This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 03 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/LOVE TENSION


Tittle: LOVE TENSION

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-fluff-friendship-lalalala~


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Don’t go away

.
.
.

Namja cantik itu menyipitkan mata bulatnya ngeri.
Menatap Halmoninya yang sedang tersenyum-senyum bahagia di dekat jendela.
Aigoo.
Jaejoong bergidik.

  “YA! Halmoni! Apa-apaan eoh? Kenapa Halmoni terus tersenyum sendiri sejak tadi? MENGERIKAN!” Teriak Jaejoong kesal.

Eoh?

Yeoja berumur itu membalikkan tubuhnya.

Ia mencibir menatap Jaejoong.

  “Apa kau bilang? Memangnya kenapa kalau aku tersenyum sendiri eoh?! Dari pada kau! Mungkin kau bahkan tidak tahu bagaimana caranya tersenyum!” Bentak Kim Gwiboon seraya memukuli kepala cucunya.

Membuat Jaejoong mengerang kesakitan.

  “KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA!” Teriak Jaejoong kesal.

Yeoja berumur itu terkekeh geli.
Ia menepuk kepala namja cantik itu sekali lagi sebelum beranjak memasuki dapur.
Oh well.
Orang tua Jaejoong dan orang tua dari tetangga yang seumuran dengannya sedang berlibur bersama keluar negeri.
Mereka memang akrab sejak keluarga namja cantik itu pindah kesini.

Dan yah, perginya orang tua Jaejoong menyebabkan ia harus tinggal berdua saja dengan Halmoninya yang cerewet itu selama sebulan.
Aish.
Menyebalkan.


PLAKK!


  “AAWWW!!”

  “Cucu sialan! Berani sekali kau mengataiku menyebalkan eoh?!”

  “Author yang nulis! Bukan aku!!”

  “ALASAN! Kka! Bawa kue ini ke rumah keluarga Jung!”

  “MWO?? AKU TIDAK MAU!!”

Jaejoong mendelik menatap Halmoninya.
Membuat yeoja tua itu melotot.
Tapi Jaejoong tetap tidak goyah.
Ish!
Ia lebih baik membersihkan kamar mandi dari pada membawakan kue ke rumah tetangga itu dan bertemu muka dengan Yunho!

Mereka pasti akan bertengkar lagi seperti biasanya.

  “Aish, padahal dulu kau dan Yunho selalu mandi bersama, kenapa sekarang jadi seperti ini?” Gumam Gwiboon menghela nafasnya.

  “JANGAN UNGKIT-UNGKIT LAGI HAL ITU! MEMALUKAN!” Teriak Jaejoong lantang.

Gwiboon menyipitkan matanya.
Ia memukul kepala Jaejoong.

  “Kau berani membentak Halmonimu eoh?! Apa kau tahu kalau dulu kau selalu menangis kalau Yunho tidak mandi bersamamu hah!!”

  “HALMONI!”

Yeoja tua itu tertawa penuh kemenangan.
Membuat namja cantik itu mempoutkan bibir merahnya kesal.
Ia mendengus tidak senang.

  “Cepat antarkan kue ini, arasseo?” Ujar Gwiboon.

Jaejoong mengangguk dengan terpaksa.
Ia beranjak bangun dengan asal-asalan dan meraih kue itu kasar.
Gwiboon berteriak lantang.

  “Jangan lupa titip salam untuk Jinyu yaa~”

JISH -_____-

Jaejoong memutar bola matanya dan terus berjalan menuju teras rumah.
Mengacuhkan Halmoninya yang mendadak centil itu.

  “Titip salam apanya? Bilang saja kalau nenek ingin Harabojinya Yunho memuji kue buatan nenek!” Gerutu Jaejoong kesal.


BLAM!


Namja cantik itu membanting pintu pagarnya.
Ia menghela nafas berat dan membuka pintu pagar mungil yang membatasi halaman rumahnya dengan halaman rumah Yunho.


TING----


CKLEK!


DEG!


Jaejoong tersentak kaget saat ia baru saja menekan bel itu sekali tapi pintu sudah terbuka.
Mata beningnya membesar mendapati Yunho yang berdiri di sana.

  “Kenapa kau cepat sekali membuka pintunya? Apa kau menungguku?” Rentet Jaejoong menaikkan alisnya.

Mwo?

Yunho terkekeh mengejek.
Ia mencibir ke arah namja cantik itu.

  “Percaya diri sekali kau eoh? Aku sudah tahu kalau kau pasti akan membawa kue lagi untuk Harabojiku, ck, bilang saja kalau kau ingin bertemu denganku” Ujar Yunho.

Jaejoong mendecih kesal.
Ia menggembungkan pipinya dan menggerakkan pout cherrynya lucu.
Namja tampan itu segera merebut kue yang ada di tangan Jaejoong.

  “YA! Kau tidak tahu apa itu sopan santun eoh?!” Jerit Jaejoong galak.

Yunho tersenyum manis kepada Jaejoong.
Ia mengetuk dahi namja cantik itu pelan.

  “Terima kasih, Nona Kim”


BLAM!


Jaejoong terdiam di depan pintu.
Yunho membanting pintu rumahnya dengan kasar.
Membuat Jaejoong shock.

  “JUNG YUNHO SIALAN! BERAPA KALI HARUS KUKATAKAN PADAMU KALAU AKU LAKI-LAKI!!”


-------


Namja bermata sipit dengan rambut yang sudah memutih itu menaikkan alisnya.
Menatap cucunya yang sedang tersenyum sendiri seraya menenteng sepiring kue cherry.
Ah, pasti dari Halmoni namja cantik itu hm?

  “Sepertinya kau senang sekali, Yunho ah” Sapa Jinsan terkekeh.

Yunho mengangguk.
Ia tertawa geli seraya meletakkan kue itu di atas meja makan.

  “Cucunya Gwiboon Halmoni benar-benar lucu, hehehe”

  “Eoh? Jadi kau suka padanya?”

  “Bukankah Haraboji memang sudah tahu?”

Omo.

Jung Jinsan mengangguk pelan.
Tidak lama kemudian ia tertawa geli.

  “Gwiboon pasti kaget kalau ia tahu”

  “Aish, jangan beritahu Halmoninya! Haraboji ember sekali eoh?”

  “Ember? Buat apa? Kau mau mengepel lantai?”


PLAK.


Yunho menepuk dahinya.
Ia mendesah dan menggeleng.
Kemudian ia berjalan menaiki tangga.

  “Apa Jaejoongie menyampaikan pesan?” Tanya Jinsan mendongak.

Yeah.
Yunho mengangguk dan menunduk.
Menatap malas Harabojinya itu.

  “Gwiboon Halmoni menitipkan salam cintanya untukmu”

Ah~
Namja berumur itu terkekeh senang.
Ia menyendok kuenya saat ini.
Mengacuhkan Yunho yang sudah masuk ke dalam kamar.


BLAM.


Namja tampan itu menutup pintu kamarnya.
Ia mendesah dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Kemudian ia menoleh.
Tersenyum manis memperhatikan jendela kamarnya.

Oh ya, ia biasa mengintip Jaejoong dari sini.


TAP TAP TAP.


Yunho berjalan mendekati jendelanya.
Ia bersembunyi di balik dinding dan melongokkan kepalanya pelan.

Ah!

Jaejoong sedang berganti baju~!

Mata musang Yunho berkilat-kilat.
Senyum mesumnya terulas.
Aish.
Dasar beruang -___-


-------


  “Aku pergi!”

Jaejoong melompat dari teras.
Ia mencengkram tali tas sampingnya dan membuka pintu pagar.

Ah.

Jaejoong tertegun saat ia tidak sengaja melihat Yunho yang keluar rumah.
Seperti biasa, namja tampan itu terlihat sangat tampan~
Namja cantik itu tersenyum tanpa sadar.
Namun ia segera berjalan dengan tingkah acuh.

  “Pagi” Sapa Yunho.

Jaejoong menoleh.

  “Pagi”


TAP TAP TAP.


Hening.
Hanya terdengar suara tapak kaki mereka berdua.
Yunho berjalan di belakang Jaejoong.

  “YA! Kenapa kau mengikutiku eoh!” Bentak Jaejoong menoleh.

Membuat namja tampan itu mencebilkan bibir seksinya lucu.

  “Kau pikir aku sekolah dimana?” Ujar Yunho kesal.

Jaejoong mendengus.
Ia kembali berbalik dan mempercepat langkahnya.
Ck.
Kenapa ia harus satu sekolah dengan Yunho eoh?
Menyebalkan!


DUKK!


  “AKH!”


GREPP!


Jaejoong terkesiap.
Ia hampir saja terjatuh karena batu besar itu.
Namja cantik itu baru saja ingin menarik nafas lega.
Namun nafasnya tercekat saat ia menyadari rengkuhan erat Yunho di pinggangnya.

Jaejoong menoleh.

  “Apa kau sangat nyaman dengan pelukanku hingga kau tidak ingin melepasnya huh?” Desis Yunho sebal.


DUGG!


Jaejoong segera mendorong namja tampan itu.
Ia memalingkan wajahnya yang merah padam.
Yunho menaikkan alisnya.

  “Hei, kau tidak tahu apa itu sopan santun eoh?” Ujar Yunho dari belakang.

Jish.
Jaejoong menyipitkan matanya kesal.

  “Gomawo sudah menolongku” Ucapnya setengah hati.

Yunho terkekeh.
Ia tersenyum manis tanpa sadar.
Omo, namja cantik itu benar-benar menggemaskan di matanya.


-------


  “Jaejoongie---”

  “AKU TIDAK MAU! KALAU BELANJA BERSAMA YUNHO LAGI AKU TIDAK MAU!!”


PLAKK!


Jaejoong berteriak lantang.
Ia memekik seraya mengusap kepalanya.
Menatap Halmoninya yang sudah melotot kesal.

  “KENAPA KAU SENANG SEKALI MENYAHUT EOH?!”

  “KENAPA HALMONI SENANG SEKALI MEMUKULKU EOH?! KALAU AKU IDIOT BAGAIMANA!”


PLAKK!


  “AAAHHH!!”

  “KAU BERANI MENERIAKIKU HAH?! CUCU KURANG AJAR!”

Jaejoong melompat dari sofa.
Ia berlari menjauhi Halmoninya yang emosi berat.
Yeoja berumur itu mendengus kesal.

  “Cepat pergi belanja bersama Yunho!” Ujar Gwiboon.

  “Aku ti----”

  “Apa kau tidak ingin melihat Halmonimu senang eoh? Biarkan Halmoni berdua bersama Harabojinya Yunho sebentar saja, Kim Jaejoong!”

  “Mwo? Uri Haraboji mau dikemanakan?! Halmoni selingkuh!”

  “Seenaknya saja kau mengatai Halmonimu ini! Harabojimu sudah tenang di alam sana, Jaejoongie, ppaliwa!”

Jaejoong menggeram.
Ia merebut kasar uang yang diserahkan Halmoninya itu.
Namja cantik itu menghentakkan kakinya berjalan menuju teras rumah.
Diikuti Halmoninya dari belakang.
Yeoja berumur itu tersenyum manis.


CKLEK.


Jaejoong membuka pintu.
Ia melihat Yunho yang sedang duduk di kursi santai yang ada di halaman rumahnya.
Sementara Haraboji Yunho terlihat sedang menyiram tanaman.

  “Jaejoongie”

  “Apa lagi?!”

  “Halmoni sudah cantik belum?”

Ya tuhan -___-

Jaejoong memutar bola matanya malas.
Ia mengangguk terpaksa dan membuka pintu pagar pembatas halaman itu.

  “Jinyu ah~ Jaejoongie ingin pergi belanja, tapi ia tidak berani pergi sendiri, bisakah kami meminjam Yunho sebentar?”

Jaejoong melotot menatap Halmoninya.
Sementara Yunho yang sedang bersantai menoleh memandang Halmoni dan cucu itu.

  “Ne! Tentu saja!” Sahut Haraboji Yunho tertawa.

  “Kka, Joongie ah” Ujar Halmoni Jaejoong ikut tertawa.

Namja tampan itu mengangguk.
Ia segera beranjak bangun dan berjalan seraya memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana.

  “Gwiboon ah, kau manis sekali hari ini” Puji Jinsan tersenyum.

  “Aigoo~ Kau ingin menggodaku di depan cucu kita eoh?” Ujar Gwiboon malu-malu.

  “HOEEKK!” Jaejoong dan Yunho menjulurkan lidah mereka.

Membuat Jinsan dan Gwiboon melotot kepada cucu masing-masing.
Kedua namja itu segera melarikan diri sambil tertawa geli.

  “Hahahaha” Tawa Jaejoong geli.

Namja cantik itu memegangi perutnya.
Nafasnya sampai tercekat.

  “Hei” Panggil Yunho.

  “Apa?” Sahut Jaejoong melirik Yunho.

  “Kau benar-benar ingin pergi bersamaku hah?”

  “M-Mwo?! Enak saja! Halmoniku yang berbicara seperti itu! Bukan aku yang memintanya!”

  “Heh, bilang saja kau suka padaku”

  “KAU GILA, JUNG YUNHO!”

  “Tapi tidak segila kau”

Argh!

Jaejoong mendelik kesal.
Mata beningnya melotot kepada Yunho.
Tapi namja tampan itu tidak peduli.
Ia hanya tertawa seraya berjalan mendahului Jaejoong.

  “Jae”


DEG.


Namja cantik itu tersentak kaget.
Ia mendongak menatap Yunho yang tiba-tiba berbalik menatapnya.

  “Kau tidak sakit hati kan? Soalnya aku sama sekali tidak tertarik dengan semi laki-laki”

  “BRENGSEK!”

  “Hahahahaha”


-------


  “Rumput laut takio..mmmm..”


TAP TAP TAP.


Jaejoong menggumam tidak jelas.
Ia terus mendorong troli belanjaan yang sudah hampir penuh.
Namja cantik itu membungkukkan tubuhnya hendak mengambil beberapa bungkus rumput laut.


SSRAK!


Jaejoong beranjak berdiri.
Ia menjulurkan tangannya memasukkan bungkusan itu ke dalam troli.
Kemudian dahinya mengernyit.
Menatap berbagai macam cemilan yang sudah tergeletak di sana.

Namja cantik itu mengangkat wajahnya.
Menatap Yunho yang sedang memasukkan beberapa bungkus cemilan lagi ke dalam troli.


SSRAK!

SSRAK!

SSRAK!


  “YA! APA YANG KAU LAKUKAN EOH?!”

Namja tampan itu melotot menatap Jaejoong yang melempari bungkusan cemilan Yunho kembali ke dalam rak.


GREPP!


  “Apa kau buta? Aku sengaja menaruh makanan itu ke dalam troli karena aku menginginkannya!” Teriak Yunho kesal.

Jaejoong mendelik.

  “Tapi ini belanjaanku! Kau bermaksud menaruhnya tanpa sepengetahuanku agar aku yang membayar semuanya kan!”

  “MWO? Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu eoh? Apa kau idiot? Seorang Jung Yunho tidak mungkin melakukan hal keji itu!”

  “Keji kakekmu! Kau memang brengsek!”

  “Kau mengatai Harabojiku?! Baiklah, kalau begitu nenekmu penyihir!”

  “YAA! Jangan sembarangan mengatai Halmoniku! Walaupun cerewet ia seorang Halmoni yang baik!”

  “Kalau begitu seharusnya kau berdoa agar kebaikan Halmonimu menurun kepadamu!”

  “Kau berpikir kalau aku jahat??”

  “Tidak, tapi kau semi laki-laki!”

  “YYA! AKU----”

  “Hihihihi~ pasangan suami istri itu manis sekali, mereka saling bertengkar sambil berpegangan tangan~~”


SSRAK!


Jaejoong dan Yunho serentak menarik kembali tangan mereka.
Wajah keduanya terlihat memerah.
Menghindari kekehan geli dari beberapa pengunjung supermarket yang ada di sekitar.
Aish.

Namja tampan itu  mencampakkan semua cemilannya ke dalam troli dan mendorongnya mendahului Jaejoong.
Membuat namja cantik itu terpaksa mengikuti Yunho dari belakang.

  “Kau membuatku malu!” Ujar Yunho kesal.

Uh.

Jaejoong mempoutkan bibirnya.
Ia ingin menyahut.
Tapi entah kenapa ia tidak bisa.
Mendadak hatinya berdenyut saat Yunho berdesis seperti itu kepadanya.

Omo.

Ige mweyo?

  “Ini semua, Tuan?”

  “Ne”

  “Totalnya 143.000 Won”

Jaejoong mengangkat kepalanya.
Menatap kaget Yunho yang membayari seluruh belanjaan.
Kemudian namja tampan itu menyerahkan satu bungkus plastik besar kepadanya.
Sementara dua bungkusan lagi digandeng oleh Yunho.

Mereka berdua keluar dari supermarket.

Jaejoong terus menundukkan wajahnya.
Sementara Yunho berdiam diri.
Namja cantik itu berjalan di belakang Yunho.

  “N-Ng..Yunho ah”

  “Ne”

  “Gomawo..”

  “Gwenchana”

Jaejoong merasakan jantungnya berdebar mendadak.
Kenapa Yunho tidak meledeknya?
Kenapa namja tampan itu tidak mengatainya seperti biasa?

Aigoo~

Wajah Jaejoong memerah perlahan mengingat kekehan geli pengunjung di supermarket tadi.
Ia mendongak sedikit melirik Yunho dari belakang.

  “Apa pendapatmu tentang tadi?” Tanya Jaejoong pelan.

Yunho menaikkan alisnya.
Tapi ia masih tidak menoleh.

  “Apa maksudmu?”

  “Itu..Pengunjung yang tadi..Mereka bilang kita..”

Ah.

Yunho tersenyum simpul.
Ia mengeratkan pegangannya pada kedua plastik belanjaan itu.

  “Menurutku yang tadi itu terdengar bagus”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya bergerak pelan.
Apa?

Yunho terkekeh.
Ia menoleh dan melirik Jaejoong dengan tatapan jahilnya.

  “Bagus karena kau adalah seorang wanita” Sambungnya tertawa.

  “BRENGSEK!” Maki Jaejoong kesal.


-------


  “Jaejoong aa, kau kenapa?”

Gwiboon mengernyitkan dahinya bingung.
Menatap Jaejoong yang terlihat aneh belakangan ini.
Oh well.
Lebih tepatnya sejak cucunya pulang dari belanja bersama dengan Yunho namja cantik itu selalu mengurung dirinya di dalam kamar.

  “Apa kau marah pada halmoni?”

Jaejoong menggeleng.
Ia mendesah pendek.
 
  “Aku hanya sedang malas bicara..Halmoni pergi saja, Halmoni mau jalan-jalan dengan Harabojinya Yunho kan?”
 
  “Arasseo, Halmoni akan menyuruh Yunho untuk menjagamu”

  “Mwo? Tidak u---”

Jaejoong tertegun.
Menatap Yunho yang sudah berdiri di depan ruang keluarga.
Namja tampan itu melepas jaketnya dan berjalan masuk menghampiri Jaejoong.

  “Halmoni pergi ne Yun? Halmoni titip Joongie~”

Yunho mengangguk.
Ia tersenyum saat Gwiboon menepuk pipinya pelan.


BLAM!


Suara pintu tertutup terdengar jelas.
Mengisi keheningan yang melanda di antara kedua namja ini.
Jaejoong memilih untuk acuh.
Ia memencet remote televisi dan mencari siaran yang bagus.

Yunho mendesah pendek.
Ia duduk di samping Jaejoong.
Namja cantik itu masih tidak peduli.
Ia membiarkan Yunho memisahkan jarak di antara mereka.
Bahkan ia tidak sadar kalau namja tampan itu menjepit bahunya dengan bahu miliknya karena rapatnya posisi mereka.

  “Apa yang terjadi padamu? Tidak biasanya” Ujar Yunho bingung.

  “Bukan urusanmu” Sahut Jaejoong datar.

  “Kau aneh sejak kita pulang berbelanja beberapa hari yang lalu Kim Jaejoong, apa ada masalah?”

  “Oppsso”

Namja tampan itu mendesah pendek.
Ia mengangguk dan beranjak pergi meninggalkan namja cantik itu.
Namun belum sempat ia melangkah namja cantik itu sudah menarik ujung kausnya.
Yunho menoleh.
Menatap Jaejoong yang masih menunduk.

  “Don’t go away

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia kembali duduk di samping Jaejoong.

  “Kalau begitu beritahu aku”

  “ISH! Bukankah sudah kukatakan tidak ada?! Kenapa kau memaksa sekali eoh?”

Hmp.

Yunho tersenyum lebar.
Ia terkekeh menepuk kepala Jaejoong lembut.

  “Ini dia baru Jaejoongku”


DEG.


Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Jantungnya berdebar perlahan.
Apa?
Ia tidak salah dengar kan?
Yunho menyebutnya ‘Jaejoongku’??

Namja cantik itu mendesah pelan.
Berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

  “Aku..Aku hanya merasa aneh kalau mengingat perkataan pengunjung supermarket waktu itu” Bisik Jaejoong pelan.

Ah-ah.
Yunho mengangguk.
Ia tersenyum manis.

  “Kau masih ingat kan mereka bilang apa?” Tanya Jaejoong masih menunduk.

Yunho kembali mengangguk.
Ia merengkuh pundak Jaejoong dan mengecup lembut puncak kepalanya.
Menghirup wangi permen apel manis dari sana.

  “Mereka bilang kita adalah sepasang kekasih yang serasi” Bisik Yunho lembut.


DEG.


Jaejoong terkesiap.
Matanya mengerjap berkali-kali.
Tangannya bergetar pelan.
Oh gosh!
Posisi macam apa ini?!
Kenapa mendadak Yunho---

  “Aku sudah lama menyukaimu, Kim Jaejoong” Sambung Yunho masih berbisik.

Jaejoong terdiam.
Ia lupa bagaimana caranya untuk bernafas.
Hanya detak jantungnya yang semakin menggila.
Dan rasa geli di perutnya menyebar seperti ada ratusan kupu-kupu disana.

  “Bu-Bukankah kalau Halmoniku dan Harabojimu menikah nanti kita akan menjadi keluarga? Menurutmu bagaimana bisa kita menjalin hubungan?” Gumam Jaejoong akhirnya.

Yunho tersenyum.
Ia bisa merasakan getaran halus dari suara merdu itu.
Jaejoong gugup huh?

  “Tidak ada yang mustahil dalam kamusku, Joongie..Lagi pula yang menikah bukan orang tua kita”

  “Ngh”

Jaejoong memejamkan matanya erat.
Merasakan jilatan lembut dari lidah Yunho pada telinganya.
Membuatnya mencengkram lengan namja tampan itu tanpa sadar.


BRUKK.


Yunho merebahkan Jaejoong di atas sofa.
Ia menunduk dan mengecup dada bidang namja cantik itu pelan.

  “Well, setidaknya bukan masalah bagiku walaupun kau semi laki-laki” Kekehnya geli.

  “Brengsek!” Maki Jaejoong kesal.

Yunho meringis.
Ia mengusap kepalanya yang dipukul Jaejoong.

Aish.

O-oh
Love tension Love tension no-o-o-oo~
Love tension Love tension no-o-o-oo~

Motto so create your love~

Love Tension

L-Love Tension


END.

-4Minute, Love Tension-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar