Tittle:
BUTIRAN DEBU
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-friendship-hurt-understanding-garuk dinding bareng
changmin
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi..
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam..
Aku tersesat dan tak tau arah pulang..
Aku tanpamu..
Butiran debu..
.
.
.
Yunho menyesal.
Sangat.
Namja tampan itu mengusap wajahnya.
Ia mengerang lirih.
Seandainya saja aku tidak melakukan hal konyol itu.
Tapi semuanya sudah terlambat.
Apa kau tahu?
Satu kesalahan kecil yg mengakibatkan kesalahan besar
yg sangat mendalam.
“Seharusnya
aku percaya padamu Boo..” Lirih Yunho kesal.
Tetesan bening itu kembali mengalir untuk pagi ini.
Matahari sudah hampir tinggi.
Dan Yunho baru saja terbangun dari tidurnya.
Selalu terbangun dalam penyesalan yg dalam ketika ia
membuka mata.
Dua bulan yg lalu, Yunho dan Jaejoong adalah sepasang
suami istri yg sangat romantis.
Hidup mereka bahagia sampai saat itu datang.
Yunho mengadakan proyek di Jepang dalam rangka
memperluas cabang perusahaannya.
Meninggalkan istrinya yg tidak mau ikut kesana.
Awalnya Yunho mengira Jaejoong memang kelelahan
sehingga ia menolak.
Tapi ternyata ada hal lain di balik semua itu.
Yunho membatalkan tiket pesawatnya tanpa sepengetahuan
Jaejoong.
Ia membuntuti kekasihnya hari itu.
Dan jantungnya bergemuruh.
Ketika ia mendapati sosok namja elegan yg mampir ke
rumah mereka siang itu.
Ok Taecyon.
Saingan bisnis Yunho.
Yg merupakan sahabat baik Jaejoongnya.
Sahabat.
Tapi tidak di mata Yunho.
Jaejoong dan Taecyon pergi bersama mengunjungi sebuah
resort Hotel yg terkenal di Seoul.
Mereka tertawa bersama.
Seperti sepasang kekasih yg akan berbulan madu.
Saat itu pikiran Yunho berkecamuk.
Berusaha yakin kalau Jaejoongnya tidak akan pernah
bermain di belakangnya.
Dua namja itu mengelilingi tempat terindah di Seoul
sampai malam hari tiba.
Taecyon mengantar Jaejoong sampai ke depan rumahnya
dan pergi dengan mobil Lambhorgini hitamnya.
[ “Jadi begini kelakuanmu kalau aku tidak ada
di rumah hm?” ]
Yunho meringis.
Ia menyesal sudah berkata seperti itu pada istrinya.
Menghidupkan lampu rumah tiba2 ketika Jaejoong membuka
pintu.
Merasa senang karena sudah berhasil menangkap basah istrinya
yg tercinta.
Dan tenggelam dalam kecemburuannya sehingga ia
mengabaikan setiap tutur kata yg keluar dari bibir cherry itu.
Saat itu Yunho membanting meja yg ada di dekatnya.
Memaki Jaejoong dan keluar dari rumah.
Ia pergi ke Club untuk menghibur diri.
Tanpa menyadari sesosok yeoja berambut hitam yg
menyunggingkan seringainya waktu itu.
Yunho mabuk berat.
Ia tidak sadar apa yg terjadi malam itu.
Hubungannya mendadak kaku dengan istrinya sendiri.
Sampai kemudian Jaejoong meninggalkan rumah ketika yeoja
berambut hitam itu mengunjungi rumah mereka dan berkata..
[ “Yunho menghamiliku” ]
“SHIT!” Teriak
Yunho marah.
Dan sekarang ia menyesal.
Sangat sangat menyesal.
Bahkan mungkin tidak ada kata yg pantas untuk
menyampaikan penyesalannya saat ini.
Beberapa hari yg lalu ia berhasil menemukan kebenaran
yg seharusnya ia temukan sejak dulu.
Bahwa Go Ahra tidak pernah tidur dengannya.
Yeoja berambut hitam itu sudah lebih dulu hamil
sebelum Yunho bertengkar dengan Jaejoong.
Tapi semuanya sudah tidak berlaku lagi.
Jaejoongnya pergi.
Meninggalkan dirinya sendiri.
Tidak ada lagi senyuman di pagi hari.
Tidak ada lagi sapaan lembut di siang hari.
Tidak ada lagi kecupan manis di malam hari.
[ “Jaejoong sengaja memintaku untuk menemaninya
hari itu, Yunho ah, dia ingin memberimu kejutan di hari jadi pernikahan kalian”
]
BRAKK!
Yunho menendang meja nakas berwarna cokelat itu.
Seharusnya ia tahu kalau Jaejoong memang tidak akan
pernah mengkhianati dirinya ania?
Namja cantik itu bahkan sangat mencintai dirinya.
Ia sengaja mengajak sahabat baiknya untuk menyewa
kamar tepat di hari jadi pernikahan mereka.
Mencari berbagai resort bulan madu terbaik di Seoul
hanya untuk dirinya.
Tapi apa?
Ia menghancurkan segalanya tanpa pemikiran yg matang.
-------
Jung Jaejoong menghela nafas.
Ia menekan dada kirinya yg terasa sakit.
Sudah beberapa hari ini penyakitnya semakin parah.
Asma akut karena perasaannya yg tertekan.
Ia rela diguyur hujan deras yg terasa dingin malam
itu.
Ketika sosok yeoja asing datang ke rumah mereka dan
mengaku kalau suaminya telah menghamili yeoja itu.
“Jaejoong ah”
Jaejoong menoleh.
Menatap sahabat terbaiknya sejak kecil.
“Aku tidak
apa2 Yon yah” Bisiknya terkekeh.
Taecyon tidak menyahut lagi.
Ia hanya diam.
Memandang sosok cantik yg kembali terbatuk.
Ia tahu kalau Jaejoong tidak akan pernah baik2 saja.
“Kka, kita
masuk ke dalam, cuaca musim dingin sangat tidak baik untukmu”
Jaejoong mengangguk.
Menggenggam jemari Taecyon seraya beranjak bangun.
Wajah cantiknya terlihat pucat.
Ia sering sakit2an sejak saat itu.
Pikirannya yg tidak pernah fokus dan jadwal makannya
yg berantakan membuat Jaejoong mudah terserang penyakit.
Sampai Taecyon memutuskan untuk membawa Jaejoong ke
rumah sakit dan menemaninya tinggal disana.
“Aku
merindukan seseorang” Ujar Jaejoong tersenyum.
Namja elegan itu balas tersenyum lembut.
Ia mengangguk.
“Aku juga”
Ujarnya.
“Tapi aku
yakin orang yg kita rindukan berbeda Yon ah”
“Aku tahu, kau
merindukan seseorang yg tidak kukenal dan aku merindukan seseorang yg kukenal”
Jaejoong tertawa kecil.
Ia mengangguk.
Taecyon selalu berpura2 kalau ia tidak mengenal orang
yg dirindukannya setiap hari.
Hanya alasan sederhana, namja elegan itu tidak ingin
Jaejoong sedih.
“Aku
merindukan senyumannya, suaranya, pelukan hangatnya, dan kecupan manisnya” Ujar
Jaejoong tertawa.
“Aku
merindukan wajah cantiknya, suara merdunya, dan rambut blondenya” Sahut Taecyon
ikut tertawa.
“Hehehe,
jelas, orang yg kita rindukan sangat sangat berbeda”
“Tentu saja,
tidak mungkin kau merindukan adik kecilmu yg blonde itu ani?”
“Yaish~ Aku
memang merindukan Jessica, Yon yah, tapi tidak setiap hari~ hehehe”
“Akan kuadukan
kau padanya”
“Silahkan
saja, akan kuhasut dia untuk membatalkan pertunangannya denganmu”
Taecyon tertawa lantang.
Ish, Jaejoong senang sekali menyahut setiap
perkataannya.
Well, tapi memang benar.
Jessica Kim, adik angkat dari Jung Jaejoong, adalah
tunangannya sejak 7 bulan yg lalu.
“Sudah
waktunya untuk tidur siang” Ujar namja elegan itu seraya duduk di pinggir
ranjang rumah sakit.
“Aku belum
mengantuk” Pout Jaejoong tidak suka.
“Dulu kau
selalu bisa menang hanya dengan pout seperti itu, tapi tidak lagi untuk sekarang,
Jung Jaejoong”
“Ish”
“Aku bukan
dia, dan dia bukan aku”
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia tertawa geli.
Sekilas memang terlihat ia mentertawakan sesuatu yg
sangat lucu.
Tapi jika diperhatikan lebih seksama, namja cantik itu
sedang menangis.
Menangis di balik tawa kesedihannya.
“Tidurlah”
Bisik Taecyon lembut.
Jaejoong mengalah.
Ia membaringkan tubuhnya.
“Yon”
“Hmm?”
“Ambilkan buku
milikku”
Oh well.
Taecyon memutar bola matanya.
“Hanya anak
perempuan yg suka menulis buku harian, Jaejoongie” Ejeknya remeh.
“ISH! Aku
bukan anak perempuan kau tahu itu?! Aku bukan menulis! Tapi membaca!” Erang
Jaejoong kesal.
Membaca.
Right.
Membaca satu halaman yg pernah ia tulis ketika ia sedang
terpuruk akan hidupnya.
Satu halaman yg hanya ia yg tahu.
Satu halaman yg mewakili seluruh perasaannya.
Satu halaman yg menggambarkan sosok dirinya.
“Kka, setelah
itu langsung tutup bukumu dan tidur”
“Ne Umma~”
Ok Taecyon merutuk kesal.
Ia mengacak rambut almond Jaejoong dengan gemas.
Aish, dasar, calon kakak iparnya yg satu ini.
-------
“Yunho ah”
“PERGI!!”
“Yunho,
aku---”
“AKU BILANG,
PERGI! GO AHRA!!”
Yeoja berambut hitam itu tersentak kaget.
Ia mengelus perutnya yg terlihat membesar.
Mata sipitnya menggenangkan air mata.
“Aku
mencintaimu, Yunho ah” Ujar yeoja berambut hitam itu untuk kesekian kalinya.
Yunho mendesah panjang.
Ia memijat pelipisnya.
Demi apa.
Memandang wajah yeoja itu saja ia sudah sangat muak.
Berbagai dosa besar dilakukannya ketika ia
diperdayakan oleh yeoja itu.
Mulai dari menyakiti perasaan Jaejoong sampai
mengusirnya dari rumah itu.
AISH.
CKLEK!
Go Ahra tersentak kaget.
Ia menoleh ke belakang dan membesarkan mata sipitnya
mendapati keamanan Jung’s Corp yg berjalan masuk.
Kemudian ia menoleh tidak percaya menatap Yunho.
“Yunho?! Kau
yg memanggil mereka?!” Jeritnya marah.
Yunho mengangguk.
Ia masih memalingkan wajahnya.
“Kulakukan
agar kau sadar, kalau aku sama sekali tidak ingin kau menginjakkan kaki lagi di
hadapanku” Ujarnya datar.
“Yunho! Aku
sedang mengandung---”
“ANAK SIALAN
ITU BUKAN ANAKKU!!”
DEG!
Ahra terhenyak.
Ia membulatkan matanya.
“Yun? Kau---”
“AKU SUDAH
TAHU SEMUANYA, GO! KAU MENIPUKU! KAU HAMIL KARENA CHOI SEUNGHYUN!!”
“Aku---”
“Bawa pelacur
ini pergi!”
“YUNHO!”
“SEKARANG!!”
“YUNHOOOO!!!”
Yeoja berambut hitam itu berteriak lantang.
Mencoba merebut perhatian Yunho kembali.
Perhatian yg pernah diberikan namja tampan itu ketika
ia berhasil mengusir Jaejoong dari rumah berwarna putih itu.
Tapi percuma.
Yunho sama sekali tidak berniat untuk mengalihkan
wajahnya.
Ia memejamkan mata.
Hanya mengandalkan telinga untuk mengetahui apa yg
terjadi.
Samar2 suara teriakan itu masih terdengar.
Sampai menghilang sama sekali.
“Tuan Jung,
Nona Go sudah tidak ada lagi” Adu Hyukjae, karyawan yg hendak masuk untuk
meminta berkas milik namja tampan itu.
“Beritahu
keamanan untuk menandai wajah perempuan itu dan mengusirnya setiap kali ia
mencoba untuk masuk” Sahut Yunho datar.
“Araso”
“Segera ambil
berkasnya dan keluar dari ruanganku”
“Ne, Tuan
Jung”
TAP TAP TAP.
SSRAK~
TAP TAP TAP.
CKLEK.
“Hahh…”
Yunho melirik bingkai foto yg ada di meja kerjanya.
Ia tersenyum kecil.
“Aku akan
segera menemuimu, Jung Jaejoong” Bisiknya lembut.
Namja tampan itu meraih ponselnya.
Memanggil seseorang dari sana.
“Yeoboseyo?”
“Changmin, kau
sudah mengetahui keberadaan istriku?”
“Ah, ne Yunho-ssi, aku baru saja akan
menghubungimu”
“Bagus,
beritahu aku sekarang”
“Ung, jalan Gwangju, di dekat bukit Seongnam”
DEG.
“M..mwo? Apa
kau tidak salah tempat? Jaejoong tidak mungkin---”
“Istri anda sudah menjalani rawat inap di
rumah sakit itu sejak dua bulan yg lalu karena penyakit Asmanya yg kambuh”
“Asma?”
Oh gosh.
Yunho merasakan jantungnya mencelos.
Ia lupa kalau Jaejoongnya memiliki Asma.
Namja cantik itu gampang sesak napas kalau perasaannya
tertekan.
Kalau ia sedang mengerjakan sesuatu yg berat.
Kalau ia menghirup udara yg mengandung polusi.
“Beritahu aku
nomor kamarnya dan tunggu aku disana”
KLIK.
Yunho meletakkan ponselnya di atas meja.
Ia memandang tidak percaya potret namja cantik yg
sedang tersenyum lebar itu.
“Rumah sakit?
Sudah separah itukah kau, Boo?” Bisiknya lirih.
Sesal.
Ia menyesal.
Oh my..
-------
Ok Taecyon memicingkan mata sipitnya.
Menatap sosok tampan yg turun dari Audy hitamnya.
Oh guess, namja elegan itu mendapat kabar dari
seseorang yg bernama Shim Changmin satu jam yg lalu.
Dan ternyata ini alasannya.
“Hei”
“Tidak perlu
sok ramah kepadaku, katakan apa maumu”
Singkat.
Dan acuh.
Yunho menyunggingkan senyumnya.
“Aku ingin
menemui istriku”
“Istri?”
Taecyon tertawa mengejek.
“Setelah apa
yg kau lakukan padanya selama ini kau masih menganggapnya istrimu? KAU
BRENGSEK!!”
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya diam mendengarkan.
Karena ia tahu.
Namja elegan itu memang benar.
“Kumohon,
biarkan aku bertemu dengan Jaejoong” Ujar Yunho melemah.
“Untuk apa?
Untuk mentertawakan keadaannya? Untuk kembali menyakitinya? Untuk apa eoh?”
“Untuk
memberitahunya kalau aku menyesal..”
“Benarkah?”
“Kau bisa
tanyakan pada namja yg berdiri di sampingku saat ini”
Taecyon hanya diam.
Mata sipitnya melirik Changmin yg mengangguk.
“Hah, aku
tidak mungkin bisa melarangmu sebejat apa pun perlakuanmu terhadapnya, toh
bagaimana pun juga namja cantik itu adalah istri sahmu”
Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap Taecyon yg tersenyum kecil.
Namja tampan itu balas tersenyum.
Ia menepuk bahu namja elegan itu ketika ia
melewatinya.
“Terima kasih”
“Bukan
masalah”
-------
Mata musang itu mengerjap.
Entah yg keberapa kalinya.
Mencoba menahan tetes beningnya yg hendak jatuh.
Ah, ia menjadi lelaki yg sangat cengeng akhir2 ini.
SRET~
Jemari tegas itu mengelus lembut pipi tirus kekasihnya
yg tampak kurus.
Pucat.
Tapi masih tetap cantik.
Yunho hanya tersenyum kecil seraya memandangi partitur
malaikat yg terlelap di hadapannya saat ini.
Namja tampan itu menyandarkan punggungnya ke kursi.
Mencoba menahan dirinya untuk tidak memeluk tubuh
ringkih itu.
Ia takut akan menyakiti Jaejoongnya untuk yg kesekian
kali.
Pandangan Yunho menyeluruh.
Memperhatikan berbagai furniture yg ada di kamar ini.
Klasik.
Seperti kesukaan Jaejoongnya.
Yunho menarik senyum kecil.
Sampai mata musangnya menatap satu buku yg tergeletak
di dekatnya.
Eoh?
Apakah ini milik kekasihnya?
Namja tampan itu meraih buku bersampul cokelat itu.
Ia melirik Jaejoong yg sepertinya tidak akan terbangun
dan kemudian ia membuka buku itu.
SSRAK~
‘Jung Jaejoongie’s Journal’
Hmp.
Yunho menarik senyum manisnya.
SSRAK~
‘Tidak butuh banyak goresan, hanya beberapa
kata yg cukup untuk mewakili seluruh lembaran buku ini..’
SSRAK~
‘Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi..’
Yunho merasakan jantungnya mencelos.
Menatap seuntai kalimat yg tertulis di lembaran
ketiga.
Hanya satu kalimat.
Kemudian ia membalik halaman berikutnya.
SSRAK~
‘Aku tenggelam dalam lautan luka
dalam..’
Oh gosh..
SSRAK~
‘Aku tersesat dan tak tau arah
pulang..’
SSRAK~
‘Aku tanpamu..’
SSRAK~
‘Butiran debu..’
Jantung Yunho bergemuruh.
Pikirannya berkecamuk.
Jaejoong benar.
Tidak butuh banyak kata.
Tidak butuh banyak goresan.
Ia bisa merasakan betapa sakitnya namja cantik itu.
Dan semuanya karena dia.
Oh gosh.
Yunho mengusap wajahnya.
Ia membalik lembaran selanjutnya.
SSRAK~
‘Aku terjatuh
dan tak bisa bangkit lagi..
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam..
Aku tersesat dan tak tau arah pulang..
Aku tanpamu..
Butiran debu..’
Gabungan dari beberapa kalimat yg ada di halaman2
berikutnya.
Setelah itu kosong.
Tidak ada apa pun lagi.
Yunho mendesah pendek.
Ia menatap lama buku cokelat itu.
Mencoba menata perasaannya yg tidak karuan.
Sampai kemudian suara merdu dengan nada bergetar itu
menyapa telinganya.
“Apa yg kau
lakukan disini?”
Yunho tertegun.
Ia mengangkat wajahnya.
Ya tuhan.
Ia ingin menangis sekarang juga.
Menatap sosok cantik yg terlihat sangat rapuh.
Mata bulat yg bening itu memancarkan luka yg sangat
mendalam.
“BooJae..”
“Masih
pantaskah sebutan itu untukku?”
“Boo---”
“Masih
pantaskah kau hadir di hadapanku Yunnie yah?”
Jaejoong memalingkan wajahnya.
Ia mencengkram kedua jemarinya.
“Kali ini apa
yg kau inginkan? Tidak cukupkah rasa sakit yg kau berikan padak---”
GREPP!
Suara merdu itu menghilang.
Tercekat dengan pelukan erat yg diberikan Yunho
padanya.
Jaejoong terisak lirih.
“Pulanglah..”
Jaejoong mencengkram kemeja suaminya.
Ia menghembuskan nafas panjang.
“Pulang ke
rumah kita, bersamaku..Menganggap semuanya hanya sebuah mimpi buruk yg
berkunjung..Kembali menjalani hari2 manis seperti biasanya..” Bisik Yunho
lembut.
“Kepercayaan
itu tipis, Yunnie yah..” Balas Jaejoong berbisik.
“Tetapi
kuat..Aku..Aku tidak bisa tanpamu, Boo..”
Jaejoong terdiam.
Ia melonggarkan pelukan mereka.
Namja tampan itu menangkup wajah Jaejoong.
Menatap dalam mata bulat yg bening itu.
Hening.
Mereka berdua saling tenggelam dalam lautan rasa
masing2.
Sampai keduanya saling menyahut satu sama lain.
“Aku tanpamu,
butiran debu..”
Namja cantik itu tertawa kecil.
Ia menaikkan alisnya.
“Kau pasti
membaca Journalku, kenapa kau senang sekali mengintip eoh?” Ujarnya kesal.
Yunho hanya balas tertawa.
Ia mentautkan jemarinya dengan jemari lentik milik
Jaejoong.
Kemudian ia kembali menatap mata bulat itu.
“Aku
bersumpah, tidak akan ada lagi rasa curiga, tidak akan ada lagi pertengkaran,
tidak akan ada lagi ketidakpercayaan..”
“Janjimu
milikku, aku tidak akan pernah kembali lagi kalau kau mengulangi hal itu..”
“Kita pulang
sekarang?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum manis.
END.
-Rumor, Butiran Debu-
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar