Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT-2
Rating:
family-romance-lalawowo~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Catatan
harian hari ini adalah : Jung Yunho U-Know, Leader sekaligus Appa terhebat di
seluruh dunia J”
.
.
.
Aku mengerucutkan bibirku kesal.
Menatap Yoochun yg sedang terkekeh senang.
Jemarinya menggenggam snack kentang favoritku.
“Hyungie~!”
Rengekku padanya.
Yoochun menggeleng.
Ia semakin memperbesar tawanya.
“Kembalikan
makananku” Ujarku lagi.
“Berikan dulu
kunci mobilku, anak manis” Sahutnya menyeringai.
Aku menggerutu kesal.
Aish!
Bagaimana ia bisa tahu kalau aku menyembunyikan kunci
mobilnya eoh?
Apa kau yg memberitahunya?!
“Araso~ Kalau
begitu kau yg akan menggantikan tugasku mencuci piring hari ini”
MWO?
“SIRHEO! Kau
jahat! UMMMAAAAAA!!”
“Teriak saja
sesukamu, hahahaha, Jae Hyung sedang ada talkshow sekarang :P”
“Yoochunnie,
berikan makanan Changmin, biar aku saja yg mencuci piringnya”
DEG.
Kami berdua berbalik kompak.
Memandang Yunho Hyung yg menggaruk tengkuknya.
Ia baru saja bangun dari tidurnya.
Kebetulan jadwalnya sedikit kosong hari ini.
“Andwae!
Bukankah semalam kau juga yg mencuci piring, Hyung? Biar magnae ini saja yg
mengerjakannya, ia belum menyentuh westafel sejak dua hari yg lalu”
Aku menatap Yoochun dengan tatapan tidak suka.
Ish!
“Andwae,
gwenchana, biar aku saja, cha! Kembalikan makanan Changmin”
Namja chubby itu berdecak kesal.
Ia melempariku dengan bungkusan2 kentang goreng itu.
TAP TAP TAP.
Aku menoleh menatap Yunho Hyung yg sudah berjalan ke
dapur.
Aigoo.
Jeongmall.
Bukankah semalam ia pulang jam 4 pagi?
Ck, Shim Changmin.
Kau benar2 anak yg jahat.
“Appa, aku
bantu ne?”
“Gwenchana,
nonton saja di depan, Changminnie”
“Tapi---”
Aku mengeluh.
Menatap sedikit kesal Appaku yg satu itu.
Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu eoh?
Aku tahu kalau ia sangat lelah.
Aigoo.
Yunho Hyung selalu mengalah demi membernya.
Sepertinya menjadi seorang leader benar2 berat ania?
Aku beruntung terlahir sebagai magnae yg paling unyu
sedunia^^
-------
“AAAHHHH!!
PIZZAKUUUUUU!!!”
Aku menjerit tidak rela seraya menarik piyama Junsu.
Ish!
Dasar bebek nakal!
Beraninya ia memakan pizza terakhirku!
“Gwenchana
Minnie yah, kau sudah makan 3 potong ania?” Ujar Jae Hyung tersenyum.
Aku menggeleng tidak rela.
Kupoutkan bibirku sesempurna mungkin.
“Aish! Dasar
monster, nih! Makan saja punyaku!”
Aku menoleh menatap Yoochun yg menyodorkan potongan pizza
makaroninya.
Kutarik senyum lebarku dan segera melahap makanan
lezat itu.
“Aku sudah
kenyang, Chun, kau habiskan bagianku ne?”
Kami semua sontak menatap Yunho Hyung yg beranjak dari
duduknya.
Jae Hyung mengernyit.
Tapi Yunho Hyung mengacuhkannya.
Ia segera berjalan dan memasuki kamar.
Junsu yg terdiam sejak tadi membuka suaranya.
“Bukankah
Yunho Hyung belum makan sejak tadi?”
Mereka semua saling tatap menatap satu sama lain.
Kulihat Umma menghela nafasnya.
Ia mengambil potongan pizza terakhirnya dan berjalan
masuk ke kamar.
Meninggalkan kami semua yg terdiam.
Yoochun memilih untuk menyibukkan diri dengan
ponselnya.
Junsu terlihat seperti kehilangan selera makan.
Sedangkan aku masih tetap mengunyah.
Suasana mendadak kaku.
Aku meneguk jus jerukku dan melompat dari sofa.
Berlari kecil menghampiri pintu kamar YunJae Hyung.
KRET.
Kubuka sedikit pintu yg tidak tertutup itu.
Mencoba mengintip apa yg sedang terjadi di dalam sana.
“Buka mulutmu”
Eoh?
Jae Hyung sedang menyuapkan pizza itu ke mulut Yunho
Hyung.
Namja tampan (masih ingat siapa yg paling tampan?
Tentu saja aku) itu tersenyum dan menuruti perintah Jae Hyung.
Mereka saling terdiam sampai potongan pizza itu habis.
Aku menelan salivaku.
Hei?
Kenapa aku merasa atmosfer ruangan ini mendadak
berbeda?
Jangan jangan…
“Yunnie, ada
saus di bibirmu”
Adegan dewasa!!
PUK!
Aku tersentak kaget.
Aku berbalik ke belakang menatap seseorang yg menepuk
pundakku.
“Yah! Apa yg
kau lakukan eoh?! Kau pikir umurmu sudah cukup dewasa hah?” Teriak Yoochun di
wajahku.
Aku merengut kesal.
Junsu yg berdiri di samping Yoochun segera menarik
jaketku dan menyeretku menuju kamar.
Kemudian ia mencampak tubuhku ke atas ranjang.
“Pejakan
matamu dan tidur, monster nakal!” Ujarnya menyeringai.
Aku berdecak tidak terima.
Kutarik piyama Junsu dan membantingnya ke ranjang.
Kemudian aku melompat dari ranjang dan berlari menuju
kamar YunJae Hyung.
“UUMMAAAA!!
APPPPAAAA!! YOOCHUN MENGINTIP!!!”
Park Yoochun berbalik menghadangku.
Ia menggeram kesal dan tertawa setan.
“MATI KAU
MALAM INI MONSTER JELEK!!” Teriaknya seraya melompat ke arahku.
Aku berteriak ngeri dan segera berlari.
Menyelamatkan diri sebisa mungkin.
CKLEK!
“YA YA YA!
Sudah tengah malam! Jangan berisik, ara?!”
“Ne
Appa/Hyung”
“Changmin,
kembali ke kamarmu, dan kau juga, Yoochun!”
Kami berdua mengangguk patuh.
Yoochun segera melepas rengkuhan tangannya yg hampir
menggelitiki tubuh atletisku.
Aku melangkah di belakang Yoochun mengikutinya ke
kamar.
SRET.
Kupalingkan kepalaku ke belakang dan menaikkann
alisku.
“Hyung”
“Hm?”
“Kenapa kau
tidak membersihkan meja?”
Yoochun yg mengernyit segera berbalik.
Ia menggumam kaget memperhatikan Yunho Hyung yg sedang
memindahkan kotak pizza dengan gelas2 itu ke dalam nampan.
Kemudian ia mengelap mejanya dengan cekatan.
Aku menatap Yoochun dengan raut penuh bersalah.
Sungguh, aku tidak tega.
“Setahuku
Yunho Hyung belum istirahat sejak ia kembali dua jam yg lalu” Ujar Yoochun
menggumam.
TAP TAP TAP.
“HYUNG! Aku
bantu ne? Kau masuk saja, biar aku yg bereskan sisa---”
“Kau dengar
tidak, Park Yoochun?! Segera masuk ke kamarmu dan tidur!”
Yoochun terperanjat kaget.
Ia segera mengangguk panik dan berlari masuk ke kamar.
Aku hanya diam di tempat.
Sepertinya Appa tidak menyadari keberadaanku yg tidak
melangkah sejak tadi.
CKLEK.
Aku melihat Jae Hyung yg sudah mengenakan piyamanya
mengucek matanya.
Sepertinya ia sempat terlelap beberapa menit yg lalu.
“Bear? Apa yg
kau lakukan?”
“Opssoyo, cha,
masuklah duluan nee? Aku akan menyusul seben---”
CUP.
“Kita kerjakan
bersama, otte? Hehehehe”
“Aish”
Aku menarik senyum kecilku tanpa sadar.
Mata sipitku yg menawan hanya fokus menatap kedua
namja yg sangat mesra itu.
Jae Hyung mengambil sapu dan menyapu remah2 makanan di
lantai.
Yunho Hyung menyusun kembali bantal2 sofa yg
berserakan.
Sekitar lima menit kemudian mereka selesai.
Aku masih berdiri di depan pintu kamarku.
Memperhatikan apa yg terjadi selanjutnya.
“Aahhh~
Akhirnya selesai” Erang Jae Hyung tersenyum.
“Seharusnya
kau tidur saja tadi, Boo” Sahut Yunho Hyung menyimpan sapu ke balik pintu
dapur.
“Nee~ Kau
benar~ Seharusnya aku tidur! Uh, badanku terasa pegal”
“Mianhae ne?”
“Hehehehe, kau
harus membayar, bear~”
“Ck, ada
maunya eoh? Araso, aku bayar pakai apa?”
“Ini saja”
CUP.
Mereka berciuman.
Yunho Hyung memeluk pinggang Jae Hyung.
Sementara namja cantik itu berjinjit kecil dan memeluk
leher Yunho Hyung.
Omo.
Aku belum pernah melihat yg seperti ini secara
langsung dari mataku.
Mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan
dewasa!
Aku bahkan bisa melihat jelas ciuman panas mereka yg
belum berhenti sejak dua menit yg lalu.
BRUKK~
Jae Hyung terdorong ke atas sofa.
Yunho Hyung menindih tubuhnya.
“Hungghh~
Yunnieee~”
“Kau dapat
bonus, sayang”
Aku terkekeh kecil.
Aish, Appaku bisa saja.
Kugelenggkan kepalaku pelan dan memutuskan untuk masuk
ke dalam kamar.
Oh wait!
Aku harus membuat surprise untuk besok pagi sebelum
tidur!
Hahahahahaha~~
-------
“HIIYYAAAA~!!
KERJAAN SIAPA INI EOH?!”
Aku tertawa geli dari dalam kamar.
Jemariku masih mengancing kemejaku yg berwarna putih
biru.
Suara teriakan Jae Hyung terdengar menggemaskan.
Kekekekek~
Aku membuka pintu kamar dan berakting se-pure mungkin.
Kutatap mereka semua yg sudah berdiri di depan TV.
Yunho Hyung mencengkram erat lembaran foto yg ada di
genggamannya.
“Mengaku!
Siapa di antara kalian yg menempelkan benda ini eoh?”
Aku menaikkan alisku.
Yunho Hyung terlihat sangat kesal sekarang.
Sepertinya moodnya sedang buruk pagi ini.
Yoochun dan Junsu saling menatap satu sama lain.
Mata sipit mereka memperhatikan potret Yunho Hyung dan
Jae Hyung yg sedang bermesraan di sofa ruang tengah.
“Changmin?”
“Mwoya?”
“Apa ini kau?”
“Aniyeyo~! Aku
sudah tidur semalam, kalau tidak percaya tanya saja bantal burger yg ada di
kamarku”
Yunho Hyung mengernyitkan dahinya.
Sementara Jae Hyung menepuk bahu Yunho dan merangkul
pundakku.
“Uri Maxxie
tidak mungkin melakukannya ania? Ia masih terlalu polos untuk hal seperti ini,
cha, kau lapar sayang? Umma sudah buatkan sarapan”
Aku tersenyum dan mengangguk.
Hahahaa~
Umma tidak tahu se’polos’ apa diriku yg tampan ini~
Kekekekek~
Aku berbalik ke belakang.
Yunho Hyung terlihat pusing dan merobek foto itu.
Ia menghela nafas dan segera menyusul kami ke meja
makan.
“AH!”
Junsu memekik di tengah acara makan2.
Namja imut (aku juga imut!) itu menunjuk piring Yunho
Hyung.
“Itu daging
sapi ania? Boleh untukku, Hyung?”
“Junchan, itu
punya Yunnie”
“Gwenchana
Boo”
Jae Hyung mendengus kesal.
Yunho Hyung memindahkan potongan daging sapi itu ke
piring Junsu.
“Makanlah yg
banyak, supaya cepat besar ne?” Kekeh Yunho Hyung seraya mengunyah nasinya.
Aku dan Yoochun hanya diam.
Oh well.
Semua orang yg ada disini tahu kalau Yunho Hyung suka
makan daging sapi.
Makanya Jae Hyung selalu membuatkan satu piring penuh daging
untuk Yunho Hyung.
-------
“Hahahahahaa~~”
Aku, Junsu dan Yoochun tertawa senang bersama.
Kami saling memeluk barang yg kami genggam masing2.
Oh yeah!
Kami baru saja kembali dari Jepang.
Acara Tokyo
Friend Park mengundang kami dan memberi kami hadiah yg kami inginkan dengan
permainan.
Aku tersenyum senang mengelus senar gitar classicku yg
berwarna putih.
Ah, Yunho Hyung yg mendapatkannya untukku.
Aku tidak menyangka kalau ia menyadari raut wajahku yg
berubah masam ketika aku berharap pada Jae Hyung tapi dia malah mendapatkan
sikat kamar mandi yg tidak berguna itu.
“Aku akan ke
Sapporo secepatnya!” Erang Yoochun terkekeh.
Aku melirik papan Snowboard yg berwarna biru di
genggamannya.
Ah, Yoochun mendapatkan benda itu karena lemparan panahku
di game kemarin.
Sementara Junsu memeluk TV mininya yg ternyata juga ia
dapatkan setelah MC memberikan TV mini pesanannya untuk satu penonton yg
beruntung.
Jae Hyung mendapatkan Laptop Toshiba yg berwarna hitam
metalic.
Ia bilang akan menghadiahkannya untuk Manajer kami.
Ahh, baik sekali.
“Yunnie”
DEG.
Aku, Yoochun, dan Junsu sontak mengangkat wajah.
Memperhatikan Yunho Hyung yg kami sadari tidak
berbicara banyak sejak perjalanan pulang ke dorm dari Jepang.
Ya tuhan.
Kami lupa kalau Yunho Hyung tidak mendapatkan hadiah
yg ia inginkan di acara itu.
Aku mengernyitkan dahiku.
Mengingat raut wajah Yunho Hyung sempat terlihat masam
ketika ia anak panahnya menancap di papanku.
Bukan papannya.
[ “Aku benar2 menginginkan Video Camera itu
sejak dulu” ]
Jantungku terasa mencelos.
Yoochun yg menatapku menghela nafasnya.
Ia melirik papan snowboardnya sejenak.
“Menurutmu
hadiahku bisa di tukar tidak?”
Junsu menggeleng.
Ia hanya mendesah pendek dan segera masuk ke kamarnya.
Kemudian Yoochun menyusul Junsu.
Meninggalkan aku sendiri di ruang tengah.
GGRT.
Aku merasa sangat bersalah sekarang.
Yunho Hyung pasti merasa sangat kesal dan marah karena
ia tidak berhasil mendapatkan benda yg ia inginkan sejak dulu.
Tapi malah mendapatkan gitar classic ini untukku.
Bagaimana bisa ia selapang dada itu eoh?
Aku saja sempat merasa kecewa dan kesal ketika Jae
Hyung tidak mendapatkan gitar putih ini untukku.
Kalau dipikir2, Yunho Hyung pasti merasa marah pada
dirinya sendiri.
Ia pernah merasa menyesal menjadi seorang leader
sebelumnya.
Karena ia harus mengutamakan membernya dari pada
dirinya sendiri dalam hal apa pun.
Untung saja ada Jae Hyung yg menjadi penyemangatnya
selama ini.
Aigoo.
Aku baru sadar.
Selama ini kami semua tidak pernah memikirkan perasaan
Yunho Hyung jika melakukan sesuatu.
Pada akhirnya pasti Yunho Hyung yg berkorban untuk
kami semua.
CKLEK.
Aku mendongak.
Menatap Jae Hyung yg membawa Laptopnya keluar dari
kamar.
Ia tersenyum memandangku.
“Sudah malam,
Minnie ya, segera masuk ke kamarmu ne?”
“Umma
eodisseo?”
“Hm, ada yg
harus Umma lakukan nee? Cha, bawa masuk gitarmu”
-------
TIK
TIK
TIK
Aku melirik jam beker yg berdetak pelan itu.
Aku tidak bisa tidur.
CKLEK.
Kubuka pintu kamarku dan melangkah keluar.
Kurasa aku harus makan dulu.
Perutku lapar.
EOH?
Aku mengernyitkan dahi menatap Yoochun dan Junsu yg
sedang berdiri di depan kamar YunJae Hyung.
“Apa yg---”
“SSSHHH!!”
Mereka berdua menutup mulutku dengan tangan.
Aku segera mengangguk patuh.
Kurapatkan tubuhku di antara mereka berdua dan ikut
mengintip.
Yunho Hyung terlihat sedang berdiri di depan lemari
pakaiannya.
Sementara Jae Hyung mengambil sesuatu di dalam
nakasnya.
Namja cantik itu berjalan menghampiri punggung Yunho
Hyung dan memeluknya dengan sebelah tangan.
“Boo? Wae?”
“Sssh”
Yunho Hyung tidak bersuara lagi setelah itu.
Ia hanya tersenyum dan mengelus genggaman tangan kanan
Jae Hyung di pinggangnya.
Cukup lama mereka seperti itu.
Sampai kemudian Jae Hyung menjinjitkan tubuhnya dan
mengecup tengkuk Yunho Hyung.
Ia memutar tubuh Yunho Hyung menghadapnya.
CUP.
“You get a
present” Bisik Jae Hyung setelah mengecup bibir Yunho Hyung.
Namja tampan (oh well) itu menaikkan alisnya.
Ia melirik kotak berwarna cokelat yg ada di tangan
kiri Jae Hyung.
“Cha”
Yunho Hyung mengangguk.
Ia segera meraih kotak itu dan duduk di pinggir
ranjang.
Sementara Jae Hyung masih berdiri di hadapannya.
SSRAK.
“Omo!”
“Otte? Joahae
ania?”
Aku, Yoochun dan Junsu berdecak kagum.
Mata sipitku menatap lurus Video Kamera yg ada di
dalam kotak itu.
Jeongmall?
“Boo, ini---”
“Hadiah
spesial untuk seorang Leader dan Appa terbaik di seluruh dunia, sayang”
Yunho Hyung tersenyum kecil.
Ia terkekeh lirih.
Jae Hyung menangkup wajah Yunho Hyung dengan kedua
tangannya.
Kemudian ia mengecup bibir Yunho Hyung.
Mereka berciuman singkat.
“Manajer Hyung
bilang ia menonton acara kita di Jepang kemarin malam, dan ia memutuskan untuk
menukarkan Laptop yg kuberikan untuknya dengan hadiahmu, bear”
“Jinjja?”
“Katanya kau
berhak mendapatkan ini..Hehehe, gomawo ne? Kau sudah menjaga kami semua dengan
baik sampai saat ini”
“Ania, aku yg
seharusnya berterima kasih padamu, Boo, gomawo karena kau selalu berada di
sampingku nee?”
CUP.
“Hehehe”
“Aku
mencintaimu Boo”
“Na do~”
Kami bertiga saling tersenyum satu sama lain.
Ahh, Ummaku memang yg terbaik.
Aigoo.
Aku terkekeh geli tanpa suara.
Yoochun dan Junsu berbalik kompak.
Mereka menatapku dengan tatapan kaget.
“APA TADI KAU
MELIHAT ADEGAN DEWASA, CHANGMIN AH?!”
Hahahaha, aku mengangguk dan segera berlari ke
kamarku.
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Owh sweet
BalasHapusYunho mmg the best leader (๑•̀ㅁ•́ฅ✧
Ukhh jj mana prhtian bgt deh kyaaa
Senyum2 sndiri bcanya hehehe
Nice ff (。>﹏<。)~♡
The best Leader :'3 ff nya seru berharap ada bagian 3 nya hehehe
BalasHapusThe best Leader :'3 ff nya seru berharap ada bagian 3 nya hehehe
BalasHapus