This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/ABDUCTION


Tittle: ABDUCTION

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-incest-romance-abduction-friendship-keliling kawah bareng mangdung


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


  Anak ayam bernyanyi ketika helaian alam bergoyang, percikan sisik berlomba menyambut raja tanpa mahkota sebagai pion apel emas dari catur kehidupan

.
.
.


Suasana pagi hari di rumah minimalis berwarna putih itu tampak damai dan assri seperti biasanya.
Seorang namja cantik baru saja selesai menatap meja makan.
Kemudian ruang sederhana tetapi mewah itu dimasuki oleh sesosok namja tampan yg sudah lengkap dengan pakaian kerjanya.

Jaejoong tersenyum manis.

  “Otte? Apa kasus minggu lalu itu sudah selesai hmm?”

Yunho menoleh.
Balas tersenyum menatap sang istri.
Ia berjalan mendekat dan mengecup lembut bibir cherry itu.

  “Kasus yg mana hmm? Apa kasus tentang misi memberi adik untuk namja kembar itukah?” Kekeh Yunho geli.

Ish!

Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya kesal.
Ia menepuk pelan bahu suaminya.

Ck, pervert.

  “Araso araso, kasus pembunuhan di keluarga Lee itu ani?”

  “Neee, kudengar tersangkanya melarikan diri, ck, kepolisian sekarang payah sekali”

  “Eoh? Apa kau bilang barusan?”

  “Kepolisian sekarang payah sekali~”

  “Minta dihukum eh?”

Jaejoong tertawa kecil.
Ia memejamkan mata seraya memajukan bibirnya.
Membuat Yunho menarik senyum manisnya sekali lagi.

Suara lenguhan manis itu terdengar mengerang pelan.
Jemari Jaejoong refleks menangkup leher Yunho ketika namja tampan itu menyerang bibirnya dengan kasar.
Decakan lidah mereka terdengar mendominasi nyanyian merdu para burung gereja yg bertengger di dekat jendela.

Ciuman panas itu terlihat tidak akan pernah usai.
Sampai kemudian Jaejoong membuka matanya secara tidak sengaja dan melihat kedua namja yg berwajah sama sedang melahap sarapan mereka dengan tenang.

  “Umph!”

Jaejoong segera mendorong tubuh Yunho menjauh.
Mata beningnya bergerak malu.
Wajahnya tampak memerah.

  “Yah! Kenapa tidak bilang kalau kalian disini eoh?” Bentak Jaejoong lirih.

Jaeho hanya memutar bola matanya.
Sementara Junhon terkekeh kecil.

  “Hon sudah memanggil Appa barusan, tapi sepertinya sesuatu yg Umma Appa lakukan terlihat sangat menarik sehingga mengabaikan kami”


BLUSH~


Yunho tertawa kecil melirik Jaejoong yg semakin memerah.
Namja tampan itu mengecup lembut pipi Jaejoong sekilas sebelum duduk di kursinya.

  “Gwenchana Umma, kami sudah terbiasa dengan yg seperti itu” Ujar Jaeho tanpa menoleh dari sandwichnya.

Jaejoong menepuk kepala Jaeho dengan pelan.
Ia berbisik tajam.

  “Lain kali tutup mata, araso? Kalian masih kelas 6 SD, anak nakal”

Jaeho hanya tertawa kecil.
Ia membuka mulutnya ketika Junhon menyodorkan sesendok paprika.

  “Junhon, berapa kali harus Umma katakan eoh? Habiskan sendiri paprikamu” Ujar Jaejoong jengah.

Namja cherry itu terlihat acuh.
Ia membuka mulutnya saat Hyung kembarnya menyodorkan sayur di hadapannya.

  “Dan kau, namja tampan, habiskan sayurmu” Ulang Jaejoong melirik Jaeho.

Namja almond itu tersenyum kecil.
Ia menatap mata bulat yg bening itu.

  “Jaejae menghabiskannya Umma, tapi dengan mulut Honchan, hahahahaha”

Namja cherry itu ikut tertawa geli.
Membuat Yunho yg sedang menyesap coffeenya mengernyitkan dahi.

  “Jangan berisik di meja makan”


DEG.


Namja kembar itu sontak menutup mulut.
Jaejoong menaikkan alisnya.
Menatap putranya yg menundukkan wajah dan saling melirik satu sama lain.

Hening.

Hanya terdengar suara dentingan garpu dan sendok.
Jaejoong menghela nafas.


  “Yunnie, kau pulang jam berapa hari ini?”
 
Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap sang istri tercinta dengan tatapan datarnya seperti biasa.

  “Mollaseo, hari ini akan ada detektif pindahan dari Busan, kurasa aku tidak pulang”

Junhon mengernyitkan dahinya.
Ia meletakkan sumpitnya dan menatap sang Appa.

  “Appa tidak pulang? Sepak bolanya otte?”

  “Mwo?”

  “Bukankah Appa sudah janji akan menemani Hon main bola sore ini??”

Jaejoong hanya diam.
Matanya bergerak menatap Yunho yg terdiam.

  “Besok otte? Appa sangat sibuk hari ini, Hon” Sahut Yunho tenang.

Junhon menggeram kesal.
Ia mencengkram sendoknya.

  “Ini yg ke 67 kalinya Appa berkata seperti itu! SIRHEO!” Jerit namja cherry itu terisak.

Yunho menatap Jaejoong yg tidak bergeming.
Namja cantik itu seolah ingin lepas tangan kali ini.

Oh well.

Hal seperti ini sudah terbiasa terjadi di keluarga Jung ini.
Celotehan Junhon di pagi hari, penolakan dari Yunho, dan puncaknya adalah, suara tangisan meraung dari namja cherry itu.

  “Junh---”

  “Appa”

Yunho menghentikan suaranya.
Menoleh menatap putra pertamanya.

  “Wae Jae?”

  “Nanti malam Appa bisa datang ke acara pertunjukan musik di tempat lesku? Aku akan memainkan piano”

  “Jae---”

  “Appa sudah janji dua hari yg lalu”

Skakmat.
Yunho menelan salivanya.

Ia mendesah pendek.
Kemudian ia menatap kedua putranya setelah Jaejoong beranjak membereskan piring kotor.

  “Dengar boys, Appa benar2 tidak bisa melakukan itu semua hari ini, Appa---”

  “Sibuk”

Jaeho dan Junhon bersuara kompak.
Menatap kesal ke arah Yunho yg kembali menghela nafas.

  “Mianhae”

Namja tampan itu hanya bisa mengucapkan maaf untuk yg kesekian kalinya.
Mata musangnya bergerak menatap Jaeho dan Junhon yg beranjak meraih tas sekolah mereka.
Kemudian mereka mencium Jaejoong dan pergi ke sekolah.

Yunho meraih jas detektifnya.
Ia berbalik dan terkejut mendapati Jaejoong yg menyilangkan dada di hadapannya.
Jelas, namja cantik itu marah.

  “Boo”

  “Hentikan, aku sudah tau”

  “Boo, dengarkan aku, aku tidak bermaksuk mengecewakan mereka lagi, tapi kau tahu ani? Pekerjaanku yg menuntutku”

Jaejoong menghela nafas.
Aish.
Ini masih pagi dan ia sudah melakukannya beberapa kali.

  “Sudahlah, mereka sudah terbiasa, kka, nanti kau terlambat”

Yunho tidak tersenyum atau apa pun itu.
Perasaannya sedang kacau.
Pikirannya berkecamuk.

Hei, kedua putranya itu masih berusia 12 tahun!
Masa dimana mereka seharusnya lebih banyak menghabiskan waktu dengan sang Appa seperti anak2 pada umumnya!

Aish.
Yunho memijat pelipisnya.

  “Gwenchana?” Tanya Jaejoong berbisik.

  “Beri aku semangat” Sahut Yunho balas berbisik.

Jaejoong tidak menyahut lagi.
Ia segera menjinjitkan kakinya dan memeluk leher Yunho.
Menenggelamkan wajahnya di lekuk leher namja tampan itu.
Menghirup wangi mint segar dari sana dan mengecup2 lembut pinggiran dahinya.

  “Aku mencintaimu” Bisik Jaejoong lembut.

Yunho tersenyum kecil.
Ia balas memeluk Jaejoong dan mengecup rambut almondnya yg wangi.

  “Aku juga”


-------


Jaejoong baru saja meletakkan kedua tas sekolah milik putranya yg sedang berganti baju di kamar.
Ia berjalan ke dapur dan menaruh semangkuk strawberry segar di meja halaman belakang.
Menunggu namja kembarnya disana.

Tidak lama suara derap langkah kaki terdengar mendominasi.
Jaejoong tersenyum manis.

  “Here, babies”

Jaeho dan Junhon tidak menyahut.
Mereka segera berlari kecil dan memeluk Ummanya dengan erat.
Jaejoong menepuk pelan punggung keduanya dan membiarkan mereka duduk di dekatnya.

  “Strawberries?” Tawar Jaejoong manis.

Namja kembar itu mengangguk.
Mereka melahap buah merah itu dengan santai.

  “Maafkan Appa ne? Appa---”

  “Hon benci Appa”


DEG.


Jaejoong membulatkan mata beningnya.
What?

  “Hon benci pekerjaan Appa” Lanjut Junhon mempoutkan bibir cherrynya.

Jaeho mengangguk.
Seakan setuju dengan penuturan namja cherry itu.

  “Junhon, kau tidak boleh berkata seperti itu, sayang” Bujuk Jaejoong seraya berlutut di hadapan namja cherry itu.

Ia menepuk lembut lutut mungilnya.

  “Pekerjaan Appamu itu adalah pekerjaan terhebat yg ada ne? Appamu menangkap orang2 jahat, menghentikan kekerasan dan menegakkan hukum, ia inspektur polisi Seoul yg terbaik” Ujar Jaejoong tersenyum.

Jaeho memutar bola matanya.

  “Wajar Umma membela Appa, kalau Appa tidak ada, Umma tidak akan mendapat uang belanja bulanan ani?”

  “YYAA! Jung Jaeho!”

Namja almond itu tertawa lantang.
Aish, dasar nakal.

  “Umma, malam ini Hyung ada pertunjukan piano” Celetuk Junhon setelah menelan buah Strawberrynya.

Jaejoong menoleh.
Ia menatap Jaeho dengan senyuman manis.

  “Jinjja? Bukankah itu bagus? Penghargaan pianis terbaik akan diserahkan kepada putra Umma yg paling tampan ini hmm?”

Jaeho mendengus.

  “Aku tidak akan bermain tanpa Appa”

  “Jae?”

  “Percuma saja selama ini aku berlatih keras! Appa bahkan tidak pernah melihatku bermain piano! Kemarin Appa sudah janji akan datang malam ini! Tapi karena pekerjaannya yg menyebalkan itu dia membatalkan semuanya! Selalu seperti itu!!”

Jaejoong tercekat.

Oh gosh.

Ini pertama kalinya ia melihat Jaeho mengamuk.
Bukankah biasanya namja almond itu selalu diam eoh?

  “Hyung..Hon takut..” Bisik Junhon menatap Hyungnya.

Namja almond itu mendesah pendek.
Ia memeluk bahu adiknya dan berbisik manis.

  “Mianhae”

Namja cherry itu mengangguk.
Ia menatap Jaejoong yg tidak bersuara.

  “U..Umma akan mengambilkan susu untuk kalian, chakkaman”

Jaejoong segera beranjak dari duduknya.
Ia berlari masuk ke dalam rumah hendak menelfon suaminya.
Mengadukan apa yg terjadi barusan.

Oh well, Jaejoong ingin Yunho benar2 mengerti tentang kedua putranya yg manja ani?

Sementara itu, kedua namja kembar itu tampak saling menatap satu sama lain.
Junhon menggeleng tidak mau.

  “Ani Hyung, andwae” Bisiknya ragu.

  “Hon, tenanglah, ini tidak seburuk yg kau pikirkan” Ujar Jaeho lembut.

Namja almond itu mengecup lembut bibir cherry adiknya.
Kemudian ia mengusap rambut cokelat itu dan meraih jemari Junhon.


-------


PPRANGG!!


Jaejoong tersentak kaget.
Telinganya mendengar jelas suara pecahan dari teras belakang.
Alisnya bertaut gelisah.
Jantungnya berdebar2.

Ya tuhan.

Namja cantik itu segera berlari ke halaman belakang.
Mata bulatnya mulai bergerak takut ketika kedua putra tercintanya tidak terlihat disana.

  “Omo”

Jaejoong bergumam lirih.
Menatap mangkuk kaca yg berisi Strawberry itu pecah berhamburan dengan buah Strawberry yg berserakan di dekatnya.

  “JAEJAE! HONCHAN!”

Hening.
Tidak terdengar suara apa pun kecuali gemerisik dedaunan di sekitar.
Jaejoong panik.
Ketakutan mulai menderanya.

Dan sepasang mata bulat bening itu pun membesar ketika mendapati secarik kertas yg tergeletak di atas meja.
Kertas berukuran medium dengan tulisan yg dipotong dari surat kabar.

Alphabet yg terlihat berantakan.


BRUKK!


Jaejoong terduduk lemas di lantai.
Matanya mulai berair.
Jemarinya bergetar.

Oh gosh..

It’s an abduction!

Jaejoong berhasil mengumpulkan kesadarannya yg sempat hilang beberapa detik.
Ia merogoh sakunya dengan panik dan mendial nomor kekasihnya.

  Nee Boo? Wae?

  “YUNNIE!”

  Eh? Wae? Kenapa berteriak?

  “Uri JaeHon menghilang!”


DEG.


Yunho yg berada di seberang sana membulatkan mata musangnya.

  “APA?!”

  “Mereka diculik! Hiks..”

  “Oh gosh! Tunggu aku! Jangan kemana2 araso?! Aku akan segera kembali!”


KLIK.


Jaejoong terisak lirih.
Ia benar2 takut.
Ya tuhan.
Dua namja itu tidak lebih dari anak2 kecil yg manja.
Jaejoong benar2 tidak bisa membayangkan apa yg akan terjadi pada mereka kalau sesuatu yg lebih buruk dari ini menimpa keduanya.


-------


Suara sirene polisi terdengar jelas.
Puluhan wartawan berkumpul di luar rumah besar itu.
Memotret sana sini dan berusaha mengorek keterangan dari para polisi yg berjaga diluar.

Jaejoong terlihat masih menangis di kursinya.
Dengan Yunho yg merengkuh tubuhnya dari belakang.

  “Hiks..Bagaimana bisa anak dari inspektur kepolisian Seoul yg hebat itu diculik eoh?! Kau benar2 Appa yg sangat pabo!!” Bentak Jaejoong kesal.

Yunho menghela nafas.
Menatap tajam para bawahannya yg saling memalingkan wajah.
Ish, masih sempat2nya mengintip eoh?

  “Mianhae Boo, aku benar2 tidak menyangka kalau ini akan terjadi..”

  “Hiks..Apa pun yg terjadi Aku mau mereka segera ditemukan! Aku akan membunuhmu kalau kau melepas mereka!!”

  “BooJae, gwenchana, semuanya akan baik2 saja nee? Berhentilah menangis”

  “BERHENTI MENANGIS! Kau memang tidak punya perasaan! Putramu diculik! Dan bisa2nya kau setenang ini eoh?!”

  “Joongie”

  “APA?! Kau mau menyalahkanku? Begitu? Lalu siapa yg selalu mengacuhkan mereka hah?! Seandainya saja tadi pagi kau menuruti permintaan mereka, mungkin saja mereka tidak akan mengalami penculikan ini! Hiks..”

Yunho menghela nafasnya.
Ia menatap tajam istrinya yg masih terus terisak.

  “Aku mau mereka kembali dengan selamat secepatnya..Hiks..Aku..Aku---”

Suara isakan itu mendadak terputus.
Membuat para bawahan Yunho mengernyitkan dahi mereka.

Apa yg terjadi?

Mereka semua berbalik dan menatap tidak percaya sepasang kekasih yg sedang berciuman itu.
Yunho menggeram kesal dalam hatinya.
Kenapa istrinya yg satu ini begitu cengeng dan cerewet?
Tidakkah namja cantik itu sadar kalau ocehannya bisa membuatnya menjadi bahan gosip di kalangan anak2 buahnya?

  “Hmphhh”

Suara lenguhan tertahan itu terdengar jelas.
Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Mengacuhkan para polisi yg terdiam menatap mereka.


KLIK!


  “Puahh!”

Jaejoong mengerang lirih.
Ketika Yunho mendadak menghentikan ciumannya saat telinganya menangkap suara kamera.
Ia menatap tajam para bawahannya yg terlihat bersiul satu sama lain.

  “INSPEKTUR JUNG!”

Yunho menoleh.
Menatap si detektif pindahan Busan itu dengan alis yg ditautkan.

  “Kau sudah mendapatkan petunjuk, Changmin ah?”

Namja berwajah kekanakan itu mengangguk.
Ia tersenyum lebar.

  “Lihat, sandi morse ini sengaja ditulis terbalik”

  “Bahasa apa ini?”

  “Ini bahasa perancis”

  “Mwo?”

  “Cha, kertas ini bukan kertas sembarangan, inspektur, kalau kau merentangkan lembaran ini tepat di bawah matahari maka sandi yg terpotong akan terlihat”

  “Lalu, apa artinya?”

  “Aku tidak tahu”

  “APA?!”

  “Aku lahir di Jepang, inspektur, aku tidak bisa bahasa perancis”


Oh shit!

Yunho mengepalkan jemarinya.
Mata musangnya melotot tajam.
Ingin sekali rasanya ia menelan detektif bodoh ini!

  “Mianhae”

Eoh?

Yunho dan Changmin menoleh ke kanan.
Menatap Park Yoochun – detektif tetap – itu.

  “Kurasa Changmin-ssi kurang teliti, inspektur” Ujarnya santai.

Changmin mengernyitkan dahinya.

  “Sandi pertama memang tertulis dalam bahasa perancis, tapi sandi yg terlihat di bawah sinar matahari adalah sebuah kiasan yg ditulis dengan bahasa Inggris”

  “Lalu?”

  “Aku berasal dari sana, inspektur Jung”

Oh gosh!

Yunho menarik senyum leganya.
Well, setidaknya mereka bisa memecahkan sandi kedua dulu ani?

Yoochun meraih kertas medium itu.
Membacanya dengan sangat teliti.
Ia mengambil buku saku dari kantung jasnya dan menulis sesuatu di sana.
Sementara Yunho, Jaejoong dan Changmin hanya diam menunggu.

  “Aku tidak mengerti”

Suara serak Yoochun yg terdengar jelas itu membuat Yunho mengangkat wajahnya.
Ia mengambil buku yg ditulis oleh Yoochun dan membacanya.

  Anak ayam bernyanyi ketika helaian alam bergoyang, percikan sisik berlomba menyambut raja tanpa mahkota sebagai pion apel emas dari catur kehidupan

EOH??

Mereka semua mengernyitkan dahi mendengar ucapan Yunho.


-------


Hari sudah malam.
Dan kedua namja kembar itu belum juga ditemukan.
Para polisi tampak berjaga di sekitar rumah Yunho.

Jaejoong tidak bisa tidur.
Ia tidak berhenti menangis sejak tadi.

Bahkan mata bulatnya sampai membengkak.

Oh my.

Ia merindukan celotehan Junhon sekarang.
Dan juga tatapan malas dari namja almond itu.

Yunho tidak bersama Jaejoong saat ini.
Namja tampan itu sedang duduk di ruang kerjanya bersama Changmin dan Yoochun.
Mencoba mencari arti dari pesan rahasia ini.

  “Apa yg kau lakukan?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Changmin menoleh.
Jemarinya tidak berhenti bergerak.

  “Mencari album, kalian pernah berkemah sebelumnya?”

  “Kenapa?”

Yoochun tersentak.
Ia menjentikkan jarinya.

  “TENTU SAJA!!”

Yunho menoleh cepat ke arah Yoochun.
Namja chubby itu menatap dalam kertas medium itu.

  “Inspektur, sandi pertama ini memang ditulis dalam bahasa perancis, tapi ini bukan kalimat, ini perintah untuk menggambar”

  “Mwo?”

  “Apa kau tidak memperhatikan? Kalimat perancis ini ditulis tidak beraturan, dua tegak lurus, dua lagi berbentuk horizontal, Junsu sudah mentranslate arti kalimat ini satu jam yg lalu”

Yunho mengangguk mengerti.
Ia menatap jemari Yoochun yg bergerak.

  “Dua tegak lurus maksudnya membentuk garis tegak dan lurus, kemudian satu garis tegak lurus”

Yunho menaikkan alisnya.

  “Dan dua garis horizontal di gariskan menyambung dengan garis tegak lurus tadi, see? Persis seperti kalimatnya, kakak tertidur dan kedua adik melompat

Oh wow.

Yunho merasa tidak asing dengan bentuk gambar itu.
Terlihat seperti..

  “Kemah?” Gumamnya tidak percaya.

Yoochun hanya mengangkat bahu.

  “Sini”

Namja chubby itu menurut.
Ia memberikan kertas itu kepada Yunho.

  “Kata sandi yg kedua sepertinya tidak asing lagi dengan situasi seperti ini” Ujar Yunho menatap Yoochun.

Namja tampan itu segera menulis di buku kosongnya.

  Anak ayam bernyanyi ketika helaian alam bergoyang, itu maksudnya ayam berkokok saat daun2 bergoyang ditiup angin”

Oh yes!

Yoochun mengangguk mengerti.

  Percikan sisik berlomba, maksudnya adalah percikan air sungai yg terdapat ikan di dalamnya” Sahut Yoochun.

Yunho tersenyum pasti.

  “Kemudian raja tanpa mahkota sebagai pion apel emas dari catur kehidupan itu maksudnya penguasa alam yg berwarna merah seperti apel didominasi warna emas sebagai pion utama, matahari!” Celetuk Changmin yg masih berdiri di lemari album keluarga Jung.

Yoochun dan Yunho saling mengangguk.
Mereka segera menulis sambungan setiap kalimat yg teruntai.

  “Kesimpulannya adalah, suasana alam ketika matahari terbit!” Ujar mereka kompak.

Changmin tertawa kecil.
Ia menunjukkan satu potret yg diambilnya dari album itu.

  “Dan suasana seperti itu hanya terdapat di dalam hutan”

Yunho menoleh.
Mata musangnya membulat.
Oh gosh.
Bukankah itu potret keluarganya setahun yg lalu?
Hari dimana Jaeho dan Junhon berulang tahun?

Namja kembar itu memaksa ia dan Jaejoong untuk berkemah di hutan saat itu.

  “OF COURSE! Sandi pertama bergambar kemah! dan sandi kedua adalah pelengkap dari sandi pertama!” Jerit Yunho berdiri dari duduknya.

Yoochun dan Changmin saling menatap.
Kemudian mereka menepuk bahu Yunho.

  “Well, kami rasa penculikan kali ini bukanlah hal besar, inspektur, kau harus lebih sering memperhatikan kedua putramu” Ujar mereka kompak.

Yunho mengernyitkan dahinya.

Jadi, maksudnya..

Ini semua memang sudah direncanakan oleh namja kembar itu?
Gosh, yg benar saja!
 
  “Akan kuingat” Sahut Yunho tersenyum.


-------


Jaejoong menggenggam erat jemari suaminya.
Mata bulatnya menatap sebuah kemah kecil yg tergeletak di tengah2 pekarangan hutan.
Jantungnya berdebar2.

  “Kajja”

Jaejoong tersenyum kecil.
Oh gosh.
Ia benar2 degdegan.


SSRAK~


DEG.


Jaejoong mengernyit.
Yunho membulatkan matanya.

Kosong.

Tidak ada siapapun di dalam kemah itu.
Hanya dedaunan kering yg berserakan di dalam sana.

  “Yun..”

Yunho merangkul bahu Jaejoong menenangkan namja cantik itu.
OH my.


KRAK!


DEG!


Yunho mencengkram jemari Jaejoong.
Ia berbalik ke belakang dengan refleks.
Jelas, suara asing menyapa telinganya beberapa detik yg lalu.


  “APPA!”

Yunho dan Jaejoong tersentak kaget.
Suara itu!

Oh gosh!

Mereka berdua segera berbalik.
Menatap tidak percaya namja kembar yg sedang memegang kue tart Strawberry itu.

  “Happy Anniversary!” Jerit keduanya kompak.

Yunho dan Jaejoong saling menatap.

Anniversary?

Oh gosh!

Bagaimana bisa mereka melupakan hari bersejarah itu eoh??
Seluruh pikiran mereka terpusat penuh kepada Jaeho dan Junhon yg menghilang 24 jam yg lalu.
Sampai tidak ada waktu untuk memikirkan yg lainnya.

Jaejoong menutup mulutnya.
Membiarkan air matanya mengalir begitu saja.
Sementara Yunho tertawa kecil.

  “Siapa yg merencanakan ini semua eoh?” Tanyanya seraya menepuk kepala Jaeho.

  “Aku” Sahut namja almond itu tersenyum.

  “Lalu, sandinya?”

  “Sandi pertama itu milikku, sedangkan sandi kedua milik Junhon”

Oh wow?

Yunho tidak pernah tahu kalau Jaeho bisa bahasa perancis dan Junhon menguasai sastra inggris.
Tidakkah itu hebat?
Mereka berdua benar2 cerdas!

  “Umma mianhae, kami membuat Umma cemas” Ujar JaeHon kompak.

Jaejoong menggeleng.
Ia memeluk kedua namja itu dengan erat.

  “Gwenchana?” Tanya Jaejoong lembut.

Jaeho dan Junhon mengangguk.
Mereka tertawa kecil.

  “Well, tadinya kami ingin merayakan ini di rumah, tapi pasti Appa tidak akan bisa datang dalam keadaan apa pun, makanya kami merencanakan tipuan penculikan ini” Ujar Jaeho menjelaskan.

Jaejoong menyikut lengan Yunho.
Membuat namja tampan itu tersenyum kikuk seraya menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.

  “Mianhae boys, Appa tidak akan mengulanginya lagi” Ujar Yunho yakin.

  “Kami tidak percaya! Apa jaminannya?” Sahut dua namja itu kompak.

Jaejoong menyeka air matanya.
Ia tertawa kecil.

  “Jaminannya? Appa tidak boleh menyentuh Umma selama seminggu kalau ia melanggar”

  “BOO?!”
 
  “Deal~!”

Namja kembar itu berjongkok seraya menghidupkan lilin yg ada di atas kue.
Mereka tersenyum kompak.

  “Kami mencintai kalian”

Oh mom.
Ini benar2 manis.

Jaejoong memeluk Jaeho dengan erat.
Sementara Yunho memeluk Junhon dan menggendongnya.

  “We love you more, babies” Bisik mereka kompak.

Well, its just a fake kidnapping.
Happy ending hum?


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar