This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 22 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LONG DISTANCE RELATIONSHIP

Tittle: LONG DISTANCE RELATIONSHIP

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “I Miss You..”

.
.
.

Sesosok namja cantik berambut almond itu tampak sedang berlari seraya mencengkram erat tas sekolahnya.
Jaejoong meringis.
Mata beningnya menyipit memperhatikan Kim Joongwoon, penjaga sekolah yang hendak menutup pintu gerbang.
Argh, ini karena semalam ia memaksakan diri untuk menyelesaikan game terbaru yang didapatkannya dari Kyuhyun!

  “YA YA! CHAKKAMAN!” Teriak Jaejoong histeris.

Kaki jenjangnya semakin lincah melangkah.
Namun namja bertubuh besar itu mengacuhkan teriakan Jaejoong.
Ia malah mulai menggerakkan pintu pagar besar berwarna hitam itu.
Oh well.
Ingin membuat seorang Kim Jaejoong terlambat lagi huh?

  “HIIYYAAAAATTT!!!”


TAPP!!


Penjaga sekolah yang biasanya dipanggil dengan sebutan KangIn itu tampak kaget.
Mata sipitnya membulat menatap Jaejoong yang nekat melompat dari celah kecil pintu pagar yang hendak tertutup rapat itu.
Oh gosh!
Telat satu detik saja tubuh indah itu akan terjepit di antara gerbang!

Ckckck~

  “HAHAHAHAHA”

Jaejoong tertawa lebar.
Ia terkekeh senang dan kembali berlari menuju kelasnya.
Namja cantik itu terus berlari.
Mengacuhkan keringatnya yang sudah menetes membasahi pinggiran dahinya.


BRAKK!


  “HOSH HOSH”

Seisi kelas tampak menoleh saat Jaejoong mendobrak pintu berwarna putih itu.
Kemudian mereka hanya tersenyum kecil dan kembali melanjutkan aktifitas masing-masing.
Oh well, sudah terbiasa dengan kedatangan namja cantik itu huh?

  “Jaejoongie!”

Namja cantik itu mendongak.
Menatap Kim Junsu yang tersenyum lebar di belakang kursinya.
Dan Cho Kyuhyun yang terlihat acuh di depan kursinya.
Ah, mereka tiga sahabat terdekat di sekolah ini.

  “Anyeong..Hh..hh..hhh” Sapa Jaejoong masih terengah.

  “Kau nyaris terlambat! Bukankah sudah kuperingatkan agar tidak tidur terlalu malam lagi eoh?” Omel Junsu kesal.

Jaejoong hanya memperlihatkan senyum manisnya.
Ia merebahkan tubuhnya di atas kursi dan mengipasi leher jenjangnya yang terlihat basah karena keringat dengan buku tulis milik namja imut itu.

  “Otte? Kau sudah menyelesaikan game dariku?” Tanya Kyuhyun tiba-tiba.

Jaejoong mendengus.
Ia mempoutkan bibir merahnya.

  “Aku baru menyelesaikan level 12 jam 1 pagi!” Sahut Jaejoong kesal.

Kyuhyun terkekeh kecil.

  “Ck, padahal aku sudah menyiapkan satu game seru lagi untukmu”

  “Dan aku akan terlambat bangun lagi besok pagi? Oh no, thanks!”

  “Payah!”

  “Terserah”

Namja evil itu menjulurkan lidahnya ke arah Jaejoong.
Kemudian ia memperbaiki posisi duduknya saat Minho sam berjalan memasuki kelas.
Jaejoong mendesah.
Ia menarik nafas panjang dan mengeluarkan buku teks serta buku tulisnya.
Tapi mendadak gerakannya terhenti saat mata beningnya melirik secarik kertas berwarna merah yang disodorkan Junsu dari belakang.

Jaejoong  tersenyum kecil.
Ia meraih surat itu dan membukanya secara perlahan.

  ‘Kupikir kau terlambat karena tunanganmu yang satu itu~ U.U’

Namja cantik itu terkekeh geli.
Ia memiringkan wajahnya lucu dan meraih pulpennya.
Kemudian ia menuliskan balasan untuk Junsu.

  ‘Well yah, sebenarnya aku baru sampai level 8, karena dua jam sebelumnya Yunnie meneleponku X)’

Junsu menggelengkan kepalanya pelan.
Ia melirik Minho sam yang sedang mengabsen di depan.
Kemudian ia membalas surat mungil itu.

  ‘Kyunnie akan mengamuk kalau ia tahu cerita yang sebenarnya, jadi, kapan tunanganmu itu akan kembali ke Seoul?’

Jaejoong mendengus.
Namja cantik itu menarik garis panjang di bawah tulisan Junsu dan menulis dengan huruf kapital.

  ‘BERUANG BODOH ITU SEHARUSNYA MENEMUIKU SEMINGGU YANG LALU!’

Junsu mendesah pendek.

Oh well.

Ia tahu kalau kekasih namja cantik itu memiliki jadwal yang sangat padat.
Jung Yunho adalah presiden direktur dari sebuah perusahaan tekstil ternama di Jepang.
Ia dan Jaejoong telah dijodohkan sejak namja tampan itu menginjak bangku kuliah.
Tapi sayang, hubungan manis mereka harus terpisahkan oleh jarak.


SSRAK!


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membulat saat ia merasakan surat mungil yang ada di genggamannya direbut oleh seseorang.
Namja cantik itu hendak membuka mulutnya untuk mengeluarkan teriakan nyaring.
Namun gerakannya terhenti saat ia menyadari Songsaenim bermata kodok itu tampak menatapnya dengan tajam.
Junsu berkomat-kamit di kursinya.

  “KIM JAEJOONG! KIM JUNSU! KELUAR DARI KELASKU!!”

Kyuhyun terkekeh geli.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Tanpa menyadari Minho sam yang melotot ke arahnya.

  “KAU JUGA, TUAN CHO!!”

Oh shit.


-------


TAP TAP TAP.


Yeoja cantik berambut pendek dengan High Heels berwarna hitam itu terlihat sangat mempesona.
Kedua jemari lentiknya menggenggam erat sebuah berkas berwarna cokelat muda.
Ia mengetuk sejenak pintu kaca berwarna hitam itu dan membukanya saat mendengar sebuah jawaban dari dalam.

  “Presdir, berkas laporan perekrutan karyawan baru yang anda minta” Ujar Gong Minzy tersenyum.

Yunho balas tersenyum melirik sekretarisnya itu.
Ia hanya menunjukkan meja kerjanya isyarat agar yeoja berambut pendek itu meletakkan berkas yang dibawanya di atas meja.
Sementara namja tampan itu tampak fokus dengan nada tunggu lagu Balloon DBSK yang mengalun dari ponselnya.

  “Anda sedang menelepon Jejung ania?” Tanya Minzy tersenyum.

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum kecil.
Yeoja berambut pendek itu terkekeh kecil.

  “Sampaikan salamku untuknya ne?”

Namja tampan itu tertawa.
Ia mengangguk sekali lagi dan menatap Minzy yang sudah beranjak keluar dari ruangannya.

  “Nomor yang anda hubungi sedang sibuk, cobalah untuk memeriksanya di Seoul sekarang juga”

Eoh?

Namja tampan itu tertawa lantang.
Ia terkekeh geli sampai mata musangnya tampak membentuk garis lengkung.
Aigoo.
Jaejoongnya benar-benar manis dan menggemaskan!

  “Bagaimana kalau minggu depan saja? Otte?” Tanya Yunho tersenyum manis.

Terdengar suara hembusan nafas dari sana.

  “Pembohong! Yunnie bilang mau pulang minggu lalu! Kenapa tidak sekalian saja tinggal di sana eoh? Bukankah gadis Jepang cantik-cantik?!”

  “Kau benar, gadis Jepang sangat cantik, kurasa aku akan mengencani salah satunya besok sore”

  “YUNNIE!!”

  “Hahahaha~ aigoo, nee neee, aku hanya bercanda Boo”

  “Kau menyebalkan!”

Namja tampan itu hanya mengulas senyum gelinya.
Ah, ia bisa membayangkan wajah manja namja cantik itu sekarang.
Kedua mata beningnya yang berkilat lucu, pipinya yang menggembung dan bibir ranumnya yang mempout  manja.
Aish.

  “Yunnie Yunnie Yunnie~!”

  “Nee, wae eoh?”

  “Apa kau tahu? Tadi pagi Joongie hampir saja terlambat! KangIn Hyung benar-benar tidak berkeprisatpaman! Untung saja lompatan Joongie cukup tinggi~ Hehehehehe~”

  “Kau melompat melewati pintu gerbang? Tunggu saja kalau kau jatuh nanti”

  “Aishh, Joongie belum selesai Yunnie yaahh! Tadi pagi Joongie, Junchan sama Kyunnie dihukum lagi dengan Minho sam, aisshhh, songsaenim kodok itu benar-benar cari mati!”

Hmp.

Namja tampan itu terkekeh geli.
Ia tidak bisa menahan tawanya saat mendengar suara merdu bernada manja itu.
Aarrrgghhhh, ia merindukan namja cantik ini!
Jeongmall!

  “Hmm, arasseo arasseo”

  “Terus pulang sekolah Joongie belajar masak dengan Umma, hehehe~”

  “Sepertinya uri Joongie sibuk sekali ania? Apa teleponnya harus ditutup sekarang juga?”

  “Andwaaaaeee~! Joongie belum selesai ceritaaaa!”

  “Neee neee, cerita apa lagi eoh?”

  “Umma bilang Joongie harus pintar memasak, jadi Joongie latihan mencincang bawang bombay, terus---”

  “Jarimu berdarah teriris pisau hmm?”

  “Neeee! Appo! Neomu neomu appoyooooo~!”

Aigoo.
Namja tampan itu mengerutkan dahinya menahan senyum.
Ia tahu kekasihnya pasti menangis saat melihat jarinya berdarah.
Ck, bukankah namja cantik itu takut darah huh?

  “Makanya lain kali hati-hati neee? Cha, kau pasti belum mandi hmm?”

  “Eeeh? Bau-nya tercium yaa?”

  “Iya sayang, kau bau sekali, hehehe, kka, nanti aku telepon lagi nee?”

  “Um!”

  “Saranghae”

  “NA DO NA DO NA DO NA DO NA DOOOO~! Anyeong~!”


KLIK.


Eoh?

Namja tampan itu menaikkan alisnya menatap ponselnya setelah sambungan telepon diputus oleh namja cantik itu.
Ck, jeongmall.

  “Aaaahh”

Yunho mengerang pelan.
Ia memijat dahinya perlahan.
Aigoo.
Ia benar-benar merindukan gajah mungil yang satu itu sekarang.


-------


Dua sahabat sehidup semati itu tampak sedang duduk berhadapan di café La Pomme saat ini.
Sosok cantik yang mengenakan sweater abu-abu gelapnya yang longgar terlihat menikmati kue melonnya.
Sementara Junsu yang hanya memakai kaus bergaris hitam putih berlengan panjang yang dipadu dengan rompi berwarna hitam terlihat memutar-mutar malas pipet minumannya.

Ah.

Mereka sedang menunggu tuan evil itu sejak beberapa menit yang lalu.

  “Joongie ah! Junchannie~!”

Eoh?

Kedua namja yang dipanggil namanya itu sontak segera menoleh ke belakang.
Jaejoong menaikkan alisnya menatap Kyuhyun yang bergandengan tangan bersama seorang namja bertubuh tinggi dengan tampang yang kekanakan.

  “Anyeong Changmin ah” Sapa Junsu dan Jaejoong bersamaan.

Namja berwajah kekanakan itu hanya mengangguk pelan.
Kemudian ia menoleh saat Kyuhyun melepas tautan tangan mereka.

  “Nanti jemput aku dua jam lagi disini ne?”

Changmin mengangguk.
Ia tersenyum saat namja evil itu menjinjitkan kakinya pelan dan mengecup lembut pipinya.
Namja berwajah kekanakan itu mengacak rambut kekasihnya dan beranjak meninggalkan ketiga uke itu.

  “Omoooo~! Itu  So Sweet sekali Kyunnie ah!” Jerit Jaejoong gemas.

Wajahnya tampak memerah sekarang.
Namja evil itu hanya terkekeh geli.
Ia mengangguk dan mencomot kue melon milik Jaejoong.

  “Huffffff…”

Junsu mendesah pelan.
Dahinya mengerut dan pipinya tampak menggembung lucu.

  “Waeyo?” Tanya Jaejoong tersenyum.

Namja imut itu tidak menyahut.
Ia hanya kembali berdesah dan menyesap minumannya.
Mata sipitnya sempat melirik keluar jendela sesaat.
Sampai kemudian ia menoleh dan kembali menatap wajah kedua sahabatnya.

  “Kenapa hanya aku yang masih sendiri sampai sekarang?” Gumam Junsu kesal.

Kedua namja yang duduk di hadapan Junsu terdiam.
Mereka saling menatap selama dua detik dan tersenyum memandang Junsu.

  “Kau hanya perlu bersabar Junchannie” Kekeh Kyuhyun geli.

Jaejoong menganggukkan kepalanya setuju.

  “Aigoo, kita bertiga benar-benar sahabat yang sangat cocok ania? Kyuhyun dan Changmin pacaran, Jejung dan Yunho Hyung Long Distance Relationship, dan aku single!” Omel namja imut itu kesal.

Namja evil itu terkekeh geli.
Sementara Jaejoong hanya mengulas senyum mungilnya.

  “Tuhan sudah mempersiapkan seseorang untuk setiap manusia yang ada di dunia ini, Junchannie, kau hanya perlu menunggu waktu yang tepat arasseo?” Ujar Kyuhyun santai.

Namja imut itu kembali mendengus.
Kemudian ia memainkan pipet minumannya.

  “Tapi terkadang memiliki sebuah hubungan itu belum tentu terasa menyenangkan” Ujar Jaejoong lesu.

Junsu mengerutkan dahinya.

  “Apa kau tahu? Long Distance Relationship itu tidak selamanya indah! Terkadang rasanya sama saja seperti single”

  “Yeah, setidaknya kau punya seseorang untuk berbagi keluh kesahmu ania?”

  “Tapi percuma kalau aku pergi keluar rumah, Junchan ah, aku tetap berjalan sendiri”

  “Dan setidaknya kau punya seseorang yang mengucapkan selamat tidur setiap kali kantukmu tiba”

Kyuhyun berdengung tidak jelas.
Junsu kembali menyesap minumnya.

  “Menurutku hubungan yang paling indah itu adalah hubungannya Kyuhyun dan Changmin” Ujar namja cantik itu akhirnya.

Eoh?

Kyuhyun mendelik sebal.
Ia menusuk ganas kue melon milik Jaejoong.

  “Indah apanya?! Apa kalian tahu berapa ratus jumlah girlfans-nya Changmin eoh? Terlebih lagi dia anggota basket! Aku harus selalu waspada setiap kali ada yeoja centil yang mencoba menggoda kekasihku!” Cerocos namja evil itu kesal.

Jaejoong dan Junsu terdiam.
Kemudian mereka menghembuskan nafas kompak.

  “Mungkin single lebih baik” Gumam keduanya serentak.

Kyuhyun mengerucutkan bibirnya.

  “Tidak selamanya single itu baik, setiap orang butuh seseorang yang spesial untuk mendengar keluh kesah kita, untuk berada di sisi kita, dan untuk hadir di setiap saat kita butuh” Ujar namja evil itu.

Jaejoong mengangkat bahunya.
Ia menjilat garpu kue-nya yang bertaburan krim vanilla.

  “Well, awal-awal menjalin hubungan jarak jauh bersama Yunnie aku sering merasa kalau namja sepertiku bukan tipe namja Long Distance Relationship. Terkadang aku butuh raga yang memelukku di saat aku sedih, terkadang aku butuh genggaman nyata di saat aku rapuh, dan terkadang aku butuh kecupan langsung di saat aku merasa hampa”

  “Tapi?”

  “Tapi lama kelamaan aku mulai terbiasa, walaupun masih ada rasa rindu yang mendera”

Junsu mendengus.

  “Kenapa kita semua puitis sekali hari ini eoh?”

Jaejoong dan Kyuhyun tertawa pelan.
Mereka mengangkat bahu dan kembali melanjutkan acara menyantap kue bersama.


TIK.

TIK.

TIK.


ZZZZRRSSSHHHHH..


Ketiga sahabat itu saling mendongakkan wajah mereka.
Menatap keluar jendela bersamaan.
Ah, hujan.

Hmp.

Jaejoong menarik senyum manisnya.
Diikuti Junsu dan Kyuhyun beberapa detik kemudian.

  “Hujan di Seoul indah ya?” Gumam namja cantik itu lembut.

Junsu mengangguk.

  “Aku merasa sangat beruntung bisa menikmati rasa sejuk bercampur hangat ini bersama kalian berdua”

Kyuhyun terkekeh geli.

  “Kurasa kau akan melupakan kalimatmu barusan kalau kau punya kekasih nanti”

Ish.
Namja imut itu mendelikkan mata sipitnya.
Membuat Kyuhyun melepas tawa lantangnya.


-------


Jaejoong meringis.
Ia merasakan kepalanya pusing saat ini.
Nafasnya menderu berat.
Dan suhu tubuhnya terasa meningkat.

Sepertinya ia demam.

  “Kau baik-baik saja Jaejoongie?”

Namja cantik itu mengeluh.
Ia menggeleng dan mengusap wajahnya.

  “Aku pusing..” Lirih namja cantik itu nyaris tidak terdengar.

Kyuhyun dan Junsu saling menatap satu sama lain.
Kedua namja itu segera memapah tubuh Jaejoong.
Ah, untung saja rumah namja cantik itu tinggal satu blok lagi.
Aigoo.

Namja evil itu merangkul Jaejoong dengan erat.
Sementara Junsu sesekali melirik penuh khawatir ke arah sahabatnya yang berwajah cantik itu.


CKLEK!


Junsu membuka pintu rumah Jaejoong yang berwarna putih itu.
Mereka langsung disambut oleh Kim Heechul yang sedang duduk di sofa ruang tengah.

  “OMO! Uri Joongie ottokkhe?!” Teriak yeoja berwajah angkuh itu panik.

  “Sepertinya Joongie demam, Ahjuma” Sahut Kyuhyun pelan.

  “OMOOOOO!!”

Heechul segera menempelkan telapak tangannya di dahi Jaejoong.
Dan detik itu juga ia segera menarik kembali tangannya.
Suhu tubuh Jaejoong benar-benar panas.

Yeoja cantik berwajah angkuh itu segera membantu Junsu dan Kyuhyun untuk membawa putra tunggalnya ke dalam kamar.
Mereka merebahkan Jaejoong di atas ranjang.
Junsu segera berlari ke dapur dan mengambil kompres penurun demam.
Sementara Kyuhyun sudah melesat ke kotak obat yang bergantung di dinding kamar Jaejoong.

Heechul mendesah pelan.
Ia mengusap wajah cantik putranya dan membuka kemeja seragamnya.
Kemudian ia menggantikannya dengan kaus piyama milik namja cantik itu.

  “Gomawoyo sudah mengantar Jaejoongie nee? Titip salam untuk Umma kalian”

Junsu dan Kyuhyun mengangguk.
Mereka menepuk pundak Jaejoong dan segera beranjak pulang.
Heechul menghela nafasnya.
Ia meraih ponselnya dan menghubungi suaminya seraya beranjak ke ruang tengah.
Meninggalkan Jaejoong yang menggumam tidak jelas dalam tidurnya.


CKLEK.


Namja cantik itu meringis.
Telinganya menangkap suara pintu kamarnya yang tertutup dari dalam.
Dahinya mengernyit.
Nafasnya mulai terasa berat sekarang.

Ia kembali mendengar suara derap langkah di lantai kamarnya.

  “U..Umma..hh..hh”

Hening.

Tidak terdengar suara sahutan apa pun.
Membuat Jaejoong memaksakan kedua mata beningnya yang sayu untuk terbuka lebar.
Ia mengeluh manja.
Dan saat mata bening itu terbuka, Jaejoong terhenyak.

Menatap Yunho yang tersenyum manis di hadapannya saat ini.

  “Be..Bear? Bagaimana bisa---”

  “Ssshh, jangan banyak bicara, istirahatlah..”

Jaejoong menghela nafas lemah.
Matanya mengerjap sendu.
Kemudian perlahan tetes bening itu mengalir membasahi pipinya.
Membuat Yunho mengulas senyum sayangnya.

  “Yunnie ah..Huks..”

  “Sssshh”

Namja tampan itu mengusap lembut air mata Jaejoong yang terasa panas.
Suhu tubuhnya menguar mendominasi atmosfer.

  “Kau demam hmm? Pasti karena kelelahan ania?” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menggumam tidak jelas.

  “Maafkan aku karena tidak menepati janji minggu lalu ne?”

Namja cantik itu meringis.
Tangisnya kembali mengalir.
Kedua mata beningnya mengerjap lembut saat Yunho menempelkan dahinya dengan dahi Jaejoong.

  “I Miss You..” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong membuka mulutnya.
Ia mengatakan ‘na do’ tanpa suara.
Hanya bibirnya yang terlihat bergerak pelan.

Yunho memiringkan wajahnya.
Mengecup lembut bibir ranum yang manis itu perlahan.
Membuat Jaejoong melenguh dengan mata yang hampir tertutup.
Namja tampan itu menghisap lembut bibir cherry itu.

Manis.
Basah.
Dan hangat.

Jaejoong memejamkan matanya.
Membiarkan Yunho mengecap bibirnya sesuka hati.

Sampai dua menit kemudian namja tampan itu melepas ciumannya.
Ia mengelus rambut almond Jaejoong.

  “Kau mau menikah denganku setelah lulus nanti?”

Namja cantik itu melebarkan mata beningnya.
Menatap tidak percaya ke arah namja tampan itu.

  “Aku tidak bisa lebih lama lagi jauh darimu, Boo..Aku membutuhkanmu..Kau mau?” Bisik Yunho lagi.

Jaejoong meringis.
Ia menggigit bibirnya dan mengangguk pelan.
Kemudian ia menggerakkan lengannya memeluk Yunho.
Menyurukkan wajahnya yang terasa hangat di lekuk leher namja tampan itu.
Menyatukan dua suhu tubuh yang terasa berbeda.

Panas dan sejuk yang berbaur menjadi rasa hangat yang manis.

  “Aku mencintaimu Yunnie yah..” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho tersenyum.
Ia mengangguk dan menepuk-nepuk lembut punggung namja cantik itu.

  “Aku lebih mencintaimu dari yang kau tahu Boo..”


-------


Junsu baru saja selesai melambai kepada Kyuhyun yang berlari ke arah yang berlawanan dengan arah rumahnya.
Namja imut itu meringis saat merasakan gerimis yang membasahi bumi.
Ia segera melangkahkan kakinya dengan cepat dan hendak berlari kencang menuju rumahnya sebelum hujan deras mendera seragamnya yang kering.

Namun baru saja ia ingin menambah kecepatan larinya, bahunya menyenggol seorang namja yang berlari dari arah berlawanan.
Suara benturan terdengar keras.
Keduanya terjatuh serentak.

Junsu mengerang lirih.
Ia memejamkan matanya dengan erat.

  “Maaf! Kau baik-baik saja?!”

Namja imut itu berdecak kesal.
Ia segera mendongakkan wajahnya.

Namun sedetik kemudian mata sipitnya mengerjap pelan.
Menatap sosok chubby dengan mata sipit yang memancarkan aura cassanova tepat di hadapan wajahnya.

Junsu tertegun.

  [ “Tuhan sudah mempersiapkan seseorang untuk setiap manusia yang ada di dunia ini, Junchannie, kau hanya perlu menunggu waktu yang tepat arasseo?” ]

Oh well.

You’re right, Mr.Cho~

Semuanya sudah diatur oleh Tuhan ania?
Hanya perlu bersabar dan menunggu waktu yang tepat.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar