Tittle:
PAINT (PAINTING)
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-lalalaa~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Aku rusak
sekarang!!”
.
.
.
Namja tampan itu membuka matanya.
Ia menghembuskan nafas pelan.
Sangat pelan.
Tapi tetap membuat sosok bermata kucing yg duduk di
dekatnya menatap tidak percaya.
“Umma?”
Yeoja bermata kucing itu menjerit histeris.
Ia berlari memeluk erat tubuh putra tunggalnya.
Tidak peduli walaupun teriakan2 para suster memerintahkannya
untuk menjauh.
Menjauh?
Tentu saja.
Jung Yunho baru saja sadar dari koma setelah 8 bulan
lamanya.
-------
Seoul, DongBang High School, setahun kemudian.
“Namaku Jung
Yunho”
Suara teriakan dan pekikan histeris para yeoja kelas
XII-3 terdengar nyaring.
Seakan memekakkan telinga.
Bahkan sampai songsaenim bermata kodok itu ikut
menutup telinganya.
Oh well.
Sepertinya menerima putra tunggal keluarga Jung
sebagai siswa baru di sekolah ini tidak begitu bagus ani?
“Sebenarnya
aku lebih tua satu tahun dari kalian semua, dulu aku pernah dirawat di rumah
sakit sehingga sekolahku sempat terhenti”
SIINGG.
Suara teriakan dan pekikan memekakkan telinga itu
mendadak lenyap entah kemana.
Membuat sosok cantik yg sejak tadi diam di kursinya
memalingkan wajah.
Menatap mata musang yg menawan itu dengan mata
bulatnya yg bening.
DEG.
Yunho tertegun.
Jantungnya berdebar.
Bahkan sepasang mata malaikat itu hanya menatapnya
tidak lebih dari satu menit!
Setelah itu ia memalingkan wajahnya menatap jendela
seperti sebelumnya.
“Yunho, kau
ingin duduk dimana?”
Namja tampan itu menoleh.
Menatap Choi Minho, wali kelasnya yg baru seraya
menaikkan alis.
“Aku mau duduk
di samping yeoja itu” Ujar Yunho yakin.
“EEHH??”
Suara kebingungan terdengar dimana2.
Membuat Yunho mau tidak mau mengernyitkan dahinya.
“Wae?”
Tanyanya tanpa dosa.
Minho berdehem pelan.
Ia menepuk pundak Yunho.
“Anak itu
bukan yeoja, dia sama sepertimu”
“Mwo?”
“Wajah cantiknya
memang sering menipu orang”
“Araso, aku
mau duduk di samping namja itu!”
“Kau yakin?”
“Ne!”
“Baiklah, Kim
Jaejoong!”
DEG.
Namja cantik itu menoleh menatap wali kelasnya.
“Ne Sam?”
“Mulai
sekarang berteman baiklah dengan Yunho ne?”
Eoh?
Jaejoong tidak menyahut.
Ia tampak bingung.
Sekilas sorot mata itu memperlihatkan dendam yg
tenggelam.
Tapi kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.
“Ne sam!”
Dan Yunho pun merasa segalanya terlihat indah.
Hmp.
Jatuh cinta eoh?
-------
TENG~ TENG~ TENG~
“Jaejoong ah!”
Namja cantik itu mendengus.
Mata bulatnya yg bening melirik sekilas sosok tampan
yg duduk di sampingnya.
“Apa?”
Sahutnya ketus.
Yunho hanya tersenyum kecil.
“Kau makan
siang dimana? Kita makan bersama otte?” Ujar Yunho tersenyum manis.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya menunduk seraya memperhatikan lengannya.
BRAKK!
Suara pintu kelas terbuka kasar.
Memperlihatkan sosok blonde yg masuk dengan bekal yg
ada di tangannya.
“Joongie
Oppa~! Kajja, aku sudah menunggumu!” Jeritnya lantang.
EH?
Yunho menaikkan alisnya.
Siapa yeoja berambut blonde ini?
Pacarnya Jaejoongkah?
“Sebentar,
Jessie sayang” Ujar Jaejoong tersenyum kecil.
DEG!
Yunho tersentak kaget.
Mata musangnya membulat dalam sekejap.
APA??
APA?!
JESSIE?? JESSIE SAYANG?!
“Kka~”
Yeoja berambut blonde itu segera menarik tangan kiri
Jaejoong.
Mereka tertawa kecil sebelum benar2 keluar.
Membuat Yunho mendengus malas.
“Hei Kau!”
“Aku?”
“YA! Kau,
namja berwajah kekanakan yg sedang memakan cookies disana!”
“Wae? Kau mau
meminta cookiesku ya?!”
“ISH! Siapa yg
tertarik dengan kue jelek itu eoh?! Aku mau tanya, yeoja tadi siapanya
Jaejoong?”
“Oh, Jessica?
Kenapa? Kau suka padanya?”
“JANGAN BANYAK
TANYA! JAWAB SAJA!!”
“=______=”
“Kenapa kau
berwajah seperti itu eh?”
“Moodku
hilang! Kau cari tahu saja sendiri!”
ISH!
Yunho mengepalkan jemarinya dengan erat.
Oh shit.
Namja berwajah kekanakan yg bername tag Shim Changmin
ini benar2 membuatnya kesal.
Ck! Araso, akan kuselidiki sendiri! Geram Yunho dalam
hatinya.
-------
Suara semilir angin terdengar menyejukkan.
Membuat sosok cantik itu menarik senyum manisnya.
Aigoo~ hari ini benar2 indah ani?
“Oppa, aku
sudah selesai!”
Jaejoong menoleh.
Menatap Jessica Kim, adik angkatnya yg manis.
“Kau mau
bertemu Yon?”
“Um”
“Gwenchana”
Jessica mengangguk.
Ia mendekat dan mengecup pipi Jaejoong dengan lembut.
Kemudian ia tersenyum manis.
“Oppa, ingat,
jangan memaksakan diri, araso?” Bisiknya pelan.
Jaejoong hanya menghela nafas.
Tapi ia mengangguk.
Yeoja blonde itu tersenyum manis sekali lagi.
Ia membungkus bekalnya dan segera berlari keluar
ruangan.
Meninggalkan Jaejoong sendiri di ruang melukis itu.
Melukis.
Jaejoong melirik kanvas kosong yg ada di hadapannya
saat ini.
SRET~
Namja cantik itu meraih kuas dengan tangan kanannya.
Mencampurkan warna merah dengan orange bersamaan.
Kemudian ia menempelkan ujung kuas itu ke kanvas.
“Uh..”
Keringat dingin mengalir di pelipis Jaejoong.
Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan sakit.
Lengan kanannya bergetar hebat.
Harus.
Kau harus berhasil, Jae. Gumam namja cantik itu dalam hatinya.
KKRTT!
Kuas itu bergesek kasar dengan kanvas.
Membuat warna cat yg sudah bercampur itu menggores
sisi tengah yg kosong.
“AAARRRRGGHHH!!!”
BRUAKK!!
BRAKKK!!!
Namja cantik itu mengamuk.
Ia menendang kasar papan kanvas itu.
Menghamburkan cat yg berserakan di atas meja.
Tangis itu kembali mengalir.
Tangis keputus asaan yg menyedihkan.
Jaejoong terdiam di kursinya.
[ “Oppa! Lukisanmu yg paling indah! Terus
bersemangat nee!!” ]
[ “Umma, aku ingin menjadi pelukis terhebat di
seluruh dunia!” ]
[ “Jaejoongie~! Lukis kami!” ]
“Hiks..”
Jaejoong menahan tangisnya sekuat mungkin.
Wajahnya tertunduk dalam.
Berusaha menyembunyikan kesedihannya selama ini.
Tanpa menyadari sosok tampan yg terdiam di depan
pintu.
-------
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan tanpa banyak suara.
Mata musangnya terus memperhatikan lapangan sekolah yg
luas itu.
Helaian rumput bergoyang ditiup angin.
Eh?
Jaejoong?
Namja tampan itu segera berlari sekencang mungkin.
Mengejar sosok cantik yg sedang duduk di pinggir bukit
sekolah.
“Hei”
Jaejoong tersentak.
Ia menoleh menatap Yunho.
“Mau apa kau
kesini?”
“Kenapa kau
ketus sekali? Aku hanya ingin mengobrol denganmu”
“Mengobrol
heh?”
Namja cantik itu tersenyum kecut.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit sore.
“Apa yg ingin
kau obrolkan?” Tanya Jaejoong pelan.
Yunho mengembangkan senyum manisnya.
“Aku ingin kau
mengenalku”
“Eoh?”
Namja cantik itu tertawa kecil.
Apa2an anak baru ini? Pikirnya dalam hati.
“Araso,
kenalkan dirimu” Ujar Jaejoong masih menatap langit.
Yunho hanya mengangguk pelan.
“Namaku Jung
Yunho, umurku 18 tahun, makanan kesukaanku bulgogi, aku tidak suka makanan
manis, warna favoritku merah, yg aku suka adalah kau”
EH??
Jaejoong tersentak kaget.
Mata beningnya membulat.
“Giliranmu”
Ujar Yunho memperlihatkan sederet gigi putihnya.
Jaejoong mendengus.
“Aku tidak
mau”
“EH? Wae??”
“Kenapa kau
sibuk sekali? Mau tidak mau itu urusanku!”
“Yya! Kim
Jaejoong!”
“JANGAN
MEMANGGIL NAMA LENGKAPKU!!”
DEG.
Yunho tersentak.
Tubuhnya seolah kaku.
Matanya bergerak pelan memperhatikan tetes bening yg
mengalir dari pipi namja cantik itu.
Kenapa ia menangis? Gumam Yunho bingung.
“JANGAN
MENDEKATI AKU! JANGAN BERSIKAP SEOLAH KAU MENGENALKU!!”
Hening.
Namja cantik itu menarik nafasnya.
Lelah.
Baru kali ini Ia berteriak selantang itu di hadapan
orang lain.
GREPP!
“APA YG
KAU---”
“Sssh, jangan
berisik”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Ia merasakan hangat.
Jantungnya berdetak cepat perlahan.
Ada rasa yg menyeruak ke permukaan.
Yunho tidak banyak bersuara.
Ia hanya tersenyum di balik pelukannya terhadap namja
cantik itu seraya menepuk2 pelan punggungnya.
“Aku melihatmu
di ruang lukis tadi kemarin”
DEG.
“Kenapa kau
menangis?”
DEG.
“Kenapa kau
berteriak?”
DEG.
“Kenapa---”
“Cukup”
Yunho tertegun.
Jaejoong berbisik sangat lembut di telinganya.
Namja cantik itu melepas pelukan Yunho secara
perlahan.
Ia mendorong tubuh namja tampan itu jauh2 darinya.
“Hentikan,
mulai sekarang jangan pernah menyapaku lagi..”
“Ke--”
“Aku bilang
cukup!!”
DEG.
Yunho terdiam.
Jujur, ia sedikit bingung dengan tingkah Jaejoong yg
seperti ini padanya.
Kenapa?
Kenapa hanya padanya?
Ia tahu kalau Jaejoong adalah namja yg ramah dan baik.
Hampir seluruh siswa siswi di sekolah ini disapa
Jaejoong setiap kali ia lewat.
Tapi kenapa tidak dengan dirinya?
“Apa salahku?”
Jaejoong mendongak.
Menatap Yunho yg menatapnya dengan tatapan yg tidak
bisa diartikan.
“Kenapa kau
seperti ini padaku? Beritahu aku..”
“Kau..”
“…”
“Kau tidak
perlu tahu”
DRAP!
“JAE!”
Terlambat.
Namja cantik itu sudah melarikan diri dari sana.
-------
BRAKK!
“Hosh
hosh..hh..”
Suara deru nafas Jaejoong yg tidak beraturan terdengar
jelas.
Keringat mengalir di pelipisnya.
Namja cantik ini berjalan lurus.
Menuju kanvas kosong yg kembali tersedia disana.
Ia tahu.
Jessica yg meletakkannya disana.
“Hiks..”
[ “Oppa aku tahu kau bisa! Lukisanmu yg
terindah!!” ]
Jaejoong meraih kuas kesayangannya itu.
Berusaha mencampur warna dengan lembut dan
menggerakkannya di atas kain putih itu.
SRK.
DEG.
Mata bening itu membulat.
Menatap cat yg tergores kasar.
Merembes keluar dari batas garis yg seharusnya.
Jaejoong menggeram.
Tangan kanannya bergetar hebat.
[ “Jaejoongie, sudahlah, hentikan, Umma tidak
ingin kau memaksakan diri” ]
“AKU TIDAK
MEMAKSAKAN DIRI!!” Jerit Jaejoong frustasi.
Namja cantik itu mencoret kanvas dengan kasar.
Melampiaskan emosinya yg terpendam.
Bayang2 wajah namja tampan itu kembali terbersit di
benaknya.
[ “Namaku Jung Yunho” ]
GRET!!
[ “Araso, aku mau duduk di samping namja itu!”
]
GRET!!
[ “Kenapa kau menangis?” ]
BRUAKK!!
“Hoshh..Hoshh..hh..Hiks..”
BRUKK!
Namja cantik itu terduduk di lantai.
Jemarinya terbuka.
Melepas setangkai kuas yg bergerak pelan dari
genggamannya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menatap hancur kertas kanvas yg sobek itu.
-------
Jessica Kim menatap datar sosok tampan yg berdiri di
hadapannya.
Pupilnya yg berwarna cokelat bergerak pelan.
“Ada apa
memanggilku, Jung Yunho?” Tanyanya datar.
Namja tampan itu menarik nafasnya.
Memberanikan mata musangnya menatap Jessica.
“Aku ingin
tahu, kenapa Jaejoong membenciku”
DEG.
Yeoja berambut blonde itu menaikkan alisnya.
“Padahal aku
belum pernah bertemu dengannya, tapi, dia bersikap seolah pernah---”
“Kau tidak
ingat?”
“Eh?”
“Kau benar2
tidak mengingat apa pun?”
Yunho mengernyitkan dahinya.
“Aku…”
“Akan
kuberitahu”
EH?
Namja tampan itu mendongakkan wajahnya.
Menatap tidak percaya wajah cantik itu.
“Kalau kau
merasa siap untuk mengingat apa yg sudah kau hancurkan..”
DEG.
“Jess? Apa
maksudmu??”
“Kka, ikuti
aku!”
GULP.
Yunho menelan salivanya.
-------
KRIET~
Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Menatap samar2 ruangan yg terlihat remang2 ini.
KLIK!
Jessica menyalakan lampu.
Membuat mata musang itu membulat tidak percaya.
“Ini…”
“Kim
Jaejoong..Kakak angkatku..Dia adalah calon pelukis berbakat yg lahir ke
dunia..”
DEG.
Yunho mencengkram jemarinya.
Jantungnya bergemuruh.
Oh gosh.
“Tunggu, kakak
angkat?? Dia bukan kekasihmu??” Tanya Yunho mengernyitkan dahi.
Jessica mengeluh malas.
Ia memutar bola matanya seraya mengajak Yunho
berkeliling di ruangan luas itu.
Ruangan khusus milik pelukis yg didambakan sekolah
swasta ini.
“Jaejoong Oppa
senang melukis..Cat..Kanvas..Kuas..Semua itu adalah hidupnya..” Bisik Jessica
pelan.
Jemarinya menyentuh satu lukisan yg menggambarkan
dirinya.
“Namja cantik
itu memenangkan banyak penghargaan sejak kecil..Namanya dikenal di seluruh
jajaran pelukis Asia..”
DEG.
Yunho merasakan jantungnya berdenyut.
Keringat dingin mengalir di pelipisnya.
“Sampai
kemudian impian yg digenggamnya dengan erat terlepas..Pecah menjadi cipratan
cat yg mengering..” Bisik Jessica lagi.
Yunho mengerang lirih.
Kepalanya terasa sakit.
Yeoja blonde itu tersenyum kecil.
Ia melirik Yunho yg terduduk di lantai seraya meringis
memegang kepalanya.
“Hari itu,
adalah hari dimana para ilustrator terkenal hadir untuk menyaksikan Jaejoong
melukis di gedung seni..Hari dimana namja cantik itu akan meraih mimpinya..”
“AKKHH!!”
“Aku ingat
dengan jelas, aku berada di sampingnya, membawakan tas peralatan lukisnya, dan
memperhatikan dirinya yg tidak bisa berhenti untuk tersenyum..”
“UUHH!”
“Lampu
berganti menjadi merah..Semua kendaraan berhenti di garis putih..Kecuali
satu..Satu sepeda motor balap berwarna merah gelap yg melaju kencang..”
[ “AYO KITA BALAPAN SAMPAI PANTAI!” ]
[ “Apa taruhannya?” ]
[ “Sepeda motor balap termahal yg dimiliki
keluargaku!” ]
[ “Bersiaplah untuk kalah, Park” ]
UUKKH!
Yunho meringis keras.
Menekan kepalanya yg semakin terasa sakit.
“Satu2nya yg
tidak akan pernah terlupakan dalam hidupku saat itu adalah..Kakakku yg
terlindas motormu..lengannya yg tergilas ban sepeda motormu..impiannya yg
hancur karenamu!!”
[ TTIIIIIINNN!! ]
[ “AAAKKHHHH!!!” ]
[ BRAKKK!!! ]
Gelap.
Yunho merasakan dunianya gelap.
Mata musangnya mengerjap.
Ia mengingat semuanya.
Hari itu..
Hari dimana sahabat baiknya mengajaknya untuk bertaruh
di jalanan umum.
Ia tidak memperhatikan lampu yg berganti menjadi
merah.
Segalanya terlihat buram.
Yg ia ingat hanyalah suara sirene ambulans dengan isak
tangis yg memilukan.
[ “Yunho ah! Kau sudah sadar?! Kecelakaan itu
membuatmu koma selama 8 bulan!” ]
TES.
Yunho tertegun.
Tetes bening itu mengalir dari pelupuk matanya.
“Mungkin kau
memang lupa..Tapi aku dan kakakku tidak akan pernah lupa..Wajahmu yg terlihat
ketika helm itu dibuka, tidak akan pernah membuatku lupa..Hiks..”
“Je..Jess…”
Yeoja blonde itu tidak menyahut.
Ia terus terisak.
Mengacuhkan Yunho yg terhenyak dengan mata yg
menyeluruh.
Menatap berbagai lukisan yg tergeletak begitu saja di
ruangan ini.
Lukisan milik Jaejoong.
-------
DRAP DRAP DRAP!!
Yunho berlari sekuat tenaga.
Mengacuhkan nafasnya yg menderu hebat.
Jantungnya semakin bergemuruh saat pandangannya
menangkap pintu ruang seni lukis milik Jaejoong itu.
BRAKK!
DEG.
Yunho tertegun.
Menatap tidak percaya cat yg berserakan dimana2.
Kanvas yg sobek.
Kuas yg jatuh membentur dinding.
Dan sosok cantik yg menangis di dekat jendela.
TAP TAP TAP.
“Joongie..”
“PERGI!!”
DEG.
“Jaejoong..”
“KAU
MENGHANCURKAN HIDUPKU!! MEROBEK IMPIANKU!! MERUSAK HARAPANKU!! HIKS..”
“Mianhae..”
“KEMBALIKAN
TANGANKU SEPERTI SEMULA!! HIKS..HIKS..”
GYUT.
Yunho merasakan matanya panas.
Sungguh.
Ia benar2 tidak menyangka kalau sosok rapuh ini jatuh
karenanya.
Namja tampan itu berlutut di hadapan Jaejoong.
Memeluknya dengan erat.
Membuatnya tidak bisa melawan.
Hanya bisa menangis pasrah di pundak namja tampan itu.
“Aku rusak
sekarang!!”
Yunho menggigit bibir bawahnya.
Tangisnya tumpah.
Ia benar2 menyesal.
Seandainya saja saat itu ia menolak ajakan sahabatnya.
Oh gosh.
“Maafkan
aku..”
“Aku tidak
bisa melukis lagi..Hiks..”
“Maaf..”
“Hiks..”
“Maaf..”
Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.
Kecuali suara isak tangis namja cantik itu.
Yunho memejamkan matanya seraya menenggelamkan
wajahnya di bahu Jaejoong.
Sementara namja cantik itu mencengkram erat kemeja
sekolah Yunho.
Lama Jaejoong terus menangis.
Sampai kemudian ia menghentikan tangisnya dan menarik
nafas panjang.
DEG..
Suara detakan itu.
Terdengar begitu lembut.
Basah.
Jaejoong merasakan seragamnya basah.
“Yunho..”
“…”
“Yunho ah,
jawab aku!”
“…”
“JUNG YUN---”
“Maaf..”
DEG.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia meletakkan wajahnya di atas bahu Yunho.
Kemudian kembali menghela nafas.
“Sudahlah..Percuma saja kau meminta maaf..Aku sudah rusak..Aku..Aku
tidak bisa melukis lagi..”
“Bisa”
DEG.
“Kau tidak
rusak, Jae..Kau masih bisa melukis lagi..”
“Kau
menghiburku?”
“Aku
serius..Aku akan mengembalikan hidupmu seperti dulu..”
“Sudahlah..”
“Jaejoong ah,
dengarkan aku..”
Namja tampan itu melonggarkan pelukannya.
Menatap mata bulat yg sembab itu.
Yunho menangkup kedua sisi wajah Jaejoong dengan
tangannya.
“Aku akan
membawamu ke Amerika dan mengobati tanganmu..”
“Aku
cacat..Yunho ah..”
“Tidak! Kau
hanya sakit..Aku..Aku akan mengumpulkan seluruh dokter terhebat yg ada dan
menyembuhkan tanganmu! Aku janji!”
“…”
“Kau akan
kembali melukis!”
“Kalau aku
gagal?”
DEG.
“Kalau dokter2
itu tidak bisa membantuku?”
DEG.
“Kalau aku
tidak akan pernah bisa melukis lagi?”
“Aku akan
bertanggung jawab”
“Eh?”
“Aku akan
menikahimu, dan melanjutkan impianmu..Aku..Aku akan belajar melukis untukmu”
DEG.
Namja cantik itu terdiam.
Ia mengerjapkan matanya.
Mencari satu titik kebohongan dari balik sana.
Tapi tidak.
Tidak ada kebohongan apa pun di dalam sana.
Namja cantik itu tersenyum kecil.
Ia mengernyitkan dahinya.
“Aku tidak
bilang kalau aku ingin menikah denganmu”
“Mwo?”
“Kenapa kau
begitu percaya diri? Kenapa kau mendekatiku? Kupikir kau ingat kalau aku adalah
orang yg kau tab---”
“Setelah kecelakaan
itu aku koma selama 8 bulan..Memoriku terkikis..Aku tidak mengingat apa pun
kecuali kedua orang tuaku..Dan saat aku melihatmu di hari pertama aku masuk,
aku merasakan dejavu..Aku seperti pernah melihat wajahmu..Tapi aku tidak tahu
di mana..Makanya aku tertarik padamu dan..dan tanpa sadar aku menyukaimu..”
DEG.
“Baiklah..”
“Eh?”
“Aku menerima
tawaranmu..Sembuhkan lenganku seperti semula..”
“Itu berarti
kau juga akan menikah denganku??”
“Aku tidak
tahu! Aku masih marah karena kau merusak impianku waktu itu!”
“Aku kan sudah
minta maaf!”
“Sembuhkan
dulu lenganku! Baru aku akan menikah denganmu!”
EH?
Namja tampan itu mengerjapkan matanya.
Kemudian ia tersenyum kecil.
“Araso”
END.
DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar