Tittle:
TRY TO PROTECT YOU
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“I try to
protect him, Junsu yah..”
.
.
.
Pagi ini Yunho datang ke sekolah seperti biasa.
Ne, seperti biasa.
Bahkan ia tetap mengernyitkan dahinya seperti biasa.
Ige mwoya eoh?
“Ck, lagi2
namja sialan itu meletakkan bekalnya disini!” Rutuk Yunho kesal.
OH well.
Namja sialan?
Hahahaha, siapa lagi kalau bukan namja cantik itu?
Kim Jaejoong.
“Bekal lagi?”
Yunho menoleh.
Menatap Yoochun-sahabatnya-yg berjalan mendekati
dirinya.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia melempar kotak bekal itu ke meja seberang.
GREPP!
“YAH! Kau
hampir saja menjatuhkan bekalnya tahu!”
“Biar saja,
aku memang berniat seperti itu”
“Aish”
Yunho mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Ia menghela nafasnya seperti biasa.
“Sepertinya
Kim Jaejoong benar2 mencintaimu Yun” Ujar Yoochun seraya mengintip bekal itu.
“OH well”
Gumam Yunho merutuk.
“Seharusnya
kau bersyukur, see? Namja cantik itu tidak pernah berubah sejak kelas dua SMP
ania? Ia masih memperhatikanmu, setiap bekal yg ia tinggalkan untukmu pasti
tidak ada paprikanya”
“Hmmm”
“Padahal ia
sudah kau tolak 10 kali sejak SMP dulu, ahhh, kenapa bukan aku saja orang yg
disukainya? Aku juga ingin diperhatikan seperti itu, YAH, Yunho, kau benar2
beruntung!”
“Heh,
beruntung apanya, Park Yoochun? Aku justru berharap agar aku tidak akan pernah
melihat wajahnya yg memuakkan itu lagi! Gara2 dia semua yeoja menganggapku gay
dan tidak mau berhubungan denganku!”
“Yah, kecuali
Go Ahra, si gadis sinting”
GREK.
“Mianhae..”
DEG.
Yunho dan Yoochun mendongak.
Menatap Jaejoong yg berdiri di dekat pintu kelas.
Sepertinya ia mendengar semua pembicaraan mereka
barusan ania?
“Syalmu
ketinggalan Yunho yah, hari ini akan turun salju” Ujar Jaejoong tersenyum.
Namja tampan itu berdecak.
Ia melempar syal yg diberikan Jaejoong dan
menginjaknya dengan kasar.
“Pergi dari
hadapanku sekarang juga!”
Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya menatap nanar syal berwarna merah yg
tidak berbentuk lagi.
Sakit.
Ada sesuatu yg perih di dalam sana.
Tapi ia mencoba untuk tersenyum semanis mungkin.
Ia tidak ingin Yunho melihat sisi buruknya.
Tidak.
“Nee Yunho
yah~”
Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia memalingkan wajah.
Namja cantik itu tersenyum kecut diam2.
Ia berbalik dan melangkahkan kakinya.
“Jaejoongie~!”
“Eh, Ne
Yoochun-ssi?”
“Bekalnya
untukku ya? Aku lapar sekali!”
“Tapi itu
untuk Yun---”
“AKU TIDAK
SUDI MEMAKAN BEKAL BUATAN DARI TANGAN KOTORMU ITU!”
Jaejoong tertegun.
Ia terdiam di tempat.
Ya tuhan.
Jemari lentik itu mengepal erat.
Seulas senyum manis tersungging di bibir cherrynya.
“Ne Yoochun
ah, sepertinya Yunho tidak mau memakan bekalku, habiskan nee?”
Yoochun mengangguk manis.
Ia melambai pada Jaejoong yg menunduk dan keluar dari
kelas mereka.
Oh well.
Yunho bersyukur ia tidak satu kelas dengan namja
cantik itu.
“Kau benar2
kejam” Komentar Yoochun datar.
Mulutnya penuh karena udang goreng tepung yg dimakannya
sekaligus.
Masakan Jaejoong memang yg terbaik, gumamnya dalam
hati.
Sementara itu, Yunho hanya mendengus sebal.
Tentu saja.
Ia dan Jaejoong adalah tetangga sejak kecil.
Mereka memang sering main bersama sewaktu dulu.
Tapi semuanya berubah sejak teman2 Yunho mengejeknya
gay karena Jaejoong yg selalu menempel padanya.
Awalnya Yunho tidak terlalu peduli.
Tapi kemudian ia mulai merasa muak ketika Jaejoong
menyatakan perasaannya.
Yunho membenci namja cantik itu.
Ia merusak kehidupan sempurna yg dimilikinya.
-------
“Joongie,
wae?”
“Oppsso..”
“Kau sangat
tidak berbakat berbohong, Jae yah, katakan apa yg terjadi!”
“Yunho
memarahiku..”
Junsu menghela nafasnya.
Oh gosh.
Ingin sekali rasanya ia mencekik orang yg telah
menyakiti perasaan sahabat baiknya ini.
“Apa yg ia
lakukan?”
“Menginjak
syal yg kuberikan padanya..Yah, tidak apa2, aku bisa membuatnya lagi”
“Lagi? Lagi
kau bilang? Apa kau tidak bisa melihat jari2mu yg tertusuk jarum pintal karena
membuat syal pabo itu eoh?!”
“Gwenchana
Junsu yah..”
Junsu mendengus kesal.
Ish!
Ia benci sekali dengan namja tampan yg angkuh itu!
“Dengar, Jae,
Go Ahra sudah memberi perintah untuk tidak mengganggu Yunho, terutama kau, jadi
mulai sekarang berhentilah menyukainya!”
“Tidak bisa
seperti itu, Junsu yah! Tidak semudah itu!”
“Wae? Aku
tidak ingin kau semakin terluka karena dia, Jaejoongie!”
“Ini..Ini rasa
suka yg tidak bisa dihentikan, Junsu yah! Aku tulus mencintai Yunho..Dan aku
tidak akan pernah mundur sampai kapan pun!”
“Traktir aku
sushi kalau kau menyerah padanya!”
Jaejoong terkekeh kecil.
Aigoo, Junsu benar2 sahabat yg sangat pengertian.
“Lalu,
bekalmu? Dibuang lagi?” Tanya Junsu akhirnya.
“Ania, Yoochun
memakannya, dia bilang sangat lapar” Ujar Jaejoong tersenyum.
“Mwo?! Aish,
benar2 anak itu!”
“Tidak apa2
Junsu yah, jangan terlalu emosi pada kekasihmu itu”
“Ckk”
Jaejoong menarik senyum kecutnya sekali lagi.
Oh my.
Seandainya ia bisa semesra Yoochun dan Junsu.
Ck, mimpi, Kim Jaejoong.
-------
Namja cantik itu berlari menuju ruang basket.
Ia mendapat berita kalau namja tampan itu terkilir
ketika akan memasukkan bola ke dalam ring.
Keringat dinginnya bercucuran dalam waktu sekejap.
BRAKK!
“YUNHO YAH!”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar menatap sekumpulan anak2 nakal
di sekolah.
Oh well.
Lebih tepatnya, saingan Yunho.
“Yu..Yunho
eodisseo?” Tanya Jaejoong lirih.
Namja2 itu tertawa lantang.
Mereka mendekati Jaejoong dan menyentil dahinya.
“Kau benar2
polos, Kim Jaejoong! Hahahaha”
“Aku tidak
main2!”
“Dengar baik2,
kami memanggilmu kesini untuk memintamu menyampaikan kepada Yunho kalau ia
tidak segera menyerahkan hak pakai lapangan basket, maka ia akan celaka!”
Jaejoong tertegun.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Otaknya berpikir keras.
Yunho tidak akan mungkin mau mendengarkannya ania?
Itu sudah pasti.
“Kalau tidak?”
“Kalau tidak?
Kau yg akan menggantikan Yunho”
-------
Jaejoong berjalan lesu menuju kelasnya.
Ia melewati koridor belakang sekolah dengan wajah yg
tertunduk.
Tetapi begitu mendengar suara yg familiar di
telinganya itu sontak ia mengangkat wajahnya.
“YUNHO!!”
Jaejoong berlari mengejar Yunho yg sedang mengangkat
kakinya.
Namja tampan itu akan menginjak kucing kecil yg menunduk
di rerumputan.
DUAKK!
Jaejoong meringis ketika kaki Yunho menginjak keras
punggungnya.
Namja tampan itu tersentak kaget melihat Jaejoong yg
melindungi kucing kecil itu.
“YAH! PABO!
APA YG KAU LAKUKAN EOH?!”
“Seharusnya
aku yg bertanya Yunho yah! Kenapa kau melukai kucing ini?!”
“Binatang
sialan itu memakan bekal yg kutinggalkan disini, Kim Jaejoong, aku tidak sudi!”
“Kenapa kau
meninggalkan bekalmu disini? Itu salahmu~!”
“Karena Ahra
mengajakku makan siang bersama disini, Kim!”
DEG.
Jaejoong terhenyak.
Telinganya terasa sakit mendengar untaian kalimat itu.
Ia menggigit bibir bawahnya.
“Jangan
diulangi lagi” Bisik Jaejoong lirih.
“KUCING BODOH
ITU AKAN KUBUNUH LAIN KALI!” Teriak Yunho marah.
Namja tampan itu menginjak ekor kucing berwarna abu2
gelap itu.
Membuat binatang kecil itu mengeong kesakitan.
Jaejoong tersentak kaget.
Ia menatap Yunho yg sudah berlalu dari sana.
“Jiji yaa,
mianhaeee..Appo ania?” Ujar Jaejoong berjongkok.
Namja cantik itu menggendong kucing mungil itu
dan mengelus ekornya.
“Halmoni..Hiks..Mianhae..Aku tidak bisa menjaga Jiji dengan baik..”
“Meong~”
“Jiji
yaa..Mianhae nee? Yunho mungkin sedang emosi..”
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Ia menekuk kakinya seraya menahan tangis.
Oh gosh.
Bagaimana bisa Yunho berlaku sekejam itu?
Tidakkah ia mengingat kucing kecil ini?
Hadiah ulang tahun yg diberikan Yunho untuknya ketika
masih kecil.
Kucing pemberian dari nenek Jaejoong yg sudah
meninggal untuk Yunho.
-------
TAP TAP TAP.
Jaejoong berjalan pelan menuju kantin seraya membawa
tumpukan buku yg akan ia titipkan kepada petugas perpustakaan terlebih dahulu.
Tapi kemudian langkahnya terhenti ketika ia melihat
Yunho yg sedang memainkan ponselnya di dekat gedung kelas dua.
Mata bulat yg indah itu membesar.
Menatap seseorang yg akan melemparkan pot bunga
keramik dari lantai tiga.
Jaejoong berlari dengan panik.
DRAP DRAP DRAP!
“YUNHO YAH!
AWAS!”
PRANGG!!
BRUKK!!
Yunho tersentak kaget.
Ia meringis sakit seraya membuka matanya.
“Gwenchana
Yunho yah?”
Namja tampan itu menatap Jaejoong yg menimpa tubuhnya
dengan pandangan iritasi.
Ia menubruk namja cantik itu dan menyeka debu di
seragamnya yg kotor.
“Apa kau gila
heh? Aku sudah menolakmu berkali2 tapi kau tidak punya muka!” Bentak Yunho
kesal.
Jaejoong tersinggung.
Ia balas menyahut.
“Ada orang yg
ingin mencelakaimu, Yunho yah!” Jeritnya terisak.
Yunho memicingkan matanya.
Ia mendengus dan beranjak pergi dari sana.
Meninggalkan Jaejoong yg meringis seraya menyentuh
bahu belakangnya yg terasa sakit.
“Omo!” Lirih
Jaejoong bergumam.
Bahu sebelah kirinya berdarah.
Lengannya terasa sakit.
Sepertinya terkilir.
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia mencoba untuk bangun.
Tapi sulit.
Ia terus terjatuh.
“Joongie?”
Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun yg berdiri di hadapannya.
“Kau
berdarah!” Teriak Yoochun histeris.
Namja chubby itu segera menarik Jaejoong dan
menggendongnya di punggung.
Ia berlari membawa namja cantik itu ke ruang
kesehatan.
“Sam! Jaejoong
terluka parah!”
“Ania, hanya
lecet sedikit, tidak apa2”
“Apanya eoh?!
Darahmu banyak sekali!”
“Tidak apa2,
Yoochun yah”
Park Yoochun menggerutu kesal.
Ia mencibir menatap Jaejoong yg duduk di atas ranjang
kesehatan.
Namja cantik itu mengulas senyumnya.
Ia menundukkan wajahnya.
“Terima kasih
sudah khawatir padaku..”
“Apa yg kau
bicarakan?”
“Seandainya yg
melakukan ini padaku adalah Yunho..Ah, sudahlah..”
“Jaejoongie”
“Gomawo ne?”
“Kau benar
tidak apa2?”
Jaejoong mengangguk.
Ia memaksakan senyumnya.
“Hari ini Ahra
dan Yunho resmi berpacaran”
DEG.
Jaejoong terhenyak di tempat.
Relung hatinya terasa sakit.
Matanya panas dan berkaca2.
Ia mengeratkan kepalan jarinya.
Ya tuhan..
Yoochun terdiam.
Mata sipitnya menatap air mata yg mengalir dari wajah
tanpa ekspresi namja cantik itu.
Oh gosh.
Ini pertama kalinya ia melihat namja cantik itu
menangis.
Bukankah biasanya Jaejoong selalu tersenyum dalam
keadaan seperti apa pun ania?
“Jaejoongie”
“Gwenchana..Gwenchana..Aku..Aku mengerti..Jadi..Memang sebenarnya tidak
akan pernah ada kesempatan untukku ne? Aku tahu..”
Yoochun mengepalkan jemarinya.
Ia ikut merasa sedih menatap Jaejoong seperti ini.
Oh gosh.
Ia menyesal sudah memberitahu namja cantik itu.
“Aku tidak
akan mengganggu Yunho lagi..” Lirih Jaejoong berbisik.
-------
Junsu mengernyitkan dahinya.
Menatap keadaan Jaejoong yg sedikit aneh.
Ada yg tidak beres dengannya.
“Apa yg terjadi?”
“Tidak apa2”
GREPP!
“AKH!”
“Lenganmu
terkilir dan kau bilang tidak apa2? OH good! Katakan padaku, apa ini karena
Yunho?”
“Junsu yah”
“Berapa kali
harus kukatakan untuk menyerah, Jae? Tidakkah kau merasa sakit?!”
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia mencoba untuk tersenyum.
Tapi ia gagal.
Yg ada hanya tetesan bening yg mengalir dari kedua
mata indahnya.
Oh gosh.
“I try to
protect him, Junsu yah..”
Junsu terdiam.
Ia tidak tahu harus berkata apa.
“Aku terlalu
mencintainya..Aku..Aku tidak akan peduli ia melihatku atau tidak..Aku hanya
ingin menjaga perasaan ini, Junsu yah..”
“Jaejoongie..Jangan menangis..Aku mengerti..Maafkan aku..”
“Hiks..”
Junsu memeluk lembut namja cantik itu.
Ia memperhatikan kulit lengan Jaejoong dari balik
kemejanya yg putih.
Namja imut itu bisa melihat dengan jelas.
Lengan Jaejoong berwarna biru.
Memar.
Lebam.
Sepertinya sangat parah.
“Aku akan
mentraktirmu sushi terbaik di Seoul pulang sekolah nanti” Bisik Jaejoong pelan.
“Mwo? Joongie,
jadi kau---”
“Ne Junsu
yah..Aku menyerah..Hiks..Kau benar, seharusnya aku berhenti sejak dulu..Hiks..
OH my.
Kim Junsu mengelus lembut punggung Jaejoong dengan
sayang.
-------
Namja cantik itu berjalan menuju kantin dengan wajah
yg tertunduk.
Ia menghela nafasnya dengan pikiran yg berkecamuk.
“Aish oppa~!”
DEG.
Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menatap sepasang kekasih yg terlihat sedang bermesraan
di koridor sekolah.
GYUT.
Jaejoong semakin menundukkan wajahnya.
Mencoba menahan sesuatu yg terus berdenyut di hatinya.
Sakit.
Sangat sakit.
Oh gosh.
“YA!”
Jaejoong memejamkan matanya dengan erat.
Telinganya mendengar jelas suara Yunho.
Tidak, tidak, ia tidak memanggilmu, Jae, gumam
Jaejoong dalam hatinya.
“Jaejoong!”
GREPP!
“AKH!!”
Yunho tersentak kaget.
Ia refleks mencengkram lengan kiri Jaejoong ketika
namja cantik itu tidak menggubris panggilannya.
Mata musang Yunho menatap lurus Jaejoong yg tampak
kesakitan.
“Coba lihat
lenganmu” Ujar Yunho datar.
“Kenapa kau
memanggilku?” Tanya Jaejoong acuh.
“Aku mau lihat
lenganmu, Kim!”
“Aku tanya
kenapa kau memanggilku Yunho yah!”
AISH.
Yunho menggerutu kesal.
Ia menarik lengan Jaejoong dengan kasar dan menarik
kemeja putih itu ke atas.
DEG.
“Apa ini luka waktu
itu?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam tanpa suara.
Yunho meneliti pergelangan yg lebam itu.
Sepertinya benar2 sakit.
“Jawab aku
Jae, apa ini---”
“Kalau iya
kenapa? Kau khawatir padaku? Untuk apa hah?”
“Jae”
“Sudahlah”
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia berbalik dan hendak melangkahkan kakinya.
Tapi langkah itu terhenti ketika Yunho menahannya dan
menariknya menuju ruang kesehatan.
“Yunho! Apa yg
kau----”
“Diamlah!”
Jaejoong tertegun.
Ia memutuskan untuk tidak banyak bergerak.
Yunho membuka pintu ruang kesehatan dan mendudukkan
Jaejoong di atas ranjang.
Kemudian ia mengambil kotak obat dan meneteskan
alkohol di atas kapas putih.
“AKH!”
“Tahan saja”
Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
Ia menggigit bibir bawahnya menahan perih.
Wae?
Kenapa kau melakukan ini Yunho yah?
Kenapa kau mendadak peduli padaku?
Kenapa harus disaat aku sudah menyerah akan
perjuanganku untuk mendapatkanmu?
Jaejoong memejamkan matanya menahan tangis.
“Kenapa tidak
diobati? Kau benar2 ceroboh, tidak pernah berubah!”
“…”
“Apa halmoni
tidak memarahimu eoh? Seharusnya ia---”
“Halmoni sudah
meninggal Yunho yah..”
DEG!
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat menatap Jaejoong yg menunduk.
“Apa?! Tapi
aku---”
“Kau pasti
tidak tahu kalau aku tidak tinggal di kamar sebelah lagi sejak halmoni
meninggal ania? Halmoni sakit berat waktu itu..Aku mengetuk pintu kamarmu untuk
memintamu membawa halmoni ke rumah sakit..Tapi..Tapi waktu itu kau mengusirku
dan memarahiku..Aku..Aku..Hiks..”
“Jaejoongie”
“Gwenchana
Yunho yah..Aku mengerti..Aku memutuskan untuk menyerah..”
“Mwo?”
“Aku berjanji
tidak akan pernah mengganggu hidupmu lagi..Maafkan aku kalau selama ini
membuatmu merasa muak..”
BRAKK!
Jaejoong beranjak berdiri dari duduknya.
Ia berlari keluar ruang kesehatan seraya menyeka kasar
air matanya.
Meninggalkan Yunho yg terdiam di tempat.
Oh gosh..
“Menyerah?
Siapa yg menyuruhmu untuk menyerah, Kim?” Desis Yunho kesal.
DUAKK!
Namja tampan itu menggeram seraya menendang kursi kayu
itu dengan kasar.
Emosinya meluap.
Ia merasa sangat kesal.
“Semudah
itukah kau mengucapkannya hah?! Apa kau tidak tahu kalau belakangan ini aku
tidak bisa tidur karena kau?!”
-------
DRAP DRAP DRAP!
Jaejoong terus berlari dengan kencang.
Lengannya yg membiru terasa berdenyut.
BRUKK!
“Ah! Mianhae,
aku---”
“Akhirnya kami
menemukanmu, Kim”
DEG.
Jaejoong tersentak kaget.
Mata bulatnya membesar.
Menatap Choi Siwon yg waktu itu memanggilnya ke
lapangan basket.
“Bawa dia”
Namja2 yg berdiri di sekeliling Siwon mulai bergerak.
Mereka menahan Jaejoong yg memberontak.
Menyeretnya ke dalam gudang sekolah dan mencampaknya
di lantai berdebu itu.
“Apa kau
menyampaikan pesanku pada Yunho?”
“A..Ania..”
“MWO?!”
“Kau salah
orang, Choi! Aku dan Yunho sama sekali tidak pernah berbicara! Ia tidak akan
mau mendengarkan---AKKH!”
Jaejoong terpental ke belakang.
Kaki tinggi namja itu menendang perutnya dengan kasar.
Namja cantik itu terbatuk keras sekarang.
“Kalau begitu
kita sepakat, kau yg akan menggantikan posisi namja sialan itu!”
Jaejoong mengernyit.
Menatap puluhan namja2 yg memegang balok kayu.
Ia merasakan tubuhnya bergetar pelan.
Rasa takut menyergap dengan cepat.
DUAKK!
“ARGH!”
DUAKK!
DUAKK!
Jaejoong menutup wajahnya dengan tangan.
Punggungnya di hantam dengan balok besar itu berkali2.
Namja2 nakal itu tertawa lantang.
Mereka memukuli Jaejoong tanpa henti.
CRATT!
Jaejoong tersentak kaget.
Darah segar bermuncratan dari mulutnya ketika namja
tinggi itu meninju perutnya dan memukulnya di dada.
Tubuh Jaejoong terbanting ke dinding.
“Hahh..hh.hhh…hhh”
“Aku sudah
mengirim orang untuk memanggil Yunho kesini, Kim, bagaimana kalau selagi kita
menunggunya kita bermain dulu hmm?”
“A…andwaee..Hhh..hhh..Pleasee…Uhukk..uhukkk!”
Choi Siwon tertawa lantang.
Ia menginjak kaki Jaejoong dengan keras dan menjambak
rambut almond namja cantik itu.
Kemudian ia meludahi wajah cantik itu.
Jaejoong meringis.
Ia merasakan kepalanya berdenyut2.
Sakit.
“Minggir
Choi!”
“Minho!
Singkirkan besi itu!!”
BUAKK!!
BRUKK!
DEG.
Mereka semua terpaku.
Terdiam menatap Minho yg memukul kepala Jaejoong
dengan besi panjang itu.
Namja cantik itu terjatuh.
Nafasnya menderu lemah.
Tetesan darah membanjiri tubuhnya.
“PABO! Apa yg
kau lakukan eoh?! Kepalanya berdarah! Bagaimana kalau ia mati?!”
“Bukankah
Yunho akan datang kesini? Ia yg akan bertanggung jawab, kajja, kita lari
sekarang!”
DRAP DRAP DRAP!
Puluhan namja2 itu berlarian keluar dari gudang.
Meninggalkan Jaejoong yg sudah tidak sadarkan diri.
Nafasnya semakin lemah setiap detik.
Jaejoong mendengar sesuatu sebelum ia benar2
memejamkan matanya yg terasa berat.
Satu kalimat yg terdengar sangat lirih.
[ “Berapa kali harus kukatakan untuk menyerah,
Jae? Tidakkah kau merasa sakit?!” ]
HMP.
Jaejoong menarik senyum kecutnya.
Ia menggumam dalam hati.
Ne Junsu yah..
Aku merasa sakit.
Sangat sakit.
Sakit yg tidak akan pernah bisa kau bayangkan.
Tapi semua rasa sakit itu tidak seberapa, karena aku
berhasil melindungi Yunho dari namja2 jahat itu.
I..I try to protect him, Junsu yah..
BRAKK!
“JAEJOONGIE!!”
-------
Yunho menghela nafasnya.
Ia memijat pelipisnya yg terasa sangat sakit.
Bayangan wajah pucat Jaejoong saat ia menemukannya di
gudang tadi siang benar2 menghantuinya.
Oh gosh.
“Tuan Jung?”
DEG.
Yunho mengangguk.
Ia segera berlari menuju dokter berambut ikal itu.
“Ada beberapa
hal yg harus dibicarakan mengenai Kim Jaejoong”
Yunho menelan salivanya.
Kemudian ia mengikuti dokter itu masuk ke dalam
ruangannya.
“Apa kau bisa
menghubungi keluarganya?”
“Aniya, ia
sebatang kara, bumonim dan halmoninya sudah meninggal”
“Lalu, kau
siapanya?”
“Aku..Aku
kekasihnya”
Dokter berambut ikal itu menarik senyumnya.
“Kurasa ini
akan sangat sulit untukmu, Tuan Jung, tapi mendengar bahwa kau adalah kekasih
namja cantik itu, aku merasa sedikit tenang”
“Apa yg
terjadi?”
“Jaejoong...Dia kehilangan ingatannya akibat pukulan keras di
kepalanya..”
“Jadi,
maksudmu----”
“Amnesia”
-------
CKLEK.
Yunho membuka pintu rawat itu dengan pelan.
Ia tersenyum kecil mendapati Jaejoong yg sudah sadar.
Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.
“Aku dimana?”
“Kau di rumah
sakit”
“Aku siapa?”
“Namamu Kim
Jaejoong”
Namja cantik itu terdiam.
Ia mengulang nama yg disebutkan Yunho sekali lagi
dengan nada bertanya.
Yunho hanya tersenyum kecil.
“Lalu..Kau
siapa?”
Namja tampan itu terkekeh kecil.
Ia mengelus jemari Jaejoong dengan lembut dan
mengecupnya sekilas.
“Aku Jung
Yunho, dan aku adalah tunanganmu, Boo”
Jaejoong tersentak kaget.
Sementara Yunho masih dengan senyumnya.
Namja tampan itu memejamkan matanya sejenak.
Mianhae.
Aku terpaksa harus melakukan ini.
Aku akan membohongimu tentang status kita selama ini,
Jae.
Aku akan membuang seluruh memori buruk yg melekat
semampuku.
Menjauhkannya darimu sehingga kau tidak akan pernah
bisa mengingatnya lagi.
Tidak.
Aku tidak ingin terjerumus ke dalam lubang yg sama.
Sama sekali tidak.
Mulai sekarang aku bersumpah akan menjagamu sebaik
mungkin.
Aku bersumpah tidak akan pernah membuatmu menangis
lagi.
Aku bersumpah akan selalu bersamamu mulai saat ini.
Karena aku mencintaimu, Kim Jaejoong.
Dan karena aku tidak ingin kau mengenal rasa sakit
lagi, aku akan mencoba untuk melindungimu.
Seperti kau yg selalu melindungiku selama ini.
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar