This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 13 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/MORE THAN THIS


Tittle: MORE THAN THIS

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-psycho-mpreg-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*

Story Line-nya terinspirasi FFnya Mela Unnie sama Fres Unnie X)
#kecupkecup


-------


  “Aku menginginkan desahanmu, bukan rintihan yang terdengar menyedihkan”

.
.
.

Seoul, abad 19.


  “Kuharap kau menjaga putraku sebaik mungkin, Yang Mulia Jung”

Namja tampan itu tersenyum kecil.
Mata musangnya berkilat tajam.
Ia tidak menyahut lebih, hanya berdiam memandang sang Kaisar Kim yang berjalan menuju kereta kudanya.


DRAP DRAP DRAP!


Namun kemudian Yunho mengangkat wajahnya.
Ketika telinganya mendengar suara derap langkah yang memburu.
Sosok cantik berhanbok merah marun itu berlari mengejar Appanya.
Membuat sang Kaisar berbalik dan menatap putra bungsunya.

  “Appa andwae! Aku tidak ingin seperti ini! Aku ingin ikut!” Jerit Jaejoong memohon.

Sang Kaisar tersenyum kecil.
Kemudian ia mengusap lembut rambut hitam Jaejoong yang terlihat agak panjang.


  “Kau tahu sendiri Joongie, Yang Mulia Jung telah memenangkan negeri kita, maka perjanjian harus ditepati” Ujarnya.

Jaejoong menggeleng lemah.
Tenggorokannya tercekat.
Ia ingin menangis sekarang.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Mengacuhkan sosok tampan yang menatapnya dalam diam.
Mata musangnya berkilat tajam.

Oh well.

Tepat seperti yang dikatakan oleh namja paruh baya itu.
Kalau ia dan Yunho telah melaksanakan kesepakatan dalam berperang.
Kaisar Kim sudah mengetahui dari awal kalau negara mereka akan kalah.
Hum, siapa yang tidak mengenal kesempurnaan seorang Kaisar Jung eoh?
Yunho tidak pernah kalah dalam berperang.

Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa namja paruh baya itu masih tetap melaksanakan perjanjian dengan Yunho kalau ia sudah tahu akan kalah?

Hmp.

Tentu saja untuk putra kesayangannya.
Namja paruh baya itu tahu kalau Yunho sudah lama melirik putranya yang manja.
Dan ia sengaja membuat perjanjian perang itu untuk menggabungkan negeri mereka tanpa diperintah oleh Yunho.
Negeri yang dipimpin oleh namja tampan itu adalah negeri termakmur yang pernah ada.
Rakyat dari negara Kaisar Kim akan ikut sejahtera jika mereka menggabungkan daerah.

  “Appa..Hiks..”

Namja cantik itu menundukkan wajahnya semakin dalam.
Membiarkan sang Appa memeluknya sejenak dan beranjak menaiki kereta kuda itu.
Meninggalkannya sendiri disana.
Jaejoong terisak lirih.
Ia menutup wajahnya dengan tangan dan menggigit bibir bawahnya.


GREPP.


Jaejoong tertegun.
Mata beningnya sontak terbuka saat seseorang memeluknya dengan lembut.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Dan dalam sekejap rona merah menyemburat di pipinya.
Menatap Yunho yang tersenyum lembut kepadanya.

  “Pernikahan kita akan dilaksanakan besok pagi, lebih baik kau istirahat hm?” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong mengusap matanya.
Ia hanya mendesah pendek dan menyahut.
Ah, sudah menjadi nasibnya.
Mau tidak mau ia harus menerima segala yang sudah terjadi.

Jaejoong mengangguk.
Ia berjalan pelan mengikuti Yunho.


-------


Suasana Istana terlihat sangat meriah.
Seluruh Kaisar dan bangsawan berkumpul di halaman Istana merayakan hari pernikahan sang Kaisar tangguh bernama Jung Yunho itu.
Para Putri Mahkota dan calon Selir berdecak kesal.
Padahal mereka telah berharap jikalau Yunho akan memilih wanita untuk menjadi pendampingnya.

Oh guess.

Siapa yang tidak ingin menjadi kekasih namja tampan itu eoh?

  “Permaisuri telah tiba”

Hening.
Seluruh undangan merapatkan bibir mereka.
Yunho memalingkan wajahnya, menoleh ke arah kanan dari pintu utama Istana.


GREK!


DEG.


Seluruh undangan terkesiap kaget.
Mata mereka membesar.
Menahan nafas menatap sosok cantik yang melangkah pelan dari pintu utama.

Yunho terdiam.
Matanya bergerak pelan.
Memandang Jaejoong yang mengenakan hanbok ratu berwarna putih dengan motif bunga sakura berwarna cokelat di sudut bawah rok hanboknya.
Sebuah topi kerudung manis berwarna putih transparan tersemat di kepalanya.
Ia melangkah menghampiri Yunho.

Para undangan mengerjapkan mata mereka sekali lagi.
Terpesona dengan kecantikan namja cantik itu.
Omo, bibirnya yang merah alami.
Kulitnya yang putih pucat.
Hidung mancungnya yang tegas.
Dan sepasang mata bulatnya yang indah.

Ia terlihat seperti boneka kerajaan yang cantik.


SRET.


Jaejoong menundukkan wajahnya.
Ia menekuk kaki kanannya ke depan memberi hormat kepada Yunho.
Namja tampan itu beranjak dari duduknya.
Ia meraih jemari halus Jaejoong dan mengecupnya lembut.
Membuat namja cantik itu tertegun dalam sekejap.
Kemudian Yunho merengkuh pinggang ramping itu.

  “Beri hormat kepada Permaisuri dinasti Jung!”

Seluruh undangan dan para penghuni Istana menunduk memberi hormat.
Jaejoong hanya menghela nafas pendek.
Ia mendongak menatap Yunho.
Namja tampan itu terlihat sangat puas sekarang.

Dayang utama memasuki altar.
Ia meletakkan dua gelas air suci di antara ratusan makanan mewah.
Jaejoong dan Yunho meraih gelas itu.
Namja tampan itu meneguk airnya, begitu juga dengan Jaejoong.

  “Mmph!”

Mata bening itu refleks terpejam.
Yunho menarik tengkuknya dan menyatukan bibir mereka.
Menyatukan sumpah setia melalui tegukan air suci tersebut.
Setelah mengecup lembut bibir cherry Jaejoong, Yunho menjauhkan wajahnya.
Ia mengusap lembut setetes air yang mengalir dari sudut bibir Jaejoong.


DEG.


Mereka semua yang berdiri di sana tertegun.
Termasuk Jaejoong yang berada dalam rengkuhan Yunho.

Gosh.

Mata itu.
Tatapan itu.
Aura keposesifan.
Jaejoong menelan salivanya.


-------


  “Hahhh..hh..hhhh..hhhhhh”

Suara deru nafas Jaejoong terdengar menderu berat.
Bibir cherrynya terbuka menghirup nafas.
Kedua jemarinya mencengkram erat seprai berwarna abu-abu itu.
Keringat mengalir membasahi pelipisnya.

Yunho duduk di samping Jaejoong.
Ia mengusap lembut pipi namja cantik itu.

  “Kau berjanji tidak akan melanggar perintahku lagi?” Tanya Yunho pelan.

Jaejoong mengangguk.
Ia memejamkan matanya perlahan.
Yunho mengusap lembut rambut hitam istrinya.
Ia menyeringai seraya meletakkan cambuk hitam yang panjang itu.

  “Dayang Han akan menjagamu setelah ini”

Yunho menundukkan wajahnya.
Mengecup lembut bibir ranum itu.
Menghisapnya manis dan menggigitinya pelan.
Membuat Jaejoong mengeluh nyaman.
Ia memajukan wajahnya menuntut lebih dari sekedar lumatan.
Namun Yunho sudah lebih dulu menghentikan ciuman mereka.

  “Aku mencintaimu, Boo” Desis Yunho lembut.

Jaejoong mengerjapkan matanya sayu.
Ia benar-benar kelelahan setelah mendapat hukuman dari namja tampan itu.
Namja cantik itu merebahkan kepalanya di atas ranjang dan mengacuhkan Yunho yang berjalan keluar kamar.


GREK.


Dayang Han segera masuk dan menutup pintu setelah Yunho keluar.
Ia menjerit kecil mendapati keadaan Jaejoong yang menyedihkan.
Yeoja cantik berbibir tipis itu membenarkan bagian belakang hanbok kebesaran Jaejoong yang sobek.
Ia menuruninya dan meletakkannya tepat di pinggang.
Mata sipitnya memperhatikan luka cambuk yang diberikan Yunho di punggung namja cantik itu.

  “Y-Yang Mulia..” Panggil Dayang Han terisak.

Jaejoong menghela nafas berat.
Ia masih dalam keadaan bertelungkup.
Tangisnya mengalir pelan.

  “Aku membencinya, Dayang Han” Bisik Jaejoong perih.

Yeoja cantik itu menangis.
Ia segera mengompres handuk basah yang dibawanya dan mengelap punggung Jaejoong selembut mungkin.

  “Aku membenci segala peraturan gilanya!” Jerit Jaejoong menenggelamkan wajahnya di ranjang.

Sesekali ia meringis merasakan handuk yang menggesek luka cambuknya.

  “Aku hanya menyentuh jemari punggawa Hwang karena ia mengatakan ibu jarinya tertusuk duri semak mawar di kebun Istana! Tapi..Tapi..Hiks..”

  “Seharusnya anda tidak melakukan hal itu, Permaisuri..Huks..”

  “Aku benci keposesifannya..Aku ingin rumahku..Aku ingin Appaku..Hiks..”

  “Anda harus kuat, Yang Mulia..”

Uh.
Jaejoong mengerang sakit.
Ia menggigit bibir bawahnya saat Dayang Han membubuhkan tanaman obat yang sudah digiling di atas punggungnya.
Obat mujarab yang dapat membuat bekas luka apa pun menghilang tanpa bekas.

Hening.
Hanya terdengar suara deru nafas dan isak tangis namja cantik itu.
Sang Dayang bersimpuh di lantai.
Ia menunduk hormat kepada Jaejoong.
Kemudian bibirnya berucap pelan.

  “Mianhamnida..Bukannya aku ingin membela Kaisar, tapi ia menyayangi anda, Yang Mulia, rasa cintanya kepadamu sangat besar..Tapi ia termasuk ke dalam orang yang mengungkapkan perasaannya melalui alternatif lain”

  “Ia mencambukku hanya karena aku menyentuh ibu jari pengawal itu!”

  “Itu berarti anda adalah seseorang yang sangat berharga baginya, maka dari itu ia melarang anda untuk menyentuh siapa pun selainnya, Yang Mulia..”

  “…Hiks..”

  “Kaisar tidak akan melakukan hal ini jikalau anda menuruti apa yang diinginkannya”

  “Tapi aku Permaisurinya! Bukan budak yang dibeli olehnya, Dayang Han!”

  “Dan Yang Mulia Jung adalah seorang Kaisar, pemimpin negeri ini, penguasa atas segala hal yang menyangkut mengenai negeri ini, bahkan termasuk istrinya sendiri..”


DEG.


Jaejoong terdiam.
Nafasnya menderu pelan.

  “Mungkin Yang Mulia Kaisar adalah orang yang kaku, tapi kurasa itu karena ia tidak pernah mengenal canda tawa sejak kecil..Raja yang terdahulu mendidiknya dengan sangat keras..”

Namja cantik itu menghembuskan nafas berat.
Ia tersenyum kecut.

  “Sepertinya kau mengetahui segala hal mengenai Kaisar, ania?” Desisnya tajam.


DEG.


Dayang Han membulatkan mata sipitnya.
Ia merinding dalam sekejap mendengar desisan itu.
Jantungnya berdebar kencang.

  “Te-Tentu saja Yang Mulia..Aku telah menjadi Dayang sejak usiaku 7 tahun” Balas Dayang Han ketakutan.

Yeoja cantik berbibir tipis itu segera mengundurkan dirinya setelah selesai membereskan peralatan yang dibawa olehnya.
Ia menutup pintu dan menggembuskan nafas panjang.

Omo.

Yang tadi itu benar-benar membuatnya kaget setengah mati.
Ia wanita, dan ia tahu jelas apa yang barusan terjadi.

Jung Jaejoong cemburu.
Cemburu kepadanya karena ia terkesan lebih mengenal sang Kaisar dari pada dirinya yang berstatus istri Yunho.

Hmp.

Dayang Han tersenyum kecil diam-diam.
Manis sekali, pikirnya.


