This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Jumat, 14 September 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LOVE LETTER


Tittle: LOVE LETTER

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  "Aku pulang"

Jaejoong tersenyum.
Ia beranjak dari duduknya dan membantu Yunho melepas jasnya.
Namja tampan itu menghela nafas dan merebahkan tubuhnya di sofa.
Jaejoong berjalan menuju dapur dan mengambilkan teh hangat untuk Yunho.


TREK~


  "Ah, gomawo"

Jaejoong tersenyum sekali lagi.
Ia duduk di atas hambal dan menggulung celana Yunho.
Kemudian ia memijat kaki namja tampan itu dengan lembut.

Yunho mendongakkan wajahnya seraya menutup matanya dengan lengan.

  "Kau sudah makan?"

Namja tampan itu menggeleng.


  "Pekerjaan di kantor semakin banyak, aku tidak sempat makan siang"

  "Hmm, aku masak dulu otte?"

  "Kau juga belum makan?"

  "Ania, desain yg harus kuselesaikan di butiq juga banyak"

  "Araso"

Jaejoong hanya diam.
Ia berkonsentrasi memijat telapak kaki Yunho.

Ahh..

Benar2 seorang istri yg baik.

EOH?

Istri?

Ahh, tentu saja.
Dua namja ini dijodohkan bulan lalu.


Jaejoong adalah seorang desainer yg lumayan terkenal di Seoul.
Sementara Yunho adalah pemimpin di perusahaan milik Appanya.

  "Sudah merasa lebih baik?"

  "Ne, gomawo Jae"

Jaejoong menggumam.
Kemudian ia beranjak menuju dapur.


SRET~


Yunho membuka matanya.
Ia menatap langit2 ruangan dan menyentuh dada kirinya.

  "Kenapa kau tidak pernah bisa diam?" Lirih Yunho mengusap dadanya.


-------


Yunho merasa sangat lelah hari ini.
Semalam ia lembur dan harus bangun pagi untuk menyelesaikan proyek yg sedang ditanganinya saat ini.
Untung saja Jaejoong sangat memperhatikannya.
Namja cantik itu selalu mengerti apapun yg Yunho inginkan tanpa berkata terlebih dahulu.

Ah.

Yunho tersentak mengingat belakangan ini namja cantik itu juga sering lembur untuk menyelesaikan desainnya.
Well, Yunho memang tidak masalah.
Ia sudah terbiasa sejak dulu.
Tapi?

Jaejoong adalah seorang namja yg rapuh.
Yunho cukup tahu itu.
Dua hari yg lalu Jaejoong sempat terkena demam ringan hanya karena diguyur hujan lima menit dari stasiun.

  "Mmmm"

Yunho bergumam pelan seraya memandang kotak surat yg terdapat di depan rumahnya.
Ah, benda itu terbuka.
Ada surat lagi.

Well, LAGI?

Yunho berdecak bingung.
Belakangan ini rumah mereka selalu kedatangan surat.
Bukan surat biasa.
Tapi ini surat cinta.

Bingung?

Yunho sendiri juga tidak mengerti.
Surat dengan amplop berwarna merah muda itu selalu tiba setiap hari sabtu.
Tanpa nama pengirim dan tanpa nama tujuan.


SRET~


Yunho mengambil surat itu dan membawanya masuk ke dalam rumah.


CKLEK~


  "Aku pulang" Ujar Yunho datar.

Seperti biasa, Jaejoong menyambutnya dengan senyuman dan beranjak membantunya melepas jas.

  "Ada surat lagi" Ujar Yunho.

  "Hum? Surat hari sabtu kah?" Sahut Jaejoong.

  "Ne, aku tidak mengerti, siapa pengirimnya, dia bahkan tidak mengatakan untuk siapa surat ini"

  "Mungkin hanya orang iseng"

  "Mollaseo"

  "Kajja, sup misonya baru kuhangatkan"

  "Chakka"

  "Eung?"


CUP~


DEG.


Jaejoong membulatkan mata besarnya.
Ia mengepalkan jemarinya menahan debar.
Darahnya berdesir hangat.

Oh well.

Mereka memang sudah menikah dan menjalani hidup normal sebagai suami istri.
Tapi belum pernah sekali pun kata cinta terucap dari bibir masing2.
Yunho dan Jaejoong baru saja mengenal sebulan yg lalu.
Mungkin butuh waktu lama untuk saling jujur.

Perlahan Jaejoong memejamkan matanya dan mengalungkan lengannya di leher Yunho.
Mereka berciuman singkat.

Ini bagus untuk merapatkan hubungan mereka yg terlalu kaku ania?


CCK~


  "Hmm"

Yunho tersenyum lembut seraya mengelus rambut almond Jaejoong.
Namja cantik itu balas tersenyum dengan wajahnya yg merona merah.
Ia mengacak rambut Yunho dan segera berlari ke dapur.
Meninggalkan Yunho yg terkekeh memandangnya.


-------


Yunho duduk di atas ranjang mereka.
Ia menghadap pintu balkon yg terbuat dari kaca bening.

Jemarinya memegang amplop merah muda itu.

Ini surat yg ketiga dalam minggu ini. Gumam Yunho dalam hatinya.


SREK~


Ia membuka surat itu dan mulai membaca.


 'Surat untuk minggu ini :)

Tidakkah kau merasa lelah akhir2 ini? Aku selalu memperhatikan dirimu yg bekerja terlalu keras minggu ini, sayang.
Pikirkanlah kesehatanmu, aku juga tahu kalau pekerjaanmu sedang dalam masa pentingnya minggu ini.
Tapi aku tidak ingin kalau kau sampai jatuh sakit.

Aku khawatir..

Aku ikut merasa sakit kalau kau juga sakit.

Bukankah besok hari minggu? Waktu yg sangat bagus untuk menenangkan dirimu dari pekerjaan ania?

Ah, sepertinya malam ini akan sangat dingin.
Tidak baik untuk lembur lagi neee?

Minumlah cokelat hangat dan segera tidur setelahnya. Kau masih bisa menyibukkan diri di hari senin nanti.

ARASO?

Saranghae..'


EOH?

Yunho merasa aneh.
Belakangan ini Jaejoong memang selalu bekerja sampai larut malam.
Bahkan namja cantik itu juga terlihat sering lembur untuk menyelesaikan desainnya.

WAIT.

  "Apakah ini surat untuk Jaejoong?" Gumam Yunho lirih.

Ia segera beranjak dari duduknya dan mengambil tumpukan surat yg didapatkannya minggu2 yg lalu.
Well, Jaejoong memang sudah menyuruhnya untuk membuang surat itu.
Tapi Yunho menyimpannya secara diam2.

Namja tampan itu mulai berpikir sekali lagi.
Apakah Jaejoong tahu siapa pengirim surat ini? Maka dari itu ia menyuruhku untuk membuangnya?


GREEKK~


Yunho membuka pintu beranda dan duduk di sofa.
Jaejoong sedang menyelesaikan desainnya di ruang bawah.
Ia bisa membaca ulang surat ini sekali lagi.
Mungkin saja ada petunjuk.


SSRAK~


 'Surat untuk minggu ini :)

Teruslah begitu, jangan berubah.
Tetap tersenyum seperti ini..Aku sangat menyukai senyumanmu yg indah..

Kau tahu?
Mungkin ini terdengar konyol dan bodoh.
Tapi aku sangat mencintai dirimu sampai segala hal yg ada pada dirimu terlihat sempurna di mataku, sayang.

Aku tidak bisa melepas pandanganku darimu sore tadi.
Kau pergi bersama seseorang yg aku tahu siapa ke cafe es krim di Namsan.

Orang itu tidak terlalu penting bagiku.
Karena aku hanya melihatmu.

Kau yg begitu indah, yg begitu mempesona dalam pandanganku.
Kenapa kau tidak memakan habis es krimmu?

Rasa manis itu terkadang baik untuk menghilangkan penat dalam hidupmu, sayang..

Ah, dan sekali lagi kau tersenyum.

Terima kasih untuk senyuman2 yg kau lakukan hari ini nee?
Kau membuatku merasa sangat bahagia hari ini.

Saranghae..'

Yunho mengernyitkan dahinya.
Mengingat apa yg di lakukannya saat itu.

Ah, tentu saja.

Ia dan Jaejoong pergi makan es krim bersama di cafe Namsan.
Jaejoong mengajaknya karena ada es krim rasa baru.

Oh well!

Namja cantik itu tidak menghabiskan es krimnya!
Walaupun ia juga sama.
Rasanya terlalu manis, berbeda dengan es krim yg biasanya.

Hei, itu wajar, Yunho memang kurang suka dengan makanan manis.

Tapi..

Jaejoong selalu tersenyum waktu itu.
Ia tidak pernah merubah raut wajahnya yg benar2 berseri saat itu.

Sampai ia ikut tersenyum karena senyuman manis Jaejoong.

  "Masih belum jelas" Pikir Yunho bingung.

Ia segera meraih surat kedua dan mulai membacanya.


SSRAK~


 'Surat untuk minggu ini :)

Hari ini hujan.
Cuacanya dingin sekali ania?

Kenapa kau tidak memakai pakaian yg sedikit lebih tebal?
Aku takut kau sakit, sayang..

Sweater itu terlihat kurang menghangatkan dirimu di mataku.
Atau itu hanya perasaanku saja? Karena aku ingin sekali memeluk dirimu saat ini dan membagi kehangatan bersama denganmu?

Ah.
Memikirkannya saja wajahku sudah memerah.

Kuharap secangkir cokelat panas yg mengepul hangat itu bisa membantumu merasa lebih baik ne?

Hmm..

Tapi ini aneh ania? Hujan turun dengan deras di siang hari dan berhenti di sore hari.
Bahkan malam ini langit penuh bintang dan bulan yg sangat bersinar terang.
Itu bulan sabit.

Aku lebih menyukai bulan purnama, apa kau juga sama denganku?
Sinarnya yg indah bagaikan dirimu yg sempurna.

Tapi bulan sabit malam ini tidak terlalu jelek, hehehe.

Lengkungnya menyerupai senyummu, sayang.
Andai saat ini aku bisa berdiri di sebelahmu, memeluk dirimu, menyurukkan wajahku di dada bidangmu..
Menghirup wangi dirimu yg selalu berhasil membuatku tergila2..

Dan berbisik lembut kalau aku sangat mencintaimu..

Mungkinkah waktu itu akan tiba?
Kuharap Tuhan mendengarkan doaku.

Tidurlah lebih cepat malam ini, dan jangan lupa pakai selimutmu, araso?
                               
Saranghae..'


  "Ini.."

Hari itu, Yunho ingat.
Hujan deras mengguyur kota Seoul.
Dan waktu itu ia dan Jaejoong terperangkap di dalam rumah bersama.

Mereka berdua sama2 memakai sweater rajut dan meminum secangkir cokelat hangat.
Tapi Jaejoong memakai kaus dua lapis.
Ia tidak tahan dingin.

Yunho tidak tahu apa yg terjadi malam itu.
Yg jelas waktu itu Jaejoong sudah masuk ke dalam kamar untuk mengganti piyama.
Sedangkan ia masih berdiri di luar memandang langit yg sangat indah waktu itu.

Bulan sabit..

  "Apa Jaejoong menyukai bulan purnama?" Gumam Yunho lirih.

Namja tampan itu melirik surat2 yg berserakan, semuanya ada tiga surat.

  "Yunnie? Kau tidak tidur? Ini sudah malam"


DEG!


Namja tampan itu tersentak kaget.
Ia segera menyusun surat2 itu dan menyimpannya di dalam saku piyamanya.

  "Ne Boo, aku baru saja mau masuk" Sahut Yunho tersenyum.

Jaejoong balas tersenyum dan mengunci pintu beranda.
Yunho beranjak ke ranjang dan mematikan lampu tidur mereka.

  "Jae"

  "Ne?"

  "Apa..Kau suka bulan purnama?"

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Beberapa detik kemudian ia tersenyum dan mengangguk.

Yunho terdiam.

Sejenak senyuman Jaejoong yg terlihat dari balik keremangan kamar terlihat sangat indah.
Seperti senyum seorang malaikat.

Ahh, pengirim surat itu benar.
Senyum Jaejoong memang sangat mempesona.


CUP~


Yunho memajukan tubuhnya mencium bibir Jaejoong.
Mereka saling melumat sejenak dan kemudian menatap satu sama lain.
 
  "Jaljayo"

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum dan memiringkan tubuhnya.
Kemudian mereka saling terlelap.


-------



  "Hewan apa yg kau suka?"

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Ia tampak berpikir sejenak dan kemudian menjentikkan jemarinya.

  "Beruang!"


EOH?

Namja tampan itu mengernyit bingung.
Beruang?

  "Wae Yun?"

  "Ah, ani opsso"

  "Mmm"

Jaejoong membalikkan tubuhnya dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
Mengacuhkan Yunho yg berjalan menuju ruang tengah dan membaca surat yg datang minggu ini.


SSRAK~


  'Surat untuk minggu ini :)

Kau terlihat lebih berseri akhir2 ini, sayang.
Dan itu membuatku ikut merasakan senang.

Apa pekerjaanmu terasa lebih mudah eum?

Hehehe, sepertinya kau sudah mulai membiasakan diri untuk beristirahat setiap akhir pekan nee?

Itu bagus, aku juga sama sepertimu.

Aku tidak tahu apa yg harus kutulis minggu ini.
Terlalu banyak yg ingin kuungkapkan padamu, sayang.

Tapi sesuatu menahanku, aku tidak tahu apa.

Mungkin karena aku takut kau mengetahui siapa aku yg selalu mengirimkan surat untukmu setiap hari sabtu?

Mollaseo..

Ah..

Jas hitam yg kau kenakan hari ini membuatmu tampak lebih berkharisma, sayang.
Aku senang sekali memiliki dirimu yg begitu mempesona.
Terkadang aku merasakan takut yg berlebihan kalau kau akan pergi dengan penggemarmu yg menumpuk diluar sana.

Tapi itu tidak mungkin ne?
Kau hanya milikku dan aku hanya milikmu.

My lovely bear, Saranghae..'


  "Beruang heh? Sepertinya kalian benar2 cocok" Ujar Yunho mendesah.

Mendesah?

Tentu saja.

Namja tampan ini mencintai istrinya sendiri.
Ia tahu kalau Jaejoong punya banyak penggemar diluar sana.
Bahkan sering kali ia membawa pulang hadiah dari mereka.

Yunho cemburu.

Ia kesal.
Ia tidak bisa berbuat apapun untuk mencegah agar Jaejoong berhenti bersikap baik pada mereka.

Yunho dan Jaejoong baru saja menikah.
Tidak mungkin ia langsung jujur kalau ia mencintai namja cantik itu dan menyanderanya dengan cintanya.

Ia tidak ingin Jaejoong menjauhinya.

  "Jae, kau sudah masak? Aku lapar" Ujar Yunho beranjak dari duduknya.

Hening.

Tidak ada suara.

Apa Jaejoong masih bekerja?


TAP TAP TAP.


Namja tampan itu mengernyitkan dahinya memandang Jaejoong yg tertidur di atas mejanya.
AISH.
Namja cantik ini benar2 kelelahan.

Yunho tersenyum kecil.
Ia hendak menggendong Jaejoong memindahkannya ke dalam kamar.
Namun saat ia mendekat, mata musangnya menangkap sesuatu yg tidak asing.

Secarik kertas surat berwarna merah muda.

Mata musang itu melebar.
Ia menggeser lengan Jaejoong dan meraih surat itu.


DEG DEG DEG.


SSRAK~


 'Surat untuk minggu ini :)

Aku kehabisan topik.

Apa yg harus kutulis? Bisakah kau membantuku?

AISH..

Seandainya aku bisa lebih jujur terhadapmu, aku pasti akan mengatakan semuanya padamu..

Kalau aku sangat mencintaimu, sayang.

Aku selalu memperhatikanmu..
Aku selalu melihatmu..
Aku selalu memandangmu..
Aku selalu memujamu..
Aku selalu mengharapkanmu..

Kita memang begitu dekat.
Tapi seakan ada dinding di antara kita.

Apa yg salah?

Apakah karena aku tidak bisa jujur padamu?

Aku tidak tahu..

Bahkan aku merasa konyol karena selalu mengirim surat padamu..

Bear, aku ingin '


EOH??


DEG DEG DEG.


Jantung Yunho berdebar lebih cepat dari biasanya.
Ia merasakan perutnya kejang seperti banyak kupu2 di dalamnya.

Surat ini..


SRET~


Yunho memandang Jaejoong yg terlelap pulas.
Namja ini, begitu cantik.

Wajahnya sempurna seperti malaikat.


DEG DEG DEG.


  "Apakah selama ini kau yg menulis surat itu, Jae?" Bisik Yunho berharap.

Jemarinya bergetar.
Mengingat surat2 yg sebelumnya.

Surat ketiga, waktu itu ia juga sama seperti Jaejoong.
Ia terlalu sibuk memikirkan Jaejoong sampai tidak menyadari kalau dirinya bahkan lebih sering lembur dibandingkan Jaejoong.
Pekerjaannya menumpuk dan ia selalu pulang telat karena pekerjaan minggu itu.

Surat pertama, waktu itu ia dan Jaejoong pergi bersama ke toko es krim.
Ia juga tidak menghabiskan es krimnya.
Yunho sadar, ia yg memulai tersenyum saat memandang Jaejoong.
Dan kemudian namja cantik itu membalas senyumnya.

Surat kedua, waktu itu hujan turun dengan deras.
Ia dan Jaejoong memakai sweater yg sama. Tapi sweaternya terbuat dari benang wol yg tipis.
Ia merasa kedinginan saat itu. Hanya saja, karena tidak ingin membuat Jaejoong khawatir, ia menahan rasa dingin itu.
Untung saja Jaejoong membuatkannya cokelat hangat.
Kemudian Jaejoong masuk ke kamar, sementara ia berada di luar memandang langit.

Lalu surat yg ia dapatkan dua hari yg lalu, Jaejoong menyuruhnya memakai jas berwarna hitam waktu itu.
Dan lagi..
Ia juga memiliki penggemar yg banyak di kantornya.
Hanya saja, Yunho cenderung mengacuhkan mereka.

  "Nngghh"


DEG.


Namja tampan itu menatap Jaejoong yg terbangun.
Namja cantik itu mengucek mata bulatnya dan menegakkan tubuhnya.

  "Ung? Bear? Apa yg kau lakukan disini?" Gumam Jaejoong masih setengah sadar.

  "Eoh? Kau panggil aku apa tadi? Bear?" Tanya Yunho menarik senyumnya.

Jaejoong tersentak kaget.
Ia menggelengkan kepalanya dan menepuk2 pipinya.

AISH!

Apakah ia mengucapkan sesuatu barusan??

  "Ah, Yunnie, kau sudah makan ania? Aku---"

  "Dengar"

  "Ne?"

  "Aku..Aku merasa berdosa Jae.."

  "Ehh? Waeyo?"

  "Seharusnya, aku membaca surat itu minggu depan ania? Tapi aku sudah membaca setengahnya hari ini.."


DEG.


Jaejoong membulatkan matanya.

  "Haruskah aku minta maaf pada pengirimnya?"

Jaejoong memandang mejanya.
TIDAK ADA!

Surat itu...

  "Yunnie.." Lirih Jaejoong menatap surat yg di acungkan Yunho.

Namja tampan itu tersenyum.
Jaejoong merasakan matanya panas.
Ia menundukkan wajahnya dan menutup wajahnya dengan tangan.

Yunho segera menarik tubuh Jaejoong ke dalam pelukannya dan memeluk punggung namja cantik itu.

  "Gomawo ne?" Bisik Yunho lembut.

Yunho mengusap rambut almond Jaejoong perlahan.

  "Aku menyukai suratmu, sayang" Ujar Yunho masih dengan senyumnya.

Jaejoong tidak merespon.
Ia terus menangis.

  "Aku tidak tahu kalau selama ini kau sangat memperhatikan diriku..Aku..Aku benar2 bodoh..Bahkan aku mengira kalau seseorang mengirim surat ini untukmu.."


PUK!


Jaejoong memukul dada bidang Yunho sekali.
Ia mempoutkan bibirnya kesal.

  "Kenapa kau tidak membuang surat2 itu eoh?!" Bentak Jaejoong dengan suara yg bergetar.

  "Hmp..Wae?"

  "Aku malu! Surat itu benar2 jelek! Aku---"

  "Lalu kenapa kau terus mengirimnya?"

  "Karena aku tidak tahu harus bagaimana..Aku..Kau tahu, pernikahan kita baru saja berlangsung..Aku takut kau menjauhiku karena aku mencintaimu.."

Yunho menaikkan alisnya.
EOH?

Namja tampan itu terkekeh geli.
Ia benar2 merasa konyol dan bodoh.

Yunho semakin mempererat pelukan mereka.
Ia mengecup puncak kepala Jaejoong sekilas.

  "Kau tahu harus bagaimana, sayang..Kau bisa mengatakannya langsung padaku mulai sekarang ne? Jangan seperti aku yg terlalu bodoh untuk tidak jujur padamu.."

  "Jujur tentang apa?"

  "Jujur tentang kalau aku juga sama sepertimu..Aku mencintaimu, dan aku takut untuk memberitahukannya padamu.."

Jaejoong terdiam.
Ia tertawa kecil dan menahan lengannya di punggung Yunho.

  "Kenapa suratnya belum selesai?"

  "Aku bingung..Awalnya aku ingin memejamkan mata sebentar untuk mencari ide, tapi kemudian aku malah tertidur.."

  "Kau bekerja terlalu keras, BooJae.."

  "Hmm"

  "Lalu? Apa yg akan kau tulis setelahnya?"

  "Tidak ada, aku tidak akan melanjutkannya"

  "EOH? Waeyo?"

  "Aku memutuskan untuk mengatakannya terus terang padamu mulai sekarang, lagi pula..Aku merasa konyol menulis surat itu.."

  "Aniya, itu tidak benar Boo"

  "Hmmm"


CUP~

 
  "Lalu, apa lanjutan dari kalimat yg terputus itu? Aku sangat penasaran"

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Ia memandang Yunho sejenak dan mengalihkan pandangannya.
Wajah cantik itu merona merah.

  "Aku..Aku ingin kau melihatku..Memperhatikanku..Dan membalas cintaku.." Bisiknya lirih.


GREPP~


  "Kau sudah mendapatkannya, sayang"

  "Gomawo.."

  "Lalu, kenapa kau memanggilku beruang?"

  "Itu..Rahasia~ Hehehe"

  "Aish"


CUP~


  "Kau tahu Yunnie? Tadinya aku berniat ingin mengatakan semuanya padamu di surat yg terputus itu.."

  "Kenapa?"

  "Karena ini hari Valentine, sayang..Hari kasih sayang..Bukankah tidak baik menyimpan rahasia dari seseorang yg kau cintai ania?"

  "Hm, kau benar Boo"

  "Kajja"

  "Eodisseo?"

  "Tadi pagi aku membuat kue cokelat"

  "Pakai madu kan? Aku tidak suka manis gula"

  "Hahahahaha~"

  "Eoh? Kenapa tertawa?"

  "Hmp~ Kau benar2 seperti beruang, Yun"

Yunho menaikkan alisnya.
Jadi karena itu namja cantik ini memanggilnya bear?
Jaejoong menghentikan tawanya.
Ia menjulurkan tangannya mengelus pipi Yunho.
Namja cantik itu berbisik lembut.

  "Dan karena pelukanmu terasa sangat hangat, seperti memeluk boneka beruang yg sangat besar"



END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar