This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LOVE SHOOT


Tittle: LOVE SHOOT

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-fluff


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku sangat benci penolakan, Kim Jaejoong, maafkan aku karena aku harus menembakmu”

.
.
.

  “Dokter Kim, pasien nomor 23 VVIP membutuhkan selang infus yg baru”

  “Ah, Cho Jino ania? Laporkan saja pada Changmin, katakan padanya kalau aku sudah memberi ijin”

  “Araso”


CKLEK.


Namja cantik itu menarik senyumnya.
Ahh.
Kesehariannya sebagai seorang dokter ahli bedah lumayan menyenangkan di rumah sakit pusat ini.

Jaejoong terkekeh geli mengingat asistennya yg ceroboh itu, Kim Junsu.
Ck, kenapa bukan dia yg melaporkan selang infus yg rusak padanya?

  “Aish, pasti pacaran lagi dengan Yoochun” Rutuknya kesal.

Jaejoong memutuskan untuk tidak ambil pusing.
Ia segera membenarkan letak kacamatanya dan mulai membuka data laporan kesehatan rumah sakit.


TOK TOK TOK.


  “Masuk”


CKLEK.


  “Ah, Ahra-ssi, waeyo?”

  “Jadwal anda memeriksa Pasien nomor 77 VVIP”

Ah.
Jaejoong mengangguk dan segera meraih stesoskopnya.

Namja cantik itu tersenyum kecil melewati Ahra yg berpose seksi di hadapannya.

Jaejoong menggeleng pelan setelah jauh dari sana.
Oh gosh.
Bagaimana bisa ada perawat yg seperti itu di rumah sakit seperti ini eoh?


-------


CKLEK.


  “Aishh, nae Tofu~ Kau harus menghabiskan rotinya~!”

  “Aku tidak suka pisang, Peachy yaa, berikan saja pada Taemin, dia pasti senang!”

  “Ckk~ Nappeun eoh?”

Namja cantik itu merasakan wajahnya menghangat.
Mendadak ia salah tingkah.

AISH.

Aku seperti nyamuk berada disini! Gumamnya dalam hati.

  “Ehem, Onew Lee”

  “Eh? Dokter Kim? Kenapa anda berdiri di sana?”

  “Sekarang jadwal periksamu”

  “Neee~! Kajja kajja! Key ya, ambilkan minum untuk dokter Kim!”

  “Aigoo~ Gwenchana~!”

Namja bermata kucing itu tersenyum kecil.
Ia tetap menuangkan segelas jus jeruk untuk dokter berkacamata bingkai hitam itu.
Ahh, benar2 cantik.

  “Sepertinya anda sudah lama berdiri di sana, kenapa tidak langsung masuk?”

Jaejoong terkekeh kecil mendengar pertanyaan Onew.
Aigoo.

  “Aku merasa tidak enak mengganggu kalian” Sahutnya tersenyum.

  “Mwo? Aish! Siapa yg mengatakan seperti itu eoh? Sama sekali tidak!” Bantah Key tersenyum geli.

Jaejoong hanya menggumam seraya menusukkan lengan Onew dengan suntiknya.
Merasukkan sel obat di dalam urat nadinya.

  “Cha~ Sudah selesai, setelah ini langsung istirahat ne?”

  “Araso, gomawoyo”

Namja cantik itu menyuruput jus jeruknya.
Kemudian ia segera beranjak keluar dari kamar.

  “Hyaaa~! Lee Jinki!”


HMP.


Jaejoong menarik senyumnya sekali lagi.
Ia menghela nafas seraya memasukkan tangannya ke dalam saku jas putihnya.

Ah, seandainya ia juga memiliki seorang kekasih.
Mungkin ia juga akan terlihat seperti mereka berdua ania?


-------


  “Letnan Jung! Buronan yg berhasil ditawan oleh Choi Minho telah melarikan diri ”

  “Eodisseo?”

  “Daerah Gwangju!”

  “Ck, merepotkan saja! Jonghyun! Segera siapkan senjataku! Biar aku sendiri yg meringkusnya!”

  “Siap Letnan!”

Namja tampan bernama Jung Yunho itu menggeram kesal.
Aish!
Bagaimana bisa Minho melepaskan namja sialan itu dengan mudah eoh?
Oh shit.
Bagaimana kalau buronan itu melakukan pembunuhan tanpa pandang bulu lagi?!

Pangkatnya sebagai Letnan bisa jatuh dalam sekejap!

Aish.

  “Letnan Jung! Mobil anda telah disiapkan!”

  “Araso, kau duduk di jok depan dan beritahu Micky kemana kita harus pergi!”

Namja pendek bernama Jonghyun itu mengangguk patuh.
Ia segera berlari menuju parkiran.

Yunho mengancing seragam militernya dengan pasti.
Ia mengokang senjatanya dan membenarkan rambut cokelatnya.

Ah, tetap perfeksionis dalam keadaan apapun ania?

Ck, dasar.


BLAM!


Yunho menutup pintu mobil militer itu dengan kasar.
Jonghyun segera memberitahu Micky yg mengemudi dimana letak keberadaan buronan yg sedang mereka cari.
Mobil militer berlambang polisi itu segera melesat kencang.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di tempat tujuan.
Yunho dan Jonghyun segera melompat dari mobil dan berlari ke dalam gedung kosong yg ada di hadapan mereka.

  “Dino! Kau jaga lantai satu! Aku akan memeriksa lantai dua!”

  “Siap Letnan!”


TAP TAP TAP.


Jujur.
Yunho merasa jantungnya berdebar2 tidak karuan.
Oh gosh.
Bagaimana kalau ia tidak berhasil?

AKH!

Yunho menggeleng erat.
Buang jauh2 pikiran bodohmu itu, namja tampan! Erangnya dalam hati.

OH well.
Perlu kuberitahu kalau letnan Jung ini adalah sosok yg sangat percaya diri.
Hm, tidak salah ania?
Lagi pula, ia memang tampan.


GRUSAKK!!


  “JANGAN BERGERAK!!”

Namja tinggi yg ada di hadapannya terkekeh kecil.
Ia mengacungkan pistol di antara pergelangan tangannya yg terborgol.
Yunho menelan salivanya.

Shit! Dari mana ia mendapatkan pistol itu eoh?!

  “Aku yg tidak boleh bergerak, atau kau, letnan Jung?” Ujar Siwon terkekeh kecil.

  “BUANG SENJATAMU!” Teriak Yunho marah.

Namja tinggi itu tertawa mengejek.
Ia menarik pelatuk pistolnya dan bersiap menembak.

  “CHOI SIWON! Aku memperingatkanmu!”


DRAP DRAP DRAP!


  “Letnan Jung? Anda sudah mene---”


DORR!!


BRUKK!


Kim Jonghyun yg baru saja sampai di lantai dua membulatkan mata sipitnya.
Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
Namja pendek itu segera menembak dinding di belakang Siwon dan meringkus tubuhnya.
Mengikatnya dengan tali yg selalu ia bawa.

  “Letnan Jung! Gwenchana ania?!”

Jonghyun berteriak panik setelah menghampiri Yunho.
Namja tampan itu terlihat pucat.
Wajahnya basah dengan peluh dingin yg mengucur.

  “Perutmu tertembak, letnan!” Jerit Jonghyun histeris.

  “Akkhh..gwe...gwenchana..hh…” Sahut Yunho susah payah.

Namja pendek itu terdiam.
Jemarinya bergetar seketika.

  “Wa..wae?”

  “Mianhae letnan..Aku..Sebenarnya aku takut darah..”

  “MWO?!”

  “Tunggulah disini! Aku akan memanggil Micky!”

Jung Yunho memuncratkan darah dari mulutnya.
Ia merutuk kesal.

Oh shit.
Ia bisa mati dalam waktu dua detik!


-------


DRAP DRAP DRAP!


  “Dokter Kim! Letnan dari kepolisian Seoul tertembak! Segera pimpin operasi!”


EOH?


Jaejoong yg sedang memainkan ponselnya itu tertegun kaget.
Ia segera memberikan ponselnya pada Changmin dan berlari menuju ruang operasi.
Oh gosh!
Ini misi besar! Jeritnya dalam hati.

Namja cantik itu segera memakai baju operasi dan penutup kepala dengan maskernya.
Mata bulatnya melirik sosok berpakaian militer yg berbaring lemah di ranjang.
Asisten bedah Jaejoong sudah bersiap di tempatnya.

Jaejoong berjalan mendekat.
Ia menatap wajah pasiennya kali ini.
Dan, oh MY!

Jantung Jaejoong berdebar2 tidak karuan.
Darahnya terasa berdesir hangat.
Mata bulatnya menatap lurus mata musang yg memandangnya dengan tajam.
Deru nafas Yunho terdengar lemah.

Jaejoong masih tidak bergerak.
Ia seakan terpaku dengan wajah penuh keringat itu.

Tampan.

  “Dokter KIM!”


DEG.


Jaejoong tersentak.
Ia segera mengangguk dan membius namja tampan itu.


-------


  “Hngghh..”

  “Kau sudah sadar?”

Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Berusaha melihat dengan jelas setelah mengucek matanya dengan tangan.

  “Akh!”

Namja tampan itu tersentak kaget merasakan nyeri di perutnya.
Ah, ia lupa.
Kalau ia baru saja selesai di operasi.
Yah, operasi pengeluaran peluru yg masuk ke dalam tubuhnya.
Dengan dokter yg terlihat cantik.


WAIT.


Yunho membuka matanya dengan jelas sekarang.
Ia menatap sekelilingnya.
Hei! Dokter itu tidak ada!

  “Apa yg kau cari, tampan?”

Yunho mengernyitkan dahinya.
Menatap seorang perawat berambut hitam dengan senyum yg mematikan.

  “Kau siapa?”

  “Aku Ahra, Go Ahra”

  “Apa kau tahu dimana dia?”

  “Hah?”

  “Dokter yg mengoperasiku! Ne, dia!”


CKK.


Yeoja berambut hitam itu mendecakkan lidahnya kesal.
Ish!
Lagi2 Jaejoong!
Kenapa harus selalu namja sialan itu eoh?!


CKLEK.


  “Ahra-ssi, aku butuh darah golongan B+ untuk---Eh? Kau sudah sadar?”

Namja tampan itu mengulas senyum manisnya.
Mengacuhkan Ahra yg bangkit dan berbicara sebentar dengan Jaejoong.

Oh gosh.

Mata musang yg tajam itu mengerjap pelan.

Sosok itu.
Wajah cantik yg dihiasi bingkai kacamata berwarna hitam.
Kedua tangan yg dimasukkan ke dalam jas putihnya, dan..OH YEAH!
Kaus kerah V yg dikenakannya di balik jas itu.
Seakan memberitahu semua orang yg berhadapan dengannya kalau ia adalah namja.


TAP TAP TAP.


Jaejoong berjalan mendekat setelah Ahra keluar dari ruangan.
Namja cantik itu mengulas senyumnya dan duduk di sisi Yunho.

  “Kau sudah baikan?”

Ya tuhan.
Aku tidak salah, ia memang benar2 sangat tampan.

  “Belum”

  “Eh?”

  “Aku butuh ciumanmu untuk benar2 sembuh”


BLUSH.


Jaejoong tersentak kaget.
Ia membesarkan mata bulatnya tidak percaya.
Hey! Letnan Jung ini merayunya!

  “Wajahmu merah dokter, apa kau demam?” Ujar Yunho seraya menempelkan dahinya dengan dahi Jaejoong.


DEG!


  “A..Apa yg kau lakukan eoh?!” Jerit Jaejoong malu.

Namja cantik itu mendorong kasar tubuh Yunho yg berjarak dekat dengannya.
Membuat namja tampan itu tertawa geli.
Aigoo, benar2 menggemaskan!

  “Namamu siapa dokter?”

  “Jaejoong, Kim Jaejoong”

  “Kau suka bunga mawar?”

  “Mwo?? Pertanyaan macam apa itu?”

  “Jawab saja~”

  “Hmm, aku suka bunga tulip warna violet”

  “Lalu, apa kau sudah punya kekasih?”

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Tapi sedetik kemudian ia menarik senyum manisnya.

  “Menurutmu?”

Oh well.
Yunho terkekeh senang sekarang.


-------


  “OMO!”

Shim Changmin yg baru saja masuk ke ruangan Jaejoong memekik kaget.
Mata sipitnya membulat seketika.

Ia segera berlari keluar dari ruangan dan mengejar Jaejoong yg sedang berbincang dengan Junsu.

  “DOKTER! DOKTER! HYUUUNNGG!!”

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Ia berbalik menatap Changmin yg menjerit2 histeris di tengah koridor.

  “YA! Ini rumah sakit tahu! Pelankan suaramu!” Jerit Jaejoong kesal.

  “Tapi tapi tapi, di ruanganmu ada, ada itu! AISH!”

  “Bicara yg jelas, perawat Shim!”

  “Ck! Kau lihat saja sendiri!”

Junsu dan Yoochun yg berdiri di samping Jaejoong ikut mengernyit bingung.
Sedetik kemudian mereka berlari mengejar Jaejoong dan Changmin yg sudah melesat duluan.


CKLEK!

  “OH gosh!” Jerit Jaejoong kaget.

Mata bulat itu membesar sempurna.
Jantungnya berdebar2.
Perutnya sakit seakan banyak kupu2 yg berterbaran di sana.

  “Bagaimana bisa---”

  “Seseorang menyebarkan puluhan buket bunga tulip violet di seluruh sudut ruanganmu, dokter! Kau punya pengagum rahasia!”

Jaejoong melirik Yoochun yg berceloteh di dekat pintu.
Namja cantik itu tersenyum.
Ia melangkahkan kakinya dengan ragu menyentuh buket bunga yg tergeletak manis di atas meja kerjanya.


SSRAK.


Ah, ada kartunya.


SREK.


  Be Mine?


Jaejoong tertawa geli.


  [ “Kau suka bunga mawar?” ]


Hmp, sepertinya ia tahu siapa yg memberinya ratusan bunga tulip violet ini.


-------


Namja cantik itu menghirup setangkai bunga tulip yg dibawanya dari ruangan.
Seulas senyum manis terukir di bibirnya sekarang.

Manis.

Ini benar2 manis.
Jaejoong menyukainya.


CKLEK.


  “Otte?”

Namja cantik itu menutup pintu kamar rawat Yunho dan masuk ke dalam.
Berdiri tepat di hadapan namja tampan yg bersandar di bingkai jendela itu.

  “Apanya?”

  “Ck, bunganya~! Kau suka atau tidak?”

  “Hmp, gomawo”

Ah.
Yunho tersenyum senang sekarang.

  “Jadi, dokter, kau sudah membaca kartuku ania?”

  “Hmm”

  “Apa jawabanmu?”

Jaejoong tidak menyahut.
Dahinya terlihat mengernyit sejenak.

Ia sempat menundukkan wajahnya.
Tapi kemudian ia kembali mengangkatnya dan menatap lurus mata musang itu.

  “Mianhae”


DEG.


Yunho membulatkan mata musangnya.
What??

  “Kurasa ini masih terlalu cepat, letnan Jung, tapi aku---”

  “Hentikan”

Jaejoong mengatupkan bibir cherrynya.
Mata bulatnya bergerak menatap Yunho yg berjalan mendekat.

Namja tampan itu meraih pistolnya.
Ia menarik pelatuknya dan menyodorkannya tepat di jantung Jaejoong.

Namja cantik itu menelan salivanya.

  “Aku sangat benci penolakan, Kim Jaejoong, maafkan aku karena aku harus menembakmu”


GRT!


Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Jantungnya berdebar2 tidak karuan.
Y tuhan!
Ia bahkan belum menyelesaikan kalimatnya!

Yunho menarik seringainya.
Ia mendekati Jaejoong dan meraih pinggang rampingnya.
Sebelah tangannya yg masih memegang pistol itu melepas kacamata yg dikenakan Jaejoong.


CUP!


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Ia membuka matanya yg terpejam dan membulatkan keduanya menatap Yunho yg sedang menciumnya.
Namja tampan itu membuka mulutnya.
Meraup bibir cherry Jaejoong seraya mempererat pelukannya di tubuh namja cantik itu.

Perlahan Jaejoong kembali memejamkan matanya.
Lumatan lembut Yunho di bibirnya seakan menghipnotis dirinya.
Oh gosh.

Namja cantik itu memeluk leher Yunho dengan erat.
Ia membuka mulutnya balas melumat bibir seksi milik Yunho.

  “Ckk..Hh.hh..hhh”

Dua namja itu saling terdiam satu sama lain.
Jaejoong menundukkan wajah merahnya.
Ia tidak berani menatap wajah tampan itu untuk saat ini.

  “Kurasa ini masih terlalu cepat, letnan Jung, tapi aku…”


DEG DEG DEG.


  “Tapi aku memutuskan untuk menerima perasaanmu..”

OH yes!

Yunho tersenyum senang sekarang.
Ia memeluk tubuh mungil itu dengan erat.
Menghirup dalam2 wangi manis yg menyeruak dari sana.

  “Kau beruntung aku belum menembakmu” Ujar Yunho terkekeh.

Jaejoong melonggarkan pelukannya.
Ia menatap namja tampan itu dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.

  “Tapi kau sudah menembakku disini” Sahut Jaejoong seraya menunjuk dada kirinya.

Yeah, dengan Love Shootmu, letnan Jung.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar