This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 13 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/BEFORE THE DAWN



Tittle: BEFORE THE DAWN

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: fighting-hurt-fantasy-game-hardcore-friendship-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


-Kau harus percaya kepada mereka, jika kau tidak percaya, maka mereka akan membuatmu percaya-

  “Why? It’s because I listen to my heartbeat one by one before the dawn

.
.
.

Chungnam, Seoul.


  “Got the key! Yeah!

Namja tampan itu terlihat puas.
Ia mengembangkan senyumnya seraya mengangkat kedua tangannya ke udara.
Membuat sosok cantik yang duduk di belakangnya tersenyum simpul.
Ah, bermain game lagi eoh?

  “Come on, babe, mainkan Hero-mu!” Ujar Yunho menoleh ke belakang.


Hum?

Jaejoong menggeleng penuh arti.
Ia tidak menyahut.
Hanya senyuman manisnya yang masih tinggal.
Membuat Yunho mengeluh dan menghela nafasnya.
Jaejoong terkekeh kecil.

  “Aku memutuskan untuk berhenti, Yunnie ah, kau tahu, firasatku selalu buruk jika aku mulai memainkan game itu” Ujar Jaejoong pelan.

Jish.
Yunho mengernyitkan dahinya.

  “Bukankah aku sudah pernah mengatakan hal yang sama kepadamu? Pada akhirnya sebuah permainan tetaplah permainan, Boo”

  “Tapi tidak untuk semua permainan, bear, bagaimana mungkin kita tidak bisa berhenti memainkan game itu sampai permainan konyol itu selesai? Bahkan semua game yang pernah kumainkan ada tulisan game over-nya saat kalah!”

  “Mungkin karena game ini spesial?”

Oh come on.
Jaejoong memutar bola matanya.
Ia menghela nafas panjang.
Ck.
Game spesial?
Oh right.
Kekasihnya benar.
Permainan misteri ini benar-benar spesial.

Kau tahu?

Ia dan Yunho sama-sama seorang gamers.
Mereka menemukan sebuah game menarik dari situs internet yang ditemukan Yunho.
Game misteri berjudul Before The Dawn.
Sebuah game online yang harus dimainkan oleh 10 orang secara bersamaan.
Setiap tokoh memiliki pasangan mereka masing-masing.
Dan mereka semua memainkan game itu dengan kekasih mereka yang juga seorang gamers.

Game misteri itu bertemakan 10 pemuda yang terperangkap di dalam sebuah gedung tua.
Mereka harus mencari jalan keluar agar semuanya bisa selamat.
Karena jika mereka termakan jebakan, maka satu persatu akan mati.
Dan jika itu terjadi, maka yang selamat hanya ada 1 pasangan.

  “Tenang Boo, lihat, bukankah Hyukjae dan Donghae sudah mati di game? Dan mereka masih baik-baik saja sampai sekarang” Ujar Yunho masih mencoba membujuk kekasihnya.

  “Dari mana kau tahu kalau mereka baik-baik saja?” Tanya Jaejoong mempoutkan bibirnya.

Hmp.
Yunho tersenyum kecil.

  “Aku menelepon Donghae kemarin, ia dan Hyukjae sedang mencari situs game terbaru lainnya, ne Boo? Aku tidak bisa maju ke level selanjutnya tanpa bantuanmu sayang”

Oh well.

  “Arasseo, aku akan bermain”

Yunho tersenyum senang.
Jaejoong sudah duduk di hadapan laptop Apple perak kesayangannya.
Ia menekan tombol ON game dan menatap layar laptopnya yang menampilkan gambar sebuah gedung tua dengan dua orang pemuda di dalam sana.
Karakter game Yunho yang bernama Uknow dan karakter game miliknya yang bernama Hero.


TING!


Jaejoong menoleh.
Menatap layar kecil di sudut kanan laptopnya.
Ah ne, layar kecil itu adalah chatbox untuk mereka berkomunikasi.

  ‘Xiah: Hei, lihat siapa yang melanggar janjinya LOL

Jaejoong terkekeh.
Ia segera mengetik pesan balasan.

  ‘Hero: Yunnie memaksaku, Junchan, ckk -_-

  “Siap, Boo?”

  “Um!”

Jaejoong mengangguk.
Ia menggerakkan jemarinya lincah di atas keyboard dan mouse miliknya.
Bergerak bersama Yunho mencari pintu keluar.


-------


Myeongdong, Seoul.


Junsu terlihat sangat serius memainkan karakter game-nya.
Sesekali ia melirik kekasihnya yang juga sedang melakukan hal yang sama dengannya di samping.

Namja imut itu tersenyum kecil.
Kemudian ia menatap layar laptopnya dan melirik chat terbaru dari mahasiswa DongBang University yang bernama Changmin.

  ‘Max: Aku dan Kyu sudah sampai level 13~

  ‘DevilCho: Yeha, dan aku sudah mendapatkan kunci untuk ke level 14

Junsu tersenyum.
Ia menoleh menatap kekasihnya.

  “Kau baca pesan dari mereka, Chunnie?”

  “Tentu saja sayang, kau ingin aku yang membalas?”

  “Sebentar, Yunho baru saja mengetik pesan”

Yoochun mengangguk.
Ia menundukkan wajahnya ikut melihat pesan yang masuk secara beruntun.

  ‘Uknow: Siapa yang sudah mengambil golden shield milikku di level 9?!

  ‘Heenim: AKU! HAHAHAHAHA

  ‘Hero: Radarku menunjukkan ada Vampire tersembunyi di ruang piano, siapa yang akan menyerang?

  ‘Gege: Aku saja, Chullie, kau ikut?

  ‘Heenim: Yuhu~

Namja imut itu mempoutkan bibir plump-nya.
Ish.
Ia pikir mereka akan masuk ke dalam ruang piano bersama.
Well, bukankah ini game kelompok?
Junsu segera mengetik balasan.

  ‘Xiah: Offline


KLEP.


Kim Junsu menutup laptopnya.
Ia menghela nafas kesal dan beranjak meraih ponselnya.
Kemudian ia memutar lagu Lullaby dan memutuskan untuk tidur.
Meninggalkan Yoochun yang mengernyitkan dahinya.

  “Suie? Kenapa kau berhenti?” Tanya namja chubby itu.

  “Aku mengantuk! Sudah tengah malam!” Sahut Junsu ketus.

  “Kau berhenti bukan karena Hangeng akan memasuki ruang piano itu sendirian kan?”

Junsu mendesah pendek.
Ia mengerutkan dahinya dan menutup wajahnya dengan bantal.
Mengacuhkan Yoochun yang menghela nafasnya.
Oh well.
Jelas-jelas Junsu marah karena hal itu.


KLEP.


Namja chubby itu menutup laptopnya.
Ia melirik jam beker yang ada di samping meja.
Junsu benar, ini sudah larut malam.
Oh well.
Lagi pula ia tidak bisa melanjutkan permainan tanpa pasangan dari karakter Micky-nya.


-------


Chungnam, Seoul.


Kim Heechul mengernyitkan dahinya.
Menatap chatbox terbaru dari Junsu.
Apa-apaan itu?

  ‘Heenim: Xiah, wae? Kenapa kau cepat sekali berhenti?

  ‘Hero: Ini sudah larut malam, Heenim, mungkin Xiah sudah mengantuk -_-

  ‘DevilCho: Aku belum mengantuk ._.v

  ‘Uknow: Aku juga

  ‘Micky: Junsu sudah tidur, aku akan menyusul

  ‘Max: Baiklah, kita lanjutkan besok, aku juga harus menyelesaikan tugas kuliahku

  ‘Gege: Bye-bye

Namja berperawakan Cina itu menguap.
Ia menutup laptopnya dan melirik Heechul yang sudah membuka situs web lain.

  “Chullie, kau tidak tidur?”

  “Nope

Well.
Hangeng hanya mengangguk pelan dan beranjak naik ke ranjangnya.
Mengacuhkan namja angkuh yang masih berkutat dengan laptopnya.

Ah, mereka tinggal menyelesaikan beberapa level lagi.
Setelah itu selesai.

Namja Cina itu tertegun untuk sesaat.
Hei, mereka semua bisa dekat seperti ini karena game misteri itu.
Walaupun mereka belum pernah bertatap muka satu sama lain.
Bagaimana kalau game itu sudah selesai?
Apa yang akan terjadi dengan mereka?

Hangeng menelan salivanya.
Ia masih ingat tentang tulisan mandarin mungil yang ada di bawah situs game itu saat pertama kali ia dan Heechul membukanya.
Namja Cina itu tidak pernah memberitahu mereka semua tentang apa yang tertulis di sana.
Sungguh, mendadak Hangeng merasa ketakutan.

  ‘Kau harus percaya kepada mereka, jika kau tidak percaya, maka mereka akan membuatmu percaya


-------


Gwangju, Seoul.


  “Bunny!”

Eoh?

Cho Kyuhyun menaikkan alisnya.
Menatap kekasihnya yang berlari ke arahnya dari kejauhan.
Ia tersenyum dan melambai kepada namja berwajah kekanakan itu.

Mereka sedang istirahat siang di café kampus saat ini.

  “Otte? Tugasmu diterima dosen?” Tanya Kyuhyun.

Changmin mengangguk.
Ia segera duduk di hadapan Kyuhyun dan memesan makanan.

  “Bagaimana dengan game-nya?”

  “Mereka semua sudah berhasil sampai level 19, tapi aku tidak bisa ikut bermain karena kau tidak ada”

  “Level 19? Bukankah itu artinya tinggal 1 level lagi?”

Kyuhyun mengangguk.
Ia mengerutkan dahinya dan memasang tampang gelisah.
Membuat Changmin memasang wajah penasaran.

  “Wae?” Tanya namja berwajah kekanakan itu.

  “Kau tahu, Hunny? Kurasa sebaiknya kita berhenti sampai disini saja dengan game itu” Ujar Kyuhyun pelan.

Changmin terdiam.

  “Jaejoong bilang game itu error saat mereka mencoba membuka kunci ke level 20” Bisik Kyuhyun.


DEG.


  “A-apa?” Tanya Changmin membulatkan matanya.

Error?
Bagaimana bisa?

  “Ada petunjuk di bawah peringatan, pemberitahuan bahwa kalau kita ingin menyelesaikan game itu kita semua harus berkumpul di gedung tua yang ada di Myeongdong dan melanjutkannya bersama”

  “Gedung tua?”

  “Well, masalahnya sekarang adalah, Yoochun bilang gedung itu adalah gedung terlarang, yang dulunya bekas para prajurit perang yang ditembak mati secara massal”

Namja berwajah kekanakan itu terhenyak.
Mata sipitnya mengerjap.
Apa arti semua ini?

  “Aku takut..Mereka bilang batas waktunya kurang dari 12 jam, sampai matahari terbit” Bisik Kyuhyun gemetar.


-------


Myeongdong, Seoul.


  “Yunnie, kau yakin? Firasatku benar-benar mengatakan kalau kita tidak seharusnya melakukan ini!” Teriak Jaejoong kesal.

Namja tampan itu hanya acuh.
Ia terus berjalan menuju gedung tua yang harus mereka tuju.
Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama dengan kekasihnya, tapi rasa penasarannya akan game itu membuatnya harus menyelesaikan permainan misteri ini mau tidak mau.

  “YUNNIE!!” Jerit Jaejoong frustasi.


TAP.


Namja tampan itu berbalik.
Ia menghela nafas dan menghampiri kekasihnya yang hampir menangis.
Namja tampan itu memeluk Jaejoong dan mengecup lembut puncak kepalanya.

  “Tenang Boo, aku jamin tidak akan terjadi apa-apa, ne? Kau harus percaya padaku” Ujar Yunho tersenyum.

Jaejoong menggeleng.
Ia mencengkram kuat kaus kekasihnya.

  “Tapi bagaimana dengan peraturannya? Kau masih ingat kan, kalau hanya sepasang yang bisa selamat? Donghae dan Hyukjae sudah berhenti dari game itu”

  “Aku tahu, aku tahu”

  “Bear, aku---”

  “Aku mencintaimu, sayang”

Uh.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia mendesah pendek dan menganggukkan kepalanya.
Kemudian Yunho melepas pelukannya dan mengecup lembut bibir ranum kekasihnya.

  “Kka, mereka pasti sudah menunggu kita” Ajak Yunho setelah mencium Jaejoong.

Namja cantik itu menurut.
Ia melangkahkan kakinya disamping kekasihnya.
Mata beningnya bergerak pelan.
Menangkap 6 orang pemuda yang sudah berdiri di depan gedung tua itu.
Jaejoong mendongakkan wajahnya.


DEG.


Dalam sekejap bulu kuduknya merinding.
Jantungnya berdebar tidak karuan.
Ia menelan salivanya.
Gosh, semoga tidak terjadi apapun. Doa Jaejoong dalam hati.

  “Maaf, lama menunggu?” Tanya Yunho tersenyum.

Mereka semua menggeleng kompak.

  “Aku Micky Yoochun, dan ini Xiah Junsu” Ujar Yoochun menunjuk Junsu.

  “Max Changmin, DevilCho Kyuhyun” Sahut Changmin seraya merangkul kekasihnya.

  “Heenim Heechul, ini Gege Hangeng” Ucap Heechul tersenyum kecil.

Jaejoong balas tersenyum.

  “Hero Jaejoong, Uknow Yunho” Sahutnya.

Namja tampan itu merasa sangat bersemangat.
Akhirnya mereka bisa bertemu satu sama lain.
Eoh?
Yunho mengerutkan dahinya ketika menatap raut wajah Hangeng yang terlihat lain.
Dan kalau ia memperhatikan, mereka semua juga memasang raut yang sama di balik senyum paksa itu.

  “Wae? Apa yang terjadi?” Tanya Yunho bingung.

Kyuhyun terisak kecil.
Ia melirik Jaejoong.

  “Donghae dan Hyukjae tewas semalam, mereka kecelakaan mobil saat dalam perjalanan menyusul ke sini”


DEG.


Jaejoong dan Yunho tersentak kaget.
Mata mereka membulat sempurna.
Apa?

  “Gege bilang ia pernah membaca kalimat kecil dengan bahasa mandarin di bawah situs game itu, Kau harus percaya kepada mereka, jika kau tidak percaya, maka mereka akan membuatmu percaya” Ucap Heechul lirih.

  “MWO?? Jeongmall? Kenapa kau tidak memberitahu kami eoh?!” Bentak Yunho kesal.

Hangeng menahan nafasnya.

  “Itu berarti permainan ini adalah nyata?” Bisik Jaejoong tidak percaya.

Mereka semua tidak menyahut.
Hanya diam dalam hening.
Kalut.
Gelisah.
Changmin mengangkat kepalanya.

  “Sudah terlambat untuk berhenti” Ucapnya.

  “Changmin benar, kita harus menyelesaikan game ini” Sambung Yunho.

Jaejoong, Yoochun, Junsu, Kyuhyun, Heechul dan Hangeng saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka berbalik dan melangkah memasuki pintu gedung usang itu.


TAP TAP TAP.


  “Ingat, jangan ada yang terpisah, sesuai dengan peraturannya arasseo?” Ujar Yunho.

Semuanya mengangguk.
Jaejoong segera mendekap lengan kekasihnya.
Nafasnya tersendat.
Ia benar-benar takut.

Mereka berjalan menaiki tangga pertama.
Ada beberapa pintu yang tertutup di lantai kedua.

  “Hei, menurut kalian ini persis dengan yang ada di game? Kalau disana, cara kita menaiki level selanjutnya adalah mencari kunci dan membuka pintu tertentu ania?” Celetuk Kyuhyun.

  “Tapi kita sudah membuka pintu-pintu itu sampai level 19, apa pintu disini juga sudah terbuka?” Tanya Yoochun mengernyitkan dahinya.


KLEK.


  “Yang ini terbuka!” Teriak Junsu.

Mereka semua sontak menoleh menatap namja imut itu.
Yang ditatap hanya memasang wajah polosnya.

  “Eoh? Semudah itukah? Ini mustahil” Gumam Kyuhyun mengernyitkan dahinya.

  “Yang penting terbuka ania?” Ujar Jaejoong menepuk bahu namja evil itu.

Kyuhyun mengangguk.
Ia menyusul Changmin yang sudah memasuki pintu yang berada di urutan ketiga itu.

Mereka terus berjalan.
Heechul mencengkram erat lengan Hangeng seraya menutup matanya saat mereka melewati ranjang tua yang ada di tengah ruangan.
Jaejoong dan Junsu menjerit histeris saat mata mereka menangkap tengkorak yang tergeletak disana.
Sepasang rangka tulang-tulang rapuh yang mengenakan gaun pengantin.

Mengerikan.


-------


  “Lantai berapa ini?” Tanya Changmin.

  “Lantai 3” Sahut Jaejoong.

  “Lantai 5” Potong Heechul.

Mereka semua saling menatap satu sama lain.
Yunho menggeleng tegas.

  “Ini lantai 7, aku menghitungnya sejak tadi” Ujar namja tampan itu.

Eoh?
Jaejoong dan Heechul mengernyitkan dahi mereka berbarengan.

  “Menurutku kita tidak berjalan sejauh itu sejak tadi” Ujar mereka kompak.

Yoochun tersenyum kecil.

  “Tetap fokus, jangan sampai tertipu” Ucapnya.

  “VAMPIRE!!” Teriak Junsu histeris.


DEG!


Mereka semua tersentak kaget.
Yunho segera menarik Jaejoong agar berdiri di belakangnya.
Sementara Hangeng sudah memeluk Heechul.
Kyuhyun memeluk punggung Changmin.
Dan Yoochun menyilangkan lengannya di hadapan Junsu, berusaha melindunginya.

  “Hei! Kalau di game apa yang harus kita lakukan?!” Jerit Heechul panik.

  “Mendorongnya ke cahaya matahari!” Jerit Junsu.

  “Koridor ini gelap, Kim Junsu! Apa yang harus kita lakukan sekarang?!” Seru Changmin kesal.

  “Memotong lehernya dengan pisau perak!” Sahut Kyuhyun gemetar.

Jaejoong hampir menangis.

  “Tapi tidak ada pisau apa pun disini!!” Teriak Yunho frustasi.

  “AH! AKU MELIHATNYA!!” Ujar Yoochun ikut berteriak.

Namja chubby itu menatap sebuah kilatan perak dari sudut koridor.
Oh shit, kecil kemungkinan untuk mendapatkannya.
Pisau perak itu tergeletak di dekat sang Vampire.
Dan Vampire pucat itu tidak bergerak sejak tadi.
Ia hanya berdiri diam di sudut dinding seraya mengawasi mereka.

Mata merahnya berkilat tajam.

Jaejoong sudah terisak.

  “Chunnie! Kau mau apa?!” Jerit Junsu kaget.

  “Menyelamatkan kita semua!” Desis Yoochun menoleh.

Namja chubby itu melompat ke sudut dinding dan berjalan pelan.
Ia mengulurkan tangannya hendak mengambil pisau itu.
Matanya semakin menyipit.
Keringat dinginnya menetes.
Sedikit lagi..


GREP!


  “GGGYYYYAAAA!!” Jaejoong dan Heechul menjerit kompak.

Yoochun terkesiap.
Mata sipitnya membulat sempurna saat Vampire itu mencengkram tangannya yang hendak menyentuh pisau.

  “CHUNNIIEEE!” Junsu berteriak ketakutan.

Yoochun meringis.
Ia memejamkan matanya dengan erat.


GREPP!


KREKK!!


Yunho sudah lebih dulu mencengkram leher Vampire itu dari belakang dan mematahkannya sekali sentak.
Membuat Vampire pucat itu terjatuh keras.
Yoochun segera memanfaatkan keadaan, ia meraih pisau perak itu dan menancapkannya tepat di jantung sang Vampire.
Debu halus berterbangan.
Mereka semua menghela nafas lega.

  “Sepertinya rintangan kita ke depan akan semakin sulit” Gumam Changmin pelan.

Heechul menelan salivanya.


TAP TAP TAP.


Mereka semua berpegangan tangan menaiki tangga menuju lantai ke 8.
Kyuhyun terus berdoa sejak tadi.
Ia benar-benar merasa ketakutan.
Oh gosh.
Namja evil itu menatap jam tangannya.
Waktu mereka kurang dari 4 jam lagi, sebelum matahari terbit.
Atau terperangkap selamanya.


TING~


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Aku mendengar suara piano” Ujarnya bergetar.

Mereka semua terhenyak.
Saling menatap satu sama lain.
Ini sama persis dengan yang ada di dalam game.

  “Ka-Kalau begitu, yang masuk ke dalam ruang musik adalah aku dan Gege?” Tanya Heechul mengernyitkan dahinya.

Semuanya mengangguk.
Diam-diam Junsu mendesah lega kalau waktu itu ia tidak memaksa ikut masuk ke dalam ruang musik.

Aigoo.

Heechul dan Hangeng saling berpegangan tangan bersama.
Mereka berjalan mendekati ruang piano dan membuka pintu itu.
Yunho memeluk Jaejoong.
Yoochun menjaga Junsu.
Sementara Changmin mencengkram pergelangan tangan Kyuhyun.


CRASSSHH!!


  “AAAAAHHHH!!! GEGEEEEE!!”

YunJaeYooSuMinKyu tersentak kaget.
Mereka mendengar jelas suara teriakan Heechul.
Jaejoong menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Tapi, bukankah seharusnya mereka selamat?

  “Sepertinya ada jebakan baru di dalam sana” Ujar Yoochun terkekeh.

  “Well, kalau game ini sama persis dengan yang sebelumnya tidak akan seru ania?” Balas Changmin menyeringai.

Kyuhyun menepuk kepala namja berwajah kekanakan itu.
Membuat Changmin meringis.

  “YUN!”

Jaejoong menarik lengan Yunho.
Menahannya agar tidak menyusul Heechul dan Hangeng di dalam sana.

  “HEECHUL! HANGENG! KALIAN MASIH HIDUP?!” Teriak Junsu dan Kyuhyun bersamaan.

Hening.

Tidak terdengar suara apa pun.

Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ia menangis dalam diam.
Sementara Junsu dan Kyuhyun menangis histeris di pelukan kekasih masing-masing.

  “Kka, kita harus cepat” Gumam Yunho dan Changmin pelan.

Mereka kembali berjalan.
Meninggalkan pintu ruang musik yang terbuka lebar.
Memperlihatkan sesosok namja berwajah Cina yang tertusuk tombak tajam tepat di jantungnya.
Dan satu namja cantik berwajah angkuh yang kehilangan kesadarannya.
Leher jenjangnya berlumuran darah, seorang Vampire sedang menghisapnya dengan kelaparan.


-------


SSRAK!

BRUKK!


Changmin tersentak kaget.
Ia berbalik dan membulatkan matanya.
Menatap Kyuhyun yang terpeleset.
Namja evil itu terjatuh, ia meringis.

  “Pegang tanganku!” Ujar Changmin mengulurkan tangannya.

  “CHANGMIN AWAS!!” Teriak Jaejoong tiba-tiba.

Namja berwajah kekanakan itu tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat saat Junsu dan Yoochun menarik lengannya sehingga ia mundur dua langkah ke belakang.

  “AARRRRGGHHHH!!”

Kyuhyun berteriak lantang.
Mendadak muncul sulur berduri dari lantai kayu itu.
Melilit tubuhnya dengan kencang.
Darahnya berlumuran.
Namja evil itu terus menggeliat, membuat lilitan sulur berduri itu semakin erat.
Sampai kemudian ia tidak bernafas lagi.

  “KYUNNIIIEEEEE!!”

Changmin berteriak histeris.
Ia berlari mengejar Kyuhyun dan berlutut di hadapan namja evil itu.
Namja berwajah kekanakan itu menangis.
Ia berusaha melepaskan lilitan sulur berduri itu sekuat tenaga, mengacuhkan telapak tangannya yang mulai berdarah.
Yunho, Jaejoong, Yoochun dan Junsu hanya bisa terdiam melihatnya.
Mereka menahan tangis.

  “Ini gara-gara kalian!! Kenapa kalian menarikku eoh?! Kenapa kalian membiarkan Kyuhyun menjadi korban?!” Teriak Changmin histeris.

Ia beranjak bangun dan menatap marah keempat namja yang ada di hadapannya.

  “Changmin! Kendalikan emosimu!” Teriak Jaejoong takut.

Cih.
Namja berwajah kekanakan itu menyeringai.
Matanya perlahan berubah menjadi merah.

  “KAU! KIM JAEJOONG! KAU YANG PERTAMA BERTERIAK! KAU SUDAH TAHU KALAU ADA SULUR DISANA! KENAPA KAU TIDAK MENOLONGNYA?!” Teriak Changmin marah.

  “JANGAN MENYALAHKANNYA! IA TIDAK BISA MENOLONG WALAUPUN IA INGIN!” Bela Yunho emosi.

  “EOH? ATAU JANGAN-JANGAN KALIAN BEREMPAT SUDAH MERENCANAKAN INI SEJAK AWAL?! KALIAN INGIN SELAMAT SENDIRI KAN!!”

  “SHIM CHANGMIN!!”

Namja berwajah kekanakan itu berteriak lantang.
Ia meraih balok kayu yang ada di dekatnya dan hendak memukul Junsu yang ada di dekatnya.
Namun Yoochun sudah lebih dulu menendang kakinya dengan keras.
Membuat Changmin berteriak dan terjatuh ke lantai.
Dalam sekejap tubuhnya dilumuri minyak lengket.

  “AARRRGGHHH!! TOLONG AKUUU!!”

Changmin berteriak memohon.
Ia mencoba menggapai mereka berempat.
Tapi Yunho dan Yoochun sudah lebih dulu menyuruh Jaejoong dan Junsu untuk mundur.
Mereka hanya bisa menatap tidak percaya ke arah Changmin yang sudah tenggelam oleh lumuran minyak lengket yang hitam.
Minyak beracun.

  “Hiks..”

Junsu terisak.
Ia menutup wajahnya.

  “Kita semua akan mati..Hiks..Pada akhirnya kita akan mati..Hiks..Hiks..” Isak namja imut itu lirih.


DEG.


Yunho dan Yoochun saling menatap satu sama lain.
Mata mereka bergerak pelan.
Seakan sedang menyusun strategi di dalam sana.

  “Hei, hanya satu pasangan yang bisa selamat kan?” Tanya Yunho terkekeh.

  “Yeah, dan waktu kita kurang dari satu jam lagi sebelum matahari terbit” Sahut Yoochun ikut terkekeh.

Jaejoong bergidik takut.
Ia menatap Yunho dan Yoochun yang seperti kesetanan.
Mereka berubah.
Bukan Yunho dan Yoochun yang biasanya.


GREPP!


Jaejoong dan Junsu tersentak kaget.
Menatap pergelangan tangan mereka yang dicengkram erat oleh kekasih masing-masing.

  “Maaf saja! Yang selamat adalah kami!” Teriak Yunho seraya menarik kasar kekasihnya.

Jaejoong berteriak histeris.
Ia meringis saat Yunho memaksanya untuk terus berlari menaiki tangga sampai tangga ke 20 diikuti Yoochun dan Junsu yang berada di belakang mereka.


BRUKK!


  “YUNNIE!!”

Jaejoong terkaget.
Yoochun menubruk bahu Yunho dengan kasar hingga namja tampan itu terjatuh.
Pintu ke 20 sudah di depan mata.


SSRAK!


  “AAAKKHHH!!”


BRUKK!


  “Maaf saja Jae, hh..hh..hh..Untuk saat ini satu-satunya yang berlaku adalah keselamatan..Bukan persahabatan” Desis Junsu setelah menarik Jaejoong dengan kasar dan membantingnya ke lantai.

Yunho meringis.
Bibirnya berdarah.
Ia sudah bangun dan hendak balas memukul Yoochun, namun gerakannya terhenti saat ia melihat sesosok Vampire yang sedang menunggu mereka di sudut ruangan.

Heh.

Yunho dan Yoochun saling menyeringai satu sama lain.

  “Sepertinya kita harus bekerja sama sebentar untuk melenyapkan penonton tanpa bayaran itu” Ujar Yoochun.

Yunho mengangguk.
Mereka melihat palang besi yang tergantung di udara dan meraih rantainya.
Kemudian Yunho menahan sisi kanan palang besi itu.
Sementara Yoochun berada di sisi kirinya.

  “HIAAAAHHHH!!”


BRUKK!!


  “HUUAAARRGGHHH!!”

Vampire itu terhantam oleh palang besi yang diayunkan mereka berdua.
Yunho dan Yoochun mendorongnya hingga mengenai sinar matahari yang mulai muncul dari sela-sela jendela kayu yang rusak.
Vampire pucat itu berhamburan menjadi debu.


TRAANGG!


Palang besi itu jatuh.
Menggelinding di dekat mereka.
Yunho dan Yoochun saling menatap tajam satu sama lain.
Hanya tinggal beberapa menit lagi.

  “AKHH!!”

Yunho melirik Jaejoong yang memukul pipi Junsu.
Membuat namja imut itu menubruk dinding dan merosot di lantai.

  “Ini pertarungan antara hidup dan mati, Park Yoochun”

  “Well, kalau begitu ayo kita selesaikan”

  “Sebelum itu, aku ingin memberitahumu kalau aku senang bisa bertemu denganmu, dengan kalian semua”

  “Aku juga, ternyata kau seorang gamers yang cukup hebat”


BUAKK!


Yoochun terpental.
Yunho menendang perutnya saat ia masih berbicara.
Namja chubby itu terbatuk.
Ia memuntahkan darah kentalnya.
Mata sipitnya memicing menatap Yunho.

  “Hhh..hh..hh..HHRGGHHH!!”


BUGH!


Yoochun meninju wajah Yunho.
Namja tampan itu kehilangan keseimbangannya.
Ia terhuyung ke belakang dan segera balas memukul Yoochun.
Suara hantaman terdengar membahana.
Teriakan-teriakan sakit dan ringisan merintih mendominasi di antaranya.

Jaejoong menginjak dada Junsu dengan sekuat tenaga.
Tangisnya tumpah.

  “Hiks..Mianhae Junsu ah..Aku sama sekali tidak bermaksud melukaimu..Hiks..Hiks..”

Junsu terkekeh lirih.
Tubuhnya remuk.
Ia lelah untuk melawan.
Jadi ia hanya membiarkan Jaejoong terus menahan tubuhnya di lantai.


BRUKK!


Yunho terpental.
Ia jatuh telungkup di lantai kayu yang berdebu itu.
Nafasnya tercekat.
Wajahnya memar.
Mata musangnya bergerak pelan.
Memperhatikan Yoochun yang hendak mendekati kekasihnya disana.

No!


DUAKK!!


BRUKK!


  “Hhh..hhh..hhhh..hhh”

Yunho berdesah.
Ia menatap Yoochun yang pingsan di lantai.
Namja tampan itu memukul keras tengkuk Yoochun dengan palang besi yang tadi.
Membuat darah mengucur dari sela-sela leher dan kepalanya.
Jaejoong menoleh.
Ia terisak keras.

Junsu masih merintih kesakitan.

  “KKAJA!” Teriak Yunho menarik tangan Jaejoong.

Namja cantik itu menoleh.
Menatap Junsu yang memandanginya dengan tatapan sayu berurai air mata.
Bibirnya menggerakkan sebuah kalimat tanpa suara.

  ‘Bukankah kita teman?’

Jaejoong semakin menangis.
Ia berbisik lirih.

  “Maafkan aku Junsu ah..Aku menyayangimu..”


DRAP DRAP DRAP!!


BRAKK!


Yunho membuka keras pintu bernomor 20 itu.
Ia mendobraknya dengan tenaga yang tersisa.
Gelap.
Seluruh ruangan terlihat gelap.
Mereka tidak bisa melihat apa pun.

  “BooJae! Cari cahaya sekecil apa pun! Kita kehilangan waktu!” Teriak Yunho panik.

Jaejoong tersentak.
Mata beningnya yang berair berusaha menelusur ruangan yang gelap itu.


SSRRR.


Namja cantik itu menunduk.
Ia sontak mengangkat kakinya merasakan suluran tajam melilit ujung sepatu ketsnya.
Sulur berduri!
Jaejoong segera berlari ke belakang seraya menarik Yunho.
Sikunya menubruk dinding secara tidak sengaja.

  “YUNNIE! Dindingnya dari kayu!” Ujarnya lantang.

Yunho mengangguk dalam gelap.
Ia menendang dinding itu dan mendobraknya sekuat mungkin.
Nafasnya terputus.
Matanya terasa perih dan berat.
Jaejoong meringis, ia berusaha mendobrak dinding itu sekuat tenaga.

  “Sedikit lagi, Boo!”

Jaejoong mengangguk.
Mereka mengumpulkan satu tenaga terakhir dan mendobrak dinding itu sekeras mungkin.


BRAKKK!!


BRUKK!


Mereka berdua terpental.
Terjatuh setengah meter dari dobrakan.
Keduanya menoleh ke belakang.
Matahari sudah terbit.
Menelusurkan sinar keemasannya saat dinding itu roboh.

Jaejoong mencengkram tangan Yunho.
Mata beningnya membulat saat ia melihat tumpukan tanaman sulur berduri yang hangus terbakar oleh sinar matahari itu.
Oh gosh.
Jadi, yang mereka injak sejak sampai di ruangan nomor 20 itu adalah tumpukan sulur berduri?

Jaejoong merinding.

Perlahan bangunan itu terasa bergerak pelan.
Yunho segera menatap Jaejoong.

  “Gedungnya akan roboh!” Teriaknya.

Jaejoong panik.
Ia melirik kaki Yunho yang terluka.
Namja cantik itu menelan salivanya.

Lakukan atau tidak sama sekali!

  “Yunnie, pegang aku erat-erat”

Eh?

Yunho tertegun.
Mata musangnya mengerjap saat Jaejoong merangkul bahunya dan menyeretnya cepat ke sudut atap gedung.

  “Jae, jangan-jangan kau---”

  “Jung Yunho..Aku mencintaimu”


DEG.


Mata musang Yunho bergerak pelan.
Kesadarannya sempat hilang sesaat.
Dan saat ia kembali mengerjap, Yunho tersentak kaget saat ia merasakan angin berhembus kencang menerpa tubuhnya dari bawah ke atas.

Jaejoong menariknya untuk melompat dari gedung berlantai 20 itu.

Yunho tersenyum kecil.
Huh.
Pada akhirnya mereka tetap matikah?


BRUKK!


Suara tubrukan keras terdengar menimpa semak-semak lebat itu.
Jaejoong yang tercekat nafasnya tersentak.
Mata beningnya membelalak lebar.
Ia terduduk dan menoleh, menatap Yunho yang sedang mengeluh kesakitan.

  “Yunnie!”

Yunho membuka matanya.
Menatap kekasihnya yang sedang tersenyum lega.
Yunho terdiam.
Ia menoleh menatap gedung itu.


BWWOSSHH!!


Gedung tua itu terbakar dengan sendirinya.
Mengobarkan kobaran merah di hadapan mereka berdua, di balik sinar sang matahari.

Jaejoong dan Yunho saling menatap satu sama lain.
Namja cantik itu kembali menangis.

  “Akhirnya selesai..” Lirihnya berbisik.

Yunho tersenyum kecil.
Ia menepuk lembut kepala kekasihnya dengan tangan kirinya.

  “Hei” Panggil Yunho pelan.

Jaejoong berdengung tidak jelas.

  “Kenapa tiba-tiba kau menarikku dan melompat dari gedung? Bukankah kau takut ketinggian?” Tanya Yunho.

  “…” Jaejoong terdiam. Ia hanya menatap dalam mata musang itu.

Yunho tersenyum kecil.

  “Why? Tell me the reason, Why?

Huh.

Jaejoong terkekeh, namun kemudian ia balas tersenyum kecil.

  “Why? It’s because I listen to my heartbeat one by one before the dawn


END.

-Infinite, Before The Dawn-

2 komentar:

  1. Ahh agak gak ngerti ama jalan ceritanya wks, tpi seru jga sih
    Eonni daebak aku gak tau klo ada org yg bisa bkn FF kek gini
    Sebenernya aku liat FF yg ini krna judulnya haha, aku kan inspirit wks :3

    BalasHapus
  2. Ahh agak gak ngerti ama jalan ceritanya wks, tpi seru jga sih
    Eonni daebak aku gak tau klo ada org yg bisa bkn FF kek gini
    Sebenernya aku liat FF yg ini krna judulnya haha, aku kan inspirit wks :3

    BalasHapus