This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 28 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 4


PART 4.


Jessica Jung menggigit bibir bawahnya.
Mata sipitnya bergerak gelisah.
Nafasnya masih menderu.

Sejenak ia menghembuskan nafas panjang.
Mencoba menenangkan dirinya.

Gosh.

Apa yang terjadi padanya?
Kenapa ia bisa berteriak lantang seperti itu kepada Jaejoong?
Yeoja cantik berambut blonde itu menggerakkan mata sipitnya.
Memperhatikan Yunho yang masih terpejam.


  “I’m sorry..Aku tidak bermaksud seperti itu padanya..” Gumam Jessica pelan.

Ia mengelus lembut jemari Oppanya.

  “Aku hanya kesal, kau menjadi seperti ini karenanya Yunho ah”

Yeoja cantik itu menenggelamkan wajahnya di pinggir ranjang.
Ia memejamkan mata sipitnya sampai kemudian pintu kamar rawat itu terbuka.

  “Bagaimana kondisinya?”

Jessica mengangkat wajahnya.
Menatap Ahra yang berjalan ke arahnya.

  “Masih seperti biasa” Sahutnya pelan.

Ahra menghela nafas.

  “Aku berharap ia cepat sembuh”

  “Aku juga berharap seperti itu, Ahra ya”

  “Hmm..”

  “Maaf, seharusnya pernikahan kalian diadakan minggu ini, tapi---”

  “Gwenchana, kita tidak bisa memaksakan ani? Lebih baik menunggu Yunho sadar dulu”

Jessica tersenyum kecil.
Ia mengangguk dan terkekeh ketika Ahra menepuk lembut bahunya.

  “Kka, kau makan siang dulu, biar aku yang menjaga Yunho” Ujar Ahra.

Jessica mengangguk.
Ia segera beranjak dan pergi meninggalkan Ahra dan Yunho di sana.


-------


Namja cantik itu mengusap air matanya untuk yang kesekian kalinya saat ini.
Mata beningnya terus memperhatikan layar ponselnya dengan sendu.
Kenapa tidak aktif?
Kenapa tidak bisa dihubungi?
Yunho seakan menghilang begitu saja.

Jaejoong merasakan ulu hatinya sakit.
Ia benar-benar tenggelam oleh rasa rindu yang mendera.
Ia ingin memeluk tubuh kekar itu.
Menghirup wangi parfumnya.
Dan mengecup manis bibir tebalnya.

Tapi ia tidak bisa.

  “Yunnie..”

Jaejoong terisak lirih.
Ia mengusap perutnya yang mulai menonjol.
Sudah hampir sebulan.
Dan namja cantik ini masih menunggu sosok tampan itu.
Berharap suatu hari nanti ia akan kembali mendengar suara bass yang dalam itu menyapanya dari pintu depan rumahnya.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya ketika pintu ruang Office Boy terbuka lebar.
Jaejoong menyeka air matanya dan menatap Taemin yang berjalan masuk.

  “Otte? Dara Nuna bilang apa?” Tanya Jaejoong pelan.

Well yah.
Ia menyuruh Taemin untuk menanyakan kabar Yunho dengan yeoja cantik itu barusan.

  “Dara Nuna bilang Nyonya Jung menyampaikan kabar kalau Presdir---Kalau..Ung..”

  “Lee Taemin katakan padaku!”

Taemin mendesah panjang.
Ia merasakan mata bulatnya berkaca-kaca sekarang.
Tidak.
Ia tidak akan tega untuk mengatakan hal ini kepada Jaejoong.

  “Presdir Jung telah menikah dengan tunangannya dan menetap di London”


DEG.


Jantung Jaejoong bagai tertikam pisau.
Sontak mata beningnya melebar.
Nafasnya tercekat.
Sesak.
Bayang-bayang Yunho yang memakai tuksedo dan Ahra yang berdiri di sampingnya membuatnya sulit untuk bernafas.

Tetes bening itu jatuh.

Membasahi pipi pucat Jaejoong.
Taemin meringis.
Ia menyeka air matanya.
Tidak sanggup untuk melihat tangis namja cantik itu.

  “Ke..Kenapa..” Lirih Jaejoong nyaris tidak terdengar.

Namja cantik itu memejamkan matanya erat.
Mencengkram perutnya.

  “Kenapa ia melakukan ini padaku Taeminnie ah?! Kenapa ia begitu tega padaku?!” Jeritnya frustasi.

Taemin segera berlutut di hadapan Jaejoong.
Berusaha menahan namja cantik yang hendak mengamuk itu.
Jaejoong menumpahkan tangisnya.
Ia tersengguk keras.

Namja berkulit susu itu menahan tangan Jaejoong.
Ia ikut menangis di hadapan namja cantik itu.
Perlahan Jaejoong meringis disela tangisnya.
Kepalanya sakit.
Kemudian pandangannya memburam.
Sampai semuanya terasa gelap.

Taemin panik.

Ia segera memapah tubuh Jaejoong sekuat tenaga dan membaringkannya di atas sofa yang ada.
Kemudian ia berlari mengambil minyak angin di dalam kotak P3K dan menciumkannya ke hidung namja cantik itu.

  “Hyung..Mianhae, seharusnya aku tidak memberitahumu..Hiks..” Isak Taemin tersengguk.

Lama ia berlutut di samping Jaejoong.
Sampai kemudian namja cantik itu mengeluh.
Ia membuka matanya dan meringis.

  “Hyung” Panggil Taemin menyeka air matanya.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam menatap langit-langit ruangan.
Kemudian mata beningnya kembali terpejam di tengah nafas yang menderu kencang.

  [ “Kau memang tidak sempurna BooJae ah, tapi dengan hatiku bersanding bersama hatimu kau menjadi sosok paling sempurna yang pernah ada, arasseo?” ]

Yunnie ah..

  [ “Tidak ada yang bisa memisahkan kita berdua, sekali pun Ummaku, karena aku mencintaimu dan kau mencintaiku” ]

Yunnie ah..

  [ “Kka, berbaringlah disini dan bercinta denganku” ]

Yunnie..

  [ “Aku lebih mencintaimu, sayang” ]


  “Hiks..”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia menutup matanya dengan lengan kanannya.
Berusaha menahan sakit yang menggerogoti hatinya.

Kenapa?
Kau bilang kau mencintaiku, tapi kau menikahi orang lain..
Kau mempermainkan aku..

Kau pendusta Yunnie ah..

Namja cantik itu terus menangis.
Mengacuhkan Taemin yang membungkam di sisinya.


-------


  “Hyung, kau baik-baik saja? Benar?”

Jaejoong mengangguk.
Tersenyum kecut kepada Taemin.
Meyakinkan namja susu itu kalau ia bisa pulang dengan kakinya sendiri.

Lee Taemin balas tersenyum.
Ia berbalik dan berlari menjauhi Jaejoong.
Meninggalkan namja cantik itu sendiri di sana.

Baru saja Jaejoong hendak melangkahkan kakinya, langkahnya terhenti.
Ketika ia melihat Jung Keybum yang berdiri di depannya.

  “Ahjuma” Panggil Jaejoong lirih.

Yeoja bermata kucing itu tersenyum kecil.
Ia berjalan menghampiri Jaejoong dan menyerahkan sebuah amplop kepada namja cantik itu.
Jaejoong mengernyitkan dahinya.

  “Kau kupecat”


DEG.


Mata bening Jaejoong sontak membulat.
Menatap tidak percaya mata kucing yang menyipit itu.
Keybum membuka jemari Jaejoong yang terkatup agar memegang amplop itu.

  “Tidak ada gunanya lagi kau bertahan disini Kim”

  “Tapi---”

  “Di dalam amplop itu ada 10 lembar cek, aku ingin kau pergi jauh dari hadapanku untuk selamanya, kalau uangnya kurang kau bisa memintanya kepadaku”

Jaejoong tertegun.
Jemarinya bergetar pelan.
Ia memandang amplop putih itu.

Keybum memakai kacamata GG dark blue-nya.
Ia hendak berbalik meninggalkan Jaejoong.
Namun mendadak gerakannya terhenti ketika namja cantik itu mencengkram kasar pergelangan tangannya.


SSRAK!


Yeoja bermata kucing itu menaikkan alisnya.
Menatap Jaejoong yang membanting amplop itu dengan kasar di telapak tangannya.

  “Aku tahu aku hanya seorang namja miskin di matamu Ahjuma, tapi harga diriku tidak serendah statusku di matamu!” Ujar Jaejoong tajam.

Wajahnya tampak memerah menahan emosi.
Keybum terhenyak.
Menatap Jaejoong yang berjalan menjauh.

  “Dengar Kim! Akan kupastikan tidak ada satu pun lapangan kerja yang terbuka untukmu setelah kau berlaku kasar terhadapku! Camkan itu di kepalamu!!”

Jaejoong mendenguskan nafasnya.
Ia tetap melangkah menjauh.
Meninggalkan Keybum disana.

Namja cantik itu sesak.
Perlahan matanya kembali berair.

Gosh.

Serendah itukah ia di mata orang-orang?
Jaejoong mengusap wajahnya.
Ia memberhentikan langkahnya ketika sudah cukup jauh dari perusahaan raksasa milik keluarga Jung itu.

Namja cantik itu berjongkok.
Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan kembali menangis.

Mom.

Ia membutuhkan pelukan hangat beruang besar itu sekarang.


-------


CKLEK.


Ahra membuka pelan pintu kamar rawat namja tampan itu.
Mata sipitnya memperhatikan Yunho yang masih terpejam.
Ia tersenyum kecil.

Ah, entah kenapa belakangan ini perasaannya terasa tenang saat melihat wajah tampan itu.

Padahal awal-awal ia merasa kesal dan muak.


TAP TAP TAP.


Ahra berjalan duduk di samping ranjang Yunho.
Ia mengetuk pelan inhalasi yang terpasang di hidung namja tampan itu.
Kemudian ia menyunggingkan senyum manisnya.

  “Entah kenapa aku ingin kau segera bangun, Yunho ah” Bisik Ahra pelan.

Ia menundukkan wajahnya.
Menutup kedua mata sipitnya dan mengecup lembut dahi Yunho.
Kemudian ia mengusap rambut cokelat itu dengan penuh sayang.

  “Bagaimana bisa kau mencintai orang yang salah?” Gumam Ahra lagi.

Yeoja berambut hitam itu melirik tangan Yunho.
Menatap sebuah cincin perak yang melekat di sana.
Ia meraih tangan Yunho dan melepas cincin itu.
Kemudian ia menatap ukiran nama yang ada di dalamnya.

  ‘Jung Jaejoong

  “Eoh? Jung? Namja miskin itu sama sekali tidak pantas menyandang margamu, sayang!” Desis Ahra emosi.

Ia menatap tajam benda mungil itu dan mencengkramnya erat.
Ahra meringis.
Ia benci melihat ukiran nama itu.

Yeoja berambut hitam itu beranjak dari duduknya.
Ia berjalan ke sisi jendela dan membuang cincin perak itu keluar.
Menatap tajam benda mungil yang hilang di balik rerumputan tinggi itu.

Hmp.

Ahra mengulas seringai tajamnya.

  “Hanya satu cincin yang boleh kau pakai, Yunho sayang, cincin pernikahan kita nanti” Bisiknya lirih.


CKLEK.


Ahra menoleh ke arah pintu yang terbuka.
Tersenyum manis kepada Keybum yang berjalan masuk.

  “Umma~” Panggilnya manja.

Keybum tersenyum manis.
Ia menghampiri Ahra yang duduk di samping Yunho sekarang.

  “Waeyo? Umma terlihat sedang tidak baik” Tanya Ahra memiringkan kepalanya.

Keybum mendengus.

  “Umma sama sekali tidak menyangka kalau namja jalang itu bisa sekasar itu terhadap Umma!” Erang Key kesal.

Eoh?

Ahra menaikkan alisnya.

  “Ia membentak Umma dan menolak uang pemberian Umma! Aigoo! Dasar miskin! Ia tidak tahu berapa jumlah uang yang ada di dalam amplop itu, Ahra ya!”

  “Aish, lalu?”

  “Dia pergi begitu saja!”

  “Tapi Umma sudah memecatnya ani?”

  “Ne, tentu saja”

  “Kalau begitu gampang, Umma tinggal mencoret namanya dari seluruh tempat kerja yang ada di Seoul, otte?”

  “Justru itu yang akan Umma lakukan, sayang”

Ahra tidak menyahut lagi.
Ia hanya mengulas senyum manisnya.

Keybum menghela nafas.
Ia mengusap dadanya pelan.
Kemudian ia menoleh.
Memperhatikan putra sulungnya yang masih terpejam.

  “Belum ada perkembangan apa pun?” Tanya Key lirih.

Ahra menggeleng.
Ia mengerjapkan matanya.

  “Apa kita harus memindahkan Yunho dari sini, Ahra ah? Siapa tahu Yunho akan cepat pulih jika---”

  “Gwenchana Umma, yang perlu kita lakukan hanya menunggu, ia koma, walaupun kita membawanya keliling dunia pun hanya waktu yang bisa membuatnya kembali membuka mata”

Key mendesah.
Ia menunduk dan mengusap lengan namja tampan itu.

Hening.

Mereka saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Ahra menggumam dan membuat Keybum menoleh memandangnya.
Lalu ia berucap pelan.

  “Umma..Aku rasa, aku mulai mencintai Yunho..”

Keybum menggerakkan mata kucingnya pelan.
Kemudian ia mengulas senyum manisnya.


-------


Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia mendongakkan wajahnya menatap langit sekarang.
Di pangkuannya terdapat beberapa lembar kertas koran yang berisi lamaran pekerjaan.
Namja cantik itu menyeka keringatnya.

Jung Keybum sama sekali tidak pernah main-main dengan segala ancamannya.

Buktinya ia tidak diterima di segala tempat kerja yang ada.
Mereka semua menolaknya atas perintah dari keluarga Jung.

  “Kau membuatku susah, Yunho ah” Gumam Jaejoong lirih.

Namja cantik itu mengusap perutnya.

  “Apa kau tidak ingin bayi kita mendapat asupan makanan yang bergizi huh?”

Jaejoong kembali melirik kertas koran itu.
Semua tempat sudah ia datangi.
Aish.
Lalu bagaimana?
Ia tidak punya cukup uang untuk seminggu kedepan.

Namja cantik itu memejamkan matanya.
Mencoba untuk tenang.

Gosh.

Berpikir, berpikir, berpikir, Kim Jaejoong.

  [ “Apakah itu makanan?” ]

Eoh?

Jaejoong tersentak kaget.
Ia membuka matanya.

  [ “Aku baru saja mendirikan cafĂ© cabang di Jepang” ]

Jantung Jaejoong berdebam keras.
Ia segera meraih dompetnya dan mengambil satu kartu nama berwarna putih di dalam sana.

  ‘Leader Of Shim’s Corp (Food Industry)

Namja cantik itu kembali mendongakkan wajahnya menatap langit.
Mencoba memutar pikirannya untuk saat ini.

Well.

Ia bisa saja segera menghubungi namja yang bernama Changmin itu.
Tapi masalahnya, apakah Keybum sudah menghubunginya untuk mencoret namanya seperti di tempat lainnya?
Kalau iya, berarti sia-sia saja ia menghampiri namja berwajah kekanakan itu.

Tapi..

Kalau tidak..

Jaejoong menghela nafas.
Gosh.
Ia sangat membutuhkan sebuah pekerjaan untuk saat ini.
Bayinya membutuhkan asupan makanan.
Tapi, Jepang?

  “Aku tidak ingin meninggalkan Seoul..Terlalu banyak kenangan disini..” Ujar Jaejoong lirih.

Ia menundukkan wajahnya.

Lama namja cantik itu terdiam.
Sampai kemudian ia mendengar suara perutnya yang meronta untuk diisi.
Jaejoong mendesah pendek.
Mencoba mendengarkan lagi kata hatinya.

  “Yah..Terlalu banyak kenangan..Kenangan pahit..”


TAP!


Namja cantik itu segera beranjak dari duduknya.
Hatinya sudah mantap.
Tekadnya sudah bulat.
Ia akan menemui Changmin dan menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh namja berwajah kekanakan itu.

Tidak peduli walau ia akan diberangkatkan ke Jepang.

Namja cantik itu berlari kencang menuju Shim’s Corp.
Ia melirik ponselnya dan mendial nomor namja itu.
Kemudian ia menempelkan ponselnya di telinga.

  “Anyeong haseyo

  “Ne, Anyeong do, apakah aku sedang berbicara dengan Shim Changmin?”

  “Ne, waeyo?

  “Ini aku! Aku, Kim Jaejoong”

  “Ya?

  “Kue kering! Kau ingat?”

Hening.

Jaejoong menelan salivanya.
Kaki jenjangnya masih berlari.

  “Ah! Neee! Kau nona---tuan cantik itu ania? Aku ingat!

  “Begini Changmin ah, aku tidak ingin berbasa-basi denganmu, aku ingin membicarakan tentang tawaranmu kepadaku waktu itu”

  “Ne, lalu?

  “Aku..Aku menerimanya”

  “Benarkah? Aku---Ah, mianhae, sebelumnya ada yang ingin kukatakan padamu

  “Ne?”

  “Kemarin pemilik Jung’s Corp yang bernama Jung Keybum datang menemuiku


DEG.


Sontak Jaejoong menghentikan langkahnya.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Keringat dinginnya menetes dari pelipisnya.
Jantungnya berdebar tidak karuan.

Gosh.

Namja cantik itu terdiam.
Bibirnya terkatup rapat.
Mendengar setiap penjelasan dari Changmin.

Lama namja cantik itu hanya merapatkan bibirnya.
Sampai sedetik kemudian ia membulatkan matanya dengan seulas senyum yang merekah.

  “AKU AKAN KE SANA SEKARANG JUGA! TERIMA KASIH, TUAN SHIM!”

Suara derap langkah kembali mendominasi.
Ia terlalu senang.
Sampai rasanya jantungnya seakan melompat keluar.

Namja cantik itu terus berlari.
Menuju sebuah gedung mewah dengan lambang Cupcake di puncaknya.

Oh well.

Say hello to Japan hum?


-------


Namja cantik itu terus memperhatikan tiket pesawatnya sejak tadi.
Sesekali ia melirik ke samping.
Menatap Changmin dan sekretarisnya yang bernama Park Bom.
Jaejoong merasakan jantungnya berdebar keras.

Perasaannya mulai berkecamuk sekarang.

Beranikah ia mengambil langkah ini?
Meninggalkan Seoul dan juga kenangannya bersama Yunho?

  “Mungkin kau tidak akan bisa kembali lagi ke Seoul, Jaejoong ah, karena aku akan menyerahkan cafĂ© cabang itu untuk kau kelola disana” Ujar Changmin tiba-tiba.

Jaejoong menahan nafasnya.

  “Kalau kau ingin, menyendirilah sebentar, merenungkan hal yang tidak akan bisa kau temui lagi untuk yang kedua kalinya”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Tapi ia segera mengangguk.
Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kaca jendela raksasa itu.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia mengedarkan pandangannya perlahan.


GRT.


Namja cantik itu mengepalkan tangannya erat.
Tidak.
Ia tidak boleh lemah.
Keputusannya sudah bulat.
Meninggalkan Yunho dan melupakan segala rasa sakit yang ada.

Mulai detik ini ia akan menutup lembaran yang lama.
Kemudian membuka lembaran yang baru.
Namja cantik itu menunduk.
Menatap perutnya yang mulai membesar.
Jaejoong mengulas senyum kecutnya.
Dan tentu saja bersama bayi yang ada di dalam kandungannya saat ini.

Sementara namja cantik itu sedang menyendiri di ujung sana, tampak suasana kamar rawat berfuniture mewah itu terlihat lengang.

Go Ahra sedang membenarkan letak posisi selimut Yunho yang berantakan.
Ia tersenyum kecil memperhatikan wajah tampan itu.
Inhalasi yang terpasang sudah dilepaskan.
Membuat wajah tampan Yunho semakin terlihat jelas.

Yeoja cantik itu merundukkan wajahnya.
Mengecup lembut bibir tebal Yunho.

  “Pagi, sayang” Bisik Ahra tersenyum manis.

Yeoja berambut hitam itu baru saja hendak beranjak meninggalkan kamar.
Namun gerakannya terhenti ketika suara lenguhan berat tertangkap di telinganya.
Ahra tersentak kaget.
Ia menolehkan wajahnya dan membulatkan mata sipitnya.

  “Yu..Yunho ah?” Lirih Ahra bergetar.

Jantungnya berdebar keras.
Sosok tampan yang masih terbaring itu menggerakkan tangannya perlahan.
Ia membuka lebar mata musangnya.
Nafasnya tercekat.
Kepalanya terasa pusing.
Ie menoleh.
Menatap sosok yeoja berambut hitam yang berlari dan berdiri di arahnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Ia berbisik lirih.

  “Siapa kau?”


TBC

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar