarinya tidak berhenti mengelus rambut adiknya.

  “Aku mencintainya, Yoo..Hiks..Apa yg harus kulakukan?” Bisik Sooji terisak.

Yoosu terdiam.
Ia tahu akhirnya kalimat itu akan terucap juga.
Tapi tetap saja rasanya aneh.
Ia sendiri bingung.

  “Aku tahu Soo”

  “Kau tidak tahu!”

  “Aku tahu”

  “Apa yg kau tahu eoh? Hiks..Apa?”

Namja Cassanova itu kembali menghela nafas.
Ia beringsut memeluk adiknya dengan erat dan mengecup puncak kepalanya.

  “Kau mencintai Jaeho, aku tahu itu..” Bisiknya pelan.


-------


  “Hyyuuunngg~~”

  “Kyukyu! Jangan ganggu Honchan, aish, kerjakan tugasmu!”

Namja Lollipop itu mengeluh malas.
Ia memutar bola matanya seraya melirik bukut tugasnya.
Kemudian ia memutuskan untuk menuruti perintah Jaeho.

Namja cherry itu tersenyum senang.
Ia berlari mendekati Jaeho dan duduk di atas pangkuan namja almond itu.

  “Wae?”

  “Hon sayang Hyung, hehehe~”

  “Aish”

Kedua namja berwajah sama itu saling tertawa geli.
Mereka berciuman singkat dan terkekeh bersama.
Mengacuhkan Sooji yg berpura2 fokus dengan tugasnya.
Sementara Yoosu mengamati dari jauh.

  “Yoo-kun Hyung, yg ini otte?”

Eoh?

Yoosu tersenyum kecil.
Jujur saja, ia menyukai suara acuh terkesan manja itu.

  “Berikan padaku”

Minkyu mengangguk.
Membiarkan Yoosu mengerjakan tugasnya.
Sementara ia mengulum permen Lollipopnya seraya memperhatikan Sooji.

  “Sooji”

  “Hum?”

  “Kau kenapa? Belakangan ini aku merasa kau menghindar dariku”

Yeoja ikal itu terdiam.
Ia masih malas menatap Jaeho.

  “Aku hanya..sibuk”

  “Benarkah?”

  “Hmm”

  “Kemarin kau tidak ikut makan siang bersama di ruang OSIS, kau juga sibuk?”

  “Hmm”

  “PARK SOOJI!”

CK!

Yeoja ikal itu membanting pulpen kesayangannya dengan keras.
Mata sipitnya berkilat kesal.

  “APA?!” Balasnya membentak.

Minkyu terdiam di tempatnya.
Yoosu mengangkat wajahnya.
Sementara Junhon menahan nafas.

  “Ada apa denganmu eoh?! Aku tahu ada yg salah!” Ujar Jaeho kesal.

  “Kenapa aku harus menjawab? Kenapa kau peduli? Apa hubungannya denganmu eoh?” Sahut Sooji keras.

  “Karena kita dekat! Karena aku sahabatmu dan kau sahabatku!”

Heh.

Yeoja berambut ikal itu menarik senyum kecutnya.
Ia menatap lurus mata musang Jaeho.

  “Sahabat eh?” Gumamnya miris.

  “Soo---”


BRAKK!


Empat namja itu saling terdiam satu sama lain.
Menatap Sooji yg baru saja membanting pintu dan keluar dari kamar Minkyu.

Namja Lollipop itu memutar pandangannya.
Ia menatap Yoosu yg kembali menulis dan Jaeho yg menghembuskan nafas kesal.
Kemudian ia beranjak mengikuti Sooji.


TAP TAP TAP.


  “Hei”

Sooji berhenti menggoyangkan ayunan matic itu.
Ia menoleh dan tersenyum kecil.

  “Hei” Balasnya bergumam.

Minkyu duduk di depan Sooji.
Ia meraih permen Lollipop di kantung jaketnya dan memberikannya ke yeoja itu.

  “Biasanya aku pelit terhadap permenku, tapi kali ini istimewa” Ujar Minkyu tersenyum.

Sooji tertegun.
Ia memperhatikan permen bundar berwarna orange itu dan balas tersenyum.

  “Gomawo”

  “Soo”

  “Hmm?”

  “Aku tahu apa yg terjadi”


DEG.


  “Apa?”

  “Semuanya”

Oh shit.
Yeoja ikal itu terkekeh kecil.
Ia menggigit kasar permen bundar itu.

Itu tandanya ia harus menyembunyikan perasaan ini serapat mungkin ani?


-------


Jung Jaeho mengernyitkan dahinya.
Mata musangnya yg tajam terlihat tidak fokus pada Laptop Apple Hitam itu.
Ia hanya diam sejak tadi.

Membuat Yunho melirik putra sulungnya.

  “Kenapa? Ada yg tidak kau mengerti?”

Jaeho tersentak.
Ia menatap Yunho dan menggeleng dengan cepat.

  “Ani, aniyeyo” Gumamnya seraya beranjak.

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Tapi kemudian ia hanya menghela nafas pendek dan kembali fokus dengan pekerjaannya.


TAP TAP TAP.


Namja almond itu beranjak menaiki tangga.
Tapi sedetik kemudian ia menghentikan langkahnya.
Menatap pintu kamar Umma Appanya yg terbuka.

Jaeho mengalihkan langkahnya.
Ia berjalan memasuki kamar itu dan mendapati Jaejoong yg sedang menyusun pakaian ke dalam lemari.


GREPP.


DEG.


  “Omo”

Namja cantik itu terkekeh geli mendapati Jaeho yg memeluk pinggangnya dari belakang.
Oh well, bukankah biasanya Yunho yg seperti ini hm?

  “Umma”

  “Hmm?”

  “Aku bertengkar dengan Sooji”

  “Eoh?”

  “Aku sendiri tidak yakin, tapi saling berdiam diri seperti ini bisa disebut bertengkar kan Umma?”

Hmp.

Jaejoong menarik senyumnya.
Ia berbalik dan mengacak lembut rambut almond putranya.

  “Coba diingat, apa belakangan ini kalian berdua terlibat masalah? Berbeda pendapat, mungkin?”

  “Oppsso”

Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Jaejae, mungkin masalahnya bukan di antara kalian”

  “Maksud Umma?”

  “Mungkin Sooji yg memiliki masalah, dan ia terganggu karena hal itu, sehingga membuatnya menjadi sedikit sensitif”

  “Menurut Umma seperti itu?”

  “Entahlah, Umma tidak tahu pasti..Kau sudah mencoba berbicara dengannya?”

  “Sudah, tapi dia mengacuhkan aku”

  “Hanya berdua?”

Oh guess.

Jaeho menaikkan alisnya.
Namja almond itu menjinjitkan kakinya.
Ia mengecup lembut pipi Jaejoong dan segera berlari keluar.
Meninggalkan namja cantik yg tersenyum manis disana.


-------


  “Oppa mau kemana?”

Yoosu menoleh.
Ia tersenyum kecil dan menarik lengan adiknya.
Mengacuhkan suara teriakan nyaring milik yeoja ikal itu.

  “Oppa! Apa2an eoh? Cukup beritahu aku kita mau kemana! Tidak perlu menculikku seperti ini!”

  “Karena Oppa tahu kau akan melarikan diri begitu tahu tempat tujuan kita”

Eoh?

Sooji menaikkan alisnya.

  “Kita akan ke rumah mereka bukan? Namja kembar itu?”

Well, Yoosu mengangguk pelan.
Sooji segera mendengus kesal.
Ia memalingkan wajahnya keluar jendela mobil.

  “Aku tahu ini bukan urusanku, sayang, tapi saling mengacuhkan seperti ini salah, bukan seperti ini caranya”

  “Suka2 aku!”

  “Memang terserah denganmu, tapi tidak untuk Jaeho”

  “Apa?”

  “Apa kau tahu akibat pertengkaran kecil kalian waktu itu? Jaeho sama sekali tidak bisa tenang, ia terganggu dengan inti permasalahan pertengkaran itu”

  “...”

  “Ia tidak tahu apa yg salah”

  “...”

  “Soo---”

  “Cukup”


DEG.


Yoosu menoleh.
Ia terenyuh mendapati adik kecilnya sedang menangis disana.
Namja Cassanova itu ingin sekali memeluk Sooji dan menenangkannya.
Tapi tidak, ia tidak ingin Sooji menjadi bergantung dan kembali lemah karenanya.

  “Kita sudah sampai”

  “Oppa turun saja duluan, nanti aku menyusul”

  “Baiklah”


-------


Hahhh.

Yeoja berambut ikal itu menghembuskan nafasnya perlahan.
Ia sedang duduk di halaman belakang jauh dari rumah besar milik keluarga Jung itu.
Tepat di bukit kecil dimana ia dan keempat namja itu selalu menghabiskan waktu bersama dulunya.

Sooji mengeluh.
Ia memeluk kedua lututnya dan memejamkan mata sipitnya merasakan angin sore menghembus di wajah cantiknya.

  [ “Jaeho sama sekali tidak bisa tenang, ia terganggu dengan---” ]


PIK.


Sooji membuka matanya.
Panas.
Dadanya terasa sesak.

Oh gosh.

Kenapa harus Jaeho? Kenapa dia?
Kenapa bukan orang lain?

Ini kejam.
Ini pertama kalinya yeoja ikal itu jatuh cinta kau tahu itu?
Tapi tuhan meletakkan cintanya kepada orang yg salah.

  “Tuhan tidak pernah bisa adil..”

  “Tuhan adil dengan caranya sendiri”


DEG.


Sooji tersenyum kecut.
Tanpa menoleh pun ia tahu milik siapa suara bass lembut itu.

Yeoja itu beranjak berdiri dari duduknya.
Ia menoleh ke belakang dan menahan satu tangannya di kulit pohon Apel itu.
Mata sipitnya bergerak ragu memperhatikan Jaeho yg berjarak sangat dekat dengannya.

Namja almond itu tersenyum kecil.
Ia mengulurkan satu tangannya untuk mengelus rambut ikal itu.

  “Yoosu Hyung bilang kau sedang jatuh cinta”


DEG.


Mata sipit Sooji membesar.
Apa?

  “Tapi namja itu sama sekali tidak menyadari perasaanmu”

  “...”

  “Katakan padaku, siapa namja brengsek yg berani membuatmu bertepuk sebelah tangan eoh?”

Gosh.

Yeoja ikal itu menarik senyum kecutnya.
Ia terkekeh lirih disela tangisnya yg mulai berjatuhan.

Jaeho berdesis pelan.
Ia menarik punggung Sooji dan memeluk yeoja itu dengan lembut.
Mengusap punggungnya berusaha membuatnya merasa lebih baik.

  “Dia namja terbodoh yg pernah ada..” Bisik Sooji terisak.

Jaeho mengangguk.

  “Benar2 bodoh! Bagaimana bisa ia menyia2kan Park Soojiku yg manis ini eoh?!”

  “Hmp..”

  “Apa yg dilakukan namja itu hum? Katakan padaku”

  “Dia..”

  “Hmm?”

  “Dia menyukai orang lain..Belahan jiwanya sejak kecil..Hiks..Dia tidak pernah melihatku..”

  “Brengsek, akan kubunuh namja itu kalau aku bertemu dengannya!”

Yeoja ikal itu tidak menyahut.
Tangisnya semakin deras.
Ada rasa yg semakin menyeruak ketika kalimat itu terucap dari bibir Jaeho.
Membuatnya merasa semakin sakit.


GGRT.


Sooji mencengkram erat kaus abu2 milik Jaeho.
Ia menyurukkan wajahnya di dada bidang namja almond itu.
Jaeho tidak berkata apa pun lagi.
Ia hanya diam dengan jemari yg tidak berhenti mengelus rambut ikal Sooji.

  “Sudah tenang?”

Sooji mengangguk.
Cukup lama ia menangis.
Sampai kaus abu2 itu basah total karenanya.

Lengan Jaeho berpindah merengkuh pinggang Sooji.
Mata musangnya menatap dalam mata sipit yg sembab itu.

  “Kau tahu Jae..Ini..Ini pertama kalinya aku jatuh cinta..Dan..Dan aku---”

  “Dan kau terluka, aku tahu itu”

  “...”

Lama mereka saling terdiam.
Membiarkan angin sore menerpa wajah keduanya.
Sampai kemudian Sooji menghela nafas pendek dan mendongakkan wajahnya menatap Jaeho.

  “Jaejae..Boleh aku menciummu?”


DEG.


Mata musang yg tajam itu membulat sempurna.
Jaeho terkejut.
Namun ia tidak bereaksi banyak.
Hanya tatapan matanya yg memberikan reaksi.

Semilir angin sore yg berhembus mengisi kekosongan di antara mereka berdua.
Hening.
Sunyi.
Senyap.
Dua remaja yg berdiri di bawah pohon Apel itu saling menatap satu sama lain.
Mengacuhkan namja Lollipop dan namja Cassanova yg mengintip dari bawah bukit di balik semak2.

Perlahan Sooji mendekatkan wajahnya dengan wajah tampan itu.
Kakinya sedikit menjinjit.
Dan ketika kedua bibir itu saling menempel, Jaeho mulai mengambil alih.

Suara kecapan manis dan lembut terdengar merdu diiringi semilir angin.
Ciuman pertama dan terakhir itu terasa basah, manis dan asin disaat yg bersamaan.
Lengan Sooji memeluk punggung Jaeho dengan erat.
Sementara namja almond itu berusaha mengimbangi tubuh Sooji yg sedikit pendek.

Sampai dua menit kemudian, mereka melepas ciuman masing2 dengan perlahan.
Minkyu menahan nafasnya.

  “Jaejae..”

  “Hmm?”

  “Gomawo..”

Namja almond itu hanya terkekeh kecil.
Ia menepuk2 lembut kepala Sooji dan mengajaknya duduk memandangi matahari yg hampir terbenam.

  “Sekarang katakan padaku, siapa namja sialan itu eoh?” Ujar Jaeho merangkul bahu Sooji.

  “Hahaha, yg jelas dia bukan namja baskom sepertimu, brother complex~” Kekeh Sooji lirih.

  “AISH! Yeoja ember! Kerjamu hanya tidur sepanjang hari!”

  “Itu lebih baik dari pada kau yg selalu berendam di air sungai yg penuh lumpurnya!”

  “Lumpur itu bagus untuk kulit, pabo!”

  “Jadi kau benar2 pernah berendam di sana?”

  “Moron! Dasar ember!”

  “Baskom! Hahahhahahaha~”

Hmp.
Dua namja yg sedang mengintip itu saling tersenyum satu sama lain.
Mereka saling menggenggam jemari masing2 yg saling bertaut erat dan memutuskan untuk beranjak dari sana.

Oh well.

Sepertinya tidak ada yg perlu di khawatirkan lagi ani?

  “Jaejae yah”

  “Hum?”

  “Aku sahabat terbaikmu kan?”

  “Sahabat terbaik yg aku punya”

  “Sampai kapan pun tidak akan pernah berubah?”

  “Aku bersumpah”

  “Aku senang”

Namja almond itu balas tersenyum.
Ia menyandarkan kepalanya di bahu Jaeho dan memejamkan matanya.
Kemudian ia berbisik lembut.

  “Kau namja terbaskom yg pernah ada”

Jaeho tertawa geli.
Ia mengangguk.

  “Dan kau yeoja ter-ember yg pernah ada”

Sooji terlelap secara perlahan.
Entah kenapa..sore hari itu, terasa lebih indah dari sore2 sebelumnya.


-------


  “Soo! Jangan lamban! Minkyu akan memberi kita cookies gosong kalau acara minum tehnya terlewatkan!”

  “Aku tahu, brother complex! Tutup mulutmu!”

  “Jelek!”

  “Sirik!”

Ketiga remaja itu saling tertawa satu sama lain.
Mereka berlari2 menuju ruang OSIS milik mereka berlima.
Sooji berlari di belakang.
Menatap Jaeho dan Junhon yg berlari di depannya.

Hmp.

Yeoja ikal itu tersenyum kecil.

Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah bisa menang dari Junhon.


BRUKK!


  “AAW!!”

  “Makanya jangan melamun, bodoh!”

Park Sooji mengerucutkan bibirnya kesal.
Ia berusaha berdiri dengan benar dan menatap namja berambut merah gelap sedikit ikal itu.

  “Mianhae, ini milikmu?”


DEG.


Park Sooji membulatkan mata sipitnya.
Memperhatikan saputangan kesayangannya yg berwarna violet lembut berada di jemari namja itu.
Yeoja ikal itu tertegun.
Ia tahu ada debaran aneh yg menyeruak beberapa detik yg lalu.

  “Soo ya! Kami duluan ne!”

Sooji menoleh.
Ia tersenyum manis menatap Jaeho dan Junhon.
Senyum termanis yg ia punya.

  “Katakan pada Minkyu kalau aku sakit perut!”

  “Dasar tukang bohong!”

Ketiga remaja itu saling tertawa geli.
Kemudian namja kembar itu segera berlari menjauh.
Meninggalkan Sooji yg menunduk dan tersenyum meraih saputangannya.

  “Gomawo”

  “Kau Park Sooji?”

  “Ne, kau siapa?”

  “Aku Hyukjae, Lee Hyukjae, pindahan dari Jepang”


DEG.


Lagi.
Debaran itu menyeruak.

Hmp.

Sepertinya Sooji tahu debaran apa ini.
Oh well.
Jaeho? Jung Jaeho?
Oh Come on, setiap orang pasti punya satu rahasia kecil yg mereka pendam ani?

  “Salam kenal, ah, kau lapar? Bagaimana kalau makan siang bersama?”

  “Ide bagus”

Guess, kau benar, namja baskom.
Tuhan adil dengan caranya sendiri.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar