This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/EMOTION


Tittle: EMOTION

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-scared-lalalaa~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Anyeong, Jung Yunnie bear imnidaa”

.
.
.


Sosok tampan yg sedang membaca koran itu diam2 mengintip dari balik kertas abu2nya.
Mata musangnya bergerak pelan memperhatikan sang pelayan café La Pomme yg ceria itu.
Ia tersenyum kecil.


TAP TAP TAP.


  “Anyeong~! Tuan Jung pesan apa hari ini? Coffee Latte madu lagi kah?”

Yunho tersenyum di balik korannya.
Ia menutup lapisan kertas berwarna abu2 itu seraya menatap sang pelayan berambut hitam itu.
Jujur saja, namja tampan ini sedang mati2an menahan jari2nya yg bergetar karena debaran jantungnya yg terasa menggila.

Demi Author.
Ia mencintai pelayan café yg satu ini.

  “Ne Joongie” Sahutnya lembut.

Pelayan bername tag Kim Jaejoong itu tertawa renyah.
Ia mengangguk dan segera berlari menuju counter café.

  “Ya! Kim Jaejoong! Berapa kali harus kuperingatkan jangan berlari2 seperti itu eoh? Kalau kau jatuh nanti luka!” Omel Junsu, sang kasir.

Jaejoong hanya tertawa lantang.
Ia mengangguk seraya menepuk2 bahu temannya.
Membuat Yunho tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum.
Lagi, namja cantik itu berhasil membuat harinya yg jenuh kembali terasa indah hanya dengan tawa cerianya.


-------


  “Aku pulang”

Namja cantik itu melepas sepatunya.
Ia berjalan masuk ke rumah dengan malas2an.
Jujur saja, ia benci pulang ke rumah ini lagi.
Aish.

  “Nuna! Itu kue milikku! Aku membuatnya karena ada yg berulang tahun di café besok! Kenapa dimakan?!” Jerit Jaejoong kaget.

Sosok cantik berambut pendek yg sedang duduk di depan TV itu hanya melirik adiknya sekilas.
Mata cokelatnya memutar malas.

  “Salah sendiri kenapa tidak diberi label” Ujarnya santai.

  “Kenapa harus ada label?! Seharusnya Nuna tahu kalau itu bukan milik Nuna! AISH!!” Marah Jaejoong kesal.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari kamar.
Well, rumah ini hanya rumah sederhana dari sekian banyak rumah di Seoul.
Jaejoong bukanlah pemuda yg cukup kaya.

  “Ada apa ini ribut2 eoh? Tidak bisakah kalian tenang sehari saja?” Tanya Heechul kesal.

Jaejoong melirik Ummanya dengan tatapan yg sama.
Ia mendengus.

  “Umma! Nuna memakan kueku! Aku membuatnya dengan susah payah karena ada yg berulang tahun di café besok!!”

  “Eoh? Kau bisa membelinya lagi, Joongie, tidak perlu emosi seperti itu”

  “Apa? Uang dari mana? Seluruh uangku sudah habis untuk kue itu!”

  “Sekali2 kan tidak apa, kau bisa memberi kue lagi di ulang tahunnya tahun depan kan? Nunamu capek setelah bekerja seharian di Bank”

  “Tuh kan! Nuna bekerja di Bank! Gajinya pasti lebih besar dari pada aku! Kenapa ia tidak bisa membeli kuenya sendiri??”


BRAKK!


Namja cantik itu tersentak kaget.
Menatap sang Umma yg terlihat sangat marah.

  “Kau ini sudah besar, Kim Jaejoong! Jangan kekanakan! Itu hanya satu buah kue cokelat biasa!”

Uh.
Jaejoong menggeram kesal.
Jemarinya terkepal erat memperhatikan Nunanya yg terkekeh seraya memakan kue itu.

  “Bagi kalian itu memang kue biasa, tapi tidak untukku!!”

  “YYAA! Berani sekali kau membentak Umma eoh?!”

Jaejoong tidak peduli.
Ia segera berlari masuk ke dalam kamarnya.
Membanting pintu dengan penuh emosi.

Oh shit.
Haruskah ia memendam emosinya lagi hari ini??
Kenapa mereka tidak pernah bisa mengerti?
Kenapa Umma tidak pernah bisa membelanya sekali saja??

  “Aku benci Kim Yorin! Kau bukan Nunaku! Kau wanita jalang!!” Jerit Jaejoong seraya memukul ranjangnya.



-------


Hari ini Yunho kembali duduk di café La Pomme seperti biasa.
Membaca koran sekedar mengalihkan perhatian.
Oh wait.
Ada yg aneh hari ini.

Kemana suara tawa ceria itu?

Jaejoong terlihat sedikit pendiam hari ini.
Ada yg salah? Pikir Yunho bingung.

  “Anyeong, Tuan Jung, pesan seperti biasa?”

Yunho mengernyitkan dahinya.
Suara itu terdengar seperti dipaksakan.
Apakah namja cantik ini sedang ada masalah?

  “Um, ne” Sahut Yunho datar.

Ah, namja tampan ini tidak tahu harus berekspresi seperti apa.
Jaejoong tampak mengangguk pelan.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Tuan Jung”

  “Ne?”

  “Happy birthday”


DEG.


Mata musang Yunho melebar tidak percaya.
Menatap punggung Jaejoong yg berjalan menjauh darinya.
Apa?
Apa yg barusan itu?

Happy birthday?

Dari mana Jaejoong tahu kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya?
Omooo, demi apa Yunho merasa sangat senang sekarang?
Walau hanya untaian lirih berbisik, itu cukup memberi pengaruh besar terhadap dirinya.


-------


Uh.
Jaejoong melenguh malas.
Menatap rumah sederhana yg tidak terlalu besar di hadapannya saat ini.
Ia malas pulang.

  “Aku pulang”

Jaejoong melepas sepatunya dengan lesu.
Ia menghela nafas sejenak dan masuk ke dalam.
Beranjak ke kamarnya dan segera mengganti pakaian.


BRUKK~


Jaejoong menjatuhkan dirinya di atas ranjang.
Ah, lelah sekali.


DDRRTT…DDRRTTT…


Jaejoong tertegun.
Ia melirik ponsel yg dibelinya dengan jerih payah sendiri itu.
Ada email dari teman SMA nya.

  From: Lee Taemin

Joongie~! Besok kita reuni! Otte? Kau bisa ikut kan? Semuanya datang!
Hehehehe~ aku ingin sekali bertemu denganmu lagi kau tahu itu?
Kita berkumpul di rumah Chansung arasseo?

Eoh?

Namja cantik itu menaikkan alisnya.
Reuni sekolah?
Uwaaaa!!
Jaejoong segera melompat dari baringnya.
Ia benar2 senang!
Ini adalah reuni pertama dirinya dengan teman2 dekatnya setelah 3 tahun mereka berpisah!

Aigoo~

Jaejoong segera berlari keluar kamar.
Mencari Nunanya.

  “Nuna!”

  “Hum?”

  “Besok aku reuni dengan teman2 SMAku!”

  “Terus?”

  “Aku pakai motornya yah? Kami akan bertemu di Myeongdong besok, aku tidak punya ongkos untuk naik kendaraan umum”

Kim Yorin menaikkan alisnya.
Ia hanya mengangguk tanpa pikir panjang.
Membuat Jaejoong berteriak senang dan segera masuk ke dalam kamar.

  “Hehehe~ Pakai baju apa yah?” Kekeh Jaejoong senang.


-------


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu berjalan semangat pulang ke rumah hari ini.
Oh well, bukan karena ia akan pergi bertemu dengan teman2nya.
Bukan.
Itu masalah nanti.

Hmp.

Jaejoong terus tersenyum senang saat ini.
Lengannya memeluk erat boneka beruang raksasa yg baru saja dibelinya tadi.
Aish.
Akhirnya ia bisa membeli boneka mahal ini!

Namja cantik itu terkekeh geli.
Aigoo~
Bulunya sangat lembut, gumamnya dalam hati.

Yeah, selama ini Jaejoong selalu melihat boneka beruang cokelat yg terpajang di etalase toko milik Changmin setiap kali ia pulang kerja.
Mata beningnya yg bulat berkilat2 ketika melihat boneka itu.
Ia bertekad untuk menabung seluruh gajinya di La Pomme untuk membeli boneka itu.

Hanya karena boneka beruang ini mengingatkannya akan seseorang.

  “Aku pulang!”

Jaejoong memeluk erat boneka besar itu.
Tinggi beruang raksasa itu mencakup setengah dari tinggi tubuh Jaejoong.
Namja cantik itu segera berlari ke dalam kamar dan meletakkan bonekanya di atas ranjang.
Kemudian ia segera mandi dan mengganti baju.


CKLEK.


Jaejoong berjalan menuju dapur.
Ia melihat Nunanya di sana.

  “Nuna! Kunci motornya dimana? Aku akan pergi sekarang!” Ujar Jaejoong senang.

Eoh?

Yeoja berambut pendek itu menaikkan alisnya.
Ia menatap Jaejoong dengan kedua matanya yg sipit.

  “Hari ini aku lembur! Ada banyak cek yg harus kuhitung di Bank, otte?” Tanyanya datar.


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata bulatnya bergerak pelan.

  “Tapi Nuna sudah janji” Bisiknya lirih.

  “Terserah, kalau kau bisa menjemput Nuna jam sepuluh nanti” Sahut Yorin meneguk minumnya.

  “Aku akan menginap di rumah Chansung, ottokhe? Jebal Nuna, kau kan selalu memakai motor, sekali ini saja aku pinjam! Nuna bisa pergi dengan teman yg lain ani?”

  “Aku tidak mau! Kenapa harus pergi dengan yg lain? Kau saja!”

  “Nuna! Nuna sudah janji padaku!!”


BRAKK!


Jaejoong tersentak kaget.
Ia tahu suara pintu yg dibanting itu karena Ummanya.

  “Ya! Kenapa berisik sekali eoh? Tidak bisakah kalian diam satu hari saja?!” Bentak yeoja angkuh itu kesal.

  “Umma, Nuna mengingkari janjinya!” Jerit Jaejoong kesal.

  “Ada apa huh?”

  “Nuna sudah janji kalau aku yg akan memakai motor hari ini, Umma, aku ada reuni dengan teman2 lamaku, tapi Nuna bilang ia tidak bisa karena harus lembur”

  “Kim Jaejoong, mengalah saja kenapa? Nunamu itu sangat jarang mendapat lembur seperti sekarang ini, dia pasti lelah, kenapa kau ngotot sekali eoh?”

  “Kenapa Umma malah membelanya?! Seharusnya Nuna yg dimarahi! Nuna mengingkari janjinya!”

Aish.
Yeoja berwajah angkuh itu mendengus kesal.
Ia hanya meneguk minumnya dan melenggang pergi menuju ruang tengah.
Meninggalkan Yorin yg tertawa mengejek di hadapan Jaejoong.

Namja cantik itu mengepalkan jemarinya dengan erat.

BENCI!
BENCI!
BENCI!

Hanya satu kata itu yg terus berulang2 di kepalanya.
Mata bulatnya yg memerah menahan tangis menatap tajam yeoja berambut pendek itu.
Jaejoong menggeram kesal.
Kenapa selalu seperti ini?
Kenapa harus ia yg mengalah?
Kenapa Nunanya begitu egois?


BRAKK!


Jaejoong membanting kursi yg ada di dekatnya.
Mengacuhkan tawa lantang dari Nunanya.
Ia berjalan menuju rak penyimpanan di dapur.
Kemudian ia berjalan menghampiri Nunanya setelah berhasil mendapatkan apa yg ia cari.


SRAT!!


  “AAKKHH!!”


BRUKK!


Kim Heechul tersentak kaget.
Barusan ia mendengar suara teriakan putri sulungnya.
Yeoja berwajah angkuh itu segera berlari menuju dapur.
Ia memekik kaget mendapati Jaejoong yg baru saja menggores wajah Nunanya dengan pisau.

Kim Yorin memekik perih seraya menekan pipinya yg terus mengucurkan darah.
 
  “KIM JAEJOONG!” Teriak Yorin lantang.

Mata sipitnya melotot marah.
Sementara Jaejoong hanya memasang wajah datar.
Emosi menggelapkan pikirannya.
Seluruh emosi yg dihasilkan Nunanya meluap ke permukaan.

Jaejoong duduk di atas tubuh Nunanya yg terlentang di lantai dapur.
Ia mengangkat pisau tajam itu tinggi2.

Yorin menggeleng takut.
Ia menangis.


SLEB!!


  “AAAAKKKHH!!!”


SLEBB!!

SLEBB!!

SLEBB!!


Yeoja berwajah angkuh itu shock.
Ia terjatuh di pintu dapur.
Mata bulatnya menatap tidak percaya putra bungsunya yg sedang menusuk wajah Nunanya dengan sadis disana.

Berkali2 pisau tajam itu menusuk wajah cantik Yorin.
Jaejoong tidak peduli darah Nunanya mengotori dirinya atau tidak.
Satu2nya yg ia rasakan saat ini adalah, emosinya yg meluap2.


SLEBB!


Tidak terdengar lagi suara teriakan atau pun rintihan.
Tusukan terakhir dari Jaejoong menancap di mata kanan Nunanya.
Wajah cantik itu hancur.
Bibirnya yg sobek, pipinya yg bolong, mata kirinya yg hancur.
Jaejoong menghela nafas pendek.

Ia beranjak dari tubuh Nunanya yg tidak bernafas lagi.
Berjalan melewati Heechul yg gemetaran di sudut tembok.
Ia mencuci wajahnya yg bersimbah darah dan mengelapnya dengan handuk.


TAP TAP TAP.


Jaejoong berjalan masuk ke kamarnya.
Menutup pintu itu dengan sangat pelan dan naik ke atas ranjang.
Ia memeluk boneka beruang raksasanya seraya menekuk lututnya.
Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.
Ia hanya diam.

Sementara itu, Heechul yg shock segera meraih ponselnya.
Jarinya bergetar hebat.
Tenggorokannya tercekat.
Matanya bergerak takut menatap mayat yg ada di hadapannya saat ini dengan wajah yg tidak terbentuk lagi.

  “Yo..Yo..Yobeseyo..Hiks..A..Ada..Pe..Pem..Pembu..nuhan..Hiks..Di..Di..Di R..R..Rumahku..Hiks..”


-------


Yunho menatap bingung teman  baiknya yg satu ini.
Yoochun terlihat sangat panik dan bingung.
Kenapa?
Padahal ia baru saja tiba mengunjungi apertemen namja chubby ini lima menit yg lalu.

  “Yunho! Ada pembunuhan di daerah Gwangju! Aku harus kesana, kau ikut?”

Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya melebar.
Ia segera mengangguk tanpa pikir panjang.

Dua namja itu segera melesat menuju lokasi pembunuhan.
Para polisi yg sudah menjaga tempat itu segera melapor kepada Yoochun, inspektur polisi Seoul.
Sementara itu, Yunho hanya bisa terpaku.

Mata musangnya melirik sosok cantik yg sedang menangis tersedu2 di depan rumah.
Hei, wajah yeoja itu terasa tidak asing.

  “Yunho, kau ikut ke dalam atau diluar?”

Yunho tidak menyahut.
Ia segera melesat menghampiri Yoochun yg sudah masuk ke dalam.


DEG.


Jantung Yunho bergemuruh hebat.
Menatap tidak percaya mayat bersimbah darah yg tergeletak di lantai.
Pisau dapur itu menancap di mata kanannya.
Sepertinya ditusuk dengan penuh emosi. Pikirnya dalam hati.

Yunho melirik Yoochun yg berjalan menuju kamar yg ada di sudut.
Ia segera mengikuti teman baiknya itu.


CKLEK.


DEG.


Demi tuhan.
Mata musang Yunho melebar tidak percaya.
Jantungnya berdebar.
Darahnya berdesir.
Menatap sosok cantik yg selama ini dikaguminya sedang duduk di atas ranjang dengan boneka beruangnya yg besar.

  “Jaejoongie??” Gumam Yunho shock.

Yoochun menaikkan alisnya.
Ia berbalik menatap sahabatnya.

  “Wae? Kau mengenalnya? Namja cantik ini baru saja membunuh Nunanya sendiri di dapur, aku sudah mendapat laporan”

Yunho mengangguk lemah.
Ia seakan terpaku di tempat.
Menatap para polisi yg memborgol pergelangan tangan Jaejoong.
Namja cantik itu hanya diam.
Mata beningnya terlihat redup.
Ia hanya menatap kosong ke depan.

  “Ung”

Jaejoong bergumam pelan.
Ia menggerakkan tangannya yg terborgol.
Yoochun menaikkan alisnya.
Ia tahu kalau Jaejoong kesulitan memeluk boneka beruangnya yg besar.

  “Lepaskan borgolnya” Perintah Yoochun tegas.

Polisi itu mengangguk.
Mereka segera melepas borgol Jaejoong.
Namja cantik itu berbalik.
Ia meraih boneka beruang besar itu dan memeluknya dengan sangat erat.
Kakinya melangkah mengikuti para polisi yg berdiri di sekelilingnya.

Meninggalkan sosok tampan yg terpaku di tempatnya.


-------


Yunho menatap Jaejoong yg duduk di dalam sel dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.
Namja cantik itu hanya diam seraya memeluk boneka beruangnya.
Ia tidak bergeming.
Bahkan hanya diam saat ditanyai keterangan oleh para polisi.

  “Yoochun ah”

  “Hm?”

Yunho menelan salivanya.

  “Bisakah kau melepas namja cantik itu?”

  “Mwo??”

Yoochun membulatkan matanya.
Menatap tidak percaya Yunho yg terlihat sedikit memohon padanya.

  “Aku sudah menyuruh salah satu bawahanku untuk mengganti hukuman Jaejoong, namja itu mau melakukannya dengan syarat aku akan membayarnya 500 juta won”

  “Yunho?? Kau gila??”

  “Kumohon! Tidakkah kau melihat ekspresi wajahnya? Jaejoong tersiksa!”

  “Tapi dia sudah membunuh!”

  “Kumohon! Kau teman baikku, Yoochun ah..Kumohon!”

Yoochun menghela nafasnya.
Oh well.
Tidak akan ada yg tahu kalau ia menuduh orang lain sebagai otak dari pembunuhan sadis ini.
Ia inspektur polisi, tidak akan ada yg berani membantahnya hm?

Yoochun tidak menyahut lagi permohonan Yunho.
Ia hanya berjalan menuju sel namja cantik itu dan membukanya.

  “Kim Jaejoong, kau bebas”

Yunho tersenyum lega.
Menatap sosok cantik yg berdiri dari duduknya dan berjalan keluar sel.

  “Aku berhutang padamu Yoochun ah” Ujar Yunho seraya memeluk sahabatnya.

Yoochun mendesah pendek.
Ia hanya mengangguk seraya menepuk punggung Yunho.


-------


  “Mulai hari ini kau tinggal bersamaku ne?”

Jaejoong mengangguk.
Ia duduk di atas ranjang milik Yunho.

Namja tampan itu hanya tersenyum kecil melihatnya.

Yunho ikut duduk di samping Jaejoong.
Ia memeluk bahu namja cantik itu dari samping dan mengecup rambut hitamnya.

  “Tidak ada yg akan mengusikmu mulai saat ini” Bisiknya lembut.

Jaejoong tidak bergeming.
Matanya hanya menatap kosong lantai yg ada di hadapannya.

  “Kka, kita tidur sekarang”

Jaejoong melepas pelukannya pada boneka itu.
Ia segera berbaring di ranjang dan menatap Yunho yg tersenyum lembut padanya.
Namja tampan itu meletakkan boneka milik Jaejoong di sampingnya.

  “Pejamkan matamu”

Mata bening itu terpejam.
Deru nafasnya perlahan menjadi teratur.
Yunho tahu Jaejoong sudah terlelap.
Cepat sekali, pikirnya.

Namja tampan itu tersenyum kecil seraya memeluk Jaejoong.
Ia mengecup puncak kepala namja cantik itu dengan lembut dan berbisik pelan.

  “Semuanya akan baik2 saja sekarang..”


-------


Sudah seminggu.
Dan Jaejoong sama sekali tidak berubah.
Namja cantik itu menurut patuh dengan segala yg dikatakan Yunho padanya.
Dan begitu juga sebaliknya.

Yunho mengerti kalau Jaejoong tidak suka di bantah.
Namja tampan itu akan melakukan apa pun yg diinginkan Jaejoong untuk mengembalikan satu titik senyum manisnya yg telah lama hilang.
Jujur, Yunho sangat merindukan raut ceria namja cantik itu.

  “Jaejoongie, aku berangkat nee? Hari ini aku pulang terlambat, tunggu aku ara?”

Jaejoong mengangguk.
Mata beningnya menatap Yunho yg tersenyum padanya dan mengecup dahinya.
Namja tampan itu menepuk kepala beruang yg digenggam Jaejoong sejak tadi.
Kemudian ia pergi ke kantornya.

Meninggalkan Jaejoong seorang diri.

Namja cantik itu berbalik.
Menatap seorang maid berambut hitam yg berdiri di dapur.
Jaejoong menghampiri yeoja itu.

  “Aku mau kue” Ujarnya datar.

Maid bername tag Go Ahra itu mengangguk.
Ia segera membuka kulkas besar itu dan mencari kue untuk Jaejoong.

  “Cha”

  “Pakai madu”

Eoh?

Ahra mengernyitkan dahinya.
Ia menggeleng.

  “Tidak bisa! Madu ini milik Tuan Jung!”

Raut ekspresi Jaejoong berubah perlahan.
Dahinya mengernyit.
Alisnya bertaut.
Mata besarnya menatap tajam maid yg ada di hadapannya saat ini.

  “Berikan padaku!” Erang Jaejoong kesal.

  “Ya! Seenaknya saja kau membentakku eh? Kau pikir kau siapa huh? Datang2 merebut perhatian Tuan Jung dan berkeliaran di rumah ini! Tidak bisa! Kalau kau mau kue beli saja sendiri!” Bentak maid itu keras.

Jaejoong mendengus.
Mata beningnya mengerjap.
Ia melihat wajah Nunanya disana.
Oh shit.

Namja cantik itu berjalan menjauh.
Ia mengambil pisau yg ada di dekat meja makan dan berbalik mendatangi Ahra.

  “Apa yg---UKKHHH!!”

Yeoja berambut hitam itu terjatuh.
Jaejoong hanya berdiri diam di hadapannya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap cairan merah yg mengucur dari perut yeoja berambut hitam itu.
Ah, ia menusuknya dengan keras.

Go Ahra merintih kesakitan.
Wajahnya memucat.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
Jari2nya bergetar hebat.

Choi Minho, asisten Yunho yg tidak sengaja melewati pintu dapur membelalakkan matanya kaget.
Ia segera meraih ponselnya menghubungi tuannya.


-------


  “Bereskan semuanya, hilangkan semua jejak”

Minho mengangguk patuh.
Ia segera mengangkat mayat maid berambut hitam itu dan memindahkannya.

Yunho menghela nafas.
Ia berbalik menatap Jaejoong yg menunduk.

  “Kka, kita mandi”

Jaejoong mengangguk.
Yunho meraih jemarinya dan menyeretnya ke dalam kamar.
Namja tampan itu membuka pakaian yg dikenakan Jaejoong dan menyuruhnya masuk ke dalam bathtup.
Jaejoong hanya menurut patuh.
Mata beningnya bergerak pelan.

Yunho menggulung lengan kemejanya.
Ia meraih spons busa dan menggosok cipratan darah yg ada di lengan Jaejoong.
Mengusapnya dengan sangat lembut.
Sementara Jaejoong hanya diam memainkan busa2 di dekatnya.

  “Kau tidak boleh membunuh orang sesukamu” Ujar Yunho akhirnya.

  “Aku tidak suka dibentak” Balas Jaejoong datar.


DEG.


Mata musang Yunho bergerak pelan.
Ia tertegun.
Ini pertama kalinya Jaejoong menyahut ucapannya, oh gosh!

  “Kalau begitu itu salahnya” Ujar Yunho lagi.

Jaejoong menoleh.
Ia menaikkan alisnya.

  “Menurutmu begitu?” Tanyanya berbisik.

Yunho tersenyum kecil.
Ah, ia begitu mencintai namja cantik ini.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.


CUP.


Kedua bibir itu saling bertaut untuk yg pertama kalinya.
Jaejoong tidak bergeming.
Ia hanya memejamkan matanya merasakan lumatan singkat dari bibir Yunho.
Namja tampan itu segera menjauhkan wajahnya dan kembali menyirami tubuh Jaejoong dengan air.


-------


Jaejoong menggenggam tangan boneka beruangnya yg besar dan menyeretnya ke ruang tengah.
Ia duduk di atas sofa dan menatap layar plasma raksasa yg ada di hadapannya saat ini.
Kemudian ia melirik maid berambut pirang yg ada di dekatnya.
Ah, maid baru yg dipekerjakan Yunho.

  “Siapa namamu?”

Maid itu tersenyum manis.
Ia membungkukkan tubuhnya.

  “Nana Kim imnida” Ujarnya pelan.

Jaejoong mengerjapkan matanya.

  “Nana”

  “Ne?”

  “Aku mau kue cokelat”

Maid berambut blonde itu mengangguk.
Ia segera berjalan ke dapur dan mengambilkan kue yg ada di dalam kulkas.
Mengacuhkan bisik2 para maid lain yg berjejer di sana.


TREK.


Jaejoong menatap datar kue cokelat itu.

  “Madu” Bisiknya pelan.

Nana Kim kembali mengangguk.
Ia berjalan kembali ke dapur dan mengambil setoples mungil madu segar.
Kemudian ia mengoleskannya ke atas cake itu.

Maid blonde itu memotong cake itu menjadi segitiga sedang dan menaruhnya di atas piring kecil.
Ia meletakkan kue itu di meja.
Tepat di hadapan Jaejoong.

Namja cantik itu meraih sendok kuenya.
Ia menyuapkan satu potong ke dalam mulut mungilnya dan mengunyah.
Kemudian ia mengambil satu potong lagi.

  “Untukku?”

Jaejoong mengangguk.
Maid blonde itu tersenyum manis.
Ia segera membuka mulutnya dan melahap kue itu.

  “Khamsahamnida” Ujar Nana berbisik.


CKLEK.


  “Aku pulang”

Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yg membuka jasnya.
Namja tampan itu memperhatikan maid blonde yg berlutut di atas hambal.
Kemudian Jaejoong yg melahap potongan kecil kue cokelatnya.

Yunho tersenyum kecil dan duduk di samping Jaejoong.

Namja cantik itu mengambil potongan besar.
Ia memberikannya untuk Yunho.

  “Ini terlalu besar, aku tidak akan bisa mengunyahnya dengan baik, Joongie” Ujar Yunho menaikkan alisnya.

Jaejoong mengerutkan dahi.
Yunho hanya menghela nafas dan membuka mulutnya.

Kue itu hanya masuk setengahnya.
Yunho baru saja akan melahap semuanya sebelum Jaejoong menangkup kedua sisi wajahnya dengan tangan.

Mata musang itu melebar.
Menatap tidak percaya Jaejoong yg menggigit sebagian kue yg terjulur keluar.
Ia bisa merasakan bibir mereka bergesek pelan.

Namja cantik itu mengunyah kuenya dengan santai.
Kemudian ia menyerahkan potongan terakhir untuk Nana dan membiarkan maid itu membereskan piring kotor itu.

  “Kka, sudah waktunya untuk tidur”

Jaejoong mengangguk.
Ia meraih tangan boneka beruangnya dan berjalan mengikuti Yunho.


-------


CKLEK.


Mata bening itu terbuka ketika pintu tertutup.
Ia menoleh.
Yunho tidak ikut berbaring seperti biasanya hari ini.

Jaejoong beranjak duduk.
Lama ia terdiam, sampai kemudian wajahnya menoleh menatap boneka beruang besar itu.
Hmp.
Jaejoong tersenyum kecil.
Senyum yg tidak pernah terlukis lagi selama ini.

Namja cantik itu turun dari ranjang.
Ia menyeret boneka besar itu keluar kamar.

  “Disana”

Maid berseragam itu saling menunjuk ke lorong sebelah kanan.
Seolah memberitahu Jaejoong kalau Yunho ada di sana.
Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya.
Mengucapkan terima kasih dan tersenyum manis.

Membuat para maid berseragam itu tertegun kaget.
Wajah mereka merona merah.
Omo.
Ini pertama kalinya Jaejoong melakukan hal itu kepada mereka.


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu berjalan menghampiri ruang kerja Yunho.
Pintu cokelat itu setengah terbuka.
Namja cantik itu hanya berdiri diam di sana.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap Yunho yg sedang bekerja.

Sepuluh menit kemudian Yunho mengangkat wajahnya.
Ia mengerang pelan seraya meregangkan kedua lengannya.

  “Omo”

Namja tampan itu tersentak kaget menyadari sosok cantik yg tengah menatap tajam dirinya.
Ia mengernyit.

  “Sejak kapan kau berdiri disana eoh? Kenapa tidak masuk?”

Jaejoong membuka pintu itu.
Ia melangkah masuk dengan boneka beruangnya.

Yunho berdiri dari duduknya.
Menghampiri Jaejoong yg ada di hadapannya.


GREPP!


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat.
Menatap Jaejoong yg memeluk dirinya secara tiba2.
Jantungnya mulai berdebar2.
Oh gosh.

  “Gomawo..” Bisik Jaejoong lirih.

Hmp.

Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk pelan dan mengusap punggung namja cantik itu.

  “Ayo kita ulang dari awal”

Eoh?

Yunho menanggapi kalimat Jaejoong itu dengan alis bertaut.
Namja cantik itu melepas pelukannya.
Ia menatap Yunho dan membungkukkan tubuhnya.

  “Anyeong haseyo, Kim Jaejoong imnida”

Hmp.

Namja tampan itu tersenyum lebar.
Merasa geli dengan tingkah Jaejoong saat ini.
Namja cantik itu benar2 menggemaskan.

  “Nee, anyeong do, Jung Yunho imnidaa” Ujar Yunho ikut membungkukkan tubuhnya.

Jaejoong membenarkan posisi beruangnya.
Ia membuat boneka itu seakan membungkuk dan bersuara lirih.

  “Anyeong, Jung Yunnie bear imnidaa”


DEG.


Yunho tertegun.
Matanya bergerak pelan.
Menatap Jaejoong yg kembali memeluk beruang itu.

  “Jung Yunnie?” Tanya Yunho tersenyum.

Jaejoong mengangguk.
Ia mengangkat boneka besar itu tepat di hadapan Yunho.

  “Dia sangat mirip denganmu” Ujar Jaejoong pelan.

Eoh?

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Jadi, selama ini Jaejoong menganggap boneka itu adalah dirinya, begitukah?
Yunho mengerjap pelan.
Mengingat apa saja yg selalu dilakukan Jaejoong terhadap boneka itu.
Memeluknya, mendekapnya, dan selalu memegangnya.

  “Hehehe, kau salah” Kekeh Yunho geli.

Jaejoong mengernyit.

  “Yg ini namanya Jung Yunho” Ujar Yunho seraya menunjuk boneka itu.

  “Hung?” Gumam Jaejoong menatap bonekanya.

  “Dan yg ini Jung Yunnie” Sambung Yunho menunjuk dirinya.

Mata bening Jaejoong berkilat.
Ia tertawa kecil.
Mengangguk setuju dan memeluk Yunho sekali lagi.

  “Saranghae..” Bisiknya pelan.

Yunho tersenyum kecil.
Ah, tidak, ia tersenyum lebar.

  “Na do” Sahutnya ikut berbisik.

Namja cantik itu menyurukkan wajahnya di dada bidang Yunho.
Ia berbisik lirih.

  “Aku membenci Nunaku, dia selalu membuatku marah”

  “Hmm”

  “Sebenarnya di hari ulang tahunmu waktu itu, aku membuat kue untukmu, tapi kue itu dimakan Nunaku..Mianhae..”

  “Gwenchana”

  “Hung..”

Yunho menghela nafasnya.
Ia mengelus punggung namja cantik ini dengan sangat lembut.
Mata musangnya terpejam.

Ah, butuh waktu yg sangat lama untuk mengerti bagaimana cara namja cantik ini memperlihatkan emosinya ani?

  “Aku pikir kau marah padaku..Aku pikir kau akan mengekangku..Maaf..” Ujar Jaejoong pelan.

  “Aku malah berpikir kalau kau membenciku” Sahut Yunho terkekeh.

  “Aku..Aku hanya butuh waktu lama untuk menghilangkan emosiku yg terpendam..Semuanya karena Nunaku..”

  “Ssh, jangan menyalahkannya, dia sudah tidak ada”

  “Kau benar, dia sudah tidak ada”

  “Hmm”

  “Ummaku dimana?”

  “Ummamu mengalami gangguan kejiwaan karena stress”

  “Dia di rumah sakit jiwa sekarang?”

  “Well”

  “Itu tempat yg sangat cocok untuknya”

Yunho hanya menggumam tidak jelas seraya menepuk pelan punggung Jaejoong.
Ia menghela nafasnya.

  “Yunnie”

  “Hum?”

  “Ayo tidur..”

Eoh?

Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia mengangguk.

  “Ayo”

  “Besok kita ke La Pomme otte?”

  “Ide bagus”

  “Aku merindukan Junsu”

  “Aku juga merindukanmu”

  “Eeh?”

  “Oppsso”

Namja tampan itu menggiring Jaejoong beranjak keluar ruangan.
Ia mematikan lampu dan menutup pintunya.


CKLEK.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar