This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/EVE PRESENT


Tittle: EVE PRESENT

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-hurt-friendship-lonely


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Hadiah Natalmu”

.
.
.

Namja cantik bertubuh mungil itu duduk manis di atas kursinya.
Mata bulatnya menatap keseluruhan makanan yg ada di meja makan raksasa itu.
Oh well.

Para maid dan pelayan berjejer rapi di sampingnya seraya menyanyikan lagu Natal.
Mereka memakai topi santa yg manis itu.

Jaejoong tidak menunjukkan ekspresi senangnya.
Ia hanya memandang datar ke depan.

Seperti biasa.


SRET.


Jaejoong melirik ke samping kanan.
Memperhatikan ratusan bingkai foto yg terletak manis di atas meja panjang itu.

Jelas.

Jaejoong memperhatikan dengan jelas potret ketika ia masih berumur 3 tahun.
Natal.
Ia disana dengan baju santanya yg imut.
Bersama Umma dan Appa yg memeluknya dengan erat.

Jaejoong mendesah pelan.
Ia kembali menatap meja makan ketika lagu Natal yg dinyanyikan para maid dan pelayan hampir selesai.

  Jingle bell---”


BRUKK!


Mereka semua terdiam.
Memandang kue Natal yg hancur berantakan di lantai.
Jaejoong mendorongnya dari meja.

Namja cantik itu melompat dari kursinya dan berjalan keluar.
Meninggalkan para maid dan pelayan yg saling menatap.

Oh well.
Mereka cukup tahu kalau tuan mudanya yg masih berumur 7 tahun itu kesepian.
Umma dan Appanya adalah pengusaha terkenal yg bergerak di bidang produksi perhiasan.
Dan mereka menetap di Amerika sejak dua tahun yg lalu.


SSRAK!


Jaejoong kecil masuk ke dalam kamarnya.
Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya.
Tidak.
Mata bulat itu tidak mau menurut padanya.

Kedua bola mata yg indah itu tetap terbuka.
Memperlihatkan ilusi sebuah kehangatan di malam Natal.

Sayang Jaejoong tidak pernah mendapatkannya lagi sejak kedua orang tuanya lebih mementingkan bisnis dari pada dirinya.


CKLEK.


Jaejoong menoleh.
Menatap sosok tampan yg bertubuh mungil di hadapannya.
Ia memakai seragam pelayan untuk ukuran seusianya.

  “Kau mau tidur sekarang?”

Jaejoong mengangguk.
Ia membenarkan posisi tidurnya dan membiarkan namja kecil bernama Yunho itu memakaikan selimut padanya.

Yunho tersenyum manis.
Ia mengelus poni almond Jaejoong dengan lembut dan mengecup lama dahinya.
Jaejoong mulai memejamkan matanya.
Dengan tangan yg bertaut erat bersama jemari mungil Yunho.


Mereka selalu melakukannya setiap kali Jaejoong ingin tidur.
Namja cantik itu terbiasa dengan perlakuan manis pelayannya yg satu ini.
Ia tidak akan bisa terlelap dengan nyenyak kalau Yunho tidak mengantarkan tidurnya.

  “Jal jayo Boo” Bisik Yunho mempererat genggaman jari mereka.

Jaejoong mengangguk.
Deru nafasnya terdengar teratur secara perlahan.

Well.

Perlu kujelaskan, kalau namja tampan bernama Yunho ini adalah pelayan yg dibawakan khusus Umma dan Appa Jaejoong dari Amerika.
Ia bertugas untuk menjaga Jaejoong dan menjadi pelayan pribadinya.

Yunho memang namja yg murah senyum dan sangat disiplin.
Tapi ia bisa mengatasi Jaejoong yg dingin dan pendiam dengan baik.
Bahkan mereka punya panggilan sayang untuk masing2, sangat berbeda dengan halnya majikan dan pelayan pada umumnya.

  “Merry Xmas” Bisik Yunho lagi.


KLIK.


Namja tampan itu mematikan lampu kamar Jaejoong.


-------


10 tahun kemudian.


  “BooJae, ireona”

  “Hmm”

  “Jaejoongie, kita akan terlambat ke sekolah”


PIK.


Jaejoong segera membuka matanya.
Namun tubuhnya masih betah berada di empukan ranjang King Sizenya.
Ia sama sekali tidak berniat untuk bangun dalam arti yg sebenarnya.

Yunho menahan punggung Jaejoong.
Ia menggendong namja yg masih dalam keadaan setengah sadar itu ke dalam kamar mandi.
Kemudian ia mendudukkan Jaejoong di atas bathtup.

Yunho membuka kemejanya.
Sedetik kemudian ia membuka kancing piyama Jaejoong sampai namja cantik itu naked seutuhnya.
Jaejoong mengucek matanya.
Ia menguap kecil ketika Yunho menggendongnya sekali lagi dan memasukkannya ke dalam bathtup yg berisi busa sabun dengan wangi manis favorit Jaejoong.

Kemudian Yunho ikut masuk ke dalam bathtup.
Ia memangku Jaejoong yg bermain dengan busa sabunnya.
Jemari tegasnya menggosok punggung namja cantik itu dan menyabuninya dengan spons.

Jaejoong hanya diam.
Tidak mengeluarkan suara atau bahkan raut wajah sekali pun.
Ia masih tetap seperti biasa.
Tidak pernah berubah.
Dingin dan datar.


-------


Namja tampan itu mengusap punggung Jaejoong setelah ia membilas tubuhnya dan tubuh Jaejoong secara bersamaan di bawah guyuran shower.
Jaejoong hanya menangkupkan jemarinya di dinding kamar mandi dengan posisi membelakangi Yunho.

Tidak lama kemudian Yunho mematikan shower dan meraih handuk yg ada di gantungan.
Ia mengeringkan tubuhnya dan tubuh Jaejoong dengan cekatan.

Kemudian ia menggiring namja cantik itu masuk kembali ke dalam kamar.

Jaejoong duduk di atas ranjang.
Membiarkan Yunho memakaikan pakaiannya dari bawah sampai atas dengan sempurna.

Namja cantik itu terlihat seperti tidak bisa melakukan apa pun sendirian ania?
Tentu saja.
Hidupnya sangat bergantung pada Yunho.
Pelayan tampan itu melayaninya dengan sangat baik.

  “Kajja”

Jaejoong mengangguk.
Ia berjalan di depan Yunho.
Kemudian setelah sampai di halaman depan mereka masuk ke dalam Bugatti Veyron metalic hitam yg mewah itu.


-------


Jaejoong memandang datar orang2 yg menatapnya dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.
Ia hanya terus menatap lurus ke depan bersama Yunho yg berjalan di sampingnya.
Namja tampan itu membawakan tas sekolah Jaejoong.


SREK.


  “Pr-mu sudah kuselesaikan semalam”

Jaejoong menatap Yunho.

  “Siapa yg menyuruhmu melakukannya?”

  “Tapi---”

  “Aku bisa mengerjakannya sendiri”

Namja cantik itu melempar buku tulisnya yg diberikan Yunho.
Kemudian ia merogoh tas sekolahnya dan mengambil buku yg baru.

Jaejoong mengerjakan tugasnya tanpa memperdulikan lingkungan sekitar.
Beberapa siswa siswi berbisik2 mengenai dirinya yg terlihat sangat tidak acuh terhadap Yunho.
Well, penghuni sekolah swasta ini memang tahu kalau Yunho hanyalah seorang pelayan Kim Jaejoong.

Tapi, melempar jerih payah namja tampan itu tanpa rasa simpati benar2 kelewatan ania?

  “Kumpulkan tugas kalian”

Jaejoong mendongak.
Ia segera mengerjakan sisa soalnya dengan cekatan dan berjalan ke depan mengumpulkan bukunya.

Well, Jaejoong bukanlah namja yg tidak bisa melakukan segalanya sendirian.
Ia cukup pintar dalam hal pelajaran.
Selalu mengerjakan tugasnya seorang diri dengan sempurna.
Ia tidak ingin mengandalkan Yunho untuk yg satu ini.
Tidak.

  “Kita akan membagi kelompok untuk tugas semester ini”

Seluruh siswa berteriak malas.
Mereka benci dengan tugas kelompok.
Sangat menyebalkan.

  “Kelompok 1, Park Sooji, Lee Chaerin, Jung Jaehyun, Jung Hyunbin, Hwang Chansung”

Oh well.

  “Kelompok 2, Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin, Jung Yunho, dan Kim Jaejoong”

Gosh.

3 namja yg duduk sederet itu saling berbisik satu sama lain.
Sesekali mereka memperhatikan Jaejoong yg tampak tidak peduli.
Hanya Yunho yg tersenyum menatap mereka.

Yoochun, Junsu dan Changmin bertengkar ringan di kursi mereka.

  “Aku tidak ingin satu kelompok dengan anak manja itu~!” Erang Junsu kesal.

  “Sam tidak akan mau merubah anggota kelompok kita, Suie” Ujar Yoochun menjelaskan.

  “Menurutku malah bagus, bukankah Jaejoong adalah juara satu di kelas kita? Tugas kita akan mendapat nilai tinggi kalau ia berada bersama kita!” Seru Changmin semangat.

Junsu mendengus.

  “Aku juga setuju dengan argumenmu yg satu itu, Changmin ah, tapi kau tahu sendiri kan Jaejoong itu orang yg seperti apa, sangat dingin dan angkuh”

  “Bukankah ada Yunho?”

OH well.

  “Baiklah, besok kita kerjakan bersama di rumahku” Ujar Yoochun tersenyum.


-------


  “Buku kimiaku ketinggalan”

  “Aku ambilkan”

  “Andwae, aku saja”

  “Jaejoongie, sudah tugasku untuk melayanimu ania?”

  “Kembali ke mobil dan tunggu aku”

OH yes.
Yunho hanya bisa mengangguk patuh kalau Jaejoong sudah memberinya perintah seperti ini.
Ia tidak ingin namja cantik itu marah padanya.

Jaejoong berbalik.
Ia segera berlari ke dalam gedung sekolah yg terlihat sepi itu.
Seluruh siswa siswi sudah pulang.


TAP TAP TAP!


Suara langkah Jaejoong terdengar jelas.
Ia masuk ke dalam kelas dan merogoh laci mejanya.
Dapat.

Namja cantik itu segera berlari keluar.

  “Pssst!”


DEG.


  “Siapa?”

  “Jaejoong, kesini sebentar, ada yg harus kau lihat!”

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Menatap wakil ketua kelasnya yg berdiri di sudut jendela.
Namja tinggi itu berada tepat di depan pintu perpustakaan.

  “Katakan apa yg harus kulihat, waktuku tidak banyak” Ujar Jaejoong datar.

Namja tinggi yg bernama Choi Siwon itu berdecak.
Ia masih berusaha untuk membujuk Jaejoong agar mau berjalan ke arahnya.

Jaejoong masih diam.
Ia mulai berpikir kalau itu adalah sesuatu yg sangat penting.
Kakinya mulai melangkah.


TAP.

TAP.

GREPP!


Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar.
Seseorang yg berada di dekat Siwon menangkup mulutnya dan menyeretnya ke dalam ruang perpustakaan.


BRUKK!


Jaejoong terdiam.
Ia mencengkram erat buku kimianya seraya mendongak.
Menatap sekumpulan namja yg menyeringai menatapnya.

  “Apa2an ini?” Tanya Jaejoong datar.

  “Cih, apa kau tidak takut hmm? Kau hanya sendirian disini, sayang” Kekeh Siwon.

  “Apa yg harus kutakutkan? Kalian?”

Choi Siwon berdecak marah.
Pertanyaan namja cantik itu terdengar mengejek dan sangat meremehkan.

  “KAU BELUM TAHU SEDANG BERHADAPAN DENGAN SIAPA, KIM!!” Bentak namja tinggi itu seraya menangkup dagu Jaejoong.

Namja cantik itu tidak berekspresi.
Mata bulatnya hanya bergerak pelan balas menatap mata sipit Siwon.

  “Dimana pelayanmu itu hmm?”

Jaejoong menoleh.
Menatap Eunjae yg tersenyum manis seraya berlutut di hadapannya.

  “Diluar”

  “OH, that’s good! Kalau begitu ia tidak akan tahu apa yg akan kita lakukan hmm?”


SRAK!


Jaejoong tersentak kaget ketika tiga namja yg berdiri di belakangnya menarik kemeja seragamnya ke atas.
Taecyon, Wooyoung, dan Nickhun tertawa renyah.

Namja cantik itu merasa jantungnya mulai berdebar.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

  “Mmppphh!”

Jaejoong meringis ketika Siwon menutup mulutnya dengan lakban hitam.
Eunjae menahan tangan Jaejoong ke belakang seraya menghirup wangi manis yg menguar dari tengkuk Jaejoong.

Namja cantik itu tidak berusaha memberontak.
Ia hanya menatap kosong ke depan.
Membuat Taecyon dan Wooyoung yg berada di atas tubunya merinding ngeri.
Apa yg terjadi pada namja cantik ini?

  “Cepat lakukan! Ia masih sangat bersih!” Tawa Siwon seraya membuka kancing kemeja namja cantik itu.


-------


Yunho merasakan gelisah yg mendera pikirannya.
Ada sesuatu yg tidak beres. Gumamnya dalam hati.

Namja tampan itu melirik jam tangannya.
Sudah lewat 5 menit.
Dan Jaejoong belum kembali.


AISH!


Yunho menggerutu keras seraya berlari ke dalam gedung sekolah.


DRAP DRAP DRAP!


Namja tampan itu membuka kasar pintu kelasnya dan meneliti seluruh sudut ruangan.
Kosong.
Tidak ada siapapun di sana.


BRAKK!

DEG!


Yunho tersentak kaget.
Ia berbalik dan mengernyitkan dahinya menatap pintu perpustakaan yg tertutup.
Hei, barusan ia mendengar sesuatu dari sana!


TAP TAP TAP.


  “Kau benar2 manis, Kim Jaejoong”


DEG.


Mata musang itu membulat.
Ia mendobrak pintu kayu itu dengan keras dalam sekali sentak.

Membuat namja2 nakal yg sedang berdiri di sekitar Jaejoong menatap kompak ke pintu.

  “Pabo! Kenapa kau tidak mengunci pintunya!” Marah Eunjae kesal.

Taecyon hanya mendengus.

  “Lepaskan namja itu!” Teriak Yunho marah.

Siwon tertawa kecil.
Ia menarik Jaejoong yg memejamkan matanya.
Kemeja seragam namja cantik itu sobek.

Yunho memicingkan mata musangnya.
Ada satu tanda kemerahan di bahu Jaejoong.


GGRRT.


Namja tampan itu mencengkram erat jemarinya kesal.
Ia melesat ke depan dan menarik kerah kemeja Eunjae.
Memukul perutnya dengan keras dan menendang wajahnya.
Membuat namja itu terbatuk darah dan terjatuh ke lantai.

  “KATAKAN PADAKU, SIAPA YG MEMBUAT TANDA MENJIJIKKAN INI EOH?!”

Choi Siwon tertawa mengejek.
Ia mengecup pinggir dahi Jaejoong seraya menatap Yunho.

  “Aku, masalah untukmu hmm?”

  “BRENGSEK!!”


BUAGG!!

BRUKK!!

DUAKK!!

DUGG!!


Yunho memukuli namja tinggi itu membabi buta.
Mengacuhkan Taecyon, Wooyoung dan Nickhun yg sudah melarikan diri dari sana.
Namja tampan itu berhenti menghajar Siwon dan Eunjae ketika keduanya sudah tidak sadarkan diri.

Kemudian ia berbalik.
Menatap Jaejoong yg bersandar di dinding.
Sudut bibir cherry itu sobek.
Mengalirkan darah segar dari sana.

Yunho menggeram.
Emosinya meledak2 saat ini.


GREPP!


Ia mencengkram erat jemari Jaejoong dan menariknya dengan kasar keluar dari ruangan itu.
Jaejoong hanya menundukkan wajahnya.
Wajah cantik itu tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Ia hanya menatap lantai seolah tidak ada sesuatu yg terjadi barusan.

  “KENAPA KAU TIDAK BERTERIAK HAH!!” Marah Yunho membentak.

  “…”

  “BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MELAWAN KETIKA MEREKA AKAN MENGOTORI TUBUHMU EOH!!”

  “…”

  “AKU TIDAK BISA MENEBAK JALAN PIKIRANMU, KIM JAEJOONG!! KAU BENAR-BENAR---”


CKLEK.


Jaejoong membuka pintu mobil metalic hitam itu.
Ia masuk ke dalam dan menutup pintunya.
Seolah mengacuhkan Yunho yg marah2 padanya.
Namja tampan itu mengusap wajahnya yg memerah karena emosi.
Ia menggeram dan masuk ke dalam mobil.

  “Aku melawan..”

Yunho mengangkat wajahnya.

  “Aku menendang namja yg berada di hadapanku..Tapi mereka memukul wajahku dan membuat bibirku berdarah...”


DEG.


  “Aku tidak bisa berteriak..Mereka menutup mulutku..”


DEG.


   “Aku tidak ingin kau yg mengambil bukuku karena aku tidak ingin kau sama seperti mereka semua..Aku tidak mau kau menganggapku anak yg manja..Ania..”

Oh gosh.

Namja tampan itu merasakan penyesalan mendera perasaannya.
Ia menatap Jaejoong yg masih menatap lurus ke depan dengan ekspresi yg kosong.
Ini pertama kalinya Yunho melihat Jaejoong menangis.

God, apa yg telah dilakukannya?
Seharusnya ia tidak membentak Jaejoong seperti itu..
Seharusnya ia tidak memarahi Jaejoong seperti itu..
Seharusnya ia tidak mengasari Jaejoong seperti itu..

Sekarang Yunho bisa melihat jelas tubuh rapuh yg gemetar itu.
Jaejoong pasti sangat takut.

  “Boo..”

  “JANGAN SENTUH AKU!”

Yunho menatap wajah cantik itu dengan tatapan penuh sayang.
Ia menarik punggung Jaejoong mendekat dan memeluknya dengan erat.
Namja cantik itu semakin menumpahkan tangisnya.
Ia mencengkram seragam Yunho dengan erat.
Sementara Yunho hanya mengusap punggung namja cantik itu dengan lembut.

  “Maafkan aku..” Bisik Yunho lirih.

  “Hiks..”

  “Mulai sekarang aku bersumpah, aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian lagi..”

Yunho menghembuskan nafasnya.
Ia mengecup puncak kepala Jaejoong dengan penuh sayang.


-------


Park Yoochun, Kim Junsu, dan Shim Changmin saling fokus dengan pekerjaan mereka masing2.
Menggunting kain kanvas menjadi kecil untuk dilukis.
Tugas kesenian yg menyebalkan, menurut namja chubby itu.

  “Kuas”

Junsu mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yg menengadahkan tangannya.
Sementara Yunho mengangguk patuh seperti anak anjing.
Namja tampan itu menyerahkan kuas ke tangan Jaejoong dan kembali fokus dengan lukisannya.

  “Tidurlah”

Jaejoong menggumam.
Ia menatap Yunho yg berujar padanya.

Yoochun,  Junsu dan Changmin serentak menatap Jaejoong dan Yunho.

  “Aku tahu kau sudah mengantuk, tidak perlu dipaksakan” Ujar Yunho lagi.

  “Sedikit lagi” Balas Jaejoong acuh.

Namja cantik itu kembali melukis.
Tapi satu menit kemudian ia sudah menguap.

  “Yoochun, tidak apa kalau kita melukisnya di ruangan lain ania?” Tanya Yunho menatap namja chubby itu.

Yoochun segera mengangguk.
Sementara Junsu dan Changmin masih diam memandang namja cantik itu.

Yunho meletakkan peralatan melukisnya.
Ia menarik lengan Jaejoong dan menggiring namja cantik itu ke atas ranjang.
Kemudian ia membenarkan posisi tidur Jaejoong dan menarik selimut tebal itu agar menutupi tubuh namja cantik itu.

Yunho menggenggam erat jemari Jaejoong.
Ia mengecup dahi namja cantik itu cukup lama dan berbisik kecil.

  “Jal Jayo Boo”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengeratkan genggaman tangan mereka sekilas dan melepasnya.
Yunho hanya tersenyum kecil seraya mematikan lampu.

Tiga namja yg masih duduk di posisi masing2 saling menatap satu sama lain.
Oh yes.
Mereka memperhatikan jelas apa yg sedang dilakukan dua namja itu disana.

  “Aku merasa kasihan” Bisik Junsu lirih.

  “Aku juga..” Sambung Yoochun.

Changmin menggenggam jemarinya.

  “Dari sini, Jaejoong terlihat sangat kesepian ania?” Ujarnya lirih.

Junsu dan Yoochun mengangguk.

  “Ia tidak punya teman selain Yunho ania?” Tanya Junsu.

  “Aku mau jadi temannya” Ujar Yoochun dan Changmin kompak.

Junsu menarik senyumnya.

  “Aku juga” Kekeh Junsu pelan.

Mata sipitnya memperhatikan Yunho yg beranjak ke arah mereka.
Oh well.
Tugas melukis mereka harus selesai malam ini juga.
Mereka semua menginap di rumah namja chubby itu demi tugas semester ini.


-------


Jaejoong menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.
Ia menatap butiran salju yg berjatuhan dari luar jendela.

Ah, Natal.

Namja cantik itu mengalihkan pandangannya.
Mengingat siluet kenangannya ketika Natal tiba.
Semuanya sama saja.

Para maid dan pelayan akan mengadakan pesta Natal kecil2an untuknya di ruang makan.
Kemudian ia merusak semuanya seperti biasa.

Tidak.
Bukan itu yg ia butuhkan.
Bukan.
Yg ia inginkan adalah kedua orang tuanya yg duduk bersamanya di depan perapian sambil membuka kado.

Jaejoong memejamkan mata bulatnya.


CKLEK.


Yunho masuk ke dalam kamar Jaejoong seraya membawa satu album berukuran sedang yg berwarna merah.
Ia tersenyum kecil menatap Jaejoong yg balas menatapnya.

  “Junsu, Yoochun dan Changmin mengirimkan hadiah Natal tadi sore”

  “Hmm, aku akan membalas hadiah mereka nanti”

  “Boo”

  “Ne?”

  “Merry Xmas”

Jaejoong mendongak.
Menatap album merah itu.

  “Apa ini?”

  “Hadiah Natalmu”

  “Hmm?”

  “Dari Umma dan Appamu, Joongie”


DEG.


Jaejoong membulatkan matanya.
Ia segera meraih album itu dan membukanya.

Hei!
Bukankah ini…

  “Foto calon suamimu, Boo” Kekeh Yunho tersenyum.

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Mata bulatnya menelusuri wajah tampan yg terpotret di sana.

  “Ini bukan April Mop, Yunnie bear!” Erang Jaejoong kesal.

Yunho hanya tertawa kecil.
Ia mengacak rambut almond namja cantik itu.
Jaejoong berteriak seraya melemparkan album itu ke dinding.
Ia mendengus.

  “Keluar dari kamarku!”

Yunho hanya mengangguk patuh dan segera keluar.
Menutup pintu meninggalkan Jaejoong yg masih duduk di ranjangnya.

Namja cantik itu berbaring di ranjangnya seraya tersenyum kecil.
Oh well.
Ia berhasil mengambil potret itu sebelum melemparkannya ke dinding.

Jaejoong terkekeh kecil.
Aigoo, Yunho benar2 terlihat tampan disini.


SSRAK~


Jaejoong membalikkan tubuhnya.
Jemari lentiknya menelusuri wajah tampan itu.

Eoh?
Hadiah Natal dari Umma dan Appanya?


CKLEK.


Yunho kembali memasang senyumnya.
Ia tahu kalau namja cantik itu mengambil fotonya diam2 sebelum album itu dilempar.


BRUKK.


Namja tampan itu berbaring di sebelah Jaejoong.
Mata musangnya menatap tajam wajah cantik itu.

  “12 tahun yg lalu, kau masih ingat? Umma dan Appamu yg membawaku dari Amerika” Ujar Yunho bergumam.

Jaejoong mengangguk.

  “Sebenarnya aku adalah calon suamimu, mereka bermaksud memberi hadiah Natal terakhir untukmu waktu itu, karena setelah mereka membawaku kesini, mereka harus menetap di Amerika”

  “Mwo?”

  “Mungkin terdengar konyol, tapi Umma Appamu memintaku untuk menjagamu dan selalu melindungimu selama mereka tidak ada, mereka menyayangimu Boo, hanya saja, mereka tidak bisa mengatakannya secara langsung padamu”

Jaejoong terdiam.

  “Tapi waktu itu kau malah memanggilku pelayan, hahahaha”

  “Kalau begitu kenapa kau tidak bilang?!”

  “Aku ingin kau merasa senang, Boo, aku sudah bersumpah kalau aku akan melakukan apapun perintahmu, jadi aku meminta setelan pelayan pada para maid dan berdiri di sampingmu”

Jaejoong menggeram.
Ia memukul namja tampan itu dengan kesal.

  “Lalu kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Umma Appa memberikanmu untukku di hari Natal 12 tahun yg lalu!”

Yunho menarik senyumnya.

  “Karena hari ini Umurmu tepat 17 tahun, dan aku bisa menjadikanmu ‘istriku’ seutuhnya”


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar