Tittle: CUTE
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
CHAPTER
Rating:
family-romance-fluff-friendship-mpreg-keliling kawah
bareng uchun
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Ini
adalah cerita tentang perjuanganku, hingga ia menerima lamaranku”
PART 1.
Hmp.
Namja tampan berbalut jas
mewah dengan dasi berwarna merah gelap itu tidak bisa berhenti untuk terus
tersenyum sejak tadi.
Mata musangnya menatap
seduktif sosok cantik yang mengenakan seragam DongBang High School itu.
Oh well, mungkin ia terlihat
seperti Ahjusi yang menguntit seorang pelajar SMA hum?
“Pergilah!” Ujar namja cantik itu kesal.
Jaejoong mendengus tidak
senang.
Mata bulatnya berkali-kali
memberengi namja tampan yang mengikutinya dari samping dengan mobil Audy
mewahnya.
Membuat beberapa anak SMA
yang berjalan di dekat Jaejoong terus berbisik-bisik tidak jelas.
Jaejoong tahu ia digosipkan.
Aish!
“Sudahlah Joongie, masuk saja, aku tidak apa
kok”
Namja cantik itu menoleh.
Menaikkan alisnya menatap
sahabat terdekatnya sejak kecil, Kim Junsu.
“Mwo? Masuk? Kau ingin ia menculikku dan
memperkosaku eoh??” Ujar Jaejoong sarkastik.
Junsu menggeleng seraya
terkekeh lucu.
Membuat Yunho ikut
mengembangkan senyum manisnya.
Ah, tawa renyah itu dapat
menghipnotis siapa saja huh?
“Junsu benar Boo, kakimu bisa sakit kalau
terus berjalan ania?” Ujar Yunho masih tersenyum.
Cih.
Namja cantik itu mengacuhkan
suara bass yang dalam itu.
Ia lebih memilih untuk
menarik lengan Junsu dan mempercepat langkahnya.
“Presdir, Direktur Hwang sudah menunggu anda
di ruangan” Ujar Gong Minzy, sekretaris namja tampan itu.
Oh.
Yunho mengangguk.
Kemudian ia melongokkan
wajahnya keluar jendela mobil.
“BooJae, aku pergi dulu ne? Hati-hati di
sekolah arasseo? Aku mencintaimu”
“PERGILAH SEKARANG JUGA, PAMAN MESUM!!”
Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya memerintahkan
supirnya untuk segera melaju kencang.
Mengingat bahwa Direktur
Hwang yang cantik itu adalah yeoja yang selalu tepat waktu.
DUAKK!
Junsu tersenyum penuh arti
memandang sahabatnya yang baru saja menendang kaleng kosong itu dengan penuh
emosi.
Well, ia sudah lama mengenal
namja cantik ini.
“Sudahlah Joongie, lagi pula itu salahmu
sendiri, kenapa kau tidak mau diantar olehnya? Wajar saja ia pergi begitu saja tanpa
menjawab teriakanmu ania?”
Jaejoong mendelikkan mata
bulatnya.
“Bukan itu, Kim Junsu! Aku kesal karena ia
selalu menggangguku setiap saat! Tidak di rumah bahkan di sekolah!”
“Yah, itu bukti kalau Yunho Hyung
mencintaimu”
“Ahjusi! Namja itu tidak pantas dipanggil
Hyung!”
“Hahahaha, aku sangat senang bisa menyaksikan
kemarahan seorang istri seperti ini”
“JUNSU! Aku bukan istrinya!!”
“Baiklah, kau calon istrinya”
ARGGGGHH!
Jaejoong memperlihatkan wajah masamnya.
Mata beningnya berkilat
tajam.
Membuat siswa siswi DongBang
High School yang biasanya selalu disapa olehnya menyembunyikan wajah mereka
sedalam mungkin.
Yah, kau tidak tahu
semengerikan apa jika malaikat cantik ini mengamuk.
Bahkan kepala sekolah saja
tunduk kepadanya.
“Kka! Semangatlah! Bukankah hari ini kau bisa
melihat Eunjae Hyung yang sangat kau kagumi itu hum?” Ucap Junsu manis.
Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menoleh kepada Junsu.
“Tentu saja, Junsuie, namja itu Hyung
kandungku” Sahut Jaejoong terkekeh.
See?
Junsu selalu tahu bagaimana
caranya membuat namja cantik itu kembali ceria seperti biasanya.
-------
“Kudengar kau sudah bertunangan, Direktur
Jung?”
“Ne, sepertinya kami akan menikah tahun
depan, aku harus menunggu ia lulus sekolah dulu”
“Aku sudah tahu, pernikahanmu diatur oleh
janji masa lalu Harabojimu ania?”
“Pilihan Haraboji tidak pernah salah, aku
langsung jatuh cinta kepadanya saat pertama kali bertemu”
Hmp.
Direktur cantik berambut
pendek itu terkekeh manis.
Ia memunggungi mulutnya
dengan tangan kiri.
Membuat suara tawanya
terdengar pelan dan elegan.
“Aku jadi mengetahui seperti apa
kepribadianmu, Direktur Jung, dan kurasa tidak akan ada masalah apa pun jika
aku menyerahkan setengah saham dari perusahaanku kepadamu” Ujar Direktur Hwang.
Yunho mengulas senyumnya.
Mata musangnya mengerling.
“Kau bisa memanggilku Yunho, Tiffany Hwang”
“Jadi siapa pun yang menanam saham bersama
perusahaanmu akan langsung menjadi temanmu, begitukah?”
“Well, aku orang yang cukup profesional, kita
tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, banyak musuh di dalam selimut hm?”
Tiffany mengangguk.
Ia beranjak dari duduknya
dan berjabat tangan dengan Yunho.
Sedetik kemudian ia memeluk
namja tampan itu dan mengecup pipi kirinya.
Membuat Yunho terkejut.
“Itu tandanya kau sudah menjadi temanku,
Ummaku keturunan barat, dan di negerinya mengucapkan salam adalah dengan cara
memeluk dan mencium pipi teman kita, gwenchana?” Jelas Tiffany masih dengan
senyumnya.
“Aku menghormati budaya Ummamu, Direktur
Hwang” Sahut Yunho balas tersenyum.
Yeoja cantik itu terkekeh.
Ia melepas pelukannya dan
menatap jam tangannya yang berwarna white
pearl.
“Aku harus menjemput anakku sekarang, terima
kasih untuk teh madunya ne?”
Mwo?
Yunho menaikkan alisnya.
“Kau sudah memiliki anak?” Tanyanya terkejut.
“Waeyo? Kau juga akan memiliki anak kalau
sudah menikah nanti” Ucap Tiffany.
“Ania, hanya saja, wajahmu masih terlihat
sangat muda”
“Terima kasih untuk pujiannya, Jung Yunho,
aku sangat tersanjung”
“Hahahaha, aku jadi ingin bertemu dengan
anakmu, apakah ia seorang laki-laki?”
“Ania, ia yeoja, namanya Fany Fany”
Yunho mengangguk.
Kemudian ia berjalan
mendului yeoja berambut pendek itu dan membukakan pintu ruangannya.
“Wah wah, kurasa tunanganmu adalah seorang
yang sangat beruntung, sangat jarang ada lelaki yang bersikap manis sepertimu
Yunho ah” Puji Tiffany.
Oh well?
Yunho hanya membalasnya
dengan senyuman.
Mengingat sikap Jaejoong
yang begitu acuh dan kasar terhadapnya.
Beruntung?
Yunho tidak bisa
membayangkan bagaimana reaksi Jaejoong kalau ia tahu.
Aigoo.
Yunho jadi merindukan sosok
manis itu.
-------
“Bagaimana pelajarannya?”
Ufh.
Jaejoong menghembuskan nafas
malas.
Ia mendelik menatap Hyungnya
yang tampan itu.
“Apakah tidak ada pertanyaan lain? Aku
bosan!” Ujar Jaejoong kesal.
Membuat Kim Eunjae tertawa
geli.
Ia mengangguk dan menepuk
pelan kepala adiknya.
Kemudian ia kembali meneguk
air mineral yang ada di dalam botol minum miliknya.
Well, namja hangat ini
adalah kapten tim sepak bola di sekolah mereka.
Jaejoong dan Eunjae memang
beda setahun.
Tapi Heechul –Umma mereka-
sengaja memasukkan Jaejoong di angkatan yang setara dengan Hyungnya agar Eunjae
bisa menjaga Jaejoong dari kenakalan anak-anak sekolah.
“Lalu bagaimana dengan Yunho? Junsu bilang ia
ingin mengantarmu tapi kau malah menolaknya” Ucap Eunjae.
Jaejoong kembali mendengus.
“Aku membenci Ahjusi itu!” Desisnya tajam.
Well.
Dan Eunjae pun hanya
memasang senyumnya seperti biasa.
“Hyung ada latihan gabungan hari ini”
“Mwo? Kenapa Hyung baru mengatakannya
sekarang? Tahu begini aku akan pulang bersama Junsu!”
“Tapi tunanganmu sudah menjemputmu, sayang”
DEG.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya segera
bergerak.
Menatap sosok tampan yang
sedang bersandar di pintu gerbang sekolah mereka.
Ia memperhatikan jam
tangannya di sana.
Aish.
Jaejoong merasakan emosinya
kembali meluap.
“Seharusnya kau beruntung bisa pergi-pulang
sekolah dengan mobil mewah, Jaejoongie” Tawa Eunjae seraya berjalan memasuki
lapangan sepak bola sekolah.
“Tapi aku lebih suka berjalan kaki bersama
Hyung atau Junsu!” Jerit Jaejoong kesal.
Namja hangat itu tidak
menyahut.
Ia hanya melambaikan
tangannya dari belakang dan berlari menyusul teman-temannya.
Meninggalkan Jaejoong yang
merasa sangat dongkol.
Namja cantik itu berjalan
malas melewati gerbang.
“BooJae? Kenapa lama sekali? Tidak biasanya
kau pulang terlambat” Sapa Yunho tersenyum cerah.
Jaejoong memutar bola
matanya.
“Bukan urusanmu!” Ketusnya.
“Kka, kau lapar tidak? Mau makan pizza?”
“Aku mau pulang!”
“Baiklah”
“E-Eoh? Mau apa kau??”
Jaejoong menaikkan alisnya.
Menatap Yunho yang sudah
menarik tangannya.
“Mengantarmu pulang, sayang, apa lagi?” Ujar
Yunho bertanya.
“Aku bisa pulang sendiri, Jung Yunho! Dan
lagi, jangan memanggilku dengan panggilan menggelikan itu!” Jerit Jaejoong
kesal.
“Hu-um? Tapi kenapa wajahmu memerah?”
DEG!
Jaejoong menggigit bibir
bawahnya kesal.
Ia sontak menundukkan
wajahnya yang tampak semakin memerah padam.
Membuat Yunho harus menahan
dirinya mati-matian untuk tidak memeluk namja cantik ini.
Gosh, ia begitu cute!!
“Po-Pokoknya tinggalkan aku sendiri!” Jerit
Jaejoong lagi.
Namja cantik itu sudah melangkahkan
kakinya menjauh.
Membuat Yunho terpaksa
mengejar dirinya.
“Arasseo, kalau begitu aku akan berjalan kaki
bersamamu”
“Heh, kau yakin? Direktur hebat sepertimu
tidak akan tahan berjalan kaki sejauh itu”
“Kau ingin bukti? Aku bahkan tidak keberatan
jika kau ingin kita berkeliling dulu”
“Aku tidak akan mau! Itu hanya dalihmu agar
kau bisa menculikku kan?!”
Yunho mengangkat bahunya.
Senyum manisnya tidak pernah
hilang sejak tadi.
Ah, sepertinya ia sangat
tergila-gila pada namja cantik ini hm?
“Kakimu kenapa?”
Eh?
Jaejoong mendongakkan
wajahnya.
Menatap tidak percaya Yunho
yang memasang wajah serius.
Bagaimana Yunho bisa tahu?
Hyungnya saja tidak tahu
kalau ia terjatuh dari tangga tadi siang.
“Y-Ya! Mau apa kau?!” Teriak Jaejoong kaget.
Mata beningnya membelalak
saat Yunho mendadak menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil yang
dikemudikan supirnya sejak tadi.
Namja cantik itu
memberontak.
Ia hendak mendorong bahu
Yunho saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Namun suara bass yang
terdengar memerintah itu membuatnya ciut.
“Diam dulu! Kakimu bengkak seperti ini, apa
kau ingin kakimu diamputasi eoh!”
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak
pelan.
Ia hanya membiarkan Yunho
memangku kaki kanannya dan menggulung celana seragamnya.
Memperlihatkan kakinya yang
mulus dengan lebam yang ada di sudut mata kakinya.
“Appo ania?” Bisik Yunho tanpa melihat
Jaejoong.
DEG DEG DEG.
Namja cantik itu tidak
menyahut.
Ia hanya terdiam dengan mata
yang memandang seduktif namja tampan itu.
Oh gosh.
Debaran apa ini?
Kenapa mendadak wajahnya
terasa menghangat saat Yunho memperhatikannya seperti itu?
“Sepertinya kau tidak bisa berjalan jauh dulu
untuk beberapa hari ini” Ujar Yunho seraya memperban kaki Jaejoong.
“Mwo? Kalau begitu aku tidak bisa ke
sekolah?” Tanya Jaejoong terkejut.
“Aku akan menjemputmu seperti biasa, BooJae,
tenang saja”
CIH.
Jaejoong mendengus.
Ia ingin melawan tapi tidak
bisa.
Dengan kondisi seperti ini?
Ia memang harus menurut kepada namja tampan itu kalau ingin sembuh.
Ckk.
“Ngomong-ngomong, dari mana kau belajar
mengobati luka?” Tanya Jaejoong setelah diam cukup lama.
Yunho menoleh.
Ia tersenyum manis kepada
namja cantik itu.
“Itu bakat yang hanya dimiliki oleh namja
tampan sepertiku, sayang” Ujarnya terkekeh.
BLUSH.
Namja tampan itu semakin
memperlebar senyum manisnya.
Ia mendekatkan wajahnya
dengan wajah Jaejoong.
Membuat namja cantik itu
semakin memundurkan sandarannya.
“Kau sangat cantik, tapi kecantikanmu semakin
terlihat saat wajahmu memerah seperti ini, Boo” Puji Yunho manis.
Jaejoong membulatkan
matanya.
Jantungnya semakin menggila.
Ia menggeram dan mendorong
dada Yunho kasar.
“Ja-Jangan berkata macam-macam! Aku namja dan
aku tampan!!” Jeritnya kesal.
Hmp.
Yunho hanya terkekeh geli.
Omo, he is so cute, ania?
“Sudah sampai, Tuan”
Yunho mengangguk.
Ia membuka pintu dan
merentangkan tangannya kepada Jaejoong.
“Apa?!”
“Kau tidak bisa jalan kan? Biar kugendong”
Aish!
Namja cantik itu membuang
wajahnya.
Pipinya kembali merona.
Kenapa Yunho selalu
membuatnya seperti ini?
Ania! Jaejoong benci Ahjusi
itu!
“A-Aku bisa sendiri, paman mesum!” Erang
Jaejoong kesal.
Namja cantik itu memegang
pintu mobil dan berjalan tertatih.
Diikuti Yunho dari belakang.
CKLEK.
“Aku pulang”
“Selamat datang~ Omo, apa yang terjadi dengan
kakimu, sayang? Kau terjatuh?”
Yeoja cantik berwajah angkuh
itu terlihat panik.
Ia segera menghampiri putra
bungsunya dan memastikan kalau ia baik-baik saja.
Jaejoong hanya menghela
nafasnya.
“Gwenchana Umma, tidak parah” Ujarnya.
Heechul menghembuskan nafas
panjang.
Kemudian ia mengangkat wajah
dan terkesiap mendapati Yunho yang berdiri di belakang namja cantik itu.
“Omo! Yunho ah~ Apa kau yang mengobati luka
Jejung? Aigoo~ kau benar-benar suami idaman~!” Jerit Heechul senang.
Yeoja cantik itu segera
mempersilahkan Yunho untuk masuk ke dalam.
Membuat Jaejoong mendengus
kesal.
“Apa itu Yunho?”
Namja tampan itu menoleh.
Menaikkan alisnya mendapati
Ummanya –Jung Keybum- yang keluar dari dapur.
Ah, sepertinya kedua yeoja
ini sedang membuat kue bersama.
“Umma” Sapa Yunho tersenyum.
Yeoja bermata kucing itu
memeluk putranya sejenak.
Kemudian ia memeluk Jaejoong
dan mencubit pipinya.
“Aigoo~ Calon menantu Umma yang satu ini
terlihat cemberut, kenapa hum? Yunho menjahatimu?” Goda Keybum gemas.
Jaejoong mempoutkan bibirnya
tidak senang.
Ia mengangguk dan berjalan
mendahului Keybum.
“Hahaha, sepertinya kau butuh kesabaran
ekstra untuk menghadapi anak manja itu, Yunho ah” Tawa Heechul.
Yunho hanya tersenyum.
Ia melepas sepatunya dan
melirik Jaejoong yang sudah ditarik Key untuk duduk di ruang keluarga.
Namja tampan itu segera
menyusul.
“Kapan kau akan melaksanakan ujian kelulusan,
sayang?” Tanya Key lembut.
Jaejoong mengernyitkan
dahinya.
Kemudian ia menoleh menatap
Keybum.
“Ungg, sepertinya 5 bulan lagi”
“Omo, itu berarti kau tidak boleh
bermain-main lagi ania? Umma tidak akan mau menerimamu menjadi istri Yunho
kalau nilaimu di bawah rata-rata, Jaejoongie”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
“Itu mustahil, Keybummie~ Uri Jejung adalah
murid terpintar di sekolahnya” Ucap Heechul.
Mendengar itu Keybum
mendesah lega.
Ia mengusap lembut kepala
Jaejoong.
Sementara namja cantik itu
hanya mengeluh kesal dalam hati mengapa ia harus terjebak di antara percakapan
ini.
Jaejoong menggerakkan mata
beningnya pelan.
Menatap Yunho yang sedang
menyesap teh madu kesukaannya.
“Yunho, bagaimana di kantor? Apa Yoochun
mengganggumu lagi?” Tanya Keybum.
Eoh?
Heechul menoleh.
Menatap sahabat baiknya itu.
“Yoochun?”
“Aku belum cerita? Dia keponakanku yang baru
saja datang dari Virginia, dan ia akan melanjutkan studinya disini, aigoo, anak
itu benar-benar nakal, Chullie ah~”
“Hahaha, sepertinya itu bagus untukmu,
bukankah Uri Yunho terlalu penurut ania?”
“Ah, iya, Yoochun seumuran dengan Eunjae,
sepertinya mereka akan satu kelas”
Jaejoong mengangkat
wajahnya.
“Jadi ia akan pindah ke sekolahku?” Tanyanya.
Yunho mengangguk.
“Ne Boo, dan ia yang akan menjagamu kalau aku
tidak ada”
Ish.
Jaejoong mendelikkan matanya
tidak suka.
“Lalu, Yunho, bagaimana dengan saham yang ada
pada perusahaan Direktur Hwang? Kau berhasil mendapatkannya?” Tanya Keybum.
“Tentu saja Umma, aku mendapatkannya dengan
mudah, ia benar-benar ramah dan menyenangkan” Sahut Yunho tersenyum.
Uh.
Sepertinya mereka semua
tidak menyadari kilatan kesal dari kedua mata bening itu hm?
“Umma tahu, beberapa waktu yang lalu Appanya
Jaejoong pernah mengajaknya untuk menggabungkan saham tapi ia menolak dengan
keras, omoo, itu berarti kau sangat pintar Yunho ah~” Ujar Heechul.
“Ania, mungkin aku hanya sedang beruntung”
Elak Yunho tersenyum.
Heechul terkekeh.
“Atau mungkin saja ia terpesona dengan
ketampananmu hm? Kudengar Direktur Hwang itu seorang yeoja yang sangat pemilih”
Ucapnya.
BRAK.
Heechul, Keybum dan Yunho
saling terkesiap.
Mereka menatap Jaejoong yang
mendadak menggebrak meja.
Raut wajahnya terlihat
sangat masam.
“Aku mau tidur” Ujar Jaejoong pelan.
TAP TAP TAP.
Mereka bertiga hanya
memandang Jaejoong yang sudah menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.
Kemudian Heechul dan Keybum
terkekeh geli seraya menyikut lengan Yunho.
“Sepertinya ia cemburu, Yunho ah~ Kka,
sekarang giliranmu untuk menenangkannya” Ucap kedua yeoja itu.
Yunho menggeleng.
“Ania, ia tidak mungkin cemburu, Umma, kalian
tahu kan bagaimana ketusnya Jaejoong selama ini terhadapku?”
“Aish! Ia hanya malu kepadamu, Yunho ah!”
“Baiklaaahh”
Namja tampan itu memutar
kedua bola matanya mendengar ocehan kedua yeoja itu.
Yunho melangkahkan kakinya
menaiki tangga.
Kemudian ia berhenti tepat
di depan pintu kamar Jaejoong.
Ada stiker animasi gajah
berwarna merah muda di sana.
Uh, benar-benar imut.
TOK TOK TOK.
“BooJae, aku masuk ya?”
Hening.
Tidak ada sahutan.
Namja tampan itu memutuskan
untuk membuka pintu kamar Jaejoong.
Kemudian ia segera
menutupnya kembali.
Mata musangnya segera
menangkap suasana kamar yang terlihat remang-remang.
Namja cantik itu sengaja
mematikan lampu kamarnya.
“Boo, kau baik-baik saja?” Tanya Yunho pelan.
Namja tampan itu mendekati
Jaejoong yang berbaring memunggunginya di atas ranjang.
SSRAK.
Yunho duduk di samping
Jaejoong.
Ia tersenyum kecil seraya
mengusap lembut kepala namja cantik itu.
“Aku dan Tiffany tidak ada hubungan apa pun,
sayang, Umma hanya bercanda” Ujar Yunho lagi.
Masih hening.
Tidak ada sahutan apa pun.
Namun beberapa detik
kemudian namja cantik itu membalikkan tubuhnya.
Ia segera memeluk pinggang
Yunho dengan erat.
Menenggelamkan wajahnya di
paha namja tampan itu.
Yunho tertegun.
Ia bisa merasakan celananya
basah.
Menangiskah Jaejoong?
Omoo.
Namja tampan itu segera
mengulas senyum manisnya.
Ia menepuk lembut punggung
tunangannya.
“Jangan terlalu dipikirkan nee? Lebih baik
kau tidur sekarang, lagipula bukankah kakimu masih terasa sakit hm?”
Jaejoong semakin mengeratkan
pelukannya.
Sampai kemudian pelukan itu
melemah dan namja cantik itu terlelap.
Yunho segera melepas
rengkuhan Jaejoong dari pinggangnya.
Kemudian ia membenarkan
posisi baring namja cantik itu.
Hmp.
Yunho berlutut dan
menyibakkan poni hitam namja cantik itu.
Tersenyum lembut dan
mengecup manis bibir cherrynya.
“Jaljayo Boo, saranghae”
Dan Jaejoong pun semakin terbawa
ke alam mimpi.
Dengan bisikan lembut yang
menghanyutkan kesadarannya.
Ah, he is so cute ania?
TBC
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar