This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 22 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 3

PART 3.


Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Gelisah.
Ia benar-benar merasa gelisah.

Apa yang terjadi?

Sejak Yunho pergi meninggalkannya dua hari yang lalu perasaannya mulai berkecamuk.
Batinnya tidak bisa tenang semenit pun.

Mom.

Dan bahkan ponsel Yunho tidak aktif.
Apa namja tampan itu benar-benar marah padanya?

  “Jaejoong! Kerja yang benar! Kau tidak lihat lantainya masih berdebu?”

Namja cantik itu tersentak kaget.
Sontak ia mendongakkan wajahnya dan menatap Sandara Park, resepsionis di lobi kantor membentaknya dengan raut emosi.
Well, yeoja berambut cokelat ini memang memiliki kadar emosi yang berlebihan terkadang.

  “Ne Nuna, arasseo” Sahut Jaejoong mengangguk.

Yeoja cantik itu mendengus kesal dan berjalan menuju kursinya.
Bersiap menjalankan tugasnya.
Masih pukul 9.

  “Nuna” Panggil Jaejoong berteriak.

Sandara menolehkan wajahnya.
Menaikkan alis menunggu kalimat Jaejoong selanjutnya.

  “Apa kau melihat Presiden Direktur dua hari ini?”

Cih.

Yeoja berambut cokelat itu memicingkan matanya sebal.
Ia mengangkat bahu dan memutar bola matanya seraya mengalihkan wajah.
Membuat Jaejoong menghela nafas pendek.
Yah, satu kantor tahu kalau ia dan Yunho menjalin hubungan.
Tapi bukan berarti tidak sedikit yang membenci jalinan kisah mereka.

Hello?

Seorang Office Boy biasa bersanding dengan Presiden Direktur termuda di Seoul?
Menurutmu?

  “Jaejoongie Hyung! Semangat!”

Namja cantik itu menoleh.
Tersenyum lebar kepada Taemin yang melewati dirinya.
Office Boy baru itu sedang beranjak memasuki pintu tangga darurat untuk dibersihkan.

Huf.

Kau dimana Yunnie ah?


-------


CKLEK.


Pintu kamar rawat itu terbuka pelan.
Memperlihatkan sesosok yeoja cantik berambut ikal dengan jas dokternya yang panjang.
Ia tersenyum kecut menghampiri Keybum, Jinki, Ahra dan Jessica yang sedang duduk di ruang tunggu.

  “Dokter Park, bagaimana?” Tanya Jinki khawatir.

Dokter bernama Park Sooji itu menarik nafas panjang.
Ia mengerutkan dahinya.

  “Denyut jantungnya lemah sekali, kemungkinan pasien untuk bertahan hanya 75%” Ujar Dokter ikal itu.

Keybum tersentak.
Matanya mengerjap.
Panas.
Basah.
Ia tidak kuat untuk menangis.
Oh gosh!
Putra sulungnya sedang terbaring lemah di dalam sana apa kau tahu itu eoh?


  “Oppa..Huks..”

Jessica menangis lirih.
Ia terisak di kursinya.
Sementara Ahra hanya diam dengan wajah menunduk.

  “Kami sudah mencoba melakukan berbagai cara, tapi tubuh pasien menolak untuk bereaksi” Sambung Sooji lagi.

  “A-apa?” Lirih Keybum nyaris tidak terdengar.

Dokter berambut ikal itu berbisik pelan.

  “Jung Yunho mengalami koma”


BRUKK!


Jinki berteriak lantang.
Jessica menjerit.
Mereka segera merengkuh Keybum yang kehilangan kesadarannya.
Sementara Ahra masih bungkam.
Hanya mata sipitnya yang terlihat bergerak pelan.

Yeoja cantik berambut hitam itu berjalan menjauhi keluarga Jung tanpa suara.
Diam-diam ia meraih ponselnya dan mendial satu nomor yang tersimpan di kontak ponselnya.
Kemudian ia mendengus ketika sambungan telepon berhasil.

  “Aish! Semua rencanaku berantakan, Umma! Yunho kecelakaan dan koma! AISH! Nobody knows when he’ll wake up!” Jerit Ahra kesal.

Terdengar suara helaan nafas dari sana.

  “Kau hanya perlu bersabar, justru ini kesempatan emas untukmu, sayang, rebut perhatian Jung Keybum sepintar mungkin, dan selalu menjaga Yunho sampai ia sadar”

  “Apa enaknya menjaga orang setengah mati?! Lebih baik aku kembali ke London dan bersenang-senang disana!”

  “Go Ahra-ku sayang, aish, kau ini! Bukankah kau sendiri yang mengatakan kalau kau akan menyedot harta keluarga Jung ketika kau menikah dengannya?”

  “Tapi itu sebelum aku tahu kalau namja gay itu mengalami kecelakaan! Bagaimana kalau nanti dia cacat? AARRGGHH!”

Yeoja cantik itu terus mengumpat kesal.
Ia menendang pagar mungil yang membatasi taman rumah sakit.
Kemudian jemari kirinya terulur untuk menyibakkan poni hitamnya ke belakang.
Satu kebiasaannya ketika ia sedang kesal.


-------


  “Hoekk~!”

Namja cantik itu meringis.
Ia terus menekan perutnya sejak tadi.
Kepalanya pusing.
Rasa mual terus menderanya tanpa henti.

Dan yang paling menyebalkan lagi adalah, perutnya kosong.
Ia tidak sempat sarapan tadi pagi.
Jadi lambungnya hanya mengeluarkan cairan asam berwarna putih.

Namja cantik itu melenguh setelah muntahnya selesai.
Ia menyeka bibirnya dengan air westafel dan beranjak keluar dari kamar mandi.
Sejenak mata beningnya melirik kalender kantor saat ia melewati lift satu.

Ah, ini sudah hampir seminggu.
Dan kekasihnya hilang tanpa kabar.

Sepertinya jalan satu-satunya adalah dengan mengunjungi rumah keluarga Jung itu.

Jaejoong mendengus.
Hatinya sakit.
Mengingat mungkin saja kekasihnya berniat mengkhianati dirinya dan menikah dengan yeoja asing itu.
Bukankah Yunho melarikan diri saat ia menuntut pernikahan itu dibatalkan eoh?

  “HNGHH!”

Jaejoong tersentak.
Mendadak kakinya terasa lemas.
Perutnya kembali bergejolak.
Sepertinya kali ini bukan bayinya yang berulah.
Tapi maag-nya yang kembali kambuh.

Aish.

Ottokhe?

  “Hyung? Sedang apa kau disitu?”

Jaejoong bersyukur dalam hati.
Matanya mengerjap lemah memandangi Taemin yang berjalan ke arahnya.
Laki-laki berkulit putih susu itu membulatkan matanya dan segera berlutut di hadapan Jaejoong.

  “Kau sakit? Apa kau bisa jalan? Aish! Bagimana ini??”

Taemin panik.
Ia menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan.
Melirik Office Boy lain yang mungkin saja lewat di dekat mereka.
Meminta tolong kepada karyawan kantor?
Taemin tidak memiliki nyali yang cukup kuat untuk itu.

Uh.

  “T-Taeminnie..” Gumam Jaejoong lirih.

Ia mengernyit.
Merasakan perutnya yang terlilit.

Taemin semakin histeris.
Ia memutuskan untuk merangkul Jaejoong dan menyeretnya ke dalam pintu tangga darurat terdekat.
Kemudian ia mendudukkan Jaejoong disana.
Lalu ia berlari keluar untuk mencari kotak P3K bersama sebungkus roti dan sekotak kecil susu dari kantin.

Namja cantik itu tersenyum kecil saat Taemin kembali dan segera menyobek roti bantal itu.
Ia memasukkan sebagian besar memenuhi mulut kecil Jaejoong.
Membuat pipinya tampak menggembung lucu walau terlihat pucat.

  “Makanya Hyung, jangan sering lupa makan! Dan lagi, kau tidak boleh banyak pikiran! Kasihan bayimu” Omel Taemin kesal.


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya melebar.
Menatap Taemin yang berceloteh panjang lebar.

  “Ba..Bagaimana kau bisa tahu kalau aku---”

  “Aku tahu gejalanya, soalnya istri dari sepupu jauhku yang bernama Cho Kyuhyun juga mengalami male pregnant”

  “Jadi? Bukan hanya aku?”

  “Aigoo~ Banyak jenis namja yang memiliki rahim sepertimu di dunia ini, Joongie Hyung!”

  “Aku jadi ingin bertemu dengan sepupumu itu”

  “MWO? Andwae andwae! Kau tidak boleh bertemu dengannya!”

  “Eoh? Waeyo?”

Taemin tidak menyahut.
Ia hanya menggembungkan pipinya kesal.
Membuat Jaejoong tersenyum penuh arti dan tidak melanjutkan pembicaraan lagi.
Kedua namja itu hanya saling terdiam satu sama lain.
Sesekali mereka membicarakan hal menarik yang menarik perhatian.


-------


DEG DEG DEG.


Jantung Jaejoong berdebar tidak karuan.
Ia menyentuh perutnya perlahan.
Wajahnya mendongak.
Menatap pintu rumah keluarga Jung yang berukir itu.

Oh gosh.

Jaejoong gelisah.
Ia tahu semua orang yang berada di rumah ini tidak menyukai dirinya.
Ck, semoga saja tidak terjadi sesuatu yang mengerikan.


TING TONG!


Jaejoong mendengar suara sahutan dari interkom.
Ia menundukkan wajahnya gelisah.
Jemarinya mulai memainkan ujung kaus abu-abu yang dikenakannya.


CKLEK!


Jaejoong mendongak.
Seorang maid berambut blonde bername-tag Nana Kim membukakan pintu.
Yeoja itu mengernyitkan dahinya.

  “Nuguseyo?”

  “Ah, aku---”


TAP TAP TAP.


  “Nana? Siapa yang datang?”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Teinganya menangkap suara Jessica yang merdu.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya dan menatap Jessica yang terlihat kaget.
Mata sipitnya membulat dalam sekejap.

  “Untuk apa kau datang kesini eoh? Apa kau tidak tahu sendal lusuhmu itu dilarang di halaman rumah ini?!” Maki Jessica kesal.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Emosinya tersulut.
Namun ia berusaha menahannya.

  “Aku..Ingin bertemu dengan Yunni--Yunho” Ujar Jaejoong pelan.

Huh?

Jessica menarik senyum remehnya.

  “Atas dasar apa kau ingin bertemu dengan Oppaku? Apa kau ingin merebut perhatiannya lagi supaya ia membangkang kepada Ummaku?”

  “Ani, bukan itu, aku..Aku hanya khawatir..”

  “KAU TIDAK PANTAS UNTUK KHAWATIR! DENGAR KIM! LEBIH BAIK KAU PERGI DARI SINI! OPPAKU TIDAK INGIN BERTEMU DENGANMU!!”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap mata sipit Jessica yang tampak berkaca-kaca.

  “OPPAKU AKAN SEGERA MENIKAH DENGAN AHRA! LEBIH BAIK KAU MENGHILANG DARI KEHIDUPANNYA!”

Jaejoong mengusap perutnya diam-diam.
Pikirannya berkecamuk.

Antara sakit, kesal, marah dan kecewa.
Tapi terselip rasa bingung.
Kenapa yeoja blonde ini berteriak dengan suara yang terdengar serak dan bergetar?
Kenapa mata indahnya terlihat berkaca-kaca?

Ia seakan ingin menumpahkan tangisnya.

  “Tapi aku---”

  “KUBILANG PERGI! YUNHO OPPA MEMBENCIMU! IA TIDAK MENCINTAIMU LAGI!! KAU TIDAK PRIORITAS LAGI DI HATINYA!! PERGI!!”


DEG.


Jaejoong merasakan matanya panas.

Tidak.

Ia tahu ia tidak boleh menangis.
Ia tahu ia tidak boleh lemah.
Ia tahu ia tidak boleh percaya.

Tapi tetap saja ia tidak kuat.
Hatinya terasa tercabik mendengar Jessica berteriak seperti itu kepadanya.
Benarkah?

Yunnie tidak mencintaiku lagi?
Ia benar-benar memilih Ahra untuk menjadi pendampingnya?

Lalu apa artinya 2 tahun kita bersama?

Jaejoong mengusap air matanya yang menetes.
Ia merapatkan bibirnya sekuat tenaga.
Jessica mendengus keras dan membanting pintu rumahnya dengan kasar.
Membuat Jaejoong terlonjak kaget dan terpaku di sana.

  “..Hiks..”

Suara isakan lemah itu terdengar mendominasi.
Hatinya digerogoti rasa sakit.
Kalau memang Yunho sudah tidak menginginkannya lagi, setidaknya ia keluar dari rumah dan bicara dengannya!
Bukan seperti ini!
Bukan dengan cara menghindar tatap seperti ini!

Atau ia takut?

Takut untuk melukai Jaejoong?
Atau takut untuk mengasari Jaejoong?

  “Yunnie yah..Hiks..”

Namja cantik itu berlutut di lantai.
Ia terisak keras.
Wajahnya tampak memerah.
Tangisnya terdengar sangat frustasi.

Haruskah kita berakhir seperti ini?

  “Aku hamil Yunho ah..Hiks..Ada benihmu disini..” Bisik Jaejoong nyaris tidak terdengar.


-------


  “Lee Taemin! Kenapa kau tidak datang ke ruanganku kemarin eoh?! Dan kenapa kau memakai seragam Office Boy?!”

Namja berkulit susu itu mempoutkan bibirnya manja.
Dahinya mengerut dengan pipi yang menggembung.
Ia memalingkan wajahnya.
Menolak menatap wajah suami dari sepupunya itu.

  “KAU INI PUTRA BUNGSU DARI KELUARGA BESAR SHIM YANG TERHORMAT! PEKERJAAN MEMALUKANMU ITU MERUSAK NAMA BAIK KELUARGA KAU TAHU ITU HAH?!”

Taemin semakin mempoutkan bibirnya.
Nafasnya mendengus tidak senang.
Ia menundukkan wajahnya menatap lantai.

  “Beritahu aku! Kenapa kau tidak pernah mendengar perkataanku hah? Kau menolak harta warisan dari Haraboji dan malah bekerja sebagai Office Boy di perusahaan lain! Sebenarnya apa maumu?!”

Namja susu itu merasakan matanya basah.
Ia menangis tanpa suara.
Bibirnya masih terkatup rapat dalam diam.

Kemudian ia beranjak berdiri dari sofa dan berjalan menaiki tangga.
Memasuki kamarnya yang berada di lantai dua.
Namun sebelum ia benar-benar menapaki anak tangga itu, bibirnya berucap lirih dengan suara yang terdengar pecah karena tangisan.

  “Aku merasa tidak berhak atas apa yang diwariskan untukku Hyung..Karena aku hanya seorang anak haram..Darahku bukan darah murni dari keluarga Shim..Maka dari itu aku ingin menghidupi diriku dengan tanganku sendiri..”

Namja berwajah kekanakan itu tertegun.
Matanya bergerak pelan menatap Taemin yang membanting pintu kamarnya.

Sesosok namja manis dengan raut evilnya berdesah pelan.
Ia memicingkan matanya kepada sang suami dan berjalan menyusul sepupunya yang manja itu.


CKLEK.


Shim Kyuhyun tersenyum kecil.
Menatap Taemin yang menenggelamkan wajahnya di balik bantal Keropi kesayangannya.

  “Taeminnie” Panggil Kyuhyun berbisik.

Taemin terisak keras.
Ia menahan nafasnya dan mengusap wajahnya di bantal itu.

  “Maafkan Changmin Hyung ne? Ia tidak bermaksud memarahimu, hanya saja emosinya sedang tidak beraturan hari ini, banyak masalah berdatangan di kantor” Ujar Kyuhyun pelan.

Taemin tidak menyahut.
Ia menghela nafas panjang.

  “Dan lagi, siapa yang memberitahumu kalau kau bukan darah murni keluarga Shim eoh? Kau putra dari Appamu”

  “Tapi aku bukan putra kandung Appa! Umma berselingkuh dengan lelaki lain diluar sana! Tidak salah kalau aku bilang darahku tidak murni! Bahkan aku harus memakai marga Appa asliku! Lee! Aku membencinyaaaaaa!”

  “Tapi tetap saja dimata kami semua kau adalah putra terkecil dari keluarga besar kita, tidak ada yang mempermasalahkan darahmu sayang, dan Changmin wajar mengatur-ngatur kehidupanmu seperti itu, karena setelah kedua orang tuamu meninggal, kau tinggal bersamaku, jadi otomatis Changmin Hyung merangkap menjadi Appa keduamu ne?”

  “Appa ketigaku”

  “Baiklah”

  “…”

  “Lalu apa yang diinginkan seorang Appa terhadap putranya hum?”

  “Yang terbaik”

  “Kau mengerti?”

Uh.

Taemin mengangguk pelan.
Ia menghembuskan nafas panjang.
Membuat Kyuhyun terkekeh geli.

  “Omo, calon keponakanmu menendang!”

Taemin menaikkan alisnya.
Ia segera menyentuhkan telapak tangannya di atas perut Kyuhyun.
Tersenyum kecil untuk sesaat.

  “Omong-omong, melihat calon keponakanku menendang seperti ini, aku jadi teringat temanku di kantor” Ujar Taemin.

Eoh?

Kyuhyun menaikkan alisnya.

  “Dia seorang Office Boy sepertiku, dan dia sedang mengandung”

  “Jeongmall?”

  “Um, dan kau tahu dia mengandung anak siapa, Hyung?”

Kyuhyun menggeleng.
Ia menatap lurus Taemin yang menarik seringai nakalnya.

  “Anak kandung dari Presiden Direktur Jung’s Corp” Bisik Taemin pelan.


-------


Jaejoong mengulas senyum kecilnya saat ini.
Well, setidaknya ia bisa melupakan masalahnya sejenak bersama kue-kue manis yang baru saja selesai dipanggang ini.
Ah, mencium aroma manis dari madu ini mengingatkannya tentang Yunho.

Yunho.

  “I Miss You Bear..” Bisik Jaejoong lirih.

Ia mengusap wajahnya.
Mencoba menahan tangisnya yang akan kembali berjatuhan.
Tidak.
Ia harus kuat.

Tidak semua hal bisa diraih dengan mudah.
Hidup itu penuh tantangan.

Kau harus semangat, Kim Jaejoong!

Namja cantik itu mencengkram erat pegangan keranjang mungil berisi kue hangat itu.
Ia ingin menghabiskan kue-kue manis buatannya itu di taman kota sekarang.

Uh.

Apakah ini keinginan dari Jung kecil yang dikandungnya hum?


CKLEK.


Namja cantik itu membuka pintu rumahnya.
Ia baru saja hendak melangkahkan kakinya untuk menyebrang, tapi mendadak gerakannya terhenti ketika suara klakson terdengar nyaring dari arah kanan.
Sontak Jaejoong terkesiap.
Ia segera memundurkan langkahnya dengan jantung yang berdegup kencang.
Gosh.
Ia hampir saja tertabrak mobil Audy hitam itu!


BLAM!


Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Menatap sesosok namja berwajah kekanakan yang turun dari mobilnya dan berjalan menghampirinya.

  “Kau baik-baik saja? Maafkan aku, aku tidak melihatmu menyebrang, Nona” Ujar namja itu.

Eoh?

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menggeleng pelan.

  “Ani, salahku juga, aku tidak melihat mobilmu..AH, dan maaf, aku bukan wanita”

  “Omo, jadi, kau namja?”

  “Ne”

  “Mianhae, aku tidak tahu, aku---”

Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
Melirik namja berwajah kekanakan yang berdiri di hadapannya mendadak terdiam.
Mata sipitnya bergerak memperhatikan keranjang kecil yang Jaejoong genggam dengan saputangan.

  “Waeyo?” Tanya Jaejoong pelan.

  “Mianhae, apakah itu..Makanan?” Balas namja itu bertanya.

  “Apa?”

  “Anu, penciumanku mengenai makanan sedikit lebih tajam dari orang lain, maaf, aku tidak sopan”

  “Ani, gwenchana, hehehe, ne, kau benar, ini kue kering, kau mau mencobanya?”

Omo.

Namja berwajah kekanakn itu menaikkan alisnya.
Seulas senyum manis terkembang di wajahnya.

  “Bolehkah?”

  “Tentu saja”

Jaejoong segera membuka tutup keranjangnya.
Membiarkan namja berjas itu mencomot kue manisnya.
Beberapa detik namja berwajah kekanakan itu mengunyah, matanya melebar.
Ia menatap tidak percaya kue yang ada di keranjang mungil itu.

  “Apakah kau yang membuatnya?”

  “Ne, kau benar, waeyo? Apakah rasanya aneh?”

Namja berwajah kekanakan itu menggeleng cepat.
Ia tersenyum lebar dan mengeluarkan kartu namanya.
Kemudian ia memberikan kartu berwarna putih itu kepada Jaejoong.

  “Kebetulan sekali, aku baru saja mendirikan cafĂ© cabang dari perusahaanku di Jepang, apa kau berminat bekerja denganku, Non---Tuan?”

  “Mwo?”

  “Kau bisa memikirkan jawabannya sampai minggu depan, hubungi saja nomorku ara? Kue buatanmu sungguh lezat! Aku yakin kita akan menjadi partner kerja yang hebat nantinya, otte?”

  “…A-Aku--”

  “Kau masih bisa memikirkannya, gwenchana, tapi aku harap kau menganggukkan kepala ne? Cha, aku harus kembali ke kantor sekarang juga”

  “Ne..”

  “Maaf sudah hampir menabrakmu, dan terima kasih untuk kuenya!”

  “Sama-sama!”

Jaejoong tersenyum kecil melirik namja berjas itu menaiki mobil mewahnya.
Kemudian mobil berwarna hitam itu melaju meninggalkan dirinya di tempat.
Eoh?
Jaejoong terdiam.
Ia menunduk dan kembali memperhatikan kartu nama itu.

  ‘Leader Of Shim’s Corp (Food Indusry):

Shim Changmin.
0743xxxxxxxx’


TBC

SILENT READER, YES!
#via RirinRuwani

1 komentar:

  1. wowww
    Yun koma ?
    itu kan malah bikin Jae salah sangka
    aigooo
    kasian banget sih kamuh Jae
    pas lagi hamil gitu malah ditinggal.

    ihhh
    keluarga Jung jahat bener deh nih ah.

    owh ... jadi Taemin ga mau Jae ketemu sama Kyuhyun karena Taemin nyembunyiin identitas aslinya toh ...

    BalasHapus