This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/SPRING IN LONDON



Tittle: SPRING IN LONDON

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT #4 *END*

Rating: family-romance-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Musim Panas..

Musim Gugur..

Musim Dingin..

Musim Semi..

Ada banyak definisi tentang cinta.
Bagiku, cinta itu seperti Musim.

Dan Musim Semi adalah..Cinta yang kuncup namun mekar..

.
.
.

  “Haaahhhh~”

Namja cantik itu mengembangkan senyum manisnya.
Mata beningnya terpejam damai.
Kedua tangannya mencengkram erat pinggiran besi beranda kamar hotel berbintang itu.
Musim semi di London memang yang terbaik!
Aigoo~

  “Bunganya indah sekali” Gumam Jaejoong semakin tersenyum lebar.

Sepertinya ia terlalu excited huh?

  “Yunnie! Yunnie lihat---eoh?”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ketika matanya memandang Yunho yang sudah terlelap di atas ranjang.
Huff.
Namja cantik itu tersenyum kecil seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Kemudian ia berjalan pelan menghampiri namja tampan itu.

Hmp.

Jaejoong mendudukkan dirinya di pinggir ranjang.
Memperhatikan wajah lucu suaminya yang terpejam damai.
Sepertinya Yunho lelah sekali.
Ck.
Terang saja, seharusnya Yunho tidak mendapat libur panjang untuk musim semi kali ini.
Tapi Jaejoong terus saja memaksa agar Yunho pergi bersamanya.

Jadi namja tampan itu terpaksa lembur selama seminggu penuh untuk menggantikan tugasnya nanti.
Dan well, Yunho ambruk karena kelelahan sekarang.
Aish.
Padahal Jaejoong ingin mengajaknya pergi piknik ke taman kota!


DDRRTT..DDDRRTTT…


Jaejoong menoleh.
Menaikkan alisnya memperhatikan ponsel Yunho yang bergetar di atas nakas.
Namja cantik itu segera meraihnya tanpa pikir panjang dan mengangkat panggilannya.

  “Yeoboseyo?”

  Ah, Ne, Yeoboseyo, Letnan Jung-kah?

  “Ania, aku Jaejoong, waeyo?”

  Omo, bisakah aku berbicara dengan Letnan Jung?

  “Ada apa? Katakan saja padaku, nanti kusampaikan”

  Arasseo, tolong tanyakan padanya jam berapa dia akan menjemputku malam ini nee~ Kami akan pergi makan malam bersama, hehehe


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Boleh aku tahu kau siapa?”

  Aku putri jendral Kim, musim dingin yang lalu Yunho ditugaskan untuk menjagaku, hehehe, namaku Jessica Kim~

Jessica Kim heh?

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Mata beningnya menatap tajam wajah polos Yunho yang masih tertidur.

  Omong-omong, kau siapa? Asisten Letnan Jung ya?

  “Bukan”

  Lalu?

  “Aku ISTRI-nya”

  M..Mwo?! Tapi---


KLIK!!


Jaejoong menghembuskan nafas keras.
Mata beningnya bergerak gelisah.
Bibir bawahnya tergigit keras oleh giginya.
Jaejoong menatap lurus wajah kekasihnya.

Janji untuk makan malam bersama?

Apakah Yunho selingkuh?


-------


Namja tampan itu mengambil coffee latte favoritenya dari café kecil itu.
Ia menyesapnya pelan seraya memutar pandangannya.
Melirik kekasihnya yang menutup mulut darinya sejak tadi.

Aish.

Apa yang terjadi?
Seingatnya ia tidak berbuat kesalahan apa pun sejak mereka tiba di kota menara jam terbesar di dunia tersebut.
Aish.

  “Boo, kau mau cokelat hangat?” Tawar Yunho ramah.


DEG.


Namja tampan itu tertegun takut.
Ketika kedua mata bening yang biasanya terlihat menggemaskan itu kini tampak mencekam di pandangannya.

  “Untuk apa kau menawarkan minuman itu padaku?” Tanya Jaejoong ketus.

Namja cantik itu segera  melangkahkan kakinya menjauh.
Mengacuhkan Yunho yang terdiam di depan café itu.
UFH!
Jaejoong menghembuskan nafasnya kesal.

  “Berikan saja minuman itu pada putri jendral Kim itu!” Gumam Jaejoong tidak jelas.

Bibir cherrynya bergerak lucu.
Terus mengumpat dengan emosi.
Aigoo, Jung Jaejoong cemburu eh?

  Excusme

Eoh?

Namja cantik itu menoleh.
Menaikkan alisnya menatap seorang namja blasteran yang berjalan menghampirinya.
Jaejoong berhenti melangkah dan balik mendekati namja itu.

  Do you talk to me?

Namja tinggi itu mengangguk.
Ia tersenyum manis.

  Yes, I do! Sorry miss, I wanna ask you for something, do you mind?

  “Humm, yah..”

  Look, there’s my new girlfriend, I want to know that she’s really interest to me or not

  So?

  May I hug you for one minute, Please? I promise it’s just a simple hug, not more

Omo.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Namja cantik itu memutar pandangannya.
Melirik seorang yeoja cantik dengan rambut blondenya yang sedang duduk di kursi taman.
Yeoja cantik itu memperhatikan mereka berdua.

  Are you sure she’s yours?” Tanya Jaejoong tidak yakin.

Namja tinggi itu mengangguk.
Ia tersenyum dan membalikkan tubuhnya.
Sontak yeoja tersebut segera tersenyum manis dan melambai kepadanya.

Oh well.

Jaejoong menganggukkan kepalanya yakin.

  Yes, but just for one minute

Namja tinggi itu mengangguk.
Ia segera mengulurkan tangannya untuk memeluk Jaejoong.
Well, jujur saja.
Namja cantik itu merasa jantungnya berdebar keras saat ini.
Ini pertama kalinya ia dipeluk oleh orang selain Yunho, Appanya dan sahabat baiknya kau tahu itu?


SRET!


Namja tinggi itu segera melepas pelukannya kurang dari lima detik.
Ia menepati janjinya.
Kemudian ia berbalik, memperhatikan yeoja blonde yang menatap tajam ke arahnya.
Yeoja itu menghentakkan kakinya kesal.
Lalu ia beranjak pergi dari sana.

Hmp.

Namja tinggi itu mengembangkan senyum manisnya.

  Thank you miss! I have to go now, my girl’s look so jealous right? Hehehe

  It’s okay

  Umm, actually, she’s not my girlfriend, I’m sorry

  What?

  She’s my wifey

Eoh?

Mata bening Jaejoong mengerjap.
Menatap namja asing yang tersenyum manis padanya.
Namja tinggi itu melambaikan tangannya pada Jaejoong dan segera berlari mengejar kekasihnya.
Meninggalkan Jaejoong yang terdiam di tempat.

Omo.

Namja itu..
Melakukan hal seperti itu untuk istrinya?

  “KKKYYYYYAAAA~!!”

Jaejoong menjerit tidak jelas.
Ia menangkup kedua pipinya dengan telapak tangan.

Itu So Sweet sekali!! Jeritnya dalam hati.
Omo, yeoja itu sangat beruntung, bisa memiliki suami yang jahil seperti namja asing itu.

Uh.

Sangat berbeda dengan…

Jaejoong menolehkan wajahnya dengan malas.
Menatap Yunho yang berdiri memandanginya dari jauh sejak tadi.
Mata musangnya bergerak tajam.

Heh.

Jaejoong sama sekali tidak merasa bersalah atau pun takut.
Ck, kalau Yunho bisa berselingkuh dengan mudah seperti itu kenapa ia tidak bisa memeluk laki-laki lain seperti tadi?
Namja cantik itu mengalihkan pandangannya.
Ia kembali melangkahkan kakinya dan berjalan menuju kedai es krim.

Meninggalkan Yunho yang terpaku di tempat.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  “Kenapa ia tidak datang kepadaku dan meminta maaf?” Gumam Yunho bingung.

Oh well.
Jujur saja.
Sebenarnya Yunho merasa sangat terkejut dan marah ketika ia melihat kekasihnya sedang berpelukan dengan namja yang tidak dikenalnya di depan matanya sendiri.
Tapi mendadak rasa kaget dan marah itu terganti menjadi rasa bingung yang mendera.
Apa yang terjadi pada istrinya?


-------


  “Jaejoongie---”

  “Aku mau mandi”


BLAM!


Yunho menghela nafasnya.
Ini sudah hari kedua Jaejoong bertingkah aneh.
Namja cantik itu tidak mau berbicara dengannya dan mengacuhkan setiap panggilannya.
Namja tampan itu mendesah pendek.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menangkup kepalanya dengan kedua tangan yang diselipkan di bawah kepalanya.

  “Apa aku melakukan kesalahan?” Bingung Yunho menerka.

Namja tampan itu memejamkan matanya.
Ck.
Jaejoong terkadang sangat sulit untuk ditebak.

Yunho memutuskan untuk tidur.
Mengacuhkan pintu kamar mandi yang terbuka 15 menit kemudian.
Jaejoong mengelap rambut almondnya yang basah.
Ia menatap malas namja tampan itu.

Namja cantik itu segera memakai pakaiannya dan mengambil berkas desainnya untuk musim ini.
Ia memutuskan untuk melanjutkan rancangan master piece-nya di padang Lavender.
Jaejoong baru saja ingin melangkah keluar kamar.
Ia melirik Yunho yang tertidur dengan posisi diagonal seperti biasanya.
Namja tampan itu bahkan belum membuka sepatunya.

Ckckck~

Jaejoong hendak berbalik untuk membuka sepatu namja tampan itu.
Namun mendadak ia mengurungkan niatnya dan berdecak kesal.

  “Dia kan punya selingkuhan! Kenapa harus aku yang melakukannya?! Letnan menyebalkan!” Cibir Jaejoong ketus.

Namja cantik itu segera menutup pintu kamar hotel mereka dan berjalan menuju padang Lavender yang ada di dekat hotel.


BRUKK!


Namja cantik itu mendudukkan dirinya di tengah hamparan bunga berwarna violet itu.
Mata beningnya menjelajah.
Senyum manisnya terkembang tanpa sadar.
Oh mom.
Padang bunga di London adalah tempat terbaik untuk menyendiri.

Hmm.

Anginnya sejuk.


SRET.


Jaejoong segera mengaluarkan papan berkasnya.
Menyibak beberapa kertas yang tertempel di sana.
Jemari lentiknya mulai menggenggam pensil kesayangannya.

  “Hmmm”

Namja cantik itu bergumam tidak jelas.
Matanya terpejam sekarang.
Ia berusaha membayangkan sesuatu yang menarik dan unik untuk di lukiskan.

Tapi apa?

Mendadak Jaejoong membuka matanya.
AISH.
Kenapa malah suara yeoja centil waktu itu yang terbayang di kepalanya?

  “AAARRGGGHHH!!”

Jaejoong mengerang kesal.
Dahinya mengerut.
Ia melempar berkas desainnya ke samping dengan kasar dan mennubrukkan punggungnya berbaring di hamparan bunga itu.

Ck, moodnya mendadak rusak sekarang.

  “Aku Jessica Kim~ Jam berapa Yunho menjemputku untuk makan malam bersama~?” Cibir Jaejoong dengan suara kesalnya.

Namja cantik itu menghembuskan nafas kesal.
Ia mencabik kasar bunga Lavender yang ada di sampingnya.

  “Ukh..”

Jaejoong meringis.
Perasaannya campur aduk sekarang.

Bingung, kesal, marah, sedih, kecewa, semuanya bercampur menjadi satu.

Namja cantik itu mengutuk kesal air matanya yang mengalir tanpa diperintah saat ini.
Ia segera menyeka kasar air matanya.
Hatinya terasa sakit.
Jaejoong menutup matanya dengan satu lengannya.
Ia menggigit bibir bawahnya dengan erat.
Mencoba meredam sesak yang tercekat di tenggorokannya.

Kenapa Yunho berselingkuh?
Apa dia sudah tidak mencintaiku lagi?

Jaejoong terisak lirih.
Tangisnya tidak bisa berhenti mengalir.
Ia tidak pernah merasa kecewa seperti ini.

  [ “Mulai sekarang aku berjanji, tidak akan ada rahasia sekecil apa pun di antara kita” ]

  “Kenapa kau kembali berbohong? Kenapa kau kembali mengulang kesalahan yang sama? Hiks..”

Jaejoong mendesah pendek.
Mengingat janji manis yang dilayangkan suaminya di musim panas beberapa bulan yang lalu.


-------


Yunho mengancingi pakaian militernya saat ini.
Mata musangnya menatap lurus ke cermin besar yang ada di hadapannya.
Memperhatikan paras tampannya yang tegas.


CKLEK.


Jaejoong yang baru saja kembali dari padang Lavender terdiam menatap Yunho.
Jantungnya berdebar.
Pertanyaan-pertanyaan bingung kembali berputar di kepalanya.
Ia hanya diam di depan pintu.

  “Aku akan kembali ke Seoul” Ujar Yunho datar.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia masih terdiam.

  “Masih ada tugas yang tersisa, aku tidak bisa menemanimu di sini sampai akhir musim semi” Lanjut Yunho tanpa ditanya.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya.
Bola matanya bergerak pelan.
Mencoba menahan tetes bening yang menggenang di sana.

  “Ne..” Bisik Jaejoong nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu menahan nafasnya.
Ia berjalan lesu ke meja nakas.
Meletakkan berkas desainnya di sana.

Ah, bahkan tidak ada satu pun rancangan yang terselesaikan.
Ia sibuk menangis di sana.

  “Aku..Ke kamar mandi dulu” Bisik Jaejoong lirih.

Namja cantik itu segera masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam.
Mengacuhkan Yunho yang menghela nafasnya.
Ia menoleh, memandang pintu kamar mandi yang sudah tertutup.

  “Kenapa kau menangis, sayang?” Tanya Yunho lirih.

Dahinya mengernyit.
Ada rasa sakit di hatinya.
Ia tidak mengerti apa yang sudah terjadi di antara mereka.
Kenapa Jaejoong mengacuhkannya?
Kenapa Jaejoong menutup mulut darinya?
Kenapa Jaejoong bertingkah seperti itu padanya?

  “Bukankah kau pernah bilang agar tidak ada rahasia sekecil apa pun lagi di antara kita? Kenapa kau mengingkarinya?” Bisik Yunho nyaris tidak terdengar.

Namja tampan itu menghela nafas panjang.


-------


Yunho hanya berdiri diam di depan kursi tunggu bandara.
Mata musangnya melirik Jaejoong yang tidak bersuara sejak tadi.
Namja cantik itu hanya diam.
Tatapannya terlihat tidak fokus.

Namja tampan itu merasa dadanya sesak.
Ia bisa melihat jelas mata yang bening itu membengkak dan sedikit merah sekarang.
Jaejoong pasti menangis habis-habisan.

  “BooJae”

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Ia menoleh dan menatap mata musang Yunho dalam diam.
Yunho berjalan mendekat.

  “Kau yakin tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong menggeleng.
Bibirnya bergerak mengucapkan kata tidak tanpa suara.

  “Kita tidak akan bertemu sampai minggu depan, benar tidak ada yang ingin kau katakan?”

Jaejoong menggeleng sekali lagi.
Ia menundukkan wajahnya lesu.
Yunho hanya menghela nafas.
Mereka saling terdiam.

Sampai kemudian suara pengunguman penerbangan menuju Seoul terdengar nyaring.

Well.

Yunho meraih kopernya.
Ia mulai gelisah sekarang.
Berkali-kali matanya melirik Jaejoong yang terus menunduk.

  “Aku pergi” Ujar Yunho pelan.

Jaejoong tidak bereaksi.
Membuat Yunho berbalik dan melangkahkan kakinya ragu.
Namun belum sampai dua langkah ia berjalan, jemari lentik itu menarik bajunya dari belakang.
Menahannya agar tidak pergi.

Hmp.

Yunho mengembangkan senyum manisnya.
Ia tahu Jaejoong tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.
Namja tampan itu segera berbalik.
Ia menatap Jaejoong yang masih menunduk.
Bahunya bergetar pelan.

  “Sayang, kau menangis?” Tanya Yunho lembut.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya terisak lirih.
Tidak.
Ia benci menangis di tempat umum seperti ini.
Tapi perasaannya benar-benar tidak menuruti logikanya.
Ia hanya bisa membiarkan tangisnya mengalir tanpa beban.

Yunho segera mendekati kekasihnya.
Menangkup kedua pipinya dengan telapak tangannya yang tangguh.

Mata musangnya menatap dalam mata bening yang basah itu.

  “Katakan padaku, apa yang membuatmu sedih?” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia merentangkan tangannya dan segera memeluk erat tubuh kekar suaminya.
Membuat Yunho sempat tertegun sejenak.
Namun kemudian namja tampan itu tersenyum manis karenanya.

  “Kajima..Hiks..Jeball..”

  “Waeyo? Ada apa hmm?”

  “Kau berjanji padaku akan menemaniku disini..Kau tidak bisa pergi begitu saja..Hiks..Jangan pergi..Hiks..”

  “…”

  “Yunnie..Please..”

Yunho menghela nafas pendek.
Ia menepuk-nepuk lembut kepala namja cantik itu.

  “Ceritakan padaku, apa yang terjadi selama ini hmm?” Tanya Yunho lirih.

  “Kau jahat..Hiks..Kau berselingkuh..” Sahut Jaejoong geram.

  “Mwo? Selingkuh??”

  “Yeoja itu kan?! Putri jendral Kim itu selingkuhanmu ania? Hiks..Ia meneleponmu beberapa hari yang lalu..”

  “Apa? Apa yang dikatakannya padamu??”

  “Dia bilang kau mengajaknya makan malam bersama..Hiks..Kau jahat..”

  “AISHH, jeongmall!”

  “…Hiks..”

  “Aku tidak berselingkuh, sayang, putri jendral Kim itu memang sangat nakal, ia tahu aku sudah menikah denganmu..Jessica memang suka mengganggu orang-orang yang dekat dengannya”

  “Bohong!”

  “Yoochun saja pernah menjadi korbannya, aigoo, yeoja itu sudah bertunangan sayang, ia memang usil”

Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Tangisnya sudah agak mendingan sekarang.
Yunho mengecup lembut puncak kepala kekasihnya.

Kemudian ia merenggangkan pelukan mereka dan menyatukan dahi mereka berdua.
Jaejoong tersenyum kecil.
Membuat Yunho balas tersenyum padanya.

Ah, ia suka saat-saat Yunho melakukan ini padanya.

  “Aku, Jung Yunho, bersedia menerima Kim Jaejoong sebagai istriku..” Ujar Yunho lembut.
 
  “….”

  “Mencintainya seumur hidupku..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan kami berdua..” Sambung Yunho masih berbisik.

  “Hmp..”

  “Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menjadi istri dari Jung Yunho? Mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia..”

Yunho mengecup lembut bibir ranum kekasihnya.
Jaejoong terpejam.
Ia menggerakkan bibirnya balas mengecup bibir suaminya.

Namja tampan itu mengusap lembut wajah cantik istrinya.

  “BooJae sayang, aku sudah pernah bersumpah di hadapan Tuhan kalau aku sangat mencintaimu..Maka dari itu aku tidak akan mungkin berselingkuh darimu, tidak sekali pun..Karena sekali aku jatuh cinta, maka aku tidak akan pernah bisa untuk berpaling lagi..Kau, Jung Jaejoong, cinta pertamaku dan cinta terakhirku..Kita berdua adalah satu..Kau adalah aku dan aku adalah kau..” Ujar Yunho selembut mungkin.

Jaejoong mengangguk.
Ia kembali memeluk Yunho dengan erat.

  “Ah, Yunnie”

  “Um?”

  “Pesawatmu sudah berangkat”

  “Biarkan saja”

  “Uh?”

  “Dari awal aku memang tidak berniat untuk pergi darimu sayang, aku hanya mengetesmu saja, dan kurasa ini satu-satunya cara agar aku bisa mendengar suara merdumu lagi”

  “Mwo?”

  “Hehehe, kau tahu? Aku benar-benar takut saat hendak melangkah tadi, kupikir kau tidak akan menahanku”

  “Eoh? Memangnya kenapa?”

Yunho terkekeh geli.
Ia menepuk lembut kepala namja cantik itu.

  “Karena aku tidak membeli tiket pesawat, sayang, bahkan koperku saja tidak ada isinya, hehehe”

Oh guess.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Kemudian ia tertawa geli.

Omooo, Yunhonya benar-benar romantis ania?
Bahkan ia seribu kali lebih romantis dari pada namja asing yang bertemu dengannya di taman waktu itu.

  “Aku mencintaimu bear”

  “Aku juga sayang”


CUP.


Yunho memejamkan matanya dengan pelan.
Membiarkan Jaejoong berjinjit dan mengecup lembut bibir tebalnya.
Menghisapnya dengan manis.


-------


SSSSRRRRRR…


Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia membuka matanya yang terpejam sejak tadi.
Memandang hamparan bunga Lavender yang berserakan di sekitar mereka.
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang duduk di belakang seraya memeluk erat dirinya.
Namja tampan itu mengecup lembut pinggir dahi kekasihnya.

  “Aku suka musim semi” Ujar Yunho tersenyum.

  “Aku suka semua musim” Kekeh Jaejoong geli.

  “Hmm”

  “Setiap musim itu memiliki kenangan yang berbeda sayang, rasa yang berbeda, dan suasana yang berbeda”

  “Baiklah, aku juga suka semua musim”

  “Aish”

  “Selamat, baby, kau berhasil mencetak namamu di London News Time, sebagai desainer Asia pertama yang memenangkan penghargaan fashion

Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengeratkan pelukan Yunho di tubuhnya.

  “Aku tidak akan bisa tanpamu sayang, aku berhasil karena kau yang selalu ada di sisiku”

  “Setelah ini, apakah akan ada acara lagi?”

  “Umm, aku ingin merundingkannya denganmu, bagaimana untuk perayaan berhasilnya karierku, kita buat gebrakan desain di Seoul?”

  “Ide bagus, aku merindukan rumah kita, well, dan juga ranjang kita tentunya”

  “Hehehehehe”

  “…”

  “Umm, bear”

  “Ne?”
 
  “Setelah semua hal yang kita lalui belakangan ini, aku sadar kalau ucapanmu waktu itu sangat benar”

  “Yang mana?”

  “Itu, musim dingin beberapa waktu lalu, ingat? Tentang mengadopsi seorang anak”

  “Ah, itu”

  “Mm, kau benar, kita tidak akan punya waktu untuk merawat seorang anak, mengunjungi Minyu adalah solusi yang bagus”

  “Hmm”

  “Aku belajar banyak tahun ini, sayang..Musim gugur di Paris, kau ingat? Sejak saat itu aku sangat berhati-hati menjaga berat badanku, hahahaha”

  “Ne, tahun ini banyak sekali kenangan yang indah, aku tidak akan pernah melupakannya”

Jaejoong mengangguk.
Ia masih tersenyum manis.

  “Untuk tahun depan aku ingin kita menghabiskan waktu di rumah saja..Untuk semua 4 musim yang ada..” Bisiknya lembut.

Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut pinggiran dahi itu sekali lagi dan menghirup wangi manis yang menguar dari leher kekasihnya.

  “Aku mencintaimu sayang”

  “Aku juga bear”

  “Aku punya tema yang cukup bagus untuk gebrakan fashion-mu nanti”

  “Oh ya? Apa?”

Hmp.

Yunho terkekeh geli.
Ia menyurukkan wajahnya di bahu Jaejoong.
Memberi satu kissmark manis di sana.
Kemudian ia kembali melanjutkan.

  Summer In Seoul


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar