Tittle: MORE THAN THIS
Genre:
YAOI
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-friendship-psycho-mpreg-gelundungan
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
Story Line-nya
terinspirasi FFnya Mela Unnie sama Fres Unnie X)
#kecupkecup
-------
“Aku menginginkan desahanmu, bukan rintihan
yang terdengar menyedihkan”
.
.
.
Seoul, abad 19.
“Kuharap kau menjaga putraku sebaik mungkin,
Yang Mulia Jung”
Namja tampan itu tersenyum
kecil.
Mata musangnya berkilat
tajam.
Ia tidak menyahut lebih, hanya
berdiam memandang sang Kaisar Kim yang berjalan menuju kereta kudanya.
DRAP DRAP DRAP!
Namun kemudian Yunho
mengangkat wajahnya.
Ketika telinganya mendengar
suara derap langkah yang memburu.
Sosok cantik berhanbok merah
marun itu berlari mengejar Appanya.
Membuat sang Kaisar berbalik
dan menatap putra bungsunya.
“Appa andwae! Aku tidak ingin seperti ini!
Aku ingin ikut!” Jerit Jaejoong memohon.
Sang Kaisar tersenyum kecil.
Kemudian ia mengusap lembut
rambut hitam Jaejoong yang terlihat agak panjang.
“Kau tahu sendiri Joongie, Yang Mulia Jung
telah memenangkan negeri kita, maka perjanjian harus ditepati” Ujarnya.
Jaejoong menggeleng lemah.
Tenggorokannya tercekat.
Ia ingin menangis sekarang.
Namja cantik itu menundukkan
wajahnya.
Mengacuhkan sosok tampan
yang menatapnya dalam diam.
Mata musangnya berkilat
tajam.
Oh well.
Tepat seperti yang dikatakan
oleh namja paruh baya itu.
Kalau ia dan Yunho telah
melaksanakan kesepakatan dalam berperang.
Kaisar Kim sudah mengetahui
dari awal kalau negara mereka akan kalah.
Hum, siapa yang tidak
mengenal kesempurnaan seorang Kaisar Jung eoh?
Yunho tidak pernah kalah
dalam berperang.
Pertanyaannya sekarang
adalah, kenapa namja paruh baya itu masih tetap melaksanakan perjanjian dengan
Yunho kalau ia sudah tahu akan kalah?
Hmp.
Tentu saja untuk putra
kesayangannya.
Namja paruh baya itu tahu
kalau Yunho sudah lama melirik putranya yang manja.
Dan ia sengaja membuat
perjanjian perang itu untuk menggabungkan negeri mereka tanpa diperintah oleh
Yunho.
Negeri yang dipimpin oleh
namja tampan itu adalah negeri termakmur yang pernah ada.
Rakyat dari negara Kaisar
Kim akan ikut sejahtera jika mereka menggabungkan daerah.
“Appa..Hiks..”
Namja cantik itu menundukkan
wajahnya semakin dalam.
Membiarkan sang Appa memeluknya
sejenak dan beranjak menaiki kereta kuda itu.
Meninggalkannya sendiri
disana.
Jaejoong terisak lirih.
Ia menutup wajahnya dengan
tangan dan menggigit bibir bawahnya.
GREPP.
Jaejoong tertegun.
Mata beningnya sontak
terbuka saat seseorang memeluknya dengan lembut.
Jaejoong mengangkat
wajahnya.
Dan dalam sekejap rona merah
menyemburat di pipinya.
Menatap Yunho yang tersenyum
lembut kepadanya.
“Pernikahan kita akan dilaksanakan besok
pagi, lebih baik kau istirahat hm?” Bisik Yunho pelan.
Jaejoong mengusap matanya.
Ia hanya mendesah pendek dan
menyahut.
Ah, sudah menjadi nasibnya.
Mau tidak mau ia harus
menerima segala yang sudah terjadi.
Jaejoong mengangguk.
Ia berjalan pelan mengikuti
Yunho.
-------
Suasana Istana terlihat
sangat meriah.
Seluruh Kaisar dan bangsawan
berkumpul di halaman Istana merayakan hari pernikahan sang Kaisar tangguh
bernama Jung Yunho itu.
Para Putri Mahkota dan calon
Selir berdecak kesal.
Padahal mereka telah
berharap jikalau Yunho akan memilih wanita untuk menjadi pendampingnya.
Oh guess.
Siapa yang tidak ingin
menjadi kekasih namja tampan itu eoh?
“Permaisuri telah tiba”
Hening.
Seluruh undangan merapatkan
bibir mereka.
Yunho memalingkan wajahnya,
menoleh ke arah kanan dari pintu utama Istana.
GREK!
DEG.
Seluruh undangan terkesiap
kaget.
Mata mereka membesar.
Menahan nafas menatap sosok
cantik yang melangkah pelan dari pintu utama.
Yunho terdiam.
Matanya bergerak pelan.
Memandang Jaejoong yang
mengenakan hanbok ratu berwarna putih dengan motif bunga sakura berwarna
cokelat di sudut bawah rok hanboknya.
Sebuah topi kerudung manis
berwarna putih transparan tersemat di kepalanya.
Ia melangkah menghampiri
Yunho.
Para undangan mengerjapkan
mata mereka sekali lagi.
Terpesona dengan kecantikan
namja cantik itu.
Omo, bibirnya yang merah
alami.
Kulitnya yang putih pucat.
Hidung mancungnya yang
tegas.
Dan sepasang mata bulatnya
yang indah.
Ia terlihat seperti boneka
kerajaan yang cantik.
SRET.
Jaejoong menundukkan
wajahnya.
Ia menekuk kaki kanannya ke
depan memberi hormat kepada Yunho.
Namja tampan itu beranjak
dari duduknya.
Ia meraih jemari halus
Jaejoong dan mengecupnya lembut.
Membuat namja cantik itu
tertegun dalam sekejap.
Kemudian Yunho merengkuh
pinggang ramping itu.
“Beri hormat kepada Permaisuri dinasti Jung!”
Seluruh undangan dan para
penghuni Istana menunduk memberi hormat.
Jaejoong hanya menghela
nafas pendek.
Ia mendongak menatap Yunho.
Namja tampan itu terlihat
sangat puas sekarang.
Dayang utama memasuki altar.
Ia meletakkan dua gelas air
suci di antara ratusan makanan mewah.
Jaejoong dan Yunho meraih
gelas itu.
Namja tampan itu meneguk
airnya, begitu juga dengan Jaejoong.
“Mmph!”
Mata bening itu refleks
terpejam.
Yunho menarik tengkuknya dan
menyatukan bibir mereka.
Menyatukan sumpah setia
melalui tegukan air suci tersebut.
Setelah mengecup lembut
bibir cherry Jaejoong, Yunho menjauhkan wajahnya.
Ia mengusap lembut setetes
air yang mengalir dari sudut bibir Jaejoong.
DEG.
Mereka semua yang berdiri di
sana tertegun.
Termasuk Jaejoong yang
berada dalam rengkuhan Yunho.
Gosh.
Mata itu.
Tatapan itu.
Aura keposesifan.
Jaejoong menelan salivanya.
-------
“Hahhh..hh..hhhh..hhhhhh”
Suara deru nafas Jaejoong
terdengar menderu berat.
Bibir cherrynya terbuka
menghirup nafas.
Kedua jemarinya mencengkram
erat seprai berwarna abu-abu itu.
Keringat mengalir membasahi
pelipisnya.
Yunho duduk di samping
Jaejoong.
Ia mengusap lembut pipi
namja cantik itu.
“Kau berjanji tidak akan melanggar perintahku
lagi?” Tanya Yunho pelan.
Jaejoong mengangguk.
Ia memejamkan matanya
perlahan.
Yunho mengusap lembut rambut
hitam istrinya.
Ia menyeringai seraya
meletakkan cambuk hitam yang panjang itu.
“Dayang Han akan menjagamu setelah ini”
Yunho menundukkan wajahnya.
Mengecup lembut bibir ranum
itu.
Menghisapnya manis dan
menggigitinya pelan.
Membuat Jaejoong mengeluh
nyaman.
Ia memajukan wajahnya
menuntut lebih dari sekedar lumatan.
Namun Yunho sudah lebih dulu
menghentikan ciuman mereka.
“Aku mencintaimu, Boo” Desis Yunho lembut.
Jaejoong mengerjapkan
matanya sayu.
Ia benar-benar kelelahan
setelah mendapat hukuman dari namja tampan itu.
Namja cantik itu merebahkan
kepalanya di atas ranjang dan mengacuhkan Yunho yang berjalan keluar kamar.
GREK.
Dayang Han segera masuk dan
menutup pintu setelah Yunho keluar.
Ia menjerit kecil mendapati
keadaan Jaejoong yang menyedihkan.
Yeoja cantik berbibir tipis
itu membenarkan bagian belakang hanbok kebesaran Jaejoong yang sobek.
Ia menuruninya dan
meletakkannya tepat di pinggang.
Mata sipitnya memperhatikan
luka cambuk yang diberikan Yunho di punggung namja cantik itu.
“Y-Yang Mulia..” Panggil Dayang Han terisak.
Jaejoong menghela nafas
berat.
Ia masih dalam keadaan
bertelungkup.
Tangisnya mengalir pelan.
“Aku membencinya, Dayang Han” Bisik Jaejoong
perih.
Yeoja cantik itu menangis.
Ia segera mengompres handuk
basah yang dibawanya dan mengelap punggung Jaejoong selembut mungkin.
“Aku membenci segala peraturan gilanya!”
Jerit Jaejoong menenggelamkan wajahnya di ranjang.
Sesekali ia meringis
merasakan handuk yang menggesek luka cambuknya.
“Aku hanya menyentuh jemari punggawa Hwang
karena ia mengatakan ibu jarinya tertusuk duri semak mawar di kebun Istana!
Tapi..Tapi..Hiks..”
“Seharusnya anda tidak melakukan hal itu,
Permaisuri..Huks..”
“Aku benci keposesifannya..Aku ingin
rumahku..Aku ingin Appaku..Hiks..”
“Anda harus kuat, Yang Mulia..”
Uh.
Jaejoong mengerang sakit.
Ia menggigit bibir bawahnya
saat Dayang Han membubuhkan tanaman obat yang sudah digiling di atas
punggungnya.
Obat mujarab yang dapat
membuat bekas luka apa pun menghilang tanpa bekas.
Hening.
Hanya terdengar suara deru
nafas dan isak tangis namja cantik itu.
Sang Dayang bersimpuh di
lantai.
Ia menunduk hormat kepada
Jaejoong.
Kemudian bibirnya berucap
pelan.
“Mianhamnida..Bukannya aku ingin membela
Kaisar, tapi ia menyayangi anda, Yang Mulia, rasa cintanya kepadamu sangat
besar..Tapi ia termasuk ke dalam orang yang mengungkapkan perasaannya melalui
alternatif lain”
“Ia mencambukku hanya karena aku menyentuh
ibu jari pengawal itu!”
“Itu berarti anda adalah seseorang yang
sangat berharga baginya, maka dari itu ia melarang anda untuk menyentuh siapa
pun selainnya, Yang Mulia..”
“…Hiks..”
“Kaisar tidak akan melakukan hal ini jikalau
anda menuruti apa yang diinginkannya”
“Tapi aku Permaisurinya! Bukan budak yang
dibeli olehnya, Dayang Han!”
“Dan Yang Mulia Jung adalah seorang Kaisar,
pemimpin negeri ini, penguasa atas segala hal yang menyangkut mengenai negeri
ini, bahkan termasuk istrinya sendiri..”
DEG.
Jaejoong terdiam.
Nafasnya menderu pelan.
“Mungkin Yang Mulia Kaisar adalah orang yang
kaku, tapi kurasa itu karena ia tidak pernah mengenal canda tawa sejak
kecil..Raja yang terdahulu mendidiknya dengan sangat keras..”
Namja cantik itu
menghembuskan nafas berat.
Ia tersenyum kecut.
“Sepertinya kau mengetahui segala hal
mengenai Kaisar, ania?” Desisnya tajam.
DEG.
Dayang Han membulatkan mata
sipitnya.
Ia merinding dalam sekejap
mendengar desisan itu.
Jantungnya berdebar kencang.
“Te-Tentu saja Yang Mulia..Aku telah menjadi
Dayang sejak usiaku 7 tahun” Balas Dayang Han ketakutan.
Yeoja cantik berbibir tipis
itu segera mengundurkan dirinya setelah selesai membereskan peralatan yang
dibawa olehnya.
Ia menutup pintu dan
menggembuskan nafas panjang.
Omo.
Yang tadi itu benar-benar
membuatnya kaget setengah mati.
Ia wanita, dan ia tahu jelas
apa yang barusan terjadi.
Jung Jaejoong cemburu.
Cemburu kepadanya karena ia
terkesan lebih mengenal sang Kaisar dari pada dirinya yang berstatus istri
Yunho.
Hmp.
Dayang Han tersenyum kecil
diam-diam.
Manis sekali, pikirnya.
-------
Namja cantik itu berjalan
menyusuri koridor Istana.
Menyusul Yunho yang sedang
duduk di kursi bambu yang ada di bawah pohon Apel di taman.
Jaejoong segera menunduk
hormat saat Yunho memandangnya.
Namja cantik itu menyibakkan
rok hanbok biru tuanya pelan.
Memperlihatkan motif sulur
daun dari benang perak di ujung kanan bawah rok tersebut.
“Dayang Lee memberitahuku kalau kau mengosongkan
seluruh kegiatan hari ini” Ujar Jaejoong.
Yunho tersenyum.
Ia mendongakkan wajahnya
memandang langit.
“Aku lelah” Bisiknya pelan.
Jaejoong menoleh.
Ia mengangkat tangannya dan
mengusap dahi Yunho pelan.
Membuat namja tampan itu
terhenyak.
“Suhu tubuhmu normal, kau tidak sakit atau
apa pun itu”
“Lelah bukan berarti sakit ania?”
“Aku hanya khawatir”
DEG.
Mwo?
Yunho mengerjapkan mata
musangnya.
Gosh.
Apa katanya?
Khawatir?
Yunho terdiam.
Ini pertama kalinya Jaejoong
berkata seperti itu kepadanya.
Omo, ia benar-benar merasa
bahagia.
“Yunnie”
“Ne?”
“Kau suka hewan apa?”
“Hmm..Kupu-kupu”
Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Menoleh menatap Yunho.
“Wae?”
“Karena ia indah, dan dapat dikekang”
Jaejoong mengulas senyum mirisnya.
Sama sepertiku, dapat
dikekang sesuka hatimu. Gumamnya dalam hati.
“Mmmph~!”
Namja cantik itu mengerang
tiba-tiba.
Mata beningnya terpejam
erat.
Mendadak Yunho meraih
tengkuknya dan mencium bibir ranumnya.
Jaejoong mencengkram dada
bidang Yunho erat.
Namja tampan itu
menggerakkan bibirnya dengan lihai.
“Mmpckk..ck..nngh”
Jemari Yunho mengusap
tengkuk Jaejoong pelan.
Membuat namja cantik itu
membuka mulutnya sejenak hendak mencuri nafas.
Namun Yunho memanfaatkan hal
itu untuk menyusupkan lidah nakalnya.
Menjelajahi rongga mulut
istrinya.
Namja cantik itu memiringkan
wajahnya.
Ia ikut menggerakkan
lidahnya.
Mendorong lidah Yunho dan
menjilatnya sesekali.
Jemari Jaejoong berpindah
menuju leher Yunho.
Namja tampan itu segera
melepas ciuman mereka.
Membuat Jaejoong terdiam
bingung.
Ada rasa kesal di kilatan
mata beningnya.
“Sudah waktunya makan siang” Ujar Yunho
pelan.
Jaejoong menghela nafas.
Ia mengangguk dan beranjak
mengikuti Yunho dari belakang.
-------
Sosok cantik itu tampak berdiri
diam di hadapan cermin.
Menatap bayangan dirinya
yang terpantul disana.
Jemarinya bergerak pelan,
melepaskan ikatan hanbok dalamannya yang berwarna putih.
SRET.
Mata bening Jaejoong
bergerak pelan.
Senyuman simpul terlukis
disana.
Memandang ukiran mungil yang
terlukis di sudut kanan bahunya.
CKLEK!
DEG!
Jaejoong tersentak kaget.
Ia segera menarik kembali
lengan baju kanannya dan berbalik menatap Yunho.
Namja tampan itu menaikkan
alisnya.
“Kau sedang apa?”
“Oppsso”
Yunho berjalan mendekati
Jaejoong, kemudian ia menunduk mengambil gulungan Istana yang disimpan di dekat
lemari.
“Boleh aku tahu gulungan apa itu?” Tanya
Jaejoong.
“Gulungan yang berisi daerah kekuasaanku,
sayang” Sahut Yunho tersenyum manis.
Jaejoong tertegun.
Ada degupan lembut di
dadanya.
Yunho meletakkan gulungan
itu di atas ranjang.
Kemudian ia menghimpit
Jaejoong di antara dinding dan mengecup lembut dahinya.
Jaejoong memejamkan mata
beningnya.
Menikmati kecupan manis yang
dilayangkan namja tampan itu kepadanya.
CUP.
Lidah Jaejoong menjilat
lembut bibir seksi Yunho saat namja tampan itu mengecup bibir ranumnya.
Yunho membuka mata musangnya
dalam sekejap.
Memandang Jaejoong yang
masih terpejam.
Ini kali pertama namja
cantik itu yang menggodanya terlebih dahulu.
Omo, bolehkah ia berharap?
“Ung”
Yunho mendongakkan wajah
Jaejoong.
Ia menarik pelan dagu namja
cantik itu dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut mungil Jaejoong.
Menggerakkan lidahnya nakal.
Jaejoong melenguh manja.
Jemarinya mencengkram erat kerah
hanbok kebesaran Yunho.
“Mmmhh..mmpckk..ck..ck..”
Suara kecupan terdengar
mendominasi ruangan.
Jemari Jaejoong menyusup ke
dalam kerah pakaian Yunho.
Mengusap lembut lehernya.
DEG.
Jaejoong sontak membuka
matanya saat Yunho tiba-tiba melepaskan tautan bibir mereka.
Mata Jaejoong menatap penuh
tanda tanya kepada namja tampan itu.
Namun Yunho hanya memberi
senyum manisnya dan mengambil gulungan yang ia tinggalkan.
Kemudian ia beranjak
meninggalkan Jaejoong.
Namja cantik itu duduk di
sisi ranjang.
Wajahnya menunduk.
Ia menggigit bibir bawahnya
dan meringis.
Tetes bening itu mengalir
membasahi pipinya.
-------
Rakyat bersuka cita.
Para Punggawa Istana dan
Dayang tersebar di halaman Istana melayani rakyat atas perintah Yunho.
Tentu saja.
Ini adalah hari ulang
tahunnya.
Ia ingin merayakannya
bersama rakyat dan meyakinkan mereka kalau ia adalah seorang Kaisar yang
menyayangi rakyatnya.
Mata musang Yunho bergerak
pelan.
Memperhatikan satu persatu
bangsawan yang duduk di daerah khusus.
Mencari sosok cantik yang
telah menawan hatinya.
Ia tidak melihat sang
Permaisuri sejak tadi.
“Yang Mulia”
Yunho menoleh.
Menatap Dayang Han yang
memberi hormat.
Yeoja cantik itu tersenyum
simpul menatap Yunho.
“Permaisuri baru saja tiba”
Namja tampan itu menaikkan
alisnya.
Eoh?
Jaejoong baru saja tiba?
Memangnya ia kemana saja?
TAP TAP TAP.
SIIINNGGG.
Mendadak suasana hening
dalam sekejap.
Hanya terdengar suara
langkah anggun milik namja cantik itu.
Jaejoong berjalan
menghampiri Yunho.
Mengacuhkan tatapan kagum
dari seluruh penghuni Istana dan Undangan yang hadir disana.
Yunho terdiam.
Jantungnya berdebar kencang.
Mengagumi kecantikan
Permaisurinya.
Namja cantik itu mengenakan
hanbok kerajaan berwarna hitam pekat.
Mulai dari atas sampai
bawah.
Hanya terlihat suluran
benang emas dari ujung kanan bawah rok hanbok dan ujung kiri atas pakaiannya.
Membuat kecantikannya
semakin terpancar.
Benar-benar kontras dengan
kulit putihnya yang pucat.
CUP.
“Selamat Ulang Tahun, Yang Mulia” Ucap
Jaejoong mengecup bibir Yunho.
Rakyat bersorak gembira.
Mereka bertepuk tangan untuk
keberanian sang Permaisuri di hadapan mereka semua.
Namja tampan itu tersenyum
manis.
Ia mengangguk dan balas
mengecup dahi namja cantik itu.
“Aku mencintaimu” Bisiknya manis.
Jaejoong menyentuh pelan
pundak Yunho ia mengangkat wajahnya.
“Aku bertanya kepada Dayang, mereka
mengatakan kalau warna kesukaanmu adalah hitam” Ujarnya.
“Maka dari itu kau mengenakan hanbok hitam hari
ini?” Balas Yunho bertanya.
Jaejoong tersenyum.
“Aku merancangnya sendiri, kau suka?”
“Lebih dari itu, Permaisuri, kau tidak akan
bisa menerkanya”
Yunho balas tersenyum.
Kemudian ia mengajak
Jaejoong untuk duduk di kursi kebesaran mereka.
Diam-diam namja tampan itu
mengulas senyum lembutnya.
Bukankah Jaejoong
membencinya?
Tapi ia yang menyiapkan
kejutan manis ini untuknya.
Aigoo.
Pesta berlangsung meriah.
Berbagai pertunjukan
menghibur terlaksana di hadapan Yunho dan Jaejoong.
Makanan berlimpah ruah.
Pertunjukan seni memetik
koto dan tarian tradisional berhasil membuat suasana semakin menarik.
Sampai kemudian pesta telah
usai.
Rakyat menyerukan ucapan
selamat mereka kepada sang Kaisar.
Para Undangan kembali
memasuki kereta kuda masing-masing dan beranjak dari Istana.
Yunho segera mengajak
Jaejoong kembali masuk ke dalam Istana.
CKLEK.
Namja cantik itu menghela
nafas lelah.
Ia meletakkan topi hanbok
tradisonalnya di atas meja kecil.
GREPP.
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang memeluk
pinggangnya dengan erat.
“Kau benar-benar mempesona hari ini, sayang”
Bisik Yunho lembut.
Jaejoong tersenyum.
Ia memejamkan matanya ketika
Yunho mengurungnya di antara dinding dan menyatukan bibir mereka.
Jaejoong memiringkan
wajahnya.
Tangan kanannya mengusap
lembut pipi Yunho.
Sementara namja tampan itu
menghisap dan melumat mesra bibir ranum sang Permaisuri.
Nafas Jaejoong mulai
memburu.
Suasana terasa semakin
panas.
Jemari namja cantik itu
sudah berpindah menuju dada bidang Yunho.
Ia mengusapnya pelan.
Dan ketika namja cantik itu
melepaskan ikatan kerah hanbok Yunho, namja tampan itu segera melepas tautan
bibir mereka seperti biasanya.
Jaejoong terdiam.
“Aku belum menyapa para Pejabat dan para
Menteri, kau tidurlah” Ujar Yunho pelan.
Nafas Jaejoong menderu tidak
teratur.
Yunho hendak beranjak
menjauhi Jaejoong, tetapi gerakannya terhenti saat ia memandang Jaejoong.
SRET!
Namja cantik itu menarik
kerah hanboknya dan menurunkannya sebatas siku.
Memperlihatkan bahunya yang
putih dan mulus.
Leher jenjangnya memancing
birahi Yunho.
Namja tampan itu terdiam.
“Kenapa kau tidak pernah menyentuhku lebih
dari sebatas ciuman, Yang Mulia?” Tanya Jaejoong meringis.
Suara merdunya terdengar
bergetar pelan.
Yunho terhenyak.
“Berkali-kali kau mengumbar kata cinta
kepadaku, memberikan perhatian yang lebih untukku, tapi kenapa kau tidak pernah
melakukan yang lebih saat menciumku?” Sambung Jaejoong lirih.
Hening.
Yunho tidak menyahut
pertanyaan dari namja cantik itu.
Ia hanya diam memperhatikan
sudut kanan bahu Jaejoong.
Kemudian ia mendekat dan
mengusap bagian itu.
Sebuah tato bergambar
kupu-kupu berbintik.
Sangat kontras dengan kulit
putih namja cantik itu.
[ “Kau
suka hewan apa?” ]
Yunho tertegun.
Mata musangnya bergerak
pelan.
[ “Kupu-kupu”
]
“Engghh~!”
Jaejoong mendongak.
Kedua mata beningnya refleks
terpejam erat saat ia merasakan Yunho memasukkan jari telunjuk dan jari
tengahnya ke dalam mulut mungil Jaejoong.
Kedua jemari Jaejoong
terkepal erat.
Ia merinding saat Yunho
memberikan ciuman mengambang di atas tato kupu-kupunya.
Namja tampan itu mengecup
lembut ukiran tersebut.
Ia memiringkan wajahnya
menghirup wangi manis dari leher Jaejoong dan menghisap dalam kulit Jaejoong
yang sudah terlukis.
“Unnggh..hh..ahh..”
Desahan manis Jaejoong
terdengar samar.
Ia kesulitan mengeluarkan
suaranya karena ulah dua jari Yunho di dalam mulutnya.
Jaejoong menggerakkan
lidahnya nakal.
Menikmati dua jari Yunho
yang tidak mau diam di dalam sana.
Membuat liurnya menetes dari
sela bibir ranumnya.
Sementara itu Yunho sudah
mengendus leher kekasihnya.
Ia memberikan satu kissmark
disana.
Setelah itu ia melepas
jarinya dari mulut Jaejoong dan mengangkat wajahnya.
Menatap dalam mata bening
yang terlihat sayu itu.
Benar-benar menggoda.
“Aku mencintaimu..Lebih dari yang kau tahu”
Bisik Yunho pelan.
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam balas menatap
Yunho.
Namja tampan itu mengusap
lembut pipi Jaejoong dengan jemarinya yang basah.
Kemudian ia kembali
berbisik.
“Tapi..”
“….”
“Aku menginginkan desahanmu, bukan rintihan
yang terdengar menyedihkan”
DEG.
Mata bening Jaejoong
bergerak pelan.
Nafasnya mulai menderu tidak
tenang.
Yunho tersenyum kecil.
Ia menyurukkan wajahnya di
pinggir dahi Jaejoong.
“Di hari pernikahan kita, matamu memancarkan
kesedihan yang mendalam, melihat sikapmu terhadapku, kau membenciku..”
Jaejoong merasakan matanya
panas.
Tetes beningnya menggenang
disana.
“Penyatuan tubuh bukanlah sekedar memuaskan
nafsu bagiku, aku menginginkan rasa, aku ingin leburan cinta yang menjadi
satu..Makanya aku tidak pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman..”
“Hiks..”
“Aku ingin menunggu sampai kau mencintaiku,
sampai kau memiliki perasaan yang sama denganku”
Jaejoong mengerjapkan matanya.
Membiarkan air matanya
mengalir bebas.
Yunho tersenyum lembut.
Ia menyeka tetes bening itu
pelan.
“Lalu apa yang terpikirkan olehmu saat aku
memberimu perhatian yang lebih? Saat aku mencetak sesuatu yang kau suka di
tubuhku? Dan saat aku menuntut lebih dari apa yang kau lakukan padaku?” Desis
Jaejoong lirih.
Yunho diam.
Jaejoong menggeram kesal.
Ia memukul dada bidang Yunho
dengan lemah.
“Aku membencimu! Dan rasa benci itu tertanam
beberapa waktu yang lalu, ketika aku masih belum mengenal dirimu..Hiks..Tapi
sekarang semuanya berubah..Semuanya tidak lagi sama seperti yang dulu..”
Yunho merasakan dadanya
berdebar.
Kedua tangannya menahan pergelangan
tangan Jaejoong.
Namja cantik itu menundukkan
wajahnya.
“Aku mencintaimu, Yunnie ah..Saranghae..”
Bisik Jaejoong sendu.
DEG.
Yunho terhenyak.
Mata musangnya membesar.
Perlahan rengkuhannya di
pergelangan tangan Jaejoong mengendur.
Ia menekan kedua sisi bahu
Jaejoong erat.
“Benarkah?” Bisiknya bertanya.
Jaejoong mengangguk.
Hening.
Hanya terdengar suara tangis
namja cantik itu.
Sampai kemudian Yunho
menyadari kalau perasaannya telah terbalas.
Ia tersenyum bahagia.
Kemudian ia menundukkan
wajahnya dan kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Namja cantik itu melenguh.
Kedua tangan Yunho
mencengkram sisi pinggang ramping namja cantik itu.
Yunho memiringkan wajahnya.
BRUKK.
Ciuman terlepas.
Keduanya saling mengatur
nafas satu sama lain.
Jaejoong menolehkan wajahnya
ke samping.
Kemudian ia tertegun.
Wajahnya bersemu merah.
Menatap Yunho yang tersenyum
kepadanya.
Namja tampan itu mendekatkan
bibirnya dengan telinga Jaejoong.
Lalu ia mendesah lembut
disana.
“Kau menginginkan sesuatu yang lebih ania?
Akan kukabulkan permintaanmu malam ini juga, sayang”
Jaejoong merinding.
Wajahnya benar-benar merah
padam sekarang.
Yunho terekekeh kecil.
“Aku mencintaimu, Jung Jaejoong”
Namja cantik itu tersenyum
tanpa sadar.
Ia memeluk punggung Yunho
dan menyurukkan wajahnya di bahu namja tampan itu.
“Lakukan dengan pelan, arasseo?”
Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengecup lembut
dahi namja cantik itu tanda merespon.
Kemudian ia menggigit ikatan
hanbok Jaejoong dan menurunkannya sampai bawah.
END.
uhh.. romantis thorr >//<
BalasHapusBikin Seq.nya donk.. yang ada Ncnya (#plakkk) dan jaemma hamil
kyaa!!! unni!! papi bear. ish. wkwk
BalasHapus