PART 10.
Jessica Jung menggigit
kukunya dengan perasaan gelisah.
Salah satu kebiasaannya
ketika sedang panik.
Dahinya mengerut.
Pelipisnya meneteskan bulir
keringat.
Kedua kakinya tidak bisa
berhenti bergerak naik turun dalam tempo cepat.
Yeoja blonde itu
menggerakkan mata sipitnya pelan.
Menatap Junsu dan Yoochun
yang duduk di dekatnya.
Well, kedua namja itu
melihat Jaejoong yang berada di rengkuhan Jessica saat mereka baru tiba di
café.
SRET.
Jantung Jessica semakin
berdebar kencang.
Mata sipitnya menatap tajam
lampu merah tanda sedang berlangsungnya operasi itu.
Oh gosh.
Semoga saja Jaejoong dan bayinya selamat.
“Bagaimana bisa ini semua terjadi?” Lirih
Junsu terisak.
Yoochun mendesah pendek.
“Aku sudah menelepon polisi, mereka sedang
mencari yeoja gila itu sekarang”
“Ia tidak gila”
Eoh?
Yoochun dan Junsu sontak
menoleh ke arah yeoja blonde itu.
Junsu mengerutkan dahinya.
“Ia sinting” Desis Jessica tajam.
Huh.
Yoochun tersenyum remeh.
“Lalu apa bedanya?”
“Tentu saja berbeda”
Yeoja blonde itu merasakan
paniknya sedikit berkurang sekarang.
Ia kembali mendongak
memperhatikan lampu merah itu.
Sudah dua jam.
“Aku takut..” Bisik Jessica lirih.
Junsu menoleh menatap yeoja
itu.
Ia menyeka air matanya.
“Yang ada di dalam sana adalah
keponakanku..Hiks..” Isak yeoja cantik itu.
Junsu beranjak dari
duduknya.
Ia memeluk pundak Jessica
pelan.
Membuat yeoja cantik itu
semakin menumpahkan tangisnya.
Sementara Yoochun hanya
diam.
TIT!
DEG!
Mereka bertiga saling
tersentak kaget.
Junsu segera melepas
rengkuhannya.
Ia ikut mendongak.
Menatap lampu yang sudah
berwarna hijau itu.
CKLEK.
Mereka bertiga segera
menghampiri dokter yang keluar dari dalam ruang operasi.
Jessica semakin panik.
“Do-Doushitano? Apa ia baik-baik saja?” Tanya
Junsu.
Dokter itu menghela nafas.
Mata sipitnya menatap satu
persatu wajah Jessica, Junsu dan Yoochun.
Oh-oh.
Sepertinya Yoochun tahu apa
yang terjadi.
-------
“Hh..hh..hh”
Yunho mengatur nafasnya.
Ia memutar pandangannya.
Menatap kamar mungil
Jaejoong yang berserakan itu.
Namja tampan itu segera
berlari ke rumah petak Jaejoong setelah ia mendapatkan ingatannya kembali.
Yunho ingin mencari bukti
mengenai kehamilan namja cantik itu.
SSRAK!
Yunho membongkar
kertas-kertas bon yang berserakan.
Mata musangnya bergerak
cepat.
Kemudian ia tercekat.
Saat menangkap sebuah surat
kumal dan lecek yang terhempas dari layangan kertas-kertas itu.
GREP!
Namja tampan itu meraih
kertas tersebut.
Ia merasakan jantungnya
semakin menggila.
Ketika ia membaca isi surat
pemberitahuan tersebut.
Hamil.
Tapi disini tidak dijelaskan
anak siapa itu.
Tidak dikatakan benih siapa.
“Shit! Apa semua surat keterangan selalu
seperti ini?!” Teriak Yunho emosi.
Ia segera beranjak berdiri
dan mengacak rambut cokelatnya.
Ah!
Mungkin ahjusi yang tinggal
di rumah sebelah tahu sesuatu!
DRAP DRAP DRAP!
Yunho berlari kencang keluar
dari rumah itu.
Ia hendak membuka pintu
pagar usang milik rumah tetangga Jaejoong.
Namun gerakannya terhenti
saat ia melihat sosok namja berkulit susu yang dikenalnya itu.
“LEE TAEMIN!”
Namja susu yang sedang
berjalan itu tertegun.
Ia menoleh.
Dan memicingkan matanya
melirik Yunho yang berlari ke arahnya.
“Katakan padaku! Siapa Appa dari anak yang
dikandung Jaejoong!” Ujar Yunho tidak sabar.
Huh.
Namja berkulit susu itu
tersenyum mengejek.
“Untuk apa aku memberitahumu? Kau ingin
membunuh anaknya eoh?”
GREPP!
Namja tampan itu mengerang
kesal.
Ia mencengkram erat kerah
leher jaket namja susu itu.
Mata musangnya mengerling
tajam.
“Aku bertanya, Lee Taemin! Apa yang sudah
terjadi selama aku hilang ingatan?!”
“M-Mwo? Hilang ingatan??”
“Apa? Kau tidak tahu?”
“Tapi, bukankah kau telah menikah dengan Ahra
dan tinggal di London?”
DEG.
Yunho terdiam.
Membuat Lee Taemin ikut
merapatkan bibirnya.
Perlahan namja tampan itu
melepaskan cengkramannya.
Ia menundukkan wajah dengan
ekspresi bingung bercampur kaget.
“London?” Gumam Yunho pelan.
“N-Ne, Nyonya Jung memberitahu kantor tentang
pernikahanmu” Sahut Taemin.
“Jadi?”
“Yah, kami semua mengira kalau kau telah
pindah dari Seoul dan meninggalkan Jaejoong Hyung begitu saja, padahal ia
sedang mengandung anakmu”
Mata musang Yunho mengerjap.
Jantungnya berdegup tidak
beraturan.
“Yu-Yunho”
“Ne?”
“Ponselmu bunyi”
DEG!
Namja tampan itu segera
meraih ponselnya.
Kemudian ia menempelkan
benda elektronik itu di telinganya.
Dan beberapa detik kemudian
ekspresinya berubah menjadi semakin panik.
-------
DRAP DRAP DRAP!
Para suster yang berlalu
lalang di koridor operasi itu menaikkan alis mereka.
Menatap dua lelaki yang
berlari kencang menelusuri jalan.
Raut mereka tidak jauh
berbeda.
Keduanya sama-sama memasang
wajah panik.
“Jessie!!” Teriak Yunho lantang.
Yeoja blonde itu tersentak
kaget.
Ia terlonjak dari duduknya
dan menatap Yunho yang sedang mengatur nafasnya.
“Yunho!”
“A-Apa yang terjadi? Bagaimana bisa----”
“Istrimu mendatangi Jaejoong dan memberinya
obat penggugur kandungan berdosis tinggi”
“MWO?!”
“Cih, aku sama sekali tidak menyangka kalau
kau telah memperistri seorang iblis!”
Yunho mengerjapkan matanya.
Ia menoleh menatap ruangan
operasi yang tertutup itu.
Sedetik kemudian Jessica
tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat.
“Yunho? Ingatanmu sudah kembali?” Tanyanya
kaget.
Heh.
Namja tampan itu
menyunggingkan senyuman remehnya.
Ia menepuk kepala adik
kecilnya itu.
“Sekarang aku baru tahu kenapa kau sibuk
sekali mengenai ingatanku”
Jessica Jung terkekeh geli.
Ia mengangguk dan balas
memukul kepala Yunho.
Kemudian tawanya hilang saat
mata sipitnya menangkap wajah yang terlihat familiar itu.
“Lee Taemin ania? Bukankah kau Office----”
“Ania, aku sudah berhenti, Nona Jung”
Yeoja blonde itu menaikkan
alisnya.
“Aku memutuskan untuk membantu Hyungku
mengelola anak perusahaan dan beberapa café di Jepang” Ujar Taemin tersenyum.
“Café?” Jessica mengernyitkan dahinya.
“Yah, seperti La Pomme, tapi----”
“La
Pomme? Kau adiknya Shim Changmin??”
Jessica dan Taemin terdiam.
Mereka menoleh ke arah
sumber suara.
Menaikkan alis menatap sosok
namja imut yang berjalan menghampiri mereka bertiga.
“Jadi kau!” Jerit Junsu senang.
Taemin tidak mengerti.
Ia hanya balas tersenyum
kecil.
“Apa yang kau lakukan disini, Junsu?” Tanya
Jessica bingung.
Eoh?
Junsu tertawa renyah.
Ia menyipitkan matanya lucu.
“Jaejoong baru saja sadar, Yoochun sedang
menjaganya” Ujar Junsu santai.
“MWO?? Jadi Jaejoong sudah selesai di
operasi??” Jerit Yunho kaget.
Eoh?
Jessica dan Junsu menatap
aneh ke arah Yunho.
“Oh shit, kupikir ia masih di dalam!” Keluh
Yunho berdesah.
Hmp.
Taemin hanya tersenyum geli
mendengarnya.
-------
Suasana kamar rawat itu
terlihat hening.
Mereka semua telah beranjak dari
ruangan mewah itu.
Meninggalkan Yunho dan
Jaejoong berdua.
Namja cantik itu terlihat
tidak tenang.
Mata beningnya melirik Yunho
sesekali.
Membuat namja tampan itu
tersenyum kecil dan memutuskan untuk mengusap rambut almond kekasihnya.
“Aku meninggalkanmu terlalu lama hm?” Bisik
Yunho pelan.
Cih.
Jaejoong terkekeh lirih.
Ia menggerakkan kepalanya
menolak untuk diusap namja tampan itu.
“Kau berkata seolah kau melupakan semuanya
dan seolah kau berniat me----”
“Aku memang melupakan semuanya, BooJae”
DEG.
“A-Apa?”
“Hari terakhir kita bertemu, aku mengalami
kecelakaan setelah pergi meninggalkanmu, dan ingatanku hilang”
“…”
“Tidak ada yang memberitahuku tentang apa
yang telah terjadi, Umma menipuku, ia memaksaku untuk menikahi yeoja itu”
“…”
“Maaf”
Yunho mengulas senyum
lembutnya.
Ia mengulurkan tangannya
mengusap tetes bening yang mengalir dari sudut mata namja cantik itu.
Jaejoong menggigit bibir
bawahnya erat.
Namja tampan itu menundukkan
wajahnya.
Menyurukkannya di sisi kiri
pipi Jaejoong.
“Maaf karena telah meninggalkanmu..Maaf
karena telah melupakanmu..Maaf karena mengacuhkanmu..Dan maaf untuk semuanya
Boo..” Bisik Yunho lembut.
Jaejoong terisak keras.
Ia tersengguk seraya memeluk
erat punggung namja tampan itu.
“Bogoshippo..” Lirih Jaejoong pelan.
Nyaris tidak terdengar.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut pipi
namja cantik itu dan melepaskan diri saat rengkuhan Jaejoong padanya melemah.
“Kau sudah melihat anak kita?” Tanya Jaejoong
lembut.
Eh?
Yunho mengerjap.
Rite! Ia terlalu bahagia sampai
melupakan tentang anaknya.
“Belum, tapi yang pasti ia mirip denganku
ania?” Ujar Yunho tersenyum.
Jaejoong menggeleng.
Ia tersenyum lemah.
“Hanya yang satunya”
“Mwo? Maksudmu---”
“Their
twin, Appa”
Mata musang Yunho membulat.
Mengerjap polos sesekali.
-------
“Jadi, ini adikmu?”
Jaejoong menaikkan alisnya
seraya menatap Taemin dengan penuh arti.
Namja berkulit susu itu
hanya tertawa kecil.
Sementara Changmin
mengangguk.
“Aku benar-benar tidak menyangka kalau kalian
ternyata sudah berkenalan lebih dari dulu” Ujar namja berwajah kekanakan itu.
“Ani, hubungan kami lebih dari sekedar berkenalan
Min ah” Sahut Jaejoong.
Taemin mengangguk.
Ia terkekeh dan duduk di
samping Jaejoong.
“Aku merindukanmu, Hyung, apa kau tahu?
Selama kau tidak ada Sandara Nuna hanya memarahiku saja, padahal biasanya ia
juga memarahimu” Pout Taemin kesal.
Jaejoong tertawa kecil.
Ia mengelus lengan Taemin
yang berada di sampingnya.
“Ah”
Yunho tersenyum kecil saat
memasuki ruangan dan mendapati kekasihnya sedang tidak sendirian.
Taemin dan Changmin segera
beranjak dari posisi mereka.
Keduanya berjalan keluar ruangan
meninggalkan Yunho dan Jaejoong.
“Kenapa kau sendiri?” Tanya Jaejoong pelan.
“Yoochun dan Junsu sedang makan siang di café,
sementara Jessica sedang mengambil uri JaeHon dari ruang bayi” Jelas Yunho.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Jemarinya mencengkram
mengingat perlakuan kasar yeoja berambut hitam itu.
Ia hampir saja membunuh
kedua putranya.
KRET.
Pintu ruang rawat itu
terbuka pelan.
Jaejoong dan Yunho tidak
menyadari hal itu.
Mereka berbincang seraya
menunggu Yunho mengupaskan buah jeruk untuk Jaejoong.
Sesekali mereka tertawa
bersama.
Mata kucing yang mengintip
dari balik pintu itu mengerjap sendu.
Sosok yeoja cantik itu terus
berdiri di sana.
Jemarinya mencengkram erat
kenop pintu itu.
Bolehkah Key mengucapkan kata
sesal sekarang?
Yeoja bermata kucing itu
menghela nafasnya.
Sungguh.
Kalau ia tahu bahwa Ahra
hanya mengincar kekayaan keluarganya dan ingin membunuh cucunya ia tidak akan
pernah mau menerima yeoja berambut hitam itu.
Keybum menghembuskan
nafasnya sekali lagi.
Ia sudah bertekad untuk
masuk ke dalam dan menyesali semuanya.
Namun langkahnya terhenti
saat ia menoleh dan melihat Jessica yang berlari dengan panik menuju ruang
rawat Jaejoong.
BRAKK!
Yunho dan Jaejoong tersentak
kaget.
Mereka menoleh ke arah pintu
dan menaikkan alis memandang Keybum yang ikut memasang raut panik dengan
putrinya.
“Ja-Jaejoong aa!” Lirih Jessica nyaris tidak
terdengar.
DEG.
Namja cantik itu terdiam.
Ia mendudukkan tubuhnya
perlahan.
“Waeyo?” Balasnya pelan.
Yeoja blonde itu meneteskan
air matanya.
Ia menangis.
“A-Aku baru saja ingin mengambil anakmu dan
membawanya kesini, tapi---”
“Tapi yang satunya hilang”
DEG.
Jaejoong dan Yunho
terkesiap.
Mata mereka membesar ketika
mendengar suara isak Keybum.
Hilang?
Hilang?
“Si-Siapa yang hilang?!” Jerit Jaejoong
panik.
“Jaeho..Hiks..Jaeho..Yeoja itu yang
membawanya” Ujar Jessica menumpahkan tangisnya.
Yunho menggeram.
Ia segera menghampiri
adiknya itu.
“Bagaimana kau bisa tahu kalau ia pelakunya?”
Desis namja tampan itu emosi.
Jessica mengusap wajahnya.
“Perawat yang sedang berjaga
memberitahuku..Ahra bilang ia yang menggantikanku untuk membawa Jaeho dan
Junhon kesini..Hiks..”
Yunho mencengkram kepalan
tangannya.
Ia segera berlari keluar
dari ruangan.
Membanting pintu dengan
kasar.
Jaejoong meringis.
Ia hendak beranjak bangun
untuk mengejar Yunho.
Belum sempat ia bergerak
banyak, yeoja bermata kucing itu sudah menahan tubuhnya.
“Lebih baik kita menunggu disini, Joongie
ah..Biarkan Yunho yang mengejar” Bisik Key lembut.
Jaejoong tertegun.
-------
“KKA SUIE!! KITA HARUS CEPAT!”
Junsu panik.
Ia segera melompat dari
kursi dan mengejar kekasihnya yang sudah berlari di depan sana.
Yunho baru saja menghubungi
mereka berdua kalau salah satu dari putranya diculik.
“Mereka pasti belum jauh!” Ujar Changmin
seraya melonggarkan dasinya.
Namja berwajah kekanakan itu
terus berlari kencang menelusuri jalanan dari Café La Pomme bersama Taemin.
Mereka berempat berlari
berurutan menuju rumah sakit.
“AH!! HYUNG!!”
Taemin berteriak lantang.
Mata beningnya membulat
memperhatikan sosok yeoja yang tidak asing di ujung jalan.
Yeoja berambut hitam itu
sedang menunggu lampu hijau.
“GO AHRA!!” Teriak Yoochun, Junsu, Changmin
bersamaan.
Yeoja cantik itu tersentak
kaget.
Ia segera menoleh dan
membulatkan mata sipitnya mendapati keempat namja yang sedang berlari ke
arahnya.
Ahra membalikkan tubuhnya.
Ia hendak berlari menuju
jalan di sampingnya.
Namun langkahnya tercekat
saat ia melihat Yunho yang berlari dari ujung sana.
Oh shit!
Yeoja cantik itu semakin
panik.
Ia mengeratkan pelukannya di
tubuh mungil Jaeho.
Bayi yang baru beberapa hari
itu masih terlihat merah dengan nafas tersendat.
Seharusnya ia masih berada
di dalam inkubator saat ini.
DRAP!
“AHRA!!”
Yunho berteriak lantang.
Mata musangnya menangkap
Ahra yang memutuskan untuk menerobos lampu merah.
Suara klakson terdengar
nyaring.
Namja tampan itu merasakan
jantungnya hampir berhenti saat ia melihat sebuah mobil berwarna putih yang
melaju kencang dari ujung jalan.
CCKKIIITTT!!
BRAKK!
“KKYYYAAAAA!!”
Orang-orang berteriak
histeris.
Sontak puluhan mobil segera
menghentikan laju mereka.
Membuat jalanan menjadi
ramai dalam sekejap.
Yunho memperkencang larinya.
Keringatnya menetes.
Ia panik.
Namja tampan itu menerobos
kerumunan orang-orang dengan kasar.
Kemudian mata musangnya
mengerjap saat ia mendapati tubuh Ahra yang terhempas di sana.
Kepala dan bahunya berdarah
karena terbentur keras oleh bamper
depan mobil itu.
DEG DEG DEG.
Yunho semakin panik.
Mata musangnya terus
bergerak ke sekeliling Ahra, mencari sesosok bayi mungil itu.
Dan tatapannya berhenti saat
ia menaikkan wajahnya dan melihat Yoochun yang luka ringan.
“Fuh, untung saja aku mendorong yeoja gila
itu dan merebut keponakanmu, sayang” Ujar Yoochun seraya tersenyum kepada
Junsu.
Namja imut itu mengerucutkan
bibirnya.
Ia menepuk bahu Yoochun
kesal seraya menumpahkan tangisnya.
Changmin segera mengambil
Jaeho dari gendongan Yoochun.
Sementara Taemin membantu
namja chubby itu berdiri dengan benar.
Ia merangkul bahunya.
Yunho menghela nafas lega.
Oh gosh.
“Yeoja itu masih bernafas, lebih baik segera
dibawa ke rumah sakit” Ujar Taemin.
Yunho, Yoochun, Junsu dan
Changmin menoleh.
Melirik orang-orang yang
sudah mengangkat Ahra dari sana.
Darahnya berlumuran.
-------
“Tanda tangannya sudah di scan, pengadilan akan segera mengesahkan
perceraian kalian”
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk menatap
Tuan Go itu.
Kemudian melirik Nyonya Go
yang masih menangis di samping suaminya.
“Aku sangat menyesal atas perbuatan putriku,
Tuan Jung”
“Anda memang sepantasnya menyesal”
“Setelah ini kami akan membawa Ahra ke London
dan menunggu sampai komanya sadar, Dokter telah mendiagnosa bahwa Ahra
mengalami pendarahan otak karena benturan keras”
Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya diam dan tersenyum
kecil saat suami istri itu berjalan meninggalkannya di koridor rumah sakit.
Lama namja tampan itu terdiam
di sana.
Sampai kemudian ia menghela
nafasnya dan berbalik memasuki kamar rawat kekasihnya.
CKLEK.
“HYUNG! Dia tertawa!” Jerit Junsu heboh.
Jaejoong tertawa geli.
Melirik Junsu yang sedang
memangku Jaeho.
Sementara Keybum dan Jessica
sedang mengganti kain balutan di tubuh Junhon.
TAP TAP TAP.
Mereka semua menoleh menatap
Yunho yang berjalan masuk ke kamar rawat.
Tapi kemudian mereka acuh.
Hanya Jaejoong yang
tersenyum kepada namja tampan itu.
SRET.
Yunho mendudukkan tubuhnya
di samping namja cantik itu.
Ia tersenyum seraya
memasangkan cincin perak yang terlihat familiar di mata bening namja cantik
itu.
“Kau mau menikah denganku?” Tanya Yunho
santai.
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Segampang inikah?
“Hahahaha”
Namja cantik itu tertawa
geli.
Ia mengangguk dan memejamkan
matanya sejenak saat Yunho menunduk untuk mengecup bibir ranumnya.
Kemudian Jaejoong mengusap
lembut cincin bertuliskan namanya itu.
“Saranghae” Bisik Yunho pelan.
Namja tampan itu mengecup
lembut telinga kiri kekasihnya.
Membuat Jaejoong meringis
geli dan mengembangkan senyum manisnya.
Mata beningnya mengerjap
sedetik kemudian.
Melirik Yoochun, Junsu,
Changmin, Taemin, Jessica dan Keybum yang mengintip mereka.
SSRAK!
Mereka berenam segera memalingkan
wajah.
Berpura-pura mengalihkan
perhatian dengan saling berbincang satu sama lain.
Mengacuhkan Jaejoong yang
tertawa geli sendiri.
“Eoh? Kenapa kau tertawa, sayang?” Bisik
Yunho tersenyum.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia memperkeras tawanya.
“Hehehe, ani, oppssoyo..Aku hanya merasa
terlalu bahagia saat ini”
“Kau membuatku takut, Boo”
Jaejoong tersenyum manis.
Ia memejamkan kedua matanya
saat Yunho menyurukkan wajah tampannya di lekuk leher jenjangnya.
Namja cantik itu tidak
peduli apakah mereka kembali mengintip atau tidak.
Yang jelas saat ini ia
sangat bahagia.
Akhirnya aku mendapatkan kehangatan yang sama kembali.
Well~
This is an Untitled story, so, what do you think?
END.