Tittle: LOVE TENSION
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-fluff-friendship-lalalala~
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
“Don’t
go away”
.
.
.
Namja cantik itu menyipitkan
mata bulatnya ngeri.
Menatap Halmoninya yang sedang
tersenyum-senyum bahagia di dekat jendela.
Aigoo.
Jaejoong bergidik.
“YA! Halmoni! Apa-apaan eoh? Kenapa Halmoni
terus tersenyum sendiri sejak tadi? MENGERIKAN!” Teriak Jaejoong kesal.
Eoh?
Yeoja berumur itu
membalikkan tubuhnya.
Ia mencibir menatap
Jaejoong.
“Apa kau bilang? Memangnya kenapa kalau aku
tersenyum sendiri eoh?! Dari pada kau! Mungkin kau bahkan tidak tahu bagaimana
caranya tersenyum!” Bentak Kim Gwiboon seraya memukuli kepala cucunya.
Membuat Jaejoong mengerang
kesakitan.
“KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA!” Teriak
Jaejoong kesal.
Yeoja berumur itu terkekeh
geli.
Ia menepuk kepala namja
cantik itu sekali lagi sebelum beranjak memasuki dapur.
Oh well.
Orang tua Jaejoong dan orang tua dari tetangga yang seumuran dengannya sedang berlibur bersama keluar negeri.
Orang tua Jaejoong dan orang tua dari tetangga yang seumuran dengannya sedang berlibur bersama keluar negeri.
Mereka memang akrab sejak
keluarga namja cantik itu pindah kesini.
Dan yah, perginya orang tua
Jaejoong menyebabkan ia harus tinggal berdua saja dengan Halmoninya yang
cerewet itu selama sebulan.
Aish.
Menyebalkan.
PLAKK!
“AAWWW!!”
“Cucu sialan! Berani sekali kau mengataiku
menyebalkan eoh?!”
“Author yang nulis! Bukan aku!!”
“ALASAN! Kka! Bawa kue ini ke rumah keluarga
Jung!”
“MWO?? AKU TIDAK MAU!!”
Jaejoong mendelik menatap Halmoninya.
Membuat yeoja tua itu
melotot.
Tapi Jaejoong tetap tidak
goyah.
Ish!
Ia lebih baik membersihkan
kamar mandi dari pada membawakan kue ke rumah tetangga itu dan bertemu muka
dengan Yunho!
Mereka pasti akan bertengkar
lagi seperti biasanya.
“Aish, padahal dulu kau dan Yunho selalu
mandi bersama, kenapa sekarang jadi seperti ini?” Gumam Gwiboon menghela
nafasnya.
“JANGAN UNGKIT-UNGKIT LAGI HAL ITU!
MEMALUKAN!” Teriak Jaejoong lantang.
Gwiboon menyipitkan matanya.
Ia memukul kepala Jaejoong.
“Kau berani membentak Halmonimu eoh?! Apa kau
tahu kalau dulu kau selalu menangis kalau Yunho tidak mandi bersamamu hah!!”
“HALMONI!”
Yeoja tua itu tertawa penuh
kemenangan.
Membuat namja cantik itu
mempoutkan bibir merahnya kesal.
Ia mendengus tidak senang.
“Cepat antarkan kue ini, arasseo?” Ujar
Gwiboon.
Jaejoong mengangguk dengan
terpaksa.
Ia beranjak bangun dengan
asal-asalan dan meraih kue itu kasar.
Gwiboon berteriak lantang.
“Jangan lupa titip salam untuk Jinyu yaa~”
JISH -_____-
Jaejoong memutar bola
matanya dan terus berjalan menuju teras rumah.
Mengacuhkan Halmoninya yang
mendadak centil itu.
“Titip salam apanya? Bilang saja kalau nenek
ingin Harabojinya Yunho memuji kue buatan nenek!” Gerutu Jaejoong kesal.
BLAM!
Namja cantik itu membanting
pintu pagarnya.
Ia menghela nafas berat dan
membuka pintu pagar mungil yang membatasi halaman rumahnya dengan halaman rumah
Yunho.
TING----
CKLEK!
DEG!
Jaejoong tersentak kaget
saat ia baru saja menekan bel itu sekali tapi pintu sudah terbuka.
Mata beningnya membesar
mendapati Yunho yang berdiri di sana.
“Kenapa kau cepat sekali membuka pintunya?
Apa kau menungguku?” Rentet Jaejoong menaikkan alisnya.
Mwo?
Yunho terkekeh mengejek.
Ia mencibir ke arah namja
cantik itu.
“Percaya diri sekali kau eoh? Aku sudah tahu
kalau kau pasti akan membawa kue lagi untuk Harabojiku, ck, bilang saja kalau
kau ingin bertemu denganku” Ujar Yunho.
Jaejoong mendecih kesal.
Ia menggembungkan pipinya
dan menggerakkan pout cherrynya lucu.
Namja tampan itu segera
merebut kue yang ada di tangan Jaejoong.
“YA! Kau tidak tahu apa itu sopan santun
eoh?!” Jerit Jaejoong galak.
Yunho tersenyum manis kepada
Jaejoong.
Ia mengetuk dahi namja
cantik itu pelan.
“Terima kasih, Nona Kim”
BLAM!
Jaejoong terdiam di depan
pintu.
Yunho membanting pintu
rumahnya dengan kasar.
Membuat Jaejoong shock.
“JUNG YUNHO SIALAN! BERAPA KALI HARUS
KUKATAKAN PADAMU KALAU AKU LAKI-LAKI!!”
-------
Namja bermata sipit dengan
rambut yang sudah memutih itu menaikkan alisnya.
Menatap cucunya yang sedang
tersenyum sendiri seraya menenteng sepiring kue cherry.
Ah, pasti dari Halmoni namja
cantik itu hm?
“Sepertinya kau senang sekali, Yunho ah” Sapa
Jinsan terkekeh.
Yunho mengangguk.
Ia tertawa geli seraya meletakkan
kue itu di atas meja makan.
“Cucunya Gwiboon Halmoni benar-benar lucu,
hehehe”
“Eoh? Jadi kau suka padanya?”
“Bukankah Haraboji memang sudah tahu?”
Omo.
Jung Jinsan mengangguk
pelan.
Tidak lama kemudian ia
tertawa geli.
“Gwiboon pasti kaget kalau ia tahu”
“Aish, jangan beritahu Halmoninya! Haraboji
ember sekali eoh?”
“Ember? Buat apa? Kau mau mengepel lantai?”
PLAK.
Yunho menepuk dahinya.
Ia mendesah dan menggeleng.
Kemudian ia berjalan menaiki
tangga.
“Apa Jaejoongie menyampaikan pesan?” Tanya
Jinsan mendongak.
Yeah.
Yunho mengangguk dan
menunduk.
Menatap malas Harabojinya
itu.
“Gwiboon Halmoni menitipkan salam cintanya
untukmu”
Ah~
Namja berumur itu terkekeh
senang.
Ia menyendok kuenya saat
ini.
Mengacuhkan Yunho yang sudah
masuk ke dalam kamar.
BLAM.
Namja tampan itu menutup
pintu kamarnya.
Ia mendesah dan merebahkan
tubuhnya di atas ranjang.
Kemudian ia menoleh.
Tersenyum manis
memperhatikan jendela kamarnya.
Oh ya, ia biasa mengintip
Jaejoong dari sini.
TAP TAP TAP.
Yunho berjalan mendekati
jendelanya.
Ia bersembunyi di balik
dinding dan melongokkan kepalanya pelan.
Ah!
Jaejoong sedang berganti
baju~!
Mata musang Yunho
berkilat-kilat.
Senyum mesumnya terulas.
Aish.
Dasar beruang -___-
-------
“Aku pergi!”
Jaejoong melompat dari
teras.
Ia mencengkram tali tas
sampingnya dan membuka pintu pagar.
Ah.
Jaejoong tertegun saat ia
tidak sengaja melihat Yunho yang keluar rumah.
Seperti biasa, namja tampan
itu terlihat sangat tampan~
Namja cantik itu tersenyum
tanpa sadar.
Namun ia segera berjalan
dengan tingkah acuh.
“Pagi” Sapa Yunho.
Jaejoong menoleh.
“Pagi”
TAP TAP TAP.
Hening.
Hanya terdengar suara tapak
kaki mereka berdua.
Yunho berjalan di belakang
Jaejoong.
“YA! Kenapa kau mengikutiku eoh!” Bentak
Jaejoong menoleh.
Membuat namja tampan itu
mencebilkan bibir seksinya lucu.
“Kau pikir aku sekolah dimana?” Ujar Yunho
kesal.
Jaejoong mendengus.
Ia kembali berbalik dan
mempercepat langkahnya.
Ck.
Kenapa ia harus satu sekolah
dengan Yunho eoh?
Menyebalkan!
DUKK!
“AKH!”
GREPP!
Jaejoong terkesiap.
Ia hampir saja terjatuh
karena batu besar itu.
Namja cantik itu baru saja
ingin menarik nafas lega.
Namun nafasnya tercekat saat
ia menyadari rengkuhan erat Yunho di pinggangnya.
Jaejoong menoleh.
“Apa kau sangat nyaman dengan pelukanku
hingga kau tidak ingin melepasnya huh?” Desis Yunho sebal.
DUGG!
Jaejoong segera mendorong
namja tampan itu.
Ia memalingkan wajahnya yang
merah padam.
Yunho menaikkan alisnya.
“Hei, kau tidak tahu apa itu sopan santun
eoh?” Ujar Yunho dari belakang.
Jish.
Jaejoong menyipitkan matanya
kesal.
“Gomawo sudah menolongku” Ucapnya setengah
hati.
Yunho terkekeh.
Ia tersenyum manis tanpa
sadar.
Omo, namja cantik itu benar-benar
menggemaskan di matanya.
-------
“Jaejoongie---”
“AKU TIDAK MAU! KALAU BELANJA BERSAMA YUNHO
LAGI AKU TIDAK MAU!!”
PLAKK!
Jaejoong berteriak lantang.
Ia memekik seraya mengusap
kepalanya.
Menatap Halmoninya yang
sudah melotot kesal.
“KENAPA KAU SENANG SEKALI MENYAHUT EOH?!”
“KENAPA HALMONI SENANG SEKALI MEMUKULKU EOH?!
KALAU AKU IDIOT BAGAIMANA!”
PLAKK!
“AAAHHH!!”
“KAU BERANI MENERIAKIKU HAH?! CUCU KURANG
AJAR!”
Jaejoong melompat dari sofa.
Ia berlari menjauhi Halmoninya
yang emosi berat.
Yeoja berumur itu mendengus
kesal.
“Cepat pergi belanja bersama Yunho!” Ujar
Gwiboon.
“Aku ti----”
“Apa kau tidak ingin melihat Halmonimu senang
eoh? Biarkan Halmoni berdua bersama Harabojinya Yunho sebentar saja, Kim Jaejoong!”
“Mwo? Uri Haraboji mau dikemanakan?! Halmoni
selingkuh!”
“Seenaknya saja kau mengatai Halmonimu ini! Harabojimu
sudah tenang di alam sana, Jaejoongie, ppaliwa!”
Jaejoong menggeram.
Ia merebut kasar uang yang
diserahkan Halmoninya itu.
Namja cantik itu
menghentakkan kakinya berjalan menuju teras rumah.
Diikuti Halmoninya dari
belakang.
Yeoja berumur itu tersenyum
manis.
CKLEK.
Jaejoong membuka pintu.
Ia melihat Yunho yang sedang
duduk di kursi santai yang ada di halaman rumahnya.
Sementara Haraboji Yunho
terlihat sedang menyiram tanaman.
“Jaejoongie”
“Apa lagi?!”
“Halmoni sudah cantik belum?”
Ya tuhan -___-
Jaejoong memutar bola
matanya malas.
Ia mengangguk terpaksa dan
membuka pintu pagar pembatas halaman itu.
“Jinyu ah~ Jaejoongie ingin pergi belanja,
tapi ia tidak berani pergi sendiri, bisakah kami meminjam Yunho sebentar?”
Jaejoong melotot menatap Halmoninya.
Sementara Yunho yang sedang
bersantai menoleh memandang Halmoni dan cucu itu.
“Ne! Tentu saja!” Sahut Haraboji Yunho
tertawa.
“Kka, Joongie ah” Ujar Halmoni Jaejoong ikut
tertawa.
Namja tampan itu mengangguk.
Ia segera beranjak bangun
dan berjalan seraya memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.
“Gwiboon ah, kau manis sekali hari ini” Puji
Jinsan tersenyum.
“Aigoo~ Kau ingin menggodaku di depan cucu
kita eoh?” Ujar Gwiboon malu-malu.
“HOEEKK!” Jaejoong dan Yunho menjulurkan
lidah mereka.
Membuat Jinsan dan Gwiboon
melotot kepada cucu masing-masing.
Kedua namja itu segera
melarikan diri sambil tertawa geli.
“Hahahaha” Tawa Jaejoong geli.
Namja cantik itu memegangi
perutnya.
Nafasnya sampai tercekat.
“Hei” Panggil Yunho.
“Apa?” Sahut Jaejoong melirik Yunho.
“Kau benar-benar ingin pergi bersamaku hah?”
“M-Mwo?! Enak saja! Halmoniku yang berbicara
seperti itu! Bukan aku yang memintanya!”
“Heh, bilang saja kau suka padaku”
“KAU GILA, JUNG YUNHO!”
“Tapi tidak segila kau”
Argh!
Jaejoong mendelik kesal.
Mata beningnya melotot
kepada Yunho.
Tapi namja tampan itu tidak
peduli.
Ia hanya tertawa seraya
berjalan mendahului Jaejoong.
“Jae”
DEG.
Namja cantik itu tersentak
kaget.
Ia mendongak menatap Yunho
yang tiba-tiba berbalik menatapnya.
“Kau tidak sakit hati kan? Soalnya aku sama
sekali tidak tertarik dengan semi laki-laki”
“BRENGSEK!”
“Hahahahaha”
-------
“Rumput laut takio..mmmm..”
TAP TAP TAP.
Jaejoong menggumam tidak
jelas.
Ia terus mendorong troli
belanjaan yang sudah hampir penuh.
Namja cantik itu
membungkukkan tubuhnya hendak mengambil beberapa bungkus rumput laut.
SSRAK!
Jaejoong beranjak berdiri.
Ia menjulurkan tangannya
memasukkan bungkusan itu ke dalam troli.
Kemudian dahinya mengernyit.
Menatap berbagai macam
cemilan yang sudah tergeletak di sana.
Namja cantik itu mengangkat
wajahnya.
Menatap Yunho yang sedang
memasukkan beberapa bungkus cemilan lagi ke dalam troli.
SSRAK!
SSRAK!
SSRAK!
“YA! APA YANG KAU LAKUKAN EOH?!”
Namja tampan itu melotot
menatap Jaejoong yang melempari bungkusan cemilan Yunho kembali ke dalam rak.
GREPP!
“Apa kau buta? Aku sengaja menaruh makanan
itu ke dalam troli karena aku menginginkannya!” Teriak Yunho kesal.
Jaejoong mendelik.
“Tapi ini belanjaanku! Kau bermaksud
menaruhnya tanpa sepengetahuanku agar aku yang membayar semuanya kan!”
“MWO? Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu
eoh? Apa kau idiot? Seorang Jung Yunho tidak mungkin melakukan hal keji itu!”
“Keji kakekmu! Kau memang brengsek!”
“Kau mengatai Harabojiku?! Baiklah, kalau
begitu nenekmu penyihir!”
“YAA! Jangan sembarangan mengatai Halmoniku!
Walaupun cerewet ia seorang Halmoni yang baik!”
“Kalau begitu seharusnya kau berdoa agar
kebaikan Halmonimu menurun kepadamu!”
“Kau berpikir kalau aku jahat??”
“Tidak, tapi kau semi laki-laki!”
“YYA! AKU----”
“Hihihihi~ pasangan suami istri itu manis
sekali, mereka saling bertengkar sambil berpegangan tangan~~”
SSRAK!
Jaejoong dan Yunho serentak
menarik kembali tangan mereka.
Wajah keduanya terlihat
memerah.
Menghindari kekehan geli
dari beberapa pengunjung supermarket yang ada di sekitar.
Aish.
Namja tampan itu mencampakkan semua cemilannya ke dalam troli
dan mendorongnya mendahului Jaejoong.
Membuat namja cantik itu
terpaksa mengikuti Yunho dari belakang.
“Kau membuatku malu!” Ujar Yunho kesal.
Uh.
Jaejoong mempoutkan
bibirnya.
Ia ingin menyahut.
Tapi entah kenapa ia tidak
bisa.
Mendadak hatinya berdenyut
saat Yunho berdesis seperti itu kepadanya.
Omo.
Ige mweyo?
“Ini semua, Tuan?”
“Ne”
“Totalnya 143.000 Won”
Jaejoong mengangkat
kepalanya.
Menatap kaget Yunho yang
membayari seluruh belanjaan.
Kemudian namja tampan itu
menyerahkan satu bungkus plastik besar kepadanya.
Sementara dua bungkusan lagi
digandeng oleh Yunho.
Mereka berdua keluar dari
supermarket.
Jaejoong terus menundukkan
wajahnya.
Sementara Yunho berdiam
diri.
Namja cantik itu berjalan di
belakang Yunho.
“N-Ng..Yunho ah”
“Ne”
“Gomawo..”
“Gwenchana”
Jaejoong merasakan
jantungnya berdebar mendadak.
Kenapa Yunho tidak
meledeknya?
Kenapa namja tampan itu
tidak mengatainya seperti biasa?
Aigoo~
Wajah Jaejoong memerah perlahan mengingat kekehan geli pengunjung di supermarket tadi.
Ia mendongak sedikit melirik
Yunho dari belakang.
“Apa pendapatmu tentang tadi?” Tanya Jaejoong
pelan.
Yunho menaikkan alisnya.
Tapi ia masih tidak menoleh.
“Apa maksudmu?”
“Itu..Pengunjung yang tadi..Mereka bilang
kita..”
Ah.
Yunho tersenyum simpul.
Ia mengeratkan pegangannya
pada kedua plastik belanjaan itu.
“Menurutku yang tadi itu terdengar bagus”
DEG.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak
pelan.
Apa?
Yunho terkekeh.
Ia menoleh dan melirik
Jaejoong dengan tatapan jahilnya.
“Bagus karena kau adalah seorang wanita”
Sambungnya tertawa.
“BRENGSEK!” Maki Jaejoong kesal.
-------
“Jaejoong aa, kau kenapa?”
Gwiboon mengernyitkan
dahinya bingung.
Menatap Jaejoong yang
terlihat aneh belakangan ini.
Oh well.
Lebih tepatnya sejak cucunya
pulang dari belanja bersama dengan Yunho namja cantik itu selalu mengurung
dirinya di dalam kamar.
“Apa kau marah pada halmoni?”
Jaejoong menggeleng.
Ia mendesah pendek.
“Aku hanya sedang malas bicara..Halmoni pergi
saja, Halmoni mau jalan-jalan dengan Harabojinya Yunho kan?”
“Arasseo, Halmoni akan menyuruh Yunho untuk
menjagamu”
“Mwo? Tidak u---”
Jaejoong tertegun.
Menatap Yunho yang sudah
berdiri di depan ruang keluarga.
Namja tampan itu melepas
jaketnya dan berjalan masuk menghampiri Jaejoong.
“Halmoni pergi ne Yun? Halmoni titip
Joongie~”
Yunho mengangguk.
Ia tersenyum saat Gwiboon
menepuk pipinya pelan.
BLAM!
Suara pintu tertutup
terdengar jelas.
Mengisi keheningan yang
melanda di antara kedua namja ini.
Jaejoong memilih untuk acuh.
Ia memencet remote televisi dan mencari siaran yang
bagus.
Yunho mendesah pendek.
Ia duduk di samping
Jaejoong.
Namja cantik itu masih tidak
peduli.
Ia membiarkan Yunho
memisahkan jarak di antara mereka.
Bahkan ia tidak sadar kalau
namja tampan itu menjepit bahunya dengan bahu miliknya karena rapatnya posisi
mereka.
“Apa yang terjadi padamu? Tidak biasanya”
Ujar Yunho bingung.
“Bukan urusanmu” Sahut Jaejoong datar.
“Kau aneh sejak kita pulang berbelanja
beberapa hari yang lalu Kim Jaejoong, apa ada masalah?”
“Oppsso”
Namja tampan itu mendesah
pendek.
Ia mengangguk dan beranjak
pergi meninggalkan namja cantik itu.
Namun belum sempat ia
melangkah namja cantik itu sudah menarik ujung kausnya.
Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong yang masih
menunduk.
“Don’t
go away”
Namja tampan itu tersenyum
kecil.
Ia kembali duduk di samping
Jaejoong.
“Kalau begitu beritahu aku”
“ISH! Bukankah sudah kukatakan tidak ada?!
Kenapa kau memaksa sekali eoh?”
Hmp.
Yunho tersenyum lebar.
Ia terkekeh menepuk kepala
Jaejoong lembut.
“Ini dia baru Jaejoongku”
DEG.
Mata bening Jaejoong
bergerak pelan.
Jantungnya berdebar
perlahan.
Apa?
Ia tidak salah dengar kan?
Yunho menyebutnya
‘Jaejoongku’??
Namja cantik itu mendesah
pelan.
Berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
“Aku..Aku hanya merasa aneh kalau mengingat
perkataan pengunjung supermarket waktu itu” Bisik Jaejoong pelan.
Ah-ah.
Yunho mengangguk.
Ia tersenyum manis.
“Kau masih ingat kan mereka bilang apa?”
Tanya Jaejoong masih menunduk.
Yunho kembali mengangguk.
Ia merengkuh pundak Jaejoong
dan mengecup lembut puncak kepalanya.
Menghirup wangi permen apel
manis dari sana.
“Mereka bilang kita adalah sepasang kekasih
yang serasi” Bisik Yunho lembut.
DEG.
Jaejoong terkesiap.
Matanya mengerjap berkali-kali.
Tangannya bergetar pelan.
Oh gosh!
Posisi macam apa ini?!
Kenapa mendadak Yunho---
“Aku sudah lama menyukaimu, Kim Jaejoong”
Sambung Yunho masih berbisik.
Jaejoong terdiam.
Ia lupa bagaimana caranya
untuk bernafas.
Hanya detak jantungnya yang
semakin menggila.
Dan rasa geli di perutnya
menyebar seperti ada ratusan kupu-kupu disana.
“Bu-Bukankah kalau Halmoniku dan Harabojimu
menikah nanti kita akan menjadi keluarga? Menurutmu bagaimana bisa kita
menjalin hubungan?” Gumam Jaejoong akhirnya.
Yunho tersenyum.
Ia bisa merasakan getaran
halus dari suara merdu itu.
Jaejoong gugup huh?
“Tidak ada yang mustahil dalam kamusku,
Joongie..Lagi pula yang menikah bukan orang tua kita”
“Ngh”
Jaejoong memejamkan matanya
erat.
Merasakan jilatan lembut
dari lidah Yunho pada telinganya.
Membuatnya mencengkram
lengan namja tampan itu tanpa sadar.
BRUKK.
Yunho merebahkan Jaejoong di
atas sofa.
Ia menunduk dan mengecup
dada bidang namja cantik itu pelan.
“Well, setidaknya bukan masalah bagiku
walaupun kau semi laki-laki” Kekehnya geli.
“Brengsek!” Maki Jaejoong kesal.
Yunho meringis.
Ia mengusap kepalanya yang
dipukul Jaejoong.
Aish.
O-oh
Love tension Love tension no-o-o-oo~
Love tension Love tension no-o-o-oo~
Motto so create your love~
Love Tension
L-Love Tension
END.
-4Minute, Love Tension-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar