Tittle:
TIME MACHINE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-mpreg-fantasy
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR
SETANGKAI!
-------
“Just one
mistake..I need a Time Machine..”
.
.
.
Namja cantik itu masih berada di posisinya sejak lima
menit yg lalu.
Ia sedang berbaring di balik selimut putihnya seraya
menatap lurus langit2 kamarnya yg kosong.
Jaejoong menghela nafasnya.
Namja cantik itu mengepalkan jemarinya untuk yg kedua
kalinya.
Ia menggigit bibir bawahnya seraya masih fokus
mendengarkan siaran radio pagi hari ini.
Tetes bening itu mengalir.
Lagi2 berjatuhan.
Radio kesayangannya itu memutarkan sebuah lagu baru
dari girlband yg beranggota 9 orang.
Time Machine..
“Heh..Benar2
sesuai dengan apa yg sedang terjadi pada hidupku” Kekeh Jaejoong miris.
Seandainya ia bisa mengulang waktu..
Seandainya ia bisa kembali lagi..
“Aku bersumpah
tidak akan melepasmu waktu itu, Yunnie yah..” Ujarnya lirih.
Mata bulatnya yg cantik terpejam.
Mengingat potongan kenangan masa lalunya ketika ia
masih kuliah.
[ “Ada perlu apa memanggilku ke atap,
Jaejoongie?” ]
[ “Mmm..Yu..Yunnie yah..Aku..Sebenarnya aku..”
]
[ BRAKK!! ]
[ “YUNHO! Kenapa lama sekali eoh?! Songsaenim
menunggu kita untuk berfoto bersama!” ]
[ “Ah, ne Ahra-chan, Joongie, cepat katakan apa
yg ingin kau ucapkan padaku!” ]
[ “Ani..Opssoyo..Kka, Ahra-chan
memanggilmu..Lain kali saja” ]
[ “Kau bersungguh2? Benar tidak apa2?” ]
[ “Ne, pergilah..Gwenchana..” ]
TIDAK!!
Semuanya tidak baik2 saja saat itu!!
Sama sekali tidak!!
Heh, lain kali saja?
KAU BENAR2 BODOH KIM JAEJOONG!!
STUPID! BAKA! MORON!!
“Aku tahu
itu..Tidak akan ada lain kali setelah
itu..”
Jaejoong meringis.
Ia menenggelamkan wajahnya di balik bantal.
“Tidak..Karena
itu adalah saat terakhir dimana aku melihatmu..”
-------
“Jaejoongie,
kau pucat sekali, apa kau sakit?”
Jaejoong mendongak.
Menatap Junsu yg mengernyitkan dahinya khawatir.
“Ania,
gwenchana”
“Jeongmall?”
“Hmm”
Namja imut bernama Kim Junsu itu hanya mengangguk
patuh dan menyusun berkas yg sudah ditanda tangani oleh Jaejoong.
Oh well.
Sudah dua tahun berlalu sejak saat itu.
Berlalu dari mimpi buruk yg membayang2i Jaejoong.
Ia sudah bekerja sekarang.
Menggantikan posisi Appanya sebagai presiden direktur
di perusahaan yg memproduksi Iphone Seoul ini.
Tidak.
Jaejoong bukan lagi seorang mahasiswa DongBang
University yg sangat bodoh waktu itu.
Ia berbeda.
Sekarang ia adalah presdir Kim yg tidak pernah
berhenti terpuruk setiap detiknya
DDRRTT…DDRRTT…
“Ne?”
“Hyung! Temui
aku di café es krim nee?! Aku baru saja kembali dari Paris dan aku membawa foto
perpisahan kita sewaktu masih kuliah!”
“OH mom, Shim
Changmin, aku menunggu selama dua tahun untuk foto2 itu, pabo! Kenapa kau
membawa memory cardnya kesana hah?!”
“Hahahaha,
mianhae Hyung, aku lupa, waktu itu aku sudah sangat terburu2 untuk mengambil
program pascasarjana di Paris”
“Kau harus
bertanggung jawab!”
“Baiklahhhh~
Khusus hari ini kau yg mentraktir, oke?”
“MWO?”
KLIK.
AISH!
Jaejoong menggerutu kesal.
Ia menepuk mejanya dengan kasar.
Dasar monster!
-------
TAP TAP TAP.
Jaejoong berjalan menuju pintu toko es krim itu.
Ia melonggarkan dasi merahnya dan menggelengkan
kepalanya untuk meregangkan otot.
Well, pekerjaannya hari ini lumayan banyak.
KLING KLING~
Jaejoong mengedarkan pandangannya.
Berusaha mencari sosok berwajah kekanakan itu.
Hmm..
Tidak ada.
Dimana dia?
“Ck”
Jaejoong berdecak kesal seraya meraih ponselnya.
Ia akan menghubungi Changmin sekarang juga.
Apa bocah itu menipunya eoh?
BRUKK!
“AH! Mianhae!
Ponselmu tidak apa2?!”
Jaejoong meringis kesal.
Ia segera membungkuk mengambil ponselnya yg jatuh
ketika namja itu menabrak bahunya dari depan.
“Ne, tidak
apa---”
DEG!
Jaejoong tersentak kaget.
Kedua mata indahnya sontak membulat.
Darahnya berdesir.
Nafasnya sesak.
Dan perutnya kembali kejang seperti banyak kupu2 yg
berterbangan disana.
DEG DEG DEG.
“Yunho?”
Namja tampan yg memakai kaus berwarna biru gelap
dengan syal hijau toska itu mengangkat wajahnya.
Mata musangnya membesar.
Ia menepuk bahu Jaejoong dua kali.
“OMO! Jaejoongie?!”
Ujarnya kaget.
Namja cantik itu tertawa kaku.
Ya tuhan!!
Apa yg sedang terjadi?!
“Sudah lama sekali
tidak bertemu ania? Dua tahun”
“Ne Yun..Sejak
perpisahan waktu itu..”
“Kau sedang
menunggu seseorang kah? Bagaimana kalau kita makan es krim bersama sambil
bercerita? Aku sangat merindukanmu!”
DEG.
Rindu?
Rindu?
Benarkah?
“Ne!”
See?
Jaejoong benar2 terlihat sangat bersemangat.
Senyumnya yg telah lama hilang merekah tanpa beban.
Ck, sebegitunya kah cintamu pada Yunho?
Sampai kau melupakan siapa namja berwajah kekanakan yg
hampir saja kau hubungi untuk segera menyerahkan barang yg kau minta?
GREK.
“Es krim
vanilla dua”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menatap tidak percaya ke arah Yunho.
“Kau..Masih
mengingat es krim favoritku Yunho yah?”
“Hmm, soalnya
kau begitu unik, hehehe”
“Gomawo”
“Ah, Jae, apa
kabarmu hmm? Kudengar kau sudah bekerja di Kim’s Corp ania?”
“Ne,
menggantikan posisi Appaku”
Yunho balas tersenyum.
Wajahnya tampak lebih tampan dari terakhir kali
Jaejoong melihatnya.
“Kau tidak
menanyakan kabarku?”
OH shit.
Ini yg Jaejoong hindari sejak tadi.
Ia tidak ingin menyinggung tentang itu sedikit pun.
Tidak.
Karena..
“Kenapa kau
tidak datang waktu itu? Undangannya sampai ke apertementmu kan?”
Hmp.
Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Tentu saja karena Yunho sudah menikah.
“Maaf, aku
sedang sibuk waktu itu..Hmm, istrimu otte?” Tanya Jaejoong tersenyum paksa.
“Ahra-chan?
Hahaha, kurasa sekarang tidak perlu embel2 chan lagi ania? Ne, dia baik2 saja”
“Hmm”
“Bulan depan
putri kami genap tiga tahun, Ahrin sudah sangat besar”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Ya tuhan!
Demi Author!
“Ka..Kau sudah
memiliki anak?” Tanya Jaejoong tersendat.
Tidak, ya tuhan.
Jangan!
“Ne, benar2
putri nakal yg sangat manja, hehehe, namanya Jung Ahrin” Sahut Yunho tersenyum
kecil.
Hening.
Tidak ada suara sahutan apapun dari bibir cherry itu
setelah kalimat terakhir dari Yunho.
Namja tampan itu sedang berbicara dengan pelayan yg
meletakkan pesanan mereka.
Mengacuhkan Jaejoong yg menundukkan wajahnya.
Appo.
Appo.
Namja cantik itu mengepalkan kedua jemarinya.
Ia menggigit bibirnya dengan keras.
Berusaha menahan tangisnya yg hampir tumpah.
“Kka,
Jaejoongie, makan es krimmu”
Jaejoong mengangguk.
Ia mengaduk es krimnya dengan wajah yg tertunduk.
Sedikit saja ia menenggakkan kepalanya maka tetes
bening itu akan mengalir.
Mereka masih terdiam.
Saling fokus seraya menyesap es krim masing2.
“Kudengar
Junsu bekerja menjadi asistenmu hm? Lalu Changmin melanjutkan studinya ke
Paris”
DEG.
Jaejoong terhenyak.
Paris?
Changmin?
OH gosh!
Ia melupakan namja berwajah kekanakan itu!
Jaejoong segera meraih ponselnya.
Mengirim email permintaan maaf untuk Changmin.
Memberitahukannya agar kembali esok hari.
“Ah, sudah
sore, aku duluan ne? Ahrin memintaku membelikan ia cokelat batangan” Ujar Yunho
beranjak dari kursinya.
Mata musangnya menatap Jaejoong yg masih saja
menunduk.
“Yunho yah..”
“Hmm?”
“Kau..Waktu
itu..Apa kau ingat pertemuan kita yg terakhir?”
“Ah, yg di
atap itu ania? Tentu saja, kau ingin mengatakan sesuatu padaku waktu itu”
“Kau
benar..Waktu itu aku benar2 bodoh, karena tidak sempat mengungkapkannya padamu
Yunho yah..”
“Hmm? Well,
memangnya apa yg ingin kau katakan waktu itu?”
Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Ia berdiri dari duduknya dan menatap mata musang yg
terlihat melebar itu.
Oh gosh.
Mata bulat itu..
Merah dan berkaca2.
“Aku ingin
mengatakan kalau Aku mencintaimu..Sudah lama, sejak tahun pertama kita
bertemu..”
DEG!
Yunho tertegun.
Mata musangnya menatap lurus tetes bening yg mulai
berjatuhan di wajah Jaejoong.
Namja cantik itu terkekeh miris.
Ia menyeka air matanya dengan kasar.
“Tapi..Tapi
sekarang kau sudah menikah dan memiliki seorang putri ania? Gwenchana..Aku..Aku
turut senang atas pernikahanmu..Hmph..Aku benar2 menyesal waktu itu..”
“Jae---”
“Mianhae..”
DRAP DRAP DRAP!
Yunho tercekat.
Ia melangkahkan kakinya hendak mengejar sosok cantik
itu.
Tapi kemudian ia menarik kembali kakinya.
BRUKK.
Yunho kembali duduk di atas sofa itu.
Kepalanya tertunduk.
Dengan kedua tangan yg mengusap wajahnya.
Oh gosh.
Demi apa..
Ia benar2 senang ketika bertemu dengan Jaejoong di
depan toko es krim tadi.
Jeongmall.
“Apa kau tidak
tahu, Joongie? Aku juga menyesal..Sama sepertimu..” Gumamnya lirih.
Jantungnya terasa mencelos.
Yunho mengusap kasar mata musangnya yg tampak memerah.
Ia melirik es krim Jaejoong yg sudah mencair.
See?
Namja cantik itu bahkan belum memakan es krim
miliknya.
-------
DRAP DRAP DRAP!
CKLEK!!
BRUKK!
Jaejoong menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
Ia menangis sejadi2nya.
Emosinya yg terkikis perlahan2 tumpah sekarang.
Hatinya serasa remuk.
Sakit, tidak bisa digambarkan.
Mengingat bodohnya ia dua tahun yg lalu..
Mengingat kesalnya ia dua tahun yg lalu..
Mengingat marahnya ia dua tahun yg lalu..
Dan mengingat rapuhnya ia ketika menerima undangan
bersulam emas itu.
Jaejoong menggelengkan kepalanya.
Berusaha menghentikan bayang2 nama yg tercetak di
undangan itu.
Tidak, tidak!
“Seharusnya
aku mengatakannya padamu waktu itu Yunho yah..Hiks..”
Jaejoong membanting punggungnya dengan kesal.
Tenggorokannya tercekat.
Ia memukul2 bantal gulingnya dengan penuh emosi.
Marah.
Ia marah pada dirinya sendiri.
Jaejoong terus mengamuk.
Sampai kemudian ia kelelahan dan mulai memejamkan
matanya.
“Just one
mistake..I need a Time Machine..” Lirihnya sebelum terlelap.
-------
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Ia berada di ruangan luas yg kosong sekarang.
Tidak ada satu pun furniture di sana.
Di mana ini?
Apakah ia sedang bermimpi?
TAP TAP TAP.
Jaejoong terus berjalan.
Sampai kemudian langkahnya terhenti.
Menatap siluet bayangan2 masa lalu yg terus
menghantuinya sampai saat ini.
Tetes bening itu kembali jatuh.
Oh my.
Betapa menyedihkannya ia.
Bahkan ia masih bisa menumpahkan tangisnya di dalam
mimpi.
GREK.
DEG!
Jaejoong terperanjat kaget.
Ia segera menoleh dan mengernyitkan dahinya.
Menatap sebuah mesin kuno dengan ratusan angka dan
sebuah tombol berwarna merah di sana.
Ige mwoya?
Jaejoong melirik punggung mesin aneh itu.
Ia membelalakkan matanya tidak percaya.
“Time
machine??”
Namja cantik itu menggumam sendiri.
Cukup lama ia hanya berdiam diri seraya memperhatikan
mesin kuno itu.
Tapi kemudian ia mendekat dan mulai menatap angka2 yg
tertera.
Tahun..
Bulan..
Tanggal..
Waktu dan hari.
Jaejoong memejamkan matanya.
Tidak ada salahnya mencoba.
SREK.
Jaejoong menekan tombol angka2 yg ada disana.
Mencetak tanggal dimana ia sedang bersama dengan Yunho
di atap.
PIP!
Mesin kuno itu memperlihatkan lampu indikator yg
berkedip2.
Kemudian Jaejoong tersentak.
Ia merasakan sekelilingnya bergoyang.
WUUSSHHH!
“WWUUAAAAAAA!!!!”
-------
PIK!
Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar.
Jantungnya berdebar2.
Ia menunduk.
Memperhatikan Almameternya yg berwarna hijau.
Oh wait.
Almameter??
“Ada perlu apa
memanggilku ke atap, Jaejoongie?”
DEG!
Jaejoong tersentak kaget.
Ia menatap Yunho yg berdiri di hadapannya saat ini.
Oh gosh!!
Mesin kuno itu tidak bohong!
Itu bekerja!!
Ia kembali ke masa lalu! Dimana saat penyesalan
terdalamnya dimulai!
“Aku..Aku
mencintaimu Yunho yah!”
EOH?
Namja tampan itu membulatkan mata musangnya.
Ia menatap Jaejoong yg menghela nafas lega.
Yunho tertawa kecil.
Ia mengangguk.
“Aku juga
mencintaimu, Jaejoongie” Sahutnya tersenyum.
Jaejoong terhenyak kaget.
Jantungnya berdebar2.
“Benarkah??”
Yunho mengangguk.
Ia hendak membuka mulutnya untuk kembali menyahut.
Tapi gerakannya terhenti ketika pintu atap terbuka.
BRAKK.
“YUNHO!
Kenapa lama sekali eoh?! Songsaenim menunggu kita untuk berfoto bersama!”
Namja tampan itu menoleh.
Menatap Go Ahra yg memanggilnya.
“Katakan pada
Sam kalau ia harus menunggu lima menit lagi ne? Aku ingin mencium pacar baruku
dulu!”
BLUSH!
Jaejoong menundukkan wajahnya yg memerah.
Ia mencengkram erat jemarinya berusaha menghentikan
detak jantungnya yg menggila.
Yeoja berambut hitam itu tertawa kecil.
Ia mengangguk dan segera menutup pintu atap.
-------
“Hngghh”
Namja cantik itu mengerang lirih.
Ia meregangkan tubuhnya.
Ahh..
Tidurnya sangat nyenyak.
Ia mimpi indah.
Menemukan mesin waktu di sana dan kembali ke masa
lalu.
Jaejoong tersenyum.
Entah kenapa perasaannya terasa ringan sekarang.
Tidak terbersit sakit lagi.
Secuil pun tidak.
CUP!
“BooJaeku
senyum2 sendiri eoh?”
DEG!
Jaejoong membulatkan mata indahnya.
Sontak ia menoleh ke samping dan terkaget menemukan Yunho
yg mengenakan singlet putih di sampingnya.
Sepertinya ia juga baru bangun tidur.
“YUNHO?!”
“Hmm?”
“Tahun berapa
sekarang?!”
“Hahahaha, apa
kau amnesia ketika tidur eum? Ini hari ulang tahun Jaeho dan Junhon, sayang,
bukankah kita akan membeli kue bersama siang ini?”
DEG.
Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Jaeho?
Junhon?
Ya tuhan..Jangan2..
BRAKK!
“Umma Appa!
Ireonaaaaaaa!!”
Jaejoong sontak menoleh ke samping.
Menatap dua namja kembar yg sangat mirip.
Mereka melompat ke atas ranjang dan bermain dengan
Yunho.
Namja cantik itu terdiam.
Ia memejamkan matanya mengingat mimpi anehnya.
Ia menekan tombol mesin itu.
Dan ia kembali ke masa lalu.
Apakah sekarang ia lompat ke masa depan?
Ah!
Aniya!
Ia menangis sebelum tidur, kemudian ia bermimpi
menemukan mesin itu.
Ia kembali ke masa lalu.
Dan ketika ia membuka matanya ia berada di waktu yg
sama.
Hanya dengan keadaan yg berbeda.
Hmp.
Bukankah ia sudah menyelesaikan kesalahannya di masa
lalu ania?
Tentu saja apa yg ia alami berubah total.
“UMMAAA!”
Jaejoong membuka matanya.
Menatap namja almond yg menjerit seraya berlutut di
hadapannya.
“Umma?”
Namja almond itu mengernyitkan dahinya menatap
Jaejoong yg menggumam.
Yunho tertawa kecil.
“Sepertinya
mimpimu indah sekali ania? Sampai kau kehilangan sebagian memorimu sayang,
hahahaha, mereka putra kita araso? Jaeho dan Junhonchan” Jelas Yunho tertawa.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yg tidak bisa
diartikan.
“Yun, kau
ingat Go Ahra? Teman satu kampus kita? Apa yg terjadi padanya?” Tanya Jaejoong
khawatir.
“Eoh?
Sepertinya kita harus ke dokter setelah ini ne? Bukankah kemarin Ahra baru saja
berkunjung ke rumah kita dengan suaminya? Ia bilang ia sedang mengandung dan
kalian berteriak seperti anak2” Sahut Yunho tersenyum.
Eoh?
Jaejoong tertegun.
Ahra menikah?
Ia dan Yunho bersama?
Oh gosh..
Inikah kehidupan yg seharusnya kalau ia mengatakan
perasaannya waktu itu?
Ya tuhan!
GREPP!
Jaejoong memeluk erat putra sulungnya.
Ia mengecup2 dahi namja almond itu dengan gemas.
“Yunnie
yah..Terima kasih karena kau sudah menikah denganku” Ujar Jaejoong terkekeh.
Namja tampan itu balas tersenyum.
Ia menggeleng.
“Ania,
seharusnya aku yg berterimakasih karena kau bersedia menerima lamaranku waktu
itu”
OH well.
Dan juga terimakasih, kepada mesin waktu yg dititipkan
Tuhan melalui mimpinya.
“Umma Appa
cepat mandiiii! Beli kue dan hadiah untuk kami!” Jerit dua namja kembar itu.
Jaejoong dan Yunho tertawa geli.
Mereka mengacak rambut kedua putra kembar mereka dan
saling berciuman singkat.
Hmp, oh well.
There’s no mistake again..
Never..
Because the time machine..
END.
seandainya ada time machine..
BalasHapuskykna semua orang gak akan menyesal coz bisa memperbaiki segala apa yg dibuat dulu..
hahahahaaa
jadi menghayal ke masa lalu..
wakkakakak
imajinasina bagus bgt..
qta jadi mengkhayal adana time machine..
heheheheee