This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/FLASHBACK



Tittle: FLASHBACK

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-incest-romance-friendship-sweet-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO, JUNG JUNHON, JUNG YUNJAEYUN, DAN JUNG JU HEE  MILIK AUTHOR SETANGKAI!


Ps: FF ini oneshoot percobaan, aku mau liat gimana kalau mereka semua ketemu dan saling kompak.

-  Jaeho, Junhon, Minkyu, dan Sooji kelas 1 SMP.

-  Ju Hee, Chang Gyu sama Yoosu kelas  3 SMP.

-  Yunjaeyun kelas 1 SMA.


-------


  “Comeback here!”

.
.
.


  “SHINKISEED!!”

  “JJANG!”

Suara riuh tepuk tangan terdengar memekakkan telinga.
Para remaja meneriaki band ternama yg bernama Shinkiseed itu.

Tampak dari paling depan, sesosok yeoja berambut almond dengan short dress merahnya yg dipadu dengan aksen garis2 hitam yg keras.
Sepatu boot selututnya dengan tali berwarna hijau terang, dan topi bajak laut dengan tambalan gambar tengkorak di kepalanya.

Jung Ju Hee tersenyum puas.

Ia merasakan keringatnya mengalir membasahi pelipis.
Oh well.

Ini adalah konser perdananya setelah vakum selama 3 bulan.

Banyak yg harus diselesaikan.

Drummer, Hwang Chansung yg harus membantu toko musik keluarganya yg kebanjiran order gitar.
Keyboarder, Park Sooji yg harus mengikuti les atas perintah Ummanya.
Vokalis utama, Shim Chang Gyu yg sibuk mengurus klub musik untuk anak kelas 1 SMP.
Rapper, Jung Yonghwa yg satu2nya bersantai selama beberapa minggu terakhir ini.

Dan Vokalis kedua sekaligus gitaris, Jung Ju Hee.
Menyelesaikan lirik lagu yg sempat terhenti akhir2 ini.

  “Kita sangat hebat hari ini!” Teriak Chang Gyu setelah konser selesai.


Para siswa kelas 3 SMP kecuali Sooji yg masih 1 SMP itu saling berteriak lantang.

Mereka bertoss ria dan terkekeh kecil.

  “Sampai bertemu lagi besok di sekolah!” Ujar Chansung tersenyum lebar.

Mereka semua mengangguk.
Membereskan barang masing2 dan keluar dari studio khusus milik mereka.


TAP TAP TAP.


  “Hei”

Eoh?

Jung Ju Hee menaikkan alisnya.
Menatap tidak percaya Oppa kandungnya yg berdiri bersandar di dinding.

  “Yun Yun? Kau menungguku?” Tanya yeoja gothic itu.

Namja cool itu mengangguk.
Ia tertawa kecil.

  “Ada yg ingin kubicarakan”

  “OH well, di mana? Apertemenmu?”

Namja cool itu mengangguk.

  “Namja kembar itu sudah menunggu di sana”

Oh wow.
Ju Hee tertawa lirih.


-------


Jung Yunjaeyun, Jung Ju Hee, Jung Jaeho dan Jung Junhon.

Keempat Jung ini tinggal di satu gedung yg sama dan menempati kamar yg berbeda.
Satu lantai.
Satu lorong.
Hanya berbeda pintu.

Kau tahu kenapa?

Karena kedua orang tua mereka pergi setelah bertengkar hebat setahun yg lalu.

Tidak ada yg mau menempati rumah kosong itu.
Jadi mereka memutuskan untuk tinggal di apertemen dan mengurus diri masing2.
Well, setidaknya tidak ada lagi yg melarang atau memerintah mereka.
Tapi tetap saja terkadang rasanya menyebalkan.

Yunjaeyun kelas satu SMA.
Ju Hee sudah kelas tiga SMP.
Sementara si kembar masih kelas 1 SMP.

Mereka bersekolah di DongBangSchool.
Sekolah swasta yg terbagi menjadi tiga gedung.
SD, SMP, dan SMA, hanya dipisahkan oleh pagar.

Uang?

Tentu saja Yunho dan Jaejoong selalu mengirimi mereka uang secara rutin.
Anak2 itu tidak tahu, kalau selama ini Yunho mengira mereka tinggal bersama Ummanya.
Dan begitu juga dengan Jaejoong.
Ia mengira kalau keempat bersaudara itu tinggal dengan Yunho.


TREK.


Ju Hee mengangkat wajahnya.
Menatap Junhon yg meletakkan sepiring kue strawberry di atas meja.

  “Katakan apa yg ingin kalian bicarakan, aku capek” Ujar yeoja almond itu datar.

Jaeho menaikkan alisnya.

  “Kau tahu, kita berempat memiliki darah yg sama, tapi selama ini kita tidak pernah saling peduli satu sama lain” Ujarnya.

  “Then?”

  “Untuk saat ini, kurasa kita semua harus berubah, saling bekerja sama dan kompak layaknya saudara pada umumnya”

  “Untuk apa?”

Junhon menyelip.
Ia mengalih ke arah Ju Hee.

  “Karena kami menemukan ini” Bisiknya lirih.

Yunjaeyun dan Ju Hee saling menatap kompak.
Mereka meraih sepucuk surat yg terlihat kumal itu dan menatapnya lama.

  “Baca” Perintah Jaeho tegas.


SSREK.


Amplop itu terbuka.
Ada selembar surat di dalamnya.


DEG.


  “Ini..”

  “Kau mengerti? Umma dan Appa tidak seharusnya berpisah, mereka hanya terbawa emosi sesaat, aku yakin itu”

  “Jaeho, apa maksudmu?”

  “Aku dengar dari beberapa karyawan di kantor, Go Ahjuma memang sejak dulu mengejar uri Appa”

Oh guess.

Yunjaeyun menaikkan alisnya.
Jaeho memang memegang satu kantor Appanya, dan sudah tentu ia tahu itu.

  “Keluarga kita rusak bukan karena Umma dan Appa tidak saling mencintai lagi, tapi karena perempuan jalang itu” Jelas Jaeho lagi.

Ju Hee terkekeh.

  “Kau tahu apa? Aku berpikir kalau mereka melupakan surat ini ani? Lupa dengan rasa cinta mereka yg terjalin selama ini”

Yunjaeyun tersenyum.

  “Jadi, apa yg harus kita lakukan?” Tanyanya.

  “Flashback” Sahut Junhon balas tersenyum.

  “Kita akan membuat mereka mengingat apa yg ada di masa lalu” Jelas Jaeho.

  “Ah, aku merindukan pai Apel buatan Umma” Celetuk Ju Hee.


-------


Namja Lollipop itu mengernyitkan dahinya.
Mata sipitnya meneliti kertas pembuktian dari penarikan uang itu.

  “Yg jelas saat Ummamu mengirimkan uang ini, ia sedang berada di London” Ujarnya.

Jaeho mengernyitkan dahi.

  “Ummaku seorang model, ia selalu berkeliling kemana saja”

Yoosu yg duduk di sebelah Minkyu ikut bersuara.

  “Apakah minggu ini ia akan mengirimkan uang lagi?”

Jaeho mengangguk.

  “Bagus, kurasa aku dan Kyukyu bisa melacaknya dengan cepat”

Junhon mengernyitkan dahinya.

  “Bagaimana dengan Appa?”

  “Agak sulit Hon, bukankah Appamu selalu mengirimkan uang dengan ATM sekretarisnya?”

Oh well.

Namja cherry itu menundukkan wajahnya.
Ia menghela nafas.


GREK!

 
  “Holaa~ Jae, kudengar kalian mencari Umma Jung dan Appa Jung ani?” Sapa Sooji yg baru saja masuk kelas.
Ia duduk di samping Junhon.

  “Yeah, menurutmu?” Ujar Jaeho memutar bola matanya.

Yeoja ikal itu terkikik geli.

  “Nunanya Minkyu juga ikut membantu, Gyunnie Onnie dan Juju Onnie mencari barang2 lama yg tersimpan di rumah lama kalian kemarin” Ujarnya.

  “Itu bagus, semakin banyak orang maka semuanya akan cepat selesai” Sahut Jaeho tersenyum.

  “Sebentar lagi bel masuk, aku kembali ke kelas ne!” Celetuk Yoosu.

Mereka semua mengangguk.

  “Yoosu Hyung, beritahu Juju untuk datang ke apertemenku dan Honchan pulang sekolah nanti” Ujar Jaeho.

  “Tidak bisa! Kami latihan band!” Seru Sooji memotong.

Jaeho menggeram kesal.

  “Yasudah, setelah latihan band saja!”

Yeoja ikal itu tertawa geli.
Ia memutar pandangannya dan menaikkan alis memandang Yoosu yg mencuri ciuman Minkyu barusan.

  “YAAK! Oppa! Kuadukan kau pada Umma eoh!” Jeritnya lantang.

  “Dasar ember, tukang ngadu!” Tawa Jaeho menyipitkan mata musangnya.

Aish!

  “Diam kau, baskom brother complex! Ini urusanku dengan Yoo Oppa!”

  “Terserah kau saja, ember!”

Namja Lollipop itu mengernyitkan dahinya.
Ia menggigit keras permen Lollipop rasa jeruknya dan tersenyum kecil diam2.

Sementara Junhon sudah mengeluarkan bukunya dan siap menunggu bel masuk.


-------


Namja cool bermata musang itu menyeringai lebar.
Menatap adik2nya yg duduk di sofa miliknya.

  “Aku menemukan Umma”


DEG.


Tiga Jungs itu saling membulatkan mata mereka.

  “Ia sedang berada di Jepang untuk pemotretan saat ini”

Ju Hee tertawa kecil.

  “Itu bagus! Kapan ia akan pergi lagi?”

  “Minggu depan, kurasa”

Oh well.

  “Hyungdeul, Nuna, Hon punya ide” Celetuk Junhon tiba2.


-------


Suara blitz kamera terdengar mendominasi.
Menghujani sosok cantik yg berada di area pemotretan.

Namja cantik itu bersandar di dinding.
Menatap angkuh sang kamera seraya menarik kerah bajunya.
Memperlihatkan merek promosinya kali ini.

  “YAK! Selesai! Kau hebat, Jung Jaejoong!”

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia meraih botol minumnya dan meneguknya beberapa kali.

  “Jaejoong ah, ada anak2 yg menunggumu di ruang gantimu”

  “Nugu?”

  “Mereka bilang mereka fans beratmu, berhasil mendapat akses masuk karena mereka sedang magang di salah satu majalah dan bertugas untuk mewawancarai dirimu”

  “Oh, araso”

Jaejoong tersenyum pada asistennya itu.
Ia segera berjalan menuju ruang gantinya dan membuka pintu itu.


CKLEK


DEG.


  “Jung Jaejoong? Kau tidak mengganti namamu eh?”

  “Omo..”

Namja cantik itu terhenyak.
Tenggorokannya tercekat.
Mata bulatnya yg bening bergerak pelan.

Memperhatikan keempat remaja yg sangat dikenalnya itu.


GREPP!


  “Bogoshippo!” Jerit Junhon terisak.

Jaejoong masih terpaku.
Perlahan jemarinya bergerak mengelus kepala masing2 dari mereka.

Namja cantik itu terkekeh kecil.

  “Na do shippoyo” Bisiknya lirih.

4 Jungs itu melepas pelukan mereka dan berdiri tepat menghadap Jaejoong.

  “Apa yg kalian lakukan disini huh? Tidak sekolah?” Tanya Jaejoong setelah sadar.

Ju Hee tertawa mengejek.
Ia menyilangkan kedua lengannya di dada.

  “Bolos”

  “MWO??”

Yunjaeyun melirik tajam adik keduanya itu.
Ia menggeleng menatap Ummanya yg terlihat shock.

  “Ani Umma, kami sudah mendapat izin dari sekolah” Jelasnya.

Jaejoong mengernyit.
Ia mendudukkan dirinya di kursi.

  “Umma, kami tidak tahan lagi” Ujar Jaeho memulai.

Junhon mengangguk.

  “Sudah setahun, itu cukup lama” Sambungnya.

  “Selama ini kami diam saja karena kami pikir kalian akan kembali bersama lagi” Celetuk Yunjaeyun.

Eoh?

Jaejoong mengernyitkan dahi bingung.

  “Aku bosan makan ramen terus, makanan diluar tidak enak” Gumam Ju Hee lirih.

  “Ramen? Bukankah ada Appa di rumah? Dan asistennya yg bernama Go Ahra itu? Tidakkah ia bisa memasak?” Tanya Jaejoong bingung.

  “Apa yg Umma bicarakan?” Balas Yunjaeyun ikut bertanya.

Oh mom.

  “Bukankah kalian tinggal bersama Appa?”

Guess.

4 Jung itu saling mengernyitkan dahi satu sama lain.

  “Bahkan namja itu saja belum berhasil kami temukan sampai saat ini, kami tinggal sendiri Umma, di apertemen” Ucap Jaeho.


DEG.


Jaejoong membulatkan matanya.
Menatap tidak percaya keempat anaknya.

Oh mom.

Namja cantik itu terenyuh.
Ada sesuatu yg menyeruak di dadanya.
Rasa yg sulit dilukiskan.

Jadi, selama setahun ini keempat prajurit kesayangannya hidup sendirikah?
Tanpa orang dewasa yg mendampingi?

  “Umma, uljimarayo” Bisik Junhon mengusap wajah Jaejoong.

  “Umma benar2 buruk..Hiks..Mian..” Balas Jaejoong berbisik.

Ju Hee mendengus.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Jaejae dan Honchan menemukan ini beberapa minggu yg lalu” Ujar Yunjaeyun seraya menyerahkan sepucuk surat.

Jaejoong mengusap wajahnya dan menatap amplop yg terasa tidak asing itu.

  “Really, you and dad need a flashback for this time” Ujar Jaeho lirih.


-------


Namja tampan itu mencengkram erat surat yg ada di genggamannya.
Sekretarisnya yg berambut pendek itu mengatakan kalau surat itu dikirim dari perusahaan cabang Seoul.

Perusahaan yg dipegang putra keduanya.

Hahh.

Yunho menghela nafas.
Memejamkan mata sejenak.

Mengingat sepotong kenangan manis yg datang bersama surat ini.
Dulu, dulu sekali, puluhan tahun yg lalu, saat ia dan Jaejoong masih bertunangan.

Mereka berdua duduk di café La Pomme.
Saat itu Jaejoong tertawa sendiri seraya mencoret secarik kertas yg ada.
Ia menyodorkan kertas itu kepada Yunho setelah selesai.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Ia mengambil pulpen yg ada di tangan Jaejoong dan balas menulis di bawah kalimat milik namja cantik itu.

Oh guess.

Satu kertas itu penuh dengan tulisan.

Puisi manis bergambar perasaan masing2 saat itu.

Yunho terdiam.
Mata musangnya melirik kertas yg ada di genggamannya saat ini.

  “Ck, bagaimana bisa kalian menemukan kertas ini eoh?” Gumamnya bingung.

Dan sekarang semua masa lalunya ketika masih bersama Jaejoong kembali menyeruak.
Melesat tanpa perintah.
Flashback.
Yunho mengusap wajahnya.

Kemudian ia segera membuka surat kedua yg datang bersamaan dengan surat itu.

  La Pomme,10 Juni, pukul 20.00

Eoh?


-------


Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Mengutuki dirinya saat ini.

Kenapa ia mau saja datang ke café ini huh?
Ck, pabo!

Jaejoong merasa ini semua sangat konyol.
Bahkan sudah hampir setengah jam dan Yunho belum datang.


GREK.


Namja cantik itu baru saja akan beranjak dari kursinya.
Namun gerakannya terhenti ketika mata bulatnya menatap sosok tampan yg berjalan ke arahnya.

Ya tuhan.

Debaran ini.
Desiran hangat ini.
Perasaan menggebu2 ini.

  “Yunnie ah..” Lirih Jaejoong sehalus mungkin.

Namja tampan itu mendudukkan dirinya di hadapan Jaejoong.
Ia terlihat kaku.
Sedikit salah tingkah, mungkin?

  “Bagaimana kabarmu?”

Jaejoong tertegun.
Ia segera mengangguk.

  “Baik..”

Detik berikutnya hening.
Keduanya terdiam dengan pikiran masing2.

Oh gosh.

Diam2 Yunho melirik sosok cantik itu.
Dan debaran menggila itu kembali menghampirinya.

Demi Author, Jaejoong benar2 cantik hari ini.

Sweter longgar berwarna dark blue itu terlihat kontras dengan kulit putihnya.
Rambut almondnya yg sedikit panjang saat ini membuatnya tampak semakin cantik.

Lama mereka saling terdiam.

Sampai kemudian Jaeho datang mengampiri mereka dan meletakkan satu kertas dengan dua pulpen di atas meja.

  “Santai saja” Ujarnya terkekeh.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Menatap kertas putih yg tergeletak itu.

Ah, ia merasa mereka seperti kembali ke masa lalu ani?


SRET!


Jaejoong segera meraih kertas dan pulpen satunya.
Tersenyum manis dan menggores di atas lembar itu.

Kemudian ia menyerahkannya kepada Yunho.

  Kau ingat saat2 seperti ini? Aku Dejavu

Hmp.
Yunho ikut tersenyum.
Ia menekan ujung pulpennya dan menulis di bawah kalimat itu.

  Aku tidak pernah bisa melupakannya..Kau juga mendapat surat itu dari mereka?


  Tentu saja , surat itu membuatku semakin rindu..merindukan cinta pertamaku


  Sekarang aku tahu kenapa aku bisa begitu puitis waktu itu..Karena saat itu aku masih sangat sadar kalau aku begitu mencintaimu..


  Bagaimana keadaan Ahra?


  Aku tidak tahu..


  Kenapa?


  Yeoja itu menghilang setelah mantan kekasihnya menuntutnya ke pengadilan karena kasus penggelapan uang perusahaannya


  Omo..Kupikir kau sudah menikah dengannya..


  Aku hanya pernah menikah satu kali..


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.
Ia mengangkat wajahnya dan terhenyak ketika menyadari kilatan perak dari cincin yg dikenakan Yunho.

Oh gosh.

  “Kau masih memakainya?” Bisik Jaejoong bergetar.

Namja tampan itu tersenyum kecil.

  “Aku bahkan tidak pernah melepasnya sekali pun”

  “Yunnie ah..”

  “Setelah apa yg selama ini terjadi, maukah kau memaafkan aku?”

Namja cantik itu menutup mulutnya dengan punggung tangan.
Yunho bisa melihat jelas ada cincin perak yg sama di jari manis itu.
Jaejoong terisak kecil.

  “Sudah terlalu lama Yunnie ah..Sampai mereka menjadi korban..Hiks..Tapi tetap saja aku tidak bisa berhenti untuk memikirkanmu”

  “Kita berdua terlalu keras kepala”

  “Hiks..”

  “Comeback here!”

Jaejoong tertawa kecil disela tangisnya.
Menatap Yunho yg berseru seraya menepuk dada bidangnya.

Namja cantik itu beranjak.
Ia segera menghambur ke pelukan Yunho dan menangis di sana.

  “Surat waktu itu membuatku mengingat kembali akan masa lalu”

  “Aku juga..”

  “Barangkali cinta..”

Hmph, Jaejoong menyunggingkan senyumnya tanpa sadar.
Ia menepuk bahu Yunho.

  “Hentikan! Kau membuat puisinya terihat jelek! Kalimat itu tidak pantas diucapkan Yunnie ah~!”

Yunho tertawa kecil.
Ia mengangguk dan memeluk erat namja cantik itu.


-------


4 Jungs itu tersenyum manis.
Mereka saling tertawa satu sama lain.

Yunjaeyun menaikkan alisnya.

  “Terkadang aku berpikir, bagaimana bisa Appa begitu romantis waktu itu? Kalau Umma mungkin wajar saja”

Jaeho tertawa.

  “Mungkin kebetulan”

Junhon mendengus.
Ia menggeleng.

  “Ania! Appa memang romantis!”

Eoh?

Kedua namja itu saling tertawa lantang.
Menepuk meja dengan keras.
Aish, dasar Junhon.
Benar2 polos.

Namja cherry itu mempoutkan bibirnya kesal.
Ia memutar pandangannya menatap Nunanya.

Yeoja gothic itu menyeringai kecil seraya membaca ulang surat usang itu.

  “OH well, sepertinya Shinkiseed akan debut lagu baru bulan ini, hahaha, sekali2 lagu romantis tidak apa” Kekehnya geli.

  “Kau mau membuat kata2 yg ada disana menjadi lagu? Yg benar saja!” Ujar Yunjaeyun remeh.

Ju Hee mengernyitkan dahinya.

  “Aku bisa mengubahnya menjadi lagu yg keren, hanya butuh perbaikan disana sini” Ujarnya santai.

  “Andwae! Itu kalimat bersejarah! Nuna tidak boleh mengubahnya!” Jerit Junhon lantang.

Aish.
Ju Hee memutar bola matanya.
Dasar anak cherry.


-------


Yunnie ah, aku mencintaimu..


Aku juga, BooJae.

­­
Yunnie ah..
Barangkali cinta..
Jika darahku mendesirkan gelombang yg tertangkap oleh darahmu dan engkau beriak karenanya..
Darahmu dan darahku, terkunci dalam nadi yg berbeda, namun berpadu dalam badai yg sama..


BooJae ah..
Barangkali cinta..
Jika nafasmu merambatkan api yg menjalar ke paru2ku dan aku terbakar karenanya..
Nafasmu dan nafasku, bangkit dari rongga dada yg berbeda, namun lebur dalam bara yg satu..


Yunnie ah..
Barangkali cinta..
Jika ujung jariku mengantar pesan yg menyebar ke seluruh sel kulitmu dan engkau memahamiku seketika..
Kulitmu dan kulitku, membalut dua tubuh yg berbeda, namun membagi bahasa yg serupa..


BooJae ah..
Barangkali cinta..
Jika tatap matamu membuka pintu menuju jiwa dan aku dapati rumah yg kucari..
Matamu dan mataku, tersimpan dalam kelopak yg terpisah, namun bertemu dalam setapak yg searah..


Yunnie ah..
Barangkali cinta..
Karena darahku, nafasku, kulitku, dan tatap mataku, kehilangan semua makna dan gunanya jika tak ada engkau di seberang sana..


BooJae ah..
Barangkali cinta..
Karena darahmu, nafasmu, kulitmu, dan tatap matamu, kehilangan semua perjalanan dan tujuan  jika tak ada aku di seberang sini..


Hmp~

Pastilah cinta yg memiliki cukup daya, hasrat, kelihaian, kecerdasan, dan kebijaksanaan untuk menghadirkan engkau, aku, ruang, waktu dan menjembatani semuanya semi memahami dirinya sendiri..

Aku mencintaimu..


Marry me?


I do..


END.

-After School, Flashback-

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

1 komentar:

  1. Mewek ...
    hahahah
    liat itu tulisan dari YnJae ...
    aigo
    manis banget
    dan anaknya keren banget itu bisa hidup di apartemen sendiri2.
    dan lebih keren karena mereka mau buat bumonimnya balikan lagi

    keeereeeeennn

    BalasHapus