This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 2



PART 2.


Jaejoong menghela nafasnya panjang.
Mata beningnya bergerak pelan.
Memperhatikan layar ponselnya yang terlihat tidak menampilkan apa pun yang baru.
Kemudian ia menghembuskan nafas dengan menggembungkan kedua pipinya.
Dahinya mengernyit.
Mengingat Ahra yang langsung mengecup bibir kekasihnya ketika mereka bertemu tadi.

Yunho terlalu kaget saat itu.
Ia tidak sempat menghindar.
Oh well.
Dan setelah itu Jessica menarik Yunho dan Ahra memasuki mobil Yunho.
Meninggalkan Jaejoong sendiri di bandara.
Gosh.
Ia tidak punya cukup uang kau tahu itu?

Namja cantik ini berjalan kaki dari Incheon ke Gwangju.

  “Hff..”

Suara desahan nafas kembali terdengar untuk yang kesekian kalinya.
Jaejoong mendengus.
Ia merasakan dadanya sesak.
Rasa takut menyergapnya dalam sekejap ketika dia memikirkan perkataan Jessica tadi siang.

  [ “Umma akan segera menikahkanmu dengan temanku dari London” ]

Jaejoong tersenyum miris.

Mengingat yeoja cantik berambut hitam itu adalah salah satu yeoja yang berpengaruh di Seoul.
Ia anak konglomerat dari London.
Wajahnya cantik, dan tubuhnya bagus.
Besar kemungkinan beruang besarnya akan jatuh cinta pada gadis itu.

  “Aku tidak boleh menyesal..Aku tidak boleh mengeluh..” Gumam Jaejoong memejamkan matanya.

Tangan kanannya mengelus-elus dada bidangnya perlahan.

Beberapa detik kemudian ia kembali melirik ponselnya.
Kosong.
Tidak ada pesan atau misscall apa pun dari Yunho di sana.

  “Yunnie ah..” Bisik Jaejoong lirih.


-------


Namja tampan itu tidak bersuara sejak tadi.
Ia hanya duduk diam di meja makan.
Mengacuhkan tiga yeoja yang sedang berbincang itu.
Sementara Appa Yunho yang bernama Jung Jinki tampak sangat menikmati ayam panggangnya.

  “Jeongmall? Kau mengambil program percepatan saat masih di sekolah dulu dan sekarang memiliki perusahaan fashion yang berpengaruh di London?” Ujar Keybum tersenyum manis.

Ahra mengangguk.
Ia tertawa kecil bersama Jessica.

  “Omo, aku tidak bisa membayangkan semewah apa pernikahanmu dan Yunho nanti”


TREK.


Namja tampan itu meletakkan sendok dan garpunya.
Cih.
Mendadak selera makannya hilang.
Yunho menghela nafasnya diam-diam.
Ia belum menghubungi Jaejoong sekali pun sejak tadi.
Namja tampan itu tahu kalau saat mereka pergi ke bandara bersama tadi pagi namja cantik itu meninggalkan dompetnya.
Ck.
Jangan bilang kalau ia berjalan sejauh 16 meter.


  “Yunho ah, bagaimana kalau pernikahannya dipercepat saja? Bulan depan cukup bagus ania?”

Yunho memicingkan matanya tajam.
Menatap Ummanya yang terlihat sangat senang saat ini.

  “Aku tidak akan menikah dengan siapa pun kecuali bersama kekasihku yang bernama Kim Jaejoong” Ujar Yunho berdesis.


DEG.


Suasana mendadak tegang.
Ahra merapatkan bibirnya.
Senyum indahnya beberapa detik yang lalu menghilang.
Sementara Jessica menatap tajam kakak laki-lakinya itu.

  “Aku selesai”

Yunho beranjak dari duduknya.
Ia segera berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

  “Ah, Ahra, jangan diambil hati nee? Yunho mungkin sedikit pusing dengan pekerjaannya di kantor” Ucap Keybum tersenyum kepada Ahra.

  “Ne Umma, It’s Okay” Sahut Ahra tersenyum kecil.


BLAM!


Yunho membanting pintu kamarnya dengan kesal.
Ia mengunci pintu berwarna cokelat itu dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Kkhh.

Namja tampan itu menatap ponselnya.
Tidak ada satu pun pesan baru.

Yunho mendial nomor Jaejoong, kemudian ia menempelkan ponselnya ke telinga.

  Kupikir kau melupakan aku..

Hmp.
Yunho tersenyum kecil.

  “Aku tidak mungkin melupakanmu Boo, kau tersimpan secara permanen di kepalaku”

  Aish, Yunnie bear~!

  “Hmm, kau sudah makan?”

  Sudah, bagaimana denganmu?

  “Aku sudah makan, tapi masih merasa lapar”

  Eoh?

  “Aku ingin memakanmu Boo”

  Y-Ya! Jeongmallyo! Aishhh, kau beruang mesum!

  “Hahahaha, otte? Tadi kau pulang naik apa?”

Hening.

Hanya terdengar suara desahan nafas milik namja cantik itu.

  Jalan kaki

  “MWO?!”

  Yah, aku tidak punya cukup uang untuk naik taksi, gwenchana, jaraknya juga tidak terlalu jauh

  “Kau bercanda?! Kakimu pasti sakit ania? Aish! Tunggu aku, aku akan datang ke sana dan memijat kakimu!”

  Tidak perlu bear, kau baru saja sampai di rumah, Ummamu akan marah besar kalau ia tahu kau pergi, lagi pula..Calon..Istrimu ada di sana ania?

Yunho menghela nafasnya.
Ia memijat pelipisnya perlahan.

  “Kau tidak perlu risau ne Boo? Apa pun yang terjadi aku tidak akan menikah dengannya, aku bersumpah padamu”

 

  “Boo? Kenapa diam?”

  Kau pernah mendengar pepatah tentang manusia bisa merencanakan tapi Tuhan yang memutuskan bear?

  “Boo”

  Aku..Aku hanya merasa takut..Aku tidak salah ania?

Yunho tertegun.
Hatinya bergetar.
Ia tahu kekasihnya sedang menangis di ujung sana.
Suara merdu nan lembut itu terdengar ringkih dan lemah saat ini.

  “Boo, kumohon, jangan menangis sayang..Kau tidak salah, sama sekali tidak..”

  ..Hiks..

  “BooJae---”

  Yu..Yunnie ah..Kurasa aku butuh istirahat sekarang..

  “…”

 

  “Arasseo, Jaljayo Boo, aku akan menjemputmu besok”

  Um..

  “Saranghae”

  Na do..


KLIK.


Yunho berdesah pelan.
Ia mencengkram erat ponselnya.
Ingin rasanya ia membunuh Ummanya yang telah mengacaukan hidupnya.
Terutama menghancukan perasaan kekasihnya.
Namja tampan itu meringis.
Ia memutuskan untuk segera tidur dan melupakan segala hal rumit yang terjadi hari ini.


-------


Namja cantik itu tidak banyak bersuara.
Ia hanya diam dengan mata bening yang tampak bergerak pelan tidak fokus.
Mengacuhkan Yunho yang menatapnya sejak tadi.
Mobil mewah itu sudah berhenti tepat di parkiran khusus Jung’s Corp.

Namja tampan itu berdesah pelan.
Mata Jaejoong tampak membengkak saat ini.

  “BooJae”

  “Mm”

  “Kau baik-baik saja?”

Jaejoong mengangguk.
Ia baru saja akan membuka pintu mobil dan turun dari sana.
Namun gerakannya terhenti ketika Yunho menahan lengannya dan mencium lembut bibir ranumnya.
Sontak Jaejoong memejamkan matanya perlahan.
Ia hanya diam.
Menikmati lumatan singkat dari kekasihnya.

  “Aku mencintaimu” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong hanya tersenyum kecil.
Ia memejamkan matanya sekali lagi saat Yunho mengecup manis bibirnya sekilas.

Kedua namja itu beranjak turun dari mobil mereka.
Jaejoong terlihat mulai nyaman dalam rengkuhan Yunho.
Namun tidak lama.
Ketika sesosok yeoja berambut hitam menghampiri keduanya.

Yunho tampak terkejut.
Sementara Jaejoong tertegun.

  “Yunho ah, I’m waiting for you baby, kau lama sekali datangnya” Ujar Ahra ceria.

Yunho mengerutkan dahinya.

  “Untuk apa kau kesini?”

  “Eoh? Umma menyuruhku menemanimu seharian, ia menyerahkan jabatan sekretaris pribadi utama kepadaku”


DEG.


Jaejoong menggerakkan mata beningnya.
Menatap intens yeoja cantik itu.


SRET!


Jaejoong terkejut.
Ahra menarik kasar bahunya dan membuatnya terlepas dari rengkuhan Yunho.
Kemudian yeoja berambut hitam itu memeluk erat lengan namja tampan itu.

  “Kka, kita masuk bersama~ Jaejoong ah, antarkan secangkir coffee latte rendah kalori ke mejaku ara?” Ujar Ahra tersenyum manis.

  “Apa-apaan kau?! Lepaskan!” Teriak Yunho kesal.

Tapi Ahra hanya memasang senyum termanisnya.
Ia menarik kasar lengan namja tampan itu.
Membuat Yunho mengumpat kesal seraya menyentak yeoja berambut hitam itu.

Jaejoong terdiam.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Ughh..”

Namja cantik itu menahan mulutnya dengan telapak tangan.
Mendadak perutnya terasa bergejolak.
Ia segera berlari dan mencari kamar mandi.
Memuntahkan isi lambungnya di westafel.


-------


Jung Keybum tersenyum senang.
Jemarinya membolak-balikkan undangan pernikahan berwarna putih bercampur ungu itu.
Ada ukiran emas menyulur di pinggir kanannya.
Sederhana tapi berkelas.
Key menyukainya.

  “Kalian akan menikah minggu depan”

  “Aku tidak akan menikah dengannya”

  “Seribu undangan sudah disebarkan, pesta akan diselenggarakan di hotel termewah Korea Selatan”

Yunho menghembuskan nafasnya.
Ia beranjak dari duduknya dan menatap tajam Ummanya.
Keybum masih memutar-mutar undangan itu.
Mengacuhkan Yunho yang merasakan emosinya menyeruak bebas.

  “Ah, dan pastikan namja miskin itu mendapatkan undangan ini ne Yun?”


BRAKK!


Keybum tersentak kaget.
Mata kucingnya membulat.
Menatap Yunho yang membanting laptop Apple peraknya dengan kasar.
Urat lehernya tercetak jelas.
Nafasnya menderu tidak teratur.

  “APA UMMA TULI?! AKU TIDAK AKAN MENIKAH DENGAN YEOJA SIALAN ITU!!” Teriak Yunho kasar.

Keybum mendelik.

  “Mwo? Kau berani membentak Umma?!”

  “Selama ini aku berusaha keras menahan emosiku! Aku tidak bisa berdiam diri lagi!! Berhenti mengatur hidupku, Umma!!”

  “JUNG YUNHO!”

  “APA?! APA EOH?!”

  “Kau! Bagaimana bisa kau berkata seperti itu kepada Umma hah?! Kemana etikamu?!”

  “Seharusnya aku yang berkata seperti itu kepada Umma! Dimana etika Umma saat Umma berhadapan dengan kekasihku? Umma menghinanya!”

Keybum menggertakkan giginya tajam.
Dadanya naik turun.
Bola matanya melotot menata putra sulungnya.
Jemarinya mencengkram erat undangan mewah itu.

  “APA PUN YANG TERJADI KAU HARUS MENIKAH DENGAN AHRA!! HARUS!! ATAU KIM JAEJOONG TIDAK AKAN SELAMAT!!”


DEG.


Yunho tercekat.
Menatap tajam Ummanya.

  “Umma akan membunuhnya kalau sampai kau membantah, Jung Yunho” Desis Keybum tajam.

Namja tampan itu merasakan bibirnya bergetar pelan.
Emosinya benar-benar membuncah sekarang.
Mata musangnya berkilat tajam.
Tapi ia tidak bisa melawan.
Karena ia tahu Keybum tidak pernah main-main dengan perkataannya.
Walau bagaimana pun juga yeoja itu masih yang berkuasa disini.

Yeoja bermata kucing itu menyeringai puas.
Ia tahu titik kelemahan putranya ada padanya.
Keybum meletakkan undangan itu di atas meja.
Kemudian ia berbalik dan beranjak keluar dari ruangan Yunho.

  “Camkan itu baik-baik di kepalamu” Desisnya tajam.

Yunho masih terdiam.


TOK TOK TOK.


  “Masuk..”


CKLEK.


  “Presdir”

Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap sekretarisnya yang bernama Gong Minzy itu.

  “Ne, waeyo?” Tanya Yunho menghela nafasnya.

Yeoja berambut pendek itu meletakkan sepucuk surat di atas meja Yunho.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Ada Office Boy yang menyerahkan surat izinnya hari ini, karyawan menemukannya pingsan saat sedang berada di lift tadi”

  “Siapa namanya?”

Minzy merapatkan bibirnya sejenak.
Kemudian ia menatap takut namja tampan itu.

  “Kim Jaejoong, Presdir”


-------


Namja cantik itu mengerang kecil.
Nafasnya terasa berat.
Ia membuka matanya perlahan.

Ruangan ini..

Kamarnya.

Sepertinya karyawan kantor mengantarnya pulang hm?

  “Kau sudah bangun?”

Jaejoong terkejut.
Ia segera menolehkan wajahnya dan menatap Yunho yang masuk ke dalam kamarnya.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.

  “Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau merasa tidak enak badan hari ini? Apa kau pingsan karena berjalan kaki kemarin?”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam dan menghembuskan nafasnya.

  “Kau lapar?”

Jaejoong menggeleng.

  “Ada yang kau inginkan?”

Namja cantik itu kembali diam.
Ia memiringkan wajahnya sejenak dan kembali memperhatikan Yunho.

  “Aku ingin bubur mangga”

Eoh?

Yunho mengerutkan dahinya.

  “Bubur mangga? Bubur dengan jus mangga?”

  “Ani, bubur mangga, seperti bubur ayam, kau mengerti bear?”

Namja tampan itu mendesah.
Ia mengangguk pelan walau sebenarnya tidak terlalu yakin.
Namja tampan itu segera berjalan meninggalkan kekasihnya.
Ia meraih kunci mobilnya dan segera pergi ke supermarket untuk membeli beberapa buah mangga.

Sementara itu Jaejoong tampak termenung sendirian.
Matanya memperhatikan langit-langit kamarnya yang sempit.
Namja cantik itu menyentuh kepalanya.
Hangat.
Sepertinya ia benar-benar butuh istirahat.

  “Kalau aku melarangmu untuk menikah dengan yeoja itu..Akankah kau patuh padaku?” Gumam Jaejoong lirih.

Ia memejamkan matanya sejenak.
Mengingat percakapannya dengan Go Ahra sesaat sebelum ia jatuh pingsan.


-------


Flashback.


Jaejoong baru saja selesai mengepel lantai utama.
Ia segera meletakkan perlatan mengepel itu di dalam lemari kecil yang ada di samping tangga darurat dan berlari masuk ke dalam lift untuk kembali ke ruangannya.
Saat lift hendak menutup, Jaejoong tertegun.
Menatap Go Ahra yang masuk ke dalam lift.

Hening.

Hanya ada mereka berdua di sana.

Yeoja berambut hitam itu tersenyum manis kepada Jaejoong.
Kemudian ia menekan angka 14 saat lift tertutup.

  “Kim Jaejoong”

  “Ne?”

  “Aku ingin berbicara denganmu”

  “Ne, katakan saja”

  “Bisakah mulai sekarang kau menjauh dari calon suamiku?”

  “Mwo?”

Namja cantik itu membulatkan matanya.
Menatap Ahra yang berbalik menatapnya.
Yeoja cantik itu tersenyum manis.

  “Pernikahan kami akan segera dilaksanakan minggu depan, aku ingin kau tidak mengusik Yunho lagi mulai saat ini, kau mengerti?”

  “Mwo? Aku tidak mau! Kami sudah bersama selama 2 tahun apa kau tahu itu eoh? Memangnya kau siapa? Kau hanya seorang perempuan yang baru saja datang dan mengganggu kami!”

  “Aku tidak hanya datang sebagai pengganggu, Jaejoong, aku calon istri Yunho, dan Umma Jung sendiri yang memintaku menjadi menantunya”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Sampai kapan pun keluarga Jung tidak akan pernah menerimamu sebagai anggota keluarga mereka, maka lebih baik kau menyerah sekarang juga, serahkan Yunho kepadaku”

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia menundukkan wajahnya.
Gosh.
Matanya terasa panas.
Sesak.

  “Aku berani bertaruh Yunho tidak akan menurutimu sekali pun kau berlutut di kakinya untuk membatalkan pernikahan kami, kau tidak tahu kalau kekasihmu itu sudah tertarik padaku”

Jaejoong meringis.
Ia merasakan perutnya kembali bergejolak.
Namja cantik itu menyandarkan punggungnya di dinding lift.
Nafasnya menderu lemah.
Keringat dingin menetes dari dahinya.


TING!


  “Well, kau bisa membuktikan perkataanku kalau kau tidak percaya” Ujar Ahra seraya beranjak dari lift.

Meninggalkan Jaejoong yang merintih di sana.
Namja cantik itu memejamkan matanya dengan erat.
Ia mual.
Kepalanya pusing.
Mendadak kakinya terasa lemas dan ia terjatuh.
Kesadarannya hilang.
Semuanya gelap gulita.


Flashback End.


-------


  “Boo”


DEG.


Jaejoong terkesiap.
Ia menoleh dan memandang Yunho yang sudah kembali.
Namja tampan itu meletakkan semangkuk bubur mangga di atas meja.

  “Kka, makanlah”

Jaejoong hanya diam.
Ia menatap dalam mata musang itu.

  “Yunnie”

  “Ne?”

  “Kau mencintaiku?”

  “Eoh? Tentu saja sayang, aku sangat mencintaimu”

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menarik nafasnya.

  “Kalau aku memintamu untuk membatalkan pernikahanmu dan Ahra kau mau melakukannya untukku?”


DEG.


Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak pelan.

  “Kenapa---”

  “Aku ingin kau meninggalkan yeoja itu, batalkan pernikahannya, kau mau?”

Namja tampan itu mengerjapkan mata musangnya.
Ia tentu masih mengingat ancaman Ummanya.

Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Matanya terasa panas.
Dadanya sesak.
Ia tahu Yunho menolak permintaannya.

  “Waeyo? Apa kau tertarik dengan yeoja itu? Kau mulai mencintainya kan?” Bisik Jaejoong terisak.

  “Ani Boo, aku---”

  “Jangan biarkan aku tenggelam dalam janji manismu Yunnie ah..Buktikan padaku kalau apa yang telah kita jalani selama ini bukan hanya sebuah selingan..Biarkan aku tahu kalau cinta kita adalah nyata..Hiks..”

  “…”

  “Wae? Kenapa kau diam? Kenapa kau tidak bisa menjawab? Kau hanya perlu mengangguk kalau pun kau tak sanggup menyahut Yunnie ah! Hiks..”

Yunho menghela nafasya.
Kepalanya terasa sakit sekarang.
Ia bingung.
Jaejoong terus mendesaknya.

  “Kau tidak benar-benar mencintaiku! Kau pendusta! Kau---”

  “NE!! AKU MEMANG PENDUSTA!! AKU TIDAK BISA MENJAGA JANJIKU PADAMU! AKU TIDAK BISA MEMBATALKAN PERNIKAHAN TERKUTUK ITU!! BISAKAH KAU BERHENTI MENYUDUTKAN AKU?!”


DEGG.


Jaejoong tersentak kaget.
Tangisnya mengalir dalam tempo lambat.
Ia meringis.
Tenggorokannya tercekat.

Sementara Yunho menarik nafas panjang.
Tidak.
Ia tidak boleh emosi seperti ini.
Ia harus mendinginkan kepalanya terlebih dahulu dan kembali melanjutkan pembicaraan dengan Jaejoong.
Ne, ia harus.


SSRAK.


Yunho beranjak dari duduknya.
Ia segera berjalan keluar dan meninggalkan Jaejoong.
Mengacuhkan namja cantik yang sedang menangis sendu itu.
Jaejoong tersengguk.
Telinganya mendengar jelas suara mesin mobil Yunho yang menyala.

Begitukah?
Jadi begitukah yang ada di benakmu selama ini Yunnie ah?
Kisah cinta kita hanya sebuah klise?


SSRK.


Jaejoong menggeser bantalnya.
Ia meraih secarik kertas yang tampak kusut di sana.
Air matanya semakin mengalir deras.
Tangisnya tumpah.
Ia terisak dalam seraya mencengkram erat kertas pemberitahuan itu.

  Kim Jaejoong, Male Pregnancy (+)


-------


Yunho menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Satu kebiasaannya yang tidak pernah bisa hilang ketika ia sedang emosi.
Wajahnya tampak memerah.
Ia harus berusaha menghilangkan emosinya dalam waktu singkat.

Ia tidak bisa membiarkan kekasihnya menangis seperti itu.
Sama sekali tidak.

Namja tampan itu meringis.
Sebenarnya ia tidak ingin mengacuhkan Jaejoong.
Ia tidak ingin membentak namja cantik itu.
Tapi Jaejoong terus menyudutkannya.
Yunho frustasi.
Ditambah lagi dengan desisan tajam Ummanya yang terus terngiang di kepalanya.

Oh gosh!

Namja tampan itu menghembuskan nafasnya.
Ia melepas satu tangannya dari stir mobil dan memijat pelipisnya perlahan.
Tanpa menyadari sebuah motor yang melaju kencang dari arah yang berlawanan.
Yunho mengerjapkan matanya.
Namun baru saja ia akan menurunkan kecepatan mobilnya, mata musangnya menangkap sebuah motor yang berbelok di tikungan tajam itu.


CKIIIITTTTT!!


BRAKKK!!


Bugatti Veyron minimalis itu terhempas.
Menabrak pagar pembatas jalan dengan keras.


TBC

1 komentar:

  1. puhleaseeeeeeeeeeeeeeeeeee jung keybum >< jgn bikin yunjae tersiksa >< :(((((( enough :'(
    kasian jeje umma :(

    hueeeeeeeeeeeeeee jangan bilang appa kecelakaan terus ilang ingatan T_T andwae :'(

    BalasHapus