This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/TWOSHOOT/REMEMBER ME/PART 2 *END*



PART 2.


6 bulan kemudian.


  “Hhh..hh..hh..hh”

Sesosok namja cantik yang mengenakan sweater longgar dipadu jas panjang itu tampak terengah.
Ia menumpu lututnya dengan kedua tangan.
Gosh.
Ia terlalu senang.
Sampai melupakan kondisinya yang sedang mengandung.

Jaejoong menyeka keringatnya yang menetes.
Ia segera masuk ke dalam supermarket tempatnya bekerja saat ini dan duduk di ruang ganti seragam.

  [ “Kemarin aku ke Seoul untuk menjenguk Halmoniku, dan aku melihat kekasihmu di sana” ]

Namja cantik itu tidak bisa menghentikan senyumannya.
Mengingat kalimat Yoochun di telepon kemarin malam.

Well, sejak tetangga Jaejoong mengetahui tentang kehamilannya ia diusir secara paksa dari sana.
Dan Jaejoong memutuskan untuk tinggal di Seoul karena Kangin yang pernah menjadi pelanggan tetapnya di kedai mie itu memberitahunya kalau Yunho berada di Seoul.

Sebegitu cintanyakah ia?
Sampai rela mengejar namja tampan itu ke kota besar yang sama sekali asing baginya ini.
Ck.
Dan Jaejoong bertambah senang karena telepon dari Yoochun itu.
Berarti perjuangannya tidak sia-sia ani?
Yunho memang ada disini.

  “Jaejoongie! Gantikan aku sebentar! Aku ingin ke toilet!” Teriak Taemin seraya berlari memasuki toilet.

Mengacuhkan Jaejoong yang mengangguk dan segera berdiri di bagian kasir satu.


TREK.


  “Ini saja?”

Yeoja berambut hitam itu mengangguk.
Ia tersenyum manis.

  “Ne, cukup ini” Sahutnya.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera mengetik harga minuman kaleng itu di keyboard komputer dan tersenyum saat menerima selembar 10 ribu won dari yeoja itu.

  “Yunho ah, kau jadi mengambil rotinya?”

  “Chakkaman”


DEG.


Mata bening Jaejoong terbuka lebar.
Tenggorokannya tercekat.
Ia terdiam menatap sosok tampan yang selama ini dicarinya itu.
Jemari Jaejoong bergetar pelan.
Nafasnya sesak.

  “Yu..Yunnie yah” Gumamnya lirih.


Eoh?

Namja tampan yang beranjak keluar dari rak makanan itu menaikkan alisnya.
Menatap sang kasir berwajah cantik yang menatap kaget ke arahnya.

  “Kau memanggilku?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong terdiam.
Alisnya bertaut.

  “Kau tidak ingat siapa aku?”

  “Maaf, apa kau mengenal suamiku?”


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Jantungnya semakin berdebar tidak karuan.
Matanya bergerak pelan menatap Ahra yang bertanya padanya.

Apa?

Apa?

Apa?

Suami??

  “Yunnie ah, benar yang dikatakan yeoja ini? Bahwa kau sudah menikah dengannya??” Tanya Jaejoong lirih.

Nyaris tidak terdengar.

Namja tampan itu mengangguk santai.
Ia tersenyum kecil kepada Jaejoong.

  “Omo, kenapa kau menangis?” Ujar Yunho kaget.

Jaejoong meringis.
Hatinya seakan hancur berkeping-keping.
Gosh.
Selama 4 bulan ini ia berharap dan menunggu namja tampan itu.
Tapi apa yang didapatkannya?

  “Katakan padaku kalau kau berbohong Yunnie ah..Jujur padaku kalau ini semua hanya sandiwaramu!” Teriak Jaejoong terisak.

Ahra mengernyitkan dahinya.
Sementara Yunho terdiam.

  “KAU BILANG KAU MENCINTAIKU! KAU BILANG KAU AKAN SELALU MENJAGAKU! TAPI KENAPA KAU BERSIKAP SEAKAN KAU LUPA PADAKU?!” Jerit Jaejoong histeris.


DEG.


Namja tampan itu tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.
Menatap Jaejoong yang menangis kencang.
Ia mengerutkan dahinya.
Baru saja ia ingin melangkah dan bertanya lebih lanjut pada namja aneh itu, Ahra tiba-tiba menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari supermarket.

  “GILA!” Umpat Ahra kesal.

Jaejoong menumpahkan tangisnya.
Perasaannya tidak terbendung lagi.
Sakit.
Sakit.
Perih.
Namja cantik itu menyentuh perutnya perlahan.
Ia meringis.

Ia seperti orang bodoh.

  “Kim Jaejoong! Apa-apaan kau eoh?! Kenapa kau membuat keributan?!” Teriak Lee Chaerin, manajer supermarket.

Jaejoong mengangkat wajahnya yang basah.
Menatap sendu yeoja berambut blonde itu.

  “Apa kau tidak melihat orang-orang yang berkumpul memperhatikan dirimu barusan hah?! Kau membuat citra supermarket ini rusak!”

  “Sa..Sajangnim..”

  “KAU DIPECAT!!”


DEG.


Jaejoong terhenyak.


-------


  “Mengerti? Aku ingin namja bernama Kim Jaejoong itu dicoret dari lapangan pekerjaan dimana pun! Dia telah membuat aku dan suamiku malu!”


KLIK!


Ahra mendengus kesal.
Ia menutup kasar ponselnya.
Aish.
Jeongmall.

Yeoja berambut hitam itu menolehkan wajahnya.
Menghela nafas menatap Yunho yang tampak melamun saat ini.

  “Yunho ah, aku ke rumah Umma dulu ne?”

  “…”

  “YUNHO!”

Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia mendongak dan menatap Ahra yang merengut kesal.
Yeoja berambut hitam itu berdecak dan menghentakkan kakinya.
Kemudian ia beranjak meninggalkan Yunho tanpa suara.

Namja tampan itu mengacuhkan kepergian istrinya.
Ia bersandar di sandaran sofa dan kembali menerawang.

  [ “Ingatanmu telah pulih, tapi karena bangunan yang menimpa kepalamu kau kehilangan memori saat kau hilang ingatan” ]

  [ “Mwo? Bagaimana bisa seperti itu??” ]

  [ “Tenang saja Tuan, bukankah bagus jika ingatan anda telah kembali?” ]

  [ “Tapi bagaimana dengan ingatanku selama aku hilang ingatan?! Siapa tahu ada seseorang yang menolongku saat itu! Bagaimana aku bisa membalas jasanya selama ini?” ]

Hah.

Yunho menghembuskan nafasnya panjang.

  [ “Kau tidak ingat siapa aku?” ]

Namja cantik itu..

  [ “KAU BILANG KAU MENCINTAIKU! KAU BILANG KAU AKAN SELALU MENJAGAKU! TAPI KENAPA KAU BERSIKAP SEOLAH KAU LUPA PADAKU?!” ]

Lupa?

Apakah namja cantik itu adalah seseorang yang telah muncul saat ia hilang ingatan?
Tapi, cinta?
Ia pernah mencintai namja cantik itu?
Bagaimana bisa?
Ia sudah memiliki seorang istri!

  “Kim Jaejoong..”


-------


Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mendongakkan wajahnya.
Meringis pelan merasakan matanya yang bengkak karena menangis itu mengerjap.
Jemari Jaejoong mengelus lembut perutnya yang berada di balik jas panjangnya.

Hhh.

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ottokhe?
Sekarang apa yang harus ia lakukan?

Ia kelaparan.
Dan bayinya juga merasakan apa yang ia rasakan saat ini.

  “Kenapa yeoja itu begitu kejam?” Lirihnya nyaris tidak terdengar.

Ahra telah mengecam seluruh supermarket, kedai, bahkan perusahaan sekali pun agar mencoret namanya.
Ia tidak bisa bekerja dimana pun.

  “Hiks..”

Jaejoong menangis.
Hatinya terasa nyeri.
Sakit sekali.
Namja cantik itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

  “YAA! Angkat yang benar!”


DEG.


Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap para pekerja bangunan yang sedang bekerja itu.
Jaejoong tertegun.
Benar.
Ia belum mencoba melamar pekerjaan disana.
Tapi..

Namja cantik itu mengelus perutnya.
Pekerjaan seperti itu bisa membahayakan dirinya ania?


SRET!


Jaejoong mengusap matanya dengan cepat.

Tidak! Apa pun yang terjadi bayiku harus tetap hidup!

Namja cantik itu beranjak dari duduknya.
Berjalan menghampiri sesosok namja elegan yang sedang mengawasi pekerja itu.


-------


  “Presdir, ada pekerja baru yang direkrut Taecyon kemarin malam” Lapor Minho.

Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia menatap namja bermata kodok itu kesal.

  “Kenapa ia tidak meminta persetujuanku dulu?! AISH!”

Namja tampan itu melempar proposal yang ada di jemarinya kepada Minho.
Kemudian ia segera berlari menuju Taecyon yang sedang berada di gedung belakang lokasi pembangunan.

  “Ok Taecyon!”

  “Ne Presdir!”

Namja elegan itu tersenyum manis.
Ia menatap Yunho yang berjalan menghampirinya.

  “Kenapa kau merekrut orang baru tanpa persetujuanku eoh?!”

  “Mianhae Sajangnim, tapi ia benar-benar memperihatinkan, lagi pula kita kekurangan orang di bagian pengangkut semen”

  “Kau sudah menyeleksinya secara ketat ania? Aku tidak ingin terjadi sesuatu nanti!”

  “…”

  “Wae? Kenapa kau diam saja huh?”

  “Um..Presdir..Mianhae..Tapi..”

  “Tapi apa?”

  “Kau tahu mengenai male pregnant?”

Eoh?

Yunho membulatkan mata musangnya.
Menatap emosi ke arah Taecyon yang menunduk.

  “KAU MEREKRUT NAMJA YANG SEDANG MENGANDUNG DAN MENYURUHNYA MENGANGKUT SEMEN?! KAU GILA, OK TAECYON?!”

  “Mi..Mianhae Sajangnim! Aku tidak tega padanya”

  “KAU INGIN DIA DAN BAYINYA MATI EOH?!”

Namja elegan itu menundukkan kepalanya dalam.
Ia menahan nafasnya.
Sementara Yunho merasakan emosinya menggebu-gebu saat ini.

Aish!

Jeongmall!

Namja tampan itu segera beranjak dari sana dan berlari menuju bagian pengangkutan barang.
Ia menolehkan mata musangnya.
Mencari sesosok namja yang perutnya tampak membesar.

Tapi siapa?

Mereka semua mengenakan jaket tebal karena hari ini cukup dingin.
Aish.

  “Ya! Yang mana pekerja baru itu?” Tanya Yunho pada satu pekerja yang berjalan di dekatnya.

Namja itu menundukkan kepalanya sekilas.
Kemudian ia menoleh dan memutar pandangannya.

  “Disana Sajangnim! Namanya Kim Jaejoong!” Ujar namja itu seraya menunjuk sosok cantik yang sedang mengangkut semen itu.


DEG.


Yunho tertegun.
Mendadak tubuhnya terasa kaku.
Ia kenal namja yang berteriak padanya beberapa hari yang lalu di dalam supermarket itu.


DRAP DRAP DRAP!


Tanpa pikir panjang Yunho segera melesat.
Berlari ke arah namja cantik itu dan berdiri di belakangnya saat namja cantik itu baru menyelesaikan angkutan karung semennya yang ketiga.
Ia mengerang lelah dan mengatur nafasnya.
Keringatnya bercucuran.

  “Yunnie!” Gumam Jaejoong kaget saat ia berbalik.

Namja tampan itu mendengus.
Mata musangnya menatap tajam ke arah Jaejoong.

  “Apa yang kau lakukan disini?” Tanyanya tajam.

Jaejoong terhenyak.
Mata beningnya bergerak sendu.
Ia mengeratkan jemarinya berusaha menguatkan dirinya agar tidak menangis.

  “Aku bekerja”

  “Tapi kenapa harus disini?! Kenapa harus mengangkut barang seperti itu?!”

  “Kenapa kau marah padaku?! Aku tidak punya pilihan lain! Istrimu mengancam seluruh lapangan pekerjaan agar mencoret namaku apa kau tahu itu eoh?!”


DEG.


Yunho terdiam.

  “Kau jahat padaku..Hiks..Kenapa kau berubah? Kenapa kau seperti ini? Apakah perasaanmu waktu itu hanya sekedar pelampiasan kepadaku Yunnie ah? Hiks..”

Namja tampan itu menahan nafasnya.
Matanya mengerjap menatap Jaejoong yang terisak.

  “Aku menderita..Hiks..Pemilik kedai memecatku, dan seluruh penduduk di sana mengusirkua karena hubungan kita..Hiks..Mereka bahkan dengan kejamnya menyuruhku untuk menggugurkan kandunganku..Hiks..”

  “Kau..Kau berkata seperti itu..Benarkah? Benarkah aku pernah memiliki hubungan denganmu? Kau yakin?”

Jantung Jaejoong seperti tertikam pisau.
Ia menatap penuh luka kepada Yunho.
Hatinya semakin tercabik.

  “Kenapa kau kembali bertanya? Apakah semua yang pernah kita lalui waktu itu hanya sekedar hal tidak penting bagimu?”

  “…”

  “…”

Jaejoong menahan nafasnya.
Ia mengusap wajahnya dan kembali menatap Yunho.

  “Aku menyesal pernah tenggelam dalam seluruh omong kosongmu..” Bisiknya lirih.

  “Dengar, aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan Jae ah, tapi aku sudah menikah, aku memiliki istri. Jadi aku harap kau tidak mengganggu kami lagi dengan tingkahmu itu” Potong Yunho cepat.

Jaejoong tersentak kaget.
Matanya mengerjap pelan.

Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian namja cantik itu tersenyum kecut dan memundurkan langkahnya.

  “Kalau begitu tidak ada gunanya lagi aku hidup ania?” Bisiknya bergetar.

  “Jae, kau mau apa?!” Teriak Yunho kaget.

Namja cantik itu terisak lirih.
Ia semakin memundurkan langkahnya dan berhenti tepat di bawah tumpukan batu bata yang tergantung di atas.
Jaejoong mengusap perutnya lembut.
Kemudian ia menarik tali tambang yang terikat di sampingnya dan melepaskan simpulnya.

  “AWAAAASSS!!” Para pekerja berteriak lantang.

Mereka berusaha berlari menghentikan Jaejoong.
Namun langkah mereka terhenti saat ratusan batu bata yang tergantung itu jatuh dengan tempo cepat.

Yunho terdiam.
Jantungnya mendadak berdebar tidak karuan.
Tubuhnya gemetar.
Mata musangnya menatap nyalang darah yang bercucuran dari selangkangan Jaejoong.
Sementara namja cantik itu terpejam dengan kepala dan bahu yang berdarah.

  “ADA YANG MATI!!” Teriak pekerja yang berdiri dari kejauhan.

Beberapa detik kemudian terdengar suara riuh para pekerja bangunan itu.
Mereka bekerja sama memindahkan batu bata yang menumpuk.
Mencoba mengeluarkan Jaejoong yang terpejam di bawah sana.

Sementara itu Yunho berlutut lemas.
Ia seakan melupakan bagaimana cara bernafas.
Kepalanya sakit.
Air matanya menetes tanpa diperintah.

Mendadak siluet ingatan-ingatan yang pernah hilang kembali terputar di kepalanya seperti kaset rusak.

  [ “Kau seperti beruang madu” ]


DEG.


  [ “Arrata! Sekarang namamu Yunnie bear! Hehehehe~” ]


DEG.


  [ “Bisakah mulai sekarang kau pulang lebih awal Yunnie ah?” ]


DEG.


  [ “Aku takut terjadi sesuatu..Aku tahu hubungan yang kita jalin ini salah..” ]


DEG.


  [ “Yunnie ah” ]


Sesak.
Yunho merasa sesak.
Mata musangnya mengerjap pelan masih memperhatikan tubuh ringkih yang tergeletak tidak berdaya itu.
Tangisnya tumpah.

Ia mengingat semuanya sekarang.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

3 komentar:

  1. oh my goddddddddddd :( nyesek banget :( ahra ngeselin :o -_-
    kenapa yuno appa bilang gitu sih :( kenapa baru inget nya pas jeje umma udah kyk gitu :( hikss

    BalasHapus
  2. kejaaaaammm *usap ingus*
    Aq udh tau endingnya, soalnya td epilognya aku slh baca, kirain prolog *tepok jidat*
    Tapi akhirnya happy end jua, bahkan ada yg masuk penjara (kynya sih)

    BalasHapus
  3. aa...........tidak... aku gk puas ma endingnya, knpa yunho gk d'buat sengsara, dy kan udh jhat ma jaemma :'(

    BalasHapus