Tittle:
THE LAST LETTER
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-keliling sawah bareng changmin
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Itu surat
terakhir, Tuan Jung”
.
.
.
Sesosok namja tampan itu tampak mendesah pendek.
Ia mengusap wajahnya sesekali dan mengacak rambut
cokelatnya.
Tapi kemudian ia kembali merapikan rambut cokelat itu.
Ahh, Yunho kehabisan ide untuk melanjutkan data
presentasinya sekarang ini.
Ck, saat2 menyebalkan selama ia menjabat menjadi
pengganti Appanya memimpin perusahaan ini.
“Hmm..Fokus
Yunho, Fokus..” Gumam Yunho berbisik pada dirinya sendiri.
Namja tampan itu melirik ke arah jendela.
Mata musangnya menatap lurus langit biru yg terlihat
jelas itu.
Sejenak ia mengosongkan pikirannya.
Menerawang ke luar nalar dan tersentak kaget ketika
pintu cokelat berukir naga itu terbuka.
“Aku sudah
mengetuk, tapi tidak ada jawaban”
Ah, Yoochun.
Yunho hanya mengangguk dan merentangkan tangannya
seolah mengatakan ‘What ever’.
Namja chubby itu terkekeh geli dan duduk di kursi yg
ada di hadapan Yunho.
“Sepertinya
sedang kehabisan ide lagi hum?” Ujar Yoochun tersenyum.
“Well” Gumam
Yunho malas.
“Coba kulihat”
Yunho hanya menggumam tidak jelas.
Kemudian ia membalik laptop apple peraknya dan
menangkup kedua wajahnya dengan tangan.
“Ck, kau
payah, kenapa grafik ini tidak dibuat dalam mode lain eoh? Masukkan angka
penawarannya”
“Terserah”
Yoochun mendengus pelan.
Namja chubby itu terus mengutak atik laptop milik
Yunho.
Sampai kemudian jarinya menyentuh folder yg
kelihatannya tidak pernah dibuka disana.
“Klub kebun?”
Yunho mengangkat wajahnya.
Sesaat ia terlihat seperti orang linglung.
Tapi satu detik kemudian ia melompat dari kursinya
bermaksud melarang Yoochun untuk membuka folder itu.
Well, namja tampan itu terlambat.
Mata sipit Yoochun mengerling.
Menatap satu potret yg ada di dalam folder itu.
Ia segera membuka potret itu dan berdesis tidak
percaya.
Ah, foto itu.
Yunho yg sedang tersenyum manis ke arah kamera seraya
menunjukkan sarung tangan kebunnya yg kotor bersama seorang namja cantik yg
ikut tersenyum manis.
Ada noda tanah di pipi cantiknya.
“Kim Jaejoong”
Ujar Yoochun seraya menatap Yunho.
Namja tampan itu mendesah pelan.
Ia memijat pelipisnya seraya kembali duduk.
Yoochun menaikkan alisnya.
Ia membenarkan posisi duduknya bersiap untuk
menginterogasi namja tampan itu.
“Kau masih
memikirkannya?!” Bentak Yoochun tidak percaya.
“Yah, aku---”
“Kau tidak
pernah bertemu lagi dengannya sejak 10 tahun setelah kelulusan SMA kita! Dan
kau masih menyimpan fotonya!”
“Yoochun,
hanya sebagai---”
“Kenang2an?
Begitu? Sampai kapan kau mau membohongiku heh?”
Yunho menghela nafasnya.
“Kau tahu
kalau dia adalah cinta pertamaku, Yoochun ah..” Bisiknya lirih.
“Lalu? Apa kau
mencarinya?” Tanya namja chubby itu mengernyitkan dahinya.
“Tentu saja,
aku seakan gila tanpanya..Namja cantik itu menghilang begitu saja ketika
upacara kelulusan selesai..Kupikir ia membuka kebun bunga karena kami berasal
dari klub kebun”
Yoochun merapatkan bibirnya.
Ia kembali menatap foto itu.
Ah, senyum yg bisa kapan saja membuat orang ikut
melakukan hal yg sama dengannya.
Ck, Kim Jaejoong memang bukan namja populer di masa
itu.
Tapi keramahan dan keceriaannya membuat seluruh penghuni
sekolah menyukainya.
Ia adalah anggota klub kebun sekolah.
Namja cantik yg benar2 tertarik dengan tanaman dan
tanah.
-------
Sepeninggal Yoochun, Yunho termenung dalam duduknya.
Mata musangnya kembali memperhatikan langit biru yg
luas itu.
[ “Hahahaha~ Yunnie yah!” ]
Yunho memejamkan matanya.
Jaejoong..
Ia merindukannya.
TOK TOK TOK!
“Masuk”
CKLEK.
“Tuan Jung,
surat hari ini”
Namja tampan itu membenarkan dasi merahnya.
Ia tersenyum ketika sekretarisnya yg bernama Gong
Minzy itu meletakkan surat2 itu di atas meja.
Well, Yunho memang selalu mendapat surat pribadi di
kantornya.
Ia jarang berada di rumah.
Yeoja berambut pendek itu tersenyum kecil dan segera
beranjak dari sana.
Meninggalkan Yunho yg mulai menyentuh lembaran amplop
itu.
‘Direktur Hwang’
‘Direktur Kim’
‘Umma’
‘Jung JaeHyun’
Hmm.
Yunho bergumam pelan.
Tidak ada surat yg penti---EH??
“Kim
Jaejoong?!” Jerit Yunho tidak percaya.
Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia mencengkram amplop berwarna merah muda itu dengan
erat.
Mendadak jantungnya berdebar tidak karuan.
Mata musangnya membulat.
Oh gosh!
Ia benar2 tidak menyangka kalau namja cantik itu masih
mengingatnya dan mengirim surat padanya!
Yunho memperhatikan amplop itu.
Tidak ada alamatnya.
Berarti surat ini diserahkan secara langsung ania?
SSRAK!
Yunho segera membuka surat itu dan membacanya.
‘Yunnie ah,
anyeong^^
Apa kabarmu hmm? Kau pasti tidak menyangka akan mendapatkan surat dariku
ania?
Hehehehe~
Yunniebun, maafkan aku ne? aku baru menghubungimu sekarang.
Well, seharusnya aku melakukannya sejak dulu..
Tapi aku tidak bisa, aku..Ah, nanti kau juga akan tahu.
Hmp~
Apa sekarang kau sedang duduk di kursi presiden direktur hmm?
Menjadi pengganti Appamu meneruskan perusahaan?
Hahaha, kupikir kau akan membuka usaha berkebun.
Kau tentu tidak melupakan masa SMA kita ania? Kita satu klub, klub kebun
kebanggan milik sekolah karena kita berhasil menemukan bibit tanaman jenis baru
dengan bantuan klub kimia^^
Ah, aku merindukan saat2 itu.
Jeongmall.
Yunniebun, kau tidak perlu membalas surat anehku ini, gwenchana.
Aku hanya ingin kau membacanya nee?
Karena mulai sekarang aku akan mengirim surat untukmu setiap hari,
arachi?
-Kim Jaejoong- ’
Yunho menutup suratnya.
Darahnya terasa berdesir hangat.
Ia bisa merasakan debaran itu semakin menggila.
Ya tuhan.
Yunho memejamkan matanya.
Tersenyum kecil mencoba mengingat potongan kenangannya
di masa lalu.
Bersama Jaejoong.
-------
DongBang High School, 12 may 2002.
KRIK KRIK KRIK~
Suara Jangkrik terdengar nyaring.
Seoul memasuki musim panas.
Siswa siswi sekolah swasta itu mengeluh kesal dengan cuaca panas yg
menggila.
Berbeda dengan Kim Jaejoong, si anggota klub kebun yg terlihat sangat
menikmati udara pengap seperti ini.
See?
Ia sedang berjongkok di tanaman tomat sekolah seraya membenarkan posisi
topi lebarnya.
“Joongie! Jangan berlama2
disana, nanti kau kepanasan!” Jerit Yunho dari pondok.
“Bukankah itu yg seharusnya
dilakukan orang2 ketika musim panas tiba, Yunnie yah? Kepanasan? Hahahahaha~”
Tawa Jaejoong geli.
“Aku sedang tidak mood untuk
tertawa Jae! Benar2 panas! Aish! Kenapa kita tidak pulang saja eoh?”
“Aish~! Yunniebun nakal! Apa kau
tidak kasihan dengan tanaman2 yg kepanasan ini eoh? Sebagai anggota klub kebun
yg baik kita harus selalu menyiram mereka dengan air!”
Yunho mengerucutkan bibirnya sebal.
Ia masih sibuk mengipasi tubuhnya yg berkeringat dengan kipas berbentuk
kepala teddy bear milik Jaejoong.
Namja cantik itu menyusul Yunho.
Ia duduk di sampingnya dan meneguk air mineralnya yg dingin.
“Panas yah?” Ujarnya geli.
“Apa kau sudah tidak waras?
Tentu saja panas!” Erang Yunho kesal.
Jaejoong kembali tertawa.
“Yunniebun~”
“Hmm”
“10 tahun lagi kau akan menjadi
apa?”
“Aku? Kurasa aku akan meneruskan
perusahaan Appaku”
“Kalau aku ingin membuat
perkebunan yg luas di dekat rumahku~ Dan aku akan mengurusinya setiap hari, kau
tidak mau bergabung denganku hmm?”
“Aniya, sudah menjadi takdirku
untuk meneruskan perusahaan keluarga itu..”
“Ah, sayang sekali..Padahal
tadinya kupikir kita akan bersama2 merawat kebun..”
“EH? Maksudmu Joongie?”
“Lupakan!”
-------
Hmp.
Yunho tersenyum geli.
Akh, ia masih ingat bagaimana merahnya wajah Jaejoong
saat itu.
Oh well.
Kenapa ia baru menyadarinya sekarang eoh?
Bahwa maksud dari kalimat Jaejoong waktu itu adalah
tinggal bersama dengannya.
Wait, tinggal bersama?
Menikah maksudnya?
Yunho mengernyitkan dahinya.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia melirik laptopnya dan memutuskan untuk kembali
melanjutkan pekerjaannya.
Aish, ternyata tidak semudah yg ia bayangkan.
Tawa manis namja cantik itu 10 tahun yg lalu
membayangi pikirannya.
Ck, sepertinya ia harus menyerahkan pekerjaan hari ini
untuk Yoochun.
-------
Hari ini Yunho baru saja tiba dari Jepang.
Ia menetap disana selama seminggu.
Ah, proyek besar itu benar2 menguras tenaganya.
Yunho mencampak jasnya di gantungan dekat pintu
ruangannya.
TAP TAP TAP.
EOH?!
Yunho membulatkan mata musangnya menatap tumpukan
amplop merah muda di sana.
Oh gosh! Yunho melupakan setiap surat Jaejoong yg
datang! Aigoo!
Ia benar2 teralih pada pekerjaannya selama ini.
SSRAK!
Yunho segera membuka amplop pertama.
‘Yunniebun~
Bagaimana kabarmu hari ini?
Hehehe~
Hari ini adalah hari musim panas pertama di Seoul, ah, entah kenapa aku
selalu membayangkan gerutuan kesalmu ketika musim favoritku ini tiba.
Kau lucu Yunnie ah^^
Hei, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, gwenchana ania?
Mungkin aku tidak bisa menepati janjiku untuk terus mengirimimu surat.
Mianhae, aku akan berusaha agar bisa memegang pena dengan benar untuk
suratnya.
Yunniebun, kau tahu? Hari ini aku memakan pai apel.
Dan aku tidak tahu kalau pai itu berisi selai cherry.
Selai merah itu berlepotan di sekitar bibirku.
Ketika aku membersihkannya dengan tissue, aku tertegun kaget.
Wajahku terasa hangat.
Pipiku merona.
Ne Yunnie yah..
Ciuman pertama kita..
-Kim Jaejoong-’
Yunho meletakkan surat itu.
Kemudian ia menyentuh bibirnya dengan jari.
Memejamkan mata musangnya.
Berusaha mendapatkan kelembutan itu lagi.
-------
DongBang High School, 1 Juni 2000.
“Hahahahahaha~”
“Aish! Kau pelit sekali Joongie yah! Aku mau
selai cherrynyaaaa!!”
“Yadaaaa~~”
Ck!
Yunho menggeram kesal seraya mengejar namja cantik itu.
Jaejoong tertawa senang.
Ia berhenti di ujung meja dan kembali mengaduk selai cherry itu.
Oh well.
Cherry di kebun sekolah mereka baru saja panen.
Dan Jaejoong mengajak Yunho untuk membuat selai cherry di klub masak yg
sedang libur.
Awalnya memang terasa menyenangkan, tapi kesenangan itu berubah menjadi
teriakan2 ribut ketika Yunho ingin mencolek selai itu.
“Joongie~!” Rayu Yunho dengan
wajah sendunya.
“Aish! Nee neee, cha!” Rutuk
Jaejoong kesal.
Namja cantik itu mencolek selai cherry itu dengan telunjuk kanannya.
Ia menyodorkannya di hadapan Yunho.
Membuat namja tampan itu menarik senyumnya.
SLRUP.
DEG.
Jaejoong merasakan jantungnya berdebar ketika lidah hangat Yunho
menjilati permukaan jarinya yg lembut.
Bergerak pelan dan menghisapnya sesekali.
Namja cantik itu merasakan darahnya berdesir.
Ia menahan nafasnya ketika Yunho mulai mengulum jarinya.
Oh gosh.
Yunho seakan candu.
Ia merasakan sesuatu yg berbeda ketika lidah basahnya menyentuh jari
itu.
Sesuatu yg manis.
“Hngh~” Erang Jaejoong kaget.
Yunho menatap tajam mata bulatnya.
Ia masih menghisap telunjuk Jaejoong seraya menggigitnya sesekali.
Jaejoong seakan terhanyut.
Ia tidak melawan ketika Yunho melepas telunjuk Jaejoong dari mulutnya
dan bergerak mendekati wajah cantik itu.
SRET~
Yunho mengoleskan selai cherry di bibir bawah Jaejoong.
Ia tersenyum kecil sebelum memejamkan matanya dan menempelkan bibir
mereka.
Jaejoong merasakan kakinya lemas.
Ia menyandarkan punggungnya di dinding dan memiringkan wajahnya.
Membuka mulutnya dan berdesah manis ketika lidah Yunho berhasil masuk ke
dalam.
Menggoda lidahnya untuk bermain.
Mereka berciuman dengan penuh gairah.
Sampai dua menit kemudian ciuman manis itu terlepas ketika seseorang
dari klub masak membuka pintu klub.
-------
Yunho masih ingat dengan jelas.
Yeoja berkacamata yg masuk ke klub masak waktu itu
adalah Jung Hyunbin, ketua klub dari siswi kelas dua.
Hmp.
Namja tampan itu bahkan masih mengingat bagaimana
merahnya wajah yeoja berkacamata itu ketika memergoki ia dan Jaejoong.
Yunho tertegun.
Ia baru sadar masih ada dua surat lagi yg belum
terbaca.
Namja tampan itu segera meraih surat kedua dan
membukanya.
SSRAK.
‘Yunniebun..
Apa kau sehat?
Aku benar mengkhawatirkan kesehatanmu.
Aish.
Kenapa aku harus repot2 memikirkan dirimu heh?
Ck, aku benar2 bingung.
Yunnie yah..
Maafkan aku karena waktu itu aku menghilang dari pandanganmu. Maafkan
aku karena waktu itu aku tidak sempat mengucapkan selamat untukmu. Dan maafkan
aku karena waktu itu aku tidak bisa memelukmu.
Hari upacara kelulusan kita.
Kau akan tahu di surat berikutnya.
Yunniebun, aku merindukan masa2 SMA kita.
Masa2 dimana kita berdua merawat kebun sekolah.
Apa kau masih sering berkunjung ke sana?
Aku khawatir bunga Lavender yg kita tanam sudah tidak bisa bertahan
lagi.
Bunga itu segalanya untukku.
Yunniebun, kita teman baik bukan?
Ah, tentu saja, kau pabo, Kim Jaejoong >,<
Kita memang teman baik, Yunnie yah..
Tapi kenapa waktu itu kita melakukannya?
Oh, hampir. Kita hampir melakukannya, di antara padang Lavender itu.
Mungkin sedikit aneh kalau aku membahasnya melalui surat.
Tapi aku takut kalau aku tidak akan sempat membahasnya denganmu secara
langsung.
Kau sibuk, dan aku juga sibuk.
Kalau saja waktu itu Junsu tidak mencari kita, mungkin aku sudah menjadi
milikmu seutuhnya.
Kalau saja waktu itu Junsu tidak mencari kita, mungkin kau sudah terikat
denganku.
Kalau saja waktu itu Junsu tidak mencari kita, mungkin..mungkin kita
tidak akan seperti ini sekarang.
Mungkin aku tidak akan menghilang tanpa jejak di hari upacara itu.
Dan mungkin kau masih berada di sisiku saat ini.
Tapi takdir berkata lain.
Aku benci takdir.
Bagaimana denganmu? Apa waktu itu hanya ketidak sengajaan? Atau benar2
perasaanmu yg sesungguhnya?
-Kim Jaejoong-’
DEG.
Yunho merasakan wajahnya panas.
Oh my.
Padang Lavender?
Tentu saja ia mengingatnya.
Bagaimana ia bisa melupakan hal itu eoh?
Hmp.
Yunho menarik senyum manisnya.
-------
DongBang High School, 12 Juni 2000.
BRUKK!
Namja cantik itu membesarkan mata bulatnya yg berkilat indah.
Menatap ragu namja tampan yg menindih tubuhnya.
Yunho tidak melakukan lebih, kecuali sebatas mengecup sisi dahi Jaejoong
dengan lembut.
Sangat lembut.
“Yunnie..” Bisik Jaejoong lirih.
Namja tampan itu mengangkat wajahnya.
Ia mengecup hidung tegas Jaejoong sekilas dan tersenyum kecil.
Suara gesekan bunga Lavender itu menghiasi suasana merdu mereka.
“Apa ini..Paksaan? Atau hanya
nafsu belaka?” Bisik Jaejoong sebelum Yunho menyusupkan jemarinya ke dalam
celananya.
Yunho terdiam.
Ia memandang penuh kasih mata bulat itu.
Kemudian ia tersenyum.
“Kau akan mendapat jawabannya
suatu hari nanti..”
“Kapan?”
“Nanti, ketika hari kelulusan
kita”
“Yunnie yah..”
“Hmm?”
“Aku..”
SSRAK~
“Yunho Hyung! Songsaenim
memanggil---”
DEG!
Jaejoong sontak mendorong tubuh Yunho yg sedang menindihnya.
Namja cantik itu segera memakai kembali kaus putihnya yg dibuka oleh
Yunho.
Sementara namja tampan itu membenarkan resleting celananya.
Mereka berdua menatap salah tingkah namja imut yg tampak shock itu.
Junsu menggelengkan kepalanya.
“Maaf! Aku benar2 tidak tahu!
Aku tidak bermaksud..Eh, mengganggu! Kalian bisa melanjutkannya lagi!”
Namja imut itu melangkahkan
kakinya jauh.
Berlari meninggalkan Yunho dan Jaejoong yg saling terdiam.
Melanjutkannya lagi?
Bagaimana bisa?
Suasana manis itu buyar dalam sekejap.
Membuat rona merah menyemburat di pipi keduanya.
Yunho benar2 merasa malu sekarang.
Entah kenapa..
Ia sendiri tidak mengerti.
-------
“Sekarang aku
mengerti Joongie..Aku tahu kenapa aku merasa malu saat itu..”
Yunho tersenyum kecil.
“Karena ketika
aku berbisik lembut padamu, pikiranku seakan kosong, aku tidak bisa melihat yg
lain selain dirimu..Semuanya buyar, hilang..Hanya ada kau di pikiranku waktu
itu..” Bisiknya terkekeh.
Ah, Yunho mendadak ingat tentang hari kelulusan itu.
Ne, hari itu.
Hari dimana Jaejoong menghilang.
Padahal waktu itu Yunho sudah bersiap akan menyatakan
perasaannya pada Jaejoong.
Tapi mengetahui Jaejoong yg tidak datang, ia berpikir
kalau namja cantik itu sedang sibuk dengan urusannya yg penting.
Seperti mengurus perguruan tinggi, misalnya?
Yunho selalu percaya kalau suatu hari Jaejoong akan
datang kepadanya dan tersenyum manis seperti biasa.
Karena itu ia berhenti mencari Jaejoong sejak dua
tahun yg lalu.
Tapi nyatanya nihil.
Sosok cantik itu tidak pernah terlihat sampai
sekarang.
SSREK.
EH?
Yunho mengernyitkan dahinya.
Ada sesuatu yg aneh di surat barusan.
Mata musangnya menyipit.
Darah?
Yunho tertegun kaget.
Ada bekas basah disana, seperti bekas tetesan air
mata.
Mungkinkah..
Jaejoong menangis?
Tapi kenapa?
Yunho menelan salivanya.
Pikirannya mulai berkecamuk sekarang.
Namja tampan itu segera membuka surat selanjutnya.
SSRAK!
‘Aku tidak punya
banyak waktu..
Aku tidak punya banyak hari..
Aku tidak punya banyak penantian..
Tapi aku punya banyak kata yg harus kukatakan padamu sekarang.
Tidak bisa nanti.
Yunniebun, maafkan aku.
Pada akhirnya aku tetap tidak bisa menepati janjiku untuk selalu
mengirim surat padamu.
Maaf.
Karena tanganku mulai terasa sakit.
Aku bahkan kesulitan memegang pena.
Apa kau tahu itu?
Rasanya sangat sakit.
Aish, aku harap aku bisa melihat senyummu sekarang ini Yunniebun.
Mungkin kau merasa bingung kenapa semua suratku tidak ada alamatnya.
Aku tidak ingin kau mencariku, Yunnie, aku tidak ingin kau merasa
kecewa.
Tidak.
Aku tahu mata penuh kasih sayang yg tegas itu akan menangis ketika kau
melihat kedaanku sekarang.
Dan aku tidak ingin hal itu terjadi.
Kau ingat hari pertama kita bertemu?
Aku menyukainya.
Walaupun waktu itu kau menganggapku seorang yeoja.
Aku tidak pernah marah padamu ketika kau mengejekku.
Aku tidak pernah marah padamu ketika kau menggodaku.
Aku tidak pernah marah padamu ketika kau mengerjaiku.
Karena aku menyukai seluruh perlakuanmu padaku.
Aku tidak bohong! Dan jangan tertawa!
Aku tahu ini terdengar sedikit memalukan! Oke, banyak!
Tapi ini jujur dari perasaanku, Yunnie yah.
Aku menyukaimu sejak lama.
Perasaan suka yg tidak pernah bisa kugambarkan dengan apapun.
Tidak.
Tapi aku sadar perasaan itu tidak berhenti sampai disitu saja.
Perasaanku berkembang.
Hingga akhirnya mekar sebagai sebuah Cinta.
Cinta..
Aku mencintaimu, Yunnie yah..
-Kim Jaejoong-Gwangju, Shinki street, No.12-’
Yunho membulatkan matanya.
Jemarinya bergetar pelan.
Perasaannya mulai gelisah.
Ia menangkap sesuatu yg tidak beres dari surat ini.
Namja tampan itu segera berlari keluar ruangan.
Ia menghampiri Minzy yg sedang mengetik di laptop
apple hotpinknya.
“Minzy ya! Apa
ada surat lain setelah yg ini?!”
Yeoja berambut pendek itu mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yg terlihat berkeringat seraya mengatur
nafasnya yg terengah.
Jemari tegas itu memegang secarik kertas surat
berwarna pink pucat.
“Itu surat
terakhir, Tuan Jung”
DEG.
Yunho merasakan tubuhnya lemas.
Ia berlari ke ruangan Yoochun dan mendobrak pintu itu.
Membuat namja chubby itu tersentak kaget.
“Temani aku ke
tempat ini! SEKARANG!” Teriak Yunho seraya menunjukkan surat Jaejoong.
-------
DongBang High School, 1 Juli 2000.
“CHUKKAEEEE!! Kita lulus!!”
Para siswa siswi kelas XII-3 itu bersorak kompak.
Mereka berpelukan seraya tertawa satu sama lain.
Para yeoja memakai hanbok, sementara para namja memakai jas.
Beberapa dari mereka ada yg menangis terharu, ada yg tersenyum senang.
Tapi tidak dengan namja tampan ini.
Tidak.
Yunho terlihat gelisah saat ini.
Jemarinya mencengkram erat toga kelulusannya itu.
Ia merasakan keringat mulai mengalir di pelipisnya.
“Joongie eodisseo?” Gumamnya
lirih.
Ah, Yunho sedang menunggu sahabatnya itu.
Anggota klub kebun yg sama dengannya.
Yunho sudah mencari Jaejoong sampai ke padang Lavender, tapi nihil.
Ia tidak menemukan namja cantik itu dimana pun.
Yunho menghela nafasnya.
Ia sudah hampir menyerah.
Tapi gerakannya terhenti ketika mendapati sahabat baiknya yg lain
berlari ke arahnya.
“APA?!”
Yunho berteriak kaget ketika mendapat berita mengejutkan itu.
Ia menatap tidak percaya namja chubby itu.
“Ne Yunho yah, Jaejoong
menghilang sejak kemarin, aku melihat rumahnya kosong” Ujar Yoochun sendu.
-------
Dua namja berjas itu sedang berdiri di hadapan sebuah
rumah berwarna putih dengan desain sederhana.
Yunho menekan bel rumah itu dan menatap Yoochun yg
masih bingung.
CKLEK.
“Ah”
“Mianhae, apa
anda mengenal Kim Jaejoong?”
Yunho memang tidak pernah berbasa basi.
Ia menatap tajam yeoja berambut ikal itu.
“Ne, aku
sepupunya, namaku Park Sooji, dan kalian---AH! Apakah anda Jung Yunho?!”
Yeoja berambut ikal itu menjerit histeris.
Membuat Yoochun dan Yunho saling menatap.
Yunho mengangguk.
“Bisakah aku
bertemu dengan Jaejoong?” Ujarnya langsung.
Park Sooji terdiam.
Namun sedetik kemudian ia tersenyum miris.
“Kau berjanji
tidak akan bertindak diluar nalar ania?”
“Aku
bersumpah”
“Baiklah”
Dua namja itu segera berjalan mengikuti Sooji.
Mata musang Yunho menyipit memperhatikan daerah
sekitar rumah mungil itu.
Omo.
Banyak bunga dimana2.
Bahkan ada padang Lavender di sudut sana.
“Apa ini kebun
milik Jaejoong?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.
“Ne, dia
merawatnya dengan sangat baik” Sahut yeoja ikal itu tersenyum.
“Apa ia sudah
lama tinggal disini?”
“Hmm, 10 tahun
bersamaku”
Yunho membulatkan mata musangnya.
“Kalau begitu
kau tahu kenapa hari itu Jaejoong tidak datang ke sekolah ania?!” Ujarnya
kaget.
Sooji hanya terkekeh kecil.
Ia mengangguk dan terus berjalan.
Yunho terus berceloteh sementara Yoochun menyipitkan
matanya memandangi daerah yg terlihat assri ini.
TAP.
Yeoja berambut ikal itu membuka pintu pagar yg
menjulang tinggi di tengah2 kebun bunga tulip berwarna ungu itu.
Ia berbalik menatap Yunho.
“Satu2nya
alasan kenapa ia tidak pernah datang di hari itu adalah karena penyakit yg di
deritanya kambuh”
DEG.
Yunho tersentak kaget.
“Kanker otak,
komplikasi dengan ginjalnya yg bermasalah” Jelas yeoja ikal itu.
Namja tampan itu terdiam.
Ia tidak bisa menyahut lebih banyak.
Ada sesuatu yg menyeruak.
“AKU TIDAK
PERCAYA!!”
“Kalau begitu
kau bisa tanyakan langsung padanya”
Yeoja ikal itu tersenyum manis.
Ia berjalan ke samping.
Memperlihatkan apa yg tertutup oleh tubuhnya sejak
tadi.
BRUKK!
Yoochun menahan Yunho yg terjatuh.
Namja tampan itu merasakan tubuhnya lemas seketika.
Mata musangnya berkaca2 dengan tetesan bening yg
mendominasi.
Menatap sebuah kuburan cantik dengan rumput hijau yg
tumbuh di atasnya.
‘RIP: Kim Jaejoong’
Yunho menutup mulutnya dengan tangan.
Mencoba menahan isakan yg keluar.
Jemarinya bergetar.
Ia hancur seperti boneka rusak.
Yeoja ikal itu berlutut di samping makam Jaejoong.
Ia tersenyum kecil.
“Jaejoong
memutuskan untuk menghindar darimu..Ia tidak ingin kau merasa sedih dengan
kondisinya yg begitu memprihatinkan..”
“….”
“Sebulan yg
lalu, Jaejoong menyerahkan banyak amplop kepadaku, ia bilang kalau aku harus mengirimkannya
satu persatu setelah hari kematiannya..”
Yunho tidak bisa menyahut.
Tangisnya terus tumpah.
Rongga dadanya terasa sesak.
Ia tidak bisa bernafas.
Masih terbayang di kepalanya bagaimana senyum manis
Jaejoong waktu itu.
Waktu mereka masih bersama.
[ “Yunniebun~!” ]
Yoochun menahan bahu Yunho yg bergetar hebat.
Namja tampan itu shock berat.
Ia tahu itu.
Park Sooji tersenyum kecil.
Ia mengusap batu nisan Jaejoong seraya berbisik lirih.
“Hei, mimpimu
menjadi kenyataan, kekasihmu menjengukmu saat ini, apa kau senang?”
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
huuuwwweeee
BalasHapusemak kenapa jadi metong...????
ya Allah..
gk sanggup liat bapak terpuruk :'(
akhirnyaaaa~ selasei juga bca semua oneshoot ka shella :3 walaupun rela ga tidur buat seleseinnn >////<
BalasHapusmaaf y ka aku repiew diFFterakhir yg ak bca~
sukaska bgt sma FF kka<3 crtnya ngalir, bisa bikin senyum2 sendri ato ga nangis sesegukan XD
sebnrnya ud ska ma crta kka pas eoni vea publish FF kka yng judulnya silent di FFn dri situ penasaran sma kka, aku criinn di author FFN ternyta ga ad -3-) ternyata kka punya blog, ahahahahahha
untung pas eoni gia publish FF ka sheila lagi yg flypaper nyantumin blogspot kka *pelukeonigia* >///<
tetepp semngattt buat bikinn FF yunjae ya kaaa~~ nanti ak yg jadi reader setianya *gaadygtanya* ahahhahahah
*kibarkibarkoloryunppaa :*