This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/TRY TO PROTECT YOU


Tittle: TRY TO PROTECT YOU

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “I try to protect him, Junsu yah..”

.
.
.

Pagi ini Yunho datang ke sekolah seperti biasa.
Ne, seperti biasa.
Bahkan ia tetap mengernyitkan dahinya seperti biasa.

Ige mwoya eoh?

  “Ck, lagi2 namja sialan itu meletakkan bekalnya disini!” Rutuk Yunho kesal.

OH well.
Namja sialan?

Hahahaha, siapa lagi kalau bukan namja cantik itu?
Kim Jaejoong.

  “Bekal lagi?”

Yunho menoleh.
Menatap Yoochun-sahabatnya-yg berjalan mendekati dirinya.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia melempar kotak bekal itu ke meja seberang.


GREPP!


  “YAH! Kau hampir saja menjatuhkan bekalnya tahu!”

  “Biar saja, aku memang berniat seperti itu”

  “Aish”

Yunho mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Ia menghela nafasnya seperti biasa.

  “Sepertinya Kim Jaejoong benar2 mencintaimu Yun” Ujar Yoochun seraya mengintip bekal itu.

  “OH well” Gumam Yunho merutuk.

  “Seharusnya kau bersyukur, see? Namja cantik itu tidak pernah berubah sejak kelas dua SMP ania? Ia masih memperhatikanmu, setiap bekal yg ia tinggalkan untukmu pasti tidak ada paprikanya”

  “Hmmm”

  “Padahal ia sudah kau tolak 10 kali sejak SMP dulu, ahhh, kenapa bukan aku saja orang yg disukainya? Aku juga ingin diperhatikan seperti itu, YAH, Yunho, kau benar2 beruntung!”


  “Heh, beruntung apanya, Park Yoochun? Aku justru berharap agar aku tidak akan pernah melihat wajahnya yg memuakkan itu lagi! Gara2 dia semua yeoja menganggapku gay dan tidak mau berhubungan denganku!”

  “Yah, kecuali Go Ahra, si gadis sinting”


GREK.


  “Mianhae..”


DEG.


Yunho dan Yoochun mendongak.
Menatap Jaejoong yg berdiri di dekat pintu kelas.

Sepertinya ia mendengar semua pembicaraan mereka barusan ania?

  “Syalmu ketinggalan Yunho yah, hari ini akan turun salju” Ujar Jaejoong tersenyum.

Namja tampan itu berdecak.
Ia melempar syal yg diberikan Jaejoong dan menginjaknya dengan kasar.

  “Pergi dari hadapanku sekarang juga!”

Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya menatap nanar syal berwarna merah yg tidak berbentuk lagi.
Sakit.
Ada sesuatu yg perih di dalam sana.

Tapi ia mencoba untuk tersenyum semanis mungkin.
Ia tidak ingin Yunho melihat sisi buruknya.
Tidak.

  “Nee Yunho yah~”

Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia memalingkan wajah.

Namja cantik itu tersenyum kecut diam2.
Ia berbalik dan melangkahkan kakinya.

  “Jaejoongie~!”

  “Eh, Ne Yoochun-ssi?”

  “Bekalnya untukku ya? Aku lapar sekali!”

  “Tapi itu untuk Yun---”

  “AKU TIDAK SUDI MEMAKAN BEKAL BUATAN DARI TANGAN KOTORMU ITU!”

Jaejoong tertegun.
Ia terdiam di tempat.
Ya tuhan.

Jemari lentik itu mengepal erat.
Seulas senyum manis tersungging di bibir cherrynya.

  “Ne Yoochun ah, sepertinya Yunho tidak mau memakan bekalku, habiskan nee?”

Yoochun mengangguk manis.
Ia melambai pada Jaejoong yg menunduk dan keluar dari kelas mereka.

Oh well.

Yunho bersyukur ia tidak satu kelas dengan namja cantik itu.

  “Kau benar2 kejam” Komentar Yoochun datar.

Mulutnya penuh karena udang goreng tepung yg dimakannya sekaligus.
Masakan Jaejoong memang yg terbaik, gumamnya dalam hati.

Sementara itu, Yunho hanya mendengus sebal.

Tentu saja.

Ia dan Jaejoong adalah tetangga sejak kecil.
Mereka memang sering main bersama sewaktu dulu.
Tapi semuanya berubah sejak teman2 Yunho mengejeknya gay karena Jaejoong yg selalu menempel padanya.
Awalnya Yunho tidak terlalu peduli.
Tapi kemudian ia mulai merasa muak ketika Jaejoong menyatakan perasaannya.

Yunho membenci namja cantik itu.
Ia merusak kehidupan sempurna yg dimilikinya.


-------


  “Joongie, wae?”

  “Oppsso..”

  “Kau sangat tidak berbakat berbohong, Jae yah, katakan apa yg terjadi!”

  “Yunho memarahiku..”

Junsu menghela nafasnya.
Oh gosh.
Ingin sekali rasanya ia mencekik orang yg telah menyakiti perasaan sahabat baiknya ini.

  “Apa yg ia lakukan?”

  “Menginjak syal yg kuberikan padanya..Yah, tidak apa2, aku bisa membuatnya lagi”

  “Lagi? Lagi kau bilang? Apa kau tidak bisa melihat jari2mu yg tertusuk jarum pintal karena membuat syal pabo itu eoh?!”

  “Gwenchana Junsu yah..”

Junsu mendengus kesal.
Ish!
Ia benci sekali dengan namja tampan yg angkuh itu!

  “Dengar, Jae, Go Ahra sudah memberi perintah untuk tidak mengganggu Yunho, terutama kau, jadi mulai sekarang berhentilah menyukainya!”

  “Tidak bisa seperti itu, Junsu yah! Tidak semudah itu!”

  “Wae? Aku tidak ingin kau semakin terluka karena dia, Jaejoongie!”

  “Ini..Ini rasa suka yg tidak bisa dihentikan, Junsu yah! Aku tulus mencintai Yunho..Dan aku tidak akan pernah mundur sampai kapan pun!”

  “Traktir aku sushi kalau kau menyerah padanya!”

Jaejoong terkekeh kecil.
Aigoo, Junsu benar2 sahabat yg sangat pengertian.

  “Lalu, bekalmu? Dibuang lagi?” Tanya Junsu akhirnya.

  “Ania, Yoochun memakannya, dia bilang sangat lapar” Ujar Jaejoong tersenyum.

  “Mwo?! Aish, benar2 anak itu!”

  “Tidak apa2 Junsu yah, jangan terlalu emosi pada kekasihmu itu”

  “Ckk”

Jaejoong menarik senyum kecutnya sekali lagi.
Oh my.
Seandainya ia bisa semesra Yoochun dan Junsu.

Ck, mimpi, Kim Jaejoong.


-------


Namja cantik itu berlari menuju ruang basket.
Ia mendapat berita kalau namja tampan itu terkilir ketika akan memasukkan bola ke dalam ring.
Keringat dinginnya bercucuran dalam waktu sekejap.


BRAKK!


  “YUNHO YAH!”


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar menatap sekumpulan anak2 nakal di sekolah.
Oh well.
Lebih tepatnya, saingan Yunho.

  “Yu..Yunho eodisseo?” Tanya Jaejoong lirih.

Namja2 itu tertawa lantang.
Mereka mendekati Jaejoong dan menyentil dahinya.

  “Kau benar2 polos, Kim Jaejoong! Hahahaha”

  “Aku tidak main2!”

  “Dengar baik2, kami memanggilmu kesini untuk memintamu menyampaikan kepada Yunho kalau ia tidak segera menyerahkan hak pakai lapangan basket, maka ia akan celaka!”

Jaejoong tertegun.
Jantungnya berdebar tidak karuan.

Otaknya berpikir keras.
Yunho tidak akan mungkin mau mendengarkannya ania?
Itu sudah pasti.

  “Kalau tidak?”

  “Kalau tidak? Kau yg akan menggantikan Yunho”


-------


Jaejoong berjalan lesu menuju kelasnya.
Ia melewati koridor belakang sekolah dengan wajah yg tertunduk.
Tetapi begitu mendengar suara yg familiar di telinganya itu sontak ia mengangkat wajahnya.

  “YUNHO!!”

Jaejoong berlari mengejar Yunho yg sedang mengangkat kakinya.
Namja tampan itu akan menginjak kucing kecil yg menunduk di rerumputan.


DUAKK!


Jaejoong meringis ketika kaki Yunho menginjak keras punggungnya.
Namja tampan itu tersentak kaget melihat Jaejoong yg melindungi kucing kecil itu.

  “YAH! PABO! APA YG KAU LAKUKAN EOH?!”

  “Seharusnya aku yg bertanya Yunho yah! Kenapa kau melukai kucing ini?!”

  “Binatang sialan itu memakan bekal yg kutinggalkan disini, Kim Jaejoong, aku tidak sudi!”

  “Kenapa kau meninggalkan bekalmu disini? Itu salahmu~!”

  “Karena Ahra mengajakku makan siang bersama disini, Kim!”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Telinganya terasa sakit mendengar untaian kalimat itu.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Jangan diulangi lagi” Bisik Jaejoong lirih.

  “KUCING BODOH ITU AKAN KUBUNUH LAIN KALI!” Teriak Yunho marah.

Namja tampan itu menginjak ekor kucing berwarna abu2 gelap itu.
Membuat binatang kecil itu mengeong kesakitan.
Jaejoong tersentak kaget.
Ia menatap Yunho yg sudah berlalu dari sana.

  “Jiji yaa, mianhaeee..Appo ania?” Ujar Jaejoong berjongkok.

Namja cantik itu menggendong kucing mungil itu dan  mengelus ekornya.

  “Halmoni..Hiks..Mianhae..Aku tidak bisa menjaga Jiji dengan baik..”

  “Meong~”

  “Jiji yaa..Mianhae nee? Yunho mungkin sedang emosi..”

Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Ia menekuk kakinya seraya menahan tangis.

Oh gosh.

Bagaimana bisa Yunho berlaku sekejam itu?
Tidakkah ia mengingat kucing kecil ini?

Hadiah ulang tahun yg diberikan Yunho untuknya ketika masih kecil.
Kucing pemberian dari nenek Jaejoong yg sudah meninggal untuk Yunho.


-------


TAP TAP TAP.


Jaejoong berjalan pelan menuju kantin seraya membawa tumpukan buku yg akan ia titipkan kepada petugas perpustakaan terlebih dahulu.
Tapi kemudian langkahnya terhenti ketika ia melihat Yunho yg sedang memainkan ponselnya di dekat gedung kelas dua.

Mata bulat yg indah itu membesar.
Menatap seseorang yg akan melemparkan pot bunga keramik dari lantai tiga.

Jaejoong berlari dengan panik.


DRAP DRAP DRAP!


  “YUNHO YAH! AWAS!”


PRANGG!!

BRUKK!!


Yunho tersentak kaget.
Ia meringis sakit seraya membuka matanya.

  “Gwenchana Yunho yah?”

Namja tampan itu menatap Jaejoong yg menimpa tubuhnya dengan pandangan iritasi.
Ia menubruk namja cantik itu dan menyeka debu di seragamnya yg kotor.

  “Apa kau gila heh? Aku sudah menolakmu berkali2 tapi kau tidak punya muka!” Bentak Yunho kesal.

Jaejoong tersinggung.
Ia balas menyahut.

  “Ada orang yg ingin mencelakaimu, Yunho yah!” Jeritnya terisak.

Yunho memicingkan matanya.
Ia mendengus dan beranjak pergi dari sana.

Meninggalkan Jaejoong yg meringis seraya menyentuh bahu belakangnya yg terasa sakit.

  “Omo!” Lirih Jaejoong bergumam.

Bahu sebelah kirinya berdarah.
Lengannya terasa sakit.
Sepertinya terkilir.

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mencoba untuk bangun.
Tapi sulit.
Ia terus terjatuh.

  “Joongie?”

Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun yg berdiri di hadapannya.

  “Kau berdarah!” Teriak Yoochun histeris.

Namja chubby itu segera menarik Jaejoong dan menggendongnya di punggung.
Ia berlari membawa namja cantik itu ke ruang kesehatan.

  “Sam! Jaejoong terluka parah!”

  “Ania, hanya lecet sedikit, tidak apa2”

  “Apanya eoh?! Darahmu banyak sekali!”

  “Tidak apa2, Yoochun yah”

Park Yoochun menggerutu kesal.
Ia mencibir menatap Jaejoong yg duduk di atas ranjang kesehatan.

Namja cantik itu mengulas senyumnya.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Terima kasih sudah khawatir padaku..”

  “Apa yg kau bicarakan?”

  “Seandainya yg melakukan ini padaku adalah Yunho..Ah, sudahlah..”

  “Jaejoongie”

  “Gomawo ne?”

  “Kau benar tidak apa2?”

Jaejoong mengangguk.
Ia memaksakan senyumnya.

  “Hari ini Ahra dan Yunho resmi berpacaran”


DEG.


Jaejoong terhenyak di tempat.
Relung hatinya terasa sakit.
Matanya panas dan berkaca2.
Ia mengeratkan kepalan jarinya.

Ya tuhan..

Yoochun terdiam.
Mata sipitnya menatap air mata yg mengalir dari wajah tanpa ekspresi namja cantik itu.
Oh gosh.
Ini pertama kalinya ia melihat namja cantik itu menangis.
Bukankah biasanya Jaejoong selalu tersenyum dalam keadaan seperti apa pun ania?

  “Jaejoongie”

  “Gwenchana..Gwenchana..Aku..Aku mengerti..Jadi..Memang sebenarnya tidak akan pernah ada kesempatan untukku ne? Aku tahu..”

Yoochun mengepalkan jemarinya.
Ia ikut merasa sedih menatap Jaejoong seperti ini.
Oh gosh.
Ia menyesal sudah memberitahu namja cantik itu.

  “Aku tidak akan mengganggu Yunho lagi..” Lirih Jaejoong berbisik.


-------


Junsu mengernyitkan dahinya.
Menatap keadaan Jaejoong yg sedikit aneh.
Ada yg tidak beres dengannya.

  “Apa yg terjadi?”

  “Tidak apa2”


GREPP!


  “AKH!”

  “Lenganmu terkilir dan kau bilang tidak apa2? OH good! Katakan padaku, apa ini karena Yunho?”

  “Junsu yah”

  “Berapa kali harus kukatakan untuk menyerah, Jae? Tidakkah kau merasa sakit?!”

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia mencoba untuk tersenyum.

Tapi ia gagal.
Yg ada hanya tetesan bening yg mengalir dari kedua mata indahnya.

Oh gosh.

  “I try to protect him, Junsu yah..”

Junsu terdiam.
Ia tidak tahu harus berkata apa.

  “Aku terlalu mencintainya..Aku..Aku tidak akan peduli ia melihatku atau tidak..Aku hanya ingin menjaga perasaan ini, Junsu yah..”

  “Jaejoongie..Jangan menangis..Aku mengerti..Maafkan aku..”

  “Hiks..”

Junsu memeluk lembut namja cantik itu.
Ia memperhatikan kulit lengan Jaejoong dari balik kemejanya yg putih.
Namja imut itu bisa melihat dengan jelas.

Lengan Jaejoong berwarna biru.
Memar.
Lebam.

Sepertinya sangat parah.

  “Aku akan mentraktirmu sushi terbaik di Seoul pulang sekolah nanti” Bisik Jaejoong pelan.

  “Mwo? Joongie, jadi kau---”

  “Ne Junsu yah..Aku menyerah..Hiks..Kau benar, seharusnya aku berhenti sejak dulu..Hiks..

OH my.
Kim Junsu mengelus lembut punggung Jaejoong dengan sayang.


-------


Namja cantik itu berjalan menuju kantin dengan wajah yg tertunduk.
Ia menghela nafasnya dengan pikiran yg berkecamuk.

  “Aish oppa~!”


DEG.


Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menatap sepasang kekasih yg terlihat sedang bermesraan di koridor sekolah.


GYUT.


Jaejoong semakin menundukkan wajahnya.
Mencoba menahan sesuatu yg terus berdenyut di hatinya.
Sakit.
Sangat sakit.

Oh gosh.

  “YA!”

Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Telinganya mendengar jelas suara Yunho.
Tidak, tidak, ia tidak memanggilmu, Jae, gumam Jaejoong dalam hatinya.

  “Jaejoong!”


GREPP!


  “AKH!!”

Yunho tersentak kaget.
Ia refleks mencengkram lengan kiri Jaejoong ketika namja cantik itu tidak menggubris panggilannya.

Mata musang Yunho menatap lurus Jaejoong yg tampak kesakitan.
 
  “Coba lihat lenganmu” Ujar Yunho datar.

  “Kenapa kau memanggilku?” Tanya Jaejoong acuh.

  “Aku mau lihat lenganmu, Kim!”

  “Aku tanya kenapa kau memanggilku Yunho yah!”


AISH.


Yunho menggerutu kesal.
Ia menarik lengan Jaejoong dengan kasar dan menarik kemeja putih itu ke atas.


DEG.


  “Apa ini luka waktu itu?”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam tanpa suara.

Yunho meneliti pergelangan yg lebam itu.
Sepertinya benar2 sakit.

  “Jawab aku Jae, apa ini---”

  “Kalau iya kenapa? Kau khawatir padaku? Untuk apa hah?”

  “Jae”

  “Sudahlah”

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia berbalik dan hendak melangkahkan kakinya.
Tapi langkah itu terhenti ketika Yunho menahannya dan menariknya menuju ruang kesehatan.

  “Yunho! Apa yg kau----”

  “Diamlah!”

Jaejoong tertegun.
Ia memutuskan untuk tidak banyak bergerak.

Yunho membuka pintu ruang kesehatan dan mendudukkan Jaejoong di atas ranjang.
Kemudian ia mengambil kotak obat dan meneteskan alkohol di atas kapas putih.

  “AKH!”

  “Tahan saja”

Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
Ia menggigit bibir bawahnya menahan perih.

Wae?
Kenapa kau melakukan ini Yunho yah?
Kenapa kau mendadak peduli padaku?
Kenapa harus disaat aku sudah menyerah akan perjuanganku untuk mendapatkanmu?

Jaejoong memejamkan matanya menahan tangis.

  “Kenapa tidak diobati? Kau benar2 ceroboh, tidak pernah berubah!”

  “…”

  “Apa halmoni tidak memarahimu eoh? Seharusnya ia---”

  “Halmoni sudah meninggal Yunho yah..”


DEG!


Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat menatap Jaejoong yg menunduk.

  “Apa?! Tapi aku---”

  “Kau pasti tidak tahu kalau aku tidak tinggal di kamar sebelah lagi sejak halmoni meninggal ania? Halmoni sakit berat waktu itu..Aku mengetuk pintu kamarmu untuk memintamu membawa halmoni ke rumah sakit..Tapi..Tapi waktu itu kau mengusirku dan memarahiku..Aku..Aku..Hiks..”

  “Jaejoongie”

  “Gwenchana Yunho yah..Aku mengerti..Aku memutuskan untuk menyerah..”

  “Mwo?”

  “Aku berjanji tidak akan pernah mengganggu hidupmu lagi..Maafkan aku kalau selama ini membuatmu merasa muak..”


BRAKK!


Jaejoong beranjak berdiri dari duduknya.
Ia berlari keluar ruang kesehatan seraya menyeka kasar air matanya.
Meninggalkan Yunho yg terdiam di tempat.

Oh gosh..

  “Menyerah? Siapa yg menyuruhmu untuk menyerah, Kim?” Desis Yunho kesal.


DUAKK!


Namja tampan itu menggeram seraya menendang kursi kayu itu dengan kasar.
Emosinya meluap.
Ia merasa sangat kesal.

  “Semudah itukah kau mengucapkannya hah?! Apa kau tidak tahu kalau belakangan ini aku tidak bisa tidur karena kau?!”


-------


DRAP DRAP DRAP!


Jaejoong terus berlari dengan kencang.
Lengannya yg membiru terasa berdenyut.


BRUKK!


  “Ah! Mianhae, aku---”

  “Akhirnya kami menemukanmu, Kim”


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar.
Menatap Choi Siwon yg waktu itu memanggilnya ke lapangan basket.

  “Bawa dia”

Namja2 yg berdiri di sekeliling Siwon mulai bergerak.
Mereka menahan Jaejoong yg memberontak.
Menyeretnya ke dalam gudang sekolah dan mencampaknya di lantai berdebu itu.

  “Apa kau menyampaikan pesanku pada Yunho?”

  “A..Ania..”

  “MWO?!”

  “Kau salah orang, Choi! Aku dan Yunho sama sekali tidak pernah berbicara! Ia tidak akan mau mendengarkan---AKKH!”

Jaejoong terpental ke belakang.
Kaki tinggi namja itu menendang perutnya dengan kasar.

Namja cantik itu terbatuk keras sekarang.

  “Kalau begitu kita sepakat, kau yg akan menggantikan posisi namja sialan itu!”

Jaejoong mengernyit.
Menatap puluhan namja2 yg memegang balok kayu.
Ia merasakan tubuhnya bergetar pelan.
Rasa takut menyergap dengan cepat.


DUAKK!


  “ARGH!”


DUAKK!


DUAKK!


Jaejoong menutup wajahnya dengan tangan.
Punggungnya di hantam dengan balok besar itu berkali2.
Namja2 nakal itu tertawa lantang.
Mereka memukuli Jaejoong tanpa henti.


CRATT!


Jaejoong tersentak kaget.
Darah segar bermuncratan dari mulutnya ketika namja tinggi itu meninju perutnya dan memukulnya di dada.
Tubuh Jaejoong terbanting ke dinding.

  “Hahh..hh.hhh…hhh”

  “Aku sudah mengirim orang untuk memanggil Yunho kesini, Kim, bagaimana kalau selagi kita menunggunya kita bermain dulu hmm?”

  “A…andwaee..Hhh..hhh..Pleasee…Uhukk..uhukkk!”

Choi Siwon tertawa lantang.
Ia menginjak kaki Jaejoong dengan keras dan menjambak rambut almond namja cantik itu.
Kemudian ia meludahi wajah cantik itu.

Jaejoong meringis.
Ia merasakan kepalanya berdenyut2.
Sakit.

  “Minggir Choi!”

  “Minho! Singkirkan besi itu!!”


BUAKK!!


BRUKK!


DEG.


Mereka semua terpaku.
Terdiam menatap Minho yg memukul kepala Jaejoong dengan besi panjang itu.
Namja cantik itu terjatuh.
Nafasnya menderu lemah.
Tetesan darah membanjiri tubuhnya.

  “PABO! Apa yg kau lakukan eoh?! Kepalanya berdarah! Bagaimana kalau ia mati?!”

  “Bukankah Yunho akan datang kesini? Ia yg akan bertanggung jawab, kajja, kita lari sekarang!”


DRAP DRAP DRAP!


Puluhan namja2 itu berlarian keluar dari gudang.
Meninggalkan Jaejoong yg sudah tidak sadarkan diri.

Nafasnya semakin lemah setiap detik.

Jaejoong mendengar sesuatu sebelum ia benar2 memejamkan matanya yg terasa berat.
Satu kalimat yg terdengar sangat lirih.

  [ “Berapa kali harus kukatakan untuk menyerah, Jae? Tidakkah kau merasa sakit?!” ]


HMP.


Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Ia menggumam dalam hati.

Ne Junsu yah..
Aku merasa sakit.
Sangat sakit.
Sakit yg tidak akan pernah bisa kau bayangkan.

Tapi semua rasa sakit itu tidak seberapa, karena aku berhasil melindungi Yunho dari namja2 jahat itu.

I..I try to protect him, Junsu yah..


BRAKK!

 
  “JAEJOONGIE!!”


-------


Yunho menghela nafasnya.
Ia memijat pelipisnya yg terasa sangat sakit.
Bayangan wajah pucat Jaejoong saat ia menemukannya di gudang tadi siang benar2 menghantuinya.
Oh gosh.

  “Tuan Jung?”


DEG.


Yunho mengangguk.
Ia segera berlari menuju dokter berambut ikal itu.

  “Ada beberapa hal yg harus dibicarakan mengenai Kim Jaejoong”

Yunho menelan salivanya.
Kemudian ia mengikuti dokter itu masuk ke dalam ruangannya.

  “Apa kau bisa menghubungi keluarganya?”

  “Aniya, ia sebatang kara, bumonim dan halmoninya sudah meninggal”

  “Lalu, kau siapanya?”

  “Aku..Aku kekasihnya”

Dokter berambut ikal itu menarik senyumnya.

  “Kurasa ini akan sangat sulit untukmu, Tuan Jung, tapi mendengar bahwa kau adalah kekasih namja cantik itu, aku merasa sedikit tenang”

  “Apa yg terjadi?”

  “Jaejoong...Dia kehilangan ingatannya akibat pukulan keras di kepalanya..”

  “Jadi, maksudmu----”

  “Amnesia”


-------


CKLEK.


Yunho membuka pintu rawat itu dengan pelan.
Ia tersenyum kecil mendapati Jaejoong yg sudah sadar.
Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.

  “Aku dimana?”

  “Kau di rumah sakit”

  “Aku siapa?”

  “Namamu Kim Jaejoong”

Namja cantik itu terdiam.
Ia mengulang nama yg disebutkan Yunho sekali lagi dengan nada bertanya.
Yunho hanya tersenyum kecil.

  “Lalu..Kau siapa?”

Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mengelus jemari Jaejoong dengan lembut dan mengecupnya sekilas.

  “Aku Jung Yunho, dan aku adalah tunanganmu, Boo”

Jaejoong tersentak kaget.
Sementara Yunho masih dengan senyumnya.

Namja tampan itu memejamkan matanya sejenak.

Mianhae.
Aku terpaksa harus melakukan ini.
Aku akan membohongimu tentang status kita selama ini, Jae.
Aku akan membuang seluruh memori buruk yg melekat semampuku.
Menjauhkannya darimu sehingga kau tidak akan pernah bisa mengingatnya lagi.

Tidak.

Aku tidak ingin terjerumus ke dalam lubang yg sama.
Sama sekali tidak.

Mulai sekarang aku bersumpah akan menjagamu sebaik mungkin.
Aku bersumpah tidak akan pernah membuatmu menangis lagi.
Aku bersumpah akan selalu bersamamu mulai saat ini.

Karena aku mencintaimu, Kim Jaejoong.

Dan karena aku tidak ingin kau mengenal rasa sakit lagi, aku akan mencoba untuk melindungimu.
Seperti kau yg selalu melindungiku selama ini.


END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar