Tittle:
LOVE LETTER
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
"Aku pulang"
Jaejoong
tersenyum.
Ia
beranjak dari duduknya dan membantu Yunho melepas jasnya.
Namja
tampan itu menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di sofa.
Jaejoong
berjalan menuju dapur dan mengambilkan teh hangat untuk Yunho.
TREK~
"Ah, gomawo"
Jaejoong
tersenyum sekali lagi.
Ia
duduk di atas hambal dan menggulung celana Yunho.
Kemudian
ia memijat kaki namja tampan itu dengan lembut.
Yunho
mendongakkan wajahnya seraya menutup matanya dengan lengan.
"Kau sudah makan?"
Namja
tampan itu menggeleng.
"Pekerjaan di kantor semakin banyak, aku
tidak sempat makan siang"
"Hmm, aku masak dulu otte?"
"Kau juga belum makan?"
"Ania, desain yg harus kuselesaikan di butiq
juga banyak"
"Araso"
Jaejoong
hanya diam.
Ia
berkonsentrasi memijat telapak kaki Yunho.
Ahh..
Benar2
seorang istri yg baik.
EOH?
Istri?
Ahh,
tentu saja.
Dua
namja ini dijodohkan bulan lalu.
Jaejoong
adalah seorang desainer yg lumayan terkenal di Seoul.
Sementara
Yunho adalah pemimpin di perusahaan milik Appanya.
"Sudah merasa lebih baik?"
"Ne, gomawo Jae"
Jaejoong
menggumam.
Kemudian
ia beranjak menuju dapur.
SRET~
Yunho
membuka matanya.
Ia
menatap langit2 ruangan dan menyentuh dada kirinya.
"Kenapa kau tidak pernah bisa
diam?" Lirih Yunho mengusap dadanya.
-------
Yunho
merasa sangat lelah hari ini.
Semalam
ia lembur dan harus bangun pagi untuk menyelesaikan proyek yg sedang
ditanganinya saat ini.
Untung
saja Jaejoong sangat memperhatikannya.
Namja
cantik itu selalu mengerti apapun yg Yunho inginkan tanpa berkata terlebih
dahulu.
Ah.
Yunho
tersentak mengingat belakangan ini namja cantik itu juga sering lembur untuk
menyelesaikan desainnya.
Well,
Yunho memang tidak masalah.
Ia
sudah terbiasa sejak dulu.
Tapi?
Jaejoong
adalah seorang namja yg rapuh.
Yunho
cukup tahu itu.
Dua
hari yg lalu Jaejoong sempat terkena demam ringan hanya karena diguyur hujan
lima menit dari stasiun.
"Mmmm"
Yunho
bergumam pelan seraya memandang kotak surat yg terdapat di depan rumahnya.
Ah,
benda itu terbuka.
Ada
surat lagi.
Well,
LAGI?
Yunho
berdecak bingung.
Belakangan
ini rumah mereka selalu kedatangan surat.
Bukan
surat biasa.
Tapi
ini surat cinta.
Bingung?
Yunho
sendiri juga tidak mengerti.
Surat
dengan amplop berwarna merah muda itu selalu tiba setiap hari sabtu.
Tanpa
nama pengirim dan tanpa nama tujuan.
SRET~
Yunho
mengambil surat itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.
CKLEK~
"Aku pulang" Ujar Yunho datar.
Seperti
biasa, Jaejoong menyambutnya dengan senyuman dan beranjak membantunya melepas
jas.
"Ada surat lagi" Ujar Yunho.
"Hum? Surat hari sabtu kah?" Sahut
Jaejoong.
"Ne, aku tidak mengerti, siapa
pengirimnya, dia bahkan tidak mengatakan untuk siapa surat ini"
"Mungkin hanya orang iseng"
"Mollaseo"
"Kajja, sup misonya baru
kuhangatkan"
"Chakka"
"Eung?"
CUP~
DEG.
Jaejoong
membulatkan mata besarnya.
Ia
mengepalkan jemarinya menahan debar.
Darahnya
berdesir hangat.
Oh
well.
Mereka
memang sudah menikah dan menjalani hidup normal sebagai suami istri.
Tapi
belum pernah sekali pun kata cinta terucap dari bibir masing2.
Yunho
dan Jaejoong baru saja mengenal sebulan yg lalu.
Mungkin
butuh waktu lama untuk saling jujur.
Perlahan
Jaejoong memejamkan matanya dan mengalungkan lengannya di leher Yunho.
Mereka
berciuman singkat.
Ini
bagus untuk merapatkan hubungan mereka yg terlalu kaku ania?
CCK~
"Hmm"
Yunho
tersenyum lembut seraya mengelus rambut almond Jaejoong.
Namja
cantik itu balas tersenyum dengan wajahnya yg merona merah.
Ia
mengacak rambut Yunho dan segera berlari ke dapur.
Meninggalkan
Yunho yg terkekeh memandangnya.
-------
Yunho
duduk di atas ranjang mereka.
Ia
menghadap pintu balkon yg terbuat dari kaca bening.
Jemarinya
memegang amplop merah muda itu.
Ini
surat yg ketiga dalam minggu ini. Gumam Yunho dalam hatinya.
SREK~
Ia
membuka surat itu dan mulai membaca.
'Surat untuk minggu ini :)
Tidakkah kau
merasa lelah akhir2 ini? Aku selalu memperhatikan dirimu yg bekerja terlalu
keras minggu ini, sayang.
Pikirkanlah
kesehatanmu, aku juga tahu kalau pekerjaanmu sedang dalam masa pentingnya
minggu ini.
Tapi aku tidak
ingin kalau kau sampai jatuh sakit.
Aku khawatir..
Aku ikut merasa
sakit kalau kau juga sakit.
Bukankah besok
hari minggu? Waktu yg sangat bagus untuk menenangkan dirimu dari pekerjaan
ania?
Ah, sepertinya
malam ini akan sangat dingin.
Tidak baik untuk
lembur lagi neee?
Minumlah cokelat
hangat dan segera tidur setelahnya. Kau masih bisa menyibukkan diri di hari
senin nanti.
ARASO?
Saranghae..'
EOH?
Yunho
merasa aneh.
Belakangan
ini Jaejoong memang selalu bekerja sampai larut malam.
Bahkan
namja cantik itu juga terlihat sering lembur untuk menyelesaikan desainnya.
WAIT.
"Apakah ini surat untuk Jaejoong?"
Gumam Yunho lirih.
Ia
segera beranjak dari duduknya dan mengambil tumpukan surat yg didapatkannya
minggu2 yg lalu.
Well,
Jaejoong memang sudah menyuruhnya untuk membuang surat itu.
Tapi
Yunho menyimpannya secara diam2.
Namja
tampan itu mulai berpikir sekali lagi.
Apakah
Jaejoong tahu siapa pengirim surat ini? Maka dari itu ia menyuruhku untuk
membuangnya?
GREEKK~
Yunho
membuka pintu beranda dan duduk di sofa.
Jaejoong
sedang menyelesaikan desainnya di ruang bawah.
Ia
bisa membaca ulang surat ini sekali lagi.
Mungkin
saja ada petunjuk.
SSRAK~
'Surat untuk minggu ini :)
Teruslah begitu,
jangan berubah.
Tetap tersenyum
seperti ini..Aku sangat menyukai senyumanmu yg indah..
Kau tahu?
Mungkin ini
terdengar konyol dan bodoh.
Tapi aku sangat
mencintai dirimu sampai segala hal yg ada pada dirimu terlihat sempurna di
mataku, sayang.
Aku tidak bisa
melepas pandanganku darimu sore tadi.
Kau pergi
bersama seseorang yg aku tahu siapa ke cafe es krim di Namsan.
Orang itu tidak
terlalu penting bagiku.
Karena aku hanya
melihatmu.
Kau yg begitu
indah, yg begitu mempesona dalam pandanganku.
Kenapa kau tidak
memakan habis es krimmu?
Rasa manis itu terkadang
baik untuk menghilangkan penat dalam hidupmu, sayang..
Ah, dan sekali
lagi kau tersenyum.
Terima kasih
untuk senyuman2 yg kau lakukan hari ini nee?
Kau membuatku
merasa sangat bahagia hari ini.
Saranghae..'
Yunho
mengernyitkan dahinya.
Mengingat
apa yg di lakukannya saat itu.
Ah,
tentu saja.
Ia
dan Jaejoong pergi makan es krim bersama di cafe Namsan.
Jaejoong
mengajaknya karena ada es krim rasa baru.
Oh
well!
Namja
cantik itu tidak menghabiskan es krimnya!
Walaupun
ia juga sama.
Rasanya
terlalu manis, berbeda dengan es krim yg biasanya.
Hei,
itu wajar, Yunho memang kurang suka dengan makanan manis.
Tapi..
Jaejoong
selalu tersenyum waktu itu.
Ia
tidak pernah merubah raut wajahnya yg benar2 berseri saat itu.
Sampai
ia ikut tersenyum karena senyuman manis Jaejoong.
"Masih belum jelas" Pikir Yunho
bingung.
Ia
segera meraih surat kedua dan mulai membacanya.
SSRAK~
'Surat untuk minggu ini :)
Hari ini hujan.
Cuacanya dingin
sekali ania?
Kenapa kau tidak
memakai pakaian yg sedikit lebih tebal?
Aku takut kau
sakit, sayang..
Sweater itu
terlihat kurang menghangatkan dirimu di mataku.
Atau itu hanya
perasaanku saja? Karena aku ingin sekali memeluk dirimu saat ini dan membagi
kehangatan bersama denganmu?
Ah.
Memikirkannya
saja wajahku sudah memerah.
Kuharap
secangkir cokelat panas yg mengepul hangat itu bisa membantumu merasa lebih
baik ne?
Hmm..
Tapi ini aneh
ania? Hujan turun dengan deras di siang hari dan berhenti di sore hari.
Bahkan malam ini
langit penuh bintang dan bulan yg sangat bersinar terang.
Itu bulan sabit.
Aku lebih
menyukai bulan purnama, apa kau juga sama denganku?
Sinarnya yg
indah bagaikan dirimu yg sempurna.
Tapi bulan sabit
malam ini tidak terlalu jelek, hehehe.
Lengkungnya
menyerupai senyummu, sayang.
Andai saat ini
aku bisa berdiri di sebelahmu, memeluk dirimu, menyurukkan wajahku di dada
bidangmu..
Menghirup wangi
dirimu yg selalu berhasil membuatku tergila2..
Dan berbisik
lembut kalau aku sangat mencintaimu..
Mungkinkah waktu
itu akan tiba?
Kuharap Tuhan
mendengarkan doaku.
Tidurlah lebih
cepat malam ini, dan jangan lupa pakai selimutmu, araso?
Saranghae..'
"Ini.."
Hari
itu, Yunho ingat.
Hujan
deras mengguyur kota Seoul.
Dan
waktu itu ia dan Jaejoong terperangkap di dalam rumah bersama.
Mereka
berdua sama2 memakai sweater rajut dan meminum secangkir cokelat hangat.
Tapi
Jaejoong memakai kaus dua lapis.
Ia
tidak tahan dingin.
Yunho
tidak tahu apa yg terjadi malam itu.
Yg
jelas waktu itu Jaejoong sudah masuk ke dalam kamar untuk mengganti piyama.
Sedangkan
ia masih berdiri di luar memandang langit yg sangat indah waktu itu.
Bulan
sabit..
"Apa Jaejoong menyukai bulan
purnama?" Gumam Yunho lirih.
Namja
tampan itu melirik surat2 yg berserakan, semuanya ada tiga surat.
"Yunnie? Kau tidak tidur? Ini sudah
malam"
DEG!
Namja
tampan itu tersentak kaget.
Ia
segera menyusun surat2 itu dan menyimpannya di dalam saku piyamanya.
"Ne Boo, aku baru saja mau masuk"
Sahut Yunho tersenyum.
Jaejoong
balas tersenyum dan mengunci pintu beranda.
Yunho
beranjak ke ranjang dan mematikan lampu tidur mereka.
"Jae"
"Ne?"
"Apa..Kau suka bulan purnama?"
Jaejoong
mengernyitkan dahinya.
Beberapa
detik kemudian ia tersenyum dan mengangguk.
Yunho
terdiam.
Sejenak
senyuman Jaejoong yg terlihat dari balik keremangan kamar terlihat sangat
indah.
Seperti
senyum seorang malaikat.
Ahh,
pengirim surat itu benar.
Senyum
Jaejoong memang sangat mempesona.
CUP~
Yunho
memajukan tubuhnya mencium bibir Jaejoong.
Mereka
saling melumat sejenak dan kemudian menatap satu sama lain.
"Jaljayo"
Yunho
mengangguk.
Ia
tersenyum dan memiringkan tubuhnya.
Kemudian
mereka saling terlelap.
-------
"Hewan apa yg kau suka?"
Jaejoong
mengangkat wajahnya.
Ia
tampak berpikir sejenak dan kemudian menjentikkan jemarinya.
"Beruang!"
EOH?
Namja
tampan itu mengernyit bingung.
Beruang?
"Wae Yun?"
"Ah, ani opsso"
"Mmm"
Jaejoong
membalikkan tubuhnya dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Mengacuhkan
Yunho yg berjalan menuju ruang tengah dan membaca surat yg datang minggu ini.
SSRAK~
'Surat untuk minggu ini :)
Kau terlihat
lebih berseri akhir2 ini, sayang.
Dan itu
membuatku ikut merasakan senang.
Apa pekerjaanmu
terasa lebih mudah eum?
Hehehe,
sepertinya kau sudah mulai membiasakan diri untuk beristirahat setiap akhir
pekan nee?
Itu bagus, aku
juga sama sepertimu.
Aku tidak tahu
apa yg harus kutulis minggu ini.
Terlalu banyak
yg ingin kuungkapkan padamu, sayang.
Tapi sesuatu
menahanku, aku tidak tahu apa.
Mungkin karena
aku takut kau mengetahui siapa aku yg selalu mengirimkan surat untukmu setiap
hari sabtu?
Mollaseo..
Ah..
Jas hitam yg kau
kenakan hari ini membuatmu tampak lebih berkharisma, sayang.
Aku senang
sekali memiliki dirimu yg begitu mempesona.
Terkadang aku
merasakan takut yg berlebihan kalau kau akan pergi dengan penggemarmu yg
menumpuk diluar sana.
Tapi itu tidak
mungkin ne?
Kau hanya
milikku dan aku hanya milikmu.
My lovely bear,
Saranghae..'
"Beruang heh? Sepertinya kalian benar2
cocok" Ujar Yunho mendesah.
Mendesah?
Tentu
saja.
Namja
tampan ini mencintai istrinya sendiri.
Ia
tahu kalau Jaejoong punya banyak penggemar diluar sana.
Bahkan
sering kali ia membawa pulang hadiah dari mereka.
Yunho
cemburu.
Ia
kesal.
Ia
tidak bisa berbuat apapun untuk mencegah agar Jaejoong berhenti bersikap baik
pada mereka.
Yunho
dan Jaejoong baru saja menikah.
Tidak
mungkin ia langsung jujur kalau ia mencintai namja cantik itu dan menyanderanya
dengan cintanya.
Ia
tidak ingin Jaejoong menjauhinya.
"Jae, kau sudah masak? Aku lapar"
Ujar Yunho beranjak dari duduknya.
Hening.
Tidak
ada suara.
Apa
Jaejoong masih bekerja?
TAP
TAP TAP.
Namja
tampan itu mengernyitkan dahinya memandang Jaejoong yg tertidur di atas
mejanya.
AISH.
Namja
cantik ini benar2 kelelahan.
Yunho
tersenyum kecil.
Ia
hendak menggendong Jaejoong memindahkannya ke dalam kamar.
Namun
saat ia mendekat, mata musangnya menangkap sesuatu yg tidak asing.
Secarik
kertas surat berwarna merah muda.
Mata
musang itu melebar.
Ia
menggeser lengan Jaejoong dan meraih surat itu.
DEG
DEG DEG.
SSRAK~
'Surat untuk minggu ini :)
Aku kehabisan
topik.
Apa yg harus
kutulis? Bisakah kau membantuku?
AISH..
Seandainya aku
bisa lebih jujur terhadapmu, aku pasti akan mengatakan semuanya padamu..
Kalau aku sangat
mencintaimu, sayang.
Aku selalu
memperhatikanmu..
Aku selalu
melihatmu..
Aku selalu
memandangmu..
Aku selalu
memujamu..
Aku selalu
mengharapkanmu..
Kita memang
begitu dekat.
Tapi seakan ada
dinding di antara kita.
Apa yg salah?
Apakah karena
aku tidak bisa jujur padamu?
Aku tidak tahu..
Bahkan aku
merasa konyol karena selalu mengirim surat padamu..
Bear, aku ingin
'
EOH??
DEG
DEG DEG.
Jantung
Yunho berdebar lebih cepat dari biasanya.
Ia
merasakan perutnya kejang seperti banyak kupu2 di dalamnya.
Surat
ini..
SRET~
Yunho
memandang Jaejoong yg terlelap pulas.
Namja
ini, begitu cantik.
Wajahnya
sempurna seperti malaikat.
DEG
DEG DEG.
"Apakah selama ini kau yg menulis surat
itu, Jae?" Bisik Yunho berharap.
Jemarinya
bergetar.
Mengingat
surat2 yg sebelumnya.
Surat
ketiga, waktu itu ia juga sama seperti Jaejoong.
Ia
terlalu sibuk memikirkan Jaejoong sampai tidak menyadari kalau dirinya bahkan
lebih sering lembur dibandingkan Jaejoong.
Pekerjaannya
menumpuk dan ia selalu pulang telat karena pekerjaan minggu itu.
Surat
pertama, waktu itu ia dan Jaejoong pergi bersama ke toko es krim.
Ia
juga tidak menghabiskan es krimnya.
Yunho
sadar, ia yg memulai tersenyum saat memandang Jaejoong.
Dan
kemudian namja cantik itu membalas senyumnya.
Surat
kedua, waktu itu hujan turun dengan deras.
Ia
dan Jaejoong memakai sweater yg sama. Tapi sweaternya terbuat dari benang wol
yg tipis.
Ia
merasa kedinginan saat itu. Hanya saja, karena tidak ingin membuat Jaejoong
khawatir, ia menahan rasa dingin itu.
Untung
saja Jaejoong membuatkannya cokelat hangat.
Kemudian
Jaejoong masuk ke kamar, sementara ia berada di luar memandang langit.
Lalu
surat yg ia dapatkan dua hari yg lalu, Jaejoong menyuruhnya memakai jas
berwarna hitam waktu itu.
Dan
lagi..
Ia
juga memiliki penggemar yg banyak di kantornya.
Hanya
saja, Yunho cenderung mengacuhkan mereka.
"Nngghh"
DEG.
Namja
tampan itu menatap Jaejoong yg terbangun.
Namja
cantik itu mengucek mata bulatnya dan menegakkan tubuhnya.
"Ung? Bear? Apa yg kau lakukan
disini?" Gumam Jaejoong masih setengah sadar.
"Eoh? Kau panggil aku apa tadi?
Bear?" Tanya Yunho menarik senyumnya.
Jaejoong
tersentak kaget.
Ia
menggelengkan kepalanya dan menepuk2 pipinya.
AISH!
Apakah
ia mengucapkan sesuatu barusan??
"Ah, Yunnie, kau sudah makan ania?
Aku---"
"Dengar"
"Ne?"
"Aku..Aku merasa berdosa Jae.."
"Ehh? Waeyo?"
"Seharusnya, aku membaca surat itu
minggu depan ania? Tapi aku sudah membaca setengahnya hari ini.."
DEG.
Jaejoong
membulatkan matanya.
"Haruskah aku minta maaf pada
pengirimnya?"
Jaejoong
memandang mejanya.
TIDAK
ADA!
Surat
itu...
"Yunnie.." Lirih Jaejoong menatap
surat yg di acungkan Yunho.
Namja
tampan itu tersenyum.
Jaejoong
merasakan matanya panas.
Ia
menundukkan wajahnya dan menutup wajahnya dengan tangan.
Yunho
segera menarik tubuh Jaejoong ke dalam pelukannya dan memeluk punggung namja
cantik itu.
"Gomawo ne?" Bisik Yunho lembut.
Yunho
mengusap rambut almond Jaejoong perlahan.
"Aku menyukai suratmu, sayang" Ujar
Yunho masih dengan senyumnya.
Jaejoong
tidak merespon.
Ia
terus menangis.
"Aku tidak tahu kalau selama ini kau
sangat memperhatikan diriku..Aku..Aku benar2 bodoh..Bahkan aku mengira kalau
seseorang mengirim surat ini untukmu.."
PUK!
Jaejoong
memukul dada bidang Yunho sekali.
Ia
mempoutkan bibirnya kesal.
"Kenapa kau tidak membuang surat2 itu
eoh?!" Bentak Jaejoong dengan suara yg bergetar.
"Hmp..Wae?"
"Aku malu! Surat itu benar2 jelek!
Aku---"
"Lalu kenapa kau terus
mengirimnya?"
"Karena aku tidak tahu harus
bagaimana..Aku..Kau tahu, pernikahan kita baru saja berlangsung..Aku takut kau
menjauhiku karena aku mencintaimu.."
Yunho
menaikkan alisnya.
EOH?
Namja
tampan itu terkekeh geli.
Ia
benar2 merasa konyol dan bodoh.
Yunho
semakin mempererat pelukan mereka.
Ia
mengecup puncak kepala Jaejoong sekilas.
"Kau tahu harus bagaimana, sayang..Kau
bisa mengatakannya langsung padaku mulai sekarang ne? Jangan seperti aku yg
terlalu bodoh untuk tidak jujur padamu.."
"Jujur tentang apa?"
"Jujur tentang kalau aku juga sama
sepertimu..Aku mencintaimu, dan aku takut untuk memberitahukannya
padamu.."
Jaejoong
terdiam.
Ia
tertawa kecil dan menahan lengannya di punggung Yunho.
"Kenapa suratnya belum selesai?"
"Aku bingung..Awalnya aku ingin
memejamkan mata sebentar untuk mencari ide, tapi kemudian aku malah
tertidur.."
"Kau bekerja terlalu keras,
BooJae.."
"Hmm"
"Lalu? Apa yg akan kau tulis
setelahnya?"
"Tidak ada, aku tidak akan
melanjutkannya"
"EOH? Waeyo?"
"Aku memutuskan untuk mengatakannya
terus terang padamu mulai sekarang, lagi pula..Aku merasa konyol menulis surat
itu.."
"Aniya, itu tidak benar Boo"
"Hmmm"
CUP~
"Lalu, apa lanjutan dari kalimat yg
terputus itu? Aku sangat penasaran"
Jaejoong
mengangkat wajahnya.
Ia
memandang Yunho sejenak dan mengalihkan pandangannya.
Wajah
cantik itu merona merah.
"Aku..Aku ingin kau
melihatku..Memperhatikanku..Dan membalas cintaku.." Bisiknya lirih.
GREPP~
"Kau sudah mendapatkannya, sayang"
"Gomawo.."
"Lalu, kenapa kau memanggilku
beruang?"
"Itu..Rahasia~ Hehehe"
"Aish"
CUP~
"Kau tahu Yunnie? Tadinya aku berniat
ingin mengatakan semuanya padamu di surat yg terputus itu.."
"Kenapa?"
"Karena ini hari Valentine, sayang..Hari
kasih sayang..Bukankah tidak baik menyimpan rahasia dari seseorang yg kau
cintai ania?"
"Hm, kau benar Boo"
"Kajja"
"Eodisseo?"
"Tadi pagi aku membuat kue cokelat"
"Pakai madu kan? Aku tidak suka manis
gula"
"Hahahahaha~"
"Eoh? Kenapa tertawa?"
"Hmp~ Kau benar2 seperti beruang,
Yun"
Yunho
menaikkan alisnya.
Jadi
karena itu namja cantik ini memanggilnya bear?
Jaejoong
menghentikan tawanya.
Ia
menjulurkan tangannya mengelus pipi Yunho.
Namja
cantik itu berbisik lembut.
"Dan karena pelukanmu terasa sangat
hangat, seperti memeluk boneka beruang yg sangat besar"
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar