This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 13 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/CUTE/PART 6 *END*


PART 6.


  “Jaejoongie, jangan berkedip, sayang” Ujar Keybum mengerutkan dahinya.

Jaejoong menghela nafas.
Ia membiarkan yeoja bermata kucing itu mengoleskan eyeliner tipis di sudut mata beningnya.
Jemarinya mencengkram erat gaun berwarna putih itu.

Oh well.

Hari pernikahan hm?

  “Umma sama sekali tidak percaya akhirnya kau lulus juga, sayang” Ucap Heechul menyeka air matanya.


Jish.
Jaejoong menatap malas.

  “Menikah sih menikah! Tapi kenapa aku harus memakai pakaian menggelikan ini eoh?!” Jerit Jaejoong kesal.

  “Jaejoong! Jangan bergerak!” Teriak Key kesal.

Heechul mengembangkan senyum manisnya.

  “Itu karena kau berperan sebagai pihak wanita di dalam pernikahan ini, Jaejoongie baby, ah~~ Bayi mungilku sudah dewasa~”

  “HAHAHAHAHA”

Jaejoong melotot.
Menatap Eunjae, Yoochun, Junsu dan Changmin yang tertawa geli di atas sofa.
Namja cantik itu tahu kalau mereka semua meledeknya.
Ck -_-

  “Yorin Nuna mana?” Tanya Jaejoong menaikkan alisnya.

  “Dia sedang melihat Yunho” Sahut Eunjae santai.


CKLEK.


Pintu ruangan pengantin wanita terbuka keras.
Mereka semua menatap sosok yeoja cantik berbibir tipis dengan short dress-nya yang berwarna merah muda.
Kim Yorin terlihat sangat menawan hari ini.

  “Omo~ Kau benar-benar beruntung, Jaejoongie, calon suamimu sangat tampan!” Gemas Yorin terkekeh.

Eoh?

Jaejoong terdiam.
Dalam hati ia merutuk penasaran.

  “Mianhae, KKKYYYAAA~ Jaejoongie~ Akhirnya aku bisa bertemu denganmu dan kau sangat cantik!”

Namja cantik itu terkejut.
Ia mendongak menatap Tiffany yang memasuki ruangan.
Yeoja berambut pendek itu duduk di hadapannya dan tersenyum manis.
Omo, eye smile-nya benar-benar mempesona.

  “Kim Jaejoong imnida” Ujar Jaejoong balas tersenyum.

  “Bukankah seharusnya Jung Jaejoong? Hehehe” Kekeh yeoja itu geli.

Jaejoong masih tersenyum.
Hanya saja wajahnya sudah tampak memerah saat ini.

  “Kka, sudah saatnya” Ujar Hangeng dari balik pintu.

Jaejoong mengangguk.
Key dan Heechul membantunya untuk berdiri.
Mereka semua terdiam menatap namja cantik itu.

Gosh.

Kenapa bisa secantik ini?
Kulit pucatnya semakin menawan dengan balutan gaun berwarna putih pearl itu.
Dan kerudung transparan yang menutupi paras anggunnya dengan hiasan pita tipis berwarna merah darah.
Hangeng sampai mengerjapkan mata sipitnya.

Namun ia segera menggeleng pelan dan tersenyum manis kepada Jaejoong.
Mengulurkan lengannya agar namja cantik itu merangkulnya.

  “Ingat, Jaejoongie, jangan nakal” Ujar Heechul.

Jaejoong mempoutkan bibir cherrynya lucu.
Ia mengangguk dan melangkah bersama Hangeng.


BRAK.


Pintu gereja terbuka lebar.
Seluruh undangan menoleh memandang sosok cantik yang melangkah pelan itu.
Bisik-bisik mulai terdengar.
Membicarakan betapa mempesonanya sang mempelai wanita.

Perlahan Jaejoong mengangkat wajahnya.

Dan detik itu juga jantungnya seakan berhenti di tempat.
Mata beningnya mengerjap.
Mencoba mempercayai bahwa sosok tampan yang berdiri di atas altar itu adalah calon suaminya.
Yunho benar-benar tampan dengan tuksedo itu.
Jeongmall.

Sementara itu, Yunho menelan salivanya.
Jemarinya bergetar pelan.
Ia semakin gugup melihat Jaejoong yang semakin mendekat.
Walaupun dalam jarak sejauh ini ia masih bisa melihat dengan jelas wajah cantik itu.
Benar-benar indah.


GREP.


Yunho meraih jemari Jaejoong lembut.
Ia tersenyum manis kepada namja cantik itu.
Jaejoong hanya menundukkan wajahnya yang memerah.
Omo, so cute~

Sang pastor mulai mengucapkan sumpah setia di hadapan Tuhan.

  “Jung Yunho, bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu, mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan?

Yunho mengangguk mantap.

  “Aku bersedia”

Jaejoong merasakan matanya panas.
Air matanya menggenang.

  “Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu, mencintainya seumur hidupmu..Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya..Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia..Sampai maut memisahkan?

  “Aku bersedia..”

Mata bening itu terpejam.
Meneteskan air matanya pelan.
Bibir Jaejoong bergetar lembut.
Ia tidak pernah tahu rasanya akan seharu ini.
Omo.

Yunho menoleh menghadap kekasihnya saat pastor mengizinkan.
Kemudian ia mengulurkan tangannya membuka kerudung namja cantik itu.
Mata musangnya melengkung karena ia tersenyum.
Mengusap air mata Jaejoong dengan jemarinya.
Lalu ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong dan mengecup lembut bibir ranum itu.

Suara tepuk tangan terdengar riuh.
Meramaikan suasana hening di atas altar.


-------


Pintu rumah berwarna putih dengan desain minimalis itu terbuka pelan.
Jaejoong segera menerobos masuk ke dalam meninggalkan Yunho yang menutup pintu.
Ia benar-benar merasa pegal.
Namja cantik itu melepas kerudungnya sembarangan dan berlari menaiki tangga dengan mengangkat gaunnya.

Mengacuhkan Yunho yang terdiam memandangi kaki jenjangnya dari bawah.


CKLEK!


Jaejoong membuka kasar pintu kamar mereka.
Ia segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Yunho yang sudah menutup pintu kamar dan melepas jas tuksedonya hanya tersenyum kecil.

  “BooJae, ganti dulu pakaianmu”

  “Cerewet!”

Yunho menggeleng pelan.
Ia sudah mengganti pakaiannya dengan piyama.
Kemudian ia mengambil satu stel piyama milik Jaejoong dan duduk di samping namja cantik itu.

  “Berbaliklah” Ujar Yunho.

Jaejoong tidak menyahut.
Namun ia menurut.
Namja cantik itu memperlihatkan punggungnya dan membiarkan Yunho menarik res gaunnya sampai habis.
Kemudian Yunho menarik gaun itu sampai lepas dari tubuh kekasihnya.

Mata musangnya menatap nyalang.
Ia tidak pernah tahu kalau tubuh Jaejoong seindah ini.

Ah, pada akhirnya beruang tetaplah beruang hm?

  “Ngkh!”

Jaejoong tersentak kaget.
Dahinya mengerut.
Merasakan gigitan lembut Yunho di punggungnya.
Mata bening Jaejoong bergerak nyaman.
Ia mendesah lembut dan mencengkram kedua sisi bantal.

  “Mmhh..ngg”

Erangan tertahan namja cantik itu terdengar manis.
Menggemaskan, dan menggoda di saat yang bersamaan.

Yunho memejamkan mata musangnya.
Membiarkan nalurinya berjalan memimpin.
Jemarinya meremas lembut kedua sisi pinggang ramping istrinya.
Bibir seksinya sudah menjelajah tengkuk Jaejoong dan menghisap dalam, memberi sebuah kissmark yang sangat kontras di sana.

Jaejoong memiringkan wajahnya.
Menabrakkan bibirnya dengan bibir namja tampan itu.
Suara kecapan dan deru nafas yang tertahan terdengar jelas.

Perlahan Jaejoong membalikkan tubuhnya dengan posisi benar.
Ia membuka kemeja piyama Yunho disela ciuman mereka dan mendekap punggung namja tampan itu hangat.
Sesekali lidahnya terjulur keluar.
Mengundang lidah panas Yunho untuk bermain nakal diluar rongga mulut.

  “Hhh..hhh…hhhh”

Suara deru nafas berkejaran terdengar jelas.
Mereka berdua saling menatap satu sama lain.
Kemudian Jaejoong kembali terpejam.
Mendongakkan wajah ketika Yunho menyurukkan wajahnya di leher namja tampan itu.

  “Ahjusi mesum” Desis Jaejoong pelan.

Hmp.

Yunho tersenyum geli disela aktifitasnya.
Ia menghisap lembut leher Jaejoong dan menggigiti kulitnya.
Kemudian ia menarik selimut yang ada di sudut ranjang dan menutupi tubuh mereka berdua.

Oh well.

Guess what gonna will happened?


-------


  “Aku pulang”

Yunho melonggarkan dasinya pelan.
Ia berjalan masuk ke dalam rumah dan mengedarkan pandangannya.
Namja tampan itu berjalan menuju dapur.
Membuka tudung saji dan tersenyum simpul memandang makan malam yang masih hangat itu.

Kemudian ia beranjak menaiki tangga.
Mencari istrinya yang baru dinikahinya dua minggu yang lalu.


CKLEK.


  “Boo?”

  “GGYYYAAA!! KELUAR! AKU SEDANG BERGANTI BAJU, AHJUSI MESUM!”

Yunho tersentak kaget.
Ia refleks menutup pintu dan terdiam di luar kamar.
Nafasnya memburu.
Dahinya mengerut.

Eoh?

Ini pertama kalinya Jaejoong berteriak lantang seperti itu kepadanya.
Bukankah ia sudah sering melihat tubuh namja cantik itu?
Aish, Jaejoong memang aneh -_-

Yunho menguap.
Ia merasa sangat lelah setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
Namja tampan itu berjalan menuruni tangga dan memutuskan untuk melahap makan malamnya.

Suara dentingan sendok dan sumpit terdengar kontras.
Yunho menghabiskan makan malamnya dan meletakkan piringnya di westafel.
Setelah itu ia duduk di sofa ruang keluarga dan menghidupkan televisi.

Mata musang Yunho mengerjap pelan.
Ia mengantuk.
Yunho baru saja akan tidur.
Namun ketenangannya terusik saat hidungnya menangkap wangi khas istrinya.
Sontak mata Yunho terbuka lebar.

Ia menoleh.
Menatap Jaejoong yang sudah duduk disampingnya dengan semangkuk cookies gula.

  “Kebiasaan sekali! Seharusnya kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk!” Omel Jaejoong kesal.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Tapi bukankah biasanya memang seperti itu?”

  “Tidak lagi sekarang! Pokoknya kau tidak boleh masuk ke dalam kamar kalau tidak mengetuk pintu, arasseo?!”

  “Hm, baiklah”

  “Kka, mandilah, aku sudah menyiapkan air panas”

Yunho mengangguk.
Ia melihat Jaejoong yang sudah meletakkan mangkuk cookies itu di atas meja.
Namja tampan itu melangkahkan kakinya menjauh.
Namun belum tiga langkah, ia sudah berbalik dan menyerang bibir Jaejoong tiba-tiba.
Namja cantik itu mengerang tertahan.

Punggungnya menekan sandaran sofa.
Kedua tangannya terjulur memeluk Yunho.
Mata beningnya terpejam.
Menikmati ciuman manis yang mereka lakukan bersama.

  “Mmmhh..ck..ck”

Jaejoong membuka mulutnya.
Membiarkan lidah Yunho menyusup dan menggelitiki rongga mulutnya.
Namja tampan itu tersenyum disela ciumannya.
Ia mengangkat tubuh Jaejoong dan menariknya agar berdiri.
Kemudian mendorongnya dengan bibir masih bertautan.

Jaejoong memundurkan langkahnya perlahan.
Menaiki tangga dengan tuntunan Yunho.


TOK TOK TOK.


Hmp.
Jaejoong menahan tawanya saat ia membuka matanya sedikit dan mengintip Yunho yang mengetuk pintu kamar mereka terlebih dahulu.
Konyol. Pikirnya.

Yunho membuka pintu kamar mereka dan merebahkan Jaejoong di atas ranjang.
Ciuman mereka terlepas.
Keduanya sibuk mencari nafas.
Mata mereka saling menatap satu sama lain.

Namja tampan itu berbalik menghadap langit-langit kamar.
Ia memejamkan matanya seraya mengatur nafasnya.


CUP.


Yunho membuka matanya sekilas memandang Jaejoong yang menaiki tubuhnya dan berbaring di atasnya seraya mencium bibir seksinya.
Namja tampan itu kembali memejamkan mata musangnya.
Kedua tangannya memeluk erat pinggang kekasihnya.

Jaejoong memiringkan wajahnya.
Memperdalam ciuman manis yang panas itu.


DDRRTT…DDRRTTT…


Jaejoong segera menghentikan ciumannya.
Ia meraih ponselnya dan mengangkat teleponnya.

  “Ne Umma?”

Yunho yang mendengar itu segera beranjak dari baringnya.
Ia melepas jasnya dan bersiap untuk memasuki kamar mandi.
Namun sebelum meninggalkan Jaejoong namja tampan itu mengecup manis dahi kekasihnya dan meraih bathrobenya.

Meninggalkan Jaejoong yang berbincang di sana.

  “Nee, arasseo, aku akan segera mencari hal yang bisa diributkan” Ujar Jaejoong seraya melirik pintu kamar mandi yang tertutup.

  “Hihihi~ Umma sangat bersemangat kali ini~” Sahut Heechul dari seberang sana.

  “Eoh? Umma memang jahil -__-”

  “Jadi, rencananya, setelah membuat pertengkaran dengan Yunho, kau akan menginap disini kan sayang? Setelah itu kami semua berpura-pura marah kepada suamimu~

  “Um, kalau bisa berakting semaksimal mungkin, pokoknya aku harus membalaskan tipuannya di hari ulang tahunku yang lalu!”

  “Neee~ Arasseo~ Yunho dimana sekarang?

  “Dia sedang mandi, untuk selanjutnya kita pikirkan nanti ne Umma? Aku mau makan dulu, jja, anyeong”


KLIK.


Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.
Ia kembali meletakkan ponselnya seraya melirik kalender mungil yang tergeletak di atas meja.

Tanggal 6 Februari hm? Seminggu lagi.


-------


  “Aaahh~ Foto ini benar-benar sangat indah! Aigoo, aku juga ingin memajang yang seperti ini bersama Chunnie!”

Jaejoong terkekeh memandang Junsu yang tidak bisa berhenti berceloteh sejak tadi.
Namja imut itu memutuskan untuk berkunjung ke rumah Jaejoong setelah menyibukkan diri dengan kuliahnya.

  “Duduklah Kim Junsu, sebelum pangeran kodok ini menghabiskan semua kue keringnya” Kekeh Jaejoong.

Changmin mengangkat wajahnya.
Tersenyum manis dengan pipi menggembung karena kue.
Sementara Yoochun menghela nafasnya.

  “Aku bisa gila, kau tahu? Dosen sialan itu menyuruhku menjadi ketua senat dan menggantikannya di beberapa kelas! Tugas ini, tugas itu, aaahh!” Erang namja chubby itu kesal.

Jaejoong hanya tersenyum manis.
Ia melirik jam dindingnya dan tertegun.

  “Mianhae, aku mau melihat Fany Fany dulu” Ujarnya.

YooSuMin hanya mengangguk patuh.
Well, sebelum mereka tiba Tiffany sudah lebih dulu menitipkan putri kecilnya karena ia akan bertemu dengan mantan suaminya sebentar.
Jaejoong melangkahkan kakinya menaiki tangga.
Mata beningnya melirik pintu kamarnya yang tertutup.
Kemudian ia membuka pintu itu dan tersenyum kecil memperhatikan Fany Fany yang sudah terlelap pulas di ranjangnya dengan boneka yang berserakan.


CKLEK.


Jaejoong kembali menutup pintunya.
Ia beranjak turun ke bawah dan mendelik menatap sosok hangat yang sangat dikenalnya itu.

  “EUNJAE HYUUUNNGG!”

Namja cantik itu berlari menuruni tangga.
Ia tersenyum lebar dan menubruk namja hangat itu dengan keras.
Membuat Yorin tertawa kecil.

  “OMOO! Kita sudah tidak bertatap muka selama seabad!” Jerit Jaejoong histeris.

Eunjae mengetuk pelan kepala adiknya.
Ia terkekeh geli.

  “Senang sekali eoh? Apa Yunho membuatmu bahagia?” Tanya Eunjae.

Jaejoong mempoutkan bibirnya lucu.
Ia meninju perut Hyungnya pelan dan beranjak duduk di sofa.

  “Yunho masih belum pulang?” Tanya Yorin menaikkan alisnya.

  “Ahjusi mesum itu lembur, Nuna” Sahut Jaejoong polos.

Eoh?

Mereka semua saling menatap Jaejoong dengan tatapan yang tidak bisa digambarkan.
Ahjusi mesum?
Oh well.
Mereka pikir Jaejoong sudah berubah menjadi sedikit lebih dewasa semenjak menikah.
Tapi sepertinya tidak -___-

  “Jadi, bagaimana dengan rencana yang akan kita jalankan?” Tanya Yoochun.

  “Ah, aku sangat senang memainkan rencana seperti ini, hehehehe” Tawa Junsu geli.

Jaejoong mendelik.
Mengacuhkan Yorin yang berjalan menghampirinya dan mengusap lembut perut ratanya.

  “Keponakan Nuna masih terlalu kecil hm?” Gumamnya lembut.

Mereka semua mulai berkerubung di sisi Jaejoong.
Namja cantik itu terkekeh geli.

  “Ingat ya, Yunho tidak boleh tahu apa pun!” Kecamnya.

Mereka semua mengangguk.
Mulai membicarakan tentang kehamilan Jaejoong yang mendadak seminggu yang lalu.

  “Bagaimana dengan morning sick? Atau muntah-muntah biasa?” Tanya Changmin bingung.

Hmp.
Jaejoong tersenyum manis.

  “Aku selalu melakukannya di kamar mandi atas, dan aku sudah memperingati Ahjusi itu untuk selalu mengetuk pintu sebelum masuk”

  “Sepertinya Yunho Hyung sudah pulang”

Mereka semua menatap Yoochun.
Kemudian memandang pintu ruang depan yang terbuka.
Tampak sesosok namja tampan dan yeoja cantik berambut pendek dari sana.
Yunho tersenyum kepada mereka semua begitu juga dengan Tiffany.

  “Berkumpul eoh?” Ujar Yunho lembut.

Mereka tertawa kecil.
Tiffany berjalan menghampiri Jaejoong.
Kemudian ia berbisik di pelan.

  “Fany otte? Apa ia nakal?”

  “Ania, yeoja itu sedang tidur di kamarku, Nuna”

  “Aigoo, arasseo, aku akan membawanya pulang sekarang”

  “Eh? Tapi kasihan, dia sedang ti---”

  “Umma bilang kau sudah bisa melaksanakan rencana kita, Joongie”

Ah.
Jaejoong mengerjapkan matanya.
Ia tersenyum dan mengangguk.
Yunho segera melepas jasnya dan beranjak memasuki kamar.
Mengambil Fany Fany yang sedang tidur dan membawanya turun ke bawah.

  “Hm, kalau begitu kami semua pulang sekarang ne Jae?”

Jaejoong mengangguk.
Mereka semua sudah bersiap-siap.
Junsu memeluk Jaejoong sebelum pergi.
Eunjae menepuk lembut kepala namja cantik itu dan Changmin menepuk pipi Jaejoong.
Membuat namja cantik itu tertawa kecil.


CKLEK.


Dalam sekejap ruang besar berfuniture mewah itu kembali terasa sepi.
Jaejoong menghela nafasnya dan mengangkat gelas-gelas ke westafel.
Yunho ikut membantu merapikan bantal sofa.

  “BooJae”

  “Um”

  “Kau bersama Fany seharian ini ania?”

  “Ne, wae?”

  “Bagaimana menurutmu?”

  “Hmm, ia anak yang manis”

Hening.
Jaejoong tersenyum diam-diam di balik Yunho.
Ia tahu namja tampan itu ingin membicarakan apa.

  “Rumah ini sepi sekali ania?” Ujar Yunho menghela nafasnya.

Jaejoong berbalik.
Menaikkan alisnya.

  “Apa maksudmu eoh? Kalau kau ingin mengatakan sesuatu katakan secara langsung!”

  “Kenapa kau marah? Aku Cuma berkomentar, sayang”

  “Kau menyindirku kan? Aku tahu! Rumah ini sepi sekali, tidak ada tawa anak kecil yang mendominasi, sudahlah!”

Eoh?

Yunho menaikkan alisnya.
Ia mendekati kekasihnya.
Jaejoong mengerutkan dahinya kesal.

  “BooJae, maksudku---”

  “Jangan sentuh aku!”

  “Boo”

  “KUBILANG JANGAN SENTUH!”

Yunho terhenyak.
Ia segera menurunkan tangannya yang hendak mengusap bahu Jaejoong.
Namja cantik itu membanting gelas yang sedang berada di genggamannya dan berlari memasuki kamar.
Meninggalkan Yunho yang diam di sana.


TAP TAP TAP!


Namja tampan itu berjalan cepat menyusul Jaejoong.
Ia membuka pintu kamar dengan keras dan menatap namja cantik itu.

  “Apa yang kau lakukan, Jung Jaejoong?” Tanya Yunho menaikkan intonasi suaranya.

Jaejoong mendengus.
Ia tetap memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

  “Aku mau pulang ke rumah Umma! Berada disini membuatku merasa jengah! Kalau kau memang menginginkan keadaan rumah yang selalu riuh bawa saja Fany Fany kesini!”

Yunho merasakan emosinya memuncak.
Ia tidak pernah semarah ini sebelumnya.
Jish!
Kenapa Jaejoong tidak pernah bisa berubah?
Kenapa namja cantik itu tetap egois dan seenaknya?

  “Baiklah! Terserah! Pergilah kalau kau mau, aku tidak akan melarang!” Bentak Yunho kesal.


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Hei, bukankah ini bagian dari rencananya?
Tapi kenapa hatinya tetap merasa sakit mendengar Yunho berkata seperti itu?
Yunho tidak pernah membentaknya sekeras itu selama mereka menikah.

Gosh.

Jaejoong meringis.
Merasakan matanya panas.
Perlahan tetes bening itu mengalir membasahi pipinya.
Ia mencengkram koper itu dan menyeretnya kasar.
Menubruk bahu Yunho dan berlari menuruni tangga.
Kemudian ia menutup pintu depan dengan kasar.

Dalam sekejap rumah besar itu terasa lengang.
Sunyi, senyap, sepi.
Yunho berdiri dalam diam.
Nafasnya memburu.
Namun kemudian ia berbalik dan berlari menyusul kekasihnya.


BRAK!


Yunho membuka pintu depan dengan kasar.
Mata musangnya bergerak cepat.
Menangkap sosok cantik itu sudah berada di dalam taksi.
Yunho berdecih.
Ia mengusap wajahnya.


-------


  “Aku tidak akan pulang tanpamu Boo” Ujar Yunho tegas.

Jaejoong menundukkan wajahnya.
Menatap lututnya yang diam.
Well, Yunho sedang membujuknya untuk kembali pulang ke rumah saat ini.
Tapi ia harus bertahan sampai lusa, tepat di hari ulang tahun Yunho.

  “Maaf, kami merepotkan Umma” Ujar Yunho menundukkan wajahnya.

Heechul menggeleng.
Ia tersenyum dan menepuk bahu Yunho.

  “Kka, lebih baik kita makan malam dulu, Yunho, kau sudah makan?”

  “Belum, Umma”

Jaejoong mendesah pendek.
Ia melirik Hyungnya yang melewatinya dengan tampang jahil.
Membuatnya ingin tertawa.
Tapi ia harus tetap berakting.
Aish.


SSRAK.


Jaejoong beranjak bangun dan berjalan memasuki kamarnya dulu.
Membuat Yunho menoleh menatapnya.

  “Umma, aku tidak ikut makan, kurasa lebih baik aku beristirahat saja di kamar”

Heechul mengangguk.
Ia menyusul Hangeng yang sudah berada di meja makan.


CKLEK.


Yunho membuka pintu kamar berstiker animasi gajah berwarna merah muda itu.
Hmp.
Senyumnya terkembang tanpa sadar.
Ah, kamar ini penuh dengan kenangan tersendiri baginya.
Moment-moment manisnya bersama Jaejoong ada di dalam ruangan ini.

Namja tampan itu melirik Jaejoong yang bergelung di ranjangnya.
Ia ikut berbaring di sana dan menghela nafas panjang.

  “Maafkan aku..Seharusnya aku tidak berkata seperti itu kepadamu, dan seharusnya aku tidak membentakmu” Bisik Yunho pelan.

Hening.
Tidak terdengar sahutan apa pun.

  “Maaf”

Yunho terus melantunkan permintaan maafnya.
Tanpa menyadari Jaejoong yang sedang mengulas senyum manisnya.


-------


Jaejoong melirik kalender di ruang keluarganya saat ini.
Mata beningnya berkilat.

  “Umma, aku pergi ne”

Heechul mengangguk.
Membiarkan Jaejoong keluar rumah tanpa sepengetahuan Yunho.
Namja cantik itu bersenandung lirih seraya memainkan ponselnya.
Eunjae, Yorin, Yoochun, Junsu dan Changmin sudah menunggunya di rumah.
Mereka akan membantu untuk menghias rumah saat ini.

Sementara itu, Yunho baru saja selesai mandi.

Ia mengernyitkan dahinya melirik kamar yang terasa kosong.
Namja tampan itu beranjak keluar kamar dan menuruni tangga.
 
  “Umma lihat Joongie?”

Heechul menoleh.
Ia menggeleng dan kembali fokus merajut sweater untuk calon cucunya nanti.
Yunho mendesah pendek.

  “Umma”

  “Hmm?”

Heechul menghentikan aktifitasnya.
Ia mengangkat wajahnya menatap Yunho yang duduk di sampingnya.
Raut wajahnya benar-benar kusut.

  “Aku minta maaf, aku sudah menyakiti perasaan Jaejoong, padahal aku sudah berjanji untuk menyayanginya” Gumam Yunho pelan.

Aigoo~

Kim Heechul mengulas senyum manisnya.

  “Kau tidak perlu minta maaf, Yunho ah, pertengkaran ringan memang selalu ada dalam setiap rumah tangga”

Yunho kembali diam.
Meresapi kalimat dari Umma mertuanya.
Namja tampan itu terus merapatkan bibirnya sampai Jaejoong kembali pulang.

Namja cantik itu berjalan menghampiri suaminya dan berdiri di hadapan Yunho.

  “Aku mau pulang” Ujarnya ketus.

Yunho terkesiap.
Ia segera berdiri dan mengangguk.
Kemudian mengikuti Jaejoong untuk mengambil barang-barang mereka.

Jaejoong dan Yunho berpamitan kepada Heechul dan Hangeng.
Kemudian mereka pulang bersama menaiki Audy metalic hitam milik Yunho.
Keduanya hanya saling berdiam diri sampai ke rumah.

Jaejoong membuka pintu mobil itu dan memasuki rumah.
Meninggalkan Yunho yang sedang menurunkan koper namja cantik itu dari bagasi.


TAP TAP TAP.


Yunho menyeret koper Jaejoong pelan.
Pikirannya berkecamuk.
Memikirkan cara untuk meminta maaf kepada kekasihnya agar Jaejoong kembali seperti semula.
Aish, ia benar-benar tidak tahan dengan keadaan seperti ini.

Namja tampan itu berdiri di depan pintu.
Ia membuka pintu berwarna putih itu dan menutupnya kembali.
Dan ketika ia berbalik, mata musangnya membulat.
Menatap langit-langit dan lantai rumahnya penuh dengan balon warna warni.
Jantung Yunho berdegup kencang.
Mata musangnya bergerak pelan.

Menatap Jaejoong yang berdiri di tengah ruangan dengan sebuah kotak berwarna putih polos.
Yunho berjalan menghampiri kekasihnya.
Namja cantik itu menyodorkan kotak tersebut.
Yunho mengerutkan dahinya.


TREK.


DEG.


Jantung Yunho seakan berhenti berdetak.
Nafasnya tercekat.
Mata musangnya melebar.
Tertegun menatap alat tes kehamilan yang tergeletak di dalam kotak itu.
Dua garis berwarna merah.
Yunho merasakan matanya panas.

Jaejoong tersenyum manis di hadapannya.

  “Happy Birthday, bear” Bisiknya lirih.


GREPP!


Jaejoong terkesiap.
Yunho memeluknya dengan erat.
Namja tampan itu menenggelamkan wajahnya di bahu Jaejoong.
Membuat namja cantik itu terkekeh geli.

Jaejoong mengusap lembut punggung suaminya.
Ia menyanyikan lagu Happy Birthday dengan lembut.
Senyum manisnya terulas merasakan kausnya basah.

  “Aigoo, uri Appa menangis eoh?” Kekehnya geli.

Yunho bergumam.
Ia ikut tertawa kecil.
Kemudian ia mengangkat wajahnya.
Kedua tangannya menangkup wajah cantik Jaejoong dan menatap lurus mata bening itu.

  “Aku mencintaimu BooJae” Bisiknya lirih.

  “Aku juga mencintaimu, Ahjusi~ Hehehehe” Kekeh Jaejoong lucu.

Yunho tersenyum manis.
Ia mengecup lembut dahi istrinya dan mengusap rambut hitamnya lembut.
Kemudian ia berbisik lirih.

  “Gomawo..Jeongmall gomawo..”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum dalam diam.
Kemudian memeluk erat tubuh namja tampan itu.

  “Aigoo~ Uri Yunnie bear look so cute ania?” Gumamnya manis.


END.

1 komentar: