Tittle:
EMOTION
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-scared-lalalaa~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Anyeong, Jung
Yunnie bear imnidaa”
.
.
.
Sosok tampan yg sedang membaca koran itu diam2
mengintip dari balik kertas abu2nya.
Mata musangnya bergerak pelan memperhatikan sang
pelayan café La Pomme yg ceria itu.
Ia tersenyum kecil.
TAP TAP TAP.
“Anyeong~!
Tuan Jung pesan apa hari ini? Coffee Latte madu lagi kah?”
Yunho tersenyum di balik korannya.
Ia menutup lapisan kertas berwarna abu2 itu seraya
menatap sang pelayan berambut hitam itu.
Jujur saja, namja tampan ini sedang mati2an menahan
jari2nya yg bergetar karena debaran jantungnya yg terasa menggila.
Demi Author.
Ia mencintai pelayan café yg satu ini.
“Ne Joongie”
Sahutnya lembut.
Pelayan bername tag Kim Jaejoong itu tertawa renyah.
Ia mengangguk dan segera berlari menuju counter café.
“Ya! Kim
Jaejoong! Berapa kali harus kuperingatkan jangan berlari2 seperti itu eoh?
Kalau kau jatuh nanti luka!” Omel Junsu, sang kasir.
Jaejoong hanya tertawa lantang.
Ia mengangguk seraya menepuk2 bahu temannya.
Membuat Yunho tidak bisa menahan dirinya untuk
tersenyum.
Lagi, namja cantik itu berhasil membuat harinya yg
jenuh kembali terasa indah hanya dengan tawa cerianya.
-------
“Aku pulang”
Namja cantik itu melepas sepatunya.
Ia berjalan masuk ke rumah dengan malas2an.
Jujur saja, ia benci pulang ke rumah ini lagi.
Aish.
“Nuna! Itu kue
milikku! Aku membuatnya karena ada yg berulang tahun di café besok! Kenapa
dimakan?!” Jerit Jaejoong kaget.
Sosok cantik berambut pendek yg sedang duduk di depan
TV itu hanya melirik adiknya sekilas.
Mata cokelatnya memutar malas.
“Salah sendiri
kenapa tidak diberi label” Ujarnya santai.
“Kenapa harus
ada label?! Seharusnya Nuna tahu kalau itu bukan milik Nuna! AISH!!” Marah
Jaejoong kesal.
Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari
kamar.
Well, rumah ini hanya rumah sederhana dari sekian
banyak rumah di Seoul.
Jaejoong bukanlah pemuda yg cukup kaya.
“Ada apa ini
ribut2 eoh? Tidak bisakah kalian tenang sehari saja?” Tanya Heechul kesal.
Jaejoong melirik Ummanya dengan tatapan yg sama.
Ia mendengus.
“Umma! Nuna
memakan kueku! Aku membuatnya dengan susah payah karena ada yg berulang tahun
di café besok!!”
“Eoh? Kau bisa
membelinya lagi, Joongie, tidak perlu emosi seperti itu”
“Apa? Uang
dari mana? Seluruh uangku sudah habis untuk kue itu!”
“Sekali2 kan
tidak apa, kau bisa memberi kue lagi di ulang tahunnya tahun depan kan? Nunamu
capek setelah bekerja seharian di Bank”
“Tuh kan! Nuna
bekerja di Bank! Gajinya pasti lebih besar dari pada aku! Kenapa ia tidak bisa
membeli kuenya sendiri??”
BRAKK!
Namja cantik itu tersentak kaget.
Menatap sang Umma yg terlihat sangat marah.
“Kau ini sudah
besar, Kim Jaejoong! Jangan kekanakan! Itu hanya satu buah kue cokelat biasa!”
Uh.
Jaejoong menggeram kesal.
Jemarinya terkepal erat memperhatikan Nunanya yg
terkekeh seraya memakan kue itu.
“Bagi kalian
itu memang kue biasa, tapi tidak untukku!!”
“YYAA! Berani
sekali kau membentak Umma eoh?!”
Jaejoong tidak peduli.
Ia segera berlari masuk ke dalam kamarnya.
Membanting pintu dengan penuh emosi.
Oh shit.
Haruskah ia memendam emosinya lagi hari ini??
Kenapa mereka tidak pernah bisa mengerti?
Kenapa Umma tidak pernah bisa membelanya sekali saja??
“Aku benci Kim
Yorin! Kau bukan Nunaku! Kau wanita jalang!!” Jerit Jaejoong seraya memukul
ranjangnya.
-------
Hari ini Yunho kembali duduk di café La Pomme seperti
biasa.
Membaca koran sekedar mengalihkan perhatian.
Oh wait.
Ada yg aneh hari ini.
Kemana suara tawa ceria itu?
Jaejoong terlihat sedikit pendiam hari ini.
Ada yg salah? Pikir Yunho bingung.
“Anyeong, Tuan
Jung, pesan seperti biasa?”
Yunho mengernyitkan dahinya.
Suara itu terdengar seperti dipaksakan.
Apakah namja cantik ini sedang ada masalah?
“Um, ne” Sahut
Yunho datar.
Ah, namja tampan ini tidak tahu harus berekspresi
seperti apa.
Jaejoong tampak mengangguk pelan.
Ia menundukkan wajahnya.
“Tuan Jung”
“Ne?”
“Happy
birthday”
DEG.
Mata musang Yunho melebar tidak percaya.
Menatap punggung Jaejoong yg berjalan menjauh darinya.
Apa?
Apa yg barusan itu?
Happy birthday?
Dari mana Jaejoong tahu kalau hari ini adalah hari
ulang tahunnya?
Omooo, demi apa Yunho merasa sangat senang sekarang?
Walau hanya untaian lirih berbisik, itu cukup memberi
pengaruh besar terhadap dirinya.
-------
Uh.
Jaejoong melenguh malas.
Menatap rumah sederhana yg tidak terlalu besar di
hadapannya saat ini.
Ia malas pulang.
“Aku pulang”
Jaejoong melepas sepatunya dengan lesu.
Ia menghela nafas sejenak dan masuk ke dalam.
Beranjak ke kamarnya dan segera mengganti pakaian.
BRUKK~
Jaejoong menjatuhkan dirinya di atas ranjang.
Ah, lelah sekali.
DDRRTT…DDRRTTT…
Jaejoong tertegun.
Ia melirik ponsel yg dibelinya dengan jerih payah
sendiri itu.
Ada email dari teman SMA nya.
‘From: Lee Taemin
Joongie~! Besok kita reuni! Otte? Kau bisa ikut kan? Semuanya datang!
Hehehehe~ aku ingin sekali bertemu denganmu lagi kau tahu itu?
Kita berkumpul di rumah Chansung arasseo?’
Eoh?
Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Reuni sekolah?
Uwaaaa!!
Jaejoong segera melompat dari baringnya.
Ia benar2 senang!
Ini adalah reuni pertama dirinya dengan teman2
dekatnya setelah 3 tahun mereka berpisah!
Aigoo~
Jaejoong segera berlari keluar kamar.
Mencari Nunanya.
“Nuna!”
“Hum?”
“Besok aku
reuni dengan teman2 SMAku!”
“Terus?”
“Aku pakai
motornya yah? Kami akan bertemu di Myeongdong besok, aku tidak punya ongkos
untuk naik kendaraan umum”
Kim Yorin menaikkan alisnya.
Ia hanya mengangguk tanpa pikir panjang.
Membuat Jaejoong berteriak senang dan segera masuk ke
dalam kamar.
“Hehehe~ Pakai
baju apa yah?” Kekeh Jaejoong senang.
-------
TAP TAP TAP.
Namja cantik itu berjalan semangat pulang ke rumah
hari ini.
Oh well, bukan karena ia akan pergi bertemu dengan
teman2nya.
Bukan.
Itu masalah nanti.
Hmp.
Jaejoong terus tersenyum senang saat ini.
Lengannya memeluk erat boneka beruang raksasa yg baru
saja dibelinya tadi.
Aish.
Akhirnya ia bisa membeli boneka mahal ini!
Namja cantik itu terkekeh geli.
Aigoo~
Bulunya sangat lembut, gumamnya dalam hati.
Yeah, selama ini Jaejoong selalu melihat boneka
beruang cokelat yg terpajang di etalase toko milik Changmin setiap kali ia
pulang kerja.
Mata beningnya yg bulat berkilat2 ketika melihat
boneka itu.
Ia bertekad untuk menabung seluruh gajinya di La Pomme
untuk membeli boneka itu.
Hanya karena boneka beruang ini mengingatkannya akan
seseorang.
“Aku pulang!”
Jaejoong memeluk erat boneka besar itu.
Tinggi beruang raksasa itu mencakup setengah dari
tinggi tubuh Jaejoong.
Namja cantik itu segera berlari ke dalam kamar dan meletakkan
bonekanya di atas ranjang.
Kemudian ia segera mandi dan mengganti baju.
CKLEK.
Jaejoong berjalan menuju dapur.
Ia melihat Nunanya di sana.
“Nuna! Kunci
motornya dimana? Aku akan pergi sekarang!” Ujar Jaejoong senang.
Eoh?
Yeoja berambut pendek itu menaikkan alisnya.
Ia menatap Jaejoong dengan kedua matanya yg sipit.
“Hari ini aku
lembur! Ada banyak cek yg harus kuhitung di Bank, otte?” Tanyanya datar.
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya bergerak pelan.
“Tapi Nuna
sudah janji” Bisiknya lirih.
“Terserah,
kalau kau bisa menjemput Nuna jam sepuluh nanti” Sahut Yorin meneguk minumnya.
“Aku akan
menginap di rumah Chansung, ottokhe? Jebal Nuna, kau kan selalu memakai motor,
sekali ini saja aku pinjam! Nuna bisa pergi dengan teman yg lain ani?”
“Aku tidak
mau! Kenapa harus pergi dengan yg lain? Kau saja!”
“Nuna! Nuna
sudah janji padaku!!”
BRAKK!
Jaejoong tersentak kaget.
Ia tahu suara pintu yg dibanting itu karena Ummanya.
“Ya! Kenapa
berisik sekali eoh? Tidak bisakah kalian diam satu hari saja?!” Bentak yeoja
angkuh itu kesal.
“Umma, Nuna
mengingkari janjinya!” Jerit Jaejoong kesal.
“Ada apa huh?”
“Nuna sudah
janji kalau aku yg akan memakai motor hari ini, Umma, aku ada reuni dengan
teman2 lamaku, tapi Nuna bilang ia tidak bisa karena harus lembur”
“Kim Jaejoong,
mengalah saja kenapa? Nunamu itu sangat jarang mendapat lembur seperti sekarang
ini, dia pasti lelah, kenapa kau ngotot sekali eoh?”
“Kenapa Umma
malah membelanya?! Seharusnya Nuna yg dimarahi! Nuna mengingkari janjinya!”
Aish.
Yeoja berwajah angkuh itu mendengus kesal.
Ia hanya meneguk minumnya dan melenggang pergi menuju
ruang tengah.
Meninggalkan Yorin yg tertawa mengejek di hadapan
Jaejoong.
Namja cantik itu mengepalkan jemarinya dengan erat.
BENCI!
BENCI!
BENCI!
Hanya satu kata itu yg terus berulang2 di kepalanya.
Mata bulatnya yg memerah menahan tangis menatap tajam
yeoja berambut pendek itu.
Jaejoong menggeram kesal.
Kenapa selalu seperti ini?
Kenapa harus ia yg mengalah?
Kenapa Nunanya begitu egois?
BRAKK!
Jaejoong membanting kursi yg ada di dekatnya.
Mengacuhkan tawa lantang dari Nunanya.
Ia berjalan menuju rak penyimpanan di dapur.
Kemudian ia berjalan menghampiri Nunanya setelah
berhasil mendapatkan apa yg ia cari.
SRAT!!
“AAKKHH!!”
BRUKK!
Kim Heechul tersentak kaget.
Barusan ia mendengar suara teriakan putri sulungnya.
Yeoja berwajah angkuh itu segera berlari menuju dapur.
Ia memekik kaget mendapati Jaejoong yg baru saja
menggores wajah Nunanya dengan pisau.
Kim Yorin memekik perih seraya menekan pipinya yg
terus mengucurkan darah.
“KIM
JAEJOONG!” Teriak Yorin lantang.
Mata sipitnya melotot marah.
Sementara Jaejoong hanya memasang wajah datar.
Emosi menggelapkan pikirannya.
Seluruh emosi yg dihasilkan Nunanya meluap ke
permukaan.
Jaejoong duduk di atas tubuh Nunanya yg terlentang di
lantai dapur.
Ia mengangkat pisau tajam itu tinggi2.
Yorin menggeleng takut.
Ia menangis.
SLEB!!
“AAAAKKKHH!!!”
SLEBB!!
SLEBB!!
SLEBB!!
Yeoja berwajah angkuh itu shock.
Ia terjatuh di pintu dapur.
Mata bulatnya menatap tidak percaya putra bungsunya yg
sedang menusuk wajah Nunanya dengan sadis disana.
Berkali2 pisau tajam itu menusuk wajah cantik Yorin.
Jaejoong tidak peduli darah Nunanya mengotori dirinya
atau tidak.
Satu2nya yg ia rasakan saat ini adalah, emosinya yg
meluap2.
SLEBB!
Tidak terdengar lagi suara teriakan atau pun rintihan.
Tusukan terakhir dari Jaejoong menancap di mata kanan
Nunanya.
Wajah cantik itu hancur.
Bibirnya yg sobek, pipinya yg bolong, mata kirinya yg
hancur.
Jaejoong menghela nafas pendek.
Ia beranjak dari tubuh Nunanya yg tidak bernafas lagi.
Berjalan melewati Heechul yg gemetaran di sudut
tembok.
Ia mencuci wajahnya yg bersimbah darah dan mengelapnya
dengan handuk.
TAP TAP TAP.
Jaejoong berjalan masuk ke kamarnya.
Menutup pintu itu dengan sangat pelan dan naik ke atas
ranjang.
Ia memeluk boneka beruang raksasanya seraya menekuk
lututnya.
Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Ia hanya diam.
Sementara itu, Heechul yg shock segera meraih
ponselnya.
Jarinya bergetar hebat.
Tenggorokannya tercekat.
Matanya bergerak takut menatap mayat yg ada di
hadapannya saat ini dengan wajah yg tidak terbentuk lagi.
“Yo..Yo..Yobeseyo..Hiks..A..Ada..Pe..Pem..Pembu..nuhan..Hiks..Di..Di..Di
R..R..Rumahku..Hiks..”
-------
Yunho menatap bingung teman baiknya yg satu ini.
Yoochun terlihat sangat panik dan bingung.
Kenapa?
Padahal ia baru saja tiba mengunjungi apertemen namja
chubby ini lima menit yg lalu.
“Yunho! Ada
pembunuhan di daerah Gwangju! Aku harus kesana, kau ikut?”
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya melebar.
Ia segera mengangguk tanpa pikir panjang.
Dua namja itu segera melesat menuju lokasi pembunuhan.
Para polisi yg sudah menjaga tempat itu segera melapor
kepada Yoochun, inspektur polisi Seoul.
Sementara itu, Yunho hanya bisa terpaku.
Mata musangnya melirik sosok cantik yg sedang menangis
tersedu2 di depan rumah.
Hei, wajah yeoja itu terasa tidak asing.
“Yunho, kau
ikut ke dalam atau diluar?”
Yunho tidak menyahut.
Ia segera melesat menghampiri Yoochun yg sudah masuk
ke dalam.
DEG.
Jantung Yunho bergemuruh hebat.
Menatap tidak percaya mayat bersimbah darah yg
tergeletak di lantai.
Pisau dapur itu menancap di mata kanannya.
Sepertinya ditusuk dengan penuh emosi. Pikirnya dalam
hati.
Yunho melirik Yoochun yg berjalan menuju kamar yg ada
di sudut.
Ia segera mengikuti teman baiknya itu.
CKLEK.
DEG.
Demi tuhan.
Mata musang Yunho melebar tidak percaya.
Jantungnya berdebar.
Darahnya berdesir.
Menatap sosok cantik yg selama ini dikaguminya sedang
duduk di atas ranjang dengan boneka beruangnya yg besar.
“Jaejoongie??”
Gumam Yunho shock.
Yoochun menaikkan alisnya.
Ia berbalik menatap sahabatnya.
“Wae? Kau
mengenalnya? Namja cantik ini baru saja membunuh Nunanya sendiri di dapur, aku
sudah mendapat laporan”
Yunho mengangguk lemah.
Ia seakan terpaku di tempat.
Menatap para polisi yg memborgol pergelangan tangan
Jaejoong.
Namja cantik itu hanya diam.
Mata beningnya terlihat redup.
Ia hanya menatap kosong ke depan.
“Ung”
Jaejoong bergumam pelan.
Ia menggerakkan tangannya yg terborgol.
Yoochun menaikkan alisnya.
Ia tahu kalau Jaejoong kesulitan memeluk boneka
beruangnya yg besar.
“Lepaskan borgolnya”
Perintah Yoochun tegas.
Polisi itu mengangguk.
Mereka segera melepas borgol Jaejoong.
Namja cantik itu berbalik.
Ia meraih boneka beruang besar itu dan memeluknya
dengan sangat erat.
Kakinya melangkah mengikuti para polisi yg berdiri di sekelilingnya.
Meninggalkan sosok tampan yg terpaku di tempatnya.
-------
Yunho menatap Jaejoong yg duduk di dalam sel dengan
tatapan yg tidak bisa diartikan.
Namja cantik itu hanya diam seraya memeluk boneka
beruangnya.
Ia tidak bergeming.
Bahkan hanya diam saat ditanyai keterangan oleh para
polisi.
“Yoochun ah”
“Hm?”
Yunho menelan salivanya.
“Bisakah kau
melepas namja cantik itu?”
“Mwo??”
Yoochun membulatkan matanya.
Menatap tidak percaya Yunho yg terlihat sedikit
memohon padanya.
“Aku sudah
menyuruh salah satu bawahanku untuk mengganti hukuman Jaejoong, namja itu mau
melakukannya dengan syarat aku akan membayarnya 500 juta won”
“Yunho?? Kau
gila??”
“Kumohon!
Tidakkah kau melihat ekspresi wajahnya? Jaejoong tersiksa!”
“Tapi dia
sudah membunuh!”
“Kumohon! Kau
teman baikku, Yoochun ah..Kumohon!”
Yoochun menghela nafasnya.
Oh well.
Tidak akan ada yg tahu kalau ia menuduh orang lain
sebagai otak dari pembunuhan sadis ini.
Ia inspektur polisi, tidak akan ada yg berani membantahnya
hm?
Yoochun tidak menyahut lagi permohonan Yunho.
Ia hanya berjalan menuju sel namja cantik itu dan
membukanya.
“Kim Jaejoong,
kau bebas”
Yunho tersenyum lega.
Menatap sosok cantik yg berdiri dari duduknya dan
berjalan keluar sel.
“Aku berhutang
padamu Yoochun ah” Ujar Yunho seraya memeluk sahabatnya.
Yoochun mendesah pendek.
Ia hanya mengangguk seraya menepuk punggung Yunho.
-------
“Mulai hari
ini kau tinggal bersamaku ne?”
Jaejoong mengangguk.
Ia duduk di atas ranjang milik Yunho.
Namja tampan itu hanya tersenyum kecil melihatnya.
Yunho ikut duduk di samping Jaejoong.
Ia memeluk bahu namja cantik itu dari samping dan
mengecup rambut hitamnya.
“Tidak ada yg
akan mengusikmu mulai saat ini” Bisiknya lembut.
Jaejoong tidak bergeming.
Matanya hanya menatap kosong lantai yg ada di
hadapannya.
“Kka, kita
tidur sekarang”
Jaejoong melepas pelukannya pada boneka itu.
Ia segera berbaring di ranjang dan menatap Yunho yg
tersenyum lembut padanya.
Namja tampan itu meletakkan boneka milik Jaejoong di
sampingnya.
“Pejamkan
matamu”
Mata bening itu terpejam.
Deru nafasnya perlahan menjadi teratur.
Yunho tahu Jaejoong sudah terlelap.
Cepat sekali, pikirnya.
Namja tampan itu tersenyum kecil seraya memeluk
Jaejoong.
Ia mengecup puncak kepala namja cantik itu dengan
lembut dan berbisik pelan.
“Semuanya akan
baik2 saja sekarang..”
-------
Sudah seminggu.
Dan Jaejoong sama sekali tidak berubah.
Namja cantik itu menurut patuh dengan segala yg
dikatakan Yunho padanya.
Dan begitu juga sebaliknya.
Yunho mengerti kalau Jaejoong tidak suka di bantah.
Namja tampan itu akan melakukan apa pun yg diinginkan
Jaejoong untuk mengembalikan satu titik senyum manisnya yg telah lama hilang.
Jujur, Yunho sangat merindukan raut ceria namja cantik
itu.
“Jaejoongie,
aku berangkat nee? Hari ini aku pulang terlambat, tunggu aku ara?”
Jaejoong mengangguk.
Mata beningnya menatap Yunho yg tersenyum padanya dan
mengecup dahinya.
Namja tampan itu menepuk kepala beruang yg digenggam
Jaejoong sejak tadi.
Kemudian ia pergi ke kantornya.
Meninggalkan Jaejoong seorang diri.
Namja cantik itu berbalik.
Menatap seorang maid berambut hitam yg berdiri di
dapur.
Jaejoong menghampiri yeoja itu.
“Aku mau kue”
Ujarnya datar.
Maid bername tag Go Ahra itu mengangguk.
Ia segera membuka kulkas besar itu dan mencari kue
untuk Jaejoong.
“Cha”
“Pakai madu”
Eoh?
Ahra mengernyitkan dahinya.
Ia menggeleng.
“Tidak bisa!
Madu ini milik Tuan Jung!”
Raut ekspresi Jaejoong berubah perlahan.
Dahinya mengernyit.
Alisnya bertaut.
Mata besarnya menatap tajam maid yg ada di hadapannya
saat ini.
“Berikan
padaku!” Erang Jaejoong kesal.
“Ya! Seenaknya
saja kau membentakku eh? Kau pikir kau siapa huh? Datang2 merebut perhatian
Tuan Jung dan berkeliaran di rumah ini! Tidak bisa! Kalau kau mau kue beli saja
sendiri!” Bentak maid itu keras.
Jaejoong mendengus.
Mata beningnya mengerjap.
Ia melihat wajah Nunanya disana.
Oh shit.
Namja cantik itu berjalan menjauh.
Ia mengambil pisau yg ada di dekat meja makan dan
berbalik mendatangi Ahra.
“Apa
yg---UKKHHH!!”
Yeoja berambut hitam itu terjatuh.
Jaejoong hanya berdiri diam di hadapannya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap cairan merah yg mengucur dari perut yeoja
berambut hitam itu.
Ah, ia menusuknya dengan keras.
Go Ahra merintih kesakitan.
Wajahnya memucat.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Jari2nya bergetar hebat.
Choi Minho, asisten Yunho yg tidak sengaja melewati
pintu dapur membelalakkan matanya kaget.
Ia segera meraih ponselnya menghubungi tuannya.
-------
“Bereskan
semuanya, hilangkan semua jejak”
Minho mengangguk patuh.
Ia segera mengangkat mayat maid berambut hitam itu dan
memindahkannya.
Yunho menghela nafas.
Ia berbalik menatap Jaejoong yg menunduk.
“Kka, kita
mandi”
Jaejoong mengangguk.
Yunho meraih jemarinya dan menyeretnya ke dalam kamar.
Namja tampan itu membuka pakaian yg dikenakan Jaejoong
dan menyuruhnya masuk ke dalam bathtup.
Jaejoong hanya menurut patuh.
Mata beningnya bergerak pelan.
Yunho menggulung lengan kemejanya.
Ia meraih spons busa dan menggosok cipratan darah yg
ada di lengan Jaejoong.
Mengusapnya dengan sangat lembut.
Sementara Jaejoong hanya diam memainkan busa2 di
dekatnya.
“Kau tidak
boleh membunuh orang sesukamu” Ujar Yunho akhirnya.
“Aku tidak
suka dibentak” Balas Jaejoong datar.
DEG.
Mata musang Yunho bergerak pelan.
Ia tertegun.
Ini pertama kalinya Jaejoong menyahut ucapannya, oh
gosh!
“Kalau begitu
itu salahnya” Ujar Yunho lagi.
Jaejoong menoleh.
Ia menaikkan alisnya.
“Menurutmu
begitu?” Tanyanya berbisik.
Yunho tersenyum kecil.
Ah, ia begitu mencintai namja cantik ini.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
CUP.
Kedua bibir itu saling bertaut untuk yg pertama
kalinya.
Jaejoong tidak bergeming.
Ia hanya memejamkan matanya merasakan lumatan singkat
dari bibir Yunho.
Namja tampan itu segera menjauhkan wajahnya dan
kembali menyirami tubuh Jaejoong dengan air.
-------
Jaejoong menggenggam tangan boneka beruangnya yg besar
dan menyeretnya ke ruang tengah.
Ia duduk di atas sofa dan menatap layar plasma raksasa
yg ada di hadapannya saat ini.
Kemudian ia melirik maid berambut pirang yg ada di
dekatnya.
Ah, maid baru yg dipekerjakan Yunho.
“Siapa
namamu?”
Maid itu tersenyum manis.
Ia membungkukkan tubuhnya.
“Nana Kim
imnida” Ujarnya pelan.
Jaejoong mengerjapkan matanya.
“Nana”
“Ne?”
“Aku mau kue
cokelat”
Maid berambut blonde itu mengangguk.
Ia segera berjalan ke dapur dan mengambilkan kue yg
ada di dalam kulkas.
Mengacuhkan bisik2 para maid lain yg berjejer di sana.
TREK.
Jaejoong menatap datar kue cokelat itu.
“Madu”
Bisiknya pelan.
Nana Kim kembali mengangguk.
Ia berjalan kembali ke dapur dan mengambil setoples
mungil madu segar.
Kemudian ia mengoleskannya ke atas cake itu.
Maid blonde itu memotong cake itu menjadi segitiga
sedang dan menaruhnya di atas piring kecil.
Ia meletakkan kue itu di meja.
Tepat di hadapan Jaejoong.
Namja cantik itu meraih sendok kuenya.
Ia menyuapkan satu potong ke dalam mulut mungilnya dan
mengunyah.
Kemudian ia mengambil satu potong lagi.
“Untukku?”
Jaejoong mengangguk.
Maid blonde itu tersenyum manis.
Ia segera membuka mulutnya dan melahap kue itu.
“Khamsahamnida” Ujar Nana berbisik.
CKLEK.
“Aku pulang”
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yg membuka jasnya.
Namja tampan itu memperhatikan maid blonde yg berlutut
di atas hambal.
Kemudian Jaejoong yg melahap potongan kecil kue
cokelatnya.
Yunho tersenyum kecil dan duduk di samping Jaejoong.
Namja cantik itu mengambil potongan besar.
Ia memberikannya untuk Yunho.
“Ini terlalu
besar, aku tidak akan bisa mengunyahnya dengan baik, Joongie” Ujar Yunho
menaikkan alisnya.
Jaejoong mengerutkan dahi.
Yunho hanya menghela nafas dan membuka mulutnya.
Kue itu hanya masuk setengahnya.
Yunho baru saja akan melahap semuanya sebelum Jaejoong
menangkup kedua sisi wajahnya dengan tangan.
Mata musang itu melebar.
Menatap tidak percaya Jaejoong yg menggigit sebagian
kue yg terjulur keluar.
Ia bisa merasakan bibir mereka bergesek pelan.
Namja cantik itu mengunyah kuenya dengan santai.
Kemudian ia menyerahkan potongan terakhir untuk Nana
dan membiarkan maid itu membereskan piring kotor itu.
“Kka, sudah
waktunya untuk tidur”
Jaejoong mengangguk.
Ia meraih tangan boneka beruangnya dan berjalan
mengikuti Yunho.
-------
CKLEK.
Mata bening itu terbuka ketika pintu tertutup.
Ia menoleh.
Yunho tidak ikut berbaring seperti biasanya hari ini.
Jaejoong beranjak duduk.
Lama ia terdiam, sampai kemudian wajahnya menoleh
menatap boneka beruang besar itu.
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecil.
Senyum yg tidak pernah terlukis lagi selama ini.
Namja cantik itu turun dari ranjang.
Ia menyeret boneka besar itu keluar kamar.
“Disana”
Maid berseragam itu saling menunjuk ke lorong sebelah
kanan.
Seolah memberitahu Jaejoong kalau Yunho ada di sana.
Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya.
Mengucapkan terima kasih dan tersenyum manis.
Membuat para maid berseragam itu tertegun kaget.
Wajah mereka merona merah.
Omo.
Ini pertama kalinya Jaejoong melakukan hal itu kepada
mereka.
TAP TAP TAP.
Namja cantik itu berjalan menghampiri ruang kerja
Yunho.
Pintu cokelat itu setengah terbuka.
Namja cantik itu hanya berdiri diam di sana.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap Yunho yg sedang bekerja.
Sepuluh menit kemudian Yunho mengangkat wajahnya.
Ia mengerang pelan seraya meregangkan kedua lengannya.
“Omo”
Namja tampan itu tersentak kaget menyadari sosok
cantik yg tengah menatap tajam dirinya.
Ia mengernyit.
“Sejak kapan
kau berdiri disana eoh? Kenapa tidak masuk?”
Jaejoong membuka pintu itu.
Ia melangkah masuk dengan boneka beruangnya.
Yunho berdiri dari duduknya.
Menghampiri Jaejoong yg ada di hadapannya.
GREPP!
DEG.
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat.
Menatap Jaejoong yg memeluk dirinya secara tiba2.
Jantungnya mulai berdebar2.
Oh gosh.
“Gomawo..”
Bisik Jaejoong lirih.
Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk pelan dan mengusap punggung namja cantik
itu.
“Ayo kita
ulang dari awal”
Eoh?
Yunho menanggapi kalimat Jaejoong itu dengan alis
bertaut.
Namja cantik itu melepas pelukannya.
Ia menatap Yunho dan membungkukkan tubuhnya.
“Anyeong
haseyo, Kim Jaejoong imnida”
Hmp.
Namja tampan itu tersenyum lebar.
Merasa geli dengan tingkah Jaejoong saat ini.
Namja cantik itu benar2 menggemaskan.
“Nee, anyeong
do, Jung Yunho imnidaa” Ujar Yunho ikut membungkukkan tubuhnya.
Jaejoong membenarkan posisi beruangnya.
Ia membuat boneka itu seakan membungkuk dan bersuara
lirih.
“Anyeong, Jung
Yunnie bear imnidaa”
DEG.
Yunho tertegun.
Matanya bergerak pelan.
Menatap Jaejoong yg kembali memeluk beruang itu.
“Jung Yunnie?”
Tanya Yunho tersenyum.
Jaejoong mengangguk.
Ia mengangkat boneka besar itu tepat di hadapan Yunho.
“Dia sangat
mirip denganmu” Ujar Jaejoong pelan.
Eoh?
Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Jadi, selama ini Jaejoong menganggap boneka itu adalah
dirinya, begitukah?
Yunho mengerjap pelan.
Mengingat apa saja yg selalu dilakukan Jaejoong
terhadap boneka itu.
Memeluknya, mendekapnya, dan selalu memegangnya.
“Hehehe, kau
salah” Kekeh Yunho geli.
Jaejoong mengernyit.
“Yg ini
namanya Jung Yunho” Ujar Yunho seraya menunjuk boneka itu.
“Hung?” Gumam
Jaejoong menatap bonekanya.
“Dan yg ini
Jung Yunnie” Sambung Yunho menunjuk dirinya.
Mata bening Jaejoong berkilat.
Ia tertawa kecil.
Mengangguk setuju dan memeluk Yunho sekali lagi.
“Saranghae..”
Bisiknya pelan.
Yunho tersenyum kecil.
Ah, tidak, ia tersenyum lebar.
“Na do”
Sahutnya ikut berbisik.
Namja cantik itu menyurukkan wajahnya di dada bidang
Yunho.
Ia berbisik lirih.
“Aku membenci
Nunaku, dia selalu membuatku marah”
“Hmm”
“Sebenarnya di
hari ulang tahunmu waktu itu, aku membuat kue untukmu, tapi kue itu dimakan
Nunaku..Mianhae..”
“Gwenchana”
“Hung..”
Yunho menghela nafasnya.
Ia mengelus punggung namja cantik ini dengan sangat
lembut.
Mata musangnya terpejam.
Ah, butuh waktu yg sangat lama untuk mengerti
bagaimana cara namja cantik ini memperlihatkan emosinya ani?
“Aku pikir kau
marah padaku..Aku pikir kau akan mengekangku..Maaf..” Ujar Jaejoong pelan.
“Aku malah
berpikir kalau kau membenciku” Sahut Yunho terkekeh.
“Aku..Aku
hanya butuh waktu lama untuk menghilangkan emosiku yg terpendam..Semuanya
karena Nunaku..”
“Ssh, jangan
menyalahkannya, dia sudah tidak ada”
“Kau benar,
dia sudah tidak ada”
“Hmm”
“Ummaku
dimana?”
“Ummamu
mengalami gangguan kejiwaan karena stress”
“Dia di rumah
sakit jiwa sekarang?”
“Well”
“Itu tempat yg
sangat cocok untuknya”
Yunho hanya menggumam tidak jelas seraya menepuk pelan
punggung Jaejoong.
Ia menghela nafasnya.
“Yunnie”
“Hum?”
“Ayo tidur..”
Eoh?
Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia mengangguk.
“Ayo”
“Besok kita ke
La Pomme otte?”
“Ide bagus”
“Aku
merindukan Junsu”
“Aku juga merindukanmu”
“Eeh?”
“Oppsso”
Namja tampan itu menggiring Jaejoong beranjak keluar
ruangan.
Ia mematikan lampu dan menutup pintunya.
CKLEK.
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar