This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/MY FIANCE IS AN ANGEL (DEVIL)


Tittle: MY FIANCE IS AN ANGEL (DEVIL)

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-guling2~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Kau yg mengajariku segalanya, bear~”

.
.
.


  “Namaku Kim Jaejoong”

Para siswa siswi kelas XII-3 itu saling berbisik satu sama lain.
Membicarakan tentang betapa cantiknya sosok manis yg berdiri di depan kelas saat ini.
Oh well.
Kecuali satu namja tampan yg bernama Jung Yunho.

  “Jadi, kau adalah tunanganku heh?” Ujarnya datar.

MMWWOOO??

Suara teriakan tidak percaya itu terdengar memekakkan telinga.
Membuat seluruh siswi yg ada di kelas menatap tajam ke arah namja cantik itu.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Menatap Yunho yg tersenyum mengejek seraya menunjukkan foto yg di dapatkannya tadi pagi.

  “Bumonimku bilang namja ini yg akan menikah denganku nanti” Jelas Yunho santai.

Namja cantik itu menunduk.
Oh mom.
Apakah tidak apa2?
Namja tampan ini begitu frontal.

Cih.
Suara decakan mulai terdengar.
Sepertinya Jaejoong tidak tahu kalau namja tampan itu memiliki banyak fans ani?


GREK.


Sosok yeoja berambut hitam berdiri dari duduknya ketika Minho songsaenim keluar dari kelas.
Yeoja bernama Ahra itu berjalan menuju Jaejoong yg masih berdiri di depan kelas dan menyentil dahinya.

  “Akh” Ringis Jaejoong memundurkan langkahnya.

  “Heh kau, apa kau merasa dirimu hebat eoh?” Ujar Ahra terkekeh.

  “…”

  “Tunangan? Jangan mimpi kau! Yunho itu milikku! Ia pangeran di sekolah ini, kau tahu itu hah? Berani sekali kau mengaku2 menjadi tunangannya eh?”

  “A..Aku tidak mengaku2..Itu memang benar..”

  “Berani menyahutku?!”


PLAKK!



Namja cantik itu meringis keras.
Ia memegang pipinya yg terasa panas.
Mata beningnya yg bulat tampak berkaca2.

Ya tuhan.

Ia baru saja berada di kelas ini kurang dari lima menit dan sudah ada yg menamparnya?

Mom, itu keterlaluan.

Jaejoong mencoba mengangkat wajahnya.
Melirik tunangannya yg masih duduk disana.


DEG.


Jantungnya mencelos.
Apa yg ia lihat?

Jung Yunho sedang mentertawakan dirinya di sana.
Dengan beberapa gadis yg duduk di sekitarnya.
Membelai rambut cokelatnya dan mengecup wajah tampannya berkali2.

Sungguh.

Jaejoong benar2 merasa sakit.

Hei, ia mencintai tunangannya yg satu itu apa kau tahu?

  “Anak baru, kau tidak mau duduk?”

Jaejoong menoleh.
Matanya membulat menatap namja berwajah kekanakan yg sedang tertawa geli disana.
Ia menepuk kursi yg ada di belakangnya dengan pelan.

Jaejoong mengangguk.
Seulas senyum manis terukir di bibirnya tanpa sadar.
Well, setidaknya ada yg peduli padanya ani?


-------


Hari kedua.
Dan Jaejoong berdiri terpaku di hadapan kursinya.

Kau tahu apa yg sedang terjadi?

Mata bulat yg bening itu menatap dalam meja belajarnya.
Seseorang menaruh tempat sampah di sana.
Dengan air kotor yg merembes sampai ke lantai.
Terlihat bekas coretan spidol di atas meja itu.

  Perusak!

  Pergi kau dari sekolah ini!

  Memuakkan!

  “Huks..”

Namja cantik itu menyeka kasar air matanya yg akan menetes.
Perih.
Kenapa ia tidak bisa menjalani kehidupan normalnya?


SRET.


Namja cantik itu segera mengambil saputangannya.
Memindahkan tempat sampah yg kotor itu dan mengelap rembesan air kotor di atasnya.
Jaejoong mengeluh.
Sepertinya butuh kesabaran lebih ani?

  “Omo, kau membuat kelas ini bau, Kim Jaejoong!” Teriak seorang yeoja berambut blonde yg baru menginjakkan kakinya di kelas.

Jaejoong hanya menundukkan kepalanya.

Yeoja bernama Jessica itu mengeluh kesal dan berjalan ke arah Jaejoong.
Diikuti teman2nya yg berdiri di belakangnya.


DUAKK!


Jaejoong meringis.
Ia tahu kalau yeoja blonde itu menendang punggungnya dengan kasar.
Jelas, itu sakit.

  “Hei, punggungmu tidak berkuman kan? Aku tidak mau sepatu Prada-ku terinfeksi gara2 kau!” Ujar yeoja itu setengah berteriak.

Teman2nya tertawa lantang.
Mereka menarik2 rambut Jaejoong seakan jijik dan menyirami namja cantik itu dengan air teh yg mereka bawa.

  “Kau harus mandi~” Ujar mereka tertawa.

Uh.

Jaejoong tidak tahan.
Ini benar2 hina!


BRAKK!


Namja cantik itu baru saja akan bangun dan melawan yeoja2 itu.
Tapi gerakannya mendadak terhenti ketika sosok tampan yg populer itu berjalan masuk ke dalam kelas.
Ia mengernyitkan dahinya.

  “Apa2an ini?” Tanyanya bingung.

  “Oppa! Tunanganmu membuat bau kelas kita! Ish! Aku bingung kenapa kau mau berhubungan dengan sampah seperti dia!” Jerit yeoja2 itu kesal.

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yg balas menatapnya.

Ah, tatapan itu..

Tatapan memohon seakan memelas.
Heh, Yunho menarik seringainya.

  “Tunangan? Siapa? Aku tidak melihat siapapun disini, apa yg kau maksudkan adalah sampah yg berdiri disana?”


DEG.


Mata bulat itu membesar.
Jaejoong menatap Yunho tidak percaya.
Apa?
Apa katanya?
Sampah?

Jessica tertawa lantang.
Ia berjalan ke arah Yunho dan mengecup bibir namja tampan itu cukup lama.
Kemudian ia terkekeh kecil.

  “Itu baru Jung!” Ujarnya senang.

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Oh mom, apa salahnya?
Ia mencengkram erat ujung kemejanya.
Telinganya sakit mendengar makian dari yeoja2 yg berdiri di dekatnya.
Namja cantik itu melempar saputangannya dan berlari keluar kelas.
Menabrak bahu Yunho yg terdiam seketika.


-------


  “Hiks..Hiks..”

Suara isak tangis itu terdengar begitu memilukan.
Jaejoong mendudukkan dirinya di halaman belakang sekolah.
Sakit.
Itu sangat sakit.

Ia tidak menyangka kalau Yunho juga sama dengan mereka semua.
Sama sekali tidak!

Ish.

Apakah namja tampan itu tidak tahu kalau Jaejoong sampai berteriak senang ketika tahu ia akan ditunangkan dengannya?
Apakah namja tampan itu tidak tahu kalau Jaejoong sampai merasakan wajahnya merah seperti kepiting rebus ketika ia tahu akan ditunangkan dengannya?
Apakah namja tampan itu tidak tahu kalau Jaejoong sampai menangis bahagia ketika ia tahu ia akan ditunangkan dengannya?

Sepertinya tidak.

  “Kau jahat..Yunnie ah..Hiks..”

Namja cantik itu memeluk erat kakinya yg ditekuk.
Bajunya masih basah karena air teh tadi.
Membuat tubuhnya menggigil ketika angin pagi berhembus lembut menghampirinya.

Uh.

Jaejoong beranjak dari duduknya.
Pelajaran sudah dimulai sejak tadi.
Ia tidak ingin membolos.

Namja cantik itu segera belari ke loker bajunya.
Membuka loker itu dan mengambil kemeja seragamnya yg baru.
Untung ia menyimpan cadangan disini.


GREK!


Jaejoong segera membuka pintu kelasnya.
Ia mengernyit.
Seluruh siswa siswi sedang asyik bermain di dalam.
Kemana Minho sam? Pikir Jaejoong dalam hatinya.

Namja cantik itu melirik ke papan tulis.

  Rapat guru, kelas XII-3 ditugaskan mengerjakan soal bahasa inggris halaman 72

Oh.


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mencoba menahan diri.
Mejanya masih kotor.

Dan ia tidak punya waktu untuk membersihkannya.
Mungkin nanti.

Jaejoong segera mengambil bukunya dan duduk di pojok belakang kelas.
Mengerjakan tugasnya dengan tekun.
Tanpa sadar ia tersenyum.
Hei, ini pertama kalinya ia belajar di sekolah setelah sekian lama menjalani home schooling.
Tentu saja ia senang.
Walaupun tidak sebaik yg ia bayangkan.

  “Yunho ah, pulang nanti kita kencan otte?”


GRT.


Jemari lentik itu mencengkram erat pulpennya.
Ia menatap datar buku tulisnya.
Mendengar suara kekehan tunangannya yg satu itu.
Jaejoong mendongak.
Menatap Yunho yg seperti biasa, dikelilingi gadis2.

  “Of course, baby, kau mau kita kemana hm?”


DEG.


Sakit.
Jaejoong merasakan ada sesuatu yg menyeruak.
Kesal.
Marah.
Sedih.
Kenapa Yunho bersikap seperti itu?

  “Oppa aku ingin menciummu~”

Mwo?
Jaejoong membulatkan matanya.
Menatap yeoja berambut hitam yg melingkarkan lengannya di leher Yunho.

Uh.

Jaejoong memalingkan wajahnya secepat kilat.
Menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

Telinganya panas.
Suara decakan lidah itu terdengar jelas.
Jaejoong mencengkram erat bukunya.
Ia berdiri dan melemparkan buku tulis itu ke wajah Yunho.
Membuat ciuman panas itu lepas begitu saja.

  “YAH! BRENGSEK!” Maki Yunho kesal.

Jaejoong mendengus.
Sorot matanya memperlihatkan ketakutan.
Tapi ia memilih untuk berani.
Tunangannya sedang berciuman dengan gadis jalang!

  “Kenapa kau menciumnya Yunnie yah?!” Jerit Jaejoong marah.

Eh?

Yunho menaikkan alisnya.
Ia tertawa mengejek.

  “Yunnie? Apa itu? Jangan bilang kalau panggilan menjijikkan itu untukku” Tawa Yunho lantang.

  “Wae? Kau tidak suka? Kau jahat, Yunnie yah!” Bentak Jaejoong menahan tangis.

Yunho menggeram.
Ia berjalan mendekati namja cantik itu.

Sangat dekat.
Hingga membuat Jaejoong menahan nafasnya.

  “Apa? Jahat? Huh, berani sekali kau”

  “Ka..Kau tunanganku, Yun! Kau tidak boleh seperti itu pada orang lain!”

  “Mwo? Tunangan heh? Memangnya siapa yg sudi bertunangan dengan namja menjijikkan seperti dirimu eoh?”


DEG.


Mata bening itu membulat.
Menatap tidak percaya ke arah tunangannya.

  “Dengar, Kim, aku sama sekali tidak menyukai ikatan pertunangan ini, araso? Dan lagi, aku tidak ingin menikah dengan namja yg bisanya hanya menangis seperti kau!”


UKH!


Jaejoong meringis tertahan.
Dahinya terasa sakit karena sentilan Yunho.
Perih.
Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini seumur hidupnya.
Tidak.
Bahkan Umma dan Appanya saja tidak pernah bersikap kasar kepadanya.

Yunho berdecak.
Ia beranjak menjauhi Jaejoong dan kembali berciuman dengan gadis itu.
Mengacuhkan sosok cantik yg beranjak keluar kelas.

  “Hiks..Appo..” Lirihnya pelan.

Namja cantik itu terus berjalan.
Membiarkan kakinya melangkah kemana saja.
Jaejoong tidak peduli.
Satu2nya yg ia pedulikan saat ini adalah perasaannya yg terluka karena namja tampan itu.


DUKK!


BRUKK!


Jaejoong memekik tertahan.
Ada yg menahan langkahnya barusan.
Ia membuka mata dan menyadari kalau ia sedang berada di halaman belakang sekolah saat ini.

Dan..

Dan ada kumpulan fans Yunho di hadapannya.
Banyak.
Sangat banyak.


DEG DEG DEG.


Jaejoong membulatkan matanya ngeri.

  “RENDAHAN!!”


BUKK!


DUGG!


Tubuh Jaejoong terpental ke dinding sekolah.
Namja cantik itu tersentak ketika salah seorang dari mereka memukulnya dengan tongkat baseball.

  “KAU MENJIJIKKAN!! BERANINYA MENGAKU SEBAGAI TUNANGAN YUNHO!! JALANG!!”


BUKK!!


BUKK!!


  “AAKKHH!!”

Namja cantik itu menutupi wajahnya dengan lengan.
Mencoba menghindar dari pukulan2 kasar itu.
Hei, ia dikeroyok!


BYURRR!!


Jaejoong membuka matanya.
Beberapa dari yeoja2 itu menyiraminya dengan minyak tanah.
Jaejoong bergidik ngeri.
Suara tawa nyaring dari mereka terdengar mengerikan.

Namja cantik itu menangis tanpa suara.

  “Yunnie ah..Hiks..Tolong aku..” Lirih Jaejoong berbisik.


CKREK!


DEG!


Jaejoong sontak mendongak.
Menatap tidak percaya pimpinan mereka yg memegang korek api.

  “Sampah sepertimu sangat mengganggu, Kim! Lebih baik kau mati!” Teriaknya kasar.

Jaejoong menggeleng keras.
Tangisnya terus tumpah.

  “Andwae..Hiks..Andwaeeee” Jeritnya takut.

Yeoja2 itu tertawa lantang.
Pimpinan mereka yg memakai sweater merah gelap itu melempar koreknya ke percikan minyak yg merembes di rerumputan.

Kemudian suara langkah kaki terdengar riuh.
Mereka semua berlari meninggalkan Jaejoong yg bergetar di sudut dinding.
Tubuhnya kaku.
Ia tidak bisa bergerak.

  “Hiks..Hiks..Tolong aku..Hiks..Siapa saja..” Lirihnya berbisik.

Api berwarna merah itu semakin mendekat.
Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.


BYURR!!


DEG.


  “KIM JAEJOONG!!”

Namja cantik itu mengangkat wajahnya yg terlihat berantakan.
Menatap wali kelasnya yg bermata kodok itu.

  “Siapa yg melakukan ini padamu?!” Tanya Minho menaikkan alisnya.

Jaejoong merasakan tenggorokannya tercekat.
Tubuhnya bergetar hebat.
Ia hanya bisa terisak sesenggukan.

Minho menghela nafasnya.
Oh gosh.
Apa yg harus ia katakan kepada ketua komite sekolah kalau mereka mengetahui ada pembully-an di sekolah swasta ini?

  “Kka, hentikan tangismu dan ikut sam ke ruang kesehatan!”

Jaejoong mengangguk.
Ia menggenggam erat jemari Minho.

Namja bermata kodok itu membawanya ke ruang kesehatan dengan cepat.
Ia memberi Jaejoong handuk dan menyuruh namja cantik itu istirahat di ranjang.
Sementara ia pergi mengambil seragam cadangan milik sekolah.

Hening.

Tidak ada suara apa pun di ruang kesehatan itu.
Kecuali suara isak tangis milik Jaejoong.

  [ “Aku tidak ingin menikah dengan namja yg bisanya hanya menangis seperti kau!” ]


  “Hiks..Yunnie ah..Hiks..Mian..”

Jaejoong terus menangis tanpa henti.
Mencoba mengeluarkan jeritan yg terpendam dalam hatinya.
Namja cantik itu mengusap matanya perlahan.
Punggungnya terasa sakit karena berbentur dengan dinding tadi.

Jaejoong terbatuk kecil.
Ia mengucek matanya sekali lagi dan terlelap di ranjang kesehatan itu.
Tanpa menyadari sosok tampan yg berdiri di sana.


TAP TAP TAP.


Suara langkah kaki terdengar.
Namja tampan itu beranjak duduk di hadapan Jaejoong.
Mengusap rambut almondnya yg basah.


CUP.


Jaejoong mengeluh nyaman.
Kecupan manis itu terasa hangat di dahinya.
Yunho terduduk lama di kursinya.
Mata musangnya bergerak pelan.
Menatap sosok cantik yg terlelap pulas itu.

  “Yunho”


DEG.


Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia menoleh menatap Ahra yg berdiri di pintu.

  “Apa yg kau lakukan?” Tanya yeoja berambut hitam itu.

Yunho menggeleng.
Ia beranjak dari duduknya dan merangkul pundak yeoja itu.
 
  “Kka, kita kembali ke kelas”

Ahra tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk dengan  mata yg menatap tajam sosok cantik yg terpejam di sana.


-------


GREPP!


  “Gwenchana?”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia memegang kepalanya seraya menoleh.
Ah, namja berwajah kekanakan yg duduk di depannya.
Kalau tidak salah namanya Shim Changmin.

  “Um..Gomawo..”

  “Kau sakit? Wajahmu pucat, see? Kalau tidak ada aku mungkin kau sudah pingsan tadi”

  “Aku..Tidak apa2, hemoglobin-ku rendah..Jadi, aku gampang pusing..”

Namja berwajah kekanakan itu hanya diam.
Alisnya mengernyit.
Kemudian ia tersenyum kecil dan meraih tangan Jaejoong.

Membantunya masuk ke kelas.


GREK.


Pintu kelas terbuka.
Seluruh siswa siswi menatap bingung ke arah dua namja yg baru masuk itu.
Terutama Yunho yg duduk di sudut.

  “Kau tidak apa2?” Tanya Changmin mengernyitkan dahinya.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia hanya menggeleng.

  “Um” Gumamnya pelan.
Namja berwajah kekanakan itu mengangguk mengerti.
Kemudian ia segera berpaling ke depan ketika Minho sam masuk.

  “Uhh..”

Jaejoong mengeluh pening.
Tadi pagi ia tidak sempat sarapan.
Sekarang perutnya kosong dan kepalanya seakan berputar2.
Pelipisnya mulai berkeringat.

Namja cantik itu mengeluarkan kotak pensilnya.
Ia ingat kalau obat penambah darahnya ada di sana.


SREK.


  “Akh!”

Jaejoong meringis kecil ketika jarinya tertusuk sesuatu yg tajam.
Omo, kenapa kotak pensilnya penuh paku payung?

  “Hihihi~”

Ah, mereka lagi.
Namja cantik itu mengeluh sebal.
Seminggu terus di bully tanpa henti membuatnya kebal dengan segala kelakuan kasar mereka.
Jaejoong merasakan pandangannya mengabur.
Gawat, ia tidak tahan lagi.


SREK!


Jaejoong menggigit bibirnya menahan sakit.
Ia memaksakan jemarinya masuk ke dalam kotak pensil itu dan merogoh bungkus obatnya.

Gotcha!

Namja cantik itu segera membuka bungkus tablet itu dan menelannya tanpa memperhatikan tulisan yg tertera di sana.


GRT!


Mata bening itu terpejam.
Jemarinya yg berdarah mencengkram erat pinggir meja tulis itu.
Ada yg aneh, itu bukan obatnya!

Jaejoong merasakan perutnya sakit.
Ususnya seperti terbelit.
Tenggorokannya tercekat.

Apa mereka menukar obatnya?

  “UHUKK UHUKK!!”


CRATT!


Seluruh siswi memekik ngeri menatap ke arah Jaejoong.
Changmin yg masih menghadap ke depan sontak membalikkan tubuhnya ketika merasakan kemeja belakangnya basah.
Mata sipit itu membesar.

Seluruh kelas berteriak panik ketika mendapati Jaejoong yg tidak berhenti memuntahkan darah.

  “MENJIJIKKAN!” Jerit Ahra dan Jessica kompak.

  “Joongie ah! Gwenchana?!” Panik Changmin beranjak dari kursinya.

Namja berwajah kekanakan itu segera meraih lengan Jaejoong dan merangkulnya.
Keseimbangan Jaejoong terganggu, namja cantik itu menyenggol kotak pensilnya secara tidak sengaja.

Membuat benda berwarna hitam itu terjatuh ke lantai dan memperlihatkan paku payung yg berserakan di dalam sana.


DEG.


Yunho membulatkan mata sipitnya.


-------


  “Hhh…hunngghh..hh..”

  “Jaejoongie? Gwenchana? Kau tidak apa2 hmm?”

  “Uh..Yunnie..Hiks..Yunnie ah..”

Namja berwajah kekanakan itu mengernyitkan dahinya.
Ia menggenggam erat jemari Jaejoong.

Oh mom.
Apa yg harus ia katakan?

Changmin menoleh.
Menatap Yoochun, Onew, Siwon, Taecyon dan namja2 lainnya yg berdiri di  belakangnya.

  “Yunho sudah keterlaluan” Ujar Changmin datar.

Mereka mengangguk.

  “Jaejoong bisa saja mati! Namja brengsek itu benar2 menjijikkan! Dia sudah memonopoli para yeoja di sekolah ini sehingga mengacuhkan kita dan membuat para yeoja itu berbuat kriminal!” Ujar Yoochun marah.

  “Menukar obat Jaejoong dengan racun mematikan itu benar2 keterlaluan!” Sambung Onew kesal.

Changmin menggeram.
Ia mencengkram jemarinya yg terkepal.

  “Sudah waktunya untuk namja sombong itu turun tahta ania?” Bisik Taecyon menyeringai.

Eoh?

Siwon dan yg lainnya segera menatap namja elegan itu.
Mereka balas menyeringai.


-------


TENG~ TENG~ TNEG~


Jaejoong mengeluh.
Perutnya terasa lapar.
Ia baru saja bangun dan tidak mendapatkan siapa pun disini.

Memangnya siapa yg peduli eh?

Namja cantik itu meringis.
Ia meraih kotak bekalnya yg tergeletak di kelas dan segera berjalan menuju toilet.

Toilet?

Tentu saja.
Para fans Yunho tidak memperbolehkan Jaejoong bergerak dengan tenang.
Mereka menguasai segala tempat.
Kecuali toilet untuk para namja, tentunya.


CKLEK.


Jaejoong membuka pintu salah satu toilet itu.
Ia menyemprotkan pewangi mungil yg selalu di bawanya dan membuka tutup bekal.

  “Selamat makan..” Lirihnya berbisik.


TSK.


Jaejoong menusukkan sumpitnya ke cumi gorengnya.
Ia memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya seraya terisak.

Sakit.
Perih.
Sendiri.

  “Hiks..”

Jaejoong menyeka air matanya yg terus berjatuhan.
Bibirnya yg masih terasa sakit akibat pukulan yeoja2 itu kemarin pagi masih berdenyut.

  “Umma..Hiks..”

Namja cantik itu mencengkram erat sumpitnya.
Ia memang mencintai Yunho.
Sangat.
Tapi sekarang ia mulai menyesal sudah bertunangan dengan namja tampan itu.

Yunho menghancurkan hidupnya.

Tidakkah namja tampan itu memiliki belas kasihan sedikit saja?


TSKK!!


Jaejoong menggeram.
Ia menusuk kasar potongan cumi goreng itu.
Satu tangannya yg bebas menyeka kasar air matanya.

  “Aku muak, Jung Yunho! Segala tentangmu membuatku merasa muak!!” Geram Jaejoong.

Namja cantik itu segera berdiri dari duduknya.
Ia menekan tombol penyiram air agar siswa yg ada diluar sana tidak curiga.


CUURR~


Kemudian ia segera memasukkan kotak bekal itu ke balik seragamnya dan keluar dari sana.
Tanpa menyadari para namja yg memperhatikannya sejak tadi.


CKLEK!


BRUKK!


Jaejoong meringis.
Ia menabrak seseorang barusan.

Jemarinya meraba perutnya, dan ia tersentak.
Kotak bekalnya jatuh!

  “Kau makan siang dimana selama ini, Jae?”


DEG!


Mata bening Jaejoong membulat.
Menatap Yunho yg memungut kotak bekalnya yg terjatuh.

Oh shit.

  “Kembalikan!!” Teriak Jaejoong seraya merebut kotak bekalnya.

  “Apa kau makan di toilet?!” Lanjut Yunho tidak peduli.

Jaejoong membungkam.
Ia hendak berlari.
Namun tangannya ditahan namja tampan itu.

  “Kenapa?? Memangnya kenapa kalau iya hah? Kau senang? Kau ingin tertawa? ASAL KAU TAHU SAJA, JUNG! SEUMUR HIDUPKU BARU KALI INI AKU MERASA TERHINA!! DAN ITU SEMUA KARENA KAU!! APA SALAHNYA DENGAN PERTUNANGAN ITU?!”


DEG.


Yunho terhenyak.
Mata musangnya membulat.

  “LEPASKAN TANGANKU!!” Jerit Jaejoong terisak.

  “Jae!”

  “Cukup, Yunho ah..Hiks..Enough..Batas kesabaranku sudah habis..Jangan menyiksaku lagi..Hiks..”

  “Jae, dengarkan aku”

  “Aku akan pindah sekolah secepatnya..Akan kubatalkan pertunangan konyol ini..Hiks..Please..”


DEG.


Apa?
Membatalkan segalanya?

  “Kau bercanda, Kim Jaejoong?! Kenapa segampang itu kau mengatakannya?!” Marah Yunho membentak.

  “Tapi tidak segampang apa yg kujalani sejak aku mengenalmu!” Balas Jaejoong berteriak.

  “Tapi kau tetap tidak boleh pindah! Jangan membatalkan pertunangan kita!”

  “Kenapa? Masih belum puas menyiksaku?!”

  “AKU MENCINTAIMU, KIM JAEJOONG!!”


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Mata beningnya terbuka lebar.
Apa?
Apa yg barusan didengarnya?

  “Bohong” Bisik Jaejoong tidak percaya.

  “Aku serius! Aku menyukaimu! Entah sejak kapan..Aku..Aku tidak tahu!” Erang Yunho kesal.

  “Kau bohong..Hiks..”

  “Ania, aku tidak bohong..”

  “Hiks..”

Yunho mendesah pendek.
Ia memeluk namja cantik itu dengan erat.
Oh gosh.
Tubuh mungil ini, begitu rapuh dan lemah.

  “Maafkan aku..” Ujar Yunho pelan.

  “…”

  “Aku sudah berbuat jahat..Maafkan aku Jae ah..Mian..”

  “Hiks..”

  “Kau mau memaafkanku?”

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya menganggukkan kepalanya.

Oh mom.

Namja cantik ini benar2 berhati malaikat ani?

Yunho melonggarkan pelukannya.
Ia mengecup lembut dahi namja cantik itu.

  “Hentikan tangismu” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong menurut.
Ia segera menyeka air matanya.


-------


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan dengan santai menuju kelasnya pagi ini.
Bibirnya tidak berhenti melengkungkan senyuman bahagianya.

Hmp.

Senang eoh?

Kemarin ia berhasil mendapatkan hati namja cantik itu dan meminta maaf padanya.
Ah, Yunho merasa lega sekarang.


GREK.


DEG.


Kenapa sepi?

Namja tampan itu menoleh menatap beberapa namja yg ada di kelasnya sedang duduk di kursi masing2.

  “Changmin ah, Ahra eodisseo?” Tanya Yunho seraya meletakkan tasnya.

Namja berwajah kekanakan itu hanya mengangkat bahu.
Ia beranjak dari duduknya ketika melihat Jaejoong masuk ke dalam kelas.

  “Minnie ah~”


DEG.


Suara itu..
Yunho sontak membalikkan tubuhnya.
Mata musangnya membulat.
Menatap tidak percaya kekasihnya yg berada di sana.

Oh mom!

See?

Itu bukan Jaejoong!
Bukan!

Jaejoong yg rapuh tidak akan berdiri di antara para namja seperti itu!
Jaejoong yg lemah tidak akan berpelukan di antara para namja seperti itu!
Jaejoong yg cengeng tidak akan berciuman di antara para namja seperti itu!

  “Mpphh..mmppcckk~”

Suara decakan lidah terdengar jelas.
Membuat Yunho berdiri dari duduknya.

  “Hmph..Kenapa Yunnie ah? Kau kaget?” Tanya Jaejoong seraya membelai wajah Changmin yg sibuk mengecupi pipinya.

Yunho masih terpaku.
Ia bingung dengan keadaan ini.
Apa yg terjadi?

  “Kalau kau ingin tahu kemana para yeoja jalang itu, hmm, mereka sudah tidak ada lagi~” Ujar Jaejoong santai.

  “Mwo?” Tanya Yunho tidak mengerti.

  “Hehehe~ Aku membunuh mereka semua semalam, Yunnie bear~”


DEG.


Apa??
Apa katanya?

  “Kau tidak berpikir kalau aku akan semudah itu memaafkanmu, ani? Rasa sakitku tidak sebanding dengan pernyataan cintamu kemarin, beruang besar~” Kekeh Jaejoong menyeringai.

Namja cantik itu mengeluh.
Membiarkan Siwon dan Taecyon menggerayangi tubuhnya.

  “Ja..Jae..Kau..Kenapa..”

  “Kau yg mengajariku segalanya, bear~”

  “Tapi---’

  “Segalanya, tidakkah kau mengerti? Aku jatuh di saat kau tertawa, aku menangis di saat kau bersenang2 dengan yeoja2 jalang itu, dan aku bangkit di saat kau mulai peduli”

  “…”

  “Mulai sekarang aku yg akan menggantikan posisimu sebagai namja terpopuler di sekolah ini, gwenchana ani?”

  “…”

  “Aku ingin kau merasakan apa yg selama ini kurasakan”

Namja cantik itu melepas tangan Siwon yg memeluknya.
Ia berjalan mendekati Yunho yg masih terpaku disana.
Seringainya terukir.
Jaejoong terkekeh manis.

  “Kau tahu Jung? Aku tidak ingin menikah dengan seorang pecundang~” Bisiknya lembut.


DEG.


Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yg tersenyum manis seraya beranjak dari kelas.

  “Kka!” Ujar namja cantik itu menggenggam jemari Onew dan Changmin.

Namja berwajah kekanakan itu melirik ke arah Yunho yg terlihat pucat.
Ia tertawa kecil seraya menyobek bungkusan mungil dengan giginya.

Gosh, Yunho tidak mungkin salah lihat.
Ia tahu jelas itu kondom.

  “Kau..Bukan malaikat, Joongie..” Lirih Yunho masih terdiam di tempatnya.

Oh Well, pembalasan dendam, eh?


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar