This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/MONSTER


Tittle: MONSTER

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-scared-lalalaa~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “I Love You Baby! I’m not a monster!”

.
.
.


Namja tampan itu mengusap wajahnya.
Menatap pintu kamar berwarna cokelat dengan ukiran naga itu.

Oh well.

Jaejoong kembali mengunci dirinya di dalam sana.
Yunho menggeram kesal.
Ia mulai muak dengan sikap Jaejoong yg seperti ini kau tahu itu?!

  [ “Psikisnya tersiksa, mungkin setelah ini ia butuh waktu lama untuk mengembalikan segala kehidupan normalnya, Tuan Jung” ]


BRAKK!


Yunho menendang kasar meja kayu itu.
Melempar semua barang yg ada.

Oh shit.

Bahkan ia membuat para maid berseragam itu memekik kaget dan memeluk diri mereka takut.
Yunho sedang emosi berat.
Mengingat keadaan istrinya yg terlihat semakin parah.

  “Hiks..”

Pada akhirnya seluruh emosi yg memuncak itu menguar menjadi tetesan bening yg mengalir.
Yunho terduduk di lantai seraya mencengkram rambut cokelatnya.

Kesal.
Marah.
Benci.

Itu yg Yunho rasakan saat ini.
Jujur saja, semua ini berawal dari dirinya sendiri.

Namja cantik itu bukanlah cinta yg didapatkannya dengan tulus dan murni.
Yunho menggunakan kekuasaan dan kekuatannya untuk meraih Jaejoong.
Menyeretnya secara paksa dari panti asuhan dan mengurungnya di dalam kamar.
Memberi tata krama dengan cara menyiksa dirinya.

Yunho begitu takut.
Takut akan kehilangan namja cantik itu.
Tidak, ia tidak akan bisa hidup tanpa Jaejoongnya.
Maka dari itu ia bersikap kasar pada Jaejoong.
Mencoba berusaha untuk membuat namja cantik itu patuh tanpa tangisan.

Hari hari yg lalu mereka lalui dengan damai.

Jaejoong mulai terlihat lebih terbuka kepada Yunho.
Ia tidak jarang untuk tersenyum.
Memeluk Yunho yg baru pulang kerja.
Mengecup Yunho yg beranjak ke atas ranjang.
Merengkuh Yunho yg memeluknya dengan erat.

Yunho bahagia.
Demi apapun itu.

Tapi kebahagiaannya tidak berlangsung lama.

Ketika salah seorang asisten kepercayaannya menyusup ke dalam kamar mereka saat ia tidak berada di rumah selama beberapa hari.
Membungkam kekasihnya dengan paksaan yg mengerikan.
Merengkuhnya dengan kasar.
Hingga berhasil membubuhkan cairannya di dalam tubuh namja cantik itu.

Jaejoong diperkosa secara paksa.

Dan Yunho sama sekali tidak tahu apapun.
Sampai kemudian keesokan harinya ia mendapati perasaannya yg tidak enak dan segera kembali ke Seoul.

Yunho masih ingat dengan jelas.
Waktu itu, ketika ia memasuki rumah dengan pelan, para maid berseragam itu saling menatap bingung ke arahnya.

  [ “Lho? Kapan anda pergi keluar, Tuan Jung? Bukankah sejak kemarin anda mengurung diri bersama Tuan Jejung?” ]

Jantung Yunho bergemuruh saat itu juga.
Ia sudah tahu ada yg tidak beres.

Namja tampan itu segera berlari.
Menghubungi seluruh bawahannya agar menyusul dirinya.
Para maid berjejer di sekitar pintu.
Memegang pertahanan terkuat mereka.

Karena mereka tahu, yg ada di dalam ruangan itu bukanlah majikannya.

Yunho mendobrak pintu dengan kasar.
Mata musangnya membulat.
Tubuhnya bergetar.
Gigi tajamnya menggertak geram.
Emosi membuncah di kepalanya.
Wajahnya memerah dan uratnya tampak menegang.

Menatap sosok cantik yg terlihat sangat menyedihkan dengan kedua tangan yg diikat di sisi ranjang.
Kedua mata bulatnya menatap lurus ke langit2 kamar.
Tubuh cantiknya memperlihatkan memar yg gelap.
Berbagai luka cakaran terdapat di kulitnya yg mulus.
Warna seprai putih itu berubah.
Menjadi merah gelap bercampur krem.

Yunho mengokang tokalev kesayangannya.
Menunggu seseorang yg akan keluar dari kamar mandi waktu itu.

Dan bingo, ketika pintu bening itu terbuka.
Suara tembakan bertubi2 terdengar memekakkan telinga.
Semua orang menutup telinga.
Kecuali Jaejoong yg terlihat seperti mayat hidup.


  “Jae ah..” Lirih Yunho berbisik.

Sesal.
Ia sangat menyesal.

Seandainya saja waktu itu aku tidak meninggalkanmu.
Sungguh, aku sangat terluka, Jae ah..Lirih Yunho dalam hatinya.

  “Tuan”

Yunho mengusap wajahnya sekali lagi.
Ia menoleh menatap maid berseragam yg berambut blonde itu.

  “Sudah waktunya Tuan Jejung untuk makan siang”

  “Ah”

Yunho mengangguk pelan.
Ia meraih nampan berisi bubur hangat itu dan berjalan mendekati pintu kamar mereka.


TOK TOK TOK.


  “BooJae ah..Buka pintunya” Ujar Yunho setengah berteriak.

Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.

  “Jae ya, buka pintunya sayang, kau lapar ani?” Ujar Yunho lagi.


DEG DEG DEG.


Para maid berseragam yg berjejer di dekat Yunho itu menggigit bibir mereka penuh harap.
Sungguh.
Hati mereka ikut terasa sakit dengan kondisi tuan mudanya yg seperti ini.

Mereka tahu kalau namja tampan itu terluka.


CKLEK.


Mereka mendesah lega.
Menatap pintu yg terbuka.
Yunho menoleh ke arah mereka dan tersenyum kecil.
Kemudian ia menghilang di balik pintu itu.

Hmp.


Sudah lebih ramah eoh?
Yunho memang tidak pernah tersenyum dalam rangka apa pun kepada mereka yg bekerja di rumahnya selama bertahun2.
Tapi sejak kejadian menggenaskan itu, Yunho mulai bisa membuka hatinya.
Ketika para bawahannya saling merengkuh iba pundaknya.

Keluarga.

Akhirnya Yunho bisa merasakan kehangatan itu setelah sekian lama ia berdiri sendiri.


TAP TAP TAP.


Namja tampan itu berjalan menuju ranjang.
Ia duduk di pinggir ranjang itu dan memandang istrinya.

  “Joongie ah, buka mulutmu”

Namja cantik yg terdiam sejak tadi itu menurut.
Ia membuka kecil mulutnya.
Mata bulatnya yg redup hanya menatap lurus ke depan.
Sungguh, ia terlihat seperti boneka rusak sekarang.

  “Joahe? Mashitta ani?” Bisik Yunho tersenyum lembut.

Jaejoong tidak menoleh.
Ia hanya mengangguk pelan.

Yunho menghela nafasnya diam2.
Ia ingin sekali memeluk erat tubuh ringkih itu.
Sangat.
Tapi ia tidak bisa.
Jaejoong selalu memberi reaksi yg sangat tidak diharapkannya.

  “Kka, sekarang minumnya”

Jaejoong menggeleng.
Ia tidak mau.

  “Kau tidak haus eum?”

Jaejoong kembali menggeleng.
Yunho hanya kembali mengulas senyumnya dan menyuapkan sisa bubur ayam itu.

  “Aaa”

Jaejoong menurut patuh.
Membuka mulutnya dan menelan bubur ayam itu.

  “Kau hebat sayang, see? Hari ini makan siangmu habis” Kekeh Yunho pelan.

Hening.
Tidak ada reaksi apa pun.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Jaejoong terbatuk dan menutup mulutnya.

  “Aigoo, ini pasti karena kau tidak minum, ck”

Yunho berceloteh seraya meraih gelas berisi air mineral itu.
Ia berbalik hendak meminumkan Jaejoong.
Tapi kemudian gerakannya terhenti saat namja cantik itu terpaku menatap ke arahnya.

  “Ja..Jae?” Panggil Yunho ragu.

Mata bulat yg bening itu bergerak2 ragu.
Bibir Jaejoong bergetar pelan.
Perlahan ia memundurkan posisinya.
Kemudian ia menggeleng lirih.

  “Pe..Pergi..”

  “Boo”

  “PERGI DARI SINI!!! ANDWAAAEEEEE!!! YUNNIE!! YUNNIE AAHHHHH!!! HIKS”


DEG.


Jantung Yunho terasa mencelos.
Tenggorokannya tercekat.
Air matanya kembali mengalir.
Menatap sendu kekasihnya yg berteriak lantang seraya mencengkram rambut almondnya.

Namja tampan itu beranjak naik ke atas ranjang.
Menarik Jaejoong yg meronta hebat dan menahan tubuhnya di dalam pelukan eratnya.

  “Sshh, tenang sayang, tenang..Yunnie disini nee? Ini Yunnie..” Ujar Yunho menahan isak.

Jaejoong masih meronta.
Mencoba lepas dari pelukan erat  itu.
Sampai kemudian ia terpaku tiba2.
Mata bulatnya membesar.

Wangi ini.
Ia kenal harum mint ini.

  “Yu..Yunnie ah?” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum dan mengelus rambut almond itu.

  “Nee, ini Yunnie, beruang besarmu yg tampan, Boo..”

  “Yunnie”

  “Nee”

  “Yunnie..Yunnie..YUNNIEEE!!”

Jaejoong kembali mengamuk.
Memukul Yunho yg melonggarkan pelukannya.

  “JOONGIE MAU YUNNIE!!! LEPAAASSSS!!!”

  “Ini aku, Jejung ah, ini aku, Yunnie mu!”

  “ANDWAAAAEEEE!!!”

Yunho menarik nafas dalam.
Hatinya hancur ketika Jaejoong semakin meronta.
Perlahan ia melepas pelukan erat itu.
Membiarkan Jaejoong memeluk dirinya rapat2 dengan menekuk kedua kakinya.

  “Boo”

  “Yunnie ah..Yunnie ah..Hiks..”
 
  “Aku pergi dulu ne?”

  “Yunnie..Hiks..”

  “Tidurlah..”

Namja tampan itu meraih nampan bubur milik Jaejoong.
Ia berjalan menuju pintu dan membukanya.
Kemudian ia menutupnya dengan pelan.

Meninggalkan sosok cantik yg rapuh di sana.


-------


Dokter berkacamata itu menarik nafas.
Kemudian ia menghembuskannya secara perlahan.

Mata sipitnya memperhatikan Yunho yg menunggu dengan sabar.

  “Tuan Jung”

  “Ne”

  “Aku sudah pernah bilang kalau kekasihmu mengalami trauma yg sangat berat ani?”

  “Aku tahu, aku sangat tahu”

  “Apa ada perkembangan terakhir?”

  “Dia mulai memanggil namaku, tapi dia tidak bisa mengingat siapa pemilik nama yg terus diulangnya setiap hari..”

  “Jeongmal?”

Yunho mengangguk pelan.
Ia menatap lurus mata sipit itu.

  “Itu cukup bagus, tinggal menunggu sebentar lagi agar dia bisa mengenalmu dengan baik”

  “Setelah itu?”

  “Mungkin jalan untuk membuatnya kembali seperti dulu akan lebih mudah”

Yunho terdiam.
Ia menghembuskan nafasnya.

  “Yoochun ah, tidak bisakah kau lakukan lebih dari ini? Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku..Tidak..”

  “Yunho, bahkan kalau bisa pun, sudah kulakukan sejak dulu”

  “Aku sakit setiap melihatnya terpuruk seperti itu, tenggelam dalam kesedihannya Chun ah, aku ingin dia membagi rasa sakitnya denganku..Aku tidak tega melihatnya seperti itu..”

Yoochun hanya mengangguk pelan.
Ia menepuk bahu sepupunya seraya beranjak dari duduknya.
Yunho hanya diam.
Mengacuhkan namja chubby yg menghilang dari pandangannya.

  “Apa ini?”

Yunho mengernyitkan dahi.
Menatap sebuah album yg diberikan Yoochun padanya.

  “Kurasa ini akan membantu, berikan ini padanya, tanyakan padanya siapa yg ada di dalam sini”

Yunho tertegun.
Mata musangnya menatap lama album berwarna merah gelap itu.
Kumpulan fotonya dan Yoochun ketika hari kelulusan terakhir mereka.
                     
Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia meraih album itu dan memeluk Yoochun seraya menepuk punggungnya.

  “Aku tetap berdoa untuk kakak iparku” Ujar Yoochun berbisik.

Yunho hanya mengangguk.
Menggumamkan ucapan terima kasih dan beranjak dari ruangan itu.


-------


Yunho menatap Jaejoongnya penuh harap.
Namja cantik itu terlihat lebih berseri hari ini.
Ketika matanya menatap sosok tampan yg ada di dalam potret album itu.

  “Siapa itu?” Tanya Yunho lembut.

Jaejoong tersenyum kecil.

  “Yunnie” Sahutnya masih menunduk.


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Ya tuhan!
Demi apa!
Senyum itu! Senyum yg tidak pernah dilihatnya lagi selama sebulan terakhir ini!!

Bukankah ini kemajuan yg sangat bagus ani??

  “Lalu, yg itu siapa?”

  “Yunnie”

  “Di sampingnya?”

  “Yunnie”

Yunho ikut menarik senyum bahagianya.
Semakin sering Jaejoong mengucapkan namanya, semakin berkembang pula senyum manis itu.

  “Kalau yg itu?”

Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya bergerak pelan.
Memperhatikan seluruh potret yg ada di album itu.
Ia tertegun.

Kemudian ia bersuara lirih.

  “Semua yg ada di sini gambar Yunnieku..” Ujarnya pelan.

Jantung Yunho bergemuruh hebat.
Ia tidak bisa menahan rasa senangnya saat ini.

  “Joongie”

  “Ne?”

  “Lihat aku, apa kau mengenalku?”

Namja cantik itu tersentak.
Ia mencengkram jemarinya yg terkepal.
Kemudian ia mengangkat wajahnya secara perlahan.

Dahinya mengernyit.

Ada dua wajah di hadapannya saat ini.
Wajah Yunnienya, dan wajah namja brengsek yg sangat membekas di ingatannya.
Jaejoong memundurkan duduknya.
Seolah ingin menghindari Yunho.

Namja tampan itu merasa gugup.
Takut dengan reaksi Jaejoong yg tidak seperti diharapkannya.

  “Joo---”

  “MONSTER!!!”


DEG.


Mata musang Yunho membulat sepenuhnya.
Tenggorokannya tercekat.
Menatap sepasang mata bulat yg membelalak ketakutan.
Ia bisa merasakan tubuh mungil itu bergetar hebat.
Jaejoong semakin memundurkan langkahnya.

  “Jae---”

  “PERGI! KELUAR DARI KAMARKU!!  KELUAAARRR!!!”

  “Jae, dengarkan aku!”

  “ANDWAAAEE!! JANGAN MENDEKAT!! YUNNIEEEE!! HIKS..JOONGIE MAU YUNNIEEEE!!”

  “Ini aku, Boo! Ini Yunniemu!!”

  “YUNNIEEEEEE!!”

Namja cantik itu melompat dari ranjang.
Ia bersembunyi di balik gorden.
Mencoba menutupi tubuhnya dari sosok asing yg terbayang di matanya.

Emosi kembali menguasai Yunho.

Rasa bencinya terhadap mantan asistennya itu.
Rasa sedihnya terhadap namja cantiknya itu.
Rasa marahnya terhadap dirinya sendiri.

Yunho menggeram.
Ia berjalan ke arah Jaejoong dengan nafas memburu.
Menarik tangan yg mencengkram erat gorden berwarna abu2 itu.

  “AAAAHHH!!”

Jaejoong berteriak ketakutan.
Ia menggeleng berat.
Tangisnya semakin menjadi.

  “LIHAT AKU, JUNG JAEJOONG!! SIAPA AKU?!” Bentak Yunho emosi.

Jaejoong menggeleng.
Ia mencoba melepaskan diri dari cengkraman itu.

  “LEPAS!!” Jeritnya lirih.

Yunho menarik nafas dalam.
Pikirannya berkecamuk.
Antara emosi dan tenang.

Oh gosh!

Namja tampan itu meraih wajah Jaejoong.
Menahannya dengan kedua telapak tangannya dan memaksa namja cantik itu untuk menatap wajahnya secara langsung dengan jarak yg dekat.

Seketika itu juga Jaejoong terdiam.
Suara deru nafasnya yg tidak beraturan terdengar jelas.
Pupil cokelat itu bergerak2 lirih.

  “I Love You Baby! I’m not a monster!” Ujar Yunho sedikit keras.

Jaejoong terlihat shock.
Bibir cherrynya mengatup rapat.
Tangisnya mengalir dengan lambat.

  “Yu..Yunnie..”


DEG.


Mata musang Yunho membulat.
Ada secercah harapan disana.

  “Ne, Ne Boo, ini aku, Yunniemu” Bisik Yunho tersenyum lembut.

Jaejoong meraba wajah Yunho seakan tidak percaya.

  “Yunnie..Yunnie?” Lirihnya masih berbisik.

  “Lagi, teruskan, sebut namaku, sayang..Panggil aku..”

  “Hiks..Yunnie..Yunnie ah..Uri Yunnie Bear..Hiks..”

  “Ne, kau benar sayang, ini aku..”

  “Yunnie..”

Yunho tersenyum bahagia.
Demi tuhan.
Dadanya terasa lega saat ini.
Seluruh beban yg menumpuk seakan hilang entah kemana.
Namja cantik itu masih terus menggumamkan namanya.
Yunho mengecup lembut dahi Jaejoong.

  “Kau mengingatku?” Tanya Yunho lembut.

  “Yunnie ah..Hiks..”

  “Hmm”

  “Ke..Kemana saja kau selama ini? Hiks..Kenapa baru pulang?”

  “Ani, aku tidak kemana2, Boo..Aku disini..Selalu disini bersamamu..”

  “Yunnie..”

  “Tenanglah..Semuanya baik2 saja..”

  “Yunnie, aku..Aku ko---”

  “Ssshh, hentikan, cukup..Jangan mengungkit hal itu lagi nee? Itu tidak nyata, tidak..”

  “Jadi? Itu hanya mimpi?”

  “Ne, mimpi yg sangat mengerikan, sayang..Itu sama sekali tidak benar..”

Jaejoong menggerakkan mata beningnya.
Kemudian ia kembali menatap Yunho.

  “Kenapa kau bisa punya mimpi yg sama denganku?”

Yunho tersenyum manis.
Ia mengecup2 lembut wajah cantik itu.
Seolah sedang berusaha melenyapkan perasaannya yg membuncah terhadap namja cantik ini.

  “Karena kita berdua adalah satu, Jejung ah..Kau dan aku..Kita..” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong terdiam.
Sesuatu menyeruak dari dadanya.
Membuat seulas senyum tulus itu kembali terlukis di bibir cherrynya.

I think I’m sick..
I think I’m sick..
I think I’m sick..


END.

-BigBang-Monster-

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar