This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/NEED ME??


Tittle: NEED ME??

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-hurt-understanding-keliling sawah bareng changmin


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aktifitasmu menumpuk..Segalanya dinomor satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan keberapa..”

.
.
.

Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Jemarinya mengetuk malas gelas kaca yg ada di hadapannya.
Kemudian ia memajukan bibirnya untuk meniup poni hitam yg mengganggu pandangannya itu.

Bosan eoh?

  “Lama sekali..” Gumam Jaejoong berbisik.

Ah, namja cantik itu sedang menunggu kekasihnya hm?
Dan ini adalah kencan ke..ke..mungkin ke 20 mereka?

Jaejoong dan Yunho sudah lama sekali berhubungan.
Mungkin sejak dua tahun yg lalu.

Bukannya mereka tidak saling mencintai.
Hanya saja, namja tampan itu terlihat tidak acuh dengan kekasihnya.

Hahh.
Jaejoong menghembuskan nafasnya lagi.

  “Kenapa kau seperti ini Yunnie yah?” Bisiknya lirih.

Matanya terasa panas.
Sepertinya ia akan menangis.

Menangis..
Namja cantik itu selalu melakukannya setiap kali mereka kencan.
Bukan alasan yg bisa dikatakan sederhana.
Itu alasan yg kuat.
Kau tahu?

Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya butuh.
Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya rapuh.
Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya sedih.

Tapi Jaejoong selalu mencoba untuk bersabar.
Meyakinkan dirinya sendiri kalau Yunho memang sangat sibuk setelah ia menjadi ketua OSIS di sekolah setahun yg lalu.
Berbagai rapat dijalankan.
Bahkan mungkin bisa dikatakan namja tampan itu lupa kalau ia memiliki kekasih.


Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap jam dinding yg sudah berbunyi tiga kali sejak tadi.

  “Sudah lewat 6 jam..” Isak Jaejoong menyeka air matanya.

Setidaknya ini rekor baru untuknya ania?


-------


  The number you was calling is not active, please try again----

Sibuk.
Selalu seperti ini.

Tidakkah Yunho ingin mendatangi rumahnya dan mengatakan kalau ia menyesal sudah membuat Jaejoong menunggu lagi di kencan ke 21 mereka?

Kemarin Jaejoong sudah mengatakan pada Yunho kalau ia akan menunggu namja tampan itu di atap sekolah.
Hei, kenapa harus di tempat seperti itu?

Hmp.

Tentu saja.
Jaejoong ingin melihat, alasan apa lagi yg kali ini akan diberikan Yunho padanya.
Minggu lalu ketika Jaejoong mendatangi Yunho namja tampan itu bilang ia tidak bisa datang ke acara dinner mereka karena restoran mahal itu terlalu jauh tempatnya.
Lagi pula ia sedang mengatur strategi baru untuk anggota tim basketnya.


TEEETT TEEETT~


  “Hiks..”

Jaejoong menutup wajahnya.
Hatinya terasa sakit.
Tenggorokannya tercekat.
Bibirnya kelu.

  “Kenapa kau seperti ini Yunnie yah?” Isaknya lirih.

Jaejoong membuang kotak bekal yg ia siapkan untuk kekasihnya ke dalam tempat sampah.
Kemudian ia berteriak kesal seraya membanting pintu atap.
Berjalan menuruni tangga dan beranjak melalui koridor OSIS.


TAP.


Langkahnya berhenti tepat di hadapan pintu ruang OSIS itu.

  “Ania, kita butuh satu orang lagi untuk menjalankan proyek studio sekolah ini”

Ah, itu suara Yunho.
Suara bassnya yg dalam.
Diam2 Jaejoong tersenyum manis.
Jujur saja, ia tidak lupa kalau ia masih sangat mencintai kekasihnya yg satu ini sampai sekarang.
Walau Yunho tidak pernah menganggapnya ada.


TOK TOK TOK.


CKLEK.


  “Ne?”

  “Yoochun ah, bisa tolong panggilkan Yunnie?”

Namja chubby itu mengangguk pelan.
Ia berbalik ke belakang dan menatap ketua OSIS itu.

  “Yunho ah, pacarmu datang!”

Terdengar suara decakan.
Jelas, Yunho merasa terganggu.

  “Wae Boo? Kau tidak tahu kalau aku sedang rapat OSIS eoh?”


DEG.


Jaejoong merasa sakit.
Mata bulatnya menatap tidak percaya kekasihnya yg berdiri di hadapannya.
Bergerak ragu mencoba mengenali sosok asing yg ada disana.
Benarkah ini Yunhonya?
Benarkah ini namja tampan yg dulunya selalu ramah padanya?
Selalu sayang padanya?
Selalu bersikap manis padanya?

Oh gosh.

  “Aku menunggumu di atap sampai jam makan siang selesai, Yunnie yah..” Ujar Jaejoong pelan.

Yunho mengerang kecil.

  “Aku ada rapat, Boo”

  “Kau tidak minta maaf?”

  “Mwo?”

  “Kau tidak mau minta maaf karena sudah membuatku menunggu selama satu jam disana? Apa kau tahu betapa panasnya matahari siang ini Yun?!”

  “Boo! Aku sedang ada rapat! Bisakah kita bicarakan masalah ini nanti?”
 
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia terkekeh lirih.

  “Nanti? Nanti? Aku tidak tahu apakah kau bisa menepati ‘nanti’ mu, Yunnie bear”

  “Apa maksudmu eoh?!”

  “Ani, ani oppssoyo..Kka, lanjutkan saja rapatmu, itu lebih penting dari pada aku kan?”

  “Boo!”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia berbalik dan melangkahkan kakinya.
Tangisnya kembali mengalir.
Ia terisak lirih seraya tersengguk.

Menyedihkan sekali keadaannya ani?


GREPP!


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Mata besarnya membulat.
Menyadari seseorang memeluknya dari belakang.
Mendekap dada bidangnya dengan kedua lengannya yg hangat.

  “Maafkan aku..” Bisik Yunho lembut.

  “Hiks..”

  “Aku janji, kali ini kita benar2 akan bicara ne?”

  “….”

  “Aku akan datang ke rumahmu nanti sore”

  “….”

  “Berhentilah menangis, jangan lakukan itu, araso? Aku mencintaimu”

Namja tampan itu melepas pelukannya.
Ia hendak berbalik meninggalkan Jaejoong.
Tapi beberapa detik kemudian gerakannya sontak terhenti.
Ketika telinganya mendengar suara merdu Jaejoong yg bergetar.

  “Aktifitasmu menumpuk..Segalanya dinomor satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan keberapa..”


DEG.


Mata musang Yunho membesar.
Ia segera menoleh ke belakang.
Menatap Jaejoong yg sudah berlari jauh meninggalkannya.

Hening.

Yunho terdiam.
Ia bisa merasakan jantungnya bergemuruh.
Apa maksud dari perkataan Jaejoongnya barusan?

  “Yunho? Sekarang giliranmu untuk berbicara”

  “AH! Ne, Yoochun ah, araso”

  “Ppali!”


-------


Kim Junsu menatap datar sahabat baiknya yg satu ini.
Ia mengernyitkan dahinya bingung beberapa detik kemudian.

  “Joongie”

  “Hm?”

  “Ini sudah jam istirahat”

  “Terus?”

  “Kau tidak menemui Yunho? Biasanya kalian makan bekal bersama”

Jaejoong meletakkan buku yg hendak dimasukkannya ke dalam tas.
Ia menghembuskan nafasnya pelan dan menoleh menatap wajah imut sahabatnya.

  “Apa kau tahu? Selama ini aku selalu makan sendirian di sana”

  “M..mwo?”

  “Hahh, kurasa sekarang statusku adalah single”

  “Jaejoongie? Apa yg kau katakan?!”

Namja cantik itu mengeluh.
Ia menyandarkan punggungnya di kursi.

  “Aku lelah..” Bisiknya pelan.

Junsu terdiam.

  “Aku lelah untuk terus menunggunya Junsu yah..Aku bukan robot..Aku bukan boneka..Aku..Aku kekasihnya..Hiks..”

  “Jae yah..”

  “Ah, mian..Aku sedikit sensitif belakangan ini”

Junsu hanya tersenyum kecil.
Ia menepuk2 bahu Jaejoong dengan lembut.

Kau tidak sensitif, Jaejoongie.
Yunho memang selalu menyakitimu sejak ia menjadi sibuk. Gumam Junsu dalam hatinya.


-------


Jaejoong melirik ponselnya setelah ia sampai ke rumah.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

  From: Yunnie bear~

BooJae, apa yg terjadi?

Ah, Jaejoong baru sadar ada beberapa pesan yg masuk.
Ia tidak membawa ponselnya ke sekolah tadi.

  From: Yunnie bear~

Kau marah padaku?


PIK.


  From: Yunnie bear~

Kenapa tidak kau balas?
Aku tahu aku mengecewakanmu, Boo, tapi bisakah kau tidak kekanakan seperti ini?
Aku akan menghubungimu nanti, araso? Sekarang aku harus latihan basket

Jaejoong mengernyit.
Kekanakan?

Kekanakan ia bilang?!

  “APA KAU TIDAK SADAR KALAU INI BUKAN TENTANG SIFAT KEKANAKAN YUNNIE YAH?! INI TENTANG PERASAAN! INI TENTANG KEHADIRAN!! KAU MENYEBALKAN!!”

Namja cantik itu menendang kakinya dengan kasar.
Ia memukul bantal bentuk kepala beruang itu dengan emosi.


BRUKK~


Jaejoong kembali membanting tubuhnya di atas ranjang.
Ia menghela nafas mencoba mengatur emosinya.


PIK.


  From: Yunnie bear~

Aku akan menunggumu besok, jam 4 sore dia café Bolero

Heh.
Jaejoong menarik seringainya.

  “Tumben sekali kau punya waktu, tapi sayang, aku sudah muak dengan segala omong kosongmu Yunnie yah..”


GRT.


Jaejoong mencengkram erat ponselnya.

  “Aku ingin melihat sampai jam berapa kau akan menungguku besok” Gumamnya pelan.


-------


Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya gelisah.
Hei, ini sudah jam 9 malam.
Dan ia sama sekali tidak datang ke café itu.
Apakah Yunho masih menunggunya disana?

  “Mungkin saja” Bisik Jaejoong lirih.

Namja cantik itu meraih jaketnya dan segera berlari keluar.
Nafasnya menderu.
Tapi kakinya tetap melangkah.

Berbagai bayang tentang Yunho melintas di pikirannya.
Malam ini dingin sekali.

Yunnie pasti kedinginan..


TAP!

 
  “Hahh..Hahh…Yunnie?”

Jaejoong memutar pandangannya.
Café baru itu terlihat remang.
Sepertinya sudah tutup.

Namja cantik itu berlari ke sekitar bangunan klasik itu.
Mencoba mencari sosok tampan yg sangat dicintainya.

Tapi nihil.
Jaejoong tidak menemukan Yunho disana.

  “Huks..Apa kau sudah pulang? Hatciiihh~!”

Namja cantik itu menggosok hidung tegasnya.
Ia merapatkan jaketnya dengan erat.
Gosh, ini benar2 dingin!

Jaejoong meraih ponselnya.
Mencari nomor kekasihnya dan mendialnya.

  Ne Boo?

  “Yunnie eodisseo? Aku di café---”

  Ah, mianhae Boo, aku lupa memberitahumu kalau aku harus latihan basket untuk kejuaraan nanti, jadi aku tidak bisa datang ne? Gwenchana?

  “….”

  BooJae? Gwenchana ania?

  “Kau tahu Jung Yunho? Setiap orang memiliki batas kesabaran mereka masing2”


KLIK!


  “Hiks”

Jaejoong menyeka air matanya yg mengalir.
Ia mengeratkan genggamannya di ponsel ber-casing Pink itu.
Oh gosh.
Kenapa rasanya sangat sakit??

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Mencoba mengalihkan pikirannya dari namja tampan itu.


-------


Hari ini Junsu mengernyitkan dahinya.
Mata sipitnya menatap kondisi sahabat baiknya yg kurang sehat.
Sepertinya ia demam.

  “Jaejoongie gwenchana?”

Namja cantik itu mengangguk.
Ia merapatkan tali masker putih yg dipakainya.
Mata bulatnya terpejam.
Kulit wajahnya terlihat memerah karena kepanasan.

  “Kita ke ruang kesehatan otte?”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya mendesah pendek.

  “Ayo”

Junsu segera meraih lengan Jaejoong.
Omo, panas sekali, pikirnya.
Namja imut itu menaruh lengan Jaejoong di sisi bahunya.
Kemudian ia merengkuh namja cantik itu.


GREK!


Suara pintu kelas terbuka.
Memperlihatkan anggota OSIS yg masuk ke dalam kelas mereka secara teratur.

  “Hari ini ada pengunguman penting tentang festival sekolah, ketua akan memberi arahan” Ujar Yoochun, wakil ketua OSIS.

Suara langkah kaki terdengar.
Tapi Junsu tidak peduli.
Kesehatan sahabatnya lebih penting dari ini semua.

Namja imut itu menyeret langkahnya.
Ia membawa tubuh Jaejoong yg tidak berdaya.

  “Kenapa kau bisa demam Joongie?” Bisik Junsu lirih.


TAP TAP TAP.


  “Aku Jung Yunho, dan sekarang aku---”


BRUKK!!


  “JOONGIE!!”

Suara jeritan kaget Junsu terdengar nyaring.
Membuat seluruh anggota OSIS menoleh ke belakang.
Mereka saling berlari mendekati Kim Jaejoong yg pingsan di lantai.
Yunho membulatkan mata musangnya.
Jantungnya kembali bergemuruh.

Ia segera melesat menuju kekasihnya.

  [ “Aku akan menunggumu besok, jam 4 sore dia café Bolero” ]

  [ “Aku menunggumu di atap sampai jam makan siang selesai, Yunnie yah..” ]

  [ “Rapatmu lebih penting dari pada aku kan?” ]


GREPP!


Yunho segera merengkuh tubuh Jaejoong yg terasa panas.
Menarik maskernya agar namja cantik itu bisa bernafas lebih leluasa.
Ketika ia akan menggendong kekasihnya, ia tertegun.
Menatap tetesan bening yg mengalir dari sudut mata bening yg terpejam itu.

  [ “Aktifitasmu menumpuk..Segalanya dinomor satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan keberapa..” ]


-------


Ruang kesehatan berdinding putih itu terlihat hening.
Semilir angin pagi menyibakkan gorden jendela.
Membuat rambut cokelat namja tampan yg sedang duduk di sisi ranjang itu bergoyang lembut.

Tapi Yunho tidak peduli.
Satu2nya yg ia pedulikan saat ini adalah keadaan kekasihnya.

Namja tampan itu mengelus pipi Jaejoong yg basah.
Suara nafas Jaejoong terdengar jelas.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

  [ “Semalam Jaejoongie kembali pukul 11 malam, apa kalian bertengkar?” ]

Yunho memejamkan matanya.
Mencoba menahan emosinya yg akan menyeruak sebentar lagi.
Well, Yunho barusan menelfon Umma Jaejoong dan menanyakan apa yg terjadi pada kekasihnya sampai ia bisa sakit seperti ini.

Tapi nyatanya ia tidak membutuhkan jawaban dari siapapun.
Karena jawaban yg ia cari ada pada dirinya sendiri.

  “Mianhae” Bisik Yunho bergumam.

Sungguh, ia merasa sangat berdosa.

Kalimat Jaejoong waktu itu terus menghantui dirinya.
Namja cantik itu benar.
Ia melupakan kekasihnya sendiri.
Bagaimana ia bisa melakukan hal itu eoh?

  “Hngh..”

Jantung Yunho berdegup kencang.
Ia menatap mata bulat yg mulai terbuka itu.

  “BooJae” Panggil Yunho lembut.

Jaejoong terlihat bingung.
Ia mengernyitkan dahinya dan terkekeh kecil.

  “Sedang apa kau disini Yunnie yah? Anggota OSIS sedang menunggumu..” Ujarnya lemah.

  “Boo” Sahut Yunho mencoba menghentikan.

  “Aku tidak apa2, pergi saja, gwenchana, aku akan tetap seperti biasa, duduk diam menunggumu..”

  “Mianhae”

  “Pergilah, mereka yg terpenting bagimu ani? Bukankah biasanya juga seperti itu hmm?”

Yunho meringis.
Ia menyentuh lembut dahi kekasihnya.
Menyeka peluh yg ada disana dengan saputangannya.

  “Hentikan” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong tersenyum mengejek.
Ia merasa kepalanya berdenyut pusing.
Matanya sakit.
Oh tidak, jangan biarkan ia menangis lagi kali ini, Tuhan.
Tidak, tidak di hadapan namja tampan itu.
Jaejoong menggeram kesal.

  “AKU MEMBENCIMU!!” Teriak Jaejoong penuh emosi.

Ia memukul Yunho yg berada di hadapannya.
Pukulan2 lemah itu memperlihatkan bahwa namja cantik ini sangat rapuh.
Membuat Yunho merasakan jantungnya mencelos.
Demi Author, ia tidak pernah melihat Jaejoongnya seperti ini.

  “KAU JAHAT PADAKU!! KENAPA KITA TIDAK PUTUS SAJA EOH?! JADI AKU BISA BERHENTI UNTUK TERUS MENUNGGUMU YG TIDAK AKAN PERNAH PEDULI PADAKU!!”

  “KIM JAEJOONG!!”

Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya yg basah tampak membesar.
Ia terdiam dan membiarkan tangisnya semakin mengalir ketika namja tampan itu memeluk tubuhnya dengan erat.

  “Kau yg nomor satu..Kau berada di urutan tertinggi bagiku Boo..Jangan bicara seperti itu lagi ne?” Ujar Yunho lembut.

  “Hiks..”

  “Maafkan aku..Aku..Aku sudah melakukan kesalahan, dan aku berjanji tidak akan pernah mengulanginya lagi ne?”

  “Hiks..”

  “Jangan menangis..”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia melonggarkan pelukannya dan menatap dalam mata musang yg tajam itu.

  “Kau bohong..Sudah terlalu sering aku tenggelam dalam kebohonganmu..Omong kosong yg selalu kau janjikan padaku..Hiks..Nyatanya kau tidak pernah ada disana, Yunnie yah..Tidak akan pernah ada..” Ujar Jaejoong terisak.

Yunho menelan salivanya.
Ia menggeleng.

  “Aniya, ani..Tidak untuk kali ini..Aku bersumpah..” Sahutnya yakin.

Jaejoong hanya diam.
Ia tidak menyahut lagi.
Membiarkan jemari Yunho mengelus poni almondnya dan mendekatkan wajah mereka.

Suara lenguhan manis terdengar lembut.
Bibir mereka saling bertaut.
Jaejoong memejamkan matanya dengan pelan.
Membuka kecil bibirnya ketika Yunho menggigitnya dengan sangat lembut.

Jemari Yunho menekan tengkuk Jaejoong.
Ia memiringkan kepalanya mencoba memperdalam ciuman manis mereka.
Lidah Jaejoong terjulur keluar.
Yunho segera menghisapnya dengan sangat lembut dan menggigitnya pelan.
Kemudian mereka saling menjauh dan membuka mata masing2.

Wajah Jaejoong terlihat lebih merah dari yg tadi.

  “Aku mencintaimu..”

  “Hiks..”

  “Aku akan melepas jabatanku sebagai ketua OSIS..”

  “Yunnie ah..Hiks..”

  “Aku akan meluangkan waktuku sesering mungkin untukmu..”

  “Ung..”

  “Dan satu hal yg harus kau ingat sampai kapan pun, bahwa segalanya mungkin terlihat nomor satu untukku di matamu, tapi di mataku, hanya kau yg nomor satu, araso?”

Hmp.

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia mengangguk pelan.

  “Arachi” Sahutnya bergumam.

Yunho balas tersenyum.
Ia memeluk Jaejoong dengan erat.
Sangat erat.
Seakan tidak ingin untuk melepasnya lagi.

Jaejoong hanya diam seraya memejamkan matanya.
Mencoba menghirup wangi mint segar dari tubuh Yunho.

Ia balas memeluk namja tampan itu dan tersenyum manis.

Need me? Then I’m here.
Always here.
Beside you..


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

1 komentar:

  1. "Demi Author, ia tidak pernah....."
    Wadehel? Kenapa author dibawa" ?! #plak
    Nice FF.. Kasian sama JJ yg selalu menunggu..
    Jae, you are not alone... #duet sama rekaman suara Michael Jackson
    Wkwkwk...

    BalasHapus