This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 03 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/CUTE/PART 4


PART 4.


TOK TOK TOK!


  “Jejung aa~! Gwenchanayo?”

Kim Heechul terlihat panik.
Ia terus mengetuk pintu kamar putra bungsunya sejak tadi.
Gosh.
Yeoja cantik itu takut jika terjadi sesuatu pada putra kesayangannya.
Jaejoong tidak keluar kamar sejak kemarin sore.

Ia bahkan tidak ke sekolah hari ini.


CKLEK.


Eunjae yang baru saja keluar mengganti bajunya mengernyitkan dahi.


  “Joongie belum keluar juga, Umma?”

Heechul meringis.
See?
Eunjae saja sudah pulang sekolah.

  “Jae? Bisa buka pintunya? Ini Hyung!” Ujar Eunjae mengetuk pintu kamar Jaejoong.

Masih hening.
Tidak ada reaksi apa pun.
Heechul mulai menangis.

  “Joongie ahh~! Hiks..Buka pintunya, sayang” Ujar Heechul terisak.

Namja hangat itu memeluk pundak Ummanya.
Menguatkan yeoja cantik itu agar tidak terlalu sensitif.

  “Joo---”

  “Aku baik-baik saja..”


DEG.


Heechul dan Eunjae terdiam.
Mereka tertegun mendengar suara yang terdengar lesu itu.
Namja hangat itu menoleh menatap Ummanya.

  “Umma dengar? Uri Joongie baik-baik saja” Bisik Eunjae.

Heechul membuka mulutnya hendak menyahut.
Namun suaranya tenggelam saat namja hangat itu tersenyum dan menggeleng.
Yeoja cantik berwajah angkuh itu mengangguk.
Ia menyeka air matanya dan berjalan menuruni tangga.

Sementara itu di dalam kamar, Jaejoong duduk bersandar pada kepala ranjangnya.
Kedua kakinya ditekuk.
Ia memandangi ponselnya.

Pesan dari Junsu dan Yoochun bertumpuk.

Pertanyaan yang sama kenapa ia tidak ke sekolah hari ini.
Kh.
Dan tidak ada satu pun pesan dari Yunho.

  “Sepertinya memang sudah benar-benar berakhir” Gumam Jaejoong tersenyum miris.

Namja cantik itu menghembuskan nafas panjang.
Ia mendongakkan wajahnya dan memejamkan kedua matanya.

  [ “Aku akan menjemputmu seperti biasa, BooJae, tenang saja” ]

  [ “Kau sangat cantik, tapi kecantikanmu semakin terlihat kalau wajahmu memerah seperti ini, Boo” ] 

  [ “Aku dan Tiffany tidak ada hubungan apa pun sayang, Umma hanya bercanda” ]

  [ “Sampai disini saja..Aku ingin kita berpisah” ]

  “HIKS”

Namja cantik itu menenggelamkan wajahnya di antara lutut.
Ia menumpahkan tangisnya untuk yang kesekian kali.

Sakit.

Rasanya masih terasa sakit..


-------


Heechul dan Hangeng mendesah pendek.
Mereka melahap sarapan dengan lesu.
Sementara Eunjae terlihat seperti tidak mengalami kejadian apa pun.

Namja hangat itu meneguk susunya dengan santai.


CKLEK.


DEG.


Mereka semua tertegun.
Mendongakkan wajah menatap pintu kamar yang sudah terbuka itu.
Jaejoong sudah keluar!
Heechul segera bangun dari kursinya.
Ia menatap Jaejoong yang menuruni tangga.

  “Joongie! Kka, sarapan dulu, kau pasti lapar---”

Suara Heechul tenggelam.
Yeoja cantik itu tertegun.
Memperhatikan wajah putranya yang terlihat sembab.
Matanya membengkak.

Omo.

Yeoja cantik itu merasa hatinya sakit.
Sepertinya Yunho benar, kalau rencana mereka ini sudah keterlaluan.
Jaejoong duduk di kursinya.
Ia mengambil roti dan memakan sarapannya pelan.

Sorot matanya terlihat kurang bersemangat.

  “Kau sudah selesai? Kita berangkat bersama hari ini” Ujar Eunjae.

Jaejoong mengangkat wajahnya.

  “Yorin Nuna?”

  “Ia tidak ke sekolah, hari ini tim judo berangkat ke Jepang untuk turnamen nasional”

Ah.
Jaejoong lupa kalau yeoja cantik itu adalah ketua tim Judo di sekolah.


TREK.


Namja cantik itu menyelesaikan makannya.
Ia beranjak berdiri dan melangkah menyusul Eunjae yang sedang memakai sepatu.

  “Kami pergi dulu, Umma, Appa”


BLAM!


Pintu itu tertutup.
Jaejoong yang berlari kecil mengejar Eunjae tertegun sesaat.
Bayangan dimana Yunho selalu menunggunya di depan pintu pagar terlintas di benaknya.

Hmp.

Jaejoong tersenyum kecut.
Ia mempercepat larinya.


-------


Junsu dan Yoochun merapatkan bibir mereka.
Aura di sekitar Jaejoong terlihat berbeda.
Namja imut itu mendesah.
Ia tersenyum kepada Yoochun sebelum menyusul Jaejoong yang sedang duduk di bawah pohon yang ada di halaman belakang sekolah.

Sementara namja chubby itu duduk di kursi panjang memperhatikan dua sahabat itu dari jauh.

  “Jaejoongie”

Jaejoong tidak merespon.
Ia hanya mendesah malas.

  “Kau mau bercerita kepadaku? Apa yang sudah terjadi?” Bisik Junsu lembut.

Namja cantik itu menghela nafas.
Ia tersenyum kecut dan membaringkan tubuhnya di rerumputan.
Mendongakkan wajahnya menatap langit.

  “Kemarin malam Yunho ke rumahku..” Ujarnya lirih.

Hm?
Junsu mendengung tanda merespon.

  “Ia memutuskan pertunangan kami setelah bertemu dengan yeoja bernama Tiffany itu”

Mwo?
Junsu membulatkan matanya.
Ia tahu, ini pasti kerjaan Heechul dan Keybum.
Aish.
Dua ibu itu memang korban sinetron!

  “Jaejoongie---”

  “Dan bodohnya aku tidak menolak..Hiks..”

Junsu terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Menatap Jaejoong yang menutup matanya dengan lengan kanannya.
Membiarkan air matanya mengalir ke samping.

  “Ia memutuskannya Junsu ah..Hiks..Ia melakukannya..Tanpa mempedulikan perasaanku..Hiks..”

  “Pe-perasaanmu?”

  “Aku mencintainya Junsu ah..”


DEG.


Bisikian lirih Jaejoong seakan menyadarkan Junsu.
Mata sipitnya membulat dalam sekejap.
Hmp.
Namun kemudian ia segera tersenyum manis.

  “Mungkin ini karma untukmu Jaejoongie” Ujar Junsu pelan.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya menyeka air matanya dan beranjak bangun setelah mengusap wajahnya.


TAP TAP TAP.


  “Yah, dan aku---”

  “Mianhae”

Junsu dan Jaejoong sama-sama tertegun.
Mereka berdua menatap sosok namja berwajah kekanakan yang berdiri di hadapan Jaejoong sekarang.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.

  “Apa aku mengganggu?” Tanya namja itu.

M-mwo?

  “Ani, ania” Sahut Jaejoong refleks.

Ah, namja itu tersenyum manis.
Ia menyerahkan sepucuk surat kepada namja cantik itu.
Membuat Jaejoong semakin bingung.

  “Aku menunggu balasanmu nanti sore sepulang sekolah, Jaejoong-ah” Ujarnya seraya beranjak pergi.

Eoh?

Jaejoong terbengong.
Sementara Junsu sudah merobek amplop itu dan membuka suratnya.


SSRAK!


Jaejoong merebut kertas itu.
Ia mendelikkan matanya membaca kalimat yang ada di dalam sana.
Namun beberapa detik kemudian ia mendongak.
Menatap Junsu dengan tatapan polosnya.

  “Junsu ah, bukankah karma dibalas karma?”

  “A-Apa maksudmu Jae?”

  “Mungkin aku harus belajar untuk menghargai perasaan orang lain ania?”

  “Jangan bilang kau berniat menerima namja itu!”

  “Tapi bukankah aku harus mencoba? Setidaknya aku bisa membuang Yunho dari kepalaku untuk sesaat”

Oh mom.
Namja imut itu tidak menyahut.
Ia hanya diam seraya memandang surat yang ada di tangan Jaejoong.
Membaca kembali isi surat tersebut.

  ‘Aku sudah lama menyukaimu, Kim Jaejoong.
Kuharap kau membalas perasaanku, kutunggu nanti sore sepulang sekolah ne?

Shim Changmin.
XI-4


-------


Yunho menggertakkan giginya tajam.
Perasaannya membludak.
Kepalanya terasa panas.
Ia tidak bisa berhenti menatap tajam sosok cantik yang sedang tertawa bersama namja berwajah kekanakan di sudut sana.

AISH.

Yunho benci melihat tunangannya tersenyum manis kepada orang lain!
Ia cemburu!
Ck!

  “Itu yang namanya Shim Changmin?” Tanya Yoochun mengernyitkan dahinya.

Junsu mengangguk.
Sementara Eunjae mendesah pendek.

  “Jaejoong sama sekali tidak tertarik dengannya”

Yunho memicingkan matanya.

  “Bagaimana kau bisa tahu eoh? Apa kau tidak lihat tawa manisnya?!”

Cih.
Eunjae menatap malas ke arah Yunho.

  “AH! AH! Mereka berpegangan tangan!!”

  “Yunho Hyung, tenanglah, itu hal wajar”

  “Wajar kau bilang?!”

Yunho melotot menatap Yoochun dan Eunjae.
Kedua namja itu saling terdiam satu sama lain.
Sementara Junsu menyeruput jus jeruknya.

Ia tersenyum diam-diam.

  [ “Aku mencintainya Junsu ah..” ]

Hehehe.
Sepertinya hanya ia yang mengetahui keadaan sebenarnya disini~
Aigoo~


BRAKK!


  “Yu-Yunho Hyung?!” Jerit Yoochun dan Eunjae kaget.

Mereka menatap Yunho yang sudah beranjak dari duduknya.
Namja tampan itu tidak bisa membendung emosinya lebih lama lagi.
Rasa cemburunya sudah mencapai ubun-ubun.

Ia berjalan menghampiri Jaejoong dan Changmin.

Membuat namja cantik itu terhenyak kaget menatap Yunho.

  “Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.


GREPP!


  “Y-YA!” Teriak namja cantik itu histeris.

Yunho hanya diam.
Ia mencengkram pergelangan tangan Jaejoong dan menariknya kasar.
Membawanya keluar dari café.

  “Changmin ah! Mianhae! Nanti kutelepon nee!” Teriak Jaejoong lantang.

Namja berwajah kekanakan itu memperlihatkan ekspresi bingung.
Namun ia mengangguk kepada Jaejoong.


BLAM!


Jaejoong meringis.
Mata beningnya menyalak menatap Yunho yang hanya diam.
Rahangnya terlihat mengeras.
 
  “Jalan”

Sang supir segera mengangguk.
Ia melajukan mobil mewah itu.
Membuat Jaejoong meledakkan emosinya.

  “Apa-apaan kau, Jung Yunho?! Dimana sopan santunmu eoh?! Seenaknya saja kau menarikku, apa kau tidak tahu kalau aku sedang---”

  “DIAMLAH!!”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak tidak percaya.

Apa?

Yunho membentaknya?

  “Cih, diam? Bagaimana bisa kau membentakku seperti itu eoh? Memangnya kau siapaku?” Desis Jaejoong mengejek.


GREPP!


  “AKHH!!”

Jaejoong berteriak sakit.
Dahinya mengernyit.
Menatap takut Yunho yang menyudutkannya di jok dan mencengkram pergelangan tangannya.

  “Aku bilang, diam! Kim Jaejoong!” Desis Yunho tajam.


DEG.


Mata bening Jaejoong mengerjap.
Nafasnya tercekat.
Perlahan Yunho melepas cengkramannya.
Ia kembali duduk di tempatnya semula.
Mengacuhkan Jaejoong yang bergetar di tempat.

Air matanya menggenang.

Tetes bening itu membasahi pipinya.
Wajahnya menunduk dalam.


-------


CKLEK!

BLAMM!


Heechul dan Keybum yang sedang berkumpul mengernyitkan dahi mereka.
Menatap Jaejoong yang membanting pintu kamarnya dengan kasar.
Kedua yeoja itu menoleh.
Menaikkan alis menatap Yunho yang menghela nafasnya.

  “Yunho? Kenapa?” Tanya Key.

Namja tampan itu tidak menyahut.
Ia hendak menyusul Jaejoong.
Namun suara Heechul membuatnya diam.

  “Kalau kau ingin membujuknya lebih baik tunggu sebentar lagi Yunho ah, anak itu selalu tempramental kalau sedang emosi”

  “Sini, duduk di samping Umma saja”

Yunho menghela nafas pasrah.
Ia mengangguk dan duduk di samping Keybum.
Yeoja cantik itu menepuk pelan punggung Yunho.

Sementara itu namja cantik itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Menenggelamkan wajahnya di antara bantal.
Benci!
Ia membenci namja tampan itu!

Apa maksudnya eoh?

Kenapa Yunho bersikap seolah-olah ia sudah menjadi istri sah namja tampan itu?
Padahal sebelumnya namja itu sendiri yang memutuskan hubungan mereka!

Jaejoong kesal.
Ia merasa dipermainkan.
Namja cantik itu meringis.
Tangisnya tumpah.


TIK

TIK

TIK


Yunho melirik jam dinding.
Sudah hampir tengah malam.
Namja tampan itu melirik Keybum yang tertidur di sofa bersama Heechul.
Kedua yeoja itu berniat menemani Yunho menunggu sampai keadaan tenang, tapi mereka tidak kuat menahan kantuk.

Yunho mendesah.

Jaejoong pasti sudah tidur.
Namja tampan itu melonggarkan dasinya.
Ia berjalan pelan menaiki tangga.
Memandang kamar Eunjae yang tertutup.

Sepertinya ia juga sudah tidur.


CKLEK.


Yunho membuka pintu kamar Jaejoong pelan.
Ia menutupnya dengan hati-hati.
Kamar Jaejoong gelap.
Hanya terlihat gorden besar yang tersibak kasar karena angin malam.
Namja cantik itu tidak menutup jendelanya.

Yunho melihat jelas namja cantik yang membelakanginya itu.
Ia menghampiri Jaejoong dan duduk di sampingnya.


SSRAK.


  “Tinggalkan aku sendiri” Bisik Jaejoong tegas.

Yunho menaikkan alisnya.
Namja cantik ini belum tidur.
Huh.
Namja tampan itu mengacuhkan peringatan Jaejoong.
Ia malah duduk bersandar di kepala ranjang dan diam sambil memperhatikan jam beker namja cantik itu.


TIK.


Yunho tersenyum memperhatikan jarum panjang yang searah dengan jarum pendek itu.
Pukul 12 tepat.
Namja tampan itu menundukkan wajahnya.
Mengecup lembut dahi Jaejoong dari samping.
Kemudian ia berbisik manis di telinga kekasihnya.

  “Happy Birthday, BooJae


DEG.


Mata bening Jaejoong terbuka lebar.
Jantungnya berdegup perlahan.
Darahnya berdesir hangat.

Apa?

Ulang tahunnya?


SSRAK!


Namja cantik itu segera membalikkan tubuhnya.
Ia terduduk dan menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa digambarkan.

  “Hari ulang tahunku?” Bisik Jaejoong bingung.

Yunho mengangguk.
Ia masih tersenyum manis dan mengusap lembut kedua sisi wajah Jaejoong.
Membuat mata bening itu mengerjap pelan.

Senyum itu..
Senyum yang sama dengan yang dilihatnya di café beberapa hari yang lalu.


GREP.


Jaejoong menyentuh lengan Yunho yang sedang memegang wajahnya.
Dahinya mengerut.

  “Jangan bilang kalau kalian semua mengerjaiku” Ujarnya pelan.

Hmp.

Yunho terkekeh.
Ia memiringkan wajahnya dan mengecup lembut bibir ranum itu.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya refleks terpejam.
Ia merasakan bibir Yunho yang melumat manis bibirnya.

Satu tangan Yunho mengusap tengkuk Jaejoong dan menariknya agar jarak di antara mereka semakin menipis.

Namja cantik itu melenguh lembut.
Ia mendongakkan wajahnya dan memeluk leher Yunho.
Membuka mulutnya lebar-lebar membalas setiap kecupan dan lumatan dari namja tampan itu.

Jaejoong memiringkan wajahnya.
Ia terlihat bersemangat membalas ciuman Yunho.
Membuat namja tampan itu menjulurkan lidahnya dan menggelitiki rongga mulut tunangannya.
Jaejoong mengerang lirih.

Saliva mereka yang tercampur mengalir dari celah bibir Jaejoong.
Membasahi dagunya yang bersih.
Jemari Jaejoong mencengkram erat punggung namja tampan itu.

Satu tangannya membuka dasi yang ada di leher Yunho.

  “Mmpckk..ckk..ckk..hhnnghmmph..cckk..”

Suara kecapan lidah dan bibir terdengar jelas.
Membuat atmosfer terasa memanas.
Jaejoong memejamkan matanya semakin erat.
Nafasnya menipis.

Ia melambatkan gerakan bibirnya.
Membuat Yunho segera menghentikan tautan bibir mereka.

  “Hhhh..hhhhh…hh..hhh..hhh”

Hening.

Hanya terdengar suara deru nafas yang berkejaran.
Keduanya saling menunduk satu sama lain.
Wajah Jaejoong terlihat memerah.
Yunho tersenyum seraya mengusap saliva mereka yang berceceran di sekitar bibir bawah namja cantik itu dengan ibu jarinya.

Kemudian ia menjilati leher jenjang Jaejoong setelah mendapatkan nafasnya dengan benar.

Jaejoong mendesah.
Ia memejamkan matanya dan semakin meremas punggung Yunho.
Namja tampan itu hanya mencetak satu kissmark disana.
Setelah itu ia kembali menatap wajah cantik kekasihnya.

  “Kau berhasil membuatku depresi, beruang bodoh” Bisik Jaejoong berdesis.

  “Hm?” Gumam Yunho tersenyum.

  “Kalau aku tahu ini semua hanya permainan aku tidak perlu repot-repot menghabiskan waktuku untuk menangis”

  “Eoh? Kau menangis?”

Jaejoong menjulurkan lidahnya bermaksud mengelak dari pertanyaan Yunho.
Namun namja tampan itu memanfaatkan keadaan.
Ia membuka mulutnya dan menghisap lidah hangat namja cantik itu.
Menggigitnya pelan sebelum melepasnya.

  “Mesum!” Ketus Jaejoong menjitak kepala Yunho.

Namja tampan itu tertawa kecil.
Ia memeluk erat namja cantik itu.

  “Selamat ulang tahun, sayang” Bisiknya manis.

Hmp.

Jaejoong balas memeluk Yunho.

  “Gomawo Yunnie ah..”


DEG.


Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.

  “Apa?”

  “Apa?”

  “Maksudku, kau bilang apa tadi?”

  “Huh? Aku bilang terima kasih”

  “Bukan, bukan yang itu”

  “Yang mana?”

  “Setelah terima kasih?”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namun kemudian ia terkekeh geli dan menenggelamkan wajahnya di bahu Yunho.

  “Uri Yunnie bear”

Yunho mengerjapkan matanya.
Berusaha mempercayai apa yang didengarnya barusan.

Omo.

Jaejoong memberikannya nama panggilan sayang?
Cute sekali~!

Namja cantik itu mengecup pelan pundak Yunho.
Kemudian ia berbisik lembut.

  “Aku mencintaimu Yunnie ah..”

Yunho tercekat.
Nafasnya sesak.
Perlahan bibirnya mengembangkan sebuah senyuman manis.
Mengeratkan pelukannya di tubuh mungil itu.

  “Aku juga mencintaimu, Boo” Balasnya berbisik.

Jaejoong tersenyum manis.
Ia merasa perasaannya benar-benar lega sekarang.
Namja cantik itu memejamkan matanya.
Perlahan pelukannya di tubuh Yunho melemah.
Ia tertidur pulas.
Membuat namja tampan itu terkekeh geli dan mengecup dahinya setelah membaringkan tubuhnya di ranjang.

  “Sleep tight, my cute Boo” Desis Yunho manis.


TBC

:D

1 komentar:

  1. swiiittttt :*
    appa ama umma bikin sya diabetes haha :D

    BalasHapus