-------


Namja cantik itu berjalan menyusuri koridor Istana.
Menyusul Yunho yang sedang duduk di kursi bambu yang ada di bawah pohon Apel di taman.
Jaejoong segera menunduk hormat saat Yunho memandangnya.
Namja cantik itu menyibakkan rok hanbok biru tuanya pelan.
Memperlihatkan motif sulur daun dari benang perak di ujung kanan bawah rok tersebut.

  “Dayang Lee memberitahuku kalau kau mengosongkan seluruh kegiatan hari ini” Ujar Jaejoong.

Yunho tersenyum.
Ia mendongakkan wajahnya memandang langit.

  “Aku lelah” Bisiknya pelan.

Jaejoong menoleh.
Ia mengangkat tangannya dan mengusap dahi Yunho pelan.
Membuat namja tampan itu terhenyak.

  “Suhu tubuhmu normal, kau tidak sakit atau apa pun itu”

  “Lelah bukan berarti sakit ania?”

  “Aku hanya khawatir”


DEG.


Mwo?
Yunho mengerjapkan mata musangnya.
Gosh.
Apa katanya?
Khawatir?

Yunho terdiam.
Ini pertama kalinya Jaejoong berkata seperti itu kepadanya.
Omo, ia benar-benar merasa bahagia.

  “Yunnie”

  “Ne?”

  “Kau suka hewan apa?”

  “Hmm..Kupu-kupu”

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Menoleh menatap Yunho.

  “Wae?”

  “Karena ia indah, dan dapat dikekang”

Jaejoong mengulas senyum mirisnya.
Sama sepertiku, dapat dikekang sesuka hatimu. Gumamnya dalam hati.

  “Mmmph~!”

Namja cantik itu mengerang tiba-tiba.
Mata beningnya terpejam erat.
Mendadak Yunho meraih tengkuknya dan mencium bibir ranumnya.
Jaejoong mencengkram dada bidang Yunho erat.
Namja tampan itu menggerakkan bibirnya dengan lihai.

  “Mmpckk..ck..nngh”

Jemari Yunho mengusap tengkuk Jaejoong pelan.
Membuat namja cantik itu membuka mulutnya sejenak hendak mencuri nafas.
Namun Yunho memanfaatkan hal itu untuk menyusupkan lidah nakalnya.
Menjelajahi rongga mulut istrinya.
Namja cantik itu memiringkan wajahnya.

Ia ikut menggerakkan lidahnya.
Mendorong lidah Yunho dan menjilatnya sesekali.
Jemari Jaejoong berpindah menuju leher Yunho.
Namja tampan itu segera melepas ciuman mereka.

Membuat Jaejoong terdiam bingung.
Ada rasa kesal di kilatan mata beningnya.

  “Sudah waktunya makan siang” Ujar Yunho pelan.

Jaejoong menghela nafas.
Ia mengangguk dan beranjak mengikuti Yunho dari belakang.


-------


Sosok cantik itu tampak berdiri diam di hadapan cermin.
Menatap bayangan dirinya yang terpantul disana.
Jemarinya bergerak pelan, melepaskan ikatan hanbok dalamannya yang berwarna putih.


SRET.


Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Senyuman simpul terlukis disana.
Memandang ukiran mungil yang terlukis di sudut kanan bahunya.


CKLEK!


DEG!


Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menarik kembali lengan baju kanannya dan berbalik menatap Yunho.
Namja tampan itu menaikkan alisnya.

  “Kau sedang apa?”

  “Oppsso”

Yunho berjalan mendekati Jaejoong, kemudian ia menunduk mengambil gulungan Istana yang disimpan di dekat lemari.

  “Boleh aku tahu gulungan apa itu?” Tanya Jaejoong.

  “Gulungan yang berisi daerah kekuasaanku, sayang” Sahut Yunho tersenyum manis.

Jaejoong tertegun.
Ada degupan lembut di dadanya.
Yunho meletakkan gulungan itu di atas ranjang.
Kemudian ia menghimpit Jaejoong di antara dinding dan mengecup lembut dahinya.

Jaejoong memejamkan mata beningnya.
Menikmati kecupan manis yang dilayangkan namja tampan itu kepadanya.



CUP.


Lidah Jaejoong menjilat lembut bibir seksi Yunho saat namja tampan itu mengecup bibir ranumnya.
Yunho membuka mata musangnya dalam sekejap.
Memandang Jaejoong yang masih terpejam.
Ini kali pertama namja cantik itu yang menggodanya terlebih dahulu.
Omo, bolehkah ia berharap?

  “Ung”

Yunho mendongakkan wajah Jaejoong.
Ia menarik pelan dagu namja cantik itu dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut mungil Jaejoong.
Menggerakkan lidahnya nakal.
Jaejoong melenguh manja.
Jemarinya mencengkram erat kerah hanbok kebesaran Yunho.

  “Mmmhh..mmpckk..ck..ck..”

Suara kecupan terdengar mendominasi ruangan.
Jemari Jaejoong menyusup ke dalam kerah pakaian Yunho.
Mengusap lembut lehernya.


DEG.


Jaejoong sontak membuka matanya saat Yunho tiba-tiba melepaskan tautan bibir mereka.
Mata Jaejoong menatap penuh tanda tanya kepada namja tampan itu.
Namun Yunho hanya memberi senyum manisnya dan mengambil gulungan yang ia tinggalkan.
Kemudian ia beranjak meninggalkan Jaejoong.

Namja cantik itu duduk di sisi ranjang.
Wajahnya menunduk.
Ia menggigit bibir bawahnya dan meringis.

Tetes bening itu mengalir membasahi pipinya.


-------


Rakyat bersuka cita.
Para Punggawa Istana dan Dayang tersebar di halaman Istana melayani rakyat atas perintah Yunho.
Tentu saja.
Ini adalah hari ulang tahunnya.
Ia ingin merayakannya bersama rakyat dan meyakinkan mereka kalau ia adalah seorang Kaisar yang menyayangi rakyatnya.

Mata musang Yunho bergerak pelan.
Memperhatikan satu persatu bangsawan yang duduk di daerah khusus.
Mencari sosok cantik yang telah menawan hatinya.
Ia tidak melihat sang Permaisuri sejak tadi.

  “Yang Mulia”

Yunho menoleh.
Menatap Dayang Han yang memberi hormat.
Yeoja cantik itu tersenyum simpul menatap Yunho.

  “Permaisuri baru saja tiba”

Namja tampan itu menaikkan alisnya.
Eoh?
Jaejoong baru saja tiba?
Memangnya ia kemana saja?


TAP TAP TAP.


SIIINNGGG.


Mendadak suasana hening dalam sekejap.
Hanya terdengar suara langkah anggun milik namja cantik itu.
Jaejoong berjalan menghampiri Yunho.
Mengacuhkan tatapan kagum dari seluruh penghuni Istana dan Undangan yang hadir disana.

Yunho terdiam.

Jantungnya berdebar kencang.
Mengagumi kecantikan Permaisurinya.
Namja cantik itu mengenakan hanbok kerajaan berwarna hitam pekat.
Mulai dari atas sampai bawah.
Hanya terlihat suluran benang emas dari ujung kanan bawah rok hanbok dan ujung kiri atas pakaiannya.
Membuat kecantikannya semakin terpancar.

Benar-benar kontras dengan kulit putihnya yang pucat.


CUP.


  “Selamat Ulang Tahun, Yang Mulia” Ucap Jaejoong mengecup bibir Yunho.

Rakyat bersorak gembira.
Mereka bertepuk tangan untuk keberanian sang Permaisuri di hadapan mereka semua.
Namja tampan itu tersenyum manis.
Ia mengangguk dan balas mengecup dahi namja cantik itu.

  “Aku mencintaimu” Bisiknya manis.

Jaejoong menyentuh pelan pundak Yunho ia mengangkat wajahnya.

  “Aku bertanya kepada Dayang, mereka mengatakan kalau warna kesukaanmu adalah hitam” Ujarnya.

  “Maka dari itu kau mengenakan hanbok hitam hari ini?” Balas Yunho bertanya.

Jaejoong tersenyum.

  “Aku merancangnya sendiri, kau suka?”

  “Lebih dari itu, Permaisuri, kau tidak akan bisa menerkanya”

Yunho balas tersenyum.
Kemudian ia mengajak Jaejoong untuk duduk di kursi kebesaran mereka.
Diam-diam namja tampan itu mengulas senyum lembutnya.

Bukankah Jaejoong membencinya?
Tapi ia yang menyiapkan kejutan manis ini untuknya.
Aigoo.

Pesta berlangsung meriah.

Berbagai pertunjukan menghibur terlaksana di hadapan Yunho dan Jaejoong.
Makanan berlimpah ruah.
Pertunjukan seni memetik koto dan tarian tradisional berhasil membuat suasana semakin menarik.

Sampai kemudian pesta telah usai.

Rakyat menyerukan ucapan selamat mereka kepada sang Kaisar.
Para Undangan kembali memasuki kereta kuda masing-masing dan beranjak dari Istana.
Yunho segera mengajak Jaejoong kembali masuk ke dalam Istana.


CKLEK.


Namja cantik itu menghela nafas lelah.
Ia meletakkan topi hanbok tradisonalnya di atas meja kecil.


GREPP.


Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang memeluk pinggangnya dengan erat.

  “Kau benar-benar mempesona hari ini, sayang” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong tersenyum.
Ia memejamkan matanya ketika Yunho mengurungnya di antara dinding dan menyatukan bibir mereka.
Jaejoong memiringkan wajahnya.
Tangan kanannya mengusap lembut pipi Yunho.

Sementara namja tampan itu menghisap dan melumat mesra bibir ranum sang Permaisuri.
Nafas Jaejoong mulai memburu.
Suasana terasa semakin panas.
Jemari namja cantik itu sudah berpindah menuju dada bidang Yunho.
Ia mengusapnya pelan.

Dan ketika namja cantik itu melepaskan ikatan kerah hanbok Yunho, namja tampan itu segera melepas tautan bibir mereka seperti biasanya.
Jaejoong terdiam.

  “Aku belum menyapa para Pejabat dan para Menteri, kau tidurlah” Ujar Yunho pelan.

Nafas Jaejoong menderu tidak teratur.
Yunho hendak beranjak menjauhi Jaejoong, tetapi gerakannya terhenti saat ia memandang Jaejoong.


SRET!


Namja cantik itu menarik kerah hanboknya dan menurunkannya sebatas siku.
Memperlihatkan bahunya yang putih dan mulus.
Leher jenjangnya memancing birahi Yunho.
Namja tampan itu terdiam.

  “Kenapa kau tidak pernah menyentuhku lebih dari sebatas ciuman, Yang Mulia?” Tanya Jaejoong meringis.

Suara merdunya terdengar bergetar pelan.
Yunho terhenyak.

  “Berkali-kali kau mengumbar kata cinta kepadaku, memberikan perhatian yang lebih untukku, tapi kenapa kau tidak pernah melakukan yang lebih saat menciumku?” Sambung Jaejoong lirih.

Hening.
Yunho tidak menyahut pertanyaan dari namja cantik itu.
Ia hanya diam memperhatikan sudut kanan bahu Jaejoong.
Kemudian ia mendekat dan mengusap bagian itu.

Sebuah tato bergambar kupu-kupu berbintik.

Sangat kontras dengan kulit putih namja cantik itu.

  [ “Kau suka hewan apa?” ]

Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak pelan.

  [ “Kupu-kupu” ]

  “Engghh~!”

Jaejoong mendongak.
Kedua mata beningnya refleks terpejam erat saat ia merasakan Yunho memasukkan jari telunjuk dan jari tengahnya ke dalam mulut mungil Jaejoong.
Kedua jemari Jaejoong terkepal erat.
Ia merinding saat Yunho memberikan ciuman mengambang di atas tato kupu-kupunya.

Namja tampan itu mengecup lembut ukiran tersebut.
Ia memiringkan wajahnya menghirup wangi manis dari leher Jaejoong dan menghisap dalam kulit Jaejoong yang sudah terlukis.

  “Unnggh..hh..ahh..”

Desahan manis Jaejoong terdengar samar.
Ia kesulitan mengeluarkan suaranya karena ulah dua jari Yunho di dalam mulutnya.
Jaejoong menggerakkan lidahnya nakal.
Menikmati dua jari Yunho yang tidak mau diam di dalam sana.
Membuat liurnya menetes dari sela bibir ranumnya.

Sementara itu Yunho sudah mengendus leher kekasihnya.
Ia memberikan satu kissmark disana.
Setelah itu ia melepas jarinya dari mulut Jaejoong dan mengangkat wajahnya.
Menatap dalam mata bening yang terlihat sayu itu.
Benar-benar menggoda.

  “Aku mencintaimu..Lebih dari yang kau tahu” Bisik Yunho pelan.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam balas menatap Yunho.

Namja tampan itu mengusap lembut pipi Jaejoong dengan jemarinya yang basah.
Kemudian ia kembali berbisik.

  “Tapi..”

  “….”

  “Aku menginginkan desahanmu, bukan rintihan yang terdengar menyedihkan”


DEG.


Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Nafasnya mulai menderu tidak tenang.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menyurukkan wajahnya di pinggir dahi Jaejoong.

  “Di hari pernikahan kita, matamu memancarkan kesedihan yang mendalam, melihat sikapmu terhadapku, kau membenciku..”

Jaejoong merasakan matanya panas.
Tetes beningnya menggenang disana.

  “Penyatuan tubuh bukanlah sekedar memuaskan nafsu bagiku, aku menginginkan rasa, aku ingin leburan cinta yang menjadi satu..Makanya aku tidak pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman..”

  “Hiks..”

  “Aku ingin menunggu sampai kau mencintaiku, sampai kau memiliki perasaan yang sama denganku”

Jaejoong mengerjapkan matanya.
Membiarkan air matanya mengalir bebas.
Yunho tersenyum lembut.
Ia menyeka tetes bening itu pelan.

  “Lalu apa yang terpikirkan olehmu saat aku memberimu perhatian yang lebih? Saat aku mencetak sesuatu yang kau suka di tubuhku? Dan saat aku menuntut lebih dari apa yang kau lakukan padaku?” Desis Jaejoong lirih.

Yunho diam.
Jaejoong menggeram kesal.
Ia memukul dada bidang Yunho dengan lemah.

  “Aku membencimu! Dan rasa benci itu tertanam beberapa waktu yang lalu, ketika aku masih belum mengenal dirimu..Hiks..Tapi sekarang semuanya berubah..Semuanya tidak lagi sama seperti yang dulu..”

Yunho merasakan dadanya berdebar.
Kedua tangannya menahan pergelangan tangan Jaejoong.
Namja cantik itu menundukkan wajahnya.

  “Aku mencintaimu, Yunnie ah..Saranghae..” Bisik Jaejoong sendu.


DEG.


Yunho terhenyak.
Mata musangnya membesar.
Perlahan rengkuhannya di pergelangan tangan Jaejoong mengendur.
Ia menekan kedua sisi bahu Jaejoong erat.

  “Benarkah?” Bisiknya bertanya.

Jaejoong mengangguk.
Hening.
Hanya terdengar suara tangis namja cantik itu.
Sampai kemudian Yunho menyadari kalau perasaannya telah terbalas.
Ia tersenyum bahagia.

Kemudian ia menundukkan wajahnya dan kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Namja cantik itu melenguh.
Kedua tangan Yunho mencengkram sisi pinggang ramping namja cantik itu.
Yunho memiringkan wajahnya.


BRUKK.


Ciuman terlepas.
Keduanya saling mengatur nafas satu sama lain.
Jaejoong menolehkan wajahnya ke samping.
Kemudian ia tertegun.
Wajahnya bersemu merah.

Menatap Yunho yang tersenyum kepadanya.
Namja tampan itu mendekatkan bibirnya dengan telinga Jaejoong.
Lalu ia mendesah lembut disana.

  “Kau menginginkan sesuatu yang lebih ania? Akan kukabulkan permintaanmu malam ini juga, sayang”

Jaejoong merinding.
Wajahnya benar-benar merah padam sekarang.
Yunho terekekeh kecil.

  “Aku mencintaimu, Jung Jaejoong”

Namja cantik itu tersenyum tanpa sadar.
Ia memeluk punggung Yunho dan menyurukkan wajahnya di bahu namja tampan itu.

  “Lakukan dengan pelan, arasseo?”

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengecup lembut dahi namja cantik itu tanda merespon.
Kemudian ia menggigit ikatan hanbok Jaejoong dan menurunkannya sampai bawah.


END.

2 komentar:

  1. uhh.. romantis thorr >//<
    Bikin Seq.nya donk.. yang ada Ncnya (#plakkk) dan jaemma hamil

    BalasHapus
  2. kyaa!!! unni!! papi bear. ish. wkwk

    BalasHapus