This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/DAMN


Tittle: DAMN

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Damn damn damn! What I do to have you here? I wish you were here..”

.
.
.

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menggeram kesal.
Tidur nyenyaknya terusik.
Terusik dengan bayang2 masa lalu.

Bayang2 dimana ia masih berada dalam dekapan hangat itu.
Bayang2 dimana ia masih berada dalam rengkuhan nyaman itu.
Bayang2 dimana ia masih berada dalam genggaman pasti itu.

  “Damn damn damn!” Rutuk Jaejoong kesal.

Namja cantik itu membanting bantalnya ke lantai.
Mengacuhkan benda lembut itu kotor atau tidak.

Jaejoong meringis.
Ia mencengkram erat rambut hitamnya.

Oh gosh.

Jaejoong tidak ingin munafik untuk saat ini.
Walaupun wajah itu mengganggu tidurnya, tapi tetap saja ada secuil kerinduan disini.

Namja itu..

Yunho, Jung Yunho.

Jaejoong menginginkannya kembali.
Semuanya.
Pelukan hangatnya.
Ciuman manisnya.
Genggaman eratnya.

Senyuman mematikannya.

  “Yunho ah..”

Jaejoong mendesah lirih.
Ia mendongak seraya menyeka air matanya.

  “Wish you were here..” Ujarnya terisak.

Oh damn.



-------


TAP TAP TAP.


Kim Junsu berjalan seraya berceloteh ria tentang anjingnya yg bernama Shaki.
Ia terus mengomel tanpa menyadari raut wajah Jaejoong yg masam.
Muak.
Namja cantik itu merasa dirinya muak untuk mendengar ocehan Junsu yg tidak penting itu untuk hari ini.

Damn.

  “Junsu yah! Ada Yoochun disana!”

Namja imut bernama Kim Junsu itu tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan membulatkan mata sipitnya.

  “Eodisseo?!”

  “Di sana! Ia sudah masuk ke dalam gedung perpustakaan!”

  “OH sun!”

Junsu segera berlari ke arah gedung perpustakaan.
Mengejar namja chubby yg disukainya selama setahun ini secara diam2.
Oh well.
Junsu benar2 polos dan lugu.

Ia berlari tanpa pikir panjang.
Meninggalkan Jaejoong yg menarik seringainya sekarang.

  “Mianhae Junsu ah..Aku sedang tidak mood untuk hari ini” Ujarnya berbisik.

Namja cantik itu terus berjalan.
Menyusuri jalan setapak di taman DongBang University.

  [ “BooJae yah~!” ]


DEG.


  [ “Rumputnya indah!” ]


HMP.


  “Sama seperti senyummu”


DEG!


Jaejoong berbalik.
Menaikkan alisnya menatap Yoochun yg berdiri di sana.

  “Apa yg kau lakukan, Park?” Kekeh Jaejoong geli.

Yoochun ikut tertawa.
Ia menunjuk gedung perpustakaan yg ada di belakangnya.

  “Tega sekali kau padanya”

  “Aku tidak peduli, Junsu benar2 berisik hari ini”

Park Yoochun semakin terkekeh geli.
Oh well.
Sudah lama ia tidak melihat Jaejoong bersikap semaunya seperti ini.

Hm.
Namja cantik itu lebih sering pendiam dan ramah ketika masih bersama namja tampan itu dulu.

Yoochun berjalan mendekati Jaejoong.
Ia tersenyum dan merangkul bahu namja cantik itu.
Mengajaknya untuk berjalan2 sebentar.

  “Jadi, sudah setahun eum?”

Jaejoong tersenyum kecut.

  “Kau menghitungnya?”

  “Semua orang mengingatnya, Jae”

  “OH damn”

  “Hahahaha”

Namja cantik itu diam.
Ia tidak ikut tertawa atau menyunggingkan senyumnya.

  “Menurutmu..Waktu itu salahku atau salahnya?”

  “Yg mana? Insiden bulan Mei?”

  “Yoochun”

  “Kalian berdua sama2 salah”

  “Hum?”

Yoochun semakin mempererat rengkuhannya di pundak Jaejoong.

  “Yunho salah karena dia selingkuh, dan kau salah karena tidak mau mendengarnya terlebih dahulu”

  “Jadi, siapa yg punya lebih banyak kesalahan?”

  “Kau”

Jaejoong terdiam.
Yoochun menepuk kursi taman yg ada di pinggir kolam.
Jaejoong mengangguk dan duduk di sana.
Mata bulatnya memperhatikan bebek2 putih yg berenang di pinggir kolam itu.

  “Siapa?” Tanya Jaejoong tanpa menoleh.

  “Kau” Ulang Yoochun masih dengan senyumnya.

  “Kenapa?”

  “Pertama, karena kau sering mendiamkannya waktu itu. Kedua, karena kau tidak pernah merespon perhatiannya waktu itu, dan ketiga, karena kau langsung memutuskan pertunangan kalian waktu itu”

Jaejoong menghela nafasnya.

  “Seharusnya dia mengerti kalau waktu itu aku sedang banyak masalah..”

  “Masalah apa?”

  “Nilaiku turun semua. Dan kurasa itu karena aku terlalu banyak main dan bersama Yunho, sehingga kuliahku terbengkalai..”

  “Lalu?”

  “Aku merasa down dan emosian..Aku menyalahkan Yunho dalam hatiku waktu itu”

  “Pantas saja Yunho selingkuh dengan yeoja lain”

Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ia mencengkram erat kepalan jemarinya yg ia letakkan di atas paha.

  “Yoochun ah..”

  “Hm?”

  “Aku merindukannya..”

  “Kau yg mengakhiri semuanya”

  “Aku tahu..Tapi itu semua karena aku sudah terlanjur emosi dan marah..Aku kecewa..Aku merasa Yunho seakan mempermainkanku waktu itu..Ia tidak menyadari keadaanku yg sedang tidak baik karena nilaiku turun semua..Ia malah seenaknya merasa tidak diperhatikan lalu selingkuh dengan yeoja brengsek itu..”

Yoochun terkekeh kecil.
Ia menggumam tidak jelas.

  “Jadi..Intinya, kau menyesal?”

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia terkekeh pelan sekarang.

  “Oh damn” Rutuknya berbisik.


-------


Namja tampan itu menarik senyumnya.
Ia menatap Yoochun yg melambai padanya di depan pintu pagar.

Yunho segera membuka pintu dan mempersilahkan namja chubby itu untuk masuk.

  “Perkembangan?”

  “Lebih dari itu”

OH well.
Yunho memang merasa tindakannya kali ini sangat kekanakan dan tidak dewasa sama sekali.
Tapi ia harus melakukannya.
Untuk memastikan apakah namja cantik itu benar2 mencintainya atau tidak.

  “Kau tahu kan kalau waktu itu hanya kamuflase? Karena aku ingin mendapatkan perhatian Jaejoong kembali? Hari itu menjelang ulang tahunnya, dan aku ingin memberi surprise untuknya. Tapi ia salah paham”

  “Aku tahu, Yun”

  “Memangnya apa yg tidak kau tahu eoh?”

  “Hahahaha”

Yunho ikut tertawa.
Oh well.

Namja tampan itu tidak bohong.
Ini semua memang hanya salah paham.

Ia cukup tahu kalau waktu itu Jaejoong sedang dalam keadaan buruk.
Emosinya mendadak labil dan ia jadi pendiam.
Dan kebetulan saat itu menjelang hari ulang tahun kekasihnya.
Yunho merencanakan sebuah skenario untuk Jaejoong.
Tapi sayang, beberapa menit sebelum ia memberikan hadiah dan berkata kalau itu hanya bohong belaka, Jaejoong terlanjur kecewa dan mengucapkan kata putus.

Ia sakit hati.


TREK.

Yoochun meletakkan sebuah tape di atas meja.
Ia menatap Yunho yg balas menatapnya.

  “Kemarin aku menemui Jaejoong dan mengajaknya bicara”

  “Hm?”

  “Dia tidak tahu kalau semuanya sudah kusetting. Aku merekam seluruh pembicaraan kami dari awal”

  “Kau yg terbaik, Park Yoochun”

  “CK, kau tahu aku melakukan ini hanya karena tidak ingin membiarkan kalian yg saling mencintai terus terusan salah paham satu sama lain ania?”

Yunho menarik senyumnya.
Ia segera memutar tape itu.

  [ “Apa yg kau lakukan, Park?” ]


HMP.


Yunho tersenyum diam2.
Oh gosh.

Suara itu.
Yunho merindukannya.

Namja tampan itu memejamkan matanya sejenak.
Mencoba mengingat panggilan manis Jaejoong yg selalu terucap setiap detik jika berdampingan dengannya.

  [ “Yunnie yah..” ]

Manis.


-------


Jaejoong menggerutu kesal.
Tempramen emosinya semakin kacau akhir2 ini.
Mengingat kalau ia depresi tanpa namja tampan itu.

Oh damn.

Jaejoong benar2 merindukan Yunho.
Sangat.

  “Hiks..”

Namja cantik itu mulai mengacak kamarnya.
Melempari seluruh barang yg ada ke dinding dengan cat putih itu.
Melampiaskan emosinya yg terpendam.

  “DAMN DAMN DAMN!” Erangnya marah.


BRUKK!


Jaejoong membanting dirinya di ranjang.
Jemarinya menangkup wajah cantiknya yg sembab.

  [ “BooJae, sebenarnya, aku---” ]

  [ “Pertunangan kita putus!” ]

Jaejoong menghela nafasnya.

Ya tuhan.

Ia benar2 terlihat seperti boneka rusak sekarang.
Seakan Yunho adalah sang pengendali waktu.

  “Yunnie..Hiks..Mianhae..”

Namja cantik itu terus menggumamkan kata yg sama.
Sampai ia lelah dan terlelap.
Dengan bayang2 kosong yg berangsur membentuk.
Memperlihatkan masa2 indahnya setahun yg lalu.


GRUSAKK!


Oh shit.
Jaejoong tidak bisa tidur sekarang.


-------


Yunho tersenyum kecil seraya membenarkan posisi kacamata hitamnya.
Ia bersandar di pilar raksasa itu.
Pilar perpustakaan universitas.

Oh well.

Ia satu kuliah dengan Jaejoong.
Hanya saja mereka beda jurusan dan beda jadwal masuk.

Mata musang Yunho menyipit.
Memperhatikan sosok cantik yg duduk di kursi taman dekat danau.
Seraya membaca buku novel kesayangannya.

Ahh, Yunho ingat.
Jaejoong pernah marah padanya karena ia menyembunyikan buku itu ketika Jaejoong mencarinya dengan susah payah.
Masa2 menyenangkan.

  “I wish I can hug you now..” Lirih Yunho menarik senyumnya.

Rindu.
Rindu.
Rindu.

Ia benar2 ingin memeluk namja cantik itu sekarang.
Melampiaskan rasa cintanya yg terpendam selama ini.
Tapi tidak.
Tentu saja.

Yunho harus menahan dirinya sekuat mungkin.
Sama seperti nasihat Yoochun untuknya.
Ia harus menunggu Jaejoong yg keras kepala itu untuk mengaku salah duluan.

Tapi kapan?

Yunho cukup tahu Jaejoong adalah namja yg memiliki ego yg terlalu tinggi.
Ia tidak akan mudah untuk mengalah.
Tapi Yunho juga tahu kalau namja cantik itu adalah seseorang yg sangat sensitif dan berhati hangat.

Ia yakin kalau selama ini Jaejoong merasa tersiksa tanpa kehadirannya.
Mereka sudah terbiasa hidup bersama sejak kecil.

  “JAE HYUNG!”

Yunho memicingkan matanya.
Terkekeh kecil menatap Junsu yg berteriak dengan penuh semangat dan duduk di samping Jaejoong.
Ia membuka mulutnya kembali bercerita.

Dan sekali lagi.

Tanpa menyadari raut masam namja cantik itu.
Poor Junsu.


-------


TREK.


Jaejoong mengangkat wajahnya.
Sepi.
Hening.
Lengang.
Senyap.

Banyak kata dengan makna yg sama yg mewakili keadaan rumah ini.

Tidak ada lagi bisikan mesra di pagi hari.
Tidak ada lagi kecupan hangat di pagi hari.
Tidak ada lagi gangguan menyebalkan di pagi hari.

Jaejoong kehilangan sosok Yunho seutuhnya.
Oh damn.

Namja cantik itu membanting gelas dengan kasar ke meja makan.
Ia memutuskan untuk duduk di  luar.

Jaejoong menghampiri ayunan yg sengaja didesain oleh Appanya itu.
Ia duduk di sana dan mulai menggoyangkan benda itu.

Seulas senyum miris terukir di bibirnya sekarang.

  [ “Merasakan ayunan yg bergoyang seperti ini memang sangat nyaman Jae ah..Tapi tidak denganku, aku hanya merasa nyaman jika bersama denganmu..” ]

Jaejoong memejamkan mata indahnya sekarang.


-------


*FLASHBACK*


Namja cantik itu terdiam.
Ia merasakan hatinya perih dan sakit.
Menatap sosok tunangannya yg tampan itu sedang berpelukan dengan yeoja asing yg tidak dikenalnya sama sekali.

  “YUNHO YAH!”

Namja tampan itu melepas pelukannya.
Ia mengangkat wajahnya dan tersenyum menghampiri Jaejoong.

  “BooJae”

  “Siapa yeoja itu eoh?!”

  “Ah, dia, Kim Yorin”

  “Apa yg dilakukannya denganmu?! Kenapa kau memeluknya?!”

Yunho terkekeh pelan.
Ia mengusap tengkuknya yg tidak gatal.

  “Well, kau tahu kalau kau cukup sibuk belakangan ini ania? Aku merasa jenuh dan..Yah..sedikit bersenang2?”

Jaejoong terhenyak.
Pikirannya dipenuhi dengan firasat buruk yg bertebaran.
Seolah merasuk ke dalam hatinya.
Mendengungkan telinganya dan membutakan matanya.

Sakit.

Ia dikhianati.

Dan Yunho masih bisa tersenyum tanpa dosa saat ini.
Jaejoong merasa dirinya seperti sampah yg terbuang.
Oh yes.
Namja cantik ini memiliki harga diri yg sangat tinggi.
Ia terbiasa dimanjakan oleh keluarganya yg kaya raya itu.
Wajar kalau ia merasa sangat hancur sekarang.

  “Boo? Kau marah?”

  “Menurutmu?”

  “Boo, sebenarnya, aku---”


PLAKK!!


DEG.


  “Pertunangan kita putus!”

  “BOO?!”

  “AKU MEMBENCIMU, JUNG YUNHO!!”

Jaejoong berlari kencang dari restaurant mahal itu.
Ia terus lari dan lari.
Sampai ia merasakan kakinya seakan beku dan tidak bisa bergerak lagi.

Namja cantik itu duduk di trotoar jalan.
Ia terus menangis tanpa henti.
Dengan isakan dan senggukan yg menyedihkan.
Hancur.
Jaejoong benar2 merasa dirinya hancur.

Namja cantik itu terus menangis selama berjam2.
Tanpa menyadari sosok tampan yg memperhatikannya dari kejauhan.
Mata musang itu menatapnya dengan sendu.
Sesal.
Ia menyesal.


*FLASHBACK END*


-------


DEG.


Jaejoong tersentak kaget ketika menyadari wajahnya basah.
Ia menangis.

Sejak kapan eoh?


GRRT.


Ayunan  itu berhenti bergoyang.
Jaejoong mengacuhkannya.
Ia masih sibuk menyeka air matanya yg tidak berhenti mengalir.

  “Damn damn damn! What I do to have you here? I wish you were here..”

  “Im here”


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Ia mengangkat wajahnya.

Oh damn.

Jantungnya berdebar2 tidak karuan.
Darahnya berdesir hangat.
Wajahnya terasa panas.

Ia menggigit bibir bawahnya sekarang.

Menatap sosok tampan yg duduk di hadapannya.

  “Miss me?”

Jaejoong menggeram.
Ia memukul dada bidang Yunho dengan kesal.

  “Pabo! Pabo! Stupid! Baka! Moron!!” Teriaknya marah.

Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia menangkap pergelangan tangan Jaejoong dan menarik namja cantik itu ke dalam pelukannya.

Mengecup puncak kepalanya sekilas dan menghirup wangi manis di tubuhnya sejenak.

Ahh.

  “Aku mencintaimu”

Jaejoong semakin terisak.
Egonya yg begitu tinggi runtuh seketika.
Ia terkekeh lirih.
Seraya mencengkram kemeja Yunho.

  “Aku lebih mencintaimu”

Yunho hanya menggumam tanda merespon.
Mereka berdua masih berpelukan.
Semakin erat setiap detiknya.
Seolah memperlihatkan kerinduan masing2 yg terpendam.

OH damn.

Pada akhirnya tidak butuh banyak kata.
Pada akhirnya tidak butuh banyak suara.
Pada akhirnya tidak butuh banyak penjelasan.

Jaejoong hanyalah seorang namja biasa ketika berhadapan dengan namja tampan itu.
Namja biasa yg tidak bisa merasakan apapun kecuali cintanya yg begitu besar terhadap namja tampan bernama Yunho itu.

It’s such a Pretty Damn.

Yes!

Dan begitu juga sebaliknya.


END.

-Avril Lavigne, Wish You Were Here-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar