This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 03 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/CUTE/PART 1


Tittle: CUTE

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: CHAPTER

Rating: family-romance-fluff-friendship-mpreg-keliling kawah bareng uchun


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Ini adalah cerita tentang perjuanganku, hingga ia menerima lamaranku


PART 1.

Hmp.
Namja tampan berbalut jas mewah dengan dasi berwarna merah gelap itu tidak bisa berhenti untuk terus tersenyum sejak tadi.
Mata musangnya menatap seduktif sosok cantik yang mengenakan seragam DongBang High School itu.
Oh well, mungkin ia terlihat seperti Ahjusi yang menguntit seorang pelajar SMA hum?


  “Pergilah!” Ujar namja cantik itu kesal.

Jaejoong mendengus tidak senang.
Mata bulatnya berkali-kali memberengi namja tampan yang mengikutinya dari samping dengan mobil Audy mewahnya.
Membuat beberapa anak SMA yang berjalan di dekat Jaejoong terus berbisik-bisik tidak jelas.
Jaejoong tahu ia digosipkan.

Aish!

  “Sudahlah Joongie, masuk saja, aku tidak apa kok”

Namja cantik itu menoleh.
Menaikkan alisnya menatap sahabat terdekatnya sejak kecil, Kim Junsu.

  “Mwo? Masuk? Kau ingin ia menculikku dan memperkosaku eoh??” Ujar Jaejoong sarkastik.

Junsu menggeleng seraya terkekeh lucu.
Membuat Yunho ikut mengembangkan senyum manisnya.
Ah, tawa renyah itu dapat menghipnotis siapa saja huh?

  “Junsu benar Boo, kakimu bisa sakit kalau terus berjalan ania?” Ujar Yunho masih tersenyum.

Cih.
Namja cantik itu mengacuhkan suara bass yang dalam itu.
Ia lebih memilih untuk menarik lengan Junsu dan mempercepat langkahnya.

  “Presdir, Direktur Hwang sudah menunggu anda di ruangan” Ujar Gong Minzy, sekretaris namja tampan itu.

Oh.
Yunho mengangguk.
Kemudian ia melongokkan wajahnya keluar jendela mobil.

  “BooJae, aku pergi dulu ne? Hati-hati di sekolah arasseo? Aku mencintaimu”

  “PERGILAH SEKARANG JUGA, PAMAN MESUM!!”

Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya memerintahkan supirnya untuk segera melaju kencang.
Mengingat bahwa Direktur Hwang yang cantik itu adalah yeoja yang selalu tepat waktu.


DUAKK!


Junsu tersenyum penuh arti memandang sahabatnya yang baru saja menendang kaleng kosong itu dengan penuh emosi.
Well, ia sudah lama mengenal namja cantik ini.

  “Sudahlah Joongie, lagi pula itu salahmu sendiri, kenapa kau tidak mau diantar olehnya? Wajar saja ia pergi begitu saja tanpa menjawab teriakanmu ania?”

Jaejoong mendelikkan mata bulatnya.

  “Bukan itu, Kim Junsu! Aku kesal karena ia selalu menggangguku setiap saat! Tidak di rumah bahkan di sekolah!”

  “Yah, itu bukti kalau Yunho Hyung mencintaimu”

  “Ahjusi! Namja itu tidak pantas dipanggil Hyung!”

  “Hahahaha, aku sangat senang bisa menyaksikan kemarahan seorang istri seperti ini”

  “JUNSU! Aku bukan istrinya!!”

  “Baiklah, kau calon istrinya”

ARGGGGHH!

Jaejoong memperlihatkan wajah masamnya.
Mata beningnya berkilat tajam.
Membuat siswa siswi DongBang High School yang biasanya selalu disapa olehnya menyembunyikan wajah mereka sedalam mungkin.
Yah, kau tidak tahu semengerikan apa jika malaikat cantik ini mengamuk.

Bahkan kepala sekolah saja tunduk kepadanya.

