This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/PAINT (PAINTING)


Tittle: PAINT (PAINTING)

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-lalalaa~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Aku rusak sekarang!!”

.
.
.


Namja tampan itu membuka matanya.
Ia menghembuskan nafas pelan.
Sangat pelan.

Tapi tetap membuat sosok bermata kucing yg duduk di dekatnya menatap tidak percaya.

  “Umma?”

Yeoja bermata kucing itu menjerit histeris.
Ia berlari memeluk erat tubuh putra tunggalnya.
Tidak peduli walaupun teriakan2 para suster memerintahkannya untuk menjauh.

Menjauh?

Tentu saja.

Jung Yunho baru saja sadar dari koma setelah 8 bulan lamanya.


-------


Seoul, DongBang High School, setahun kemudian.


  “Namaku Jung Yunho”

Suara teriakan dan pekikan histeris para yeoja kelas XII-3 terdengar nyaring.
Seakan memekakkan telinga.
Bahkan sampai songsaenim bermata kodok itu ikut menutup telinganya.

Oh well.

Sepertinya menerima putra tunggal keluarga Jung sebagai siswa baru di sekolah ini tidak begitu bagus ani?

  “Sebenarnya aku lebih tua satu tahun dari kalian semua, dulu aku pernah dirawat di rumah sakit sehingga sekolahku sempat terhenti”


SIINGG.


Suara teriakan dan pekikan memekakkan telinga itu mendadak lenyap entah kemana.
Membuat sosok cantik yg sejak tadi diam di kursinya memalingkan wajah.
Menatap mata musang yg menawan itu dengan mata bulatnya yg bening.


DEG.


Yunho tertegun.
Jantungnya berdebar.


Bahkan sepasang mata malaikat itu hanya menatapnya tidak lebih dari satu menit!
Setelah itu ia memalingkan wajahnya menatap jendela seperti sebelumnya.

  “Yunho, kau ingin duduk dimana?”

Namja tampan itu menoleh.
Menatap Choi Minho, wali kelasnya yg baru seraya menaikkan alis.

  “Aku mau duduk di samping yeoja itu” Ujar Yunho yakin.

  “EEHH??”

Suara kebingungan terdengar dimana2.
Membuat Yunho mau tidak mau mengernyitkan dahinya.

  “Wae?” Tanyanya tanpa dosa.

Minho berdehem pelan.
Ia menepuk pundak Yunho.

  “Anak itu bukan yeoja, dia sama sepertimu”

  “Mwo?”

  “Wajah cantiknya memang sering menipu orang”

  “Araso, aku mau duduk di samping namja itu!”

  “Kau yakin?”

  “Ne!”

  “Baiklah, Kim Jaejoong!”


DEG.


Namja cantik itu menoleh menatap wali kelasnya.

  “Ne Sam?”

  “Mulai sekarang berteman baiklah dengan Yunho ne?”

Eoh?

Jaejoong tidak menyahut.
Ia tampak bingung.
Sekilas sorot mata itu memperlihatkan dendam yg tenggelam.
Tapi kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.

  “Ne sam!”

Dan Yunho pun merasa segalanya terlihat indah.
Hmp.
Jatuh cinta eoh?


-------


TENG~ TENG~ TENG~


  “Jaejoong ah!”

Namja cantik itu mendengus.
Mata bulatnya yg bening melirik sekilas sosok tampan yg duduk di sampingnya.

  “Apa?” Sahutnya ketus.

Yunho hanya tersenyum kecil.

  “Kau makan siang dimana? Kita makan bersama otte?” Ujar Yunho tersenyum manis.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menunduk seraya memperhatikan lengannya.


BRAKK!


Suara pintu kelas terbuka kasar.
Memperlihatkan sosok blonde yg masuk dengan bekal yg ada di tangannya.

  “Joongie Oppa~! Kajja, aku sudah menunggumu!” Jeritnya lantang.


EH?


Yunho menaikkan alisnya.
Siapa yeoja berambut blonde ini?
Pacarnya Jaejoongkah?

  “Sebentar, Jessie sayang” Ujar Jaejoong tersenyum kecil.


DEG!


Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat dalam sekejap.

APA??

APA?!

JESSIE?? JESSIE SAYANG?!

  “Kka~”

Yeoja berambut blonde itu segera menarik tangan kiri Jaejoong.
Mereka tertawa kecil sebelum benar2 keluar.

Membuat Yunho mendengus malas.

  “Hei Kau!”

  “Aku?”

  “YA! Kau, namja berwajah kekanakan yg sedang memakan cookies disana!”

  “Wae? Kau mau meminta cookiesku ya?!”

  “ISH! Siapa yg tertarik dengan kue jelek itu eoh?! Aku mau tanya, yeoja tadi siapanya Jaejoong?”

  “Oh, Jessica? Kenapa? Kau suka padanya?”

  “JANGAN BANYAK TANYA! JAWAB SAJA!!”

  “=______=”

  “Kenapa kau berwajah seperti itu eh?”

  “Moodku hilang! Kau cari tahu saja sendiri!”

ISH!

Yunho mengepalkan jemarinya dengan erat.
Oh shit.
Namja berwajah kekanakan yg bername tag Shim Changmin ini benar2 membuatnya kesal.

Ck! Araso, akan kuselidiki sendiri! Geram Yunho dalam hatinya.


-------


Suara semilir angin terdengar menyejukkan.
Membuat sosok cantik itu menarik senyum manisnya.
Aigoo~ hari ini benar2 indah ani?

  “Oppa, aku sudah selesai!”

Jaejoong menoleh.
Menatap Jessica Kim, adik angkatnya yg manis.

  “Kau mau bertemu Yon?”

  “Um”

  “Gwenchana”

Jessica mengangguk.
Ia mendekat dan mengecup pipi Jaejoong dengan lembut.
Kemudian ia tersenyum manis.

  “Oppa, ingat, jangan memaksakan diri, araso?” Bisiknya pelan.

Jaejoong hanya menghela nafas.
Tapi ia mengangguk.

Yeoja blonde itu tersenyum manis sekali lagi.
Ia membungkus bekalnya dan segera berlari keluar ruangan.

Meninggalkan Jaejoong sendiri di ruang melukis itu.

Melukis.

Jaejoong melirik kanvas kosong yg ada di hadapannya saat ini.


SRET~


Namja cantik itu meraih kuas dengan tangan kanannya.
Mencampurkan warna merah dengan orange bersamaan.
Kemudian ia menempelkan ujung kuas itu ke kanvas.

  “Uh..”

Keringat dingin mengalir di pelipis Jaejoong.
Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan sakit.
Lengan kanannya bergetar hebat.

Harus.

Kau harus berhasil, Jae. Gumam namja cantik itu  dalam hatinya.


KKRTT!


Kuas itu bergesek kasar dengan kanvas.
Membuat warna cat yg sudah bercampur itu menggores sisi tengah yg kosong.

  “AAARRRRGGHHH!!!”


BRUAKK!!

BRAKKK!!!


Namja cantik itu mengamuk.
Ia menendang kasar papan kanvas itu.
Menghamburkan cat yg berserakan di atas meja.

Tangis itu kembali mengalir.
Tangis keputus asaan yg menyedihkan.

Jaejoong terdiam di kursinya.

  [ “Oppa! Lukisanmu yg paling indah! Terus bersemangat nee!!” ]

  [ “Umma, aku ingin menjadi pelukis terhebat di seluruh dunia!” ]

  [ “Jaejoongie~! Lukis kami!” ]


  “Hiks..”

Jaejoong menahan tangisnya sekuat mungkin.
Wajahnya tertunduk dalam.
Berusaha menyembunyikan kesedihannya selama ini.

Tanpa menyadari sosok tampan yg terdiam di depan pintu.


-------


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan tanpa banyak suara.
Mata musangnya terus memperhatikan lapangan sekolah yg luas itu.
Helaian rumput bergoyang ditiup angin.

Eh?

Jaejoong?

Namja tampan itu segera berlari sekencang mungkin.
Mengejar sosok cantik yg sedang duduk di pinggir bukit sekolah.

  “Hei”

Jaejoong tersentak.
Ia menoleh menatap Yunho.

  “Mau apa kau kesini?”

  “Kenapa kau ketus sekali? Aku hanya ingin mengobrol denganmu”

  “Mengobrol heh?”

Namja cantik itu tersenyum kecut.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit sore.

  “Apa yg ingin kau obrolkan?” Tanya Jaejoong pelan.

Yunho mengembangkan senyum manisnya.

  “Aku ingin kau mengenalku”

  “Eoh?”

Namja cantik itu tertawa kecil.
Apa2an anak baru ini? Pikirnya dalam hati.

  “Araso, kenalkan dirimu” Ujar Jaejoong masih menatap langit.

Yunho hanya mengangguk pelan.

  “Namaku Jung Yunho, umurku 18 tahun, makanan kesukaanku bulgogi, aku tidak suka makanan manis, warna favoritku merah, yg aku suka adalah kau”

EH??

Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membulat.

  “Giliranmu” Ujar Yunho memperlihatkan sederet gigi putihnya.

Jaejoong mendengus.

  “Aku tidak mau”

  “EH? Wae??”

  “Kenapa kau sibuk sekali? Mau tidak mau itu urusanku!”

  “Yya! Kim Jaejoong!”

  “JANGAN MEMANGGIL NAMA LENGKAPKU!!”


DEG.

 
Yunho tersentak.
Tubuhnya seolah kaku.
Matanya bergerak pelan memperhatikan tetes bening yg mengalir dari pipi namja cantik itu.

Kenapa ia menangis? Gumam Yunho bingung.

  “JANGAN MENDEKATI AKU! JANGAN BERSIKAP SEOLAH KAU MENGENALKU!!”

Hening.
Namja cantik itu menarik nafasnya.
Lelah.
Baru kali ini Ia berteriak selantang itu di hadapan orang lain.


GREPP!


  “APA YG KAU---”

  “Sssh, jangan berisik”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Ia merasakan hangat.
Jantungnya berdetak cepat perlahan.
Ada rasa yg menyeruak ke permukaan.

Yunho tidak banyak bersuara.
Ia hanya tersenyum di balik pelukannya terhadap namja cantik itu seraya menepuk2 pelan punggungnya.

  “Aku melihatmu di ruang lukis tadi kemarin”


DEG.


  “Kenapa kau menangis?”


DEG.


  “Kenapa kau berteriak?”


DEG.


  “Kenapa---”

  “Cukup”

Yunho tertegun.
Jaejoong berbisik sangat lembut di telinganya.
Namja cantik itu melepas pelukan Yunho secara perlahan.

Ia mendorong tubuh namja tampan itu jauh2 darinya.

  “Hentikan, mulai sekarang jangan pernah menyapaku lagi..”

  “Ke--”

  “Aku bilang cukup!!”


DEG.


Yunho terdiam.
Jujur, ia sedikit bingung dengan tingkah Jaejoong yg seperti ini padanya.
Kenapa?
Kenapa hanya padanya?

Ia tahu kalau Jaejoong adalah namja yg ramah dan baik.
Hampir seluruh siswa siswi di sekolah ini disapa Jaejoong setiap kali ia lewat.

Tapi kenapa tidak dengan dirinya?

  “Apa salahku?”

Jaejoong mendongak.
Menatap Yunho yg menatapnya dengan tatapan yg tidak bisa diartikan.

  “Kenapa kau seperti ini padaku? Beritahu aku..”

  “Kau..”

  “…”

  “Kau tidak perlu tahu”


DRAP!


  “JAE!”

Terlambat.
Namja cantik itu sudah melarikan diri dari sana.


-------


BRAKK!

 
  “Hosh hosh..hh..”

Suara deru nafas Jaejoong yg tidak beraturan terdengar jelas.
Keringat mengalir di pelipisnya.
Namja cantik ini berjalan lurus.
Menuju kanvas kosong yg kembali tersedia disana.

Ia tahu.

Jessica yg meletakkannya disana.

  “Hiks..”

  [ “Oppa aku tahu kau bisa! Lukisanmu yg terindah!!” ]

Jaejoong meraih kuas kesayangannya itu.
Berusaha mencampur warna dengan lembut dan menggerakkannya di atas kain putih itu.


SRK.


DEG.


Mata bening itu membulat.
Menatap cat yg tergores kasar.
Merembes keluar dari batas garis yg seharusnya.

Jaejoong menggeram.
Tangan kanannya bergetar hebat.

  [ “Jaejoongie, sudahlah, hentikan, Umma tidak ingin kau memaksakan diri” ]

  “AKU TIDAK MEMAKSAKAN DIRI!!” Jerit Jaejoong frustasi.

Namja cantik itu mencoret kanvas dengan kasar.
Melampiaskan emosinya yg terpendam.

Bayang2 wajah namja tampan itu kembali terbersit di benaknya.

  [ “Namaku Jung Yunho” ]


GRET!!


  [ “Araso, aku mau duduk di samping namja itu!” ]


GRET!!


  [ “Kenapa kau menangis?” ]


BRUAKK!!


  “Hoshh..Hoshh..hh..Hiks..”


BRUKK!


Namja cantik itu terduduk di lantai.
Jemarinya terbuka.
Melepas setangkai kuas yg bergerak pelan dari genggamannya.

Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap hancur kertas kanvas yg sobek itu.


-------


Jessica Kim menatap datar sosok tampan yg berdiri di hadapannya.
Pupilnya yg berwarna cokelat bergerak pelan.

  “Ada apa memanggilku, Jung Yunho?” Tanyanya datar.

Namja tampan itu menarik nafasnya.
Memberanikan mata musangnya menatap Jessica.

  “Aku ingin tahu, kenapa Jaejoong membenciku”


DEG.


Yeoja berambut blonde itu menaikkan alisnya.

  “Padahal aku belum pernah bertemu dengannya, tapi, dia bersikap seolah pernah---”

  “Kau tidak ingat?”

  “Eh?”

  “Kau benar2 tidak mengingat apa pun?”

Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Aku…”

  “Akan kuberitahu”

EH?

Namja tampan itu mendongakkan wajahnya.
Menatap tidak percaya wajah cantik itu.

  “Kalau kau merasa siap untuk mengingat apa yg sudah kau hancurkan..”


DEG.


  “Jess? Apa maksudmu??”

  “Kka, ikuti aku!”


GULP.


Yunho menelan salivanya.


-------


KRIET~


Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Menatap samar2 ruangan yg terlihat remang2 ini.


KLIK!


Jessica menyalakan lampu.
Membuat mata musang itu membulat tidak percaya.

  “Ini…”

  “Kim Jaejoong..Kakak angkatku..Dia adalah calon pelukis berbakat yg lahir ke dunia..”


DEG.


Yunho mencengkram jemarinya.
Jantungnya bergemuruh.

Oh gosh.

  “Tunggu, kakak angkat?? Dia bukan kekasihmu??” Tanya Yunho mengernyitkan dahi.

Jessica mengeluh malas.
Ia memutar bola matanya seraya mengajak Yunho berkeliling di ruangan luas itu.

Ruangan khusus milik pelukis yg didambakan sekolah swasta ini.

  “Jaejoong Oppa senang melukis..Cat..Kanvas..Kuas..Semua itu adalah hidupnya..” Bisik Jessica pelan.

Jemarinya menyentuh satu lukisan yg menggambarkan dirinya.

  “Namja cantik itu memenangkan banyak penghargaan sejak kecil..Namanya dikenal di seluruh jajaran pelukis Asia..”


DEG.


Yunho merasakan jantungnya berdenyut.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

  “Sampai kemudian impian yg digenggamnya dengan erat terlepas..Pecah menjadi cipratan cat yg mengering..” Bisik Jessica lagi.

Yunho mengerang lirih.
Kepalanya terasa sakit.

Yeoja blonde itu tersenyum kecil.
Ia melirik Yunho yg terduduk di lantai seraya meringis memegang kepalanya.

  “Hari itu, adalah hari dimana para ilustrator terkenal hadir untuk menyaksikan Jaejoong melukis di gedung seni..Hari dimana namja cantik itu akan meraih mimpinya..”

  “AKKHH!!”

  “Aku ingat dengan jelas, aku berada di sampingnya, membawakan tas peralatan lukisnya, dan memperhatikan dirinya yg tidak bisa berhenti untuk tersenyum..”

  “UUHH!”

  “Lampu berganti menjadi merah..Semua kendaraan berhenti di garis putih..Kecuali satu..Satu sepeda motor balap berwarna merah gelap yg melaju kencang..”

  [ “AYO KITA BALAPAN SAMPAI PANTAI!” ]

  [ “Apa taruhannya?” ]

  [ “Sepeda motor balap termahal yg dimiliki keluargaku!” ]

  [ “Bersiaplah untuk kalah, Park” ]


UUKKH!

Yunho meringis keras.
Menekan kepalanya yg semakin terasa sakit.

  “Satu2nya yg tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku saat itu adalah..Kakakku yg terlindas motormu..lengannya yg tergilas ban sepeda motormu..impiannya yg hancur karenamu!!”


  [ TTIIIIIINNN!! ]

  [ “AAAKKHHHH!!!” ]

  [ BRAKKK!!! ]


Gelap.
Yunho merasakan dunianya gelap.
Mata musangnya mengerjap.

Ia mengingat semuanya.

Hari itu..
Hari dimana sahabat baiknya mengajaknya untuk bertaruh di jalanan umum.
Ia tidak memperhatikan lampu yg berganti menjadi merah.
Segalanya terlihat buram.
Yg ia ingat hanyalah suara sirene ambulans dengan isak tangis yg memilukan.

  [ “Yunho ah! Kau sudah sadar?! Kecelakaan itu membuatmu koma selama 8 bulan!” ]


TES.


Yunho tertegun.
Tetes bening itu mengalir dari pelupuk matanya.

  “Mungkin kau memang lupa..Tapi aku dan kakakku tidak akan pernah lupa..Wajahmu yg terlihat ketika helm itu dibuka, tidak akan pernah membuatku lupa..Hiks..”

  “Je..Jess…”

Yeoja blonde itu tidak menyahut.
Ia terus terisak.
Mengacuhkan Yunho yg terhenyak dengan mata yg menyeluruh.

Menatap berbagai lukisan yg tergeletak begitu saja di ruangan ini.
Lukisan milik Jaejoong.


-------


DRAP DRAP DRAP!!


Yunho berlari sekuat tenaga.
Mengacuhkan nafasnya yg menderu hebat.
Jantungnya semakin bergemuruh saat pandangannya menangkap pintu ruang seni lukis milik Jaejoong itu.


BRAKK!


DEG.


Yunho tertegun.
Menatap tidak percaya cat yg berserakan dimana2.
Kanvas yg sobek.
Kuas yg jatuh membentur dinding.
Dan sosok cantik yg menangis di dekat jendela.


TAP TAP TAP.


  “Joongie..”

  “PERGI!!”


DEG.


  “Jaejoong..”

  “KAU MENGHANCURKAN HIDUPKU!! MEROBEK IMPIANKU!! MERUSAK HARAPANKU!! HIKS..”

  “Mianhae..”

  “KEMBALIKAN TANGANKU SEPERTI SEMULA!! HIKS..HIKS..”


GYUT.


Yunho merasakan matanya panas.
Sungguh.
Ia benar2 tidak menyangka kalau sosok rapuh ini jatuh karenanya.

Namja tampan itu berlutut di hadapan Jaejoong.
Memeluknya dengan erat.
Membuatnya tidak bisa melawan.

Hanya bisa menangis pasrah di pundak namja tampan itu.

  “Aku rusak sekarang!!”

Yunho menggigit bibir bawahnya.
Tangisnya tumpah.
Ia benar2 menyesal.

Seandainya saja saat itu ia menolak ajakan sahabatnya.

Oh gosh.

  “Maafkan aku..”

  “Aku tidak bisa melukis lagi..Hiks..”

  “Maaf..”

  “Hiks..”

  “Maaf..”

Hening.

Tidak terdengar suara apa pun.
Kecuali suara isak tangis namja cantik itu.

Yunho memejamkan matanya seraya menenggelamkan wajahnya di bahu Jaejoong.
Sementara namja cantik itu mencengkram erat kemeja sekolah Yunho.

Lama Jaejoong terus menangis.
Sampai kemudian ia menghentikan tangisnya dan menarik nafas panjang.


DEG..


Suara detakan itu.
Terdengar begitu lembut.

Basah.
Jaejoong merasakan seragamnya basah.

  “Yunho..”

  “…”

  “Yunho ah, jawab aku!”

  “…”

  “JUNG YUN---”

  “Maaf..”


DEG.


Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia meletakkan wajahnya di atas bahu Yunho.
Kemudian kembali menghela nafas.

  “Sudahlah..Percuma saja kau meminta maaf..Aku sudah rusak..Aku..Aku tidak bisa melukis lagi..”

  “Bisa”


DEG. 


  “Kau tidak rusak, Jae..Kau masih bisa melukis lagi..”

  “Kau menghiburku?”

  “Aku serius..Aku akan mengembalikan hidupmu seperti dulu..”

  “Sudahlah..”

  “Jaejoong ah, dengarkan aku..”

Namja tampan itu melonggarkan pelukannya.
Menatap mata bulat yg sembab itu.
Yunho menangkup kedua sisi wajah Jaejoong dengan tangannya.

  “Aku akan membawamu ke Amerika dan mengobati tanganmu..”

  “Aku cacat..Yunho ah..”

  “Tidak! Kau hanya sakit..Aku..Aku akan mengumpulkan seluruh dokter terhebat yg ada dan menyembuhkan tanganmu! Aku janji!”

  “…”

  “Kau akan kembali melukis!”

  “Kalau aku gagal?”


DEG.


  “Kalau dokter2 itu tidak bisa membantuku?”


DEG.


  “Kalau aku tidak akan pernah bisa melukis lagi?”

  “Aku akan bertanggung jawab”

  “Eh?”

  “Aku akan menikahimu, dan melanjutkan impianmu..Aku..Aku akan belajar melukis untukmu”


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Ia mengerjapkan matanya.

Mencari satu titik kebohongan dari balik sana.

Tapi tidak.

Tidak ada kebohongan apa pun di dalam sana.

Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia mengernyitkan dahinya.

  “Aku tidak bilang kalau aku ingin menikah denganmu”

  “Mwo?”

  “Kenapa kau begitu percaya diri? Kenapa kau mendekatiku? Kupikir kau ingat kalau aku adalah orang yg kau tab---”

  “Setelah kecelakaan itu aku koma selama 8 bulan..Memoriku terkikis..Aku tidak mengingat apa pun kecuali kedua orang tuaku..Dan saat aku melihatmu di hari pertama aku masuk, aku merasakan dejavu..Aku seperti pernah melihat wajahmu..Tapi aku tidak tahu di mana..Makanya aku tertarik padamu dan..dan tanpa sadar aku menyukaimu..”


DEG.


  “Baiklah..”

  “Eh?”

  “Aku menerima tawaranmu..Sembuhkan lenganku seperti semula..”

  “Itu berarti kau juga akan menikah denganku??”

  “Aku tidak tahu! Aku masih marah karena kau merusak impianku waktu itu!”

  “Aku kan sudah minta maaf!”

  “Sembuhkan dulu lenganku! Baru aku akan menikah denganmu!”

EH?

Namja tampan itu mengerjapkan matanya.
Kemudian ia tersenyum kecil.

  “Araso”


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar