Tittle: ABOUT JUNG JU HEE
Genre:
YAOI-STRAIGHT
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Yunjae and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-romance-hurt-friendship-gelundungan bareng imin
WARNING:
BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
-------
Hanya seorang Jung Sezru yang bisa membuatnya mengangguk patuh..
-About Jung Ju Hee-
.
.
.
Jung Jaejoong terlihat sibuk
pagi ini.
Ia masih mengenakan apron
biru mudanya yang manis dengan kantung berbentuk gajah.
Rambut almondnya yang
sedikit panjang dijepit dengan jepitan rambut berbentuk hello kitty yang manis.
Aigoo.
“Yun Yun, bangunkan Juju” Ujar Jaejoong
seraya mengatur piring-piring di atas meja makan.
Namja cool yang sedang
memainkan ponselnya itu menghela nafas.
Ia memutar bola matanya dan
beranjak menaiki tangga.
Menuju satu pintu yang ada
di ujung lorong lantai 2.
Pintu dengan aksen garis
hitam pink yang keras.
Dengan taburan glitter di sekelilingnya.
Hening.
Tidak terdengar suara
sahutan apa pun dari dalam.
Yunjaeyun menghela nafasnya
sekali lagi.
Jish.
Ia sangat anti jika harus
memanggil yeoja gothic itu setiap
pagi.
Kau tahu, Jung Ju Hee yang
baru saja bangun tidur tidak jauh dari seorang penyihir jahat?
“JUNG---”
“AKU MENDENGARMU, YUNJAE!”
Jung Yunjaeyun mendecakkan
lidahnya.
Ia mencibir pintu tertutup
itu.
“Aku Oppamu, gadis nakal!” Rutuknya kesal.
Namja cool itu menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal dan berjalan menuju tangga.
Mata musangnya tidak sengaja
melirik adik kembarnya yang sudah memakai seragam sekolah di pintu pertama.
Ah, lagi-lagi matanya harus
dinodai dengan pemandangan mesra mereka.
“Ya! Berapa kali harus kukatakan jangan
berciuman disini!? Kalau Umma Appa lihat otte eoh!?” Bentak Yunjaeyun kesal.
Jaeho melepas tautan
bibirnya di atas bibir Junhon.
Namja cherry itu tampak
memerah wajahnya.
Sementara Jaeho memicing ke
arah Hyungnya.
Ia menarik senyum remeh di
sudut bibir tipisnya yang basah.
“Bilang saja kau iri padaku, Yun” Desisnya
halus.
PLAKK!
Namja almond itu meringis.
Merasakan kepalanya yang
berdenyut dipukul oleh namja cool itu.
“Pakai Hyung, Jung Jaeho” Balas Yunjaeyun
mengejek.
Junhon terkikik geli.
Ia menyambut rentangan
tangan Yunjaeyun dan memeluk namja cool itu.
“Pagi, Hyung~”
Yunjaeyun menepuk lembut
punggung adik kecilnya.
Kemudian ia berjalan
menuruni tangga.
Kembali duduk di posisi
awalnya.
Well, hanya saja kali ini
Ummanya yang cantik itu sedang berciuman mesra dengan Appanya yang mesum.
Aish.
Dasar beruang -___-
TAP TAP TAP.
Yunho tersenyum lembut
kepada istrinya, ia duduk di kursinya dan mendongakkan wajahnya memandang
anak-anaknya yang sedang menuruni tangga.
Ju Hee tampak memasang raut
kesalnya sementara Jaeho dan Junhon berpegangan tangan lucu.
“Pagi Umma, Appa” Sapa Jaeho dan Junhon
kompak.
Jaejoong terkekeh.
Ia mengangguk dan melepas
apronnya.
“Ju Hee, ucapkan salam” Ujar Yunho pelan.
Jish.
Yeoja gothic itu meringis.
“Pagi, Umma, Appa” Desisnya tidak senang.
Yunjaeyun hanya menahan
senyumnya.
Sementara Jaejoong sudah
menaruh lauk untuk kekasihnya dengan sigap.
“Bagaimana dengan libur semester lalu? Kalian
bersenang-senang hmm?” Gumam Jaejoong lembut.
Jaeho mengangkat wajahnya.
“Well, kami memang ke Jepang, tapi tidak seru
karena Sooji tidak ada” Ujar namja almond itu.
“Ah ne, Junsu Umma bilang yeoja ikal itu
menghabiskan liburannya di London hm?” Sahut Jaejoong lagi.
Jaeho mengangguk.
“Dan dia membawa pulang kekasih dari sana”
Celetuknya.
Junhon tertawa kecil.
Membuat mata bulatnya
menyipit lucu.
“Liburanku benar-benar suram, tenggelam oleh
tugas-tugas OSIS” Ujar Yunjaeyun datar.
Yunho menaikkan alisnya.
“Tapi bukankah kau menyelesaikan tugas
bersama dengan anggota OSIS lainnya di Swiss?”
Oh well.
Namja cool itu hanya
menanggapinya dengan sebuah senyuman simpul.
Mereka semua melanjutkan
sarapan pagi dengan tenang.
Sampai kemudian Jaejoong
menyadari kalau putri cantiknya yang satu itu tidak bersuara sejak tadi.
“Juju? Ottokhe?” Tanya Jaejoong lembut.
Para namja itu mengangkat
wajah mereka.
Mengintip ekspresi wajah
Jung Ju Hee yang sejak tadi membungkam.
“Tidak ada yang menarik, semuanya biasa saja”
Ketus Ju Hee merengut.
Jaejoong mengerutkan
dahinya.
Ia baru saja akan membuka
mulut untuk bertanya, namun suaranya tenggelam oleh ucapan Junhon.
“Ju Nuna sedang uring-uringan karena siswa
pindahan di kelasnya, dia benar-benar namja yang sangat tampan!
Namanya---ummpph!”
Jaejoong dan Yunho menaikkan
alis mereka.
Menatap Jaeho yang segera
membungkam mulut kembarannya.
Namja almond itu hanya
tersenyum kaku.
Gosh, apa Junhon tidak
menyadari tatapan mematikan dari penyihir gothic
itu barusan?
Jeongmall!
“Aku selesai” Ujar Yunjaeyun beranjak dari
kursinya.
Perlahan keempat Jung
bersaudara itu beranjak dari meja makan.
Meninggalkan Jaejoong dan
Yunho berdua.
Hening.
Namja cantik itu menghela
nafasnya.
Ia menoleh memandang
suaminya.
“Mereka sudah sangat besar, Yunnie ah”
Ujarnya.
Yunho hanya tersenyum kecil.
Well, Jaejoong benar.
Yunjaeyun sudah kelas 3 SMA
sekarang.
Ju Hee kelas 2 dan si kembar
Jung itu kelas 1 SMA.
“Kau mendengarkan uri Honchan, bear? Juju
sedang kasmaran~!” Jerit Jaejoong gemas.
Aigoo~
Membuat Yunho tidak bisa
menahan kekehannya.
“Apa menurutmu Juju akan berbagi cerita
kepadaku? Aku penasaran bagaimana sosok namja yang bisa membuat uri Juju
terlihat begitu menggemaskan dari biasanya~”
“Kau tahu sayang, bukannya aku ingin
mengecewakanmu, hanya saja, kita tidak pernah bisa menebak apa yang dipikirkan
yeoja itu sejak dulu”
“Kau ingin bilang kalau Juju tidak mungkin
berbagi kepadaku?”
“Well, tepatnya secara halus..Kau mengerti?
Ia masih remaja, mungkin ia merasa lebih nyaman jika bercerita dengan teman
sebayanya”
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak
pelan.
“Maksudmu..Seperti Sooji? Uri Soo-chan?”
Bisiknya pelan.
Hmp, Yunho hanya mengangkat
bahunya.
Membuat Jaejoong menarik
senyum nakalnya.
Oh yeah, pemain keyboard dalam band Ju Hee itu pasti
akan mendapat bocoran.
Ck, sepertinya jiwa
menggosip Jaejoong kembali muncul ania?
-------
Suasana kelas XI-3 itu
terlihat riuh.
Tentu saja.
Mereka mendapat jam bebas
hari ini.
Para siswi berkumpul rapat
menggosipkan berita terbaru di lingkungan sekolah.
Dan para namja sibuk membicarkan
tentang game keluaran terbaru.
Hanya Ju Hee yang terlihat
acuh.
Yeoja cantik itu terlihat
sangat gothic hari ini.
See?
Seragam sekolahnya yang
berwarna merah hitam yang bermotif kotak-kotak itu dipadu dengan berbagai
aksesoris aneh.
Bagian dada kanan rompi
kotak-kotaknya tersemat pin berbentuk bunga mawar berwarna hitam dari bahan
kasa.
Terlihat dua tiga bulu halus
yang mencuat dari sisi belakangnya.
Dan rantai kecil dengan
hiasan tengkorak pada tali penyambung kancing rompi itu.
Jemari lentik Ju Hee sibuk
menekan beberapa kunci gitar listrik yang digenggamnya sejak tadi.
Gitar kesayangannya yang
bergaris hitam pink diselingi dua stiker tengkorak dan bintang ber-glitter.
Sementara mata sipitnya
memperhatikan buku chord dengan
partikel aneh di atas meja.
“Hei”
DEG.
Ju Hee tertegun.
Dalam sekejap jantungnya
berdebar kencang.
Ia bisa merasakan wajahnya
menghangat.
Bahkan jemarinya terlihat
bergetar pelan sekarang.
Gosh.
Bahkan tanpa melihat
wajahnya pun Ju Hee tahu kalau itu Jung Sezru.
Si murid pindahan dari
Jepang.
Well, namja bernama Sezru
itu sangat tertarik dengan Ju Hee sejak pertama kali ia melihatnya.
Terutama marga mereka yang
sama, membuat namja berambut biru keputihan ini merasakan takdir telah mengikat
mereka berdua.
Hmp, begitukah?
“Jangan menggangguku, Jung Sezru” Cerca Ju
Hee kesal.
Debaran jantungnya semakin
menggila.
Ia tidak bisa melihat mata
sipit namja itu sekarang.
Gosh, jantungnya bisa
meledak!
“Berapa kali harus kukatakan padamu? Panggil
aku Ruru, Ju yah” Ujar Sezru tersenyum.
Ia memutuskan untuk duduk di
hadapan Ju Hee dan melirik buku musik yeoja gothic
itu.
“Tadi aku bertemu dengan anggota bandmu, ia
memainkan keyboard” Ujar Sezru pelan.
Ju Hee mendongak, menaikkan
alisnya.
“Sooji?”
“Ia tidak bisa mengikuti latihan band hari
ini”
“Aish, pasti kencan dengan Yoonhyuk lagi!
Jish!”
Eoh?
Namja berambut biru
keputihan itu tersenyum kecil.
Mendadak ia mendapat ide
yang cukup bagus.
“Berarti latihan hari ini ditunda ania?”
Tanya Sezru.
Ju Hee mengangguk dengan
terpaksa.
“Kalau begitu aku menunggumu di depan toko
buku Namsan nanti jam 3”
DEG.
Ju Hee tersentak kaget.
Sontak mata sipitnya
membulat sempurna.
Yeoja gothic itu mengangkat wajahnya.
Menatap Sezru yang sudah
beranjak dari duduknya.
M..mwo?
Bukankah itu artinya Sezru
mengajaknya kencan?
BLUSH.
Wajah Ju Hee memerah padam
sekarang.
Ia menundukkan wajahnya
dalam.
Omona.
“Ah, ne, Juju yah! Buat aku terkesan dengan
penampilanmu nanti arasseo?!” Jerit Sezru dari pintu kelas.
Yeoja cantik itu terdiam.
Menatap seluruh anggota
kelas yang memandang aneh padanya.
Kemudian mereka tersenyum
jahil.
Membuat Ju Hee berdecih
tidak suka.
Ish!
Jung Sezru sialan!
-------
Jung Jaejoong mengerjapkan
matanya beberapa kali.
Menatap tidak percaya sosok
cantik yang sedang berjalan menuruni tangga itu.
Gosh!
Demi apa, seumur hidupnya ia
tidak pernah melihat putrinya seperti ini!
Apa yang terjadi?
“Ju Hee ah, kau tidak salah makan ania?”
Tanya Jaejoong pangling.
Yeoja gothic itu merasakan wajahnya merah padam.
Ia mendelik menatap Ummanya.
“Awas kalau Umma sampai memberitahu tiga Jung
yang lain!” Jerit Ju Hee malu.
Jaejoong terkekeh kecil.
Namja cantik itu berjalan
mendekati Ju Hee dan mengusap lembut rambut almondnya yang lebih terkesan hitam
sekarang.
Ia tersenyum manis.
“Kau cantik sayang..Sangat cantik..” Bisik
Jaejoong sehalus mungkin.
Membuat Ju Hee tanpa sadar
menarik senyumnya.
“Aku pergi dulu!”
Yeoja gothic itu berjalan secepat mungkin menuju tempat janjiannya
bersama Sezru.
Menghindari tatapan para
tetangga yang menatapnya pangling.
Well, bukankah selama ini
yang mereka tahu kalau Jung Ju Hee adalah vokalis band sekaligus gitaris yang
selalu berpakaian aneh?
“Uuhh”
Ju Hee meringis malu.
Ia terus melirik ke
sekelilingnya.
Mencari sosok namja berambut
biru keputihan itu.
Yeoja cantik itu baru saja
akan mengeluarkan ponselnya, namun gerakannya terhenti saat ia tidak sengaja
menatap Sezru yang terpaku di ujung taman.
Namja itu mengerjapkan
matanya.
“Jangan melihatku seperti itu, Ru yah! Aku
malu!” Jerit Ju Hee menundukkan wajahnya.
Ia menyentuh kepalanya
dengan satu tangan sementara tangan satunya lagi menyingkap rambutnya yang
jatuh.
Pakaiannya hari ini
benar-benar feminim.
Rambut panjangnya tergerai
begitu saja.
Dengan paduan sweater
abu-abu lembut pada kaus bersyal biru yang ditutup dengan rok berlapis hitam
itu.
Jung Sezru terkekeh kecil.
Ia berjalan mendekati yeoja gothic itu dan menepuk kepalanya lembut.
“Kau berhasil membuatku terkesan, cantik”
Bisiknya.
“Aku benar-benar merasa bodoh mengikuti
ucapanmu!” Ketus Ju Hee.
Namja itu tidak menyahut
lebih, ia menarik pergelangan tangan Ju Hee dan membawanya masuk ke dalam
mobil.
“Wa-Wae? Eodisseoyo?” Tanya Ju Hee kaget.
Sezru hanya merapatkan
bibirnya.
Membuat Ju Hee terdiam
dengan ratusan pertanyaan di benaknya.
Namun kemudian ia hanya
pasrah.
Aish.
“Ini dimana?”
Ju Hee tertegun ketika
matanya mengerjap setelah sekian lama ia berdiam diri.
Menyadari kalau namja itu
telah membawanya jauh dari daerah tempat tinggalnya.
Ia mengernyit menatap Sezru.
Namja berambut biru
keputihan itu hanya tersenyum kecil dan menghentikan mobil metalic hitamnya di
pinggiran pantai.
“Ada tas berisi beberapa baju di bagasi, aku
ingin kau memakai salah satunya dan temui aku disana” Ujar Sezru seraya
menunjuk ujung pantai yang berbatu.
Ju Hee mengernyitkan dahinya
tidak mengerti.
Mata sipitnya mengerjap
memperhatikan Sezru yang melepas sabuk pengaman dan berjalan keluar dari mobil.
Meninggalkan dirinya di
sana.
“Memangnya apa yang salah dengan pakaianku?”
Gumam Ju Hee pelan.
Yeoja cantik itu mendengus
dan segera mencari tas yang ada di dalam bagasi.
Ia membongkar isi tas itu
dan mendelikkan matanya.
Kenapa banyak sekali pakaian
wanita disini?
-------
CKLEK.
Jung Sezru membalikkan
tubuhnya ketika telinganya mendengar suara pintu mobil yang tertutup itu.
Ia memiringkan wajahnya dan
menyipitkan matanya seraya menyibakkan poni biru keputihannya yang terhembus
oleh angin pantai.
“YAA! Kenapa kau pakai yang itu?!” Jeritnya
lantang.
Ju Hee meringis.
Berdebar takut saat Sezru
berlari ke arahnya.
Yeoja gothic itu segera menarik topi lebarnya menutupi wajah.
Topi cantik dengan hiasan
bunga berwarna merah dipadu pita biru dan krem di sekitarnya.
Ju Hee tidak mengerti.
Padahal kaus putih berlengan
pendek yang dilapisi shifon dress
berwarna biru polkadot putih berhias bunga mungil itu terlihat manis di
matanya.
“Ganti!” Perintah Sezru kesal.
Ju Hee mendengus.
“Wae? Apa aku terlihat jelek? Aku memang
tidak pantas mengenakan pakaian seperti ini Ruru ah!” Jerit Ju Hee terisak.
Namja berambut biru
keputihan itu menghela nafasnya.
Ia memalingkan wajahnya dan
mendesah pendek.
Membiarkan semilir angin
lembut menerpa rambutnya yang lurus.
Sementara Ju Hee hanya
tertunduk.
“Aku akan memberitahumu kenapa, tapi kau
harus mengganti pakaianmu dulu” Bisik Sezru pelan.
Ju Hee tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk
pasrah.
“Cha” Ujar Sezru seraya menyerahkan sepotong
pakaian berwarna putih dengan atasan berbahan brokat.
Yeoja gothic itu tidak menyahut.
Ia meraih pakaian itu dan
kembali masuk ke dalam mobil.
TAP TAP TAP.
Sezru berjalan ke ujung
pantai.
Mendekati semilir ombak
mungil yang berkejaran.
Ia memasukkan kedua
tangannya ke dalam saku celana.
Menunggu sampai yeoja gothic itu selesai mengganti pakaian.
Tidak lama kemudian Ju Hee
beranjak dari mobil berwarna hitam metalic itu.
Ia menghembuskan nafas
seraya mempoutkan bibir tipisnya.
Berjalan mendekati namja
yang disukainya itu dan berdiri di sampingnya.
Sezru menoleh.
Kemudian ia terdiam.
Mata sipitnya mengerjap
beberapa kali.
Mencoba meyakini kalau sosok
cantik yang sedang berdiri di sana itu adalah yeoja keras kepala yang selama
ini menarik perhatiannya.
Omo.
Short dress berwarna putih
polos itu membuat Ju Hee terlihat sangat cantik dan anggun di saat yang
bersamaan.
“Ja-Jangan melihatku seperti itu, pabo! AISH!”
Jerit Ju Hee kesal.
Sezru tertawa geli.
Ia menepuk kepala yeoja gothic itu dan menarik tangannya.
Ju Hee semakin mempoutkan
bibirnya.
Ia melangkahkan kakinya
mengikuti namja berambut biru keputihan itu.
Sezru membawanya memasuki
jalan kecil di dekat tebing.
Penuh batu berlumut di sana.
Namun air yang menggenang
terlihat jernih.
Seperti bukan sedang berada
di pantai.
Namja tampan itu
mengeluarkan ponselnya.
Ia berdiri di atas batu yang
sedikit tinggi dan memotret yeoja gothic
itu tanpa sepengetahuannya.
CKLIK!
“Aku minta penjelasan sekarang” Ujar Ju Hee
berbalik.
Sezru menyimpan ponselnya.
Ia mengangguk dan berdiri
menghadap laut.
“Well, sederhana saja, kau sangat mirip
dengan Nunaku, terlebih ketika kau mengenakan pakaiannya”
“M-Mwo? Jangan bilang kalau kau sister complex dan melampiaskannya
kepadaku!”
“Nunaku sudah meninggal, Jung Ju Hee, ia
menderita radang paru-paru akut”
DEG.
Ju Hee terdiam.
Mata sipitnya bergerak
pelan.
“Maaf..”
“Sudahlah”
Yeoja gothic itu menghela nafasnya.
Ia memejamkan matanya
sejenak dan kembali mendongak.
“Apa kau menyayangi Nunamu?”
“Tentu saja, tidak ada yang bisa mengalahkan
rasa sayangku kepadanya”
“Jadi kau sengaja memaksaku kesini dan
memerintahku seenaknya hanya untuk mengobati rasa rindumu terhadap Nunamu,
begitu? Kau menganggapku sebagai penggantinya?”
Jung Sezru menolehkan
wajahnya.
Menatap mata sipit Ju Hee
yang terlihat berkaca-kaca.
Ani, ani, bukan seperti itu.
Sezru segera menggeleng dan
mengusap lembut kepala yeoja gothic
itu pelan.
“Aku..Aku memang merindukan Nunaku Ju yah,
tapi sebagai penggantinya? Tidak, kau jauh berbeda dengannya” Bisik Sezru
pelan.
Ju Hee mencengkram erat
kemeja putih namja itu.
Ia meringis.
“Kau marah padaku?” Tanya Sezru pelan.
Ju Hee menggeleng.
Tidak, ia sama sekali tidak
marah.
Hanya saja..
Ia kecewa.
-------
Jung Ju Hee memejamkan
matanya merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya dari jendela mobil.
Mereka sedang dalam
perjalanan kembali pulang sekarang.
Yeoja gothic itu sudah mengganti pakaiannya.
Hening.
Tidak ada percakapan apa pun
yang terseling.
Membuat Sezru merasa suasana
terasa sangat canggung.
“Ju-Ju yah” Panggilnya ragu.
Hm?
Ju Hee menoleh.
Menatap Sezru yang fokus
menyetir.
“Kau lihat kamera yang ada di atas dashboard?”
Ju Hee menoleh.
Ia baru sadar kalau ada
sebuah kamera nikon yang tergeletak
disana.
Yeoja itu mengambilnya dan
mengerutkan dahinya.
“Kau boleh memilikinya..Sebagai permintaan
maafku karena sudah memaksamu hari ini” Ujar Sezru.
DEG.
Mwo?
Ju Hee membulatkan matanya.
Menatap kamera yang ada di
tangannya saat ini.
“Jeongmall?”
Sezru tidak menyahut.
Hanya menggumam pelan.
Ju Hee mulai menghidupkan
kamera itu.
Mengutak-atik isinya.
Namun sedetik kemudian ia
tertegun.
Ketika matanya menangkap
sebuah potret yang ada di dalam sana.
Potret seorang wanita yang
sedang berdiri di pinggir pantai.
Ia mengenakan pakaian yang
sama dengan yang dipakai dirinya tadi sore.
Hanya saja, ada sebuah topi
bundar di kepalanya.
“Ruru---”
“Itu Nunaku”
“…”
“Potret terakhir sebelum ia meninggal”
Ju Hee terdiam.
Ia menghela nafasnya dan
tersenyum kecut.
Kemudian ia memutuskan untuk
acuh.
“Benda ini sudah menjadi milikku, dan kau
tidak boleh memintanya kembali” Klaim Ju Hee tegas.
-------
Jung Yunjaeyun, Jung Jaeho
dan Jung Junhon saling melirik satu sama lain.
Memandang diam-diam sosok
putri Jung yang satu ini.
Omona.
Mimpi apa mereka semalam?
Kenapa mendadak Ju Hee
berpenampilan manis seperti ini eoh?
Apakah ini efek samping dari
jatuh cinta?
“Umma, hari ini aku ada janji dengan Chang
Gyu unnie dan Sooji di taman belakang rumah keluarga Park” Ujar Ju Hee
tersenyum manis.
Omo.
Bahkan Yunho sampai tidak
bisa mengerjapkan mata musangnya.
Jaejoong tersenyum sangat
manis.
Ia mengangguk dan menuangkan
jus jeruk di gelas yeoja gothic itu.
Ah, akhirnya ia benar-benar
memiliki seorang anak perempuan yang normal.
“Umma akan menelepon Junsu Umma nanti, kau
tidak latihan band lagi?”
“Ani, sesekali istirahat dari kegiatan band
tidak apa kan Umma?”
“Oh! Tentu, tentu sayang, sama sekali tidak
masalah!”
Yunho tersenyum simpul
memperhatikan reaksi berlebihan istrinya.
Aish.
Benar-benar menggemaskan.
Ju Hee tersenyum.
Ia meneguk jus jeruknya dan
beranjak dari duduknya.
Kemudian ia mengecup pipi
Ummanya dan berlari keluar rumah.
Meninggalkan Jaejoong yang
terpaku di tempat.
Yeoja gothic itu mengemudikan mobilnya dengan senyum manis.
Ia memarkir mobil itu di
halaman rumah keluarga Park dan beranjak turun dari sana.
Kemudian ia memasuki
kediaman besar itu.
“Ju Hee? Kau Jung Ju Hee?”
Ju Hee menoleh.
Menatap Yoosu yang sedang
berjalan menuruni tangga.
Ia tertawa geli dan
mengacuhkan namja cassanova itu dan
berjalan menuju halaman belakang.
“Hei!”
Ju Hee melambaikan
tangannya.
Menghampiri kedua yeoja yang
sedang duduk di batang pohon yang berada di atas sungai buatan milik keluarga
Park.
Chang Gyu dan Sooji
tersenyum simpul melirik Ju Hee yang sangat manis hari ini.
“Sepertinya pengaruh dari Jung Sezru sangat
luar biasa hm?” Ejek Chang Gyu.
Ju Hee meringis.
Ia segera bergabung dengan
mereka.
“Apa saja yang sudah kulewatkan?” Tanya Ju
Hee.
“Kencan Sooji dan Yoonhyuk di tower Namsan”
Celetuk Chang Gyu.
Park Sooji hanya tersenyum
malu.
Membuat Ju Hee memutar bola matanya.
“Jadi, kemarin apa saja yang kau lakukan
bersama namja berambut aneh itu hum?”
“Ish! Ia tidak aneh! Malah rambutnya yang
seperti itu membuatnya semakin terlihat---aish, lupakan!”
Chang Gyu dan Sooji tertawa
geli.
“Hum, Juju ah, aku mendengar rumor mengenai
Sezru” Ujar Sooji pelan.
“Apa?” Tanya yeoja gothic itu santai.
“Kau tahu kenapa Sezru pindah kesini? Dulu ia
tinggal bersama dengan Nunanya di Jepang”
“Hmm..Nunanya meninggal karena sakit, aku
sudah tahu itu”
“Tapi kau tidak tahu kan, kalau Sezru dan
Nunanya saling mencintai?”
DEG.
Ju Hee tercekat.
Mata sipitnya bergerak
gelisah.
“Ya! Jangan mengada-ada Soo ah!” Jeritnya
kesal.
Park Sooji mendengus.
Ia mengerutkan dahinya.
“Nunanya mantan model majalah di Jepang, dan
ia sangat mirip denganmu”
“Jadi maksudmu, Ruru mendekatiku karena aku
mirip dengan Nunanya, begitu? Yang benar saja!”
“Tapi itu kenyataannya kan? See? Sejak kapan seorang Jung Ju Hee
berpenampilan seperti ini? Sejak kapan seorang Jung Ju Hee bisa diperintah
begitu saja oleh orang lain?”
Ju Hee terdiam.
Nafasnya terlihat memburu.
“Kau tahu, aku menyesal sudah datang kesini”
Bisiknya lirih.
Chang Gyu mendesah pendek.
“Sooji mencoba memