This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Selasa, 13 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/ONESHOOT/THE DOCTOR


Tittle: THE DOCTOR

Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-friendship-gelundungan


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


  “Tidak perlu sederetan kalimat penuh sastra, cukup dua pasang mata yang saling menatap dalam diam, karena cinta itu sederhana..”

.
.
.

  “UMMA!”

Namja cantik itu menjerit histeris saat mata bulatnya menangkap sosok sang Umma yang hampir pingsan di dekat pintu dapur.
Jaejoong segera berlari menghampiri Ummanya dan menahan tubuh yeoja berwajah angkuh itu.
Kim Heechul terbatuk ringan.
Ia terlihat sangat pucat.


  “Umma gwenchana? Aigoo, bukankah sudah kukatakan agar Umma berbaring saja eoh? Masalah kedai Umma tidak perlu khawatir!” Ujar Jaejoong mengerutkan dahinya.

Heechul mendesah pendek.
Ia menurut saat Jaejoong membaringkannya di atas ranjang dan menemaninya sampai terlelap.

Oh well.
Jaejoong adalah putra satu-satunya yang ia miliki dari suaminya yang telah meninggal karena radang paru-paru kronis.
Heechul seorang wanita yang tegar, ia berusaha menghidupi putranya yang cantik itu sekuat tenaga.
Tapi sayang, pekerjaannya yang mengharuskan dirinya memetik pucuk teh di kebun setiap jam 5 pagi membuat stamina tubuhnya melemah.
Bertarung dengan dinginnya suhu daerah pegunungan setiap hari.

Kim Heechul mengidap Tuberculosis akut.
Ia tidak akan pernah bisa sembuh kecuali meminum obat secara rutin tanpa berhenti selama setahun penuh.
Tapi masalahnya adalah, mereka tinggal di sebuah desa mungil yang bahkan tidak terdapat di dalam peta.

Desa dimana harga sebutir obat saja dapat membuat mereka terpaksa mencekik leher 24 jam.

  “Bertahanlah Umma” Bisik Jaejoong lirih.

Namja cantik itu memejamkan mata beningnya pelan.
Berusaha menahan air matanya yang hendak menetes.
Tidak.
Ia tidak pernah menyalahkan Ummanya yang melarikan diri dari rumah keluarganya yang kaya raya hanya untuk menikah dengan seorang pedagang miskin bernama Hangeng.
Sama sekali tidak.

Jaejoong hanya menyesali nasib mereka yang begitu menyedihkan ini.
Gosh.
Pernikahan kedua orang tuanya tidak pernah direstui oleh harabojinya kau tahu itu huh?

  “Um-Umma, aku jaga kedai dulu ne? Siapa tahu ada pembeli, Umma istirahat yang benar ara?”

Heechul tersenyum lemah.
Ia mengangguk dan terbatuk.
Mata beningnya yang sayu menatap punggung putranya yang sudah menghilang di balik pintu.


GREK.


Jaejoong membuka pintu kedainya lebar-lebar.
Ah, cuaca hari ini seperti biasa.
Panas dengan suhu yang sejuk.
Ck.
Namja cantik itu tersenyum kepada seorang anak kecil yang membeli permen gula di kedainya.

  “Unnie, cha”

Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengambil koin yang diberikan gadis mungil itu.
Well, namja cantik ini tidak pernah melarang yeoja berambut ikal yang satu itu untuk memanggilnya dengan sebutan yang benar.

  “Ah, Ahjuma otte?” Tanya gadis itu.

Jaejoong tersenyum sendu.
Ia berjongkok di hadapan yeoja berambut  ikal itu dan mengecup lembut puncak kepalanya.

  “Ahjuma sedang istirahat”

  “Batuk lagi ne?”

  “Um, makanya Sooji harus menjaga kesehatan sebaik mungkin agar tidak sakit ne?”

  “Tapi Soo bisa ke rumah sakit kalau sakit”

  “Eoh?”

  “Unnie belum tahu ya? Kalau sudah ada rumah sakit baru di ujung desa?”

Mwo?
Namja cantik itu membulatkan matanya.
Rumah sakit?
Kenapa ia tidak tahu?

  “Unnie, Unnie~”

  “Nee? Waeyo?”

  “Hehehe, Dokternya tampan lho~”

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.


-------


Mata bening itu bergerak pelan.
Memperhatikan koridor rumah sakit kecil yang terlihat sepi itu.
Hanya beberapa perawat yang tampak mondar mandir.

  “Um, Mianhae, aku ingin memeriksakan Ummaku” Ujar Jaejoong kepada salah satu suster.

Suster cantik itu menoleh.
Ia mengangguk dan tersenyum manis.

  “Silahkan lewat sini, Unnie”

Jaejoong menaikkan alisnya.
Dahinya mengerut lucu.

  “Aku laki-laki, suster”

  “Omo! Mianhaeyo!”

  “Gwenchana”

Suster ber-name tag Han Sang Bin itu tersenyum kecil.
Ia menunduk malu dan mempersilahkan Jaejoong beserta Ummanya untuk masuk ke dalam ruangan sang Dokter.


CKLEK.


  “Mianhae, aku---”


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Mata beningnya membulat dalam sekejap.
Mendadak nafasnya terasa tercekat.
Jantungnya berdebar tidak karuan.

Oh gosh, perutnya sakit seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan di dalam sana.

Jaejoong merasakan wajahnya panas.
Demi apa, namja tampan yang berdiri di hadapannya saat ini benar-benar tampan!
Ah, tidak, lebih dari kata tampan!
Jaejoong menggerakkan matanya, membaca tulisan yang ada di name tag jas putih dokter tersebut.

  ‘Jung Yunho’

Omo, namanya benar-benar pas.

Sementara itu, sang Dokter yang baru saja berdiri dari duduknya terkesiap kaget.
Mata musangnya tidak berkedip sekali pun.
Mendadak ia melupakan bagaimana caranya untuk bernafas.
Oh my.
Ia tidak pernah melihat sosok yang secantik ini seumur hidupnya, tidak sama sekali!
Yunho merasakan gugup yang luar biasa.
Ia tersenyum kaku dan mempersilahkan mereka masuk.


DEG DEG DEG.


Yunho dan Jaejoong saling menatap satu sama lain.
Kemudian mereka segera memalingkan wajah.
Namja cantik itu menggigit bibir bawahnya.
Berharap dalam hati agar Dokter tampan itu tidak mendengar suara detak jantungnya yang berpacu cepat.

  “U-Ummaku sakit” Bisik Jaejoong lirih.

Omo.
Yunho tertegun.
Ia mencengkram kedua tangannya yang berada di bawah meja kerjanya.
GOSH!
Kenapa suaranya bisa terdengar begitu merdu dan halus?

  “N-Ne, aku—Akan segera memeriksanya”

  “Gwenchana, aku hanya ingin menanyakan keadaan Ummaku”

  “E-EH? Kau tidak ingin tahu apa penyakitnya?”

Jaejoong tersenyum kecil.
Ia menggeleng.

  “Ummaku mengidap Tuberculosis akut, Dokter”

Yunho terdiam.
Matanya segera melirik yeoja pucat yang duduk di samping Jaejoong.
Kemudian ia segera memakai maskernya dan menyuruh yeoja itu untuk berbaring di atas ranjang pemeriksaan.
Sementara Jaejoong menunggu di tempatnya.
Jaejoong merapatkan bibirnya sebisa mungkin.
Hanya matanya yang terus menjelajah.
Memperhatikan betapa rapinya ruangan ini.

Um, dan udaranya wangi mint segar.

Jaejoong tersenyum manis tanpa sadar.

Lima menit kemudian Yunho membuka tirainya.
Ia membantu Umma Jaejoong untuk kembali duduk di kursi.
Kemudian ia menatap Jaejoong dengan tajam.

  “Apakah kau memiliki seorang kenalan? Ia bisa membawa pulang Ummamu sementara aku berbicara denganmu” Ujar Yunho.

Jaejoong tertegun.
Mendadak ia merasa gelisah.
Apakah itu artinya Ummanya sudah sangat parah?

  “Ne” Sahutnya pelan.

Namja cantik itu segera menghubungi tetangganya yang bernama Changmin.
Ia menyuruh namja berwajah kekanakan itu untuk menjemput Ummanya di rumah sakit.
Setelah itu ia kembali menghampiri Yunho.
Namja tampan itu melepas stetoskopnya.
Ia mengangkat wajah.
Hanya diam sekedar mencuri waktu menikmati wajah cantik itu.

  “Otte? Bagaimana keadaannya?”

Yunho terkesiap.
Ia segera mengerjapkan matanya dan bersikap senormal mungkin.

  “Anu, apakah Ummamu tidak pernah mengkonsumsi obat untuk penyakitnya?”

  “Ani, tidak pernah”

  “…”

  “Ke-Kenapa? Ada yang salah?”

  “Siapa namamu?”

  “Kim Jaejoong”

  “Jaejoong ah”

  “Ne?”

  “Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini kepadamu, tapi aku harus, kau harus tahu kalau Tuberculosis yang diidap oleh Ummamu sudah meradang ke seluruh saluran pernafasannya”


DEG.


Jaejoong membulatkan matanya.

  “Waktunya tidak lama lagi..”

Namja cantik itu tertegun.
Ekspresinya berubah menjadi kosong.
Ia menatap Yunho dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Namja cantik itu merasakan pipinya basah.
Ia menunduk dan mengusap pipinya.
Kemudian ia kembali menatap Yunho.

Namja tampan itu segera beranjak dari duduknya.
Ia memeluk Jaejoong yang mulai mengeluarkan suara tangisnya.
Ia terisak lirih di dalam pelukan Yunho.
Namja tampan itu tidak bisa berbuat banyak.
Ia hanya bisa mengusap punggung Jaejoong untuk menenangkannya.

  “A-Apakah tidak ada jalan lain?”

  “Aku takut untuk berkata tidak, Kim Jaejoong”

  “Hiks”

Namja cantik itu menundukkan wajahnya.
Membiarkan tangisnya tumpah di pelukan Yunho.
Gosh.
Ummanya adalah seorang wanita terhebat yang pernah ia miliki.
Dan sekarang ia harus bersiap untuk kemungkinan ditinggali oleh yeoja cantik berwajah angkuh itu.


-------


  “Umma benar baik-baik saja?”

  “Nee Umma baik-baik saja, Joongie! Kka, pergilah mengambil Vitamin Umma di rumah sakit!”

  “Ne”
 
  “Hehehe, Jaejoongie, Dokter Yunho sangat tampan bukan?”

  “Mwo? Umma bicara apa eoh?”

  “Aish, kau ini! Umma tahu kalau kau sudah menyukainya sejak pertama kali kau bertemu dengannya, anak bodoh!”

Jaejoong terkekeh lirih.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya memalingkan wajahnya.
Berusaha menghilangkan rona merah yang menyemburat di pipinya.

  “Dan Umma rasa Dokter itu juga sama denganmu”

Eh?
Namja cantik itu membulatkan matanya.
Ia tertawa menanggapi komentar dari yeoja cantik itu.
Jaejoong sudah selesai mengancingi jaket kesayangannya.
Ia berbalik dan melambai kepada Ummanya.
Kemudian ia berlari menuju rumah sakit.

Namja cantik itu terus berlari menelusuri koridor.
Sampai kemudian mata beningnya menatap sebuah pintu berwarna putih yang terkesan angkuh dan halus di saat yang bersamaan.
Jaejoong menelan salivanya gugup.

  “A-Anyeong haseyo”


DEG!


Yunho yang sedang membaca buku kesehatannya tersentak kaget.
Ia segera berdiri dan tersenyum manis kepada namja cantik itu.

  “Aku ingin mengambil vitamin untuk Umma”

Yunho mengangguk.
Diam-diam ia tersenyum manis.
Oh well.
Sebenarnya Jaejoong bisa saja mengambil obat itu ke apotek terdekat.
Tapi namja tampan itu sengaja menyuruh suster untuk mengatakan kepada Jaejoong agar mendatangi ruangannya.
Ah, merindukan Jaejoong hm?
 
  “Duduklah dulu, aku akan menyuruh suster untuk mengambil vitaminnya” Ucap Yunho lembut.

Jaejoong mengangguk.
Ia segera duduk di hadapan Yunho dan menundukkan wajahnya.
Oh mom.
Ia benar-benar merasa gugup.

  “Jae? Waeyo? Wajahmu sangat merah, apa kau terkena demam?”


DEG.


Jaejoong sontak mengangkat wajahnya.
Ia baru saja hendak menggelengkan kepalanya.
Namun gerakannya terhenti saat mata beningnya menangkap wajah tampan Yunho yang berjarak sangat dekat dengannya.

  “Biarkan aku memeriksamu Jae..” Bisik Yunho halus.

Jantung Jaejoong semakin menggila.
Wajahnya terasa panas saat namja tampan itu menyentuh dada kirinya pelan dan mengusapnya lembut.
Perlahan mata bening Jaejoong terpejam manis.
Nafasnya memberat saat Yunho mengecup dahinya lama.


TOK TOK TOK!


  “Dokter Jung! Saya mengantarkan Vitamin yang anda minta!”


DEG!!


Kedua namja itu tersentak kaget dan saling menjauh satu sama lain.
Wajah mereka sama-sama terlihat memerah.
Jaejoong menundukkan wajahnya dalam.
Yunho segera membuka pintu ruangannya dan mengambil obat itu.
Ia terdiam setelah menutup pintu.
Jantungnya berdebar kencang.
Ya tuhan, apa yang baru saja dilakukannya?
Tubuhnya bergerak sendiri.

Gosh.

  “Cha, be-berikan ini kepada Ummamu setelah kau pulang” Ujar Yunho menyerahkan obat itu kepada Jaejoong.

Namja cantik itu mengangguk.
Ia meraih Vitamin itu dengan jemari yang bergetar halus.
Kemudian ia segera beranjak membuka pintu.

  “Jae!”

 
DEG.


  “N-Ne?”

  “Istirahatlah, sepertinya kau demam ringan”

Jaejoong tertegun.
Lalu ia mengangguk dan berlari keluar dari ruangan Yunho.

Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia mendesah pendek dan merebahkan tubuhnya di atas kursi.
Jemarinya memijat pelipisnya pelan.
Omo, apa yang harus ia lakukan?
Namja cantik itu berhasil membuatnya lupa diri.


-------


  “Aku pulang---”

  “KKKYYYYAAAA!! JAEJOONGIEEE!!!”

Eoh?
Jaejoong mengernyitkan dahinya.
Menatap Ummanya yang berlari ke arahnya seraya melompat lucu.
Wajah pucatnya terlihat berseri-seri saat ini.
Namja cantik itu menaikkan alisnya dan menyentuh kedua sisi pundak Ummanya.

  “Umma? Apa yang Umma lakukan eoh? Bukankah Umma masih sakit?” Tanya Jaejoong bingung.

Kim Heechul terkekeh geli dan menepuk keras pipi putranya.
Ia tersenyum sumringah.

  “Harabojimu menghubungi Umma barusan, ia mengatakan kalau ia menyesal tentang apa yang sudah terjadi di masa lalu, dan ia ingin kita kembali ke Seoul untuk tinggal dengannya! Hehehehe, aigoo, Umma benar-benar senang Joongie ah~ Ternyata selama ini Harabojimu mencari kita!” Cerocos Heechul terkekeh senang.


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak memandangi wajah cantik Ummanya.
Harabojinya? Tinggal bersama dengan Harabojinya?
Seoul?
Mendadak Jaejoong merasakan nafasnya sesak.
Bukankah itu berarti ia tidak akan bisa bertemu lagi dengan Dokter berwajah tampan itu?

  “Jaejoongie? Wae? Wajahmu terlihat seperti tidak senang, sayang” Ujar Heechul.

Jaejoong tersenyum kecut.
Ia menggeleng lemah.

  “Aniya, tapi, bagaimana dengan penyakit Umma?”

  “Aish, anak bodoh, hehehe, di Seoul banyak Dokter yang lebih hebat, sayang, dan lagi, kalau Umma mau Umma bisa keluar negeri dan berobat disana!”

  “Sepertinya Umma tipe yeoja yang senang berfoya-foya ketika masih muda dulu -_-”

  “Apa kau bilang?”

  “Ani, aniya, oppsso!”

Heechul tersenyum manis.
Ah, ia merasa sudah sembuh sekarang~
Mengingat tubuhnya akan kembali dimanja dengan Spa mewah milik keluarganya.
Kartu kredit yang akan kembali tergenggam olehnya.
Yeoja cantik ini benar-benar excited.

  “Aigoo~ Aku mencintaimu Gege yah” Desah Heechul pelan.

Ia mengusap dadanya dan terbatuk pelan.
Kemudian ia berjalan memasuki kamarnya dengan kekehan geli yang membahana.
Jaejoong merinding melihatnya.

Namja cantik itu menghela nafas panjang dan berjalan menuju kamar mandi.
Ia membakar kayu di bawah bak mandi untuk menghangatkan airnya.
Tapi kemudian ia terdiam.
Wait.

  [ “Istirahatlah, sepertinya kau demam ringan’ ]

Hmp.
Senyum Jaejoong terulas mengingat hal itu.
Ia segera meniup api yang telah muncul dan mematikan kobaran mungilnya.
Namja cantik itu membuka seluruh pakaiannya dan mencelupkan kakinya ke dalam air yang ada di dalam bak itu.


CLUP.


DEG.


Jaejoong merinding.
Giginya bergemeletuk ringan.

  “Di-Dingin sekali..bbrr”

Namja cantik itu memejamkan matanya erat.
Ia tetap menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam air bak.
Tidak lama kemudian ia terkekeh kecil.
Hehehe, setelah ini ia pasti demamnya akan semakin parah.
Lalu ia akan kembali bertemu dengan Yunho.

Ah, cinta memang aneh.

  “Hatciiihh!”

Jaejoong memeluk erat tubuhnya.
Kepalanya mulai terasa pusing.
Sepertinya ia masuk angin.
Oh well.
Tentu saja.
Ia sudah berendam di dalam air dingin itu hampir satu jam.
Bahkan hidungnya sudah sangat memerah sekarang.

  “Bbrrr…”

Jaejoong menggigil.
Ia beranjak dari bak dan mengeringkan tubuhnya.
Setelah itu ia mengenakan piyamanya dan masuk ke dalam kamar.

  “Uuhh..hhnnnhh…hh”

Kim Heechul mengernyitkan dahinya.
Ia menoleh menatap putranya yang sudah berbaring di ranjangnya.
Yeoja cantik itu berjalan mendekati Jaejoong.
Kemudian ia menyentuh tubuh putranya.

  “Omo! Badanmu sangat panas Joongie ah! Apa kau sakit? Kenapa kau bisa sakit? Bukankah tadi masih sehat-sehat saja eoh?” Rentet Heechul panik.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia merasakan kepalanya berat.
Seluruh tubuhnya menggigil.
Namja cantik itu bergelung di atas ranjang.

  “Kka! Minum saja Vitamin Umma! Besok Umma akan mengantarmu ke rumah sakit!”

Hmp.
Senyum manis itu terulas tanpa sadar.
Mengingat wajah tampan Yunho yang akan kembali dilihatnya.


-------


  “Nnggghh..hhh..hh”

Nafas Jaejoong terus menderu tidak tenang.
Tubuhnya semakin panas.
Wajahnya tampak memerah dengan keringat dingin yang menetes dari pelipisnya.
Yunho yang baru memeriksa Jaejoong menghela nafasnya.

Ia menoleh menatap Heechul dan tetangganya yang bernama Changmin.

  “Jaejoongie demam parah, kenapa bisa seperti ini?” Tanya Yunho menaikkan alisnya.

Heehcul terkejut.
Namun ia segera menggeleng.

  “Mollaseo, padahal kemarin masih sehat” Ujarnya.

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya kembali menatap wajah namja cantik itu.
Kemudian ia kembali melirik Heechul.
Dahinya mengernyit.

Beberapa hari yang lalu Ummanya yang terlihat sakit parah.
Sekarang malah putranya yang terlihat sakit parah.

Aigoo.

  “Um, lalu, bagaimana dengan kesehatanmu Ahjuma?” Tanya Yunho pelan.

  “Hehehe, kau tidak perlu khawatir Dokter, aku sudah merasa sangat sehat sekarang~” Sahut Heechul terkekeh.

Eoh?

  “Aku dan Jaejoong akan segera pindah ke Seoul dan tinggal disana”


DEG.


Yunho terdiam.
Mata musangnya mengerjap pelan.
Mendadak hatinya berdenyut.
Namun ia segera memaksakan untuk tersenyum dan mengangguk.

  “Kka, Changmin ah, tidak ada yang menjaga kedai di rumah” Ajak Heechul.

Namja berwajah kekanakan itu mengangguk patuh.
Ia segera mengikuti Heechul beranjak dari ruangan Yunho.
Namja tampan itu menatap Jaejoong saat pintu sudah tertutup.

Kemudian ia menempelkan dahinya dengan dahi Jaejoong.

  “Bodoh..Kenapa kau bisa sakit huh?” Bisik Yunho lirih.

Namja cantik itu bergumam tidak jelas.
Yunho tersenyum kecil dan mengusap lembut pipi Jaejoong.

  “Tidurlah, aku akan memindahkanmu ke kamar rawat yang ada” Sambung Yunho lagi.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk.

Namja tampan itu menyisipkan satu lengannya di tengkuk Jaejoong dan yang satunya lagi di bawah lutut namja cantik itu.
Kemudian ia menggendongnya dan membawa Jaejoong ke ruang rawat yang ada di dekat ruangannya.
Membaringkan namja cantik itu di atas ranjang, lalu memasangkan infus di pergelangan tangannya.

  “Ungh”

Yunho menoleh.
Memandang Jaejoong yang melenguh tidak nyaman.
Namja cantik itu memaksakan matanya untuk terbuka.

  “A-Aku tidak ingin ke Seoul..Hh..hh..Ani..” Racau Jaejoong tidak jelas.

Yunho mendekati namja cantik itu.
Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jaejoong dan menyurukkan hidung tegasnya di pipi kiri namja cantik itu.

  “Aku juga tidak ingin kau pergi Joongie ah..Aku..Kurasa aku sudah jatuh cinta padamu..” Bisik Yunho lirih.

Namja tampan itu mengecup lembut mata Jaejoong yang terpejam.
Jemarinya mengusap lembut tetes bening yang mengalir dari sana.
Kemudian ia mengecup pelan bibir cherry Jaejoong.


-------


Suasana kedai terasa sepi saat ini.
Hanya tampak sosok cantik yang sedang duduk di antara kardus-kardus yang berisi barang penting milik Ummanya.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia menunduk.
Dahinya mengernyit.

  “Apakah itu hanya mimpi?” Gumam Jaejoong pelan.

Mata beningnya mengerjap sendu.
Ia tidak mengingatnya dengan jelas.
Saat itu ia sedang demam dan pusing disaat yang bersamaan.
Tapi menurut penuturan suster bernama Sangbin itu Yunho memang menggendongnya ke dalam ruang rawat.


SET

Jaejoong menyentuh lembut bibirnya.
Ia mendesah.

  [ “Aku juga tidak ingin kau pergi Joongie ah..” ]

Mimpikah?

  “Jae! Kau sudah siap, sayang?”

Jaejoong tersentak kaget.
Ia terlonjak dan menatap Ummanya yang terlihat sangat cantik.
Ia bahkan tidak tampak seperti orang sakit.

  “Umma”

Heechul mengangguk.
Menatap Jaejoong yang berjalan mendekatinya.

  “Umma aku---”

  “Kau tidak ingin pergi kan?”

Eh?

Mata bening Jaejoong membesar.
Menatap Heechul yang tersenyum lembut kepadanya.

  “Kau pikir Umma bodoh? Aish, jeongmall” Ucap Heechul seraya menoyor dahi Jaejoong.

Namja cantik itu mempoutkan bibirnya.
Ia mengusap dahinya yang terasa sakit.

  “Kau bisa menyusul Umma besok pagi, Umma akan menjemputmu di Stasiun, arra?”

  “Umma..Huks..”

  “Y-YA?! Kenapa kau malah menangis, anak bodoh?!”

  “Aku sayang Ummaaaaa~! Huwwweee~~”

Aigoo.
Heechul tertawa geli.
Ia menepuk punggung Jaejoong yang memeluknya dengan erat.
Kemudian ia mengecup lembut puncak kepala namja cantik itu.

  “Jaga dirimu, ne? Umma menyayangimu”

  “Hati-hati di jalan, Umma, sampaikan permintaan maafku kepada Haraboji karena datang terlambat”

Heechul mengangguk.
Ia mengulas senyum manisnya.

Yeoja cantik itu melangkah masuk ke dalam Limousin metalic hitam yang dikirimkan Appanya.
Mata sipitnya mengerling kepada Jaejoong.
Ia tersenyum dan menutup pintu mobil itu.
Tidak lama kemudian suasana terasa sepi.

Jaejoong masih berdiri diam di tempatnya.
Menatap Ummanya yang sudah menghilang.
Hmp.
Namja cantik itu tersenyum kecil dan mengusap air matanya.


DRAP DRAP DRAP!


Jaejoong berlari memasuki rumah mungilnya.
Mencari es batu yang dijual di dalam kedainya.
Namja cantik itu membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa potong es batu itu.
Kemudian ia memasukkannya ke dalam mulut.
Mengunyahnya dengan gigi dan mendiamkannya di dalam sana.

  “Ngh”

Namja cantik itu meringis.
Ia merasakan rongga mulutnya seakan membeku dan berdenyut sakit.
Setelah lima belas menit Jaejoong berlari dari rumahnya.
Menuju rumah sakit yang ada di ujung desa dan membuang es batu yang masih dikulumnya.

  “Hiha akhu behrthemhu Dhoktherl Jhung? (Bisa aku bertemu Dokter Jung?)”

Suster berwajah cantik itu mengernyitkan dahinya.
Jaejoong menunjuk mulutnya seakan memberitahu kalau ia sedang sakit.
Kemudian suster itu mengangguk.
Jaejoong segera masuk ke dalam ruangan Yunho.


CKLEK.


Namja tampan yang sedang menulis laporan kesehatan itu mengangkat wajahnya.
Ia terkejut menatap Jaejoong yang memasuki ruangannya.

  “Joongie? Bukankah kau sudah pergi?”

Jaejoong menggeleng.
Ia membuka mulutnya dan menunjuk rongga mulutnya.
Membuat Yunho segera beranjak mendekatinya dan mendudukkan Jaejoong di ranjang pemeriksaan.
Namja tampan itu menghidupkan senter kecilnya dan menyenter mulut kecil Jaejoong.

Hening.

Tidak terdengar pembicaraan apa pun sampai kemudian Yunho mematikan senternya dan menatap mata bening itu.

  “Apakah demam yang waktu itu juga disengaja?” Tanya Yunho pelan.

Jaejoong tidak menyahut.
Oh well.
Yunho seorang Dokter, ia tahu kalau rongga mulut Jaejoong membeku karena namja cantik itu sengaja mendiamkan es batu disana.

Namja tampan itu menarik tengkuk Jaejoong.
Ia memejamkan matanya seraya menempelkan bibirnya dengan bibir Jaejoong.
Membuat namja cantik itu tertegun.
Namun kemudian ia segera menutup mata indahnya.

Jaejoong meringis.
Ia mencengkram lengan Yunho dan membuka mulutnya saat lidah hangat Yunho memaksa masuk.

  “Enngghh..ngckk..ckk”

Namja cantik itu memejamkan matanya erat.
Yunho memiringkan wajahnya dan menekan-nekan lidahnya di rongga mulut Jaejoong.
Menjilatnya pelan dan menggeseknya lembut.
Membuat Jaejoong merasakan tenang perlahan.
Panas lidah Yunho membuat rongga mulutnya tidak lagi dingin dan berdenyut.

  “Mngh”

Jaejoong menggerakkan bibirnya balas melumat bibir Yunho.
Namja tampan itu melambatkan gerakan bibirnya.
Ia menghisap bibir atas bawah Jaejoong bergantian.
Kemudian ia menghentikan ciuman mereka.

  “Hhhhh…hhh..hhhh”

Suara deru nafas terdengar berkejaran.
Jaejoong dan Yunho sama-sama merasakan sesak.
Namja cantik itu membuka matanya.
Menatap mata musang Yunho yang sedang menunggu jawaban dari mulutnya.

Jaejoong bersuara lirih.

  “Ne..Semuanya..Demam waktu itu..Dan sakit kali ini..Aku memang sengaja melakukannya..”

  “…”

  “Karena..Karena aku mencintaimu Yunho ah..Tapi aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya kepadamu..Aku---”

  “Tidak perlu sederetan kalimat penuh sastra, cukup dua pasang mata yang saling menatap dalam diam, karena cinta itu sederhana..”


DEG.


Mata bening Jaejoong bergerak pelan.
Menatap Yunho yang tersenyum lembut kepadanya.
Namja tampan itu mengecup manis pipi dan dahinya.

  “Aku mencintaimu, Jaejoongie..”

Yunho menggerakkan ibu jarinya.
Mengusap sudut mata Jaejoong yang basah.
Namja cantik itu balas tersenyum manis.
Kemudian ia kembali memejamkan kedua matanya saat Yunho menyatukan bibir mereka lagi.
Bergelut dalam lumatan manis yang hangat.

  “Tinggallah bersamaku disini, aku akan menjagamu” Bisik Yunho pelan.

  “Umma tidak akan mengizinkan aku, Yunho..” Sahut Jaejoong balas berbisik.

  “Ani, ia tidak akan menolak kalau kita menikah terlebih dahulu”

Jaejoong tersenyum manis.
Ia mengusap lembut wajah Yunho dan terkekeh kecil seraya mengangguk.

Ne Sooji ah, kau benar.
Dokter yang satu ini memang sangat tampan.


END.

2 komentar: