This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LOVE FIGHT


Tittle: LOVE FIGHT

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-angst-friendship-cakar dinding


WARNING: BOY x BOY! Yang ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


Hidup itu penuh tantangan.

Jangan patah semangat walau apa pun yang terjadi.

Karena kalau kita menyerah, maka habislah sudah..

.
.
.

  “Yunnie Sunbae!”

Aish.

Namja tampan bermata musang itu berdesah kesal.
Ia memutar bola matanya sebelum berbalik memandang si junior yang telah mengejarnya selama beberapa bulan terakhir ini.

  “Apa lagi, Kim Jaejoong?” Tanya Yunho malas.

Namja cantik itu terkekeh manis.
Ia menjulurkan sebuah kotak bekal ke hadapan Yunho.

  “Aku membuatnya dengan penuh cinta~! Habiskan ya Sunbae!” Ujar Jaejoong tersenyum.

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya menghela nafas pendek dan merebut bekal itu dari tangan Jaejoong.

  “Awas kalau tidak enak” Ujar Yunho seraya melangkahkan kakinya kembali.

  “Sunbae! Jangan lupa pemberitahuan kelulusanku menjadi anggota OSIS ara?!” Teriak Jaejoong nyaring.

Namja tampan itu mengangguk tanpa menoleh ke belakang.
Ia membenarkan letak kacamata putihnya dan berjalan meninggalkan Jaejoong yang sedang tersenyum-senyum sendirian di tempatnya.

Ah, ia benar-benar mencintai namja tampan itu.

Oh well.
Kim Jaejoong adalah murid pindahan dari Jepang.
Namja cantik itu berada satu tingkat di bawah Yunho.
Dan ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama saat hari penerimaan siswa baru Yunho maju ke atas mimbar sebagai ketua OSIS.

Dan yah, cinta butuh perjuangan.
Dua bulan terakhir ini Jaejoong terus mengejar Yunho.
Tapi namja tampan itu seakan mempermainkan dirinya.
Walaupun begitu, Jaejoong tidak peduli.
Yunho mau berbicara padanya saja ia sudah sangat bersyukur.
Well, lagi pula..

Cinta itu datang karena terbiasa bukan?

  “SUNBAAAEEEE! NANTI AKU KE RUANG OSIS LAGI YAAAAA!!”

Namja tampan yang sudah agak menjauh dari posisi berdiri namja cantik itu menolehkan kepalanya ke belakang.
Ia melotot seraya mencibir menatap Jaejoong.
Mengacuhkan Yoochun dan Changmin yang sudah tertawa geli di sampingnya.

Aish, dasar Kim Jaejoong.



-------


Hahh.

Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia melepas kacamatanya dan melirik malas ke arah namja cantik yang sedang tersenyum manis di sampingnya.
Yunho menggeram pasrah.

  “Apa kau tidak lelah?” Tanya Yunho berdesah.

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Kemudian ia menggeleng mantap.

  “Ani, wae?”

  “Kau tidak berhenti tersenyum seperti orang bodoh sejak dua jam yang lalu, Kim Jaejoong”

  “Waeyo? Memangnya salah kalau aku terus tersenyum? Aku tersenyum karena aku sedang senang, hehehe”

  “Mana ada orang yang selalu senang setiap hari”

  “Sunbae, hidup itu sulit, makanya kau harus selalu tersenyum agar semuanya terasa mudah”

Huh?

Yunho menaikkan alisnya.
Menatap remeh ke arah Jaejoong.

  “Ejek saja aku, nanti kau akan menyadari betapa pentingnya sebuah senyum untuk satu hari” Ujar Jaejoong mempoutkan bibirnya manja.

Oh yeah.
Yunho hanya mengangguk tidak jelas.

  “Sunbae, berkas OSIS-ku otte? Apa aku diterima?”

  “Apa?”

  “Itu, apa aku diterima menjadi anggota OSIS sekarang?”

  “Ya! Kau pikir gampang menjadi anggota OSIS huh? Kau harus menjadi pesuruh dulu baru bisa lulus!”

  “Tapi aku sudah dua bulan menjadi pesuruh terus, aku lelah Sunbaeee”

  “Jangan mengeluh! Lagi pula kau tidak pantas menjadi anggota OSIS”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan seraya menunduk.
Ia mengepalkan jemarinya erat.
Ada yang sakit ketika Yunho berkata seperti itu padanya.

Ani, Jaejoong, ani.
Tersenyum.
Kau harus tersenyum.
Semuanya akan baik-baik saja ania?

  “Baiklah”

  “Jaejoongie!”

Eoh?

Namja cantik itu menoleh.
Menatap Yoochun dan Changmin yang memanggilnya.

  “Belikan aku jus jeruk!” Ujar namja chubby itu.

  “Dan aku mie pangsit, pakai cabe yang banyak, arasseo?” Sahut Changmin lantang.

Jaejoong menengadahkan tangannya.
Ia memasang tampang sepolos mungkin.

  “Uangnya?”

Yoochun dan Changmin saling menatap satu sama lain.
Mereka tertawa mengejek.
Namja chubby itu menyentil dahi Jaejoong sedikit keras.

  “Pakai uangmu” Ujarnya tersenyum.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Bibir merahnya mempout kesal.

  “Uangku sudah habis Hyung”

  “Kau mau menjadi anggota OSIS ania? Apa salahnya berkorban sedikit?”

Namja cantik itu terdiam.
Ia menghela nafas pendek.
Kemudian ia tersenyum manis.

  “Baiklah!” Serunya seraya beranjak meninggalkan ruang OSIS.


BLAM!


Yunho menghela nafasnya setelah Jaejoong menghilang dari balik pintu.
Namja tampan itu menatap marah ke arah sahabatnya.

  “Ya! Kenapa kalian jahat sekali eoh? Apa kalian tidak tahu berapa banyak uang yang telah dikeluarkannya hanya untuk membelikan kalian makanan?” Ujar Yunho ketus.

Yoochun menaikkan alisnya.

  “Lebih jahat mana, kami yang membodohinya atau kau yang memanfaatkannya sebagai pesuruh?” Ujar namja chubby itu sinis.

Yunho terdiam.
Ia menggertakkan giginya kesal.
Aish.
Jeongmall.

Cukup lama mereka saling sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Sampai kemudian pintu ruang OSIS kembali terbuka.
Ketiga namja itu menoleh kompak ke arah pintu.

  “Anyeong”

Ah, bukan Jaejoong.

  “Ne Tiffany, wae?” Tanya Yunho mengangkat wajahnya.

Yeoja berambut pendek itu tersenyum manis.
Ia menyerahkan sebuah surat kepada Yunho.

  “Ini surat rekomendasiku untuk menjadi anggota OSIS, kuharap aku bisa diterima” Ujarnya lembut.

Yunho tersenyum.
Ia meletakkan surat itu di atas meja.

  “Ara, kau diterima, sekarang jabatanmu adalah sekretaris cadanganku, dan tugas pertamamu adalah meminta laporan data siswa dengan Sooji”

  “Jeongmall? Gomawoyo! Aku akan berusaha!”

Yeoja cantik itu membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
Ia tersenyum manis dan segera beranjak dari ruang OSIS.
Meninggalkan Yunho yang tertegun menyadari kalau Jaejoong sudah berdiri di ambang pintu.

  “Sunbae..” Panggil Jaejoong lirih.

  “Ne, wae?” Tanya Yunho acuh.

  “Kenapa kau menerimanya segampang itu? Bukankah seharusnya ia menjadi pesuruh dulu baru menjadi anggota OSIS?”

  “Kim Jaejoong, aku ketua disini, jadi semuanya terserah aku”

  “Tapi Sunbae, aku sudah dua bulan memberikanmu surat reko---”

  “JANGAN MEMBANTAH, KIM JAEJOONG! KALAU KAU TIDAK SUKA KAU BISA KELUAR DARI SINI!!”


DEG.


Namja cantik itu tersentak kaget.
Mata beningnya tampak berkaca-kaca sekarang.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

  “Yoochun Hyung, Changmin Hyung, ini pesanan kalian” Ujar Jaejoong seraya meletakkan bungkusan yang dipegangnya ke atas meja.

Kemudian ia berbalik menyentuh kenop pintu.

  “Aku minta maaf” Ujarnya berbisik.


CKLEK.


Yunho mendenguskan nafasnya.


-------


TAP TAP TAP.


Namja cantik itu mengusap wajahnya.
Ia menyeka air matanya dan berusaha untuk tersenyum seperti biasanya.

Kuat, kuat, kau harus kuat, Kim Jaejoong.

Ia berjalan menuju kelasnya.
Jaejoong berdoa dalam hati dan membuka pintu kelas.

Sepi.

Hanya ada ia seorang disini.
Oh well.
Bukankah ini sudah jam pulang sekolah?

Namja cantik itu melirik mejanya yang tergeletak di sudut kelas.
Kemudian ia tersenyum kecut.

Ah, mejanya dicoret lagi.

  “Uff, apa semua siswa baru harus dibully dulu baru bisa bergabung?” Gumam Jaejoong mendengus.

Namja cantik itu membuka tasnya dan mengambil kain lap bersama cairan pembersih dari sana.
Ia sudah terbiasa.
Jadi tidak akan pernah lupa untuk membawa pembersih ke sekolah.


SRET SRET.


Jaejoong membersihkan meja tulisnya yang penuh dengan coretan.
Namja cantik itu menahan nafasnya.
Ia takut air matanya akan mengalir jika ia menghembuskan nafas panjang.

  “Yah, setidaknya mereka tidak menggunakan spidol permanen seperti di sekolah lamaku” Bisiknya tersenyum.

Setelah menghabiskan waktu dua jam untuk membersihkan coretan itu, Jaejoong beralih membuka kancing tasnya sekali lagi.
Ia mengambil sebungkus permen gula dari sana.

Hmp.

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Jaejoong segera berjalan dan meletakkan satu persatu bungkus permen di setiap meja teman kelasnya.
Ia selalu melakukan itu setiap hari.
Membiarkan mereka melahap permennya dengan rasa bingung.
Karena tidak ada yang tahu siapa pemberi permen gula yang manis itu.

  “Semoga suatu hari nanti kita semua bisa berteman akrab” Ujar Jaejoong melebarkan senyumnya.

Namja cantik itu meraih tasnya.
Kemudian ia memutuskan untuk pulang.


-------


TENG TENG TENG.


Suara bel masuk telah berbunyi.
Seluruh siswa siswi segera masuk ke dalam kelas masing-masing.

Oh well.

Kecuali namja cantik ini.
Ia hanya diam di ambang pintu kelasnya.
Menatap sendu tempat duduknya yang hanya tersisa kursi.

  “Mejamu berenang ya, Kim Jaejoong?” Tawa anak-anak sekelas.

Jaejoong mendengus.

  “Mejanya tidak pernah dimandikan sih, sama seperti yang punya, hahahaha”

Namja cantik itu meletakkan tasnya di atas kursi.
Kemudian ia segera berlari menuruni tangga lantai dua.
Menuju kolam besar yang ada di samping gedung kelasnya.
Ah, meja kayu itu mengambang di sana.

  “Ottokhe? Aku tidak bisa berenang” Gumamnya lirih.

Namja cantik itu berjongkok di pinggir kolam.
Meratapi nasib mejanya yang sedang berada di tengah-tengah kolam.
Aish.
Jaejoong melirik besi panjang yang biasa digunakan pesuruh sekolah untuk membersihkan dedaunan gugur yang jatuh ke atas air kolam.
Ah, ia punya ide.

  “Lihat! Si anak menjijikkan itu sekarang menjadi pemancing meja pertama di Asia!”

Jaejoong menghembuskan nafasnya.
Ia berusaha mengacuhkan suara-suara menyebalkan itu.
Namja cantik itu mengacungkan besi panjangnya.
Berusaha menggeret meja belajarnya ke pinggir kolam.

  “YEHA!”

Jaejoong menyeka keringatnya.
Ia segera meraih meja itu dan mengangkatnya dengan kedua tangan.
Mengacuhkan seragamnya yang basah.

Namja cantik itu berjalan kembali ke dalam kelasnya.
Ia baru saja hendak meletakkan meja itu kembali di tempatnya.
Namun gerakannya sontak terhenti ketika ia melihat tas sekolahnya sudah tergantung di dinding atas kelas.
Warnanya berubah, anak-anak kelas menyemprotkan cat merah muda di tas kesayangannya.

  “Ya! Kim Jaejoong! Bawa keluar mejamu! Bau!! Menjijikkan!!” Teriak anak-anak perempuan.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia tetap meletakkan mejanya di sana.
Kemudian ia berjinjit meraih tas sekolahnya.


DUAKK!!


BRUKK!


Jaejoong meringis.
Ketua kelas bermata kodok itu menendang perutnya dengan keras.
Membuatnya terhempas ke lantai.
Namja cantik itu meringis.

  “Kenapa kau keras sekali huh? Kau mau sok kuat disini? Lebih baik kau segera pindah ke sekolah lain, anak baru!” Ujar Minho berdecih.

Namja cantik itu terbatuk.
Ia melirik seisi kelas yang mengerumuninya sekarang.

  “Sampai kapan pun wajah perempuan sepertimu tidak akan bisa berbaur dengan kami! Belum lagi dengan statusmu yang rendahan itu, kudengar Appamu melarikan diri dari rumah huh? Kenapa? Karena dia malu memiliki anak yang menjijikkan sepertimu?”

Jaejoong menggeleng.
Tidak.
Tidak.
Ia tidak boleh menangis sekarang.

  “Ah, kurasa Appamu pergi meninggalkan rumah karena Ummamu ania? Ummamu seorang pelacur rendahan!”

  “YYA! JANGAN BERANI MENGHINA UMMAKU!!”


PLAKK!


Namja cantik itu meringis.
Ia menyentuh pipinya yang berdenyut.
Panas.

  “Atas dasar apa kau berteriak padaku? Membela Ummamu?” Kekeh yeoja itu mengejek.

Jaejoong menatap tajam bola mata sipit itu.
Membuat yeoja berbibir tipis itu menggeram kesal.
Ia menggerakkan tangannya menampar pipi Jaejoong sekali lagi.

  “PERGI KAU DARI KELAS INI! KAU TIDAK PANTAS BERADA DISINI!” Teriak mereka kompak.

Jaejoong tercekat.
Ia tidak punya kekuatan untuk menyahut.
Namja cantik itu segera beranjak dan berlari keluar kelas.
Meninggalkan mereka yang tertawa dan terus mengejeknya.

  “Hhh..hhh..hhh”

Jaejoong merasa nafasnya sesak.
Kakinya lemas.
Ia tidak sanggup untuk berlari lebih.

Namja cantik itu terjatuh di dekat ruang OSIS.
Ia merasakan degup jantungnya yang berdebar dua kali lebih cepat.
Tidak, jangan disini!

Jaejoong segera meraih botol obatnya yang disimpannya di dalam saku.
Tangannya bergetar hebat.
Namja cantik itu segera menelan dua butir pil berwarna putih itu.
Kemudian ia terduduk lemas di lantai.

Nafasnya menderu tidak teratur.


CKLEK.


Eoh?

Yunho yang baru saja keluar dari ruang OSIS mengernyitkan dahinya.
Menatap Jaejoong yang sedang terduduk di lantai.

  “Jaejoong? Sedang apa kau disini?”

Namja cantik itu tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap Yunho.
Namja tampan itu tersentak kaget.

  “Ya? Apa yang terjadi? Kenapa bibirmu berdarah??” Tanya Yunho khawatir.

Namja cantik itu menggeleng.
Ia tersenyum kecil.

  “Aku terjatuh, wajahku terbentur lantai” Bohongnya lirih.

Yunho mendengus.
Ia menyentuh bibir merah yang sobek itu.

  “Kau yakin ini karena terjatuh?”

Jaejoong segera mengangguk cepat.
Ia tidak ingin Yunho tahu kalau selama ini ia selalu di bully oleh teman-teman sekelasnya.

  “Makanya lain kali hati-hati ara? Segera ke UKS, aku harus menemui wali kelasku dulu”

Namja cantik itu tersenyum manis.
Ia menatap Yunho yang sudah berjalan meninggalkannya.


-------


Jaejoong menyentuh kepalanya hari ini.
Pusing.
Ia sedang dalam kondisi yang tidak sehat.
Aigoo.

Namja cantik itu menunduk.
Memperhatikan satu tangannya yang memegang kotak bekal.
Mungkin sakitnya akan hilang kalau ia bertemu Yunho hari ini.

  “Eh?”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Menatap pintu OSIS yang setengah terbuka itu.
Namja cantik itu baru saja ingin mendorong pintu berwarna cokelat itu.
Namun gerakannya mendadak terhenti ketika ia mendengar suara Yoochun dan Changmin yang sedang berbicara dengan Yunho saat ini.

  “Sudahlah Yunho ah, lebih baik segera kau hentikan semuanya” Ujar Changmin.

Jaejoong mengerutkan dahinya.

  “Dari awal kau sudah merobek surat rekomendasi Jaejoong kan? Kenapa kau berbohong padanya? Kasihan dia” Lanjut Yoochun.


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Suratnya disobek?
Ia ditolak?
Apa maksudnya?

  “Aish, kalian ini, kenapa mendadak kalian sok baik seperti ini huh? Bukankah kalian juga mendapat untung dengan membodohi Jaejoong? Berapa banyak uang yang Jaejoong habiskan untuk membeli cemilan-cemilan yang kalian inginkan?” Ujar Yunho kesal.

  “Yah, kami menyesal sudah melakukan itu, lagi pula aku juga berniat akan mengganti uangnya nanti” Sahut Yoochun mencibir.

  “Yunho, kau tidak kasihan padanya? Dia sudah sangat baik padamu, tapi kau malah memanfaatkan dirinya, dan lagi, Jaejoong itu mencintaimu” Ucap Changmin.

Cih.

Yunho berdecih.
Ia menatap kedua sahabatnya dengan alis yang bertaut.

  “Dia sendiri yang menyerahkan dirinya untuk dijadikan pembantu sementara, lagi pula aku tidak peduli dia mencintaiku atau tidak, aku sama sekali tidak tertarik padanya”

Namja tampan itu memalingkan wajahnya.
Ia mengambil kentang gorengnya dan melahapnya tanpa dosa.

Tanpa menyadari sosok cantik yang sedang berjongkok di samping pintu ruang OSIS.

Jaejoong menutup mulutnya sekuat mungkin.
Berusaha menahan isak yang akan keluar.
Air matanya mengalir tanpa henti.
Sakit.
Rasanya sangat sakit.

Jadi begitukah?

Namja cantik itu meringis.
Ia tersengguk keras disela tangisnya.
Perasaannya hancur berkeping-keping.

  “Ah, aku harus mengantarkan stempel ini untuk Jjong Songsaenim”

Jaejoong tersentak kaget saat mendengar suara Yunho.
Ia segera menghapus air matanya dan berdiri dari jongkoknya.


SRET!


  “AH”

Yunho yang menarik kenop pintu itu terkejut.
Mata musangnya menatap kaget Jaejoong yang berdiri di depan pintu.

Apakah namja cantik ini mendengar semuanya?

  “Sunbae, maaf aku terlambat, ini bekal untukmu~!” Ujar Jaejoong tersenyum manis.

Hoh.

Sepertinya tidak.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia mengambil bekal dari Jaejoong dan beranjak meninggalkan namja cantik itu.
Mengacuhkan Jaejoong yang mendadak meringis kesakitan.


BRUKK!


Namja cantik itu terhempas.
Ia mencengkram erat dada kirinya.
Sakit.
Sakit.
Jaejoong merintih tanpa suara.
Ia segera menggerakkan jemarinya yang bergetar hebat.
Berusaha meraih botol obatnya.

  “Jaejoong?”

Namja cantik itu tersentak.
Ia mendongak menatap Yoochun yang berdiri di depan pintu.
Namja chubby itu membulatkan matanya.
Ia segera berjongkok di hadapan Jaejoong.

  “Kau baik-baik saja?! Apa yang terjadi?!” Tanya Yoochun khawatir.

Jaejoong menggeleng.
Ia berusaha mendorong Yoochun yang sibuk menangkup wajahnya.
Memperhatikan wajah cantik yang memucat dengan bibir yang membiru itu.

Jaejoong ingin berkata kalau ia baik-baik saja.
Tapi suaranya tercekat.
Ia hanya bisa merintih dengan tubuh yang mengejang.
Yoochun yang melihat itu segera menggendong tubuh Jaejoong.
Ia berlari menuju mobilnya dan membawa namja cantik itu ke rumah sakit pusat.

  “Jaejoongie?!”

Namja chubby itu mengernyitkan dahinya.
Melirik para suster yang berlari menghampirinya ketika ia membawa Jaejoong turun dari mobilnya.
Perawat yang ada segera memindahkan Jaejoong ke atas ranjang beroda.
Mereka mendorongnya ke dalam satu ruangan khusus di lorong sebelah kanan.
Yoochun yang tidak tahu apa pun hanya bisa mengejar mereka dengan rasa penasaran yang mendera.

Apa yang terjadi?

Namja chubby itu berdiri diam di pintu dengan nafas yang menderu tidak teratur.
Matanya terbuka lebar.
Menatap para dokter yang berdatangan.
Mereka membuka seragam Jaejoong yang telah basah oleh keringat.
Kemudian mereka memasang berbagai alat kedokteran di atas tubuh namja cantik itu.

Inhalasi juga dipasangkan untuk membantu nafas Jaejoong yang terputus.
Mata beningnya terpejam.
Yoochun merinding ketika lima orang suster menyuntikkan sesuatu di infus Jaejoong secara serentak.


TAP TAP TAP.


Namja chubby itu terpaku.
Menatap seorang dokter yang berjalan ke arahnya.
Namja tinggi itu tersenyum lega.

  “Terima kasih sudah membawa Jaejoong kesini, ia hampir saja sekarat” Ujar namja itu.

Yoochun mendengung tidak mengerti.

  “Kim Jaejoong adalah pasien tetap kami, ia memiliki kelainan pada jantungnya, belakangan ini jantungnya semakin lambat untuk bekerja, dan kami sedang berusaha mencari donor untuknya”


DEG


  “Seharusnya ia tidak boleh melakukan aktifitas berat seperti bersekolah, tapi Jaejoong memaksa, ia ingin menjalani hidup seperti orang biasa sebelum jantungnya berhenti berdetak”

  “A..Apa?”

  “Kau temannya? Selama ini aku tidak pernah melihat satu orang pun yang datang untuk menjenguk namja cantik itu, ia pasti sangat berterima kasih karena kau telah menyelamatkannya”

Yoochun terdiam.
Dokter berwajah ramah itu menepuk bahunya dan berjalan meninggalkannya.
Namja chubby itu merasakan tubuhnya kaku.
Semuanya terjadi begitu cepat.

Oh gosh.

Kelainan Jantung?


-------


TAP TAP TAP.


Jaejoong tersenyum manis seperti biasanya hari ini.
Ia berjalan lambat seraya memperhatikan setiap sudut bagian sekolah.
Dokter Choi sudah memberitahunya, kalau ini adalah hari terakhirnya berada di sekolah.
Setelah itu ia harus menjalani operasi transplatasi jantung.

Oh well.

Ia harus melakukan yang terbaik hari ini.


GREK!


Jaejoong membuka pintu kelasnya.
Ia membulatkan mata beningnya tidak percaya.
Menatap mejanya yang terbelah menjadi dua.
Seperti dipotong dengan gergaji mesin.
Kursinya penuh coretan spidol.

Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia memutar pandangannya.
Menatap teman-teman sekelasnya yang terlihat tidak peduli padanya.
Mereka masih sibuk dengan aktifitas masing-masing.

Mata bening itu bergerak pelan.
Memperhatikan tulisan-tulisan yang tercoret di sana.

  Anak pelacur!

  Menjijikkan! Pergi kau dari sekolah ini!

  Kim Jaejoong sampah!

Uf.

Jaejoong menghembuskan nafasnya mencoba sabar.
Ia mengangkat kedua bagian mejanya dan membawanya keluar kelas.
Ia memutuskan untuk menemui pesuruh sekolah.
Paman Lee pasti mau membantunya memperbaiki meja  ini.

  “Jaejoong? Ada apa dengan mejamu?”

Namja cantik itu tersentak.
Ia mengangkat wajahnya dan terkejut menatap Yunho yang berhadapan dengannya saat ini.

  “Hehehehe, aku ceroboh Sunbae, tadi mejanya rusak gara-gara aku terpeleset di atas tangga” Kekeh Jaejoong manis.

Yunho menaikkan alisnya.
Ia hanya mengangguk dan menepuk-nepuk lembut kepala namja cantik itu.
Membuat Jaejoong terdiam.
Ia menahan nafasnya.

Kemudian Yunho tersenyum kecil dan beranjak pergi meninggalkan dirinya.

  “SUNBAAAEEE!! AKU MENCINTAIMUUUU!! HAHAHAHAHA~” Teriak Jaejoong tertawa.

Namja cantik itu mengusap-usap kepalanya.
Senyum manisnya terulas lebar saat ini.
Sementara Yunho hanya mencibir ke arahnya.

Jaejoong berlari ke ruang OSIS setelah ia mengantarkan mejanya kepada pesuruh sekolah.
Ia menyapa Yoochun dan Changmin seperti biasanya.
Mengacuhkan tatapan intens yang dilayangkan namja chubby itu.

  “Yah, kenapa kau tidak masuk tiga hari kemarin eoh? Kau bawa bekal untukku ania?” Tanya Changmin menepuk bahu Jaejoong.

Namja cantik itu tertawa kecil.

  “Mianhae Hyung, tetanggaku jatuh cinta padaku, jadi aku tidak berani keluar rumah, hehehehehe”

  “Aish, dasar”

  “Ah, Yunho Sunbae sudah kembali?”

  “Sebentar lagi, wae?”

  “Ada yang ingin kusampaikan padanya, hehehehe”

  “Aish, pasti pernyataan cinta lagi, aku sudah bosan”

Jaejoong mempoutkan bibirnya kesal.
Ia menepuk punggung Changmin sedikit keras.


CKLEK.


Yunho mengangkat wajahnya.
Kemudian ia mendengus malas melirik Jaejoong yang sudah menunggunya di depan meja OSIS-nya.

Namja tampan itu mendekati Jaejoong dan menepuk kepalanya.

  “Apa lagi eoh?” Tanya Yunho kesal.

Jaejoong tersenyum manis.

  “Sunbae, aku mencintaimu, kau mau menjadi kekasihku?”

  “Untuk yang ke 58 kalinya, Kim Jaejoong, TIDAK! Kau kutolak!”

  “Wae? Kau tidak ingin mempertimbangkannya dulu? Aku cukup manis, hehehe”

  “Baiklah, kalau kau berhasil mengitari sekolah sampai 10 kali aku akan mempertimbangkan perasaanmu, tapi kalau kau tidak berhasil, kau harus berhenti menggangguku dan menjaga jarak dalam radius 1 meter dariku, araso?!”


DEG.


Yoochun tertegun.
Ia mendongakkan wajahnya.
Berkeliling sekolah sebanyak 10 kali?
Hei! Atlit sprinter saja tidak akan bisa bertahan untuk putaran kelima, apa lagi namja cantik itu!

Sekolah ini adalah sekolah terbesar yang ada di Seoul!
Terlebih lagi dengan kondisi jantung yang seperti itu, apa Jaejoong mau bunuh diri??

  “Ne Sunbae! Aku pegang janjimu!” Ujar Jaejoong yakin.

Yunho hanya mengangguk malas.
Sementara Yoochun membulatkan matanya tegang.
Oh gosh.


-------


Matahari tampak menyengat hari ini.
Membuat semua orang berkeringat.
Bahkan yang menyejukkan tubuh di depan AC saja masih merasa kepanasan.

Apa lagi namja cantik itu.

Oh see.

Jaejoong terlihat sudah sangat kelelahan sekarang.
Nafasnya terputus-putus.
Seragamnya basah total karena keringatnya.

Ini baru putaran ketiga, namja cantik itu terlihat tidak kuat lagi.

Yoochun yang berdiri di samping Yunho mendengus pendek.
Ia melirik namja tampan yang sedang terkekeh mengejek itu.
Mereka sedang memperhatikan Jaejoong dari jendela ruang OSIS sekarang.

  “Yunho ah, kau benar-benar tidak punya perasaan! Jaejoong bisa mati!!” Ujar Yoochun kesal.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Salahnya sendiri, kenapa dia menerima tantanganku, padahal aku hanya bercanda” Sahut Yunho santai.


GRRT.


Yoochun menggeram kesal.
Ia menggertakkan giginya.


BRUKK!


Kedua namja itu saling tersentak kaget.
Ketika memandang Jaejoong yang ambruk di tengah taman.
Yunho mengerutkan dahinya.
Sementara Yoochun ketakutan setengah mati.

  [ “Belakangan ini jantungnya semakin lambat untuk bekerja” ]

  “No”

  [ “Ia tidak boleh melakukan aktifitas berat” ]

  “JAEJOONGIE!!”

Yunho tersentak kaget.
Ia melihat Yoochun yang sudah berlari mengejar namja cantik itu.
Namja tampan itu mengerutkan dahinya bingung.
Namun ia ikut melangkah mengejar Yoochun.


-------


BIP.

BIP.

BIP.


Suara monitor jantung itu terdengar jelas.
Yunho merasa tubuhnya tegang.
Mata musangnya terus menatap Jaejoong yang sedang disuntik oleh lima orang suster sekaligus.

Namja tampan itu mengerutkan dahinya.

Kelainan jantung?
Kenapa ia tidak tahu?

  “Kau bisa membunuhnya, Jung Yunho, apa kau sadar itu?!” Bentak Yoochun emosi.

Namja chubby itu melirik Umma Jaejoong yang sedang menangis sekilas.

  “Ya! Jangan menyalahkan aku!” Seru Yunho tidak terima.

Yoochun mengepalkan jemarinya erat.
Ia meninju wajah tampan itu.
Membuat Yunho terhempas.

  “AWAS SAJA KALAU SAMPAI JAEJOONG MATI!! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUHMU, JUNG!!!”


-------


TING TONG.


CKLEK.


Yeoja cantik berwajah angkuh itu menaikkan alisnya kaget.
Menatap tidak percaya namja tampan yang sedang berdiri di depannya saat ini.

  “Omo, Yunho ah” Ujar Heechul tersenyum.

Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Jaejoong sering bercerita tentangmu” Sambung Heechul tersenyum paham.

Yunho mengangguk.
Ia segera melangkah masuk setelah Heechul mempersilahkan dirinya.
Namja tampan itu memutar pandangannya.
Oh well.
Jaejoong cukup mampu.
Buktinya rumah ini terlihat lumayan besar dan luas.
Sepertinya gosip kalau Jaejoong adalah seorang anak miskin adalah bohong belaka.

  “Ahjuma akan membuatkan minum”

  “Ah, aku..Aku ingin mengambil buku yang pernah dipinjam Jaejoong”

Heechul terdiam.
Menatap Yunho yang tampak gelisah.
Sepertinya namja tampan itu berbohong.

  “Ah, ne, kamar Jaejoong ada di lantai dua, pintu yang berwarna putih” Sahut Heechul tersenyum.

Yunho mengangguk.
Ia segera melangkahkan kakinya ke atas.


CKLEK.


Namja tampan itu terhenyak.
Matanya disambut oleh pemandangan yang tidak pernah dilihat olehnya seumur hidup.
Dinding kamar Jaejoong penuh dengan berbagai foto.

Namja tampan itu melangkahkan kakinya.
Matanya bergerak pelan.
Memperhatikan foto-foto yang tertempel di sana.
Ia memang pernah melihat Jaejoong membawa-bawa kamera polaroid di minggu pertama namja cantik itu pindah ke sekolahnya.

Omo, ada Yoochun, Changmin, anak-anak kelas Jaejoong, semuanya lengkap disini.


DEG.


Namja tampan itu merasakan jantungnya berdebar kencang.
Ketika menatap satu dinding khusus yang penuh dengan fotonya.
Gosh.
Yunho memperhatikan satu persatu foto itu.
Kemudian ia menoleh.
Menatap sebuah buku yang tergeletak di atas ranjang namja cantik itu.

Diary kah?

SSRAK.


Namja tampan itu membuka buku kecil itu tanpa perasaan bersalah sedikit pun.
Ia menaikkan alisnya.
Membaca halaman demi halaman yang ada.

  May 21st

Ternyata setiap hari pindah sekolah pertama yang ada di komik-komik semuanya bohongan.
Kenapa para pengarang suka sekali memutar balikkan fakta?

Tidak ada murid yang bisa bergabung tanpa rintangan dengan teman sekelasnya yang baru.
Aku yakin itu.
Atau hanya aku saja yang seperti itu?

Uh, ini hari pertama masuk.
Dan aku sudah dibenci mereka semua.
Aku tidak mengerti, dimana letak kesalahanku?
Kenapa aku di bully?

Buku baruku semuanya di coret dengan spidol ><!
Tapi aku harus kuat.
Aku tidak boleh menyerah, setidaknya mereka tidak sejahat teman-teman kelasku di Jepang dulu.

Fighting, Kim Jaejoong!


SSRAK.


  May 25­­­th

Cinta pada pandangan pertama.
Apakah itu sesuatu yang umum?

Aahhhh~!
Aku jatuh cinta pada Yunho Sunbae!

Aigoooo~!!

Yunho Sunbae sudah menolakku berkali-kali.
Huf, tapi aku tidak akan pernah menyerah! Aku pasti bisa membuatnya jatuh cinta padaku, haaaaa XD

Hari ini Yunho Sunbae sangaaaaat tampan.
Ia memang selalu terlihat tampan setiap hari, hehehe.
Ck, dokter Choi bilang aku tidak boleh terlalu senang atau pun terlalu sedih mulai sekarang.
Karena takut kalau jantungku tidak kuat menahan beban.

Kkhhh, apakah aku akan mati?


SSRAK!


  May 29­ th

Meja tulisku di buang ke tengah kolam sekolah :(

Sepertinya keberadaanku sudah benar-benar tidak bisa dipertahankan lagi.
Kenapa mereka semua sangat jahat?
Aku tidak bisa berenang.
Jadi aku mengambil mejaku dengan besi panjang milik Paman Lee.

Mereka juga mengecat tas sekolahku menjadi warna aneh.
Aku tidak suka.

Aku lelah.
Aku tidak tahan lagi.
Kapan aku bisa menjalani kehidupan murid SMA seperti yang lainnya?

Apakah mereka akan berhenti membullyku saat aku sudah mati nanti?

Hari ini ketua kelas menendangku.
Jiyeon juga menamparku.

Sakit sekali, bibir indahku jadi berdarah.
Ufh >,<
Kau harus kuat, Kim Jaejoong!

Jaejoongie Fighting!


DEG.


Yunho membulatkan mata musangnya.
Jadi, selama ini Jaejoong di bully oleh teman sekelasnya sendirikah?

  [ “Aku terjatuh, wajahku terbentur lantai” ]

  “Kau berbohong padaku” Desis Yunho lirih.


SSRAK.


  ‘June 4 th

Dokter Choi melarangku untuk beraktifitas selama tiga hari ini.
Katanya jantungku semakin lambat bekerja.
Warnanya berubah menjadi hitam.

Jantungku sudah sangat rusak.

Tapi aku tidak ingin menjalani operasi, aku takut.
Aku pasti akan mati.

Besok hari terakhir bersekolah.
Setelah itu aku harus menjalani operasi mau tidak mau.
Umma, bisakah kau berhenti memaksaku?

Ah, karena besok adalah hari terakhir, aku akan melakukan yang terbaik.
Aku akan meninggalkan sekantung permen dengan kartu namaku di atas meja guru.
Karena aku pasti tidak akan bisa memberikan mereka permen lagi.

Ah, dan aku akan menyatakan perasaanku kepada Yunho Sunbae untuk yang terakhir kali.
Aku tahu aku pasti akan ditolak olehnya.
Aku sudah tahu dari pembicaraan mereka bertiga waktu itu.
Yunho Sunbae hanya memanfaatkan aku? Ia sama sekali tidak menyukaiku?

Rasanya memang sakit.
Tapi aku harus tetap kuat.

Kkhh, Umma bilang aku harus bersabar, soalnya cinta itu datang karena terbiasa.
Tapi sepertinya butuh waktu lama agar Yunho Sunbae bisa terbiasa.

Selama apa?

Waktuku tidak banyak..’


CKLEK.


  “Yunho---”


DEG!


Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia berbalik dan menatap Heechul yang berdiri di depan pintu kamar Jaejoong dengan minum di atas nampan.
Yunho terdiam.
Ia menunduk memperhatikan buku harian Jaejoong yang ada di tangannya.

Heechul tersenyum kecil.
Ia meletakkan nampan itu di atas meja nakas dan duduk di atas ranjang anaknya.

  “Sebagai Ummanya, aku tentu tahu apa yang selama ini terjadi pada anakku” Ujar Heechul tersenyum.

Yunho hanya diam.
Ia duduk di samping Heechul.

  “Jaejoong selalu bercerita padaku kalau ia memiliki banyak teman di kelasnya, mereka semua sangat dekat, tapi aku tahu ia berbohong, aku tahu kalau Jaejoong di bully”

  “…”

  “Sebagai seorang Umma aku tidak tega untuk menyakiti perasaannya, yang bisa kulakukan hanya tersenyum setiap mendengar cerita darinya”

  “Appanya..”

  “Ah, kau ingin tahu? Suamiku menetap di Jepang sampai sekarang, ia sedang berusaha mencari donor jantung yang cocok untuk Jaejoong”

  “Ah..”

  “Yunho ah”

  “Ne?”

  “Jaejoong benar-benar mencintaimu, aku bisa melihatnya dari sorot matanya setiap kali ia bercerita tentangmu..Aku ingin minta tolong padamu, bisakah?”

Yunho tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk.

  “Aku ingin kau menemani Jaejoong dan membujuknya agar ia mau melaksanakan operasi, waktunya tidak banyak Yunho ah..”

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hanya diam menatap wajah cantik yeoja itu.
Kemudian ia tersenyum kecil.
Mengulurkan jemarinya menyeka lembut air mata yang mengalir dari sudut mata sipit itu.

  “Anda bisa mengandalkan aku, tenang saja” Bisik Yunho lembut.


-------


  “Umma aku tidak maauuuuuuuuu!! Hiks..Ummaaaaa!”

  “Jaejoongie, dengarkan Umma arasseo? Kau akan baik-baik saja”

  “Umma aku tidak mau! Hiks..Umma dengar sendiri kan dokter Choi bilang apa? Kemungkinan berhasilnya hanya 51%..Aku pasti akan mati..Hiks..”

  “Kau harus kuat, Jae, demi Yunho Sunbae nee?”

  “Hiks..Yunho Sunbae tidak menyukaiku..Hiks..Dia membenciku..”

  “Maka dari itu kau harus berusaha untuk membuatnya menyukaimu, bukankah sudah Umma bilang ia hanya perlu waktu hmm? Kau akan mendapatkan waktu tambahan setelah melaksanakan operasi”

  “Aku tidak mau Umma..Hiks..Aku takut..”

Namja tampan itu terus berdiri sejak tadi.
Memperhatikan Jaejoong yang menangis terisak.
Sementara Heechul masih berusaha membujuk Jaejoong.

Yunho menghela nafas.
Ia melangkah masuk ke dalam.
Heechul mendongakkan wajahnya.
Kemudian ia segera beranjak keluar dari kamar.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho di sana.

  “Jae---”

  “PERGI!! JANGAN LIHAT AKU!! HIKS..JANGAN KESINI! AKU TIDAK BOLEH BERADA DI DEKAT SUNBAE DALAM RADIUS 1 METER!! HIKS..HIKS..”

  “Aniya, Jaejoongie, dengarkan aku”

  “Kumohon Sunbae..Hiks..Jangan mengasihani aku..Hiks..Sudah cukup..Seharusnya aku berhenti mengejarmu sejak dulu..Hiks..”

Yunho terdiam.
Ia menghembuskan nafas panjang.
Kemudian ia menunduk dan memeluk namja cantik itu.
Membuat Jaejoong terdiam seketika.

  “Kau belum menyelesaikan tantanganku, jadi aku memutuskan untuk mengganti tantangannya..Dengar Joongie, kau harus melakukan operasi, arasseo? Setelah kau berhasil aku akan menerimamu menjadi kekasihku”

  “Bohong..Hiks..Aku akan mati..Hiks..”

  “Aniya, kau kuat, kau bisa, ne? Apa kau tidak ingin menjadi kekasihku eoh?”

  “Aku mau! Hiks..Aku mau..”

  “Tenanglah, aku akan selalu menunggumu”

Jaejoong mengangguk.
Ia mengusap wajahnya.
Membiarkan Yunho mengecupi dahinya dengan lembut.


-------


TAP TAP TAP.


Namja tampan itu berjalan pelan menuju kelas XI-3.
Mata musangnya menyipit memperhatikan pintu kelas yang terbuka itu.
Yunho tersenyum kecil.
Ia membuka lebar pintu itu dan memandang anak-anak kelas yang sedang bernyanyi bersama.

Mata musangnya kembali bergerak pelan.
Menatap sosok cantik yang sedang duduk di antara mereka.
Ia tersenyum senang seraya bernyanyi.
Jemarinya memeluk bungkusan permen gula kesukaannya.
Sesekali anak-anak kelas mengulurkan tangan mereka mengambil permen dari kantung besar itu.

  “YYA! KIM JAEJOONG! SEBENTAR LAGI RAPAT OSIS! BERHENTI MENYANYI!”

Satu kelas berhenti menyanyi.
Mereka menoleh menatap Yunho yang berdiri di pintu.
Namja tampan itu tersenyum kecil memandang kekasihnya.
Sementara Jaejoong terkekeh.
Ia mengangguk dan menyerahkan bungkusan permennya kepada teman yang duduk di sampingnya.
Kemudian ia melompat dengan sebuah bekal yang ada di genggamannya.


CUP.


  “Hehehe, bekalmu bear” Ujar Jaejoong terkekeh.

Aish.
Namja tampan itu tersenyum geli.
Ia menepuk kepala Jaejoong dan merangkulnya keluar kelas.
Mengacuhkan suara sorakan dari dalam kelas.

  “Berani sekali kau menciumku” Ujar Yunho santai.

  “Tidak boleh?” Kekeh Jaejoong geli.

Huh.

Yunho tersenyum kecil.
Ia berhenti melangkah dan memutar tubuh Jaejoong agar menghadapnya.

  “Tidak, karena hanya aku yang bisa memulainya lebih dulu”

Namja cantik itu memejamkan matanya.
Kedua tangannya terulur memeluk leher Yunho.
Membiarkan namja tampan itu mencium bibirnya dengan lembut.
Mengulumnya dengan manis.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecil di sela-sela ciumannya.
Ia membuka matanya dan menutupnya kembali.

  “Sunbae”

  “Hmm?”

  “Jantungku berdebar sangat kencang, kurasa penyakitku kambuh lagi”

  “Oh ya? Kalau begitu aku harus segera menyiapkan jantungku untuk mengganti jantung barumu”

Jaejoong tertawa kecil.
Ia memeluk Yunho dengan erat.

Sementara namja tampan itu hanya tertawa santai.

Oh well.

It’s true isn’t it?
At last everything’s always be a happy ending.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

5 komentar:

  1. Tuh kan... FF eonnie selalu happy ending.. Mau miris kayak apa juga.. Selalu happy ending ^^

    BalasHapus
  2. tanggung jawab eon..bukuku basah nih sama air mata T_T

    BalasHapus
  3. FF eonnie bgs bgt, aku paling suka deh baca yg hurt sm familynya hehe buat ff lg dong eon, ditunggu yaa anyyeong~

    BalasHapus
  4. Suka...suka...suka...semangat terus berkarya eonnie...

    BalasHapus
  5. hamdallah kagak jdi metong jaemanya... hahaha...

    BalasHapus