This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 03 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/UNTITLED/PART 10 *END*


PART 10.

Jessica Jung menggigit kukunya dengan perasaan gelisah.
Salah satu kebiasaannya ketika sedang panik.
Dahinya mengerut.
Pelipisnya meneteskan bulir keringat.

Kedua kakinya tidak bisa berhenti bergerak naik turun dalam tempo cepat.
Yeoja blonde itu menggerakkan mata sipitnya pelan.
Menatap Junsu dan Yoochun yang duduk di dekatnya.
Well, kedua namja itu melihat Jaejoong yang berada di rengkuhan Jessica saat mereka baru tiba di café.


SRET.


Jantung Jessica semakin berdebar kencang.
Mata sipitnya menatap tajam lampu merah tanda sedang berlangsungnya operasi itu.

Oh gosh.
Semoga saja Jaejoong dan bayinya selamat.

  “Bagaimana bisa ini semua terjadi?” Lirih Junsu terisak.

Yoochun mendesah pendek.

  “Aku sudah menelepon polisi, mereka sedang mencari yeoja gila itu sekarang”

  “Ia tidak gila”

Eoh?

Yoochun dan Junsu sontak menoleh ke arah yeoja blonde itu.
Junsu mengerutkan dahinya.

  “Ia sinting” Desis Jessica tajam.

Huh.
Yoochun tersenyum remeh.

  “Lalu apa bedanya?”

  “Tentu saja berbeda”

Yeoja blonde itu merasakan paniknya sedikit berkurang sekarang.
Ia kembali mendongak memperhatikan lampu merah itu.
Sudah dua jam.

  “Aku takut..” Bisik Jessica lirih.

Junsu menoleh menatap yeoja itu.
Ia menyeka air matanya.

  “Yang ada di dalam sana adalah keponakanku..Hiks..” Isak yeoja cantik itu.

Junsu beranjak dari duduknya.
Ia memeluk pundak Jessica pelan.
Membuat yeoja cantik itu semakin menumpahkan tangisnya.

Sementara Yoochun hanya diam.


TIT!


DEG!


Mereka bertiga saling tersentak kaget.
Junsu segera melepas rengkuhannya.
Ia ikut mendongak.
Menatap lampu yang sudah berwarna hijau itu.


CKLEK.


Mereka bertiga segera menghampiri dokter yang keluar dari dalam ruang operasi.
Jessica semakin panik.

  “Do-Doushitano? Apa ia baik-baik saja?” Tanya Junsu.

Dokter itu menghela nafas.
Mata sipitnya menatap satu persatu wajah Jessica, Junsu dan Yoochun.

Oh-oh.

Sepertinya Yoochun tahu apa yang terjadi.


-------


  “Hh..hh..hh”

Yunho mengatur nafasnya.
Ia memutar pandangannya.
Menatap kamar mungil Jaejoong yang berserakan itu.

Namja tampan itu segera berlari ke rumah petak Jaejoong setelah ia mendapatkan ingatannya kembali.
Yunho ingin mencari bukti mengenai kehamilan namja cantik itu.


SSRAK!


Yunho membongkar kertas-kertas bon yang berserakan.
Mata musangnya bergerak cepat.
Kemudian ia tercekat.
Saat menangkap sebuah surat kumal dan lecek yang terhempas dari layangan kertas-kertas itu.


GREP!


Namja tampan itu meraih kertas tersebut.
Ia merasakan jantungnya semakin menggila.
Ketika ia membaca isi surat pemberitahuan tersebut.

Hamil.

Tapi disini tidak dijelaskan anak siapa itu.
Tidak dikatakan benih siapa.

  “Shit! Apa semua surat keterangan selalu seperti ini?!” Teriak Yunho emosi.

Ia segera beranjak berdiri dan mengacak rambut cokelatnya.
Ah!
Mungkin ahjusi yang tinggal di rumah sebelah tahu sesuatu!


DRAP DRAP DRAP!


Yunho berlari kencang keluar dari rumah itu.
Ia hendak membuka pintu pagar usang milik rumah tetangga Jaejoong.
Namun gerakannya terhenti saat ia melihat sosok namja berkulit susu yang dikenalnya itu.

  “LEE TAEMIN!”

Namja susu yang sedang berjalan itu tertegun.
Ia menoleh.
Dan memicingkan matanya melirik Yunho yang berlari ke arahnya.

  “Katakan padaku! Siapa Appa dari anak yang dikandung Jaejoong!” Ujar Yunho tidak sabar.

Huh.

Namja berkulit susu itu tersenyum mengejek.

  “Untuk apa aku memberitahumu? Kau ingin membunuh anaknya eoh?”


GREPP!


Namja tampan itu mengerang kesal.
Ia mencengkram erat kerah leher jaket namja susu itu.
Mata musangnya mengerling tajam.

  “Aku bertanya, Lee Taemin! Apa yang sudah terjadi selama aku hilang ingatan?!”

  “M-Mwo? Hilang ingatan??”

  “Apa? Kau tidak tahu?”

  “Tapi, bukankah kau telah menikah dengan Ahra dan tinggal di London?”


DEG.


Yunho terdiam.
Membuat Lee Taemin ikut merapatkan bibirnya.

Perlahan namja tampan itu melepaskan cengkramannya.
Ia menundukkan wajah dengan ekspresi bingung bercampur kaget.

  “London?” Gumam Yunho pelan.

  “N-Ne, Nyonya Jung memberitahu kantor tentang pernikahanmu” Sahut Taemin.

  “Jadi?”

  “Yah, kami semua mengira kalau kau telah pindah dari Seoul dan meninggalkan Jaejoong Hyung begitu saja, padahal ia sedang mengandung anakmu”

Mata musang Yunho mengerjap.
Jantungnya berdegup tidak beraturan.

  “Yu-Yunho”

  “Ne?”

  “Ponselmu bunyi”


DEG!


Namja tampan itu segera meraih ponselnya.
Kemudian ia menempelkan benda elektronik itu di telinganya.
Dan beberapa detik kemudian ekspresinya berubah menjadi semakin panik.


-------


DRAP DRAP DRAP!


Para suster yang berlalu lalang di koridor operasi itu menaikkan alis mereka.
Menatap dua lelaki yang berlari kencang menelusuri jalan.
Raut mereka tidak jauh berbeda.
Keduanya sama-sama memasang wajah panik.

  “Jessie!!” Teriak Yunho lantang.

Yeoja blonde itu tersentak kaget.
Ia terlonjak dari duduknya dan menatap Yunho yang sedang mengatur nafasnya.

  “Yunho!”

  “A-Apa yang terjadi? Bagaimana bisa----”

  “Istrimu mendatangi Jaejoong dan memberinya obat penggugur kandungan berdosis tinggi”

  “MWO?!”

  “Cih, aku sama sekali tidak menyangka kalau kau telah memperistri seorang iblis!”

Yunho mengerjapkan matanya.
Ia menoleh menatap ruangan operasi yang tertutup itu.

Sedetik kemudian Jessica tersentak kaget.
Mata sipitnya membulat.

  “Yunho? Ingatanmu sudah kembali?” Tanyanya kaget.

Heh.
Namja tampan itu menyunggingkan senyuman remehnya.
Ia menepuk kepala adik kecilnya itu.

  “Sekarang aku baru tahu kenapa kau sibuk sekali mengenai ingatanku”

Jessica Jung terkekeh geli.
Ia mengangguk dan balas memukul kepala Yunho.
Kemudian tawanya hilang saat mata sipitnya menangkap wajah yang terlihat familiar itu.

  “Lee Taemin ania? Bukankah kau Office----”

  “Ania, aku sudah berhenti, Nona Jung”

Yeoja blonde itu menaikkan alisnya.

  “Aku memutuskan untuk membantu Hyungku mengelola anak perusahaan dan beberapa café di Jepang” Ujar Taemin tersenyum.

  “Café?” Jessica mengernyitkan dahinya.

  “Yah, seperti La Pomme, tapi----”

  “La Pomme? Kau adiknya Shim Changmin??”

Jessica dan Taemin terdiam.
Mereka menoleh ke arah sumber suara.
Menaikkan alis menatap sosok namja imut yang berjalan menghampiri mereka bertiga.

  “Jadi kau!” Jerit Junsu senang.

Taemin tidak mengerti.
Ia hanya balas tersenyum kecil.

  “Apa yang kau lakukan disini, Junsu?” Tanya Jessica bingung.

Eoh?

Junsu tertawa renyah.
Ia menyipitkan matanya lucu.

  “Jaejoong baru saja sadar, Yoochun sedang menjaganya” Ujar Junsu santai.

  “MWO?? Jadi Jaejoong sudah selesai di operasi??” Jerit Yunho kaget.

Eoh?

Jessica dan Junsu menatap aneh ke arah Yunho.

  “Oh shit, kupikir ia masih di dalam!” Keluh Yunho berdesah.

Hmp.
Taemin hanya tersenyum geli mendengarnya.


-------


Suasana kamar rawat itu terlihat hening.
Mereka semua telah beranjak dari ruangan mewah itu.
Meninggalkan Yunho dan Jaejoong berdua.

Namja cantik itu terlihat tidak tenang.
Mata beningnya melirik Yunho sesekali.
Membuat namja tampan itu tersenyum kecil dan memutuskan untuk mengusap rambut almond kekasihnya.

  “Aku meninggalkanmu terlalu lama hm?” Bisik Yunho pelan.

Cih.
Jaejoong terkekeh lirih.
Ia menggerakkan kepalanya menolak untuk diusap namja tampan itu.

  “Kau berkata seolah kau melupakan semuanya dan seolah kau berniat me----”

  “Aku memang melupakan semuanya, BooJae”


DEG.


  “A-Apa?”

  “Hari terakhir kita bertemu, aku mengalami kecelakaan setelah pergi meninggalkanmu, dan ingatanku hilang”

  “…”

  “Tidak ada yang memberitahuku tentang apa yang telah terjadi, Umma menipuku, ia memaksaku untuk menikahi yeoja itu”

  “…”

  “Maaf”

Yunho mengulas senyum lembutnya.
Ia mengulurkan tangannya mengusap tetes bening yang mengalir dari sudut mata namja cantik itu.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya erat.
Namja tampan itu menundukkan wajahnya.
Menyurukkannya di sisi kiri pipi Jaejoong.

  “Maaf karena telah meninggalkanmu..Maaf karena telah melupakanmu..Maaf karena mengacuhkanmu..Dan maaf untuk semuanya Boo..” Bisik Yunho lembut.

Jaejoong terisak keras.
Ia tersengguk seraya memeluk erat punggung namja tampan itu.

  “Bogoshippo..” Lirih Jaejoong pelan.

Nyaris tidak terdengar.
Yunho mengangguk.
Ia mengecup lembut pipi namja cantik itu dan melepaskan diri saat rengkuhan Jaejoong padanya melemah.

  “Kau sudah melihat anak kita?” Tanya Jaejoong lembut.

Eh?
Yunho mengerjap.
Rite! Ia terlalu bahagia sampai melupakan tentang anaknya.

  “Belum, tapi yang pasti ia mirip denganku ania?” Ujar Yunho tersenyum.

Jaejoong menggeleng.
Ia tersenyum lemah.

  “Hanya yang satunya”

  “Mwo? Maksudmu---”

  “Their twin, Appa”

Mata musang Yunho membulat.
Mengerjap polos sesekali.


-------


  “Jadi, ini adikmu?”

Jaejoong menaikkan alisnya seraya menatap Taemin dengan penuh arti.
Namja berkulit susu itu hanya tertawa kecil.
Sementara Changmin mengangguk.

  “Aku benar-benar tidak menyangka kalau kalian ternyata sudah berkenalan lebih dari dulu” Ujar namja berwajah kekanakan itu.

  “Ani, hubungan kami lebih dari sekedar berkenalan Min ah” Sahut Jaejoong.

Taemin mengangguk.
Ia terkekeh dan duduk di samping Jaejoong.

  “Aku merindukanmu, Hyung, apa kau tahu? Selama kau tidak ada Sandara Nuna hanya memarahiku saja, padahal biasanya ia juga memarahimu” Pout Taemin kesal.

Jaejoong tertawa kecil.
Ia mengelus lengan Taemin yang berada di sampingnya.

  “Ah”

Yunho tersenyum kecil saat memasuki ruangan dan mendapati kekasihnya sedang tidak sendirian.
Taemin dan Changmin segera beranjak dari posisi mereka.
Keduanya berjalan keluar ruangan meninggalkan Yunho dan Jaejoong.

  “Kenapa kau sendiri?” Tanya Jaejoong pelan.

  “Yoochun dan Junsu sedang makan siang di café, sementara Jessica sedang mengambil uri JaeHon dari ruang bayi” Jelas Yunho.

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Jemarinya mencengkram mengingat perlakuan kasar yeoja berambut hitam itu.
Ia hampir saja membunuh kedua putranya.


KRET.


Pintu ruang rawat itu terbuka pelan.
Jaejoong dan Yunho tidak menyadari hal itu.
Mereka berbincang seraya menunggu Yunho mengupaskan buah jeruk untuk Jaejoong.
Sesekali mereka tertawa bersama.

Mata kucing yang mengintip dari balik pintu itu mengerjap sendu.
Sosok yeoja cantik itu terus berdiri di sana.
Jemarinya mencengkram erat kenop pintu itu.

Bolehkah Key mengucapkan kata sesal sekarang?

Yeoja bermata kucing itu menghela nafasnya.
Sungguh.
Kalau ia tahu bahwa Ahra hanya mengincar kekayaan keluarganya dan ingin membunuh cucunya ia tidak akan pernah mau menerima yeoja berambut hitam itu.

Keybum menghembuskan nafasnya sekali lagi.
Ia sudah bertekad untuk masuk ke dalam dan menyesali semuanya.
Namun langkahnya terhenti saat ia menoleh dan melihat Jessica yang berlari dengan panik menuju ruang rawat Jaejoong.


BRAKK!


Yunho dan Jaejoong tersentak kaget.
Mereka menoleh ke arah pintu dan menaikkan alis memandang Keybum yang ikut memasang raut panik dengan putrinya.

  “Ja-Jaejoong aa!” Lirih Jessica nyaris tidak terdengar.


DEG.


Namja cantik itu terdiam.
Ia mendudukkan tubuhnya perlahan.

  “Waeyo?” Balasnya pelan.

Yeoja blonde itu meneteskan air matanya.
Ia menangis.

  “A-Aku baru saja ingin mengambil anakmu dan membawanya kesini, tapi---”

  “Tapi yang satunya hilang”


DEG.


Jaejoong dan Yunho terkesiap.
Mata mereka membesar ketika mendengar suara isak Keybum.

Hilang?

Hilang?

  “Si-Siapa yang hilang?!” Jerit Jaejoong panik.

  “Jaeho..Hiks..Jaeho..Yeoja itu yang membawanya” Ujar Jessica menumpahkan tangisnya.

Yunho menggeram.
Ia segera menghampiri adiknya itu.

  “Bagaimana kau bisa tahu kalau ia pelakunya?” Desis namja tampan itu emosi.

Jessica mengusap wajahnya.

  “Perawat yang sedang berjaga memberitahuku..Ahra bilang ia yang menggantikanku untuk membawa Jaeho dan Junhon kesini..Hiks..”

Yunho mencengkram kepalan tangannya.
Ia segera berlari keluar dari ruangan.
Membanting pintu dengan kasar.

Jaejoong meringis.
Ia hendak beranjak bangun untuk mengejar Yunho.
Belum sempat ia bergerak banyak, yeoja bermata kucing itu sudah menahan tubuhnya.

  “Lebih baik kita menunggu disini, Joongie ah..Biarkan Yunho yang mengejar” Bisik Key lembut.

Jaejoong tertegun.


-------


  “KKA SUIE!! KITA HARUS CEPAT!”

Junsu panik.
Ia segera melompat dari kursi dan mengejar kekasihnya yang sudah berlari di depan sana.
Yunho baru saja menghubungi mereka berdua kalau salah satu dari putranya diculik.

  “Mereka pasti belum jauh!” Ujar Changmin seraya melonggarkan dasinya.

Namja berwajah kekanakan itu terus berlari kencang menelusuri jalanan dari Café La Pomme bersama Taemin.
Mereka berempat berlari berurutan menuju rumah sakit.

  “AH!! HYUNG!!”

Taemin berteriak lantang.
Mata beningnya membulat memperhatikan sosok yeoja yang tidak asing di ujung jalan.
Yeoja berambut hitam itu sedang menunggu lampu hijau.

  “GO AHRA!!” Teriak Yoochun, Junsu, Changmin bersamaan.

Yeoja cantik itu tersentak kaget.
Ia segera menoleh dan membulatkan mata sipitnya mendapati keempat namja yang sedang berlari ke arahnya.

Ahra membalikkan tubuhnya.
Ia hendak berlari menuju jalan di sampingnya.
Namun langkahnya tercekat saat ia melihat Yunho yang berlari dari ujung sana.

Oh shit!

Yeoja cantik itu semakin panik.
Ia mengeratkan pelukannya di tubuh mungil Jaeho.
Bayi yang baru beberapa hari itu masih terlihat merah dengan nafas tersendat.
Seharusnya ia masih berada di dalam inkubator saat ini.


DRAP!


  “AHRA!!”

Yunho berteriak lantang.
Mata musangnya menangkap Ahra yang memutuskan untuk menerobos lampu merah.
Suara klakson terdengar nyaring.
Namja tampan itu merasakan jantungnya hampir berhenti saat ia melihat sebuah mobil berwarna putih yang melaju kencang dari ujung jalan.


CCKKIIITTT!!


BRAKK!


  “KKYYYAAAAA!!”

Orang-orang berteriak histeris.
Sontak puluhan mobil segera menghentikan laju mereka.
Membuat jalanan menjadi ramai dalam sekejap.

Yunho memperkencang larinya.
Keringatnya menetes.
Ia panik.
Namja tampan itu menerobos kerumunan orang-orang dengan kasar.
Kemudian mata musangnya mengerjap saat ia mendapati tubuh Ahra yang terhempas di sana.
Kepala dan bahunya berdarah karena terbentur keras oleh bamper depan mobil itu.


DEG DEG DEG.


Yunho semakin panik.
Mata musangnya terus bergerak ke sekeliling Ahra, mencari sesosok bayi mungil itu.
Dan tatapannya berhenti saat ia menaikkan wajahnya dan melihat Yoochun yang luka ringan.

  “Fuh, untung saja aku mendorong yeoja gila itu dan merebut keponakanmu, sayang” Ujar Yoochun seraya tersenyum kepada Junsu.

Namja imut itu mengerucutkan bibirnya.
Ia menepuk bahu Yoochun kesal seraya menumpahkan tangisnya.
Changmin segera mengambil Jaeho dari gendongan Yoochun.
Sementara Taemin membantu namja chubby itu berdiri dengan benar.
Ia merangkul bahunya.

Yunho menghela nafas lega.

Oh gosh.

  “Yeoja itu masih bernafas, lebih baik segera dibawa ke rumah sakit” Ujar Taemin.

Yunho, Yoochun, Junsu dan Changmin menoleh.
Melirik orang-orang yang sudah mengangkat Ahra dari sana.
Darahnya berlumuran.


-------


  “Tanda tangannya sudah di scan, pengadilan akan segera mengesahkan perceraian kalian”

Yunho tidak menyahut.
Ia hanya mengangguk menatap Tuan Go itu.
Kemudian melirik Nyonya Go yang masih menangis di samping suaminya.

  “Aku sangat menyesal atas perbuatan putriku, Tuan Jung”

  “Anda memang sepantasnya menyesal”

  “Setelah ini kami akan membawa Ahra ke London dan menunggu sampai komanya sadar, Dokter telah mendiagnosa bahwa Ahra mengalami pendarahan otak karena benturan keras”

Yunho tidak menyahut lagi.
Ia hanya diam dan tersenyum kecil saat suami istri itu berjalan meninggalkannya di koridor rumah sakit.
Lama namja tampan itu terdiam di sana.
Sampai kemudian ia menghela nafasnya dan berbalik memasuki kamar rawat kekasihnya.


CKLEK.


  “HYUNG! Dia tertawa!” Jerit Junsu heboh.

Jaejoong tertawa geli.
Melirik Junsu yang sedang memangku Jaeho.
Sementara Keybum dan Jessica sedang mengganti kain balutan di tubuh Junhon.


TAP TAP TAP.


Mereka semua menoleh menatap Yunho yang berjalan masuk ke kamar rawat.
Tapi kemudian mereka acuh.
Hanya Jaejoong yang tersenyum kepada namja tampan itu.


SRET.


Yunho mendudukkan tubuhnya di samping namja cantik itu.
Ia tersenyum seraya memasangkan cincin perak yang terlihat familiar di mata bening namja cantik itu.

  “Kau mau menikah denganku?” Tanya Yunho santai.

Eoh?

Jaejoong menaikkan alisnya.
Segampang inikah?

  “Hahahaha”

Namja cantik itu tertawa geli.
Ia mengangguk dan memejamkan matanya sejenak saat Yunho menunduk untuk mengecup bibir ranumnya.
Kemudian Jaejoong mengusap lembut cincin bertuliskan namanya itu.

  “Saranghae” Bisik Yunho pelan.

Namja tampan itu mengecup lembut telinga kiri kekasihnya.
Membuat Jaejoong meringis geli dan mengembangkan senyum manisnya.
Mata beningnya mengerjap sedetik kemudian.
Melirik Yoochun, Junsu, Changmin, Taemin, Jessica dan Keybum yang mengintip mereka.


SSRAK!


Mereka berenam segera memalingkan wajah.
Berpura-pura mengalihkan perhatian dengan saling berbincang satu sama lain.
Mengacuhkan Jaejoong yang tertawa geli sendiri.

  “Eoh? Kenapa kau tertawa, sayang?” Bisik Yunho tersenyum.

Jaejoong tidak menyahut.
Ia memperkeras tawanya.

  “Hehehe, ani, oppssoyo..Aku hanya merasa terlalu bahagia saat ini”

  “Kau membuatku takut, Boo”

Jaejoong tersenyum manis.
Ia memejamkan kedua matanya saat Yunho menyurukkan wajah tampannya di lekuk leher jenjangnya.
Namja cantik itu tidak peduli apakah mereka kembali mengintip atau tidak.

Yang jelas saat ini ia sangat bahagia.

Akhirnya aku mendapatkan kehangatan yang sama kembali.

Well~
This is an Untitled story, so, what do you think?


END.

1 komentar: