This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/DANDELLION


Tittle: DANDELLION

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-angst-hurt-guling2


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Beberapa orang percaya..

Kalau bunga mungil bernama Dandellion itu, dapat mengabulkan permohonan yg diucapkan seraya menghembus lembut dirinya..

Tapi aku, sulit untuk percaya..

  “Karena kau adalah Dandellion terkuat yg pernah ada..Si topi kecil yg tidak akan pernah rapuh”

.
.
.

Mata bening itu mengerjap pelan.
Membuat sudut bibir cherry itu menarik sebuah senyuman.
Senyuman manis yg bisa membuat orang lain ikut membalas senyum tulus itu.

Well, tidak semua orang.

Terutama namja tampan yg sedang memeriksa isi tas kerjanya itu.

  “Yunnie yah, kau belum sarapan” Ujar Jaejoong seraya mendekati suaminya itu.

Yunho mendesah pendek.
Ia menatap tajam namja cantik itu.

  “Berapa kali harus kukatakan padamu, Kim Jaejoong?! Aku membenci panggilan menjijikkan itu! Dan satu lagi, sampai kapan pun aku tidak akan pernah sudi mencicipi semua masakan yg kau buat!!”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menundukkan wajahnya.
Menghindari mata musang yg mengerling tajam itu.
Demi Author, Jaejoong sangat takut untuk memandang mata itu dalam keadaan seperti ini.

Namja tampan itu mendecih kesal dan menutup kasar tasnya.

  “Semuanya gara2 kau!! Seandainya saja Appa tidak sibuk menjodohkan kita aku pasti sudah menikah dengan kekasihku!! Terkutuk!” Umpat Yunho seraya melangkahkan kakinya.

Ia mengacuhkan namja cantik itu.
Jaejoong masih terdiam.
Hanya saja kali ini ia sedang berkonsentrasi penuh agar tetes bening yg menggenang itu tidak mengalir membasahi matanya.
Tidak.
Yunho sangat membenci dirinya.
Terutama ketika ia sedang menangis.

Hmp.

Namja cantik itu tersenyum kecut.
Bahkan untuk menangis saja ia harus berhati2.
Sudah cukup lama ia bersabar kau tahu itu?
Setahun bukanlah waktu yg sebentar untuknya.

Awalnya Jaejoong mengira mantan senior kampusnya itu akan belajar untuk mencintainya secara perlahan setelah mereka menikah karena perjodohan.
Tapi ternyata Jaejoong salah.
Ia tidak pernah menyangka kalau namja tampan itu memiliki kekasih yg bersamanya sejak ia berada dalam masa orientasi kampus.

Karam.

Jaejoong meringis.
Ia mencengkram dada kirinya yg terasa berdenyut pelan.
Sakit.
Sangat sakit.

  “Huks..”

Namja cantik itu berjongkok.
Ia mencengkram kepalanya yg berdenyut pelan seraya menggigit bibir bawahnya.
Gosh, kenapa ia harus tersiksa seperti ini?
Kenapa ia harus mencintai namja tampan itu?
Kenapa ia harus dijodohkan dengan Yunho?

  “Kalau saja aku tahu rasanya akan sesakit ini, aku tidak akan pernah mau untuk jatuh cinta padamu Yunho ah..Hiks..Tapi hatiku terlanjur memilih..” Isak Jaejoong lirih.



-------


Namja cantik itu menghembuskan nafasnya pelan.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit yg menggerakkan gumpalan awan manis itu.
Ah, taman Dandellion milik keluarganya memang yg terbaik.
Ini tempat favoritnya sepanjang masa.

Jaejoong berbaring di atas hamparan bunga Dandellion itu.

Ia memangku kepalanya dengan kedua tangannya.

  “Seandainya Umma dan Appa masih hidup..Mungkin aku sedang bersama kalian saat ini..”

Namja cantik itu meringis.
Mengingat Umma dan Appanya yg tewas 8 bulan yg lalu karena kecelakaan pesawat.
Jaejoong tahu kalau waktu itu mereka pergi meninggalkan dirinya karena ingin menjemput Hyungnya yg sedang melanjutkan studi di sana.
Tapi naas, takdir memisahkan mereka dengan menggenaskan.

  “Aku bahkan tidak pernah bertemu lagi dengan Eunjae Hyung..Terakhir kali di hari ulang tahunku yg ke 7” Desahnya pendek.

Jaejoong memejamkan matanya.
Eunjae Hyung.
Ia ingin sekali bertemu dengan namja hangat itu.

  [ “Kau tahu Joongie sayang? Kalau bunga Dandellion adalah bunga pengabul harapan” ]


TEK.


Jaejoong mematahkan satu tungkai bunga Dandellion yg ada di dekatnya dan menatapnya sejenak.

  “Aku hanya ingin agar kebahagiaanku kembali..Bisakah Yunho membalas cintaku dan melupakan kekasihnya?”

Namja cantik itu berbisik lembut seraya menghembus pucuk bunga lembut itu.
Mata beningnya mengerjap menatap sau persatu bunga mungil itu terbang bersama angin yg berhembus.
Membawa harapannya ke atas langit.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia beranjak bangun dan melangkah pergi dari tempat itu.
Menaiki mobil kesayangannya dan melaju menuju rumahnya.
Rumahnya dan Yunho.


BRRRMM.


CKIIIITTTTT.


BLAM!


Jaejoong menutup pintu mobilnya sedikit kasar.
Ia melirik bangunan mewah itu dengan hampa.
Namja cantik itu menguatkan dirinya untuk melangkah masuk.


CKLEK.


  “Mmmhh…mpckk..ckk…mmpp..”


DEG.


Mata bening itu bergerak pelan.
Jaejoong membulatkan matanya tidak percaya.
Seluruh tubuhnya terasa kaku.
Ia seperti terjerembab di dalam ruangan tanpa udara.
Nafasnya sesak.
Jantungnya berdebar sangat kencang.
Kepalanya terasa berdenyut.

Demi apa.

Namja cantik itu merasakan lututnya seakan lemas menatap adegan panas yg sedang terjadi di ruang keluarga mereka.
Jaejoong merasa matanya panas.
Ia menutup mulutnya menahan sengguk.
Menatap suaminya yg sedang mencumbu kekasihnya di atas sofa.

Karam terlihat memejamkan matanya.
Berdesis nikmat membiarkan Yunho mencumbu leher jenjangnya.
Kedua tangan namja tampan itu bergerak pelan di balik kaus hitam miliknya.

Jaejoong merasakan pipinya basah.
Ia segera berbalik dan keluar dari rumah dengan sangat perlahan.

  “HIKS”

Namja cantik itu mencengkram  kepalanya.
Ia berjongkok di teras depan seraya menahan mulutnya dengan erat.
Pandangannya memburam.
Dadanya berdenyut.
Sesak.
Jaejoong lupa caranya untuk bernafas.


-------


Jaejoong sama sekali tidak bisa tidur semalam.
Bayang2 Yunho yg sedang bermesraan bersama Karam kemarin tidak pernah bisa lepas dari pikirannya.

Jaejoong beranjak dari ranjangnya seraya meringis.
Ia menatap cermin dan memperhatikan wajah cantiknya yg tampak pucat.
Ada lingkaran hitam di bawah kelopak mata beningnya.
Gosh.

Namja cantik itu mencuci wajahnya dan beranjak keluar kamar.
Ia melangkahkan kakinya menuruni tangga.

  “Kkhh”

Jaejoong memijat pelipisnya.
Pusing.
Kepalanya terasa sakit.

  “Jaejoongie!”


DEG.


Namja cantik itu menoleh.
Menatap tidak percaya kedua orang tua Yunho yg menyapanya dengan sangat antusias.
Dalam sekejap senyum manis  itu merekah.


GREPP!


  “Umma merindukanmu, baby!” Ujar Keybum lirih.

Jaejoong mengangguk.
Ia balas memeluk Jinki dengan erat.
Mereka tertawa kecil dan saling berjalan menuju meja makan.

  “Kka, Umma sudah membuatkan sarapan untuk kalian!” Ujar Keybum.

Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Melirik Yunho yg sedang membaca koran di kursinya.
Namja cantik itu menghela nafasnya.

  “Joongie? Kau baik2 saja sayang? Wajahmu pucat sekali” Ujar Jinki khawatir.

Jaejoong mengangguk.
Ia memaksakan senyum manisnya.

Keybum menyodorkan sepiring nasi goreng sosis hangat di hadapan Jaejoong.
Namja cantik itu meraih garpunya dengan tangan yg bergetar.
Jaejoong mengeluh.
Membuat seluruh mata refleks melirik dirinya.


PRANG!


  “OMO! JAEJOONG AA!!”

Keybum berteriak seraya bangkit dari duduknya.
Mata kucingnya membesar memperhatikan namja cantik yg terlihat sakit itu.
Ia segera mendekati Jaejoong.

  “Kau baik2 saja?”

Jaejoong mengangguk.
Kepalanya terasa berat.
Detik terakhir yg ia ingat adalah, semuanya terasa gelap.


-------


Yunho terdiam sejak tadi.
Hanya mata musangnya yg bergerak memandang sosok cantik yg masih terpejam itu.
Keybum dan Jinki tampak duduk di samping ranjang seraya mengusap rambut almondnya yg lurus.

Namja tampan itu mendesah pendek.

  “Ungh”

Jaejoong melenguh pelan.
Membuat Jinki dan Keybum berteriak histeris.
Sementara Yunho hanya menaikkan alisnya.
Menatap tetes bening yg mengalir dari sudut mata namja cantik itu.

  “Joongie?! Gwenchana sayang? Kau sakit? Katakan pada Umma bagian mana yg terasa sakit eoh?!” Rentet Keybum tidak sabar.

Jaejoong menggeleng.
Ia berusaha bangun dan mengerjapkan mata bulatnya yg sayu.

  “Gwenchana Umma, aku hanya kelelahan” Bisiknya lirih.

Keybum memeluk Jaejoong dengan erat.
Sungguh, ia akan merasa sangat bersalah kalau sampai menantunya yg satu ini kenapa2.

  “Yunho”


DEG.


Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia segera menatap Appanya yg memanggil.

  “Sepertinya Jaejoongie butuh sesuatu yg akan membuatnya merasa lebih baik”

  “Eoh?”

  “Ajaklah Joongie ke restoran La Pomme besok malam, Appa akan memesankan tempat untuk kalian berdua”

EH?

Jaejoong dan Yunho sama2 tertegun.
Namja cantik itu hanya menundukkan wajahnya yg mulai terasa menghangat.
Sementara Yunho berdecak kesal memutar bola matanya.
Ia tidak menyahut atau pun mengangguk.

Keybum menarik senyum manisnya.
Ia mengelus lembut punggung tangan namja cantik itu dan mengusapnya perlahan.
Ah, yeoja bermata kucing ini tahu kalau Jaejoong sangat mencintai putra tunggalnya.

  “Arrata, Umma dan Appa pulang dulu, lebih baik kau kembali beristirahat ne Jaejoongie? Besok malam kalian akan menghabiskan waktu yg sangat spesial ne~” Kekeh Keybum geli.

Aish.
Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya lucu.
Ia menatap Keybum yg mengerlingkan mata kucingnya.


-------


Gosh.
Namja cantik itu tidak bisa menghentikan senyuman manisnya sejak tadi.
Ia terlalu excited!
Ini akan menjadi malam yg sangat bersejarah baginya!
Omo, kalau bukan karena Jinki, mungkin malam ini tidak akan pernah datang ke kehidupannya.

Hmp.

Jaejoong duduk tegak di kursinya.
Ia menunggu Yunho yg belum tiba.
Namja cantik itu memutar pandangannya ke seluruh resto.
Ah, orang2 sudah memulai melahap makanan mereka.


TIK

TIK

TIK


Para butler yg berseliweran sejak tadi diam2 kembali melirik sosok cantik yg terlihat mempesona itu.
Tamu mereka yg satu itu sudah duduk manis sejak jam 8 tadi.
Dan sekarang jarum jam menunjukkan angka 12.

Kepala pelayan yg ikut menatap Jaejoong mendesah pendek.
Ia berjalan dengan sangat terpaksa mendekati namja cantik itu.
Jaejoong hanya menatap kosong ke depan.
Seakan mengacuhkan dunia sekitarnya.


  “Mianhae”

Hening.
Tidak ada reaksi.

  “Mianhae!”


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menoleh dan mengernyitkan dahinya.

  “Ini sudah larut malam, miss, kami akan segera tutup” Ujar sang kepala pelayan itu.

Namja cantik itu tertegun.
Ia menoleh memandangi seluruh resto.
Omo, hanya tinggal ia sendiri di dalam sini.

Itu berarti Yunho tidak datang ani?
Dan mungkin tidak akan pernah datang.

Jaejoong mencengkram kuat kedua jemarinya yg terkepal erat.
Ia menggigit bibir bawahnya.
Matanya terasa panas dan basah.
Tidak.
Ia tidak ingin menangis di sini!!

  “HIKS”

Jaejoong tersengguk keras.
Ia semakin menundukkan wajahnya dalam.
Malu.
Sedih.
Kecewa.
Semuanya bercampur menjadi satu.

Namja cantik itu merasakan nafasnya tersendat.

Oh well Jung, kau sudah menjawab seluruh pertanyaan yg selama ini terpendam.
Ternyata hatimu sudah dipenuhi oleh namja bernama Karam itu.
Sampai secuil ruang untukku pun sudah tak ada lagi.

  Miss? Kau baik2 saja? MISS??”

Sesak.
Jaejoong tidak bisa mengeluarkan suara selirih apa pun kecuali erangan dan rintihan yg memilukan.
Pandangannya memburam.
Ia meringis mencengkram kepalanya yg berdenyut2.

Appo..

Appo..


BRUKK!


  MISS?!”


-------


TING TONG!

TING TONG!


AISH!!

Yunho menggeram kesal.
Siapa yg berani mengganggu tidur  nyenyaknya eoh?!

Namja tampan itu melempar kasar bantal gulingnya.
Ia mengernyit melirik jam digital yg ada di atas nakas.

Jam 1 pagi?
Biadab! Maki Yunho dalam hati.

Namja tampan itu segera berlari menuruni tangga dan membuka pintu dengan kasar.
Ia hendak membuka mulutnya untuk memaki.
Namun mendadak suaranya tercekat ketika mata musangnya memandang sosok rapuh yg sedang berdiri di depan pintu putih itu.

  “Ja..Jaejoong ah?” Gumam Yunho nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu menggertakkan giginya.
Mata beningnya yg basah menatap tajam mata musang itu.
Muak, benci, semuanya seolah terlampiaskan.
Jaejoong melupakan semua rasa takutnya saat ini.


BRUKK!


Yunho tersentak kaget.
Jaejoong melempari beberapa helai kertas yg sudah digabungkan tepat di wajah tampannya.

  “YYA---”

  “KESABARANKU SUDAH HABIS!!”


DEG.



Yunho sontak terdiam.
Jaejoong menangis.
Wajahnya pucat.
Bibirnya bergetar hebat.

  “AKU PIKIR KAU AKAN BISA BELAJAR UNTUK MEMBALAS PERASAANKU SELAMA 12 BULAN TERAKIR INI, TAPI TERNYATA AKU SALAH!!” Teriak Jaejoong emosi.

  “Jae---”

  “KEINGINANMU TERKABUL! KAU MENANG! HIKS..KAU BISA MENCERAIKAN AKU SEKARANG! HIKS..LALU MENIKAH DENGAN KARAM! HIKS..”

Yunho membulatkan mata musangnya.
Lama ia terdiam.
Sampai kemudian seulas seringai tertarik di sudut bibir seksinya.

  Of course, kau sudah menandatangani semuanya kan?” Tanya Yunho.

Jaejoong meringis.
Dadanya semakin terasa sesak.
Yunho benar2 tidak pernah memikirkan perasaannya sedikit pun.

Namja tampan itu mengambil pulpen yg ada di meja dekat rak sepatu dan segera menandatangani semua berkas itu.
Kemudian ia menyerahkannya kembali kepada Jaejoong.

Namja cantik itu merasakan kepalanya sakit.
Nafasnya mulai berat.

  “Hei, kau baik2 saja?”


GREPP!


Yunho tersentak kaget.
Dadanya berdebar kencang.
Matanya membulat menatap Jaejoong yg memeluk dada bidangnya saat ini.
Ia bisa merasakan tubuh namja cantik itu bergetar hebat.

Lama mereka saling terdiam.
Membiarkan suara isakan Jaejoong terdengar mendominasi.
Sampai kemudian namja cantik itu menarik nafas panjang dan menyurukkan wajahnya di dada bidang namja tampan itu.

  “Aku mencintaimu Yunnie yah..” Bisiknya lirih.

Namja tampan itu tidak merespon.
Ia hanya diam.
Membuat Jaejoong menarik senyum kecutnya dan melepas pelukannya.
Kemudian ia berjalan menjauh.
Beranjak pergi meninggalkan rumah besar itu.


-------


  “Hhh..hhh”

Namja cantik itu memeluk kakinya dengan erat dan merapatkan tubuhnya pada selimut tipis yg membalut dirinya.
Ia masih menangis dalam diam.

Mengingat seringaian Yunho beberapa jam yg lalu.

Oh well.
Jaejoong beruntung bisa mendapatkan rumah petak yg mungil ini dengan jam tangan mahalnya.
Setidaknya ia memiliki tempat tinggal sekarang.

Namja cantik itu menyipitkan mata beningnya.
Menatap lapisan koran dan selebaran yg menutupi bagian bolong pada dinding itu.
Sepertinya masih sangat baru.

  Dicari: Kim Jaejoong


DEG.


Mata bening Jaejoong membesar.
Mengerjap tidak percaya.

  “E..Eunjae Hyung..Hiks..”

Namja itu sudah lama berada di Korea?
Dan sekarang Eunjae sedang mencari dirinya?

Oh gosh.

Jaejoong semakin kencang menangis.
Perasaannya berkecamuk saat ini.

Tuhan tidak pernah tidak adil.
Disaat ia kehilangan suami tercintanya, Hyungnya kembali muncul di hadapannya.

Pangeran Dandellion-nya.


-------


Kim Eunjae membenarkan letak kacamatanya.
Ia mengalungkan stetoskop miliknya di leher dan berjalan menelusuri lorong rumah sakit Seoul itu.

Ah, bertahun2 mengenyam pendidikan di London membuatnya berhasil menjadi dokter kepala spesialis penyakit Kanker di negeri ginseng ini.
Eunjae tersenyum kecil.
Mengingat Umma dan Appanya yg tewas 8 bulan yg lalu.

Ah, dan juga adik kecilnya.
Si cantik Jaejoongie yg selama ini dicarinya.

  “Dokter! Ada yg menemukan seorang namja pingsan dengan hidung berdarah di depan tokonya!”

Eoh?

Eunjae menoleh.
Melirik seorang perawat yg terlihat panik.
Ia berlari bersama dokter kenalannya itu.
Well, ia sedang tidak memiliki jadwal padat hari ini.
Tidak ada salahnya kan melihat pasien baru itu?

  “Kita harus memanggil dokter Kim!” Ujar Yoochun panik.

Eunjae yg baru saja membuka pintu ruang ICU itu mengernyitkan dahinya.

  “Waeyo?” Tanyanya ragu.

  “OH GOSH! Kim Eunjae! Syukurlah! Aku mendiagnosa namja cantik ini memiliki gumpalan yg menghambat saraf otaknya!” Jerit Yoochun.

Namja hangat itu menaikkan alisnya.
Ia berjalan mendekat dan menyibak kain pembatas ruangan itu.


DEG.


Kim Eunjae tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat sempurna.
Jantungnya berdebar kencang.
Oh gosh!!

  “JAEJOONGIE?!” Teriaknya tidak percaya.

Namja hangat itu merasakan lututnya lemas.
Ia berlutut di samping ranjang namja cantik yg terpejam itu.
Jemari Eunjae bergetar hebat.
Ia mengelus wajah adiknya tidak percaya.

  “Jaejoongie..Joongieku...” Lirihnya berbisik.

Namja hangat itu merasakan matanya panas.
Berbulan2 dia mencari adik kandungnya di Seoul semenjak Umma dan Appanya meninggal.
Tapi hasilnya selalu nihil.
Dan sekarang Tuhan telah mempertemukan kembali mereka berdua.

  “Yoo..Yoochun Hyung..Apa tadi, kau bilang kalau ada gumpalan di kepalanya?” Tanya Eunjae ragu.

Park Yoochun mengangguk.
Mata sipitnya bergerak pelan.

Sementara Eunjae kembali menatap wajah pucat Jaejoong.
Gosh..

No.
No.
No!

Eunjae menggeram kesal.
Ia menyurukkan wajahnya di sisi ranjang itu dan menangis dalam diam.
Mengacuhkan para suster dan sahabatnya yg menatapnya dengan tatapan iba.


-------


Yunho menghela nafasnya.
Ia beranjak turun dari mobilnya dan hendak masuk ke dalam supermarket.
Tapi langkahnya mendadak berhenti ketika ia menangkap sesosok namja cantik yg terasa tidak asing baginya.

Mom.

Bukankah itu Kim Jaejoong?
Mantan istrinya dulu?

  “Siapa namja yg ada di sebelahnya?”

Yunho menggumam tidak jelas seraya menatap tajam namja hangat yg berjalan di samping mantan kekasihnya itu.
Jaejoong tampak berseri.
Pipinya terlihat memerah sempurna.
Sepertinya ia sedang terlibat perbincangan seru dengan namja itu.

Yunho mengepalkan kedua jemarinya dengan erat.
Ketika matanya menangkap Jaejoong yg tertawa dan memeluk erat namja asing itu.

OH SHIT JUNG YUNHO!
NAMJA SIALAN ITU SAMA SEKALI TIDAK ADA HUBUNGAN APAPUN LAGI DENGANMU SEKARANG! BERHENTI MENATAPNYA SEPERTI ITU!!

Yunho terus menggumam tidak jelas.
Ia memalingkan wajahnya dan menggertakkan giginya tajam.

  “CIH! Kau bilang kalau kau mencintaiku heh? Cepat sekali kau berpaling, Kim!” Umpat Yunho merasa kesal.

Namja tampan itu memutuskan untuk segera masuk ke dalam supermarket.
Mengacuhkan dua namja yg saling menggenggam erat itu.

Eunjae menundukkan wajahnya.
Menatap mata bening adiknya yg terlihat berkilat senang itu sekarang.

Mereka berdua terus berjalan.
Sampai kemudian mereka berhenti di depan hamparan bunga Dandellion berwarna putih itu.
Jaejoong segera melepas genggaman tangan Hyungnya.
Ia berlari ke tengah dan duduk di sana.
Sementara Eunjae hanya tersenyum geli dan ikut duduk di samping adiknya.

  “Sudah lama sekali kita tidak kesini hmm?” Gumam namja hangat itu tersenyum.

Jaejoong mengangguk.

  “Aku benar2 tidak menyangka bisa bertemu dengan Hyung lagi..Hehehe”

  “Itu karena Hyung rajin meniup Dandellion setiap harinya, Joongie sayang”

  “…”

  “…”

  “Hyung”

  “Ne?”

  “Kenapa..Kenapa setiap kali aku berharap pada mereka keinginanku tidak pernah terkabul? Apakah harapanku agar Yunho bisa membalas perasaanku terlalu mustahil untuk dikabulkan?”

Hmp.

Eunjae menarik senyum manisnya.

  “Kau hanya harus lebih barusaha” Bisiknya lembut.

Jaejoong tersenyum kecil.
Menatap jemari Eunjae yg menyodorkan sepuluh tangkai bunga Dandellion itu.
Ia mengambilnya sedikit dan meniupnya satu persatu.

  “Semoga masih ada ruang untukku di hati Yunho..Dan semoga aku bisa hidup lebih lama lagi, aku baru saja bertemu dengan Pangeran Dandellion-ku, aku tidak akan rela kalau waktuku hanya sebentar untuk melihat senyuman manisnya”


DEG.


Eunjae terhenyak mendengar bisikan lirih Jaejoongnya.
Ia terdiam.
Mata sipitnya meredup secara perlahan.

  “Aku benar2 tidak berguna ania?” Bisiknya.

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia menoleh.

  “Percuma aku belajar keras..Mendapatkan titel, dan menjadi dokter kepala bagian di rumah sakit terhebat..Kalau nyatanya aku tidak bisa menyembuhkan adikku sendiri..”

  “Bukan salahmu Hyung..”

  “Kenapa kau terlambat Joongie? Kenapa kau tidak memeriksakan dirimu ke rumah sakit lebih awal??”


Hmp.

Namja cantik itu menarik senyumnya.

  “Aku pikir hanya sakit kepala biasa”

  “Maafkan aku Joongie ah..”

  “Ani, bukan salahmu Hyung, sama sekali bukan..Walaupun kau mengumpulkan seluruh dokter terhebat dari seluruh dunia pun aku tidak akan pernah bisa sembuh..Kanker otakku sudah stadium akhir..”

  “…”

  “Hiks..”

Eunjae mengangkat wajahnya.
Menatap sendu Jaejoong yg terisak lirih itu.
Ia segera merengkuh bahu ringkih adik kandungnya itu.
Memeluknya dengan erat.

  “Hyung tahu kau bisa, sayang..”

  “Hiks..”

Namja hangat itu tersenyum miris.
Ia mengecup lembut kepala Jaejoong.

  “Karena kau adalah Dandellion terkuat yg pernah ada..Si topi kecil yg tidak akan pernah rapuh”


-------


Jaejoong meringis.
Ia sedang terburu2 saat ini.
Eunjae Hyung pasti menunggunya di kamar rawatnya.
Aish, hanya karena ia melupakan topi rajutnya yg hangat itu.


DRAP DRAP DRAP!


BRUKK!


Namja cantik itu menjerit kaget.
Ia merasakan pantatnya sakit.

  “Kau tidak apa2 sayang?”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Gosh.
Suara bass ini, tidak mungkin!

  “Yu..Yunho ah..” Lirihnya nyaris tidak terdengar.

Namja tampan yg memakai jaket abu2 itu membulatkan mata musangnya.
Menatap Jaejoong yg beranjak berdiri.
Ia terlihat cantik dan sedikit pucat.

  “YAH! Jaga matamu, namja jalang! Aku tidak suka melihat caramu menatap kekasihku!” Teriak Karam kesal.

Jaejoong menolehkan pandangannya.
Dadanya kembali berdenyut.
Ia memaksakan senyumnya kepada namja manis itu.

Karam menggeram kesal.

  “Untuk apa kau tersenyum padaku eoh?! Mau membuatku menjadi sial hah?!”

Yunho melirik kekasihnya tidak suka.
Tapi Karam tidak peduli.

  “Tolong jaga bicaramu, Karam-ssi! Kenapa mulutmu bisa cadas sekali eoh?” Ujar Jaejoong berdesis.

Mwo?

Karam menaikkan alisnya.
Ia berdecih tidak percaya.
Namja manis itu mendekati Jaejoong dan menjambak rambut almondnya.
Membuat Jaejoong berteriak kesakitan.
Yunho yg terkejut segera memisahkan kedua namja cantik itu.

Aigoo!

  “Jae---”


BRUKK!


Namja cantik itu mengacuhkan Yunho.
Ia menubruk bahu namja tampan itu dan segera berlari dari sana.
Meninggalkan Karam yg mendelik kesal sementara Yunho yg kebingungan.

  Yuck! Aku tidak menarik rambutnya! Aku hanya mencengkramnya saja! Kenapa bisa rontok sebanyak ini?” Jerit Karam jijik.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mendesah pendek.
Ada sesuatu yg menyeruak di dadanya saat ini.
Dan ia takut untuk mengetahui apa itu.


-------


  “Umma, kau dengar apa yg dikatakan dokter Park ania? Kau harus banyak istirahat” Ujar Yunho kesal.

Namja tampan itu sedang menggiring Ummanya saat ini.
Yeoja bermata kucing itu mengalami stress berat sejak perginya Jaejoong tanpa kabar.
Ia benar2 frustasi.

Yunho menghembuskan nafasnya pelan.
Ia berjalan di samping Ummanya seraya memperhatikan lingkungan rumah sakit itu.


SRET.


DEG!


Mata musang Yunho melebar.
Ketika pupilnya tidak sengaja melirik ke dalam ruangan yg ada di sebelahnya melalui kaca pintu itu.
Nafasnya tercekat.
Ia segera menoleh menatap Ummanya.

  “Umma! Aku akan menyusul nanti! Umma tunggu di mobil saja!”

Jung Keybum mendesah kesal.
Ia hanya mengangguk dan berjalan menuju parkiran.
Mengacuhkan Yunho yg terpaku di depan pintu itu.

Yunho mendongak.
Menatap papan nama yg tergantung di atas pintu.

  Ruang rehalibitasi

Eoh?

Mata musang  itu kembali bergerak.
Masih menatap tidak percaya mantan istrinya yg sedang bercanda bersama anak2 kecil yg duduk di sekitarnya.
Satu yg berkulit susu duduk di pangkuan Jaejoong.
Mereka semua memakai pakaian rumah sakit, termasuk Jaejoong.
Dan Yunho bisa melihat jelas seluruh anak kecil itu botak.

Dan ia juga ragu saat melirik Jaejoong.
Namja cantik itu memakai topi rajutnya yg berwarna cokelat.
Sangat kontras dengan kulitnya yg pucat.

Namja tampan itu masih diam mengamati Jaejoong.
Ia melirik satu dari anak kecil itu berteriak histeris dan menunjuk wajah cantik mantan kekasihnya.
Yunho tertegun.
Menatap darah yg mengalir dari hidung namja cantik itu.

Jaejoong meringis.
Ia menurunkan Taemin dari pangkuannya dan merintih kesakitan.
Suster yg berdiri di ruangan itu segera mendekati Jaejoong dan menyuntikkan sesuatu di lengan namja cantik itu.


CKLEK!


Yunho membuka pintu itu ketika Jaejoong pingsan di tempat.
Ia masih sempat merengkuh tubuh ringkih itu.
Jantungnya berdebar sangat kencang.

Apa yg terjadi? Pikirnya bingung.


-------


BIP.

BIP.

BIP.


Suara monitor detektor denyut jantung itu terdengar jelas.
Mengisi keheningan ruangan.
Yunho terdiam di samping Jaejoong yg terpejam.

  “Kanker otak, sudah stadium akhir” Ujar Eunjae yg berdiri di samping Yunho.

Namja tampan itu tidak menyahut.

  “Aku benci untuk mengatakannya, tapi ia hanya menunggu waktu”

  “…”

  “Yunho”

  “Ne”

  “Saat ia terbangun nanti, berikan ini padanya..”

Yunho menoleh.
Menatap sebuket kecil bunga Dandellion yg diserahkan Eunjae padanya.
Namja tampan itu terdiam.
Mengacuhkan sosok hangat yg sudah beranjak keluar dari ruangan.


TES.


Namja tampan itu tidak bergeming.
Ia hanya diam.
Membiarkan tetes bening hangat itu mengalir dari sudut mata musangnya.
Membasahi wajah tampannya.

Namja tampan itu menunduk.
Mengusap lembut sebuah cincin perak yg tersemat di jari manisnya.
Hmp.
Yunho tersenyum kecut.
Ia tahu ia sudah sangat terlambat.
Tapi hatinya menyuruhnya untuk memakai kembali cincin perak ini.

  “Hnghhh”


DEG.


Namja tampan itu menyeka air matanya dengan cepat.
Ia menatap Jaejoong yg terbangun membuka mata beningnya yg sayu.

  “Yunho ah?” Lirih Jaejoong kaget.

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya menunduk sesaat.
Kemudian ia kembali mengangkat wajahnya dan memberikan buket bunga itu kepada Jaejoong.

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Ia menggerakkan tubuhnya untuk duduk bersandar pada kepala ranjang.

  “Hyung yg memberikan ini?”

Yunho mengangguk.
 
  “Yunho ah, bisakah kau membuka jendelanya untukku?”

Yunho kembali mengangguk.
Ia membuka jendela itu dan segera kembali duduk di kursinya.
Jaejoong tersenyum manis padanya.

  “Kau tahu ini apa?” Bisik Jaejoong lirih.

  “Bunga kapas yg tidak bisa dimakan” Sahut Yunho asal.

Eoh?

Namja cantik itu tertawa geli.
Ia terkekeh begitu senang.
Sampai wajah pucatnya tampak merah muda.

Jaejoong terus tertawa.
Tanpa menyadari sosok tampan yg sedang mencengkram erat jemarinya itu.
Mata musangnya bergerak pelan memperhatikan tawa manis itu.
Tawa yg tidak pernah dilihatnya selama mereka tinggal dalam satu atap.

  “Bukan, ini bunga Dandellion” Sahut Jaejoong tersenyum.

  “Terserah”

  “Harapanmu akan terkabul kalau kau mengucapkan permohonan sambil meniupnya”

  “Aku minta satu”

Jaejoong kembali terkekeh.
Ia menyerahkan satu tangkai kepada Yunho.

Namja tampan itu hanya diam menatap bunga itu.
Sampai kemudian ia menatap Jaejoong.

  “Kalau aku menginginkan agar waktu kembali berputar ke 6 bulan yg lalu supaya aku bisa membalas pelukanmu waktu itu..Apakah akan terkabul?” Bisik Yunho pelan.


DEG.


Jaejoong tertegun.
Nafasnya tercekat.
Ia mengerjapkan mata beningnya tidak percaya.

  “Kau harus meniup bunganya terlebih dahulu..” Balasnya berbisik.

Yunho tersenyum kecil.
Ia menunduk dan bersiap meniup bunga mungil itu.
Namun mendadak ia beranjak bangun dan merengkuh tubuh rapuh Jaejoong.
Mencium bibir cherrynya yg pucat.

Namja cantik itu tertegun kaget.
Ia membulatkan matanya tidak percaya.
Namun beberapa detik ketika Yunho menghisap lembut bibirnya, mata bening itu terpejam.

Jaejoong mengangkat tangannya.
Mengusap wajah tampan mantan kekasihnya dengan perlahan.
Ia membuka bibirnya balas mengecap bibir tebal Yunho.

Sampai kemudian Yunho terhenyak.
Bibir cherry itu berhenti membalas ciumannya.
Mata musang Yunho terbuka.
Ia menjauhkan bibirnya dan merasakan matanya panas.
Pandangannya memburam.

Ia tidak bisa merasakan nafas Jaejoong dengan benar.

  “Ja..Jaejoong ah..” Panggilnya lirih.

Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.

Yunho merasakan tubuhnya bergetar hebat.
Emosinya menguar begitu saja.

  “JAEJOONGIE!! BUKA MATAMU!!”

Yunho berteriak lantang.
Tangisnya pecah.
Ia memeluk erat tubuh rapuh itu.
Tidak.
Tidak!

Ia belum mengatakan kepada namja cantik itu kalau ia mencintainya!

Yunho terisak keras.
Ia merebut paksa buket bunga Dandellion yg ada di tangan Jaejoong dan mengambil setiap tungkainya.
Bibir tebalnya bergetar.
Meniup lembut helaian Dandellion mungil itu.

  [ “Harapanmu akan terkabul kalau kau mengucapkan permohonan sambil meniupnya” ]


  “Jaejoongie..Hiks..Buka matamu..Ireona..”


CKLEK.


Eunjae yg baru saja membuka pintu kamar rawat itu terpaku di tempat.
Terdiam menatap adik kandungnya yg terlelap seraya bersandar di kepala ranjang.
Mata beningnya terpejam damai.

Kemudian ia melirik Yunho yg sedang menangis seraya berusaha meniup bunga Dandellion itu.


BRUKK!


Eunjae merasakan lututnya lemas.
Ia terjatuh.
Mata sipitnya bergerak tidak tenang.
Perasaannya berkecamuk.

Perlahan tetes bening itu ikut membasahi wajahnya.

Namja hangat itu terisak lirih.

  “Bukankah sudah pernah kukatakan padamu, Joongie ah? Kalau kau adalah Dandellion yg kuat..Kau si topi kecil yg tidak akan pernah rapuh..”

Dan karena aku adalah Pangeran Dandellion-mu..

Aku juga akan mencoba untuk kuat..


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

2 komentar:

  1. Astaga. Ternyata bener. ini ff oneshot yang paling berharga yg kubaca. Nangis bener dan sumpah, sedihnya, nyeseknya, semuanya patut di acungi jempol.

    waaaa love it juliett very muchhhh...
    bener kt vea. this is a beautiful fanfic. Pertama air mataku netes, itu saat jaejoong nemu koran dan di situ eunjae mencarinya.
    And the ending.. bener fav Aquu.... beneran love it dah^^

    sigh -gia s ♡♡

    BalasHapus
  2. nangis gak yah nangis gak yah... au ahh gue nangis inih... 😭😭😭

    BalasHapus