PART 2.
6 bulan
kemudian.
“Hhh..hh..hh..hh”
Sesosok namja cantik yang mengenakan sweater longgar
dipadu jas panjang itu tampak terengah.
Ia menumpu lututnya dengan kedua tangan.
Gosh.
Ia terlalu senang.
Sampai melupakan kondisinya yang sedang mengandung.
Jaejoong menyeka keringatnya yang menetes.
Ia segera masuk ke dalam supermarket tempatnya bekerja
saat ini dan duduk di ruang ganti seragam.
[ “Kemarin aku ke Seoul untuk menjenguk
Halmoniku, dan aku melihat kekasihmu di sana” ]
Namja cantik itu tidak bisa menghentikan senyumannya.
Mengingat kalimat Yoochun di telepon kemarin malam.
Well, sejak tetangga Jaejoong mengetahui tentang
kehamilannya ia diusir secara paksa dari sana.
Dan Jaejoong memutuskan untuk tinggal di Seoul karena
Kangin yang pernah menjadi pelanggan tetapnya di kedai mie itu memberitahunya
kalau Yunho berada di Seoul.
Sebegitu cintanyakah ia?
Sampai rela mengejar namja tampan itu ke kota besar
yang sama sekali asing baginya ini.
Ck.
Dan Jaejoong bertambah senang karena telepon dari
Yoochun itu.
Berarti perjuangannya tidak sia-sia ani?
Yunho memang ada disini.
“Jaejoongie!
Gantikan aku sebentar! Aku ingin ke toilet!” Teriak Taemin seraya berlari
memasuki toilet.
Mengacuhkan Jaejoong yang mengangguk dan segera
berdiri di bagian kasir satu.
TREK.
“Ini saja?”
Yeoja berambut hitam itu mengangguk.
Ia tersenyum manis.
“Ne, cukup
ini” Sahutnya.
Jaejoong mengangguk.
Ia segera mengetik harga minuman kaleng itu di keyboard komputer dan tersenyum saat
menerima selembar 10 ribu won dari yeoja itu.
“Yunho ah, kau
jadi mengambil rotinya?”
“Chakkaman”
DEG.
Mata bening Jaejoong terbuka lebar.
Tenggorokannya tercekat.
Ia terdiam menatap sosok tampan yang selama ini
dicarinya itu.
Jemari Jaejoong bergetar pelan.
Nafasnya sesak.
“Yu..Yunnie
yah” Gumamnya lirih.
Eoh?
Namja tampan yang beranjak keluar dari rak makanan itu
menaikkan alisnya.
Menatap sang kasir berwajah cantik yang menatap kaget
ke arahnya.
“Kau
memanggilku?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
Jaejoong terdiam.
Alisnya bertaut.
“Kau tidak
ingat siapa aku?”
“Maaf, apa kau
mengenal suamiku?”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Jantungnya semakin berdebar tidak karuan.
Matanya bergerak pelan menatap Ahra yang bertanya
padanya.
Apa?
Apa?
Apa?
Suami??
“Yunnie ah,
benar yang dikatakan yeoja ini? Bahwa kau sudah menikah dengannya??” Tanya
Jaejoong lirih.
Nyaris tidak terdengar.
Namja tampan itu mengangguk santai.
Ia tersenyum kecil kepada Jaejoong.
“Omo, kenapa
kau menangis?” Ujar Yunho kaget.
Jaejoong meringis.
Hatinya seakan hancur berkeping-keping.
Gosh.
Selama 4 bulan ini ia berharap dan menunggu namja
tampan itu.
Tapi apa yang didapatkannya?
“Katakan
padaku kalau kau berbohong Yunnie ah..Jujur padaku kalau ini semua hanya
sandiwaramu!” Teriak Jaejoong terisak.
Ahra mengernyitkan dahinya.
Sementara Yunho terdiam.
“KAU BILANG
KAU MENCINTAIKU! KAU BILANG KAU AKAN SELALU MENJAGAKU! TAPI KENAPA KAU BERSIKAP
SEAKAN KAU LUPA PADAKU?!” Jerit Jaejoong histeris.
DEG.
Namja tampan itu tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.
Menatap Jaejoong yang menangis kencang.
Ia mengerutkan dahinya.
Baru saja ia ingin melangkah dan bertanya lebih lanjut
pada namja aneh itu, Ahra tiba-tiba menarik tangannya dan menyeretnya keluar
dari supermarket.
“GILA!” Umpat
Ahra kesal.
Jaejoong menumpahkan tangisnya.
Perasaannya tidak terbendung lagi.
Sakit.
Sakit.
Perih.
Namja cantik itu menyentuh perutnya perlahan.
Ia meringis.
Ia seperti orang bodoh.
“Kim Jaejoong!
Apa-apaan kau eoh?! Kenapa kau membuat keributan?!” Teriak Lee Chaerin, manajer
supermarket.
Jaejoong mengangkat wajahnya yang basah.
Menatap sendu yeoja berambut blonde itu.
“Apa kau tidak
melihat orang-orang yang berkumpul memperhatikan dirimu barusan hah?! Kau
membuat citra supermarket ini rusak!”
“Sa..Sajangnim..”
“KAU
DIPECAT!!”
DEG.
Jaejoong terhenyak.
-------
“Mengerti? Aku
ingin namja bernama Kim Jaejoong itu dicoret dari lapangan pekerjaan dimana
pun! Dia telah membuat aku dan suamiku malu!”
KLIK!
Ahra mendengus kesal.
Ia menutup kasar ponselnya.
Aish.
Jeongmall.
Yeoja berambut hitam itu menolehkan wajahnya.
Menghela nafas menatap Yunho yang tampak melamun saat
ini.
“Yunho ah, aku
ke rumah Umma dulu ne?”
“…”
“YUNHO!”
Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia mendongak dan menatap Ahra yang merengut kesal.
Yeoja berambut hitam itu berdecak dan menghentakkan
kakinya.
Kemudian ia beranjak meninggalkan Yunho tanpa suara.
Namja tampan itu mengacuhkan kepergian istrinya.
Ia bersandar di sandaran sofa dan kembali menerawang.
[ “Ingatanmu telah pulih, tapi karena bangunan
yang menimpa kepalamu kau kehilangan memori saat kau hilang ingatan” ]
[ “Mwo? Bagaimana bisa seperti itu??” ]
[ “Tenang saja Tuan, bukankah bagus jika
ingatan anda telah kembali?” ]
[ “Tapi bagaimana dengan ingatanku selama aku
hilang ingatan?! Siapa tahu ada seseorang yang menolongku saat itu! Bagaimana
aku bisa membalas jasanya selama ini?” ]
Hah.
Yunho menghembuskan nafasnya panjang.
[ “Kau tidak ingat siapa aku?” ]
Namja cantik itu..
[ “KAU BILANG KAU MENCINTAIKU! KAU BILANG KAU
AKAN SELALU MENJAGAKU! TAPI KENAPA KAU BERSIKAP SEOLAH KAU LUPA PADAKU?!” ]
Lupa?
Apakah namja cantik itu adalah seseorang yang telah
muncul saat ia hilang ingatan?
Tapi, cinta?
Ia pernah mencintai namja cantik itu?
Bagaimana bisa?
Ia sudah memiliki seorang istri!
“Kim
Jaejoong..”
-------
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mendongakkan wajahnya.
Meringis pelan merasakan matanya yang bengkak karena
menangis itu mengerjap.
Jemari Jaejoong mengelus lembut perutnya yang berada
di balik jas panjangnya.
Hhh.
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ottokhe?
Sekarang apa yang harus ia lakukan?
Ia kelaparan.
Dan bayinya juga merasakan apa yang ia rasakan saat
ini.
“Kenapa yeoja
itu begitu kejam?” Lirihnya nyaris tidak terdengar.
Ahra telah mengecam seluruh supermarket, kedai, bahkan
perusahaan sekali pun agar mencoret namanya.
Ia tidak bisa bekerja dimana pun.
“Hiks..”
Jaejoong menangis.
Hatinya terasa nyeri.
Sakit sekali.
Namja cantik itu menutup wajahnya dengan kedua telapak
tangannya.
“YAA! Angkat
yang benar!”
DEG.
Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap para pekerja bangunan yang sedang bekerja itu.
Jaejoong tertegun.
Benar.
Ia belum mencoba melamar pekerjaan disana.
Tapi..
Namja cantik itu mengelus perutnya.
Pekerjaan seperti itu bisa membahayakan dirinya ania?
SRET!
Jaejoong mengusap matanya dengan cepat.
Tidak! Apa pun yang terjadi bayiku harus tetap hidup!
Namja cantik itu beranjak dari duduknya.
Berjalan menghampiri sesosok namja elegan yang sedang
mengawasi pekerja itu.
-------
“Presdir, ada
pekerja baru yang direkrut Taecyon kemarin malam” Lapor Minho.
Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia menatap namja bermata kodok itu kesal.
“Kenapa ia
tidak meminta persetujuanku dulu?! AISH!”
Namja tampan itu melempar proposal yang ada di
jemarinya kepada Minho.
Kemudian ia segera berlari menuju Taecyon yang sedang
berada di gedung belakang lokasi pembangunan.
“Ok Taecyon!”
“Ne Presdir!”
Namja elegan itu tersenyum manis.
Ia menatap Yunho yang berjalan menghampirinya.
“Kenapa kau
merekrut orang baru tanpa persetujuanku eoh?!”
“Mianhae
Sajangnim, tapi ia benar-benar memperihatinkan, lagi pula kita kekurangan orang
di bagian pengangkut semen”
“Kau sudah
menyeleksinya secara ketat ania? Aku tidak ingin terjadi sesuatu nanti!”
“…”
“Wae? Kenapa
kau diam saja huh?”
“Um..Presdir..Mianhae..Tapi..”
“Tapi apa?”
“Kau tahu
mengenai male pregnant?”
Eoh?
Yunho membulatkan mata musangnya.
Menatap emosi ke arah Taecyon yang menunduk.
“KAU MEREKRUT
NAMJA YANG SEDANG MENGANDUNG DAN MENYURUHNYA MENGANGKUT SEMEN?! KAU GILA, OK
TAECYON?!”
“Mi..Mianhae
Sajangnim! Aku tidak tega padanya”
“KAU INGIN DIA
DAN BAYINYA MATI EOH?!”
Namja elegan itu menundukkan kepalanya dalam.
Ia menahan nafasnya.
Sementara Yunho merasakan emosinya menggebu-gebu saat
ini.
Aish!
Jeongmall!
Namja tampan itu segera beranjak dari sana dan berlari
menuju bagian pengangkutan barang.
Ia menolehkan mata musangnya.
Mencari sesosok namja yang perutnya tampak membesar.
Tapi siapa?
Mereka semua mengenakan jaket tebal karena hari ini
cukup dingin.
Aish.
“Ya! Yang mana
pekerja baru itu?” Tanya Yunho pada satu pekerja yang berjalan di dekatnya.
Namja itu menundukkan kepalanya sekilas.
Kemudian ia menoleh dan memutar pandangannya.
“Disana
Sajangnim! Namanya Kim Jaejoong!” Ujar namja itu seraya menunjuk sosok cantik
yang sedang mengangkut semen itu.
DEG.
Yunho tertegun.
Mendadak tubuhnya terasa kaku.
Ia kenal namja yang berteriak padanya beberapa hari
yang lalu di dalam supermarket itu.
DRAP DRAP DRAP!
Tanpa pikir panjang Yunho segera melesat.
Berlari ke arah namja cantik itu dan berdiri di
belakangnya saat namja cantik itu baru menyelesaikan angkutan karung semennya
yang ketiga.
Ia mengerang lelah dan mengatur nafasnya.
Keringatnya bercucuran.
“Yunnie!”
Gumam Jaejoong kaget saat ia berbalik.
Namja tampan itu mendengus.
Mata musangnya menatap tajam ke arah Jaejoong.
“Apa yang kau
lakukan disini?” Tanyanya tajam.
Jaejoong terhenyak.
Mata beningnya bergerak sendu.
Ia mengeratkan jemarinya berusaha menguatkan dirinya
agar tidak menangis.
“Aku bekerja”
“Tapi kenapa
harus disini?! Kenapa harus mengangkut barang seperti itu?!”
“Kenapa kau
marah padaku?! Aku tidak punya pilihan lain! Istrimu mengancam seluruh lapangan
pekerjaan agar mencoret namaku apa kau tahu itu eoh?!”
DEG.
Yunho terdiam.
“Kau jahat
padaku..Hiks..Kenapa kau berubah? Kenapa kau seperti ini? Apakah perasaanmu
waktu itu hanya sekedar pelampiasan kepadaku Yunnie ah? Hiks..”
Namja tampan itu menahan nafasnya.
Matanya mengerjap menatap Jaejoong yang terisak.
“Aku
menderita..Hiks..Pemilik kedai memecatku, dan seluruh penduduk di sana
mengusirkua karena hubungan kita..Hiks..Mereka bahkan dengan kejamnya
menyuruhku untuk menggugurkan kandunganku..Hiks..”
“Kau..Kau
berkata seperti itu..Benarkah? Benarkah aku pernah memiliki hubungan denganmu?
Kau yakin?”
Jantung Jaejoong seperti tertikam pisau.
Ia menatap penuh luka kepada Yunho.
Hatinya semakin tercabik.
“Kenapa kau
kembali bertanya? Apakah semua yang pernah kita lalui waktu itu hanya sekedar
hal tidak penting bagimu?”
“…”
“…”
Jaejoong menahan nafasnya.
Ia mengusap wajahnya dan kembali menatap Yunho.
“Aku menyesal
pernah tenggelam dalam seluruh omong kosongmu..” Bisiknya lirih.
“Dengar, aku
tidak mengerti apa yang kau bicarakan Jae ah, tapi aku sudah menikah, aku
memiliki istri. Jadi aku harap kau tidak mengganggu kami lagi dengan tingkahmu
itu” Potong Yunho cepat.
Jaejoong tersentak kaget.
Matanya mengerjap pelan.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian namja cantik itu tersenyum kecut dan
memundurkan langkahnya.
“Kalau begitu
tidak ada gunanya lagi aku hidup ania?” Bisiknya bergetar.
“Jae, kau mau
apa?!” Teriak Yunho kaget.
Namja cantik itu terisak lirih.
Ia semakin memundurkan langkahnya dan berhenti tepat
di bawah tumpukan batu bata yang tergantung di atas.
Jaejoong mengusap perutnya lembut.
Kemudian ia menarik tali tambang yang terikat di
sampingnya dan melepaskan simpulnya.
“AWAAAASSS!!”
Para pekerja berteriak lantang.
Mereka berusaha berlari menghentikan Jaejoong.
Namun langkah mereka terhenti saat ratusan batu bata
yang tergantung itu jatuh dengan tempo cepat.
Yunho terdiam.
Jantungnya mendadak berdebar tidak karuan.
Tubuhnya gemetar.
Mata musangnya menatap nyalang darah yang bercucuran
dari selangkangan Jaejoong.
Sementara namja cantik itu terpejam dengan kepala dan
bahu yang berdarah.
“ADA YANG
MATI!!” Teriak pekerja yang berdiri dari kejauhan.
Beberapa detik kemudian terdengar suara riuh para
pekerja bangunan itu.
Mereka bekerja sama memindahkan batu bata yang
menumpuk.
Mencoba mengeluarkan Jaejoong yang terpejam di bawah
sana.
Sementara itu Yunho berlutut lemas.
Ia seakan melupakan bagaimana cara bernafas.
Kepalanya sakit.
Air matanya menetes tanpa diperintah.
Mendadak siluet ingatan-ingatan yang pernah hilang
kembali terputar di kepalanya seperti kaset rusak.
[ “Kau seperti beruang madu” ]
DEG.
[ “Arrata! Sekarang namamu Yunnie bear!
Hehehehe~” ]
DEG.
[ “Bisakah mulai sekarang kau pulang lebih awal Yunnie
ah?” ]
DEG.
[ “Aku takut terjadi sesuatu..Aku tahu hubungan
yang kita jalin ini salah..” ]
DEG.
[ “Yunnie ah” ]
Sesak.
Yunho merasa sesak.
Mata musangnya mengerjap pelan masih memperhatikan
tubuh ringkih yang tergeletak tidak berdaya itu.
Tangisnya tumpah.
Ia mengingat semuanya sekarang.
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
oh my goddddddddddd :( nyesek banget :( ahra ngeselin :o -_-
BalasHapuskenapa yuno appa bilang gitu sih :( kenapa baru inget nya pas jeje umma udah kyk gitu :( hikss
kejaaaaammm *usap ingus*
BalasHapusAq udh tau endingnya, soalnya td epilognya aku slh baca, kirain prolog *tepok jidat*
Tapi akhirnya happy end jua, bahkan ada yg masuk penjara (kynya sih)
aa...........tidak... aku gk puas ma endingnya, knpa yunho gk d'buat sengsara, dy kan udh jhat ma jaemma :'(
BalasHapus