This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 22 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/REPLACE/NOTAG

Tittle: REPLACE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku bersumpah, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku..”

.
.
.

Para undangan yang hadir di gereja terbesar itu berdiri dari duduk mereka.
Memperhatikan sang mempelai wanita yang baru saja melangkah melewati karpet merah itu.
Ah, pernikahan terbesar di Seoul untuk tahun ini.
Suara derap langkah elegan itu terdengar berhenti tepat di hadapan sang pastor.

Namja tampan yang mengenakan tuksedonya yang mewah tersenyum manis.
Ia mengulurkan tangannya kepada sang mempelai wanita.
Sosok cantik yang berada di balik kerudung transparan itu membalas uluran tangan pria tampan itu.
Kemudian ia melangkahkan kakinya menaiki tangga altar dan berdiri tepat di samping si namja tampan.

Pastor membenarkan kacamatanya.
Kemudian ia berucap seraya menatap kedua mempelai.

  “Jung Yunho, bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu, menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya, melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, dan mencintainya sampai maut memisahkan?”

  “Aku bersedia”

  “Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu, menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya, melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia, dan mencintainya sampai maut memisahkan?”


SIIINNGGG.


Suasana terasa hening.

Lama namja cantik itu terdiam.
Membuat Yunho menahan nafasnya.
Sampai kemudian suara merdu itu berucap lirih.

  “Aku bersedia”

  “Mempelai pria berhak mencium sang mempelai wanita”

Suara degup jantung Yunho terdengar berpacu keras.
Namja tampan itu menoleh menatap Jaejoong yang tampak menunduk.
Yunho menyibak kerudung transparan yang dikenakan namja cantik itu.
Ia tertegun.
Memandang tetesan bening yang menggenang di pelupuk mata beningnya yang indah.

Jaejoong menahan tangisnya.

Yunho memilih untuk mengacuhkan rasa sedih namja cantik itu.
Ia segera mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibir mereka berdua.
Riuh tepuk tangan para undangan terdengar membahana.
Namja tampan itu merasakan bibir ranum itu basah dan asin.
Ia tahu Jaejoong menangis.


-------


Namja tampan itu membuka pintu kamar mereka.
Kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang King Size itu seraya melepas dasi tuksedonya.
Mata musangnya yang tajam melirik Jaejoong yang menutup pintu kamar.
Namja cantik itu sedang berusaha menarik res gaunnya.

Yunho berdiri dari duduknya.
Ia menghampiri namja cantik itu dan membantu Jaejoong.
Seketika namja cantik itu tersentak.
Mendadak tubuhnya kaku dan nafasnya tercekat.
Yunho menyadari hal itu.
Ia segera menjauh dari namja cantik itu ketika pekerjaannya selesai.

Jaejoong menundukkan wajahnya dalam.
Namja cantik itu menyeret gaunnya dan beranjak ke ruang ganti.
Meninggalkan Yunho yang terduduk kembali di ranjang.

Namja tampan itu menghembuskan nafasnya pelan.

Mengingat latar belakang terjadinya pernikahan mereka beberapa jam yang lalu.

Jaejoong.
Jung Jaejoong.

Yang sebenarnya adalah istri sah dari Hyungnya yang bernama Jung Eunjae.
Mereka berdua adalah sepasang kekasih paling sempurna yang pernah ada.
Keduanya saling melengkapi satu sama lain.

Tapi kebahagiaan Jaejoong dan Eunjae tidak berlangsung lama.
Ketika Namja berkepribadian hangat itu meninggal karena radang paru-paru kronisnya.
Seluruh kolega berduka.
Namun jalinan keluarga tidak boleh terputus begitu saja.

Kepala keluarga Jung memerintahkan Jaejoong untuk menikah dengan Yunho.
Sudah tradisi umum, dimana penerus keluarga Jung harus terikat dalam tali pernikahan.
Namja tampan itu tidak menolak sama sekali.
Karena di hari pertama ia melihat wajah cantik istri dari Hyungnya itu, ia telah jatuh cinta kepada Jaejoong.

Sayang, namja cantik itu masih tidak bisa menerima takdir suaminya.
Ia hanya bisa memasrahkan diri saat Jung Jinki memberitahu dirinya kalau ia harus segera menikah dengan Yunho.
Perasaannya hancur.
Hatinya berduka.
Tapi tidak satu pun yang peduli.

Jaejoong tersiksa.

Ia membenci pernikahan ini.
Ia membenci keadaan ini.
Ia membenci tradisi ini.

Karena hatinya hanya untuk seorang Eunjae, dan sampai kapan pun tidak akan pernah berubah.


CKLEK.


Namja cantik itu baru saja selesai mengganti pakaiannya dengan piyama tidurnya yang bergaris putih.
Mata beningnya melirik Yunho yang sudah terlelap di atas ranjang.
Namja tampan itu masih mengenakan celana tuksedonya.
Sementara kemeja atasnya terlihat berantakan.
Sepertinya Yunho sangat kelelahan ania?

Namja tampan itu adalah seorang model ternama di negeri ginseng ini.
Jadwalnya yang padat disela hari pernikahannya yang digelar mendadak itu membuat tenaganya terkuras habis-habisan.

Jaejoong menghela nafas panjang.
Mata beningnya yang sendu mengerjap pelan.
Ia naik ke atas ranjang dan berlutut di samping kaki Yunho.
Kemudian ia membuka kaus kaki namja tampan itu dan mengganti pakaiannya dengan piyama yang ada.

Setelah itu ia berbaring di samping Yunho.
Memejamkan mata beningnya yang terasa berat.

Keesokan paginya namja cantik itu mengeluh.
Ia membuka mata beningnya dan menoleh.
Menatap Yunho yang sedang memakai pakaiannya.

  “Jejung-ah, aku ada pemotretan mendadak pagi ini, kau sarapan sendiri tidak apa kan?” Tanya Yunho saat melirik Jaejoong yang sudah terbangun.

Namja cantik itu mengangguk pelan.
Ia menguap lebar.

  “Aku akan berusaha untuk pulang cepat, arasseo?”

Jaejoong mengangguk sekali lagi.
Ia sudah mendudukkan dirinya sekarang.
Mata beningnya masih mengerjap tidak jelas.
Mencoba mengumpulkan nyawanya yang masih tercecer.


CUP.


  “Selamat pagi” Bisik Yunho setelah mengecup bibir ranum itu.

Namja cantik itu tertegun.
Sontak mata beningnya membulat.
Menatap Yunho yang sudah beranjak keluar kamar.

Hening.

Jaejoong terdiam.
Perlahan ia menyentuh bibir merahnya.
Mata beningnya terasa panas.

Dulu hanya Eunjae yang bisa menyentuh bibirnya seperti itu.

Hanya namja itu.

Tapi sekarang..

  “Ukh..”

Namja cantik itu merasakan tetes bening itu mengalir membasahi pipinya.
Tapi ia tidak peduli.
Tangannya sedang sibuk menghapus bekas bibir Yunho di atas bibirnya saat ini.


-------


Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia menyandarkan punggungnya di sandaran jok mobil.
Mata musangnya terpejam.
Gosh.

Tubuhnya seakan remuk.
Jadwalnya benar-benar padat hari ini kau tahu itu huh?
Dimulai dengan pemotretan, wawancara ekslusif, syuting video klip, dan sekarang ia baru saja selesai menyelesaikan iklan parfumnya yang terbaru.

  “Yunho ah”

Namja tampan itu bergumam.
Menoleh menatap asistennya yang berambut pendek itu.

  “Chukkae untuk pernikahanmu nee”

Ah.

Yunho tersenyum.
Mendadak semangatnya kembali muncul mengingat Jaejoong yang sudah menjadi bagian dari dirinya sekarang.

  “Gomawo”

Yeoja berambut pendek itu terkekeh.
Ia mengangguk.

  “Kau benar-benar ingin membatalkan talk show bersama Park Sooji malam ini?” Tanya Yorin menaikkan alisnya.

Yunho tertegun.
Ia menoleh memandang asisten sekaligus manajernya yang satu itu.

  “Well, aku tidak ingin Jaejoong sendirian malam ini” Sahut namja tampan itu pelan.

Yorin mendesah pelan.

  “Kupikir kau tidak akan melewatkan hal ini, bukankah kau pernah bilang sangat ingin berada dalam satu acara bersama artis tenar itu hum?”

  “Yah, itu sebelum aku menikah, Yorin ah”

Yeoja berambut pendek itu mengangguk datar.
Kemudian ia mengalihkan pandangannya.

  “Kalau begitu aku harus mengantarmu pulang sekarang juga ania?”

  “Tentu saja”

Yorin bergumam pelan.
Ia memberitahu supir yang mengemudi di depan agar membelokkan mobil mewah itu ke arah rumah Yunho.


-------


CKLEK.


Namja tampan itu menutup pintu rumah.
Ia mengernyitkan dahinya mencium wangi masakan yang menggelitik hidung.
Yunho mengulas senyum manisnya dan melangkah masuk ke dalam.

Ia melirik Jaejoong yang sedang menonton hasil wawancaranya tadi siang bersama Han Sang Bin.
Yunho menaikkan alisnya.

  “Aku pulang”

Jaejoong menoleh.
Ia mengangguk dan kembali memperhatikan layar plasma itu.

  “Kau sudah makan, Joongie?”

  “Ne”

  “Arasseo”

Namja tampan itu melirik meja makan.
Ada sup miso yang masih mengepul hangat di atas meja.
Dan semangkuk nasi yang ditutup dengan penutup mangkuk di sana.
Aigoo.
Yunho segera duduk dan menghabiskan makan malamnya.

Sesekali ia melirik Jaejoong yang tidak bergerak sejak tadi.


TREK.


Namja cantik itu mematikan televisi.
Ia hendak beranjak memasuki kamar mereka berdua.
Yunho tidak berkomentar.
Ia membawa piring-piring kotornya ke westafel dan menyusul Jaejoong ke dalam kamar.

Namja tampan itu masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci wajahnya.
Menyikat giginya dan mengganti piyama.
Baru saja Yunho hendak menaiki ranjang, mata musangnya tidak sengaja menangkap Jaejoong yang sedang berdiri di beranda.
Yunho menghela nafasnya.


GREPP.


Nafas Jaejoong tercekat.
Merasakan Yunho memeluk erat pinggang rampingnya.

  “Kau menyesal menikah denganku?” Bisik Yunho pelan.

  “Menurutmu?” Balas Jaejoong balik bertanya.

  “Aku bertanya padamu”

  “Eunjae bahkan belum satu bulan meninggal..”

  “…”

  “…”

  “Jadi intinya kau membenci pernikahan ini?”

  “Kau bisa menerkanya sendiri Yunho ah..”

Namja tampan itu mendengus.
Ada rasa sakit di hatinya.
Namun ia segera memejamkan matanya dan menyurukkan wajahnya di leher Jaejoong.
Mendiamkannya disana selama beberapa detik.
Kemudian ia mengecup pundak namja cantik itu dan berbisik tajam.

  “Aku bersumpah, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku..”

Jaejoong mencengkram erat pagar beranda itu.
Ia menarik senyum kecutnya.

  “Tapi sayang, cinta yang telah bersemi sekian lama akan sulit untuk hilang tanpa bekas..”

Hening.

Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya diam.

  “Aku mencintaimu..”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Dadanya terasa nyeri.
Ada rasa sakit yang menyeruak saat ia mendengar suara bass yang dalam itu.
Perih.
Namja cantik itu menyentuh dada kirinya.
Darahnya bergejolak hangat di tengah rasa sakit yang menggerogoti hatinya.

Seandainya Eunjae tidak meninggal..


-------


  “Jaejoong ah, kau mau berjalan-jalan hari ini?”

Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia menggeleng.
Mengacuhkan Yunho yang menghela nafas.

  “Kalau menonton bioskop kau mau tidak?”

Jaejoong kembali menggeleng.

  “Bagaimana kalau makan malam diluar?”

Ia masih menggeleng.

Yunho mengernyitkan dahinya.
Ck.
Lama mereka saling terdiam.
Sampai kemudian Jaejoong membuka suaranya.

  “Aku sedang ingin memakan mie ramen sambil menonton televisi di rumah”

Yunho mengangkat wajahnya.
Ia segera beranjak dari duduknya dan meraih ponselnya.
Mendial nomor pemesanan mie ramen di restoran terdekat.

Sementara itu Jaejoong hanya duduk diam di atas hambal.
Mata beningnya bergerak pelan.
Memperhatikan iklan-iklan terbaru Yunho yang sedang ditayangkan di televisi.

  [ “Hidup itu terus berlanjut, terus berjalan, tidak pernah berhenti, karena waktu tidak pernah bisa menunggu..Oleh karena itu kita harus selalu siap, selalu kuat untuk masalah dan rintangan yang akan datang menghadang suatu saat nanti” ]

Namja cantik itu memangku wajahnya di atas kedua lututunya yang ditekuk.
Ia mengerutkan dahinya.
Mengingat kalimat Jung Keybum, Umma dari kedua suaminya beberapa waktu yang lalu.

Jaejoong mendesah.

Ia tahu Yunho mencintainya.
Ia tahu Eunjae tidak akan pernah bisa kembali lagi kepadanya.

Hanya saja..

Ia butuh waktu untuk saat ini.
Waktu untuk memahami apa yang telah terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Waktu untuk menerima apa yang telah terjadi beberapa bulan terakhir ini.
Waktu untuk mengerti apa yang telah terjadi beberapa bulan terakhir ini.

Sesak.

Terkadang rasa benci dan sayang bercampur menjadi satu di saat ia bertatapan dengan mata musang yang mengandung harap itu.
Saat bibir tebal itu menyentuh dan menggesek bibir ranumnya.

Yunho telah mencuri segala tempat yang selama ini menjadi milik Eunjae.

He’s replace Him..

  “Jaejoong ah!”


DEG!


  “Ne?!”

  “Aku bertanya padamu, kau mau pakai cabai atau tidak?”

  “Ne, yang banyak”

  “Kau yakin?”

  “Ne, wae?”
 
  “Nanti kau sakit perut otte? Gwenchana?”

TIDAK! BERHENTI MEREBUT APA YANG SEHARUSNYA EUNJAE LAKUKAN PADAKU!
BERHENTI KHAWATIR!
JANGAN MENATAPKU SEPERTI ITU!

  “Kau mendengarku, Jung Jaejoong?”

Namja cantik itu meringis.
Ia mengangguk pelan.

Memandang Yunho yang kembali berbicara di ponselnya.


-------


Yorin mengulas senyum manisnya.
Menatap Yunho yang terlihat lesu saat ini.

  “Aku bingung..Apakah namaku sudah tertoreh di hatinya atau belum? Kenapa ekspresinya tidak pernah bisa ditebak setiap kali ia berhadapan denganku?” Gumam Yunho kesal.

  “Ia hanya butuh waktu” Sahut yeoja berambut pendek itu.

  “Sampai kapan? Kami sudah menikah selama 3 bulan! Dan aku telah melakukan segala cara untuk merebut hatinya!”

  “Kau pernah mendengar kalimat ‘cinta yang telah bersemi akan sulit untuk tergantikan’ Yunho ah?”

  “Yeah, Jaejoong pernah mengatakannya kepadaku”

  “Kalau begitu kau sudah mengerti”

  “Tapi…”

Namja tampan itu merapatkan bibirnya.
Menolak untuk melanjutkan apa yang sudah terucap di bibir tebalnya.

Uh.

Yunho memijat pelipisnya.

  “Hei”

  “Mmm?”

  “Kau ingin tahu bagaimana perasaan Jaejoong terhadapmu saat ini ania?”


SSRAK!


Namja tampan itu membenarkan posisi duduknya.
Ia menatap tajam yeoja berambut pendek itu.

  “Aku bisa membantumu” Bisik Yorin menyeringai.

Oh well?

Yunho menaikkan alisnya.


-------


Jung Jaejoong mendesah pendek.
Sudah pukul 11 malam.
Dan Yunho belum pulang.

Apa yang terjadi?

Biasanya namja tampan itu sudah tiba di rumah sebelum jam 9 malam.

  “Fuuhh”

Jaejoong menghembuskan nafasnya.
Dahinya mengerut dengan pipi yang menggembung.
Eoh?
Sudah mulai menerima Jung Yunho hum?
Melupakan bahwa seharusnya kau mengacuhkan namja tampan itu?


CKLEK!


Jaejoong tersentak kaget.
Ia sontak berdiri dari duduknya saat suara pintu yang terbuka itu terdengar jelas.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Menatap Yunho yang merangkul seorang yeoja cantik dengan begitu intim.

Nuguseyo?

Seingatnya Yunho tidak pernah membawa yeoja mana pun ke rumah mereka.

  “Kau tunggu disini ara? Aku ambil naskahnya dulu”

Yeoja cantik itu mengangguk.
Ia duduk manis di sofa ruang tamu dan membenarkan tatanan poninya.
Mengacuhkan Jaejoong yang masih berdiam diri di sana.
Tidak lama kemudian Yunho berlari dari kamarnya.
Tangannya menggenggam naskah drama dan ia menyerahkan naskah itu kepada Yorin.

  “Kau bisa mulai memberi tanda untuk setiap dialogku dan mengembalikannya kepadaku besok pagi” Ujar Yunho tersenyum.

Yeoja cantik itu mengangguk.
Ia tersenyum manis kepada Yunho sebelum beranjak keluar dari rumah.


CKLEK.


Yunho menoleh.
Menatap pintu kamar yang tertutup keras oleh Jaejoong.
Ia tertegun selama beberapa detik.
Kemudian ia terlonjak dan segera berlari menuju pintu depan mengejar Yorin yang hendak menaiki mobilnya.

  “Kurasa kita berhasil!”

Eoh?

Yeoja berambut pendek itu menaikkan alisnya.
Ia terkekeh kecil dan mengangguk.

  “Semoga beruntung~!” Ujar Yorin tersenyum.

Ia menutup pintu mobilnya dan mengemudi keluar dari perkarangan rumah besar berwarna putih itu.
Sementara Yunho mengembangkan senyum manisnya.
Ia berjalan santai mengunci pintu dan masuk ke dalam kamar mereka.
Mata musangnya melirik Jaejoong yang sedang duduk di pinggir ranjang.
Ia sedang mengancingi piyamanya.

Namja cantik itu tersentak kaget saat tiba-tiba Yunho menunduk di hadapannya dan mencium bibir ranumnya.
Satu tangan Yunho mengelus leher jenjangnya dan satunya lagi mengusap pinggiran rambut almond Jaejoong.

Namja cantik itu sontak memejamkan kedua mata beningnya.
Yunho membuka bibirnya.
Memperdalam ciuman lembutnya.

Namja tampan itu perlahan mendorong Jaejoong ke belakang.
Kemudian ia menaiki ranjang dan berlutut di hadapan namja cantik itu.
Membuat Jaejoong mendongak.
Beberapa menit namja cantik itu sempat terbuai.
Namun mendadak ia tersentak dan segera mendorong Yunho ketika jemari namja tampan itu hendak menyusup ke dalam piyamanya.

Deru nafas terdengar berkejaran.
Wajah keduanya tampak memerah.
Keringat dingin mengalir di pelipis Jaejoong.

Mata beningnya menatap penuh tanda tanya ke arah Yunho.
Tapi namja tampan itu tidak peduli.
Ia mencondongkan tubuhnya hendak mencium bibir ranum itu sekali lagi.
Namun Jaejoong segera memalingkan wajahnya.
Membuat bibir Yunho membentur pipinya yang halus.

  “Kupikir kau sudah memiliki rasa cinta akanku” Desis Yunho pelan.

Jaejoong tercekat.
Mata beningnya bergerak pelan.
Ia masih dalam posisinya mengacuhkan pandangan Yunho.

  “Atau hanya aku yang terlalu percaya diri?” Sambung Yunho lagi.

Hening.

Jaejoong tidak menyahut.
Matanya mulai menggenangkan tetes bening yang hangat.
Ia menahan nafasnya.

Yunho menghembuskan nafas pendek.
Ia hendak menjauh dari Jaejoong.

  “Ternyata sampai kapan pun posisi Hyungku di hatimu tidak akan pernah bisa tergantikan siapa pun huh? Bahkan oleh diriku?”

Jaejoong terisak lirih.
Air matanya menetes.
Mata beningnya bergerak gelisah.

Yunho menundukkan wajahnya.
Ia beranjak turun dari ranjang.
Namun gerakannya mendadak terhenti saat suara serak dan bergetar itu mengalun mengisi keheningan ruangan.

  “Tadinya aku berpikir seperti itu..Tadinya aku berpikir aku telah memiliki rasa cinta akanmu..Dan tadinya ingin menerima kalau waktu telah berlalu..Tapi sepertinya aku salah..Tapi sepertinya aku keliru..Saat mataku menangkap bayangmu dan yeoja asing itu..Hiks..”

Yunho terdiam.

Mata musangnya mengerjap.
Menatap lurus Jaejoong yang menangis.

Hmp.

Namja tampan itu menarik senyumnya.
Ia kembali mendekati Jaejoong dan mengusap air matanya.
Menyekanya dengan lembut.
Kemudian ia berucap pelan.

  “Kau tidak pernah keliru..Aku dan yeoja itu tidak ada hubungan apa pun..Lagi pula, bukankah aku sudah pernah bersumpah kepadamu hum?”

  “…Hiks..”

  “Buka matamu, dengarkan hatimu, aku selalu disini untukmu”

  “Maafkan aku..Hiks..”

Namja tampan itu mengulas senyum manisnya.
Ia mengangguk pelan dan memeluk erat namja cantik itu.
Jaejoong meringis.
Ia balas memeluk punggung Yunho dengan erat.
Tangisnya tumpah.

Namja tampan itu mengecup lembut puncak kepala Jaejoong.
Ia menghirup wangi permen apel manis dari sana.

  “Katakan sesuatu” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong mengangguk.
Ia menundukkan wajahnya.
Membiarkan jemari hangat Yunho masih mengusapi punggung dan kepalanya.

  “Aku..Aku mencintaimu..”

  “Siapa?”

  “Kau, Yunho ah..”

  “Tidak akan tergantikan?”

  “Tidak akan tergantikan..”

Yunho tersenyum manis.
Ia menundukkan wajahnya.
Mata musangnya terpejam.
Dengan kedua tangan yang masih merengkuh erat bagian dari jiwanya.


END.



DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

2 komentar:

  1. hwaaaaa....
    walau gak sudi jae sempat jadi istrinya org lain...
    tapi karena endingnya yunjae bahagia....
    unn terima dgn lapang dada.....
    hehheehe....
    unn juga gak tau....
    unn paling gak rela jika yunjae dipasangkan ma org lain.... hehehehehe....
    karena Yunjae is real.....

    BalasHapus
  2. akhirnya si cantik sadar juga klu dia sdh jatuh dlm pesona jung yunho :3

    BalasHapus