This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/BEASTLY


Tittle: BEASTLY

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fantasy-hurt-masuk kardus


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Kau akan menjadi yg terburuk setelah menjadi yg terbaik”

.
.
.

Suasana DongBang Senior High School itu terlihat ramai hari ini.
Oh well.
Sedang ada pemilihan President School terbaru untuk tahun ini.

Terlihat dari depan mimbar, putra pemilik yayasan sekolah, Jung Yunho.
Dengan kaus abu2nya yg dipadu dengan rompi hitam.
Mata musangnya mengerling tajam.
Seulas senyum mengejek terukir di bibir tebalnya.

Yes!
Siapa yg tidak tahu hasil akhir dari pemilihan President School ini huh?
Jung Yunho selalu menjadi pemenang selama 2 tahun berturut2 karena kesempurnaan yg dimilikinya.
He is the best.
Dia yg terbaik.

Multilatenta, kaya, penguasa, tampan, oh wow, tidak ada satu pun kecacatan dalam biografi hidupnya.

Sangat berbanding terbalik dengan sosok cantik yg terlihat mengasingkan diri di ujung pilar.
Kim Jaejoong menundukkan wajahnya seraya memeluk erat buku teksnya.

  Congrats boy! Kau terpilih lagi tahun ini!” Ujar Yoochun tertawa.

Yunho hanya mengangguk angkuh.
Ia melangkahkan kakinya berjalan meninggalkan auditorium sekolah.
Mengacuhkan teriakan para penggemarnya.

Eoh?

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yg hendak beranjak dari tempatnya.

  “YA! Kau Kim Jaejoong bukan?” Teriak Yunho lantang.

Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia menoleh dan membulatkan matanya menatap Yunho yg berjalan mendekat.
Oh gosh!
Mimpi apa ia semalam?

  “Kau pria berwajah yeoja yg paling menjijikkan di dunia!” Tawa Yunho lantang.


DEG.


Jaejoong membesarkan matanya tidak percaya.
Ia menggertakkan giginya kesal.

  “Apa masalahmu, Tuan Jung? Aku tidak pernah mengganggumu!” Ujar Jaejoong kesal.

Namja tampan itu menoyor dahi Jaejoong sedikit keras.
Ia menatap tajam wajah cantik itu.

  “Dengar, Kim, peraturan pertama yg akan kubuat di sekolah ini adalah, pria berwajah yeoja sepertimu dilarang masuk ke dalam kelas! Kecuali kau mengoperasi wajahmu terlebih dahulu”

  “M..Mwo?”

  “Banci!”

Namja tampan itu tertawa lantang.
Ia menepuk kepala Jaejoong dan berjalan meninggalkan namja cantik itu.
Seluruh siswa siswi yg hadir di sana ikut tertawa.
Mengejek Jaejoong yg menundukkan wajahnya dalam.

Ia mencengkram kepalan jemarinya dengan erat.
Berusaha menahan tangis yg hendak mengalir.



TAP.


Yunho sontak menghentikan langkahnya.
Menatap sosok yeoja berambut ikal yg bersandar di dinding.
Ia menaikkan alisnya.

Oh mom.

Yeoja berambut ikal itu terlihat sangat mengerikan.
Ia mengenakan gothic dress dengan high heels-nya yg berwarna senada.
Hitam.

Ah, perlu kujelaskan disini, kalau sekolah swasta ini tidak mewajibkan seragam untuk para siswa.
Seragam sudah terlalu kuno, menurut Yunho.

  “Hati2 Boy, yeoja itu penyihir!” Ujar Yoochun memundurkan langkahnya.

Heh?

Yunho terkekeh geli.
Ia malah mendekati yeoja itu dengan yakin.
Mengacuhkan teman2 gengnya yg sudah berlari menjauh.

Mata musang Yunho memicing.
Menatap mata sipit yg tertutup dengan eyeliner hitam itu.
Membuat mata yeoja berambut ikal itu terlihat semakin tajam.

  “Wah wah, tumben sekali seorang Jung Yunho mau menyapa gadis penyihir sepertiku ini” Kekeh yeoja itu geli.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Dengar, Nona mistik, peraturan kedua yg akan kusahkan di sekolah ini adalah, yeoja sinting sepertimu dilarang bersekolah di sini”

  “Eoh?”

  “Jadi sebaiknya kau segera mengurus surat kepindahanmu”

Yeoja berambut ikal itu tertawa geli.
Ia menjentikkan kuku hitamnya yg panjang.
Seulas seringai terukir di bibir tipisnya.

  “Sepertinya kau sudah melampaui batas ania? Kesempurnaanmu membuat sikapmu menjadi congkak dan sombong” Ujarnya.

  “Mwo? Ya! Jaga bicaramu!” Bentak Yunho kesal.

Yeoja itu mengetukkan heels-nya sedikit keras.
Ia semakin menarik seringai tajamnya seraya mendekati Yunho.

  “Kau, Jung Yunho, aku mengutukmu dengan sihirku” Desisnya tajam.


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Sontak ia memundurkan langkahnya.
Pelipisnya berkeringat.
Jujur saja, ia sedikit takut saat ini.

  “Kau akan menjadi yg terburuk setelah menjadi yg terbaik”


DEG DEG DEG.


Yunho meringis.
Mendadak ia merasakan kepalanya pusing.
Dunia seakan berputar dengan cepat.

Mata musangnya menyipit.
Menatap yeoja berambut ikal yg sedang tertawa geli itu.
Mengerikan, pikir Yunho.

Namja tampan itu berpegangan pada dinding yg ada di dekatnya.
Kepalanya semakin sakit.

Detik berikutnya yg ia ingat adalah, semuanya menjadi gelap.


-------


  “Nggghh”

Namja tampan itu mengerjapkan mata musangnya.
Kepalanya terasa berat.
Ia menggerakkan tubuhnya tidak nyaman.


DEG!


Mendadak Yunho tersentak.
Ia melompat bangun dari baringnya.
Menyadari kalau posisinya saat ini adalah di dalam kamarnya yg hangat.

Eoh?

Bukankah tadi ia masih berada di sekolah?

Dan lagi..Yeoja itu---

  “WHAT THE HELL?!” Teriak Yunho kaget.

Namja tampan itu membulatkan mata musangnya.
Menatap bayangan dirinya dari cermin besar itu.

Jantungnya berdebar kencang.
Darahnya berdesir cepat.

No, no, NO!!

Yunho meraba kepalanya yg berdenyut.
Ia menggeleng tidak percaya.

Menatap sosok namja yg ada di dalam cermin itu.
Rambut cokelatnya hilang.
Ia botak.
Dengan urat nadi yg timbul di atas kulitnya.

Yunho merinding.
Ia menatap tangannya yg seperti dililit selang berwarna merah dan biru.
Di lengan kanannya terdapat lukisan sebuah pohon berwarna hijau.

  “Kutukanmu bisa hilang kalau ada seseorang yg mengatakan ‘aku mencintaimu’ kepadamu”


DEG!


Yunho berbalik.
Membulatkan matanya menatap yeoja berambut ikal yg sedang duduk atas mejanya.

  “Ke..Kenapa kau bisa berada di sini?!”

  “Hmp, kau benar2 anak yg tidak tahu diri, Jung Yunho, kau bertingkah seakan telah menjadi penguasa dunia apa kau tahu itu eoh?”

  “…”

  “Kau telah menyakiti banyak orang dengan kekuasaanmu, dan juga tutur katamu yg selalu sok hebat itu”

  “Kau---”

  “Waktumu setahun”


DEG.


  “Apa??”

  “Kau lihat lukisan pohon yg ada di tanganmu itu? Pohon itu akan berbunga setiap kali berganti bulan, dan kalau jumlah bunganya mencapai angka 12, maka kau tidak akan pernah bisa kembali selamanya”

  “KAU BERCANDA?! KEMBALIKAN TUBUHKU SEPERTI SEMULA SEKARANG JUGA!!”

Yeoja berambut ikal itu tertawa lantang.
Ia menjentikkan kuku hitamnya yg panjang seraya melompat dari atas meja milik Yunho.
Mata sipitnya yg ditutupi eyeliner tebal mengerling tajam.

  “Jangan pernah bermain2 dengan seorang penyihir, Dude” Desisnya keras.

Yunho terhenyak.
Tubuhnya merinding ketika menyadari yeoja berpakaian gothic itu telah menghilang dari pandangannya.

Gosh.

Yunho terduduk lemas.

Kutukannya akan hilang kalau ada yg mengatakan cinta padanya?
Yg benar saja!
Ia sendiri jijik melihat keadaannya yg sangat parah seperti ini!

He’s look like a monster!!

  “Yunho! Kau sudah pulang?”


DEG!


Yunho tercekat.
Ia tahu itu suara Appanya.


CKLEK!


  “Yun---”

Namja bermata bulan sabit  itu terkesiap kaget.
Mendadak nafasnya tercekat.
Menatap tidak percaya sosok namja yg mengerikan di hadapannya saat ini.

  “Siapa kau?!” Jerit Jinki kaget.

Yunho mendesah.
Ia beranjak berdiri.

  “Ceritanya panjang, Appa, aku dikutuk” Ujar Yunho lirih.

Mwo?

Namja bermata bulan sabit itu membulatkan mata sipitnya.
Tubuhnya bergetar hebat.
Menatap urat2 yg terlihat jelas di atas kulit namja tampan itu.
Terjalin menutupi ketampanan pada wajahnya.

  “Apa yg harus kulakukan, Appa?” Lirih Yunho lemah.

Ia seakan lumpuh saat ini.
Semuanya terjadi begitu cepat.
Yunho menyesal.


-------


  “Tidak akan ada yg bisa melihatmu sekarang, Appa sengaja membeli rumah ini untukmu, kau tidak perlu khawatir, hanya maid Nana yg akan mengurusimu” Ujar Jinki.

Yunho menghela nafas.
Ia mendongakkan wajahnya.
Menatap langit2 ruangan yg tinggi itu.

Oh well.

Jinki membawanya pindah ke bagian selatan dari negara yg mereka tinggali itu.
Namja bermata bulan sabit itu berusaha sedemikian rupa agar publik tidak mengetahui kondisi mengerikan anak kandungnya itu.

  “Jaga dirimu baik2, son” Ujar Jinki sebelum menutup pintu.

Heh.

Yunho menarik senyum mirisnya.
Son?
Kalau bukan karena kutukan sialan ini mungkin kau tidak akan pernah menganggapku sebagai putramu. Gumam Yunho dalam hatinya.

Well, Yunho tinggal dengan Appanya yg workaholic sejak ia kecil.
Ummanya meninggal karena sakit.
Dan juga karena Appanya yg tidak pernah berada di rumah.

Jung Jinki tidak memperdulikan apa pun selain perusahaan, bisnis, dan kekuasaan yg tidak pernah membuatnya merasa puas.
Ia bahkan sangat jarang berkomunikasi dengan putra tunggalnya sendiri.

  “Tuan, air hangatnya sudah saya siapkan, kau ingin mandi sekarang?”

Yunho menoleh.
Menatap Nana yg tersenyum padanya.
Ah, Nana Kim.
Maid yg dua tahun lebih tua darinya.
Yeoja berambut blonde yg sudah menjadi pengasuhnya sejak ia remaja.

  “Ne” Sahut Yunho lirih.


-------


TAP TAP TAP.


Namja tampan itu memutuskan untuk berjalan2 saat ini.
Ia memakai jaketnya yg tebal dan menutupi wajahnya dengan tudung jaketnya yg lebar.

Wajahnya menunduk.
Kalimat penyihir waktu itu terus menghantui pikirannya.

Ia melirik tangan kanannya.
Sudah ada lima bunga di sana.

Waktunya tinggal 7 bulan lagi sebelum semuanya terlambat.
Oh shit.
Masalahnya saat ini adalah, tidak semudah itu mencari seseorang yg mau mencintainya dalam keadaan terkutuk seperti ini kau tahu itu?
Yunho frustasi.

  “APPAAAAA!!”


DEG.


Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia familiar dengan suara merdu ini.

Yunho menolehkan wajahnya dan membulatkan kedua mata musangnya.
Menatap sosok cantik yg pernah dihinanya itu sedang berlari dari kejaran dua namja bertubuh kekar.

  “Kim Jaejoong ania?” Gumamnya berdesis.

Namja tampan itu melangkahkan kakinya mengejar mereka.
Jaejoong berlari ke dalam gedung tua.
Menangis terisak dengan ketakutan yg menyelimuti dirinya.

Nafasnya menderu tidak teratur.
Ia lelah.
Kepalanya terasa berat.
Pandangannya berputar2.

Sampai kemudian ia merasakan keseimbangannya hilang dan terjatuh di lantai usang itu.

  “JANGAN SENTUH PUTRAKU!!” Teriak seorang namja berperawakan Cina itu dengan lantang.

Ia berlari menuju dua namja bertubuh kekar itu dan berusaha merubuhkan mereka.


DOR!

DOR!


DEG!


Kim Hangeng tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat.

Ia berbalik menatap sosok namja berjaket yg berdiri di belakangnya.
Ia memegang pistol.


BRUK!


Hangeng terduduk lemas.
Tubuhnya bergetar hebat.
Menatap dua namja bertubuh kekar itu mati berlumuran darah dengan jantung yg tertembus peluru.


TAP TAP TAP.


  “Si..Siapa kau?!” Jerit Hangeng ketakutan.

Yunho tersenyum kecil.
Ia melempar pistolnya dan berjongkok di hadapan namja Cina itu.

  “Siapa mereka?” Tanyanya acuh.

  “Me..Mereka penagih hutang yg dikirim ke rumahku..” Sahut Hangeng takut.

  “Hm, hutang huh? Berapa?”

  “U..Untuk apa kau tahu? Bukan urusanmu!”

  “Ck, dengar, Tuan! Anakmu berada dalam bahaya karena hutang yg kau buat! Apa kau tidak sadar heh?!”

  “…”

  “Beritahu nomor rekeningmu, aku akan melunasi semua hutangmu”


DEG.


Kim Hangeng membulatkan mata sipitnya.

  “Well, sebagai gantinya, putramu harus tinggal bersamaku mulai besok”

  “APA??”

  “Akan kuberikan alamatku setelah ini, lebih baik kau segera bangun”

  “Y..YA! Aku tidak mengenalmu! Bagaimana bisa kau melunasi hutangku dan meminta putraku untuk tinggal denganmu eoh?! Aku tidak tahu kau orang jahat atau tidak!”

  “Atau kau mau anakmu diperkosa oleh suruhan penagih hutangmu huh?”


DEG.


Hangeng menelan salivanya.


-------


Namja cantik itu mempoutkan bibir cherrynya lucu.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap rumah yg sangat besar ini.

Setahunya ini rumah kosong.

  “Silahkan, Tuan”

  “Omo, panggil saja aku Jaejoong, gwenchana”

Maid berseragam itu tersenyum manis.
Ia mengangguk dan membantu Jaejoong membawakan barangnya ke dalam kamar yg ada di ujung lorong.

  “Ung..Mianhae, boleh aku bertanya?”

  “Ne, silahkan”

  “Si..Siapa yg tinggal di rumah ini? Maksudku, siapa majikanmu? Appaku bilang dia orang baik, dia telah melunasi seluruh hutang keluargaku dan menyuruhku tinggal disini agar aku aman dari orang2 jahat”

  “Hmp, kenapa anda tidak melihatnya sendiri?”

Jaejoong mengernyitkan dahinya.

Namja cantik itu berhenti tepat di depan pintu kamarnya.
Ia membuka kenop pintu itu dan melebarkan matanya takjub.

Omo, ini kamar terbaik yg pernah ada! Jeritnya dalam hati.

  “Kalau anda memerlukan sesuatu silahkan panggil saya, nama saya Nana Kim” Ujar yeoja blonde itu.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera menyeret kopernya ke dalam dan menutup pintu.

Mengacuhkan sosok namja yg mengintipnya dari pintu kamar sebelah sejak tadi.


-------


Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Menatap sebuah kotak berwarna merah beledu yg tergeletak di depan pintu kamarnya hari ini.
Oh well.
Apa lagi ini huh?
Sejak ia tinggal di rumah ini ia selalu mendapatkan barang2 berharga yg diletakkan di depan pintu kamarnya.

Aish.

  “NANA!!”

Yeoja berambut blonde itu tersentak kaget.
Ia segera berlari menuju kamar Jaejoong.
Mata sipitnya mengerling menatap kotak merah itu.
Kemudian ia terkekeh geli.

  “Hadiah lagi hum? Sepertinya itu perhiasan yg sangat mahal ani?” Ujar yeoja blonde itu.

Jaejoong mendengus.

  “Kembalikan ini kepada majikanmu! Aku tidak butuh!” Ujar Jaejoong ketus.

  “Kenapa? Gelang perak ini bagus”

  “Aku tidak butuh apa pun, Nana Kim, yg aku inginkan hanya bertemu dengan majikanmu itu! Kenapa ia berbuat seperti ini padaku? Apa ia membenciku?”

  “Mwo? Ania, siapa yg berkata seperti itu? Tuanku sama sekali tidak membenci anda, Jaejoongie”

  “Lalu?”

  “Ia hanya malu, kau tahu itu? Kau terlalu cantik untuk dipandang, Joongie ah”


BLUSH.


Namja cantik itu merasakan wajahnya panas.
Ia menatap tajam yeoja blonde yg sedang terkikik geli itu.
Aish, Nana Kim benar2 menyebalkan!

  “Ah, Jaejoongie, makan malam sudah siap”

  “Aku tidak la---”

  “Majikanku sudah menunggu anda di sana”


DEG.


Benarkah?

Mata bening itu berkilat senang.
Ia segera menyambar sweaternya dan berlari menuju ruang makan.


CKLEK!


DEG!


Gerakan Jaejoong terhenti.
Ia terpaku di tempat.

Jantungnya berdebar2.
Menatap sosok namja yg terlihat mengerikan di kursi ujung.

Iakah?
Iakah namja yg telah menolong keluarganya itu?

Jaejoong menelan salivanya.

  “A..Anyeong..”

Namja berjaket itu tidak menyahut.
Ia hanya diam di tempatnya.

Jaejoong melangkah mendekat.
Ia duduk di kursinya dengan dada yg berdebaran.
Jujur, ia sedikit takut.

Kenapa namja yg ada di hadapannya saat ini tidak membalas sapaannya?

Suasana mendadak terasa hening.
Tidak terdengar apa pun kecuali suara denting sendok dan garpu itu.
Yunho dan Jaejoong menghabiskan makan malam mereka tanpa obrolan.


TREK.


Namja cantik itu meletakkan sendoknya.
Ia meminum airnya dan beranjak dari duduknya.

Jaejoong hendak keluar dari pintu ruang makan, namun gerakannya mendadak terhenti ketika ia mendengar suara bass yg terasa tidak asing itu menyapa telinganya.

  “Kau takut padaku?”

Senyap.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya berbalik dan menatap mata musang yg balas memandangnya itu.

Jaejoong tersenyum geli.
Kemudian ia segera melangkah keluar ruangan.

Meninggakan Yunho yg balas tersenyum di tempatnya.

Gosh.

Debaran apa ini?


-------


  “Jadi, siapa namamu?”

Namja cantik itu menoleh.
Menatap Yunho yg duduk di ayunan sebelahnya.

Mereka sedang berada di taman belakang sekarang.

  “Aku..Namaku Yunho”


DEG.


  “Apa?”

  “Yunho, Jang Yunho”

  “Ah, ternyata margamu Jang”

  “Wae?”

  “Mm, aku mengenal seseorang di sekolahku, namanya sama sepertimu, hanya marga saja yg berbeda”

  “Benarkah? Seperti apa dia?”

Jaejoong terkekeh.
Ia menundukkan wajahnya.

  “Ia namja yg sangat kubenci”


DEG.


  “Kenapa?”

  “Well, aku tidak menyalahkan kehidupannya yg sangat sempurna itu, tapi aku tidak suka dengan sikapnya yg selalu sok hebat, kau tahu, aku paling benci dengan orang yg suka merendahkan orang lain, maksudku, apa salahnya memiliki sesuatu yg berbeda?”

  “Memangnya apa yg ia katakan padamu?”

  “Kau tahu? Dia menyebutku banci, hanya karena wajahku, dia bilang aku harus operasi plastik kalau mau masuk kelas!”

  “Benarkah?”

  “Ne! Apanya yg cantik? Jelas2 wajahku sangat tampan!”

Eoh?
Namja bernama Jung Yunho itu tertawa geli.
Membuat Jaejoong sontak mempoutkan bibir cherrynya lucu.

  “Ania, namja tampan itu benar, Joongie ah..Kau memang cantik..Sangat cantik” Bisik Yunho tersenyum.


DEG DEG DEG.


Namja cantik itu memalingkan wajahnya yg merah padam.
Ia mengernyit kesal sekaligus malu.
Apa ini?
Kenapa ia berdebar2 seperti ini?

  “Aish! Kau menyebalkan Yunnie yah!” Jerit Jaejoong kesal.

Namja tampan itu semakin menarik senyumnya.
Yunnie?
Terdengar cukup bagus. Gumamnya dalam hati.

Ah, Yunho menghela nafas pendek.
Sudah berapa lama ia tidak merasakan perasaan seperti ini?
Tersenyum lepas tanpa beban sepertinya sudah sangat sangat jarang ia lakukan.

  “Besok aku kembali bersekolah, fuuhhh” Eluh Jaejoong tersenyum kecut.

Yunho menatap wajah cantik itu.

  “Kenapa kau malah menghela nafas? Bukannya sekolah itu menyenangkan?”

  “Aish, kau tidak tahu Yunnie ah, besok namja sok hebat itu pasti akan menghardikku lagi, aku benar2 membencinya”

Namja cantik itu menghentikan ayunannya.
Ia menoleh menatap Yunho dan mengernyitkan dahinya.

  “Kenapa kau menatapku seperti itu?” Tanya Jaejoong bingung.

  “Kau benar2 membenci Jung Yunho, Jaejoongie?” Balas Yunho balik bertanya.

Jaejoong terdiam.
Hanya mata beningnya yg bergerak pelan menatap mata musang itu.
Ia membuka mulutnya hendak menjawab, namun matanya refleks terpejam ketika namja berjaket itu mencium bibirnya.

Jemari namja cantik itu terkepal erat.
Jaejoong menahan nafasnya.

Gosh.

This is his first kiss you know that huh?

Yunho membuka bibirnya lembut.
Menyesap manis bibir ranum itu.
Ah, entah sejak kapan, ia telah jatuh cinta pada namja cantik ini.

Mata bening itu mengerjap pelan ketika Yunho menjauhkan wajah mereka.
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia memalingkan wajahnya yg tampak memerah dan kembali berayun.
Mengacuhkan Yunho yg tersenyum lembut memandangnya.


-------


CKLEK.


Namja cantik itu tertegun setelah membuka pintu kamarnya.
Ia mendapati sebuket bunga tulip violet yg manis.
Omo.
Jaejoong terkekeh geli seraya meraih buket itu.
Ia menghirup wangi manisnya dan berjalan menuju ruang depan.

  “Nana”

  “Ne? Omo~!”

Yeoja blonde itu menaikkan alisnya menatap serangkaian bunga yg ada di tangan Jaejoong.
Namja cantik itu menyerahkan buket bunga itu kepada Nana.

  “Tolong taruh di kamarku nee? Aku harus ke sekolah hari ini”

  “Arasseo”

  “Ah, Yunnie eodisseo?”

Nana Kim tidak menyahut.
Ia hanya memutar bola matanya menatap pintu kamar yg tertutup itu.
Jaejoong hanya mengangguk mengerti.

Namja cantik itu melangkah menuju kamar Yunho.
Ia mengetuk pintu itu dan menunggu pintu cokelat itu terbuka.


CKLEK.


GREPP!


Omo.
Yunho tertegun kaget.
Menatap Jaejoong yg memeluknya dengan erat.
Namja cantik itu tersenyum manis.
Sementara Yunho balas merengkuh tubuh mungil itu.

  “Ada apa denganmu?” Tanya Yunho melonggarkan pelukannya.

  “Oppsso, hanya jaga2 kalau nanti aku merindukanmu” Kekeh Jaejoong melepas pelukannya.

Eoh?

Namja tampan itu hendak membuka mulutnya untuk menyahut.
Tapi Jaejoong sudah melarikan diri terlebih dahulu.

Gosh.

Yunho mengangkat lengannya.
Menatap 11 bunga yg terlukis di dedaunan pohon itu.

  “Bolehkah aku berharap, Joongie ah?” Lirihnya berbisik.


SRET.


Yunho mengernyitkan dahinya.
Menatap sebuah kartu yg tergeletak di lantai.

Bukankah ini kartu pelajar milik Jaejoong?
Omo.


-------


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan menelusuri lantai utama sekolah swasta itu.
Ia mengacuhkan tatapan para siswa siswi yg ada di sekitarnya yg memandangnya dengan aneh sekaligus jijik.

Ah.

Yunho memicingkan mata musangnya.
Melirik Jaejoong yg sedang berbincang dengan temannya.

  “Joongie!”


DEG!


Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia segera berbalik dan membulatkan matanya.
Menatap Yunho yg tersenyum di sana.

Namja cantik itu terkekeh.
Ia berjalan mendekati Yunho dan menatap wajah yg diselingi urat yg timbul itu.

  “Apa yg kau lakukan di sini Yunnie yah?”

  “Igot, kartu pelajarmu tinggal”

  “Omo”

Hmp.

Yunho hanya tersenyum kecil.
Ia menyerahkan kartu pelajar itu dan menatap Jaejoong yg berbalik menjauhinya.
Belum jauh Jaejoong melangkah, namja cantik itu mendadak berhenti dan menoleh menatap Yunho.

  “Aku mencintaimu, Yunnie yah” Ujarnya tersenyum.


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Ia mengembangkan senyum manisnya.
Demi apa.
Ia benar2 merasa bahagia saat ini.

Namja tampan itu berbalik.
Berjalan keluar dari gedung mewah itu.

Ia terlalu senang.
Sampai tidak menyadari waktu yg berjalan dengan lambat di sekitarnya.


TAP.


Yunho berhenti.
Ia bermaksud melihat lukisan pohon dari uratnya yg ada di tangan kanannya.
Namun mendadak ia tercekat.
Ketika melihat kulitnya yg kembali mulus seperti semula.


DEG DEG DEG.


Namja tampan itu memberanikan wajahnya mendongak.
Sontak mata musang itu membulat sempurna.
Menatap bayang sesosok namja tampan dari jendela gedung.

GOSH!!

Yunho meraba wajah tampannya.
Kemudian menyentuh rambut cokelatnya.

  “AKU KEMBALI!!” Teriaknya lantang.

Namja tampan itu hendak berbalik untuk mengejar Jaejoong.
Namun gerakannya terhenti ketika pintu kaca itu terbuka dan menampilkan sesosok namja cantik dari sana.

  “OH! Yunho ah! Mianhae!” Ujar Jaejoong kaget.

Yunho mengernyitkan dahinya.
Ia menggeleng.

  “Jaejoongie! Dengarkan aku!! Aku---”

  “Sebentar Yunho ah, aku harus mengejar Yunnieku dulu, aku belum mengucapkan terima kasih padanya!”

  “Jae!”

Namja cantik itu mengacuhkan panggilan Yunho.
Ia berlari menuju halaman sekolah.
Mata beningnya menjelajah mencari sosok namja berjaket yg telah merebut hatinya itu.

  “Jaejoong ah! Dengarkan aku!” Ujar Yunho seraya menarik bahu Jaejoong.

Namja cantik itu berdecak kesal.
Ia melotot menatap Yunho.

  “Kau bisa diam tidak? Aku kehilangan seseorang!” Ujarnya kesal.

Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak menatap jemari lentik Jaejoong yg sedang memencet2 tombol ponselnya.

Hmp.

Namja tampan itu tersenyum manis.


DDRRTTT…DDRRTTTT…


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membulat sempurna.

Nafasnya tersendat.

Menatap Yunho yg tersenyum di hadapannya dengan ponselnya yg teracung.

  “Ka..Kau..Bagaimana bisa?” Lirih Jaejoong nyaris tidak terdengar.

  “Kau percaya sihir, Joongie ah? Aku telah dikutuk oleh seorang penyihir” Ujar Yunho.

Jaejoong terdiam.

  “Dan kau telah melepaskan kutukanku, cantik” Kekeh Yunho seraya mengusap pipi namja cantik itu.

Jaejoong mengerjapkan mata beningnya.
Ia mengulurkan jemarinya mengelus wajah Yunho.

  “Benarkah? Benar kau Yunnieku??” Tanya Jaejoong berbisik.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia tersenyum kecil sebelum meraih tengkuk namja cantik itu.
Mengusap lembut lehernya dan mengecup bibir ranumnya.

Jaejoong memejamkan matanya.
Dadanya berdebar kencang.
Ia menahan tangannya di kedua sisi wajah Yunho.

Namja tampan itu membuka bibirnya.
Menghisap rasa manis namja cantik itu dengan lembut dan melumat bibir atas bawahnya dengan lembut.

Kedua namja itu terus berciuman mesra.

Mengacuhkan sosok yeoja berambut ikal yg terkekeh seraya bersandar di dinding gedung.
Mata sipitnya yg ditutupi eyeliner mengerling nakal.

  “OH well, you’re the best of my beastly, Jung Yunho..Congrats!” Desisnya seraya menarik senyum manisnya.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar