This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 24 Desember 2012

FF/YAOI-STRAIGHT /LIMA SERANGKAI/ONESHOOT/ABOUT JUNG JU HEE


Tittle: ABOUT JUNG JU HEE

Genre: YAOI-STRAIGHT

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: ONESHOOT

Rating: family-romance-hurt-friendship-gelundungan bareng imin


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*
 

-------


  Hanya seorang Jung Sezru yang bisa membuatnya mengangguk patuh..

-About Jung Ju Hee-
.
.
.

Jung Jaejoong terlihat sibuk pagi ini.
Ia masih mengenakan apron biru mudanya yang manis dengan kantung berbentuk gajah.
Rambut almondnya yang sedikit panjang dijepit dengan jepitan rambut berbentuk hello kitty yang manis.
Aigoo.

  “Yun Yun, bangunkan Juju” Ujar Jaejoong seraya mengatur piring-piring di atas meja makan.

Namja cool yang sedang memainkan ponselnya itu menghela nafas.
Ia memutar bola matanya dan beranjak menaiki tangga.
Menuju satu pintu yang ada di ujung lorong lantai 2.
Pintu dengan aksen garis hitam pink yang keras.
Dengan taburan glitter di sekelilingnya.

  “JUNG JU HEE! UMMA MEMANGGILMU!” Teriak namja cool itu.

Hening.
Tidak terdengar suara sahutan apa pun dari dalam.
Yunjaeyun menghela nafasnya sekali lagi.
Jish.
Ia sangat anti jika harus memanggil yeoja gothic itu setiap pagi.
Kau tahu, Jung Ju Hee yang baru saja bangun tidur tidak jauh dari seorang penyihir jahat?

  “JUNG---”

  “AKU MENDENGARMU, YUNJAE!”

Jung Yunjaeyun mendecakkan lidahnya.
Ia mencibir pintu tertutup itu.

  “Aku Oppamu, gadis nakal!” Rutuknya kesal.

Namja cool itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan berjalan menuju tangga.
Mata musangnya tidak sengaja melirik adik kembarnya yang sudah memakai seragam sekolah di pintu pertama.
Ah, lagi-lagi matanya harus dinodai dengan pemandangan mesra mereka.

  “Ya! Berapa kali harus kukatakan jangan berciuman disini!? Kalau Umma Appa lihat otte eoh!?” Bentak Yunjaeyun kesal.

Jaeho melepas tautan bibirnya di atas bibir Junhon.
Namja cherry itu tampak memerah wajahnya.
Sementara Jaeho memicing ke arah Hyungnya.
Ia menarik senyum remeh di sudut bibir tipisnya yang basah.

  “Bilang saja kau iri padaku, Yun” Desisnya halus.


PLAKK!


Namja almond itu meringis.
Merasakan kepalanya yang berdenyut dipukul oleh namja cool itu.

  “Pakai Hyung, Jung Jaeho” Balas Yunjaeyun mengejek.

Junhon terkikik geli.
Ia menyambut rentangan tangan Yunjaeyun dan memeluk namja cool itu.

  “Pagi, Hyung~”

Yunjaeyun menepuk lembut punggung adik kecilnya.
Kemudian ia berjalan menuruni tangga.
Kembali duduk di posisi awalnya.

Well, hanya saja kali ini Ummanya yang cantik itu sedang berciuman mesra dengan Appanya yang mesum.
Aish.
Dasar beruang -___-


TAP TAP TAP.


Yunho tersenyum lembut kepada istrinya, ia duduk di kursinya dan mendongakkan wajahnya memandang anak-anaknya yang sedang menuruni tangga.
Ju Hee tampak memasang raut kesalnya sementara Jaeho dan Junhon berpegangan tangan lucu.

  “Pagi Umma, Appa” Sapa Jaeho dan Junhon kompak.

Jaejoong terkekeh.
Ia mengangguk dan melepas apronnya.

  “Ju Hee, ucapkan salam” Ujar Yunho pelan.

Jish.
Yeoja gothic itu meringis.

  “Pagi, Umma, Appa” Desisnya tidak senang.

Yunjaeyun hanya menahan senyumnya.
Sementara Jaejoong sudah menaruh lauk untuk kekasihnya dengan sigap.

  “Bagaimana dengan libur semester lalu? Kalian bersenang-senang hmm?” Gumam Jaejoong lembut.

Jaeho mengangkat wajahnya.

  “Well, kami memang ke Jepang, tapi tidak seru karena Sooji tidak ada” Ujar namja almond itu.

  “Ah ne, Junsu Umma bilang yeoja ikal itu menghabiskan liburannya di London hm?” Sahut Jaejoong lagi.

Jaeho mengangguk.

  “Dan dia membawa pulang kekasih dari sana” Celetuknya.

Junhon tertawa kecil.
Membuat mata bulatnya menyipit lucu.

  “Liburanku benar-benar suram, tenggelam oleh tugas-tugas OSIS” Ujar Yunjaeyun datar.

Yunho menaikkan alisnya.

  “Tapi bukankah kau menyelesaikan tugas bersama dengan anggota OSIS lainnya di Swiss?”

Oh well.
Namja cool itu hanya menanggapinya dengan sebuah senyuman simpul.
Mereka semua melanjutkan sarapan pagi dengan tenang.
Sampai kemudian Jaejoong menyadari kalau putri cantiknya yang satu itu tidak bersuara sejak tadi.

  “Juju? Ottokhe?” Tanya Jaejoong lembut.

Para namja itu mengangkat wajah mereka.
Mengintip ekspresi wajah Jung Ju Hee yang sejak tadi membungkam.

  “Tidak ada yang menarik, semuanya biasa saja” Ketus Ju Hee merengut.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Ia baru saja akan membuka mulut untuk bertanya, namun suaranya tenggelam oleh ucapan Junhon.

  “Ju Nuna sedang uring-uringan karena siswa pindahan di kelasnya, dia benar-benar namja yang sangat tampan! Namanya---ummpph!”

Jaejoong dan Yunho menaikkan alis mereka.
Menatap Jaeho yang segera membungkam mulut kembarannya.
Namja almond itu hanya tersenyum kaku.
Gosh, apa Junhon tidak menyadari tatapan mematikan dari penyihir gothic itu barusan?
Jeongmall!

  “Aku selesai” Ujar Yunjaeyun beranjak dari kursinya.

Perlahan keempat Jung bersaudara itu beranjak dari meja makan.
Meninggalkan Jaejoong dan Yunho berdua.
Hening.
Namja cantik itu menghela nafasnya.
Ia menoleh memandang suaminya.

  “Mereka sudah sangat besar, Yunnie ah” Ujarnya.

Yunho hanya tersenyum kecil.

Well, Jaejoong benar.
Yunjaeyun sudah kelas 3 SMA sekarang.
Ju Hee kelas 2 dan si kembar Jung itu kelas 1 SMA.

  “Kau mendengarkan uri Honchan, bear? Juju sedang kasmaran~!” Jerit Jaejoong gemas.

Aigoo~
Membuat Yunho tidak bisa menahan kekehannya.

  “Apa menurutmu Juju akan berbagi cerita kepadaku? Aku penasaran bagaimana sosok namja yang bisa membuat uri Juju terlihat begitu menggemaskan dari biasanya~”

  “Kau tahu sayang, bukannya aku ingin mengecewakanmu, hanya saja, kita tidak pernah bisa menebak apa yang dipikirkan yeoja itu sejak dulu”

  “Kau ingin bilang kalau Juju tidak mungkin berbagi kepadaku?”

  “Well, tepatnya secara halus..Kau mengerti? Ia masih remaja, mungkin ia merasa lebih nyaman jika bercerita dengan teman sebayanya”

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Maksudmu..Seperti Sooji? Uri Soo-chan?” Bisiknya pelan.

Hmp, Yunho hanya mengangkat bahunya.
Membuat Jaejoong menarik senyum nakalnya.
Oh yeah, pemain keyboard dalam band Ju Hee itu pasti akan mendapat bocoran.

Ck, sepertinya jiwa menggosip Jaejoong kembali muncul ania?


-------


Suasana kelas XI-3 itu terlihat riuh.
Tentu saja.
Mereka mendapat jam bebas hari ini.
Para siswi berkumpul rapat menggosipkan berita terbaru di lingkungan sekolah.
Dan para namja sibuk membicarkan tentang game keluaran terbaru.

Hanya Ju Hee yang terlihat acuh.

Yeoja cantik itu terlihat sangat gothic hari ini.
See?
Seragam sekolahnya yang berwarna merah hitam yang bermotif kotak-kotak itu dipadu dengan berbagai aksesoris aneh.
Bagian dada kanan rompi kotak-kotaknya tersemat pin berbentuk bunga mawar berwarna hitam dari bahan kasa.
Terlihat dua tiga bulu halus yang mencuat dari sisi belakangnya.
Dan rantai kecil dengan hiasan tengkorak pada tali penyambung kancing rompi itu.

Jemari lentik Ju Hee sibuk menekan beberapa kunci gitar listrik yang digenggamnya sejak tadi.
Gitar kesayangannya yang bergaris hitam pink diselingi dua stiker tengkorak dan bintang ber-glitter.
Sementara mata sipitnya memperhatikan buku chord dengan partikel aneh di atas meja.

  “Hei”


DEG.


Ju Hee tertegun.
Dalam sekejap jantungnya berdebar kencang.
Ia bisa merasakan wajahnya menghangat.
Bahkan jemarinya terlihat bergetar pelan sekarang.

Gosh.

Bahkan tanpa melihat wajahnya pun Ju Hee tahu kalau itu Jung Sezru.
Si murid pindahan dari Jepang.
Well, namja bernama Sezru itu sangat tertarik dengan Ju Hee sejak pertama kali ia melihatnya.
Terutama marga mereka yang sama, membuat namja berambut biru keputihan ini merasakan takdir telah mengikat mereka berdua.

Hmp, begitukah?

  “Jangan menggangguku, Jung Sezru” Cerca Ju Hee kesal.

Debaran jantungnya semakin menggila.
Ia tidak bisa melihat mata sipit namja itu sekarang.
Gosh, jantungnya bisa meledak!

  “Berapa kali harus kukatakan padamu? Panggil aku Ruru, Ju yah” Ujar Sezru tersenyum.

Ia memutuskan untuk duduk di hadapan Ju Hee dan melirik buku musik yeoja gothic itu.

  “Tadi aku bertemu dengan anggota bandmu, ia memainkan keyboard” Ujar Sezru pelan.

Ju Hee mendongak, menaikkan alisnya.

  “Sooji?”

  “Ia tidak bisa mengikuti latihan band hari ini”

  “Aish, pasti kencan dengan Yoonhyuk lagi! Jish!”

Eoh?
Namja berambut biru keputihan itu tersenyum kecil.
Mendadak ia mendapat ide yang cukup bagus.

  “Berarti latihan hari ini ditunda ania?” Tanya Sezru.

Ju Hee mengangguk dengan terpaksa.

  “Kalau begitu aku menunggumu di depan toko buku Namsan nanti jam 3”


DEG.


Ju Hee tersentak kaget.
Sontak mata sipitnya membulat sempurna.
Yeoja gothic itu mengangkat wajahnya.
Menatap Sezru yang sudah beranjak dari duduknya.

M..mwo?

Bukankah itu artinya Sezru mengajaknya kencan?


BLUSH.


Wajah Ju Hee memerah padam sekarang.
Ia menundukkan wajahnya dalam.
Omona.

  “Ah, ne, Juju yah! Buat aku terkesan dengan penampilanmu nanti arasseo?!” Jerit Sezru dari pintu kelas.

Yeoja cantik itu terdiam.
Menatap seluruh anggota kelas yang memandang aneh padanya.
Kemudian mereka tersenyum jahil.
Membuat Ju Hee berdecih tidak suka.
Ish!
Jung Sezru sialan!


-------


Jung Jaejoong mengerjapkan matanya beberapa kali.
Menatap tidak percaya sosok cantik yang sedang berjalan menuruni tangga itu.
Gosh!
Demi apa, seumur hidupnya ia tidak pernah melihat putrinya seperti ini!
Apa yang terjadi?

  “Ju Hee ah, kau tidak salah makan ania?” Tanya Jaejoong pangling.

Yeoja gothic itu merasakan wajahnya merah padam.
Ia mendelik menatap Ummanya.

  “Awas kalau Umma sampai memberitahu tiga Jung yang lain!” Jerit Ju Hee malu.

Jaejoong terkekeh kecil.
Namja cantik itu berjalan mendekati Ju Hee dan mengusap lembut rambut almondnya yang lebih terkesan hitam sekarang.
Ia tersenyum manis.

  “Kau cantik sayang..Sangat cantik..” Bisik Jaejoong sehalus mungkin.

Membuat Ju Hee tanpa sadar menarik senyumnya.

  “Aku pergi dulu!”

Yeoja gothic itu berjalan secepat mungkin menuju tempat janjiannya bersama Sezru.
Menghindari tatapan para tetangga yang menatapnya pangling.
Well, bukankah selama ini yang mereka tahu kalau Jung Ju Hee adalah vokalis band sekaligus gitaris yang selalu berpakaian aneh?

  “Uuhh”

Ju Hee meringis malu.
Ia terus melirik ke sekelilingnya.
Mencari sosok namja berambut biru keputihan itu.

Yeoja cantik itu baru saja akan mengeluarkan ponselnya, namun gerakannya terhenti saat ia tidak sengaja menatap Sezru yang terpaku di ujung taman.
Namja itu mengerjapkan matanya.

  “Jangan melihatku seperti itu, Ru yah! Aku malu!” Jerit Ju Hee menundukkan wajahnya.

Ia menyentuh kepalanya dengan satu tangan sementara tangan satunya lagi menyingkap rambutnya yang jatuh.
Pakaiannya hari ini benar-benar feminim.
Rambut panjangnya tergerai begitu saja.
Dengan paduan sweater abu-abu lembut pada kaus bersyal biru yang ditutup dengan rok berlapis hitam itu.



Jung Sezru terkekeh kecil.
Ia berjalan mendekati yeoja gothic itu dan menepuk kepalanya lembut.

  “Kau berhasil membuatku terkesan, cantik” Bisiknya.

  “Aku benar-benar merasa bodoh mengikuti ucapanmu!” Ketus Ju Hee.

Namja itu tidak menyahut lebih, ia menarik pergelangan tangan Ju Hee dan membawanya masuk ke dalam mobil.

  “Wa-Wae? Eodisseoyo?” Tanya Ju Hee kaget.

Sezru hanya merapatkan bibirnya.
Membuat Ju Hee terdiam dengan ratusan pertanyaan di benaknya.
Namun kemudian ia hanya pasrah.

Aish.

  “Ini dimana?”

Ju Hee tertegun ketika matanya mengerjap setelah sekian lama ia berdiam diri.
Menyadari kalau namja itu telah membawanya jauh dari daerah tempat tinggalnya.
Ia mengernyit menatap Sezru.

Namja berambut biru keputihan itu hanya tersenyum kecil dan menghentikan mobil metalic hitamnya di pinggiran pantai.

   “Ada tas berisi beberapa baju di bagasi, aku ingin kau memakai salah satunya dan temui aku disana” Ujar Sezru seraya menunjuk ujung pantai yang berbatu.

Ju Hee mengernyitkan dahinya tidak mengerti.
Mata sipitnya mengerjap memperhatikan Sezru yang melepas sabuk pengaman dan berjalan keluar dari mobil.
Meninggalkan dirinya di sana.

  “Memangnya apa yang salah dengan pakaianku?” Gumam Ju Hee pelan.

Yeoja cantik itu mendengus dan segera mencari tas yang ada di dalam bagasi.
Ia membongkar isi tas itu dan mendelikkan matanya.
Kenapa banyak sekali pakaian wanita disini?


-------


CKLEK.


Jung Sezru membalikkan tubuhnya ketika telinganya mendengar suara pintu mobil yang tertutup itu.
Ia memiringkan wajahnya dan menyipitkan matanya seraya menyibakkan poni biru keputihannya yang terhembus oleh angin pantai.

  “YAA! Kenapa kau pakai yang itu?!” Jeritnya lantang.

Ju Hee meringis.
Berdebar takut saat Sezru berlari ke arahnya.
Yeoja gothic itu segera menarik topi lebarnya menutupi wajah.
Topi cantik dengan hiasan bunga berwarna merah dipadu pita biru dan krem di sekitarnya.
Ju Hee tidak mengerti.
Padahal kaus putih berlengan pendek yang dilapisi shifon dress berwarna biru polkadot putih berhias bunga mungil itu terlihat manis di matanya.



  “Ganti!” Perintah Sezru kesal.

Ju Hee mendengus.

  “Wae? Apa aku terlihat jelek? Aku memang tidak pantas mengenakan pakaian seperti ini Ruru ah!” Jerit Ju Hee terisak.

Namja berambut biru keputihan itu menghela nafasnya.
Ia memalingkan wajahnya dan mendesah pendek.
Membiarkan semilir angin lembut menerpa rambutnya yang lurus.
Sementara Ju Hee hanya tertunduk.

  “Aku akan memberitahumu kenapa, tapi kau harus mengganti pakaianmu dulu” Bisik Sezru pelan.

Ju Hee tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk pasrah.

  “Cha” Ujar Sezru seraya menyerahkan sepotong pakaian berwarna putih dengan atasan berbahan brokat.

Yeoja gothic itu tidak menyahut.
Ia meraih pakaian itu dan kembali masuk ke dalam mobil.


TAP TAP TAP.


Sezru berjalan ke ujung pantai.
Mendekati semilir ombak mungil yang berkejaran.
Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Menunggu sampai yeoja gothic itu selesai mengganti pakaian.

Tidak lama kemudian Ju Hee beranjak dari mobil berwarna hitam metalic itu.
Ia menghembuskan nafas seraya mempoutkan bibir tipisnya.
Berjalan mendekati namja yang disukainya itu dan berdiri di sampingnya.
Sezru menoleh.
Kemudian ia terdiam.

Mata sipitnya mengerjap beberapa kali.
Mencoba meyakini kalau sosok cantik yang sedang berdiri di sana itu adalah yeoja keras kepala yang selama ini menarik perhatiannya.

Omo.

Short dress berwarna putih polos itu membuat Ju Hee terlihat sangat cantik dan anggun di saat yang bersamaan.

  “Ja-Jangan melihatku seperti itu, pabo! AISH!” Jerit Ju Hee kesal.

Sezru tertawa geli.
Ia menepuk kepala yeoja gothic itu dan menarik tangannya.
Ju Hee semakin mempoutkan bibirnya.

Ia melangkahkan kakinya mengikuti namja berambut biru keputihan itu.
Sezru membawanya memasuki jalan kecil di dekat tebing.
Penuh batu berlumut di sana.
Namun air yang menggenang terlihat jernih.
Seperti bukan sedang berada di pantai.

Namja tampan itu mengeluarkan ponselnya.
Ia berdiri di atas batu yang sedikit tinggi dan memotret yeoja gothic itu tanpa sepengetahuannya.


CKLIK!


  “Aku minta penjelasan sekarang” Ujar Ju Hee berbalik.

Sezru menyimpan ponselnya.
Ia mengangguk dan berdiri menghadap laut.

  “Well, sederhana saja, kau sangat mirip dengan Nunaku, terlebih ketika kau mengenakan pakaiannya”

  “M-Mwo? Jangan bilang kalau kau sister complex dan melampiaskannya kepadaku!”

  “Nunaku sudah meninggal, Jung Ju Hee, ia menderita radang paru-paru akut”


DEG.


Ju Hee terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.

  “Maaf..”

  “Sudahlah”

Yeoja gothic itu menghela nafasnya.
Ia memejamkan matanya sejenak dan kembali mendongak.

  “Apa kau menyayangi Nunamu?”

  “Tentu saja, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa sayangku kepadanya”

  “Jadi kau sengaja memaksaku kesini dan memerintahku seenaknya hanya untuk mengobati rasa rindumu terhadap Nunamu, begitu? Kau menganggapku sebagai penggantinya?”

Jung Sezru menolehkan wajahnya.
Menatap mata sipit Ju Hee yang terlihat berkaca-kaca.
Ani, ani, bukan seperti itu.
Sezru segera menggeleng dan mengusap lembut kepala yeoja gothic itu pelan.

  “Aku..Aku memang merindukan Nunaku Ju yah, tapi sebagai penggantinya? Tidak, kau jauh berbeda dengannya” Bisik Sezru pelan.

Ju Hee mencengkram erat kemeja putih namja itu.
Ia meringis.

  “Kau marah padaku?” Tanya Sezru pelan.

Ju Hee menggeleng.
Tidak, ia sama sekali tidak marah.
Hanya saja..
Ia kecewa.


-------


Jung Ju Hee memejamkan matanya merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya dari jendela mobil.
Mereka sedang dalam perjalanan kembali pulang sekarang.
Yeoja gothic itu sudah mengganti pakaiannya.
Hening.
Tidak ada percakapan apa pun yang terseling.
Membuat Sezru merasa suasana terasa sangat canggung.

  “Ju-Ju yah” Panggilnya ragu.

Hm?

Ju Hee menoleh.
Menatap Sezru yang fokus menyetir.

  “Kau lihat kamera yang ada di atas dashboard?”

Ju Hee menoleh.
Ia baru sadar kalau ada sebuah kamera nikon yang tergeletak disana.
Yeoja itu mengambilnya dan mengerutkan dahinya.

  “Kau boleh memilikinya..Sebagai permintaan maafku karena sudah memaksamu hari ini” Ujar Sezru.


DEG.


Mwo?
Ju Hee membulatkan matanya.
Menatap kamera yang ada di tangannya saat ini.

  “Jeongmall?”

Sezru tidak menyahut.
Hanya menggumam pelan.
Ju Hee mulai menghidupkan kamera itu.
Mengutak-atik isinya.
Namun sedetik kemudian ia tertegun.
Ketika matanya menangkap sebuah potret yang ada di dalam sana.

Potret seorang wanita yang sedang berdiri di pinggir pantai.
Ia mengenakan pakaian yang sama dengan yang dipakai dirinya tadi sore.
Hanya saja, ada sebuah topi bundar di kepalanya.



  “Ruru---”

  “Itu Nunaku”

  “…”

  “Potret terakhir sebelum ia meninggal”

Ju Hee terdiam.
Ia menghela nafasnya dan tersenyum kecut.
Kemudian ia memutuskan untuk acuh.

  “Benda ini sudah menjadi milikku, dan kau tidak boleh memintanya kembali” Klaim Ju Hee tegas.


-------


Jung Yunjaeyun, Jung Jaeho dan Jung Junhon saling melirik satu sama lain.
Memandang diam-diam sosok putri Jung yang satu ini.
Omona.
Mimpi apa mereka semalam?

Kenapa mendadak Ju Hee berpenampilan manis seperti ini eoh?
Apakah ini efek samping dari jatuh cinta?

  “Umma, hari ini aku ada janji dengan Chang Gyu unnie dan Sooji di taman belakang rumah keluarga Park” Ujar Ju Hee tersenyum manis.

Omo.

Bahkan Yunho sampai tidak bisa mengerjapkan mata musangnya.
Jaejoong tersenyum sangat manis.
Ia mengangguk dan menuangkan jus jeruk di gelas yeoja gothic itu.
Ah, akhirnya ia benar-benar memiliki seorang anak perempuan yang normal.

  “Umma akan menelepon Junsu Umma nanti, kau tidak latihan band lagi?”

  “Ani, sesekali istirahat dari kegiatan band tidak apa kan Umma?”

  “Oh! Tentu, tentu sayang, sama sekali tidak masalah!”

Yunho tersenyum simpul memperhatikan reaksi berlebihan istrinya.
Aish.
Benar-benar menggemaskan.

Ju Hee tersenyum.
Ia meneguk jus jeruknya dan beranjak dari duduknya.
Kemudian ia mengecup pipi Ummanya dan berlari keluar rumah.

Meninggalkan Jaejoong yang terpaku di tempat.

Yeoja gothic itu mengemudikan mobilnya dengan senyum manis.
Ia memarkir mobil itu di halaman rumah keluarga Park dan beranjak turun dari sana.
Kemudian ia memasuki kediaman besar itu.

  “Ju Hee? Kau Jung Ju Hee?”

Ju Hee menoleh.
Menatap Yoosu yang sedang berjalan menuruni tangga.
Ia tertawa geli dan mengacuhkan namja cassanova itu dan berjalan menuju halaman belakang.

  “Hei!”

Ju Hee melambaikan tangannya.
Menghampiri kedua yeoja yang sedang duduk di batang pohon yang berada di atas sungai buatan milik keluarga Park.
Chang Gyu dan Sooji tersenyum simpul melirik Ju Hee yang sangat manis hari ini.

  “Sepertinya pengaruh dari Jung Sezru sangat luar biasa hm?” Ejek Chang Gyu.

Ju Hee meringis.
Ia segera bergabung dengan mereka.



  “Apa saja yang sudah kulewatkan?” Tanya Ju Hee.

  “Kencan Sooji dan Yoonhyuk di tower Namsan” Celetuk Chang Gyu.

Park Sooji hanya tersenyum malu.
Membuat Ju Hee memutar bola matanya.

  “Jadi, kemarin apa saja yang kau lakukan bersama namja berambut aneh itu hum?”

  “Ish! Ia tidak aneh! Malah rambutnya yang seperti itu membuatnya semakin terlihat---aish, lupakan!”

Chang Gyu dan Sooji tertawa geli.

  “Hum, Juju ah, aku mendengar rumor mengenai Sezru” Ujar Sooji pelan.
 
  “Apa?” Tanya yeoja gothic itu santai.

  “Kau tahu kenapa Sezru pindah kesini? Dulu ia tinggal bersama dengan Nunanya di Jepang”

  “Hmm..Nunanya meninggal karena sakit, aku sudah tahu itu”

  “Tapi kau tidak tahu kan, kalau Sezru dan Nunanya saling mencintai?”


DEG.


Ju Hee tercekat.
Mata sipitnya bergerak gelisah.

  “Ya! Jangan mengada-ada Soo ah!” Jeritnya kesal.

Park Sooji mendengus.
Ia mengerutkan dahinya.

  “Nunanya mantan model majalah di Jepang, dan ia sangat mirip denganmu”

  “Jadi maksudmu, Ruru mendekatiku karena aku mirip dengan Nunanya, begitu? Yang benar saja!”

  “Tapi itu kenyataannya kan? See? Sejak kapan seorang Jung Ju Hee berpenampilan seperti ini? Sejak kapan seorang Jung Ju Hee bisa diperintah begitu saja oleh orang lain?”

Ju Hee terdiam.
Nafasnya terlihat memburu.

  “Kau tahu, aku menyesal sudah datang kesini” Bisiknya lirih.

Chang Gyu mendesah pendek.

  “Sooji mencoba memberitahumu Ju yah, sebelum kau jatuh terlalu dalam” Balasnya berbisik.

Hening.

Hanya terlihat beberapa helai daun kering yang berjatuhan di atas aliran sungai buatan itu.


-------


CKLIK!


Jung Ju Hee menghela nafas panjang.
Ia memperhatikan kamera pemberian dari namja berambut biru keputihan itu.
Kemudian ia memutar-mutar benda itu perlahan.
Yeoja gothic itu memperhatikan jarum jam yang hampir menunjukkan pukul 4 sore.
Ia membidik gambar sekali lagi di hadapan cermin yang ada di café La Pomme itu dan memotret untuk yang terakhir kalinya.


CKLIK!




Yeoja gothic itu beranjak dari kursinya dan meraih tasnya yang berwarna cokelat.
Kemudian ia memasuki taman kota dan melepas jaket birunya.
Mengganti aksesoris di pergelangan tangannya dengan yang lain.
Kemudian ia mengibaskan rambut panjangnya dan membuatnya terlihat acak.

Ju Hee duduk menghadap air mancur yang sedang berpencar itu.

Ia mendongakkan wajahnya.
Setelah memastikan pesan yang ditujukan kepada Sezru terkirim dengan pasti.

Tidak lama kemudian terlihat sebuah mobil metalic berwarna hitam berhenti di parkiran.
Pintu jok depan terbuka dan memperlihatkan sesosok namja berambut biru keputihan.
Jaket abu-abunya yang dipadu dengan kaus putih membuatnya terlihat tampan.

Sezru memalingkan wajahnya.
Mencari sosok gothic yang selama ini memenuhi pikirannya.
Namun ia tidak menemukan seorang pun yang berpenampilan menyolok.
Hanya terlihat seorang yeoja dengan kaus putih tanpa lengan yang dipadu bersama rok berlapis motif bunga mungil.

Jemari lentiknya menahan topi cokelat bundarnya di atas tas yang berwarna senada agar tidak jatuh.



Sezru segera menghampiri yeoja itu.

Jung Ju Hee yang sedang memejamkan matanya damai sontak membuka kedua mata beningnya.
Ketika telinganya menangkap suara langkah kaki yang berhenti tepat di sampingnya.
Ia tahu namja itu sudah datang.
Sezru hendak membuka percakapan, namun suaranya tenggelam oleh suara Ju Hee yang terdengar bergetar pelan.

  “Katakan kepadaku..Kalau kau sama sekali tidak seperti yang digosipkan orang-orang”

Sezru terdiam.

  “Beritahu aku..Kalau kau sama sekali tidak seperti yang mereka pikirkan”

  “Ju---”

  “Ucapkan di hadapanku..Kalau kau sama sekali tidak mencintai Nunamu Ruru yah! Teriakkan kalau kau tidak menganggapku sebagai pengganti dirinya!”


DEG.


Namja berambut biru keputihan itu terhenyak.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Kedua jemarinya terkepal erat.
Ju Hee menutup wajahnya, mengusap tetesan bening yang mengalir membasahi pipinya.

  “Maaf..”

Ju Hee terisak halus.
Perasaannya hancur berkeping-keping.

Jadi begitukah?

Selama ini namja tampan itu tidak pernah menganggapnya ada?
Selama ini namja tampan itu tidak pernah menganggapnya hadir?
Selama ini namja tampan itu tidak pernah menganggapnya nyata?

  “Kupikir kau berbeda..Tapi ternyata aku salah..”

Ju Hee beranjak dari duduknya.
Ia menyeka kasar tetesan bening yang kembali terjatuh.
Mata sipitnya menatap tajam namja itu.

  “Aku benar-benar seperti orang terbodoh di dunia, terhanyut dalam kamuflase yang kau ciptakan selama ini” Desisnya tajam.


-------


Jung Jaeho terdiam di atas tangga.
Mata musangnya menatap Nunanya yang sedang duduk di hadapan meja kayu milik Jaejoong.
Yeoja gothic itu terlihat sangat patah hati.
Ia menundukkan wajahnya seraya mencengkram mangkuk bening berisi helaian daun semanggi berwarna hijau muda.
Berusaha menahan tangisnya yang akan kembali tumpah.



Namja almond itu menghela nafasnya.
Ia memutuskan untuk kembali beranjak menuju kamarnya.
Lebih baik tidak mengganggu Ju Hee saat ini.

  “Nuna”

Yeoja cantik itu tertegun.
Ia mendongakkan wajahnya menatap adik terkecilnya yang manis itu.
Jung Junhon mengerjapkan matanya sendu.

  “Nuna gwenchana?” Bisiknya halus.

Ju Hee tersenyum kecil.
Ia menepuk lembut kepala Junhon dan mencubit pipi gembulnya.

  “Nuna gwenchana” Sahutnya pelan.

  “Kka, lebih baik Nuna beristirahat di kamar” Ajak Junhon.

Ju Hee mengangguk.
Ia menghela nafas dan membiarkan Junhon menarik tangannya.
Menuntunnya sampai ke depan pintu bergaris hitam pink itu.

  “Hon akan memberitahu Umma supaya membiarkan Nuna di kamar sampai malam ne?”

Ju Hee mengangguk sekali lagi.
Kemudian ia segera menghilang dari balik pintu kamar.

Namja cherry itu menghela nafas pendek.
Ia mempoutkan bibir cherrynya lucu dan berjalan cepat menuruni tangga.
Merapikan kursi yang diduduki Ju Hee dan berjalan menuju dapur, menyiapkan cemilan buah untuk nanti malam.

Pukul delapan malam mobil milik Yunho telah terparkir di halaman rumah.
Ia dan Jaejoong saling merangkul mesra memasuki rumah mereka yang terasa hangat.
Namun keduanya dikejutkan oleh putra terakhir mereka yang terlihat sedang menunggu di meja makan.

  “Omona, waeyo?” Tanya Jaejoong mengerutkan dahinya.

Yunho segera masuk ke kamar setelah Jaejoong memberinya tanda.
Namja cherry itu mendongakkan wajahnya.

  “Uri Nuna sepertinya sakit” Bisik Junhon pelan.

Jaejoong terhenyak.
Jeongmall?

Namja cantik itu segera menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar Ju Hee.
Tidak ada sahutan.


CKLEK.


Jaejoong membuka pintu itu pelan.
Namun mata beningnya segera menangkap sosok putrinya yang tengah terlelap pulas bersama boneka beruang tedy kesayangannya.



Jaejoong menghela nafas pendek.
Ia tersenyum kecil dan menarik selimut tebal yang ada.
Menyelimuti yeoja gothic itu dan mengecup dahinya pelan.

Kemudian ia menutup pintu kamar dan beranjak dari sana.


-------


Jung Yunjaeyun hanya diam sejak tadi.
Memandang adik perempuannya yang duduk di atas ranjangnya saat ini.
Well, Ju Hee memasuki kamarnya dan meminta bantuan untuk menghiburnya.

Mereka memang tidak pernah dekat.
Tapi mereka dekat untuk saat tertentu.

  “Berhentilah menangis” Ujar Yunjaeyun akhirnya.

Ia mengusap wajahnya dan menggerakkan kursi belajar berodanya pelan.

  “Pada akhirnya gosip hanyalah gosip, Juju ah, kenapa kau tidak mencoba mendengar penjelasan darinya?” Tanya Yunjaeyun.

  “Bagaimana aku bisa mendengarkan sesuatu yang pada akhirnya akan membuatku semakin merasakan sakit, Yun?” Erang Ju Hee kesal.

  “Kau harus belajar menerima keadaan, tidak selamanya hidup itu manis”

  “Hiks..”

  “Lagi pula, namja itu mengajakmu pergi mengunjungi tempat yang penuh kenangan baginya ania? Ia bahkan memberikanmu kamera miliknya, padahal mungkin saja benda itu penuh kenangan tentang Nunanya”

  “Kau bermaksud menghiburku atau menyudutkan perasaanku, Yunjaeyun?”

  “Aku bicara fakta, Ju Hee”

  “Ia mencintai Nunanya sendiri”

  “Dan Nunanya sudah meninggal”

Hening.
Kedua Jung itu saling terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yunjaeyun kembali bersuara.

  “Kalaupun ia melihatmu sebagai Nunanya, bukankah justru bagus bagimu? Jalanmu untuk meraih dirinya akan semakin mudah ania? Hanya saja, tergantung kepada cara apa yang akan kau gunakan agar ia tersadar dan hanya melihat ke arahmu”

  “Waktu itu, ia mengatakan maaf kepadaku”

  “Terdengar bagus, lalu?”

  “Lalu aku pergi meninggalkan dirinya”

  “Dan kau tidak mendengarkan potongan kalimat lain darinya? Aku yakin ia ingin menyampaikan kebenaran kepadamu, memberitahumu tentang perasaannya, kenapa kau bisa begitu bodoh, Juju ah?”

  “Aku sangat kalut waktu itu! Pabo!”

  “Jangan mengataiku bodoh!”

  “Kau yang mulai!”

  “Karena aku lebih tua darimu, pabo!”

  “Hiks..”

Yeoja gothic itu menyeka air matanya sekali lagi.
Ia menekuk wajahnya sedikit dalam, membuat rambut halusnya terjatuh menyentuh pundak.
Jepitan rambut yang berwarna putih berbentuk bunga itu terlihat jelas sekarang.



  “Aku permisi” Ujar Ju Hee setelah mengusap matanya.

Ia beranjak berdiri dan hendak keluar kamar.
Namun gerakannya terhenti saat Yunjaeyun memanggilnya.

  “Hei”

  “Mm”

  “Aku tidak mau melihatmu seperti ini lagi besok”

  “Akan kucoba”

  “…”

  “Terima kasih sudah mendengarkanku..Oppa..”


DEG.


Jung Yunjaeyun terhenyak di tempat.
Mata musangnya mengerjap berkali-kali.
Menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup.

Gosh.

Apa tadi?

Ju Hee yang nakal itu memanggilnya Oppa?
Omo, seharusnya ia merekamnya!
Aish!


-------


TAP TAP TAP.


Namja bernama Jung Sezru itu menundukkan wajahnya seraya berjalan pelan menelusuri lorong kastil tua yang ada di dekat pantai waktu itu.
Ia menghela nafas sesekali.
Mengingat email dari Ju Hee setelah sekian lama mereka saling berdiam diri.
Yeoja gothic itu memintanya untuk kesini hari ini.

Ia sendiri tidak mengerti.

Entahlah.

Namja berambut biru keputihan itu mendongakkan wajahnya.
Dan sontak ia menghentikan langkah kakinya.
Mendadak jantungnya berdebar ringan.
Menatap tidak percaya apa yang ada di hadapannya saat ini.

Mata sipitnya mengerjap pelan.

Terlihat sesosok gadis yang berdiri di sana.
Ia mengenakan short dress merah muda dengan hiasan kasa berwarna hitam yang dipilin berbentuk pita.
Bersama high heels berwarna hitam yang diikat berbentuk pita pendek pada talinya.
Wajahnya tidak terlihat.
Karena tertutupi oleh 15 balon besar yang digenggamnya dengan erat.



Sezru tersenyum tanpa sadar.
Tanpa melihat wajahnya pun, ia tahu siapa yang berdiri di sana dengan pakaian semanis itu.


SRET.


Ju Hee menyingkirkan balon-balon gas itu perlahan.
Wajahnya tampak memerah.
Membuatnya semakin terlihat cantik.

  “Aku tidak ingin ada salah paham lagi diantara kita” Ujarnya jujur.

Sezru hanya diam mendengarkan.

  “Aku ingin kau tahu, kenapa aku marah padahal sebenarnya aku sama sekali tidak berhak untuk marah..Aku tidak ingin mengakuinya..Tapi aku benci saat mengetahui kebenaran dimana ternyata kau mencintai Nunamu..”

  “Tidak, kau pantas untuk marah, karena aku sudah menganggapmu---”

  “Aku tidak peduli saat ini kau masih menganggapku sebagai Nunamu atau tidak, tapi yang jelas, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, karena aku pasti akan segera membuatmu lupa akan Nunamu dan hanya melihat diriku saja”

  “…”

  “Cinta, tidak pernah melibatkan kata mustahil, Ruru ah..”

Hmp.

Jung Sezru tersenyum kecil.
Ia menghampiri yeoja cantik itu dan mengusap lembut pinggiran dahinya.
Mata sipitnya bisa melihat kalau mata musang setengah bulat milik yeoja itu terlihat berkaca-kaca sekarang.

  “Tanpa berusaha pun kau memang telah berhasil sejak lama Juju yah, aku tidak melihat siapa pun selain dirimu” Bisiknya lembut.

Ju Hee tertegun.

  “Hanya saja, aku memang benar-benar sedang sangat merindukan Nunaku saat itu, dan tanpa sadar, aku jadi memanfaatkanmu..Sungguh, sejujurnya aku sama sekali tidak ingin melakukan hal itu kepadamu”

Yeoja gothic itu mengerutkan dahinya.
Ia menangkup wajah sembabnya dengan kedua tangan.
Membiarkan balon-balon gas yang besar itu melayang ke udara.
Sezru segera memeluk yeoja itu.

  “Seharusnya aku mendengarkanmu..Aku menyesal..”

  “Sudahlah”

  “Ru yah”

  “Ne?”

  “Kenapa kau membiarkan balonnya terbang?”

  “Eh?”

  “Padahal aku menyelipkan hadiah permintaan maaf untukmu disana..Kau bodoh! Hiks..”

  “M-mwo?? Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?! Aish! Tunggu disini! Aku akan mencari balon-balonnya!”

Yeoja gothic itu menyeka air matanya.
Ia terkekeh konyol melihat Sezru yang berlari mengejar balon-balon gas itu.
Ju Hee tersenyum kecil.
Matanya menyipit memandang rambut biru keputihan milik Sezru yang bergoyang lembut karena terpaan angin dari sana.
Namja tampan itu memanjat ke atas pohon Apel dan berusaha mengambil satu balon yang tersangkut disana.

OH well.

It’s all about Jung Ju Hee.
So, do you’ve done know her?


END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar