This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LIKE CRAZY


Tittle: LIKE CRAZY

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-hurt-friendship-mpreg-goyang pisang~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

CAUTION: JUNG JAEHO DAN JUNG JUNHON MILIK AUTHOR SETANGKAI!


-------


  “Everything is just like crazy!”

.
.
.

Namja cantik itu mengeluh pelan.
Wajahnya terlihat pucat.
Bibirnya bergetar ringan.

Kepalanya terasa pusing.

  “Joongie gwenchana? Apa kau sakit?”

Jaejoong menoleh menatap sahabat baiknya, Park Yoochun.
Ia menggeleng seraya memaksakan senyum manisnya yg mungkin terlihat buruk saat ini.

  “Its okay” Lirihnya berbisik.

Namja chubby itu hanya mengangguk.
Ia tahu Jaejoong tidak baik2 saja.
Tapi bisa apa dia?
Namja cantik ini adalah sosok yg keras dan menyebalkan.

Yoochun saja tidak bisa mengalahkan kekerasan dirinya.

  “JAE HYUNG!!”

Namja cantik itu tersentak kaget.
Mendapati Changmin yg berteriak lantang memanggilnya.

  “YA! Jangan berteriak sesuka hatimu, anak nakal! Kau bisa mengusir pelanggan!” Jerit Yoochun kesal.

Namja berwajah kekanakan itu mendengus acuh.
Ia menghampiri Jaejoong yg mengusap wajahnya.

  “Apa kau tahu tentang ini?”

Jaejoong mendongak.
Yoochun mengangkat wajahnya.

Ige mwoya?

  “Pesta pernikahan keluarga Jung dan Go?” Ujar Yoochun mengernyitkan dahinya.

Mata sipitnya membaca kalimat yg tertera di kertas perak itu.
Changmin masih menatap tajam namja cantik yg sudah dianggapnya seperti Hyung sendiri.
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia mengangguk.

  “Ne, aku tahu” Bisiknya.


GRT!


Changmin mencengkram erat keras perak itu.
Membuatnya hancur dalam genggamannya.

  “Kalau begitu kenapa kau tidak menahan Hyungku?! Aku tahu kau mencintainya!”

  “Jung Changmin”

  “Ish!”

  “Aku sudah membicarakan hal itu dengan Yunho..Itu keputusannya..”

  “Karena kau tidak melawan ucapannya! Kenapa kau selalu seperti ini??”

Jaejoong terdiam.
Ia menggigit bibirnya erat.
Jujur saja.
Ada rasa sakit yg menyeruak di dadanya.

Perih.


Namja cantik itu berusaha menahan tangisnya.

  “Changmin ah! Jelaskan padaku, apa yg sedang kalian bicarakan?” Tanya Yoochun menuntut.

Namja berwajah kekanakan itu menghela nafasnya.

  “Malam ini kami sekeluarga akan pindah ke Jepang, besok Hyungku akan menikah dengan Go Ahra”


DEG.


Apa??

Apa katanya??

Yoochun membulatkan matanya tidak percaya.
Ia berbalik menatap Jaejoong yg tertunduk.

Oh shit.

Namja chubby itu menggeram kesal.
Ia tahu Jaejoong dipaksa oleh Yunho untuk menandatangani surat cerai mereka.
Gosh.
Yoochun tahu segalanya tentang kedua namja itu.

Namja tampan bernama Jung Yunho itu tidak lebih dari seorang pria brengsek yg tidak punya hati.
Hari dimana ia mabuk2an karena yeoja bernama Go Ahra itu memutuskan hubungan mereka membuat hidup sahabat baiknya memasuki awal penderitaannya.
Yunho meniduri Jaejoong tanpa sadar.
Tapi sial, Changmin melihat hal itu dan segera melapor kepada kedua orang tuanya.
Nyonya Jung marah besar.
Ia merasa ini sebuah skandal yg tidak terelakkan.

Apa kata publik kalau mereka tahu putra sulung pewaris keluarga Jung itu meniduri seorang pelayan café kecil eoh?

Pernikahan dilaksanakan untuk menutup aib.

Yeoja berambut hitam itu mendadak muncul beberapa hari setelah pernikahan usai.
Kembali menggoda Yunho dan berusaha merebutnya dari Jaejoong.
Yunho yg pada dasarnya memang tidak menyukai istrinya hanya tersenyum senang.

Hari2 awal pernikahan mereka dilalui dengan hadirnya Ahra di rumah baru mereka.
Jaejoong menutup mulut.
Ia tidak ingin membuat Yunho semakin membencinya.

Namja cantik itu terus merapatkan bibirnya.
Menyembunyikan apa yg selama ini dialami dirinya sejak ia menikah dengan Yunho.
Tapi Yoochun tahu.
Kalau Yunho sering memukuli istrinya dan memaksanya untuk melayani namja tampan itu ketika ia sedang bertengkar dengan Ahra.
Sekedar melampiaskan emosinya yg terpendam.

Tidakkah namja tampan itu sadar ia telah membuat sosok cantik yg mencintai dirinya menderita?

  “Hyung”

Jaejoong memalingkan wajahnya.
Menolak untuk menatap Changmin yg memanggilnya memohon.
Namja cantik itu memilih diam.
Ia tahu dirinya tidak pantas untuk memaksa Yunho.
Hanya Changmin yg bersikap baik padanya selama ini.

  “Hyung aku akan pergi ke Jepang” Bisik Changmin melemah.

Jaejoong merasakan tetes bening itu jatuh membasahi pipinya.
Ia menggigit bibir menahan isak.

  “Aku tidak akan bertemu denganmu lagi..”

  “…”

  “Lihat aku, Hyung..Kumohon..Jangan biarkan pernikahan itu terjadi..”

Namja cantik itu mengepalkan jemarinya erat.
Masih tidak bergeming dari posisinya.
Sampai Changmin menghela nafasnya dan memeluk Jaejoong untuk sesaat.

  “Jaga dirimu baik2” Ujarnya lirih.

Namja berwajah kekanakan itu beranjak pergi.
Menoleh sesaat menatap Yoochun yg terdiam.


CKLEK.


Hening.
Tidak terdengar suara apa pun.
Kecuali suara isakan milik namja cantik itu.

Yoochun mendesah pendek.
Ia memutuskan untuk membiarkan Jaejoong sendiri saat ini.

  “Hiks..”

Jaejoong menangkup wajahnya dengan tangan.
Mengingat raut wajah Yunho ketika namja tampan itu memaksanya untuk menandatangani surat cerai mereka.

  [ “Aku tidak bisa Yunho ah..” ]

  [ “Kau harus, Kim Jaejoong! Aku akan segera menikah dengan Ahra setelah kau menandatangani surat ini!” ]

  [ “Aku tidak ingin berpisah denganmu!” ]

  [ “TANDA TANGANI SURAT ITU ATAU AKU YG MEMAKSAMU!!” ]


  “Hiks”

Jaejoong mencengkram erat rambut almondnya.
Ia menunduk dalam.
Kenapa Yunho tidak pernah mengerti?
Kenapa Yunho tidak pernah melihat dirinya?
Kenapa Yunho tidak pernah mendengarkannya?

  [ “Kau tahu male pregnant?” ]

  [ “Ne, wae?” ]

  [ “Kau hamil, usia kandunganmu sudah menginjak bulan kedua” ]


  “Hiks”


  [ “APA?!” ]

  [ “Jaga kandunganmu baik2, jangan pernah bekerja secara berlebihan dan makanlah dengan teratur, segera beritahu suamimu setelah ini” ]


GGRRT.


Namja cantik itu menekan perutnya yg tertutupi jaket abu2nya.
Ia meringis.
Merasakan relung hatinya sakit.
Anaknya akan lahir tanpa seorang ayah.


-------


  “Hoekk!”

Yoochun mengernyitkan dahinya.
Menatap Jaejoong yg tidak berhenti memuntahkan isi lambungnya di westafel.
Namja cantik itu meringis.
Ia memejamkan matanya dengan erat.

  “Hoekk!”

Yoochun beranjak dari duduknya.
Ia melirik café yg terlihat sepi.
Tentu saja, ini masih pagi.

Namja chubby itu menghampiri Jaejoong.
Mengelus tengkuknya dengan lembut.

  “Kau baik2 saja? Apa kau masuk angin?” Tanya Yoochun mengernyit.

Jaejoong menyeka bibirnya.
Ia mengangguk lemah.

  “Kka, istirahat sebentar, kau sudah sarapan? Aku ambil kue ne?”

Jaejoong tidak menyahut.
Kepalanya terasa sangat pusing sekarang.
Ia duduk di kursi kasir.

  “Chun ah..Potong saja gajiku untuk kue ini ne?” Bisik Jaejoong lemah.

  “Gwenchana, hanya kue biasa, tidak perlu sampai memotong gajimu” Ujar Yoochun santai.

  “Gomawo”

  “Hmm”

Namja chubby itu menghidupkan televisi yg tergantung di dinding.
Mencari siaran menarik untuk menghibur sahabatnya.


PIK.


  Pagi ini gedung hotel La Ringo disibukkan oleh pernikahan terbesar yg akan diadakan di Jepang, Jung Yunho, pewaris sulung keluarga Jung ini akan menikah dengan seorang model bernama Go Ah---


KLIK.


Yoochun mendengus.
Ia mematikan benda elektronik itu secepat mungkin.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Mengernyit menyadari sosok cantik itu telah menghilang dari sisinya.

  “Hoekk”

Ah, muntah lagi.


-------


Jaejoong memperhatikan kalender usang yg tergantung di dinding rumah petaknya.
Ia mengeluh.

Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke enam.
Perutnya semakin besar hari ke hari.

Ck.

Namja cantik itu melirik lemari kecil yg ada di dekatnya.
Ia membuka laci lemari itu dan mengernyitkan dahinya.

  “Otte? Hari ini aku harus pakai baju apa?” Bisiknya lirih.

Jaejoong mengelus perut besarnya.
Ia mendesah pendek.
Tidak ada yg tahu mengenai kehamilannya saat ini.
Tidak seorang pun.
Termasuk sahabat baiknya sendiri.

Namja cantik itu melirik jas panjang yg diberikan Changmin kepadanya karena ia kedinginan saat hujan turun.
Ah, ia tersenyum manis.

Jaejoong segera mengenakan jas berwarna hitam itu dan mengancinginya sampai batas leher.
Ia melirik bayangannya dari cermin.
Hm, tidak terlalu kelihatan ani?


CKLEK.


Jaejoong menutup pintu rumahnya.
Ia beranjak menuju café La Pomme untuk bekerja.

Namja cantik itu tersenyum manis seraya mengelus perut besarnya.

  “Umma akan bekerja keras hari ini nee, jangan nakal arasseo?” Kekehnya lirih.

Jaejoong masuk lewat pintu belakang.
Ia berjalan menghampiri Yoochun.

  “Yah? Kenapa kau pakai itu? Lepas!” Ujar Yoochun sengit.

  “Aku kedinginan” Sahut Jaejoong mempoutkan bibirnya.

Namja chubby itu mendesah pendek.
Ia memutar bola matanya.

  “Terserah, selama tidak mengusik pelanggan kita”

Jaejoong tertawa kecil.
Ia mengangguk dan segera memakai sarung tangan seragamnya yg berwarna putih.

  “Jaejoongie”

  “Hmm?”

  “Kau menonton berita tidak?”

  “Kau mengejekku? Aku tidak punya TV, Park Yoochun”

  “Well”

  “Memangnya ada berita apa?”

  “Yunho dan istrinya sudah kembali ke Seoul”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya membesar.
Ia mencengkram jemarinya.

  “Lalu? Apa hubungannya denganku?” Tawa Jaejoong lirih.

Yoochun hanya mendengus pendek.
Ia tidak menyahut lagi.
Namja chubby itu segera melangkah dari ruang ganti.
Meninggalkan Jaejoong sendiri di dalam sana.

  “Kau dengar? Uri Appa kembali..” Bisik Jaejoong mengelus perutnya.


-------


Jaejoong tersenyum senang hari ini.
Oh well.
Ini adalah hari gajiannya.
Namja cantik itu mendorong troli belanjaannya dengan santai.
Mata beningnya bergerak lucu memperhatikan makanan2 ringan yg ada di supermarket.

  “Anyeong Nuna, hari ini ada daging baru, kau mau mencobanya?”

Eoh?

Jaejoong tertawa kecil.
Kenapa sejak tadi semua orang memanggilnya Nuna?

Namja cantik itu mengangguk.
Ia mendekati counter free taste itu dan mengambil satu tusuk daging bakar.

  “Um~ Mashitta!” Ujarnya tertawa.

  “Otte? Nuna bisa membeli satu paket daging ini dan memasaknya di rumah, pasti sangat menyenangkan”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Ia melirik paket daging itu dan menelan saliva.
Uangnya tidak akan cukup.
Daging itu mahal sekali.

  “Aku beli satu”


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Ia mengenal suara bass ini.
Namja cantik itu membalikkan tubuhnya.
Menatap tidak percaya sosok tampan yg berdiri di belakangnya saat ini.

Oh gosh.

  “Jae?”

Jantung Jaejoong berdegup kencang.
Ia segera berbalik dan hendak berlari.
Namun gerakannya terhenti ketika lengan kekar itu menahan tangannya.

  “Kau Jaejoong kan??”

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.
Sungguh.
Ia benar2 merasa takut bertemu Yunho disini.

  “Mianhae, kau salah orang” Ujar Jaejoong seraya menampik tangan Yunho.

Namja tampan itu tertegun.
Mata musangnya memperhatikan Jaejoong yg berjalan cepat.
Seakan menghindari dirinya.

  “Yunho ah~ Kau sedang apa?”

Yunho menoleh.
Menatap Ahra yg berjalan menghampiri dirinya.
Ia tersenyum kecil seraya menggeleng.

  “Ania, oppsso” Ujarnya pelan.

Namja tampan itu mendorong troli belanjaannya.
Pikirannya berkecamuk.
Dadanya berdebar ringan.
Yunho mengernyitkan dahinya.

Ige mwoya?


-------


Hari ini pikiran Jaejoong tidak fokus.
Bayang2 wajah Yunho saat bertemu dengannya kemarin terus mengantui dirinya.
Namja cantik itu mengelus perutnya.
Ia mengernyit.

  “Ottokhe? Appamu terlihat semakin tampan ani?” Bisiknya pelan.

Jemari Jaejoong terus bergerak pelan.
Sampai kemudian ia tersentak kaget ketika Yoochun mendobrak pintu dapur café La Pomme itu.

  “KIM JAEJOONG!!” Bentaknya marah.

Jaejoong terlonjak kaget.
Mata beningnya bergerak bingung.
Wajah Yoochun terlihat memerah karena emosi.

  “Apa ini hah?!” Teriak Yoochun seraya melempar amplop yg sudah terbuka ke arah Jaejoong.

Namja cantik itu mengernyitkan dahinya.

  “Rumah sakit Seoul mengirimkan hasil check up kandunganmu kemarin! Apa itu benar? Kau sedang hamil? Anak siapa hah?!”

  “Yoochun ah..”

  “KATAKAN PADAKU, APA ANAK ITU BAYINYA YUNHO EOH?!”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya.
Ia menunduk.

  “Oh shit” Rutuk Yoochun mengusap wajahnya.

  “Mianhae..” Bisik Jaejoong terisak.

  “Kenapa kau diam saja Jaejoongie? Kenapa kau tidak memberitahunya?”

  “Aku takut Chun ah..Hiks..Yunho pasti akan memaksaku menggugurkan anak ini..Hiks..”

  “Aish..”

  “Hiks..”

  “Sudah berapa bulan?”

  “Tujuh..”

Yoochun mengusap wajahnya.
Oh gosh.
Ia menggeram kesal.

  “Kenapa aku tidak tahu apa pun? Beginikah caramu memperlakukan sahabatmu eh? Tahu begini aku tidak akan mengizinkanmu bekerja sampai malam!”

  “Gwenchana Yoochun ah..Aku butuh uang untuk biaya melahirkan nanti..”

  “Tidak perlu sampai seperti itu, Jae ah, aku yg akan membantumu”

  “Akan sangat merepotkan Chun, aku bisa---”


SRET.


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Mata beningnya bergerak memperhatikan jemari Yoochun yg mengelus perutnya.
Namja chubby itu tersenyum kecil.

  “Aku akan menjadi ahjusi eh?” Tawanya geli.

Aish.

Jaejoong menepuk bahu Yoochun.

  “Chunnie, aku baru saja masuk dan---”


DEG.


Namja imut itu terdiam di depan pintu dapur.
Mata sipitnya membulat.
Menangkap atmosfer yg berbeda di ruangan ini.

Jaejoong salah tingkah.
Ia segera memundurkan langkahnya.
Namja cantik itu tahu kalau Junsu amat sensitif mengenai kekasihnya.

  “Ah, Junsu, wae?” Tanya Yoochun mendekat.

Namja imut itu terdiam sejenak.
Matanya masih menatap tajam ke arah Jaejoong.
Sampai kemudian ia menatap Yoochun dan tersenyum.

  “Ada Yunho diluar”


GRT.


Jaejoong mencengkram erat jas panjangnya.
Mata beningnya menatap Junsu yg balas menatapnya tajam.
Namja imut itu segera menarik Yoochun keluar dari dapur.

  “Mau apa kau kesini?” Tanya Yoochun acuh.

Namja tampan itu menatap tajam ke arah Yoochun.

  “Aku ingin bertemu dengan Jaejoong”

  “Tidak bisa”

  “Kenapa?”

  “Jaejoong bertugas di dapur hari ini, pulanglah”

  “Kau mengusir pelangganmu?”

  “Dengar Jung! Kau bukan pelangganku! Kalau bukan karena Jaejoong aku sudah menyeretmu keluar dari cafeku!”

  “Aku pesan coffee latte”


TREK.


Yoochun mendengus kesal.
Menatap selembar 100 ribu won yg diletakkan Yunho di atas kounter.

  “Yoochun-ssi! Mesin es krimnya macet!”

Eoh?

Yoochun segera beranjak menuju Taemin, pegawainya yg lain.
Ia membantu namja susu itu.
Tanpa menyadari Junsu yg kembali masuk ke dalam dapur.

  “Junsu ah”

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Menatap ragu namja imut itu.

  “Ada hubungan apa kau dengan kekasihku?” Tanya Junsu tanpa basa basi.

  “Eh? Aku dan Yoochun bersahabat ba---”

  “Kau mau merebut Yoochun dariku kan?”

  “Mwo?”

  “Cih, kau pikir aku tidak tahu? Selama ini kau mencuri perhatian kekasihku karena Yunho meninggalkanmu, begitu kan? Dasar jalang!”

  “Junsu-ssi! Jaga bicaramu!”

  “Kau memuakkan, Kim Jaejoong! Kau sama sekali tidak pantas berada di sini! Kenapa harus Yoochun eoh? Banyak namja lain diluar sana yg bisa kau goda, tapi jangan kekasihku!”

  “JUNSU! Kau salah paham!”

  “KAU KUPECAT!!”


DEG.


Jaejoong tersentak kaget.
Matanya membulat tidak percaya.

  “Jun---”

  “Pergi dari sini sekarang juga! Awas kalau kau kembali!”


GRT.


Jaejoong mencengkram erat jas panjangnya.
Ia menundukkan wajahnya.
Menghela nafas.

Namja cantik itu mengusap wajahnya.
Ia segera beranjak keluar dari pintu belakang.
Mengacuhkan Junsu yg mendengus pendek.


-------


  “Hiks..”

Jaejoong menyeka kasar air matanya yg mengalir.
Sekarang bagaimana?
Biaya melahirkan sangat besar.
Dan lagi, tidak ada yg mau menerimanya bekerja karena kondisinya saat ini.
Lagi pula, Nyonya Jung sudah pernah mengecam seluruh tempat agar menolaknya kalau ia melamar pekerjaan.

  “Hiks..Ottokhee..” Lirih Jaejoong bingung.

Namja cantik itu mengusap matanya berkali2.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Kenapa kau menangis?”


DEG.


Jaejoong terhenyak.
Sontak ia mengangkat wajahnya.
Menatap tidak percaya sosok tampan yg berdiri di sana.

  “Apa yg terjadi?”

Jaejoong terdiam.
Jantungnya bergemuruh.
Ia tidak tahu harus berkata apa.

Namja tampan itu semakin mendekati dirinya.

  “Jae?”

  “Hiks..”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya dengan erat.
Kenapa hidupnya harus seperti ini?

Yunho yg menikahinya dengan terpaksa.
Perceraian yg sama sekali tidak diinginkannya.
Junsu yg membenci dirinya.
Kehamilannya yg tidak pada saatnya.
Dan sekarang Yunho yg kembali muncul di hadapannya.

Namja tampan itu mengernyitkan dahinya.
Menatap Jaejoong yg semakin terisak.
Jujur saja.
Ia tidak pernah melihat Jaejoong menangis seperti ini selama ia mengenal namja cantik itu.

  “Bunuh saja aku sekarang..Hiks..” Isak Jaejoong lirih.

Yunho tertegun.

  “Kenapa kau bicara seperti itu?” Bisiknya seraya memeluk Jaejoong.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Tangisnya semakin keras.
Ia benci situasi seperti ini.
Kenapa harus sekarang?


DEG.


Namja tampan itu terhenyak.
Ada sesuatu yg mengganjal ketika ia memeluk Jaejoong.
Terasa seperti..bantal?

  “Jae, perutmu kenapa?”


DEG.

Namja cantik itu tersentak.
Mata beningnya terbuka lebar.

Ia segera mendorong Yunho menjauh darinya.

  “Apa yg terjadi??” Tanya Yunho bingung.

Jaejoong merapatkan jas panjangnya.
Ia hendak beranjak pergi dari sana.


GREPP!


Yunho menahan lengan Jaejoong untuk yg kedua kalinya.
Membuat namja cantik itu meringis sakit.

  “Lepas!” Ringis Jaejoong serak.

  “Kenapa kau lari? Apa yg salah?” Tanya Yunho menuntut.

  “Haruskah aku menjawab? Kau bukan siapa2ku sekarang, lepaskan tanganku!”

  “Ya! Aku hanya bertanya ada apa dengan perutmu, Kim Jaejoong!”

  “AKU HAMIL! Puas kau?!”


DEG.


Yunho tersentak kaget.
Matanya membulat.

Apa??

  “Ha..Hamil? Bagaimana bisa??”

  “Bukan urusanmu!”

  “Jae! Tunggu!”

  “Apa lagi eoh?!”

  “Siapa? Anak siapa itu?”

Uh.
Jaejoong meringis.
Ia mengernyitkan dahinya.

  “Untuk apa kau tahu eoh?”

Yunho terdiam.
Dadanya berdebar ringan.
Bisikan lirih Jaejoong seakan menusuk hatinya.

Namja cantik itu menampik tangan Yunho dengan kasar.
Ia segera beranjak meninggalkan namja tampan itu.


-------


Yoochun mendengus marah.
Ia menatap Junsu dengan kesal.

  “Kenapa kau melakukannya, Suie?” Tanya Yoochun menahan emosinya.

  “Aku membencinya! Dia merebut perhatianmu dariku!” Erang Junsu kesal.

  “Dia sahabatku, Kim Junsu! Wajar kalau aku memperhatikan dirinya! Dia sebatang kara!”

  “Tapi kau tidak perlu terlalu mengurusinya seperti itu kan? Menyebalkan!”

Aishh!

Namja chubby itu mengerang kesal.
Ia memukul kasar meja tamu yg ada di hadapannya.
Ck, untung saja La Pomme sudah tutup.

  “Seharusnya kau tidak memecatnya, Kim Junsu”

  “Apa? Kau memanggil nama lengkapku sekarang??”

  “Dia butuh uang untuk menghidupi dirinya dan bayi yg dikandungnya!”

  “Tapi---Apa?? Bayi??”

Yoochun mengusap wajahnya.
Ia menggeram kesal.

  “Jaejoong sedang mengandung!”

  “Mwo? Anak siapa? Apa itu anakmu??”

  “Kau gila?? Tentu saja itu anaknya Yunho!”


DEG.


Namja tampan yg tidak sengaja mencuri dengar itu membulatkan mata musangnya.
Ia segera berlari meninggalkan café itu.

Jantungnya kembali berdebar2.

  [ “Aku tidak ingin berpisah denganmu!” ]

Oh shit.
Seharusnya ia tahu kenapa Jaejoong tidak mau bercerai waktu itu.


BLAMM!


Yunho menutup pintu mobilnya dengan kasar.
Ia berjalan memasuki rumahnya dengan tidak sabar.
Memanggil Minho, asistennya untuk menyusulnya ke ruang kerjanya.

  “Cari tahu dimana Kim Jaejoong tinggal” Ujarnya mengatur nafas.

Oh mom.

Yunho meringis.
Ia mengusap wajahnya.

Kenapa ia baru tahu sekarang?
Pabo! Erang Yunho dalam hatinya.

  “Yunho? Kau sudah pulang??”

Ck.
Namja tampan itu berdecak kesal.
Menatap Ahra yg masuk ke ruangannya.

  “KELUAR!”

  “Mwo? Kenapa kau membentakku?”

  “Aku sedang tidak ingin diganggu, Ahra! Keluar dari ruanganku sekarang!”

  “Ada apa denganmu eoh?”

  “Aishhh”

Namja tampan itu menggeram kesal.
Ia mengusap wajahnya sekali lagi.

  “Everything is just like crazy!”

Huh?
Yeoja berambut hitam itu menaikkan alisnya.

  “Kau susah karena mantan istrimu sedang mengandung anakmu?”


DEG.


Yunho membulatkan mata musangnya.

  “Bagaimana kau bisa tahu?”

Huh.
Ahra hanya menarik senyum kecilnya.

  “Kau mengintaiku!” Ujar Yunho marah.

  “Lalu apa? Aku sudah tahu kalau cepat atau lambat kau pasti akan menemui namja jalang itu!”

  “Jaga mulutmu, Ahra!”

  “Wae? Kenapa kau marah? Atas dasar apa kau marah huh?”

  “DIAM!”

  “Semuanya salahmu, Yunho ah, kau yg menidurinya! Kau yg menikahinya, dan kau yg menceraikannya!”

  “Apa maksudmu?!”

  “Cih, aku tidak akan membiarkanmu kembali padanya lagi! Sudah bagus dia mau menjauh darimu!”


GREPP!


Yunho mencengkram erat bahu yeoja berambut hitam itu.
Ia menaikkan alisnya.

  “Apa yg kau rencanakan, Ahra?” Desisnya tajam.

  “Apa pun yg ku inginkan” Balas Ahra berbisik.


-------


Jaejoong meringis menggigit bibir bawahnya yg bergetar.
Mata bulatnya bergerak takut menatap darah yg mengalir dari selangkangannya.
Perutnya terasa sangat sakit.

Orang2 asing yg masuk ke rumahnya beberapa menit yg lalu baru saja pergi.
Jaejoong tidak mengerti.
Apa Yunho yg menyuruh mereka merusak rumahnya?

Mata beningnya memandang barang2nya yg hancur berantakan.
Ia merinding mengingat salah satu dari mereka membenturnya ke dinding.
Setelah memaksanya menelan pil aneh berwarna putih.

  “Uukkhh..”

Namja cantik itu meraskan matanya panas.
Keadaannya sekarang benar2 menyedihkan.
Nafasnya menderu tidak teratur.
Kepalanya mulai terasa berat.


BRAKK!


Jaejoong menoleh.
Memaksakan matanya untuk tetap terbuka.

  “Yunho ah?” Lirihnya berbisik.

Namja tampan itu berteriak memanggil nama Jaejoong.
Ia segera menghampiri namja cantik itu dan menepuk pipinya menjaga Jaejoong tidak terpejam.

  “Ungg..Huks..Uri aegya..Yunho ah..hh..” Isak Jaejoong lirih.

  “Ssshh..Tenanglah..Aku tahu..Jangan tutup matamu” Ujar Yunho berbisik.

Namja tampan itu segera mengangkat tubuh Jaejoong.
Membawanya masuk ke dalam mobil dan melesat menuju rumah sakit.

  “Hiks..Appo…”

  “Tetap buka matamu, Joongie..Kumohon..”


-------


Namja tampan itu duduk resah seraya menangkup wajahnya.
Berkali2 ia menghela nafas.

Oh gosh.

Ia telah menikahi seorang iblis.
Bagaimana Ahra bisa sekejam itu?

Yunho meringis.
Ia menyesal sudah menceraikan Jaejoong waktu itu.

Namja tampan itu mengangkat wajahnya ketika pintu operasi terbuka.
Mata musangnya bergerak ragu.
Ia segera berlari menuju dokter yg memakai kacamata itu.

  “Otte? Istriku baik2 saja kan? Anakku?” Rentet Yunho tidak sabar.

Yeoja berambut ikal itu melepas kacamatanya.

  “Pendarahannya cukup hebat, pil penggugur kandungan yg ditelannya membuat bayinya kesulitan bertahan”

  “Terus?? Mereka baik2 saja??”

  “Jaejoong pingsan setelah kedua bayinya diselamatkan, anak anda memang prematur, tapi mereka cukup sehat”

Oh gosh!!

Yunho membulatkan matanya tidak percaya.

  “Dua?? Anakku ada dua??”

  “Selamat, Jung Yunho-ssi, anakmu kembar, kau menjadi seorang Appa sekarang”

Namja tampan itu tercekat.
Dadanya berdebar kencang.

  “Jaejoong sudah dipindahkan ke ICU, kondisinya cukup lemah”

Yunho mengangguk.
Ia segera berlari memasuki ruangan Jaejoong.


-------


PIP.

PIP.

PIP.

Suara monitor jantung itu terdengar nyaring.
Mendominasi suasana kamar rawat yg terasa lengang.

Yunho menelan salivanya.
Ia duduk di kursi dan menggenggam jemari Jaejoong yg terkulai lemah.

  “Joongie ahh” Bisiknya lirih.

Mata musangnya berkedip pelan.
Memperhatikan wajah Jaejoong yg terlihat sangat pucat.
Ia merasa bersalah.

  “Seharusnya kau mengatakan semuanya padaku waktu itu..Aku tidak mungkin menceraikanmu kalau aku tahu kau sedang mengandung anakku..”

  “…”

  “Kau marah padaku?”

Namja cantik itu tidak bergeming.
Suara deru nafasnya terdengar lemah.

Yunho menundukkan wajahnya.
Ia mengusap lembut jemari namja cantik itu.
Kemudian menenggelamkan wajahnya disana.

  “Mianhae..” Bisiknya lirih.

Cukup lama Yunho berada dalam posisi seperti itu.
Sampai kemudian ia terlelap karena lelah.

Mengacuhkan mata bening yg terbuka secara perlahan itu.
Huh.
Jaejoong menarik senyum kecutnya.

  “Benarkah?” Balasnya berbisik.


CKLEK.


Jaejoong menolehkan wajahnya.
Menatap suster yg tersenyum manis padanya.
Yeoja itu mendorong inkubator ke dalam ruangan.

  “Kau lelah?”

  “Hum”

  “Tapi tidak seberapa dibanding melihat wajah kedua putramu ani?”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Menyadari perut besarnya yg menghilang.

Matanya mengerjap.
Memperhatikan dua bayi berwajah sama yg terlelap di dalam sana.

  “Omo” Lirihnya berbisik.

Suster itu tertawa kecil.

  “Mereka cukup sehat” Ujarnya.

Jaejoong mengangguk.
Perlahan ia menarik jemarinya dari genggaman Yunho.
Menjulurkan lengannya ketika suster itu memberinya salah satu dari mereka untuk digendong.

  “Kyeopta” Lirihnya terkekeh.

Jemari Jaejoong menyentuh permukaan wajah bayi mungil itu.
Omo, mata musangnya yg terpejam terlihat sangat menggemaskan.

  “Hngh”

Suara lenguhan terdengar jelas.
Jaejoong menolehkan wajahnya.
Menatap Yunho yg membuka matanya.
Namja tampan itu tertegun kaget.

  “Kau sangat mirip dengan namja ini” Bisik Jaejoong lirih.

Yunho terdiam.
Mata musangnya bergerak memperhatikan sosok mungil itu.

  “Jae ah”

  “Siapa namanya? Hiks..”

  “Jaeho..Jung Jaeho..”

  “Hiks..”

Suster yg berdiri di dekat ranjang Jaejoong hanya tersenyum kecil.
Ia menggendong satu lagi dan memberinya pada Yunho.

  “Jung Junhon” Bisik Yunho tersenyum.

Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.

  “Kenapa kau menutup mulut dariku?” Tanya Yunho menatap Jaejoong.

  “Kau tidak mencintaiku..Kau melakukan semuanya secara terpaksa” Sahut Jaejoong pelan.
 
  “Kau tahu Jae ah? Everything is just like crazy, aku benar2 bodoh waktu itu”

  “Kau memang bodoh!”

  “Baiklah”

  “Huks..”

  “Jae”

  “Apa?”

  “Kau mau menikah denganku lagi?”

  “Tidak!”

  “Wae??”

  “Ceraikan dulu yeoja itu!”

Hmp.
Yunho tersenyum kecil.
Ia mengangguk.

  “Arasseo”

Namja tampan itu menggenggam erat satu jemari Jaejoong yg bebas.
Mata musangnya menatap dalam sosok cantik yg menunduk itu.

Oh mom.
It’s really such a crazy things.


END.

DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar