This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LEAVE


Tittle: LEAVE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-angst-keliling sawah bareng yoochun


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku hidup untuk ditinggalkan!”

.
.
.

  “KIM JAEJOONG! KELUAR KAU DARI KELAS INI!”

Seluruh siswa siswi tampak menunduk dalam.
Mencoba menghindar dari amarah Minho songsaenim.
Namja bermata kodok itu mengeraskan rahangnya.
Wajahnya tampak memerah padam.

Giginya menggertak ringan.
Menatap tajam sosok cantik yg terlihat acuh di kursinya.

Namja cantik berambut hitam seleher itu mengambil tas sekolahnya dengan kasar dan beranjak keluar kelas tanpa memperlihatkan etika sedikit pun.

Ah, hari ini Jaejoong mengacau lagi di kelasnya.


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu terus melangkahkan kakinya menelusuri lorong sekolah yg terlihat sepi.
Of course.
Ini masih jam pelajaran kau tahu itu?

Jaejoong menghela nafas dan menundukkan wajahnya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Pandangannya hampa.
Ia menarik senyum kecutnya.

  “Untuk apa aku hidup?” Lirihnya nyaris tak terdengar.

Pewaris tunggal keluarga Kim itu memasuki mobil Lambhorgini abu2nya dan mengemudi menuju bukit Seongnam.
Tanah milik keluarganya.
Ia berlutut di sana.
Hening.
Bibir cherrynya terkatup rapat.
Jaejoong mendesah miris melirik 4 batu nisan yg tertanam di sana.

Halmoninya, Umma, Appa, dan Eunjung Hyungnya.

Mereka semua meninggal karena kecelakaan beruntun yg terjadi 11 tahun yg lalu.
Ah, terlalu perih.
Jaejoong tidak ingin mengingatnya.

Namja cantik itu berjalan ke sisi makam.
Ia duduk di tanah kosong yg memisahkan dua makam paling kiri.
Di antara Umma dan Appanya.

  “Umma, kalau aku mati nanti, aku akan berbaring di sini, di antara kalian, gwenchana?” Bisiknya seraya mengusap nisan sang Umma.

Jaejoong mendesah.
Ia membaringkan tubuhnya di tanah kosong itu dan memangku kedua tangannya di balik kepala.
Menatap awan pagi yg bergerak lembut.

Namja cantik itu sendiri.
Ia tidak punya siapa pun lagi, kecuali Nana Kim, maid yg berteman dengannya sejak kecil.
Well, semua yg pernah dekat dengan namja cantik itu pasti akan pergi meninggalkannya.
Maka dari itu ia memutuskan untuk bertingkah nakal di mana pun, agar tidak ada yg mati karena dirinya.

  “Hahhhh”

Jaejoong memejamkan matanya.



-------


  “Aku pulang”

Jaejoong melepaskan sepatunya di teras dalam.
Mata beningnya melirik para maid dan butler yg berlesiweran di sekeliling rumahnya.

  “Tuan Muda!”

Namja cantik itu terkejut.
Menatap Nana yg berlari ke arahnya.
Yeoja blonde itu mengernyitkan dahinya.

  “Apa yg terjadi dengan wajahmu?! Kau berkelahi lagi eoh?!” Jerit maid berseragam itu kesal.

Jaejoong hanya tertawa kecil.
Tawa yg tidak pernah ditunjukkannya kepada siapa pun kecuali kepada yeoja blonde ini.

  “Bukan aku, berandalan itu yg memulainya duluan”

  “Pokoknya kau harus berhenti! Aku tidak peduli! Kau bisa mati!”

  “Aku justru berharap seperti itu”


DEG.


Yeoja blonde itu terdiam.
Oh mom, ia telah salah bicara.
Mendadak suasana menjadi suram.
Nana menelan salivanya.

  “Po..Pokoknya kau tidak boleh melawan lagi! Tidak boleh berkelahi lagi! Arasseo?!”

  “Ne Umma, arasseo”

  “AISH!”

Jaejoong terkekeh geli.
Ia menepuk kepala maid berseragam itu dan melangkah masuk menuju kamarnya.
Ah, Nana Kim.
Teman sepermainannya sejak kecil yg tidak pernah jauh darinya.
Jaejoong sadar, tidak hanya ia yg pernah terpuruk ketika mendapat kabar tentang kecelakaan beruntun yg menimpa mobil pribadi keluarganya waktu itu.
Tapi Nana juga.
Ia dan Eunjung Hyung adalah sepasang kekasih yg saling menjaga.

Well, tapi setidaknya yeoja itu tidak menyebabkan orang2 dekatnya meninggal lebih cepat seperti dirinya ani?


-------


Sosok tampan bernama Jung Yunho itu terlihat sedang berjalan santai sepulang dari game center favoritnya.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan membiarkan tas selempangnya tergantung begitu saja di pundaknya.
Seragam putihnya tampak berantakan.

  “Eoh?”

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya ketika mata musangnya menangkap sosok cantik yg selama ini dikenal sebagai pembangkang dan siswa tidak dianggap di sekolahnya melangkah masuk ke dalam toko kue.

Ah, Yunho merasa tertarik.

Ia berjalan mendekati bangunan elegan itu dan mengintip melalui jendela toko.
Jaejoong berdiri membelakangi dirinya.
Great, pikir Yunho.
Ia segera masuk ke dalam toko dan berpura2 sedang memilih2 cake yg ada di pajangan.
Sementara mata dan telinganya fokus kepada namja cantik itu.

  “Ah, bisakah aku mendapatkan lilin berwarna merah? Hyungku suka warna itu” Ujar Jaejoong kepada sang pegawai toko.

Hyung?

Yunho mengernyitkan dahinya.
Setahunya Jaejoong tidak memiliki Hyung.
Oh yeah, semua orang juga tahu tentang hal itu ani?
Jaejoong sebatang kara sejak kecil.
Dan lagi, silsilah keluarganya ditutup dari publik setelah kecelakaan mobil beruntun itu.

  “Gomawo”


DEG.


Yunho menundukkan wajahnya.
Namja cantik itu melewati Yunho tanpa rasa curiga sedikit pun.
Ia berjalan keluar dari toko dan berlari kecil menuju tempat favoritnya.
Tanpa menyadari sosok tampan yg ikut berlari mengejarnya dari belakang.


TAP!


Yunho mengernyitkan dahinya.
Bukankah ini bukit yg tidak pernah di datangi siapa pun?
Kenapa Jaejoong malah kesini dengan kue itu?

  “HYUNG! Mianhae, aku terlambat!”


DEG DEG DEG.


Demi Tuhan.
Mata musang itu membulat sempurna.
Menatap 4 batu nisan yg berjejer di tengah bukit.
Yunho segera berlari ke arah pohon apel yg ada di dekat situ.
Ia memutuskan untuk bersembunyi dan hanya mengawasi Jaejoong dari sana.

Ah, ia sendiri tidak mengerti kenapa ia harus repot2 mengintai namja berandalan itu seperti ini.


TREK.


Jaejoong meletakkan kue itu di atas rumput.
Sementara ia duduk di samping makam yg berada di urutan kanan.
Namja cantik itu menghidupkan lilinnya dengan korek yg ada di sakunya.
Ia tersenyum kecut dan mulai bernyanyi.

Awal2 suaranya tampak bersemangat.
Namun setelah sepuluh menit ia bernyanyi suaranya berubah menjadi serak.
Mata beningnya yg telah meneteskan air mata itu mengerjap pelan.

Jaejoong menekuk kedua lututnya dan memeluknya dengan tangan.
Ia masih bernyanyi tidak peduli suaranya serak dan tenggorokannya terasa sakit.

Wajahnya memerah karena emosinya yg terpendam.
Jaejoong meringis.
Menatap lilin yg meleleh di atas kue cokelat itu.

Setengah jam kemudian, lilin itu habis.
Tenggelam meluber melapisi cokelat lezat itu.
Jaejoong berhenti menyanyi.
Ia terus terisak dan menyeka air matanya yg tidak berhenti mengalir.

  “Hyung..Hiks..Kenapa kau tidak meniup lilinnya? Kau tidak suka dengan warnanya? Hiks..Sejak kapan warna kesukaanmu berubah eoh!” Jerit Jaejoong tersengguk.

Bibir cherrynya bergetar pelan.

  “Hyung jawab aku! Mana permintaanmu? Aku tidak mau lagi mengucapkan permintaanmu, aku capek! Kali ini kau harus mengucapkannya sendiri, arasseo?!”

Hening.
Tidak terdengar suara sahutan apa pun.
Hanya semilir angin sore yg berhembus menggoyangkan rerumputan itu dengan pelan.

Jaejoong memeluk batu nisan milik Hyungnya.
Ia terus menangis cukup lama.
Sampai kemudian ia meletakkan kue itu di samping makam Eunjae dan beranjak pergi dari sana seraya mengusap wajahnya.

Mengacuhkan sosok tampan yg terhenyak di tempatnya itu.


-------


  “Saengil chukkae hamnida” Ujar Jaejoong tersenyum kecil.

Ia menatap mata sipit Nana yg berkilat tidak percaya.
Oh well.
Hari ulang tahun maid berseragam ini sama dengan tanggal ulang tahun Hyungnya.
Tentu saja, mana mungkin ia bisa lupa.
Mereka benar2 pasangan yg ditakdirkan sedemikian rupa ani?

  “Aigoo~ Gomawoyo!” Ujar Nana tertawa.

Ia merapatkan duduknya di kursi meja makan yg luas itu.
Sementara para maid dan butler lain tampak masih mengerjakan aktifitas masing2.

  “Semoga uri Joongie mendapatkan kebahagiaannya dengan mudah, amin” Ujar Nana seraya meniup lilin ulang tahunnya.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menepuk kepala yeoja blonde itu.

  “Kenapa malah berdoa untukku? Bukankah lebih bagus kau berdoa untuk Hyungku eoh?”

  “Doaku untuknya tidak akan pernah didengar Tuhan, Joongie ya, setiap hari aku berdoa agar ia kembali ke sisiku, tapi nyatanya tidak..”

Hmp.
Namja cantik itu menarik senyum kecutnya.
Ia bisa melihat dengan jelas kesedihan yg mendalam itu.

  “Maafkan aku” Ujar Jaejoong lirih.

  “Kenapa kau harus minta maaf?” Tanya Nana bingung.

  “Karena aku..Kekasihmu meninggal..Karena aku, mereka semua mati..Maaf..Hiks..”

  “Berapa kali harus kukatakan padamu Tuan muda? Ini semua bukan salahmu! Mereka pergi karena Tuhan memang memanggil mereka!”

  “Seandainya saja waktu itu aku tidak memaksa mereka semua untuk menjemputku dari sekolah..Hiks..Maafkan aku..”

Aigoo.

Yeoja berambut blonde itu mengerjapkan matanya yg tampak berkaca2.
Ia mengelus bahu Jaejoong dengan pelan.

Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Nana mencolek krim kuenya dan mengoleskannya di atas hidung tegas namja cantik itu.

  “Ini hari spesialku dan Eunjae, jadi kau tidak boleh menyalahkan dirimu seperti itu, ne? Berhentilah menangis!”

Jaejoong mengusap wajahnya.
Ia tersenyum miris menatap tetes bening yg mengalir dari mata maid berseragam itu.
Namja cantik itu mencondongkan tubuhnya ke depan dan memeluk Nana dengan erat.
Membuat tangis yg sejak tadi ditahan yeoja itu menjadi pecah.

  “Kau harus berjanji padaku, kalau kau tidak akan pernah meninggalkan aku sendiri..Aku hanya punya kau..” Bisik Jaejoong lirih.

Nana mengangguk.
Ia mencengkram punggung Jaejoong dengan erat.

  “Aku janji..Kalau aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri..Aku janji Joongie ah..” Isaknya lirih.


-------


  “Joongie!”

Eoh?

Namja cantik itu berbalik.
Mengernyitkan dahinya menatap Yunho yg memanggilnya dari jauh.
Namja tampan itu terlihat sedang mengobrol dengan teman2 basketnya.

Oh well.

Siapa yg tidak mengenal namja tampan ini hum?
Si ketua klub basket tertampan yg sangat ramah pada siapa pun?

  “Ne, waeyo?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Kau ada acara siang ini?” Balas Yunho balik bertanya.

  “Oppsso, wae?”

  “Kebetulan aku punya dua tiket taman bermain, kau mau pergi denganku?”

EOH??

Jaejoong menahan nafasnya.
Kebetulan?
Tidak ada yg kebetulan di dunia ini kau tahu itu kan?

Namja cantik itu tampak ragu.

  “Kenapa harus aku? Kau bisa mengajak yg lain” Ujar Jaejoong seraya meneruskan langkahnya.

Membuat Yunho terpaksa mengejar langkahnya.

  “Tapi aku ingin pergi denganmu, ya?”

  “Aku tidak mau! Nanti kau bisa sial gara2 aku!”

  “Aku tidak peduli, pokoknya aku tunggu kau di depan taman bermain besok sore!”

  “M..Mwo?? Ya! Jung Yunho!”

Aish.
Jaejoong menggerutu kesal.
Mata beningnya menatap punggung Yunho yg sudah berlari menjauh darinya.
Ckk.
Namja cantik itu memutar bola matanya seraya kembali berjalan menuju kantin.

Tanpa sadar ia menarik senyum manisnya.


-------


  “Jadi, kau ingin membeli baju baru untuk kencan pertamamu besok?”

Jaejoong mendelik kesal menatap Nana yg berjalan di sampingnya.
Ia mempoutkan bibirnya menahan malu.

  “Siapa bilang?! Hari ini memang jadwalku berbelanja kok!” Jerit Jaejoong kesal.

Yeoja berambut blonde itu terkekeh geli.
Ia mengenakan pakaian normalnya hari ini.
Oh well.
Bohong kalau Jaejoong tidak antusias.
Buktinya sepulang sekolah tadi ia langsung menarik tangan Nana untuk menemaninya ke departement store.

Jeongmall.

  “Joongie, otte?”

Namja cantik itu menoleh.
Menatap Nana yg memegang kaus Vneck berwarna biru muda bergaris putih dengan hoody manis di belakangnya.
Mata bening Jaejoong berkilat senang.

Ia segera menyambar baju itu dan menepuk kepala Nana.
Kemudian ia berlari ke kasir.
Membuat yeoja berambut blonde itu mengerucutkan bibirnya kesal.

  “Kka! Kita makan es krim!” Ujar Jaejoong tersenyum.

Eh?

  “Kau serius?” Tanya Nana menaikkan alisnya.

Jaejoong tertawa kecil.

  “Aku tahu kau tidak bisa hidup tanpa es krim, Nana Kim, kka! Rasa Vanilla favoritmu!”

Yeoja blonde itu mengangguk.
Ia segera menyusul langkah Jaejoong yg ada di depannya.

Sementara itu, tampak sesosok namja tampan yg sedang mengutak atik Ipodnya seraya berjalan.
Bibir tebalnya menggumamkan lagu yg didengarnya sementara mata musangnya menjelajah memandangi kursi taman yg berjejeran di sana.


DEG.


Mendadak langkah Yunho terhenti.
Ketika matanya menangkap sosok cantik yg dikenalnya sedang melahap es krim bersama seorang gadis di salah satu kursi itu.
Mereka terlihat bahagia.

Yunho menelan salivanya.
Ia bingung.
Perasaannya mendadak sakit melihat Jaejoong berbincang dengan yeoja yg tidak dikenalnya seperti itu.
Oh shit, bahkan ia tidak pernah melihat tawa semanis itu kau tahu?
Selama ini yg ia kenal hanya topeng dingin yg dikenakan namja cantik itu.

Yeoja berambut blonde itu pasti sosok yg sangat istimewa bagi Kim Jaejoong.
Sampai ia membagi tawa manisnya dengan yeoja itu.

Yunho menghela nafasnya.
Ia memutuskan untuk melanjutkan langkahnya.
Mencoba mengacuhkan rasa sakit yg menyeruak dari dadanya.

  “Nana ah”

  “Hmm?”

  “Kau..Kau masih mencintai Hyungku?”

  “Pertanyaan macam apa itu eoh? Aku tidak akan pernah bisa berpaling dari Hyungmu!”
 
  “Aku melihatmu menangis kemarin malam”


DEG.


  “Kau salah lihat, aku sedang kelilipan waktu itu”

  “…”

  “Es krimnya lezat sekali ani? Aish, mulai sekarang kalau kau ingin bicara denganku kau harus mentraktirku es krim ini!”

  “Mwo?”

  “Kalau tidak tutup mulutmu! Hehehehe~”

Jaejoong menggigit kasar cone es krimnya.
Ia menatap sebal ke arah yeoja itu.


-------


Jantung Jaejoong berdebar2 saat ini.
Demi apa.
Ia merasa sangat konyol.
Posisinya saat ini persis seperti seorang gadis yg menunggu teman kencannya!
Aish.

  “Yosh! Joongie, kau menunggu lam---OMO”

  “Wae?”

  “Kau..Cantik sekali Joongie ah..”


BLUSH.


Namja cantik itu memalingkan wajahnya.
Menggeram kesal kenapa ia bisa seperti ini hanya karena pujian menggelikan itu.
Aish!

  “Tutup mulutmu! Aku namja, pabo!” Maki Jaejoong kesal.

Yunho hanya tertawa kecil.
Ia menarik tangan namja cantik itu dan menyeretnya masuk ke dalam pintu taman.
Membuat Jaejoong sontak menggigit bibir bawahnya.

Ah, namja cantik ini pun menganggap hal ini seperti mimpinya saja.

Siapa yg tidak ingin digenggam tangannya oleh sang kapten basket sekolah itu eoh?

  “Kau mau main apa Joongie ah?”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera melepas genggaman tangan Yunho di atas tangannya.

  “Apa saja”

Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menoleh dan menatap wahana Roller Coaster itu.

  “Kka! Kita naik yg itu!”

Jaejoong hanya mengangguk patuh.
Ia sedang berusaha menahan perasaannya yg menggebu2 saat ini.
Ah, sudah berapa lama ia tidak merasakan perasaan seperti ini?
Jaejoong merindukannya.


-------


  “Kau lelah?”

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yg bertanya padanya.

Ah, tentu saja ia lelah.
Ini sudah malam.

Mereka benar2 habis2an hari ini.
Bahkan tidak satupun wahana di sana terlewatkan oleh mereka.

Saat ini keduanya sedang menaiki Komedi Putar berbentuk kuda itu.
Yunho duduk di samping kuda Jaejoong.

  “Lumayan” Sahut namja cantik itu tersenyum.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya balas tersenyum.

Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian putaran wahana itu melambat, membuat suasana terasa semakin romantis.
Yunho menolehkan wajahnya.
Menatap dalam mata bening yg bergerak pelan itu.

Jaejoong mencengkram erat pegangannya pada besi yg ada di telinga kuda mainan itu.
Ia menahan nafas saat Yunho mendekatkan wajahnya perlahan.
Jaejoong memejamkan matanya.
Merasakan lembutnya bibir tebal itu ketika berbenturan dengan bibir ranumnya.

Namja cantik itu membuka bibirnya balas melumat bibir Yunho.
Sementara namja tampan itu memiringkan wajahnya.
Mencoba memperdalam ciuman manis mereka.

Lumatan dan hisapan lembut berbaur menjadi satu.
Membuncahkan perasaan yg terpendam dalam diri namja cantik itu.

Dua menit kemudian Yunho menjauhkan wajahnya.
Mata musangnya menatap tajam wajah merah padam Jaejoong.
Namja cantik itu tampak kesulitan mengatur nafasnya yg tersendat.

Yunho tersenyum kecil.
Membuat Jaejoong balas tersenyum.

  “Aku..Mau beli es krim dulu” Ujar Jaejoong lirih.

Namja cantik itu segera turun dari wahana yg semakin lambat bergerak itu.
Jaejoong berjalan cepat.
Meninggalkan Yunho yg tersenyum di sana.


DEG DEG DEG.


Shit.
Jaejoong tidak bisa menahan senyumnya.
Dadanya berdebar kencang saat ini.
Ia menjilat bibirnya sejenak.
Mencoba mempercayai kalau beberapa detik yg lalu bibir tebal itu telah meraup bibir ranumnya.

Oh gosh.

Jatuh cintakah ia?

  “Gomawo” Ujar Jaejoong menyerahkan selembar seribu won itu.

Ia meraih es krim cokelatnya dan berbalik menuju Yunho.


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
Menatap Yunho yg sedang berdiri di kerumunan para namja itu.
Eoh?
Bukankah itu anggota klub basket?

  “Kau tidak main2, kapten! Hanya dalam waktu 4 jam kau bisa merebut ciuman si berandalan itu!”

  “Aish! Kau sialan Yunho ah! Kau membuatku rugi 10 ribu won!”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan tidak percaya.
Jemarinya bergetar pelan.
Tenggorokannya tercekat.

Benarkah?

  “OMO! Kim Jaejoong!” Teriak salah satu dari mereka kaget.

Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan membulatkan mata musangnya.
Menatap Jaejoong yg berdiri di hadapannya saat ini.

Datar.

Namja cantik itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

  “Berapa yg kalian pertaruhkan untuk bibirku?” Tanya Jaejoong datar.

  “Lima ratus ribu won” Sahut salah satu dari mereka.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.
Perasaannya hancur berkeping2 saat ini.

Ia menoleh sejenak untuk mengambil dompetnya.
Kemudian ia mengambil lima ratus ribu won dari sana dan menatap  tajam mata musang Yunho.


SSRAK!


Yunho terpaku di tempat.
Jaejoong melempar lembaran uang itu ke wajahnya.

  “Kau petaruh yg cukup hebat ternyata” Ujar Jaejoong tajam.

Hening.
Mereka semua terdiam.
Jaejoong membalikkan tubuhnya.
Ia berjalan menjauhi mereka dengan tangis yg mengalir.

Hancur.
Ia merasa sangat sakit.
Demi apa, ia benar2 seperti orang idiot telah mempercayai ketulusan palsu namja tampan itu.

  “Hiks..”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia membuang es krim itu dan berlari keluar dari taman bermain.

Berlari sekencang mungkin.
Sakit.
Sakit.
Perih.
Namja cantik itu merasakan lubang yg ada di hatinya menguak semakin besar.

  “Kau kejam Yunho ah..” Lirih Jaejoong terisak.


-------


BRAKK!


Namja cantik itu membanting pintu rumahnya dengan kasar.
Bajunya basah.
Di luar sedang hujan deras.

  “Nana Kim!” Teriaknya terisak.

Ia terbatuk seraya berlari mencari maid berseragam itu.
Membuka seluruh pintu kamar yg ada.

  “Nana! Hiks..Eodisseo eoh?”

Suara derap langkah mendominasi keheningan rumah.
Jaejoong berhenti berlari.
Nafasnya sesak.
Wajahnya telah basah karena air mata.

Jaejoong menoleh.
Jantungnya berdebar ketika matanya menangkap sebuah pintu cokelat berukir yg tidak pernah terbuka selama bertahun2.
Kamar Hyungnya.


CKLEK.


  “Nan---”


DEG.


Mata bening Jaejoong membulat.
Tubuhnya terpaku di tempat.
Dunia seakan berhenti berputar.

Air mata Jaejoong menetes dengan tempo lambat.

Menatap sesosok yeoja blonde yg tergantung di langit2 ruangan.


BRUKK!


Tubuh Jaejoong bergetar hebat.
Namja cantik itu terduduk lemas di lantai.
Ia terisak lirih.

  “Na..Nana Kim..Hiks..”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.

  [ “Aku janji..Kalau aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri..Aku janji Joongie ah..” ]

  “NANAAAAAA!! JAWAB AKU!! HIKS..KAU SIALAN!! KENAPA KAU MELAKUKAN INI EOH?!! HIKS..KAU SUDAH BERJANJI TIDAK AKAN MENINGGALKAN AKU SENDIRIAN!! HIKS”

Jaejoong mencengkram rambut hitamnya yg basah dengan erat.
Ia tersengguk keras.
Nafasnya sesak.


SSRAK.


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mendapati sehelai memo yg terjatuh di dekat kakinya.
Ia meraih kertas itu dan terisak lirih.

  Maafkan aku Joongie ah..
Kau benar, aku tidak bisa tanpa Hyungmu..
Aku tidak bisa bertahan lebih dari ini..


-------


ZZRRRSSHHHH..


Hujan turun semakin deras.
Membuat wahana taman bermain itu berhenti beroperasi.

Tampak sebuah mobil Audy berwarna hitam masih terparkir di depan sana.
Dengan sesosok namja tampan yg terdiam di kursi kemudinya.

Ia tidak bergeming.
Hanya mata musangnya yg bergerak pelan.
Menyeruakkan penyesalan yg amat dalam.

  [ “Kau petaruh yg cukup hebat ternyata” ]


DUGG!


Yunho menggeram kesal.
Ia memukul setir mobilnya dengan kasar dan menghela nafas pendek.

Jemarinya bergerak menyentuh bibir tebalnya.

Manis.
Rasa namja cantik itu masih tertinggal di sini.

  “Joongie ah..Mianhae..” Lirih Yunho menyesal.

Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia memutuskan untuk beranjak dari sana.
Malam semakin dingin.
Ia ingin segera tidur di atas ranjang empuknya yg hangat.

Alis Yunho bertaut mengerut di dahinya.
Terlihat jelas kalau ia sedang berusaha untuk berkonsentrasi penuh pada jalanan yg sepi itu.


DEG!


CKIIIITTT!!


Yunho sontak menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Mata musangnya membulat.
Menatap tidak percaya sosok cantik yg sedang duduk di kursi taman itu.

Ia membiarkan tubuh ringkihnya diguyur hujan deras.
Dengan kedua tangan yg memegang es krim yg tampak hancur itu.

Wajahnya datar.
Ia hanya menatap kosong ke depan.

  “JAEJOONGIE!!”

Yunho menutup kasar pintu mobilnya.
Ia berlari menerobos hujan menuju namja cantik itu.

  “YAH! KIM JAEJOONG! APA YG KAU LAKUKAN DISINI?! KAU GILA EOH?!” Teriak Yunho lantang.

Hening.

Jaejoong sama sekali tidak bergeming.
Wajahnya terlihat pucat.

  “YYA! BUANG ES KRIM ITU DAN IKUT AKU!! KAU BISA SAKIT!!” Teriak Yunho seraya menyentak tubuh Jaejoong.

Dingin.

  “ANDWAE!” Teriak Jaejoong bergetar.

Yunho terdiam.

Namja cantik itu menggigit bibirnya yg membiru.
Ia menatap dua es krim yg ada di tangannya.

  “Nana pernah bilang kalau aku harus memberinya es krim kalau aku mau berbicara dengannya..Hiks..Aku menunggunya sejak tadi..Hiks..Tapi dia tidak datang..Hiks..” Isak Jaejoong lirih.


DEG.


Yunho tidak menyahut.
Ia hanya diam memandang Jaejoong yg menangis.

  “Kau bisa sakit kalau seperti ini, Joongie ah! Lebih baik hangatkan dulu tubuhmu di apertemenku, besok kau bisa mencari Nana-mu itu!”

  “JANGAN MENYENTUHKU!! HIKS..”

  “Joo---”

  “KAU BISA MATI!! HIKS..KAU AKAN MATI SAMA SEPERTI MEREKA YUNHO AH!!”

  “YAH! Apa yg kau bicarakan huh?!”

  “Hiks..Hiks..”

  “Kim Jaejoong!”

  “Aku hidup untuk ditinggalkan!”


DEG.


  “…”

  “Aku tidak tahan lagi..Hiks..Aku lelah..Tapi aku berusaha untuk kuat..Hiks..Aku kuat karena kau ada Yunho ah..Hiks..”

  “Jae---”

  “Kau jahat! Lebih baik kau membunuhku dari pada menjadikanku bahan taruhan! Sakit sekali Yunho ah..Hiks..Kenapa semua orang senang menyakitiku??”

  “…”

Namja tampan itu mengatupkan bibir tebalnya.
Ia tidak tahu harus menjawab apa.
Selama ini ia memang tidak begitu mengenal namja cantik ini.

Ia tidak tahu kehidupan seperti apa yg telah menimpa Jaejoong.
Tidak, ia sama sekali tidak tahu.
Dan ia menyesal karenanya.


BRUK!


Jaejoong membuang es krim yg ada di tangannya.
Ia mengambil pisau lipat yg ada di sakunya.
Yunho membulatkan mata musangnya.

  “KIM JAEJ---”


CRASH!!


DEGG!


BRUKK!


Nafas Yunho tercekat.
Menatap Jaejoong yg menggores lehernya dengan pisau itu.
Darah segar bermuncratan.
Mengalir membasahi tubuh ringkih itu.

Yunho berteriak lantang memanggil nama namja cantik itu.
Ia panik.
Dadanya berdebar keras.
Tangisnya pecah.

Mata bening itu terpejam tanpa beban.


-------


Para maid dan butler yg bekerja di rumah Jaejoong terlihat berkabung hari ini.
Mereka semua berdiri menatap makam baru yg tergeletak di antara makam Mrs. Kim dan Mr. Kim.

Batu nisan berukir nama putra bungsu keluarga Kim itu terlihat indah sekaligus mencekam di saat yg bersamaan.

Pastor selesai berbicara.
Ia membiarkan salah satu dari mereka untuk naik ke mimbar dan menyampaikan beberapa patah kata.

Tidak ada yg melangkahkan kaki.
Kecuali sosok tampan yg mengenakan jas hitam itu.

Yunho menatap sendu makam baru itu.
Ia sempat melirik batu nisan baru yg tertanam di samping makam Kim Eunjae.
Tapi ia tidak peduli.
Tangannya dengan cepat menyeka air matanya yg mengalir.
Yunho memegang erat tiang mimbar itu.

Ia berucap lirih.

  “Kim Jaejoong..”

Hening.

Yunho masih menatap batu nisan itu.

  “Ia pikir ia hidup hanya untuk ditinggalkan..”

  “…”

  “Dia tidak sadar, kalau dia juga dibutuhkan..Dibutuhkan oleh seorang pengecut untuk mengisi hatinya yg rapuh..”

Listen, Kim..

I’m sorry.

And I love you..

Is It too late?


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

2 komentar:

  1. Sad Ending!!!! #bakar rumah author
    Banjir air mataaaaa

    BalasHapus
  2. Tanpa disadari air mata ini banjir huks.. Ending yg menyedihkan 😭

    BalasHapus