Tittle:
NEED ME??
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-friendship-hurt-understanding-keliling sawah bareng
changmin
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Aktifitasmu
menumpuk..Segalanya dinomor satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan
keberapa..”
.
.
.
Jaejoong menghembuskan nafas panjang.
Jemarinya mengetuk malas gelas kaca yg ada di
hadapannya.
Kemudian ia memajukan bibirnya untuk meniup poni hitam
yg mengganggu pandangannya itu.
Bosan eoh?
“Lama
sekali..” Gumam Jaejoong berbisik.
Ah, namja cantik itu sedang menunggu kekasihnya hm?
Dan ini adalah kencan ke..ke..mungkin ke 20 mereka?
Jaejoong dan Yunho sudah lama sekali berhubungan.
Mungkin sejak dua tahun yg lalu.
Bukannya mereka tidak saling mencintai.
Hanya saja, namja tampan itu terlihat tidak acuh
dengan kekasihnya.
Hahh.
Jaejoong menghembuskan nafasnya lagi.
“Kenapa kau
seperti ini Yunnie yah?” Bisiknya lirih.
Matanya terasa panas.
Sepertinya ia akan menangis.
Menangis..
Namja cantik itu selalu melakukannya setiap kali
mereka kencan.
Bukan alasan yg bisa dikatakan sederhana.
Itu alasan yg kuat.
Kau tahu?
Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya butuh.
Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya rapuh.
Yunho tidak pernah bisa ada disaat Jaejoongnya sedih.
Tapi Jaejoong selalu mencoba untuk bersabar.
Meyakinkan dirinya sendiri kalau Yunho memang sangat
sibuk setelah ia menjadi ketua OSIS di sekolah setahun yg lalu.
Berbagai rapat dijalankan.
Bahkan mungkin bisa dikatakan namja tampan itu lupa
kalau ia memiliki kekasih.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap jam dinding yg sudah berbunyi tiga kali sejak
tadi.
“Sudah lewat 6
jam..” Isak Jaejoong menyeka air matanya.
Setidaknya ini rekor baru untuknya ania?
-------
“The number you was calling is not active,
please try again----”
Sibuk.
Selalu seperti ini.
Tidakkah Yunho ingin mendatangi rumahnya dan
mengatakan kalau ia menyesal sudah membuat Jaejoong menunggu lagi di kencan ke 21
mereka?
Kemarin Jaejoong sudah mengatakan pada Yunho kalau ia
akan menunggu namja tampan itu di atap sekolah.
Hei, kenapa harus di tempat seperti itu?
Hmp.
Tentu saja.
Jaejoong ingin melihat, alasan apa lagi yg kali ini
akan diberikan Yunho padanya.
Minggu lalu ketika Jaejoong mendatangi Yunho namja
tampan itu bilang ia tidak bisa datang ke acara dinner mereka karena restoran
mahal itu terlalu jauh tempatnya.
Lagi pula ia sedang mengatur strategi baru untuk
anggota tim basketnya.
TEEETT TEEETT~
“Hiks..”
Jaejoong menutup wajahnya.
Hatinya terasa sakit.
Tenggorokannya tercekat.
Bibirnya kelu.
“Kenapa kau
seperti ini Yunnie yah?” Isaknya lirih.
Jaejoong membuang kotak bekal yg ia siapkan untuk
kekasihnya ke dalam tempat sampah.
Kemudian ia berteriak kesal seraya membanting pintu
atap.
Berjalan menuruni tangga dan beranjak melalui koridor
OSIS.
TAP.
Langkahnya berhenti tepat di hadapan pintu ruang OSIS
itu.
“Ania, kita
butuh satu orang lagi untuk menjalankan proyek studio sekolah ini”
Ah, itu suara Yunho.
Suara bassnya yg dalam.
Diam2 Jaejoong tersenyum manis.
Jujur saja, ia tidak lupa kalau ia masih sangat
mencintai kekasihnya yg satu ini sampai sekarang.
Walau Yunho tidak pernah menganggapnya ada.
TOK TOK TOK.
CKLEK.
“Ne?”
“Yoochun ah,
bisa tolong panggilkan Yunnie?”
Namja chubby itu mengangguk pelan.
Ia berbalik ke belakang dan menatap ketua OSIS itu.
“Yunho ah,
pacarmu datang!”
Terdengar suara decakan.
Jelas, Yunho merasa terganggu.
“Wae Boo? Kau
tidak tahu kalau aku sedang rapat OSIS eoh?”
DEG.
Jaejoong merasa sakit.
Mata bulatnya menatap tidak percaya kekasihnya yg
berdiri di hadapannya.
Bergerak ragu mencoba mengenali sosok asing yg ada
disana.
Benarkah ini Yunhonya?
Benarkah ini namja tampan yg dulunya selalu ramah
padanya?
Selalu sayang padanya?
Selalu bersikap manis padanya?
Oh gosh.
“Aku
menunggumu di atap sampai jam makan siang selesai, Yunnie yah..” Ujar Jaejoong
pelan.
Yunho mengerang kecil.
“Aku ada
rapat, Boo”
“Kau tidak
minta maaf?”
“Mwo?”
“Kau tidak mau
minta maaf karena sudah membuatku menunggu selama satu jam disana? Apa kau tahu
betapa panasnya matahari siang ini Yun?!”
“Boo! Aku
sedang ada rapat! Bisakah kita bicarakan masalah ini nanti?”
Jaejoong tersenyum kecut.
Ia terkekeh lirih.
“Nanti? Nanti?
Aku tidak tahu apakah kau bisa menepati ‘nanti’ mu, Yunnie bear”
“Apa maksudmu
eoh?!”
“Ani, ani
oppssoyo..Kka, lanjutkan saja rapatmu, itu lebih penting dari pada aku kan?”
“Boo!”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia berbalik dan melangkahkan kakinya.
Tangisnya kembali mengalir.
Ia terisak lirih seraya tersengguk.
Menyedihkan sekali keadaannya ani?
GREPP!
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Mata besarnya membulat.
Menyadari seseorang memeluknya dari belakang.
Mendekap dada bidangnya dengan kedua lengannya yg
hangat.
“Maafkan
aku..” Bisik Yunho lembut.
“Hiks..”
“Aku janji,
kali ini kita benar2 akan bicara ne?”
“….”
“Aku akan
datang ke rumahmu nanti sore”
“….”
“Berhentilah
menangis, jangan lakukan itu, araso? Aku mencintaimu”
Namja tampan itu melepas pelukannya.
Ia hendak berbalik meninggalkan Jaejoong.
Tapi beberapa detik kemudian gerakannya sontak
terhenti.
Ketika telinganya mendengar suara merdu Jaejoong yg
bergetar.
“Aktifitasmu menumpuk..Segalanya
dinomor satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan keberapa..”
DEG.
Mata musang Yunho membesar.
Ia segera menoleh ke belakang.
Menatap Jaejoong yg sudah berlari jauh
meninggalkannya.
Hening.
Yunho terdiam.
Ia bisa merasakan jantungnya bergemuruh.
Apa maksud dari perkataan Jaejoongnya barusan?
“Yunho?
Sekarang giliranmu untuk berbicara”
“AH! Ne,
Yoochun ah, araso”
“Ppali!”
-------
Kim Junsu menatap datar sahabat baiknya yg satu ini.
Ia mengernyitkan dahinya bingung beberapa detik
kemudian.
“Joongie”
“Hm?”
“Ini sudah jam
istirahat”
“Terus?”
“Kau tidak
menemui Yunho? Biasanya kalian makan bekal bersama”
Jaejoong meletakkan buku yg hendak dimasukkannya ke
dalam tas.
Ia menghembuskan nafasnya pelan dan menoleh menatap
wajah imut sahabatnya.
“Apa kau tahu?
Selama ini aku selalu makan sendirian di sana”
“M..mwo?”
“Hahh, kurasa
sekarang statusku adalah single”
“Jaejoongie?
Apa yg kau katakan?!”
Namja cantik itu mengeluh.
Ia menyandarkan punggungnya di kursi.
“Aku lelah..”
Bisiknya pelan.
Junsu terdiam.
“Aku lelah untuk
terus menunggunya Junsu yah..Aku bukan robot..Aku bukan boneka..Aku..Aku
kekasihnya..Hiks..”
“Jae yah..”
“Ah, mian..Aku
sedikit sensitif belakangan ini”
Junsu hanya tersenyum kecil.
Ia menepuk2 bahu Jaejoong dengan lembut.
Kau tidak sensitif, Jaejoongie.
Yunho memang selalu menyakitimu sejak ia menjadi
sibuk. Gumam Junsu dalam hatinya.
-------
Jaejoong melirik ponselnya setelah ia sampai ke rumah.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
‘From: Yunnie bear~
BooJae, apa yg terjadi?’
Ah, Jaejoong baru sadar ada beberapa pesan yg masuk.
Ia tidak membawa ponselnya ke sekolah tadi.
‘From: Yunnie bear~
Kau marah padaku?’
PIK.
‘From: Yunnie bear~
Kenapa tidak kau balas?
Aku tahu aku mengecewakanmu, Boo, tapi bisakah kau tidak kekanakan
seperti ini?
Aku akan menghubungimu nanti, araso? Sekarang aku harus latihan basket’
Jaejoong mengernyit.
Kekanakan?
Kekanakan ia bilang?!
“APA KAU TIDAK
SADAR KALAU INI BUKAN TENTANG SIFAT KEKANAKAN YUNNIE YAH?! INI TENTANG
PERASAAN! INI TENTANG KEHADIRAN!! KAU MENYEBALKAN!!”
Namja cantik itu menendang kakinya dengan kasar.
Ia memukul bantal bentuk kepala beruang itu dengan
emosi.
BRUKK~
Jaejoong kembali membanting tubuhnya di atas ranjang.
Ia menghela nafas mencoba mengatur emosinya.
PIK.
‘From: Yunnie bear~
Aku akan menunggumu besok, jam 4 sore dia café Bolero’
Heh.
Jaejoong menarik seringainya.
“Tumben sekali
kau punya waktu, tapi sayang, aku sudah muak dengan segala omong kosongmu
Yunnie yah..”
GRT.
Jaejoong mencengkram erat ponselnya.
“Aku ingin
melihat sampai jam berapa kau akan menungguku besok” Gumamnya pelan.
-------
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya gelisah.
Hei, ini sudah jam 9 malam.
Dan ia sama sekali tidak datang ke café itu.
Apakah Yunho masih menunggunya disana?
“Mungkin saja”
Bisik Jaejoong lirih.
Namja cantik itu meraih jaketnya dan segera berlari
keluar.
Nafasnya menderu.
Tapi kakinya tetap melangkah.
Berbagai bayang tentang Yunho melintas di pikirannya.
Malam ini dingin sekali.
Yunnie pasti kedinginan..
TAP!
“Hahh..Hahh…Yunnie?”
Jaejoong memutar pandangannya.
Café baru itu terlihat remang.
Sepertinya sudah tutup.
Namja cantik itu berlari ke sekitar bangunan klasik
itu.
Mencoba mencari sosok tampan yg sangat dicintainya.
Tapi nihil.
Jaejoong tidak menemukan Yunho disana.
“Huks..Apa kau
sudah pulang? Hatciiihh~!”
Namja cantik itu menggosok hidung tegasnya.
Ia merapatkan jaketnya dengan erat.
Gosh, ini benar2 dingin!
Jaejoong meraih ponselnya.
Mencari nomor kekasihnya dan mendialnya.
“Ne Boo?”
“Yunnie
eodisseo? Aku di café---”
“Ah, mianhae Boo, aku lupa memberitahumu
kalau aku harus latihan basket untuk kejuaraan nanti, jadi aku tidak bisa
datang ne? Gwenchana?”
“….”
“BooJae? Gwenchana ania?”
“Kau tahu Jung
Yunho? Setiap orang memiliki batas kesabaran mereka masing2”
KLIK!
“Hiks”
Jaejoong menyeka air matanya yg mengalir.
Ia mengeratkan genggamannya di ponsel ber-casing Pink itu.
Oh gosh.
Kenapa rasanya sangat sakit??
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Mencoba mengalihkan pikirannya dari namja tampan itu.
-------
Hari ini Junsu mengernyitkan dahinya.
Mata sipitnya menatap kondisi sahabat baiknya yg
kurang sehat.
Sepertinya ia demam.
“Jaejoongie
gwenchana?”
Namja cantik itu mengangguk.
Ia merapatkan tali masker putih yg dipakainya.
Mata bulatnya terpejam.
Kulit wajahnya terlihat memerah karena kepanasan.
“Kita ke ruang
kesehatan otte?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya mendesah pendek.
“Ayo”
Junsu segera meraih lengan Jaejoong.
Omo, panas sekali, pikirnya.
Namja imut itu menaruh lengan Jaejoong di sisi
bahunya.
Kemudian ia merengkuh namja cantik itu.
GREK!
Suara pintu kelas terbuka.
Memperlihatkan anggota OSIS yg masuk ke dalam kelas
mereka secara teratur.
“Hari ini ada
pengunguman penting tentang festival sekolah, ketua akan memberi arahan” Ujar
Yoochun, wakil ketua OSIS.
Suara langkah kaki terdengar.
Tapi Junsu tidak peduli.
Kesehatan sahabatnya lebih penting dari ini semua.
Namja imut itu menyeret langkahnya.
Ia membawa tubuh Jaejoong yg tidak berdaya.
“Kenapa kau
bisa demam Joongie?” Bisik Junsu lirih.
TAP TAP TAP.
“Aku Jung
Yunho, dan sekarang aku---”
BRUKK!!
“JOONGIE!!”
Suara jeritan kaget Junsu terdengar nyaring.
Membuat seluruh anggota OSIS menoleh ke belakang.
Mereka saling berlari mendekati Kim Jaejoong yg
pingsan di lantai.
Yunho membulatkan mata musangnya.
Jantungnya kembali bergemuruh.
Ia segera melesat menuju kekasihnya.
[ “Aku akan menunggumu besok, jam 4 sore dia
café Bolero” ]
[ “Aku menunggumu di atap sampai jam makan
siang selesai, Yunnie yah..” ]
[ “Rapatmu lebih penting dari pada aku kan?”
]
GREPP!
Yunho segera merengkuh tubuh Jaejoong yg terasa panas.
Menarik maskernya agar namja cantik itu bisa bernafas
lebih leluasa.
Ketika ia akan menggendong kekasihnya, ia tertegun.
Menatap tetesan bening yg mengalir dari sudut mata
bening yg terpejam itu.
[ “Aktifitasmu menumpuk..Segalanya dinomor
satukan, dan aku sendiri, pacarmu, entah di urutan keberapa..” ]
-------
Ruang kesehatan berdinding putih itu terlihat hening.
Semilir angin pagi menyibakkan gorden jendela.
Membuat rambut cokelat namja tampan yg sedang duduk di
sisi ranjang itu bergoyang lembut.
Tapi Yunho tidak peduli.
Satu2nya yg ia pedulikan saat ini adalah keadaan
kekasihnya.
Namja tampan itu mengelus pipi Jaejoong yg basah.
Suara nafas Jaejoong terdengar jelas.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
[ “Semalam Jaejoongie kembali pukul 11 malam,
apa kalian bertengkar?” ]
Yunho memejamkan matanya.
Mencoba menahan emosinya yg akan menyeruak sebentar
lagi.
Well, Yunho barusan menelfon Umma Jaejoong dan
menanyakan apa yg terjadi pada kekasihnya sampai ia bisa sakit seperti ini.
Tapi nyatanya ia tidak membutuhkan jawaban dari
siapapun.
Karena jawaban yg ia cari ada pada dirinya sendiri.
“Mianhae”
Bisik Yunho bergumam.
Sungguh, ia merasa sangat berdosa.
Kalimat Jaejoong waktu itu terus menghantui dirinya.
Namja cantik itu benar.
Ia melupakan kekasihnya sendiri.
Bagaimana ia bisa melakukan hal itu eoh?
“Hngh..”
Jantung Yunho berdegup kencang.
Ia menatap mata bulat yg mulai terbuka itu.
“BooJae”
Panggil Yunho lembut.
Jaejoong terlihat bingung.
Ia mengernyitkan dahinya dan terkekeh kecil.
“Sedang apa
kau disini Yunnie yah? Anggota OSIS sedang menunggumu..” Ujarnya lemah.
“Boo” Sahut
Yunho mencoba menghentikan.
“Aku tidak
apa2, pergi saja, gwenchana, aku akan tetap seperti biasa, duduk diam
menunggumu..”
“Mianhae”
“Pergilah,
mereka yg terpenting bagimu ani? Bukankah biasanya juga seperti itu hmm?”
Yunho meringis.
Ia menyentuh lembut dahi kekasihnya.
Menyeka peluh yg ada disana dengan saputangannya.
“Hentikan”
Bisik Yunho lirih.
Jaejoong tersenyum mengejek.
Ia merasa kepalanya berdenyut pusing.
Matanya sakit.
Oh tidak, jangan biarkan ia menangis lagi kali ini,
Tuhan.
Tidak, tidak di hadapan namja tampan itu.
Jaejoong menggeram kesal.
“AKU
MEMBENCIMU!!” Teriak Jaejoong penuh emosi.
Ia memukul Yunho yg berada di hadapannya.
Pukulan2 lemah itu memperlihatkan bahwa namja cantik
ini sangat rapuh.
Membuat Yunho merasakan jantungnya mencelos.
Demi Author, ia tidak pernah melihat Jaejoongnya
seperti ini.
“KAU JAHAT
PADAKU!! KENAPA KITA TIDAK PUTUS SAJA EOH?! JADI AKU BISA BERHENTI UNTUK TERUS
MENUNGGUMU YG TIDAK AKAN PERNAH PEDULI PADAKU!!”
“KIM
JAEJOONG!!”
Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya yg basah tampak membesar.
Ia terdiam dan membiarkan tangisnya semakin mengalir
ketika namja tampan itu memeluk tubuhnya dengan erat.
“Kau yg nomor
satu..Kau berada di urutan tertinggi bagiku Boo..Jangan bicara seperti itu lagi
ne?” Ujar Yunho lembut.
“Hiks..”
“Maafkan
aku..Aku..Aku sudah melakukan kesalahan, dan aku berjanji tidak akan pernah
mengulanginya lagi ne?”
“Hiks..”
“Jangan
menangis..”
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia melonggarkan pelukannya dan menatap dalam mata
musang yg tajam itu.
“Kau
bohong..Sudah terlalu sering aku tenggelam dalam kebohonganmu..Omong kosong yg
selalu kau janjikan padaku..Hiks..Nyatanya kau tidak pernah ada disana, Yunnie
yah..Tidak akan pernah ada..” Ujar Jaejoong terisak.
Yunho menelan salivanya.
Ia menggeleng.
“Aniya,
ani..Tidak untuk kali ini..Aku bersumpah..” Sahutnya yakin.
Jaejoong hanya diam.
Ia tidak menyahut lagi.
Membiarkan jemari Yunho mengelus poni almondnya dan
mendekatkan wajah mereka.
Suara lenguhan manis terdengar lembut.
Bibir mereka saling bertaut.
Jaejoong memejamkan matanya dengan pelan.
Membuka kecil bibirnya ketika Yunho menggigitnya
dengan sangat lembut.
Jemari Yunho menekan tengkuk Jaejoong.
Ia memiringkan kepalanya mencoba memperdalam ciuman
manis mereka.
Lidah Jaejoong terjulur keluar.
Yunho segera menghisapnya dengan sangat lembut dan
menggigitnya pelan.
Kemudian mereka saling menjauh dan membuka mata
masing2.
Wajah Jaejoong terlihat lebih merah dari yg tadi.
“Aku
mencintaimu..”
“Hiks..”
“Aku akan
melepas jabatanku sebagai ketua OSIS..”
“Yunnie
ah..Hiks..”
“Aku akan
meluangkan waktuku sesering mungkin untukmu..”
“Ung..”
“Dan satu hal
yg harus kau ingat sampai kapan pun, bahwa segalanya mungkin terlihat nomor
satu untukku di matamu, tapi di mataku, hanya kau yg nomor satu, araso?”
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia mengangguk pelan.
“Arachi”
Sahutnya bergumam.
Yunho balas tersenyum.
Ia memeluk Jaejoong dengan erat.
Sangat erat.
Seakan tidak ingin untuk melepasnya lagi.
Jaejoong hanya diam seraya memejamkan matanya.
Mencoba menghirup wangi mint segar dari tubuh Yunho.
Ia balas memeluk namja tampan itu dan tersenyum manis.
Need me? Then I’m here.
Always here.
Beside you..
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
"Demi Author, ia tidak pernah....."
BalasHapusWadehel? Kenapa author dibawa" ?! #plak
Nice FF.. Kasian sama JJ yg selalu menunggu..
Jae, you are not alone... #duet sama rekaman suara Michael Jackson
Wkwkwk...