  “Kka! Semangatlah! Bukankah hari ini kau bisa melihat Eunjae Hyung yang sangat kau kagumi itu hum?” Ucap Junsu manis.

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menoleh kepada Junsu.

  “Tentu saja, Junsuie, namja itu Hyung kandungku” Sahut Jaejoong terkekeh.

See?

Junsu selalu tahu bagaimana caranya membuat namja cantik itu kembali ceria seperti biasanya.


-------


  “Kudengar kau sudah bertunangan, Direktur Jung?”

  “Ne, sepertinya kami akan menikah tahun depan, aku harus menunggu ia lulus sekolah dulu”

  “Aku sudah tahu, pernikahanmu diatur oleh janji masa lalu Harabojimu ania?”

  “Pilihan Haraboji tidak pernah salah, aku langsung jatuh cinta kepadanya saat pertama kali bertemu”

Hmp.

Direktur cantik berambut pendek itu terkekeh manis.
Ia memunggungi mulutnya dengan tangan kiri.
Membuat suara tawanya terdengar pelan dan elegan.

  “Aku jadi mengetahui seperti apa kepribadianmu, Direktur Jung, dan kurasa tidak akan ada masalah apa pun jika aku menyerahkan setengah saham dari perusahaanku kepadamu” Ujar Direktur Hwang.

Yunho mengulas senyumnya.
Mata musangnya mengerling.

  “Kau bisa memanggilku Yunho, Tiffany Hwang”

  “Jadi siapa pun yang menanam saham bersama perusahaanmu akan langsung menjadi temanmu, begitukah?”

  “Well, aku orang yang cukup profesional, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, banyak musuh di dalam selimut hm?”

Tiffany mengangguk.
Ia beranjak dari duduknya dan berjabat tangan dengan Yunho.
Sedetik kemudian ia memeluk namja tampan itu dan mengecup pipi kirinya.
Membuat Yunho terkejut.

  “Itu tandanya kau sudah menjadi temanku, Ummaku keturunan barat, dan di negerinya mengucapkan salam adalah dengan cara memeluk dan mencium pipi teman kita, gwenchana?” Jelas Tiffany masih dengan senyumnya.

  “Aku menghormati budaya Ummamu, Direktur Hwang” Sahut Yunho balas tersenyum.

Yeoja cantik itu terkekeh.
Ia melepas pelukannya dan menatap jam tangannya yang berwarna white pearl.

  “Aku harus menjemput anakku sekarang, terima kasih untuk teh madunya ne?”

Mwo?

Yunho menaikkan alisnya.

  “Kau sudah memiliki anak?” Tanyanya terkejut.

  “Waeyo? Kau juga akan memiliki anak kalau sudah menikah nanti” Ucap Tiffany.

  “Ania, hanya saja, wajahmu masih terlihat sangat muda”

  “Terima kasih untuk pujiannya, Jung Yunho, aku sangat tersanjung”

  “Hahahaha, aku jadi ingin bertemu dengan anakmu, apakah ia seorang laki-laki?”

  “Ania, ia yeoja, namanya Fany Fany”

Yunho mengangguk.
Kemudian ia berjalan mendului yeoja berambut pendek itu dan membukakan pintu ruangannya.

  “Wah wah, kurasa tunanganmu adalah seorang yang sangat beruntung, sangat jarang ada lelaki yang bersikap manis sepertimu Yunho ah” Puji Tiffany.

Oh well?

Yunho hanya membalasnya dengan senyuman.
Mengingat sikap Jaejoong yang begitu acuh dan kasar terhadapnya.
Beruntung?
Yunho tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Jaejoong kalau ia tahu.

Aigoo.

Yunho jadi merindukan sosok manis itu.


-------


  “Bagaimana pelajarannya?”

Ufh.

Jaejoong menghembuskan nafas malas.
Ia mendelik menatap Hyungnya yang tampan itu.

  “Apakah tidak ada pertanyaan lain? Aku bosan!” Ujar Jaejoong kesal.

Membuat Kim Eunjae tertawa geli.
Ia mengangguk dan menepuk pelan kepala adiknya.
Kemudian ia kembali meneguk air mineral yang ada di dalam botol minum miliknya.

Well, namja hangat ini adalah kapten tim sepak bola di sekolah mereka.
Jaejoong dan Eunjae memang beda setahun.
Tapi Heechul –Umma mereka- sengaja memasukkan Jaejoong di angkatan yang setara dengan Hyungnya agar Eunjae bisa menjaga Jaejoong dari kenakalan anak-anak sekolah.

  “Lalu bagaimana dengan Yunho? Junsu bilang ia ingin mengantarmu tapi kau malah menolaknya” Ucap Eunjae.

Jaejoong kembali mendengus.

  “Aku membenci Ahjusi itu!” Desisnya tajam.

Well.
Dan Eunjae pun hanya memasang senyumnya seperti biasa.

  “Hyung ada latihan gabungan hari ini”

  “Mwo? Kenapa Hyung baru mengatakannya sekarang? Tahu begini aku akan pulang bersama Junsu!”

  “Tapi tunanganmu sudah menjemputmu, sayang”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya segera bergerak.
Menatap sosok tampan yang sedang bersandar di pintu gerbang sekolah mereka.
Ia memperhatikan jam tangannya di sana.

Aish.

Jaejoong merasakan emosinya kembali meluap.

  “Seharusnya kau beruntung bisa pergi-pulang sekolah dengan mobil mewah, Jaejoongie” Tawa Eunjae seraya berjalan memasuki lapangan sepak bola sekolah.

  “Tapi aku lebih suka berjalan kaki bersama Hyung atau Junsu!” Jerit Jaejoong kesal.

Namja hangat itu tidak menyahut.
Ia hanya melambaikan tangannya dari belakang dan berlari menyusul teman-temannya.
Meninggalkan Jaejoong yang merasa sangat dongkol.
Namja cantik itu berjalan malas melewati gerbang.

  “BooJae? Kenapa lama sekali? Tidak biasanya kau pulang terlambat” Sapa Yunho tersenyum cerah.

Jaejoong memutar bola matanya.

  “Bukan urusanmu!” Ketusnya.

  “Kka, kau lapar tidak? Mau makan pizza?”

  “Aku mau pulang!”

  “Baiklah”

  “E-Eoh? Mau apa kau??”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Menatap Yunho yang sudah menarik tangannya.

  “Mengantarmu pulang, sayang, apa lagi?” Ujar Yunho bertanya.

  “Aku bisa pulang sendiri, Jung Yunho! Dan lagi, jangan memanggilku dengan panggilan menggelikan itu!” Jerit Jaejoong kesal.

  “Hu-um? Tapi kenapa wajahmu memerah?”


DEG!


Jaejoong menggigit bibir bawahnya kesal.
Ia sontak menundukkan wajahnya yang tampak semakin memerah padam.
Membuat Yunho harus menahan dirinya mati-matian untuk tidak memeluk namja cantik ini.
Gosh, ia begitu cute!!

  “Po-Pokoknya tinggalkan aku sendiri!” Jerit Jaejoong lagi.

Namja cantik itu sudah melangkahkan kakinya menjauh.
Membuat Yunho terpaksa mengejar dirinya.

  “Arasseo, kalau begitu aku akan berjalan kaki bersamamu”

  “Heh, kau yakin? Direktur hebat sepertimu tidak akan tahan berjalan kaki sejauh itu”

  “Kau ingin bukti? Aku bahkan tidak keberatan jika kau ingin kita berkeliling dulu”

  “Aku tidak akan mau! Itu hanya dalihmu agar kau bisa menculikku kan?!”

Yunho mengangkat bahunya.
Senyum manisnya tidak pernah hilang sejak tadi.

Ah, sepertinya ia sangat tergila-gila pada namja cantik ini hm?

  “Kakimu kenapa?”

Eh?

Jaejoong mendongakkan wajahnya.
Menatap tidak percaya Yunho yang memasang wajah serius.
Bagaimana Yunho bisa tahu?
Hyungnya saja tidak tahu kalau ia terjatuh dari tangga tadi siang.

  “Y-Ya! Mau apa kau?!” Teriak Jaejoong kaget.

Mata beningnya membelalak saat Yunho mendadak menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil yang dikemudikan supirnya sejak tadi.
Namja cantik itu memberontak.
Ia hendak mendorong bahu Yunho saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Namun suara bass yang terdengar memerintah itu membuatnya ciut.

  “Diam dulu! Kakimu bengkak seperti ini, apa kau ingin kakimu diamputasi eoh!”

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Ia hanya membiarkan Yunho memangku kaki kanannya dan menggulung celana seragamnya.
Memperlihatkan kakinya yang mulus dengan lebam yang ada di sudut mata kakinya.

  “Appo ania?” Bisik Yunho tanpa melihat Jaejoong.


DEG DEG DEG.


Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya terdiam dengan mata yang memandang seduktif namja tampan itu.
Oh gosh.
Debaran apa ini?
Kenapa mendadak wajahnya terasa menghangat saat Yunho memperhatikannya seperti itu?

  “Sepertinya kau tidak bisa berjalan jauh dulu untuk beberapa hari ini” Ujar Yunho seraya memperban kaki Jaejoong.

  “Mwo? Kalau begitu aku tidak bisa ke sekolah?” Tanya Jaejoong terkejut.

  “Aku akan menjemputmu seperti biasa, BooJae, tenang saja”

CIH.

Jaejoong mendengus.
Ia ingin melawan tapi tidak bisa.
Dengan kondisi seperti ini? Ia memang harus menurut kepada namja tampan itu kalau ingin sembuh.
Ckk.

  “Ngomong-ngomong, dari mana kau belajar mengobati luka?” Tanya Jaejoong setelah diam cukup lama.

Yunho menoleh.
Ia tersenyum manis kepada namja cantik itu.

  “Itu bakat yang hanya dimiliki oleh namja tampan sepertiku, sayang” Ujarnya terkekeh.


BLUSH.


Namja tampan itu semakin memperlebar senyum manisnya.
Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong.
Membuat namja cantik itu semakin memundurkan sandarannya.

  “Kau sangat cantik, tapi kecantikanmu semakin terlihat saat wajahmu memerah seperti ini, Boo” Puji Yunho manis.

Jaejoong membulatkan matanya.
Jantungnya semakin menggila.
Ia menggeram dan mendorong dada Yunho kasar.

  “Ja-Jangan berkata macam-macam! Aku namja dan aku tampan!!” Jeritnya kesal.

Hmp.

Yunho hanya terkekeh geli.
Omo, he is so cute, ania?

  “Sudah sampai, Tuan”

Yunho mengangguk.
Ia membuka pintu dan merentangkan tangannya kepada Jaejoong.

  “Apa?!”

  “Kau tidak bisa jalan kan? Biar kugendong”

Aish!
Namja cantik itu membuang wajahnya.
Pipinya kembali merona.
Kenapa Yunho selalu membuatnya seperti ini?
Ania! Jaejoong benci Ahjusi itu!

  “A-Aku bisa sendiri, paman mesum!” Erang Jaejoong kesal.

Namja cantik itu memegang pintu mobil dan berjalan tertatih.
Diikuti Yunho dari belakang.


CKLEK.


  “Aku pulang”

  “Selamat datang~ Omo, apa yang terjadi dengan kakimu, sayang? Kau terjatuh?”

Yeoja cantik berwajah angkuh itu terlihat panik.
Ia segera menghampiri putra bungsunya dan memastikan kalau ia baik-baik saja.
Jaejoong hanya menghela nafasnya.

  “Gwenchana Umma, tidak parah” Ujarnya.

Heechul menghembuskan nafas panjang.
Kemudian ia mengangkat wajah dan terkesiap mendapati Yunho yang berdiri di belakang namja cantik itu.

  “Omo! Yunho ah~ Apa kau yang mengobati luka Jejung? Aigoo~ kau benar-benar suami idaman~!” Jerit Heechul senang.

Yeoja cantik itu segera mempersilahkan Yunho untuk masuk ke dalam.
Membuat Jaejoong mendengus kesal.

  “Apa itu Yunho?”

Namja tampan itu menoleh.
Menaikkan alisnya mendapati Ummanya –Jung Keybum- yang keluar dari dapur.
Ah, sepertinya kedua yeoja ini sedang membuat kue bersama.

  “Umma” Sapa Yunho tersenyum.

Yeoja bermata kucing itu memeluk putranya sejenak.
Kemudian ia memeluk Jaejoong dan mencubit pipinya.

  “Aigoo~ Calon menantu Umma yang satu ini terlihat cemberut, kenapa hum? Yunho menjahatimu?” Goda Keybum gemas.

Jaejoong mempoutkan bibirnya tidak senang.
Ia mengangguk dan berjalan mendahului Keybum.

  “Hahaha, sepertinya kau butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi anak manja itu, Yunho ah” Tawa Heechul.

Yunho hanya tersenyum.
Ia melepas sepatunya dan melirik Jaejoong yang sudah ditarik Key untuk duduk di ruang keluarga.
Namja tampan itu segera menyusul.

  “Kapan kau akan melaksanakan ujian kelulusan, sayang?” Tanya Key lembut.

Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Kemudian ia menoleh menatap Keybum.

  “Ungg, sepertinya 5 bulan lagi”

  “Omo, itu berarti kau tidak boleh bermain-main lagi ania? Umma tidak akan mau menerimamu menjadi istri Yunho kalau nilaimu di bawah rata-rata, Jaejoongie”

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Itu mustahil, Keybummie~ Uri Jejung adalah murid terpintar di sekolahnya” Ucap Heechul.

Mendengar itu Keybum mendesah lega.
Ia mengusap lembut kepala Jaejoong.
Sementara namja cantik itu hanya mengeluh kesal dalam hati mengapa ia harus terjebak di antara percakapan ini.

Jaejoong menggerakkan mata beningnya pelan.

Menatap Yunho yang sedang menyesap teh madu kesukaannya.

  “Yunho, bagaimana di kantor? Apa Yoochun mengganggumu lagi?” Tanya Keybum.

Eoh?
Heechul menoleh.
Menatap sahabat baiknya itu.

  “Yoochun?”

  “Aku belum cerita? Dia keponakanku yang baru saja datang dari Virginia, dan ia akan melanjutkan studinya disini, aigoo, anak itu benar-benar nakal, Chullie ah~”

  “Hahaha, sepertinya itu bagus untukmu, bukankah Uri Yunho terlalu penurut ania?”

  “Ah, iya, Yoochun seumuran dengan Eunjae, sepertinya mereka akan satu kelas”

Jaejoong mengangkat wajahnya.

  “Jadi ia akan pindah ke sekolahku?” Tanyanya.

Yunho mengangguk.

  “Ne Boo, dan ia yang akan menjagamu kalau aku tidak ada”

Ish.
Jaejoong mendelikkan matanya tidak suka.

  “Lalu, Yunho, bagaimana dengan saham yang ada pada perusahaan Direktur Hwang? Kau berhasil mendapatkannya?” Tanya Keybum.

  “Tentu saja Umma, aku mendapatkannya dengan mudah, ia benar-benar ramah dan menyenangkan” Sahut Yunho tersenyum.

Uh.

Sepertinya mereka semua tidak menyadari kilatan kesal dari kedua mata bening itu hm?

  “Umma tahu, beberapa waktu yang lalu Appanya Jaejoong pernah mengajaknya untuk menggabungkan saham tapi ia menolak dengan keras, omoo, itu berarti kau sangat pintar Yunho ah~” Ujar Heechul.

  “Ania, mungkin aku hanya sedang beruntung” Elak Yunho tersenyum.

Heechul terkekeh.

  “Atau mungkin saja ia terpesona dengan ketampananmu hm? Kudengar Direktur Hwang itu seorang yeoja yang sangat pemilih” Ucapnya.


BRAK.


Heechul, Keybum dan Yunho saling terkesiap.
Mereka menatap Jaejoong yang mendadak menggebrak meja.
Raut wajahnya terlihat sangat masam.

  “Aku mau tidur” Ujar Jaejoong pelan.


TAP TAP TAP.


Mereka bertiga hanya memandang Jaejoong yang sudah menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Kemudian Heechul dan Keybum terkekeh geli seraya menyikut lengan Yunho.

  “Sepertinya ia cemburu, Yunho ah~ Kka, sekarang giliranmu untuk menenangkannya” Ucap kedua yeoja itu.

Yunho menggeleng.

  “Ania, ia tidak mungkin cemburu, Umma, kalian tahu kan bagaimana ketusnya Jaejoong selama ini terhadapku?”

  “Aish! Ia hanya malu kepadamu, Yunho ah!”

  “Baiklaaahh”

Namja tampan itu memutar kedua bola matanya mendengar ocehan kedua yeoja itu.
Yunho melangkahkan kakinya menaiki tangga.
Kemudian ia berhenti tepat di depan pintu kamar Jaejoong.
Ada stiker animasi gajah berwarna merah muda di sana.
Uh, benar-benar imut.


TOK TOK TOK.


  “BooJae, aku masuk ya?”

Hening.
Tidak ada sahutan.

Namja tampan itu memutuskan untuk membuka pintu kamar Jaejoong.
Kemudian ia segera menutupnya kembali.
Mata musangnya segera menangkap suasana kamar yang terlihat remang-remang.

Namja cantik itu sengaja mematikan lampu kamarnya.

  “Boo, kau baik-baik saja?” Tanya Yunho pelan.

Namja tampan itu mendekati Jaejoong yang berbaring memunggunginya di atas ranjang.


SSRAK.


Yunho duduk di samping Jaejoong.
Ia tersenyum kecil seraya mengusap lembut kepala namja cantik itu.

  “Aku dan Tiffany tidak ada hubungan apa pun, sayang, Umma hanya bercanda” Ujar Yunho lagi.

Masih hening.
Tidak ada sahutan apa pun.
Namun beberapa detik kemudian namja cantik itu membalikkan tubuhnya.
Ia segera memeluk pinggang Yunho dengan erat.
Menenggelamkan wajahnya di paha namja tampan itu.

Yunho tertegun.

Ia bisa merasakan celananya basah.
Menangiskah Jaejoong?

Omoo.

Namja tampan itu segera mengulas senyum manisnya.
Ia menepuk lembut punggung tunangannya.

  “Jangan terlalu dipikirkan nee? Lebih baik kau tidur sekarang, lagipula bukankah kakimu masih terasa sakit hm?”

Jaejoong semakin mengeratkan pelukannya.
Sampai kemudian pelukan itu melemah dan namja cantik itu terlelap.
Yunho segera melepas rengkuhan Jaejoong dari pinggangnya.
Kemudian ia membenarkan posisi baring namja cantik itu.

Hmp.

Yunho berlutut dan menyibakkan poni hitam namja cantik itu.
Tersenyum lembut dan mengecup manis bibir cherrynya.

  “Jaljayo Boo, saranghae”

Dan Jaejoong pun semakin terbawa ke alam mimpi.
Dengan bisikan lembut yang menghanyutkan kesadarannya.

Ah, he is so cute ania?


TBC

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar