This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/DARKNESS EYES


Tittle: DARKNESS EYES

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-fluff-friendship-gelundungan bareng changmin~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “There’s darkness on my eyes”

.
.
.


TENG~ TENG~ TENG~


Suara bel DongBang High School itu terdengar nyaring.
Ah, tiga dering pertama pertanda kelas dimulai.

Para siswa siswi masih terlihat berserakan di kelas.
Oh well.
Terutama kelas XI-3 ini.
Wae?
Tentu saja karena hari ini jadwal Free Day mereka.
Para guru dari kelas mereka sedang mengadakan rapat giliran.

  “Kau dapat 5000 Won kalau berhasil mengajak Jaejoong berbicara!” Ujar Chansung berbisik.

Namja elegan itu tersenyum remeh.
Ia memutar pandangannya dan melirik si ‘darkness eyes’ namja yg sedang duduk di kursinya.
Oh well.

Julukan itu sangat cocok untuk Jaejoong yg pendiam.
Namja cantik itu terlihat tidak pernah tertawa di depan umum.
Bahkan tersenyum pun jarang, hanya jika kau sedang beruntung kau dapat melihatnya seperti itu.

  “Jaejoongie, boleh aku pinjam pensilmu?”

Namja cantik itu mendongak.
Menatap Kim Junsu yg duduk di depannya.
Ia mengangguk dan memberikan pensilnya kepada namja imut itu.

Junsu tersenyum manis dan segera berbalik.

Yeah, walaupun Jaejoong terkenal dengan sifat dinginnya, ia ramah pada siapa saja.
Ramah dalam arti memberi pertolongan kalau ia mampu.


BRUKK!


Namja cantik itu menolehkan wajahnya.
Menatap datar sosok elegan yg duduk di sampingnya.

Taecyon tersenyum lebar.

  “Jaejoong ah! Bagaimana kabarmu?” Tanya Taecyon basa basi.

Jaejoong mendengus.
Ia kembali memperhatikan Ipodnya dan memutar lagu disana.
Mengacuhkan Taecyon yg ditertawakan teman2nya.

  “Hei, kudengar kau memelihara anjing ya? Atau kucing? Kau suka binatang?”

Namja elegan itu tidak gampang menyerah.
Sampai akhirnya Jaejoong merasa muak dan berdiri dari duduknya.
Mata bulatnya menatap tajam namja elegan itu.

Kemudian ia meraih Ipodnya dan beranjak keluar kelas.

  “Jaejoong ah! Pensilnya otte?” Teriak Junsu menoleh.

Namja cantik itu menghentikan langkahnya.
Ia mengernyit dan menyahut.

  “Simpan saja!”

Junsu kembali tersenyum manis seraya mengangguk.
Sementara Taecyon memasang raut masam.
Teman2nya sudah terjatuh dari kursi karena tidak bisa berhenti tertawa mengejeknya.



-------


  “Fuuh”

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mulai merasa bosan.

Kelas XI-2 sudah keluar belum ya? Pikirnya dalam hati.

Jaejoong butuh teman bicara sekarang.
Walau pada akhirnya ia tidak terlalu banyak mengoceh.

Well, namja cantik ini pernah dikhianati orang2 dekatnya di masa lalu.
Mulai dari kedua orang tuanya yg bercerai, sahabat dekat yg merebut orang yg disukainya, bahkan sampai anggota klub yg memboikotnya.
Semua itu membuat Jaejoong muak.
Sejak saat itu ia berhenti mempercayai orang lain.

Lebih baik menutup mulut dari pada mengulangi hal yg sama. Prinsipnya.

Guess, tapi tidak dengan satu orang.

Satu makhluk spesial yg bersamanya sejak kecil.

  “Jaejoong ah!”

Namja cantik itu berbalik.
Ia tersenyum kecil memperhatikan sosok tampan yg berlari ke arahnya.

Ah, Jung Yunho.

Satu orang beruntung yg mengenal siapa Jaejoong.


BRUKK!


  “Kau cepat sekali menghilangnya! Aku baru saja dari kelasmu!” Ujar Yunho tertawa.

Namja cantik itu hanya berdehem pelan.
Ia kembali mengutak atik Ipodnya.

  “Kudengar belakangan ini kau semakin tenar, Jaejoongie ah, banyak siswa yg menjadikanmu bahan taruhan, kau harus berhati2 ne!”

  “Umm”

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Mata musangnya menyipit menikmati pemandangan bukit belakang sekolah.
Tempat yg sangat jarang di kunjungi orang lain.
Dan tempat spesial ini adalah tempat favorit mereka berdua.

Yunho menghirup nafas dalam.

Kemudian ia menarik bahu Jaejoong kasar dan menyandarkan kepala namja cantik itu di bahunya.

  “Ceritakan”

  “Cerita apa?”

Yunho terkekeh kecil.

  “Kau pikir aku siapa eoh? Aku tahu ada yg ingin kau katakan padaku Jae ah!”

Oh well.

Namja cantik itu tertawa geli.
Ia menyampingkan tubuhnya dan menubruk Yunho.
Mereka berdua tertawa kompak.

Namja cantik itu berbaring di dada bidang Yunho.

  “Oppsso..” Ujarnya berbisik.

Yunho hanya bergumam pelan.
Well, kalau Jaejoong tidak mau berbicara ia tidak akan pernah memaksanya.
Sebisa mungkin ia ingin namja cantik itu merasa nyaman saat bersamanya.

  “Jaejoongie, sepertinya aku membutuhkan dua loker sekarang” Kekeh Yunho.

  “Yeah, kau memiliki banyak penggemar yg selalu menyelipkan surat cinta disana” Sahut Jaejoong.

  “Aku serius! Bagaimana kalau kita berbagi loker?”

  “Mwo?”

  “Ne! Jadi para gadis itu bisa mengirimi surat mereka melalui lokermu!”

  “Ide terburuk yg pernah kudengar”

  “Aish”

Namja cantik itu memejamkan matanya.

  “Siapa yg sedang dekat denganmu saat ini?” Bisik Jaejoong.

Yunho mengerjap.
Memperhatikan awan yg bergerak pelan.

  “Ahra”

  “Aku benci yeoja itu”

  “Wae?”

  “Dia gadis terjalang yg pernah ada”

  “Hei, jaga bicaramu”

  “Oh ya? Kenapa aku harus? Apa dia sudah menjadi pacarmu sekarang?”

  “Menurutmu?”


SSRAK!


Sontak namja cantik itu beranjak dari baringnya.
Ia duduk menatap Yunho.

  “Kau benar2 berpacaran dengannya?” Tanya Jaejoong lirih.

  “Well, sudah seminggu” Sahut Yunho ikut duduk.

  “Dan kau sama sekali tidak memberitahu aku!”

  “Mwo? Aku benar2 sibuk minggu ini, Jae ah, bukankah aku sudah memberitahumu barusan?”

  “Tapi kenapa harus gadis itu?!”

  “Kenapa kau malah marah padaku? Kau menyukainya?”

  “Oh shit, si jalang itu? Yg selalu menyimpan kondom di saku seragamnya? Big damn!”

Yunho menaikkan alisnya.
Jujur saja, ia tidak pernah mendengar Jaejoong semarah ini sebelumnya.
Wae?
Bukankah sudah biasa kalau Yunho berbagi cerita tentang gadis2 yg dekat dengannya kepada Jaejoong?
Dan biasanya juga namja cantik itu tidak pernah marah.

Apa yg salah kali ini?

  “YAK! Kim Jaejoong! Jangan berani menghina kekasihku seperti itu araso!”

  “Mwoya?! Apanya yg kekasih? Paling tidak sampai sebulan juga kau sudah mencampakkan yeoja itu seperti biasa!”

  “Heh, kau menantangku?!”

  “Kau merasa ditantang eoh?!”

Aish.

Namja tampan itu beranjak dari duduknya.
Ia melangkah cepat dengan kepala yg dipenuhi emosi.
Meninggalkan Jaejoong yg masih duduk disana.

Ukh.
Namja cantik itu menggigit erat bibir bawahnya.

  “AKU MEMBENCIMU, JUNG YUNHO!!”  Teriaknya lantang.

Namja tampan itu berhenti sejenak.
Ia berbalik dan menatap Jaejoong dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.
Membuat Jaejoong sempat menyesal dengan teriakannya selama beberapa detik.

Menit terakhir, tetes bening itu jatuh.

  “Yunho ah..” Bisiknya lirih.


-------


Hari2 di sekolah mulai terasa seperti berada di neraka untuk Jaejoong.
Yunho benar, banyak yg menjadikannya bahan taruhan belakangan ini.

Mulai dari mencoba membuatnya tertawa sampai mencoba mencuri ciuman darinya.

Dan itu semua membuat Jaejoong semakin merasa muak.
Ia ingin berbagi cerita.
Membuang sebagian kekesalan yg menumpuk di dadanya.
Tapi kepada siapa?

Namja tampan itu menghilang dari sisinya.
Meninggalkannya sendiri sejak saat itu.

Jaejoong tidak punya teman.
Ia merasa semakin sakit.

  “Seharusnya aku tidak percaya padamu..” Lirihnya berbisik.

Namja cantik itu mencengkram erat jemarinya.
Ia meringis.
Ini pertama kalinya sejak bertahun2 yg lalu ia tidak pernah mempercayai orang lain.
Tapi apa?
Namja tampan itu ikut menjauhi dirinya sama seperti yg mereka semua lakukan.
Jaejoong jenuh.
Sesak.

Ia bahkan kesulitan bernafas setiap kali ada yg berbisik tepat di dekatnya.

  “Jaejoong ah, gwenchana?”

Namja cantik itu tertegun.
Mendongak menatap Junsu yg berbalik dari kursinya.

Raut wajahnya tampak khawatir.

  “Gwencha” Bisik Jaejoong.

Namja imut itu mengernyitkan dahinya.
Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.

  “Gelap” Bisik Junsu.

  “Apa?” Tanya Jaejoong refleks.

Junsu menyipitkan matanya.

  “Matamu, Jaejoong ah..Aku baru pertama kali ini melihat mata seperti milikmu..”

  “Apa yg salah dengan mereka?”

  “Matamu gelap, suram, tidak ada cahaya disana”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Namja imut ini terlalu polos.
Tipe yg langsung mengungkapkan apa yg ada di pikirannya.

  “Terima kasih” Ujar Jaejoong seraya beranjak dari duduknya.

  “Jaejoong ah!”

  “Apa?”

  “Kalau kau butuh tempat untuk berkeluh kesah, aku siap mendengar”

Sesak.
Jaejoong mengacuhkan namja imut itu dan segera berjalan cepat beranjak dari kelas.

Mendengar heh?
Kalau kau pendengar yg baik sama seperti Yunho, baru boleh kau berbicara seperti itu padaku! Jerit Jaejoong dalam hatinya.

  “Kim Jaejoong”


TAP.


Langkah Jaejoong sontak berhenti.
Ia memalingkan wajah menatap yeoja berambut hitam yg bersandar di dinding lorong.
Muak.
Jaejoong merasa mual sekarang.

  “Aku tahu kalau kau dekat dengan pacarku” Ujar Ahra tersenyum.

Jaejoong menghembuskan nafas diam2.

  “Dan aku juga tahu kalau kalian bertengkar beberapa waktu yg lalu”

  “OH yeah? Kenapa kau senang sekali mengurusi orang lain eoh? Apa tidak ada hal bagus dalam hidupmu?”

  “KIM JAEJOONG!”

  “Jangan sekali2 memanggil nama lengkapku lagi, atau aku akan memotong bibirmu!”

Yeoja berambut hitam itu menggeram kesal.
Mata sipitnya menatap marah ke arah Jaejoong yg sudah melangkahkan kakinya.

  “Awas kalau kau berani mengganggu Yunhoku lagi! Aku tidak akan pernah melepasmu kalau sampai aku melihat kau berduaan dengan kekasihku! Perusak!”

Jaejoong mendengus.
Kemudian ia kembali melangkah.
Wajahnya tertunduk.
Matanya semakin menggelap.
Menyeruakkan kesuraman yg menyelimuti bola mata yg bening itu.

Sesak.


-------


  “UNTUK APA KAU DATANG KE RUMAH INI LAGI EOH?!”

  “INI MASIH RUMAHKU JUGA, KIM HEECHUL! JAGA MULUTMU!”

  “TAHU APA KAU?! BERANI MEMBENTAKKU!”

  “CIH! KALAU KAU MASIH ISTRIKU, AKU SUDAH MENAMPARMU SAMPAI BERDARAH SEJAK TADI!”

Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Berusaha melenyapkan pertengkaran itu sebisa mungkin.

Tidak.

Mataku akan lebih kotor dari ini kalau aku sampai melihatnya lagi. Gumam Jaejoong dalam hatinya.
Namja cantik itu terus memejam seraya menutup telinganya dengan kedua tangan.
Ia menggigit bibir bawahnya dengan erat.

Yunho ah..
Yunho ah..

Bawa aku pergi dari sini..

  “KAU---”

  “HENTIKAN!!”

Jaejoong berteriak lantang.
Nafasnya menderu hebat.
Air matanya mengalir membasahi pipinya.

  “TIDAK BISAKAH KALIAN DAMAI SATU MENIT SAJA?! AKU LELAH!!” Teriak Jaejoong lantang.


PLAKK!!


  “Berani sekali kau meneriaki orang tuamu sendiri eoh?! Ummamu tidak becus mendidikmu!!” Maki Hangeng menampar Jaejoong.

Yeoja angkuh itu mendelik.

  “Apa?! Seenaknya saja kau menuduhku! Anak itu jadi melawan seperti itu karena kau!!”

Jaejoong meringis.
Ia memejamkan matanya dengan erat dan berlari keluar rumah.

Berlari.
Berlari.
Dan berlari sekencang mungkin.

Ia terus menekan pipinya yg terasa berdenyut.
Jaejoong tidak berhenti terisak.


TAP.


Nafasnya terdengar berlomba tidak beraturan.
Jaejoong menyeka air matanya yg masih mengalir.
Ia mendongak.

Menatap rumah Yunho yg terlihat diselimuti kedamaian.

Namja cantik itu melangkahkan kakinya mendekat.
Mengintip dari balik jendela kaca itu.

  “Hiks”

Tangis Jaejoong semakin menjadi.
Ia merasa miris melihat sepasang suami istri yg sedang menonton TV berdua di atas sofa.

Namja cantik itu berbalik secepat mungkin.
Ia baru saja akan pergi keluar ketika pintu depan itu terbuka.

Jaejoong tersentak kaget dan segera merapatkan tubuhnya ke dinding yg tidak terkena cahaya lampu.

  “Yunho ah~ Terima kasih nee~ kau sudah membantuku mengerjakan tugas!”

  “Gwenchana Ahra ya, kau mau aku mengantar?”

  “Ani, hehehe, aku bisa pulang sendiri, supirku menunggu di ujung jalan”

  “Araso, hati2 nee?”

  “Um! Saranghae~”

Jaejoong berjongkok dari posisinya.
Menutup telinga dari suara kedua orang itu.
Sampai kemudian terdengar suara pintu tertutup dan langkah kaki menjauh.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.

  “Hiks..Hiks..”

Sesak.
Jaejoong mencengkram dada kirinya dengan erat.
Kenapa tidak ada satu orang pun yg bisa dipercayainya?

Namja cantik itu kembali berlari.
Berlari dan terus berlari.
Mencoba membuang perasaan2 yg selama ini menekannya dari dalam.


TAP!


  “Hh..hhh”

Nafas Jaejoong kembali menderu.
Mata bulatnya yg redup menatap pemandangan malam yg terlihat lengang.
Hamparan rumput tinggi bergoyang lembut ditiup angin.

Bukit belakang sekolah.

Jaejoong terduduk di atas rerumputan.
Menangis sekuat yg ia bisa.

  “Kenapa harus bercerai? Hiks..Kenapa harus Go Ahra? Hiks..Kenapa?” Lirihnya berulang2.

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.

Mungkin Yunho tidak tahu.
Mungkin Ahra tidak tahu.

Tapi Ia tahu.

Kalau perceraian kedua orang tuanya disebabkan perselingkuhan Appanya dengan Umma yeoja berambut hitam itu.

Sesak.

Jaejoong menahan nafasnya dan memejamkan matanya seraya berbaring.


-------


  “Jaejoong ah! Ini pensilmu! Gomawo ne?”

Namja cantik itu tidak menyahut seperti biasanya.
Ia hanya menghela nafas dan meraih pensil itu seraya mengangguk.

  “Omo, Jaejoong ah, apa yg terjadi?” Tanya Junsu membalikkan tubuhnya.

  “Apa?” Tanya Jaejoong datar.

  “Matamu!” Teriak Junsu berbisik.

Namja imut itu merebut cermin yg ada di tangan Jessica dan mengarahkannya tepat di hadapan Jaejoong.
Namja cantik itu tersentak kaget.

  “There’s darkness on my eyes”

Bisik Jaejoong lirih.
Ia mengerjap pelan.
Mencoba mengenal sosok cantik yg memiliki mata redup disana.

Oh gosh.

Mata itu..

Menyimpan banyak kesakitan.


PRANGG!!


Jaejoong melempar cermin itu dan menarik nafasnya yg mendadak terasa menderu.

  “Mianhae..Mi..Mianhae..” Bisik Jaejoong lirih.

Junsu mengernyitkan dahinya.

  “Jaejoong ah? Gwenchana?”

Namja cantik itu segera melarikan diri.
Berlari sekencang mungkin menuju bukit belakang dan berhenti ketika mendapati ada orang lain yg berdiri di sana.

  “Semalam aku ke rumahmu”

Yunho menatap tajam mata bulat Jaejoong.

  “Mereka bertengkar, dan aku mendengar perbincangan mereka kalau Appa Kim memukulmu”

  “…”

  “Umma Kim bilang kau pergi dari rumah, aku mencarimu”

  “…”

  “Aku melihatmu tertidur di sini semalam..”

  “…”

Yunho menghela nafasnya.
Ia berjalan mendekati Jaejoong.

  “Kenapa kau tidak memanggilku Jaejoong ah? Kau bisa bercerita kepadaku kapan pun kau mau” Bisik Yunho lirih.

Hening sejenak.
Hanya terdengar suara alunan angin yg sejuk.

Sampai kemudian Jaejoong mengangkat wajahnya dan menatap dalam mata musang itu.

  “Kau tahu kenapa aku membenci yeoja jalang itu? Jalang yg menjadi kekasihmu?”

Yunho terdiam.

  “Karena Ummanya yg merusak keluargaku..Ummanya menggoda Appaku untuk mendapatkan harta..Membuat kedua orang tuaku bercerai dan menjadi seperti itu...”


DEG.


  “Yeoja jalang itu pernah merebut sahabat dekatku..Membuatnya mengkhianatiku dan mempengaruhi teman2 sekelas untuk menjauhiku..”

  “…”

  “Dan dia juga berhasil sampai tahap akhir, dia merebutmu dariku dan membuatmu menjauh..”

  “Jae---”

  “JANGAN SENTUH AKU!! KAU PENGKHIANAT!!”


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Jaejoong menepis kasar tangannya.

  “KAU SAMA SAJA DENGAN MEREKA SEMUA!! BERPURA2 SAYANG PADAKU TAPI PADA AKHIRNYA MEMBUANGKU!! KAU TIDAK BERBEDA DENGAN MEREKA!!” Teriak Jaejoong lantang.

Nafasnya semakin menderu.

  “DIMANA KAU SAAT AKU BUTUH?? DIMANA KAU SAAT AKU SEDIH?? KAU BERSAMA YEOJA JALANG ITU!!”

Yunho semakin terpaku.
Tenggorokannya tercekat.

Ia bisa melihat jelas air mata Jaejoong yg mengalir dengan deras.
Gelap.
Seluruh bola mata itu terlihat gelap.
Dikerubungi kesedihan yg mendalam.

Yunho merasa bersalah.
Dadanya terasa sesak.
Ia mencoba mendekati Jaejoong sekali lagi.
Namja cantik itu terjatuh.
Ia berlutut seraya menutup wajahnya.

Yunho segera memeluk namja cantik itu.
Merengkuhnya seerat mungkin.

  “Aku tidak tahu apa pun..Kenapa kau tidak bercerita padaku?” Tanya Yunho.

Jaejoong hanya diam.

  “Karena aku tahu kau tidak akan percaya padaku” Sahutnya berbisik.

  “Aku percaya padamu”

  “Jangan katakan apa yg tidak sanggup kau jalani Yunho ah..Hiks..Hentikan..”

  “Aku sayang padamu”

  “Jebal..Hiks..”

  “Aku peduli padamu”

Namja cantik itu mencengkram erat bahu Yunho.
Ia terisak keras.

  “Aku lelah Yunho ah..Hiks..Semuanya membuatku muak..Bahkan kau..Kau juga---hhmmppffhh”

Isakan lirih itu tercekat.
Terpotong dengan bungkaman bibir namja tampan itu.
Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Yunho menghisap bibir Jaejoong dengan tempo cepat.
Melumatnya berkali2 seakan ingin membersihkan apa yg baru saja diucapkan namja cantik itu kepadanya.

Jaejoong semakin merasa sesak.
Dadanya menggebu2.
Ia mendorong dada bidang Yunho dan melepaskan ciuman mereka.

  “Aku tidak akan mendekati yeoja itu kalau kau lebih dulu memberitahuku” Ujar Yunho terengah.

  “Bagaimana kau bisa tahu kalau sejak awal kau yg tidak memberitahuku?” Tanya Jaejoong mengatur nafasnya.

Hening.
Mereka berdua saling terdiam.

Nafas yg menderu berangsur damai.

Jaejoong menatap jemarinya yg masih mencengkram dada bidang Yunho.
Sementara namja tampan itu kembali menatap dalam mata namja cantik itu.

Gelap.

Tapi ada setitik sinar dari sana.

Perlahan Yunho mendekatkan wajah mereka.
Mengecup bibir cherry itu sekali lagi dan melumatnya.

Ia melakukannya dengan sangat lembut.
Membuat Jaejoong tanpa sadar terbuai dan memiringkan wajahnya.

  “Hhh..hh..hhh”

Yunho mengusap wajah Jaejoong.
Ia berbisik lirih.

  “Dari awal aku yg paling menderita”

  “Kenapa?”

  “Karena hanya aku yg bersusah payah menyembunyikan perasaanku darimu”

  “Apa maksudmu?”

  “Kau tahu..Sudah lama sekali aku menyukaimu Jaejoong ah..Berkali2 aku mencoba menunjukkan perasaan itu padamu, membuatmu tertawa setiap kali berada di dekatku..Tapi sepertinya kau hanya butuh teman untuk bicara..”

  “Apa yg kau bicarakan? Kau pikir aku tidak sakit saat kau berkali2 berpacaran dengan gadis2 yg menjadi korbanmu itu? Aku sesak setiap kali memikirkan itu! Terutama dengan jalang yg dekat denganmu saat ini! Ia bahkan berani mengancamku!”

  “Kau..Kau menyukaiku?”

  “Aku mencintaimu! Moron!”

  “Kenapa tidak kau katakan sejak dulu eh? Kita tidak akan saling salah paham seperti ini!”

  “Memangnya gara2 siapa eoh? Kau menyebalkan!”

Namja tampan itu menarik nafas panjang.
Menatap tidak percaya sosok cantik yg ada di hadapannya saat ini.
Raut marahnya dengan wajahnya yg memerah malu itu membuatnya terlihat lucu.

  “Jadi, mulai sekarang kita berpacaran?”

Jaejoong mendongak.
Ia meringis.

  “Aku takut untuk kembali terluka..”

  “Kau tidak perlu, aku akan selalu ada di sampingmu..Mendengarmu dan bersamamu kapan pun kau mau”

  “Huh?”

  “Kau percaya padaku? Aku mencintaimu..”

Namja cantik itu menyipitkan matanya.
Ia menunduk dan balas berbisik.

  “Kesempatan terakhir, baiklah”

  “Akan kubuat julukan ‘darkness eyes’ itu berubah menjadi ‘brightness eyes’”

  “Sesak”

  “Kenapa?”

  “Aku tidak tahu, aku meragukan janjimu..Aku merasa sesak..”

  “Mulai sekarang kalau kau merasa sesak kau bisa membaginya denganku”

  “Kapan pun aku mau?”

  “Kapan pun kau mau”

  “Pejamkan matamu”

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia mengusap sudut kelopak bawah mata Jaejoong sebelum memejamkan matanya.


END.

-DBSK, Darkness Eyes­-

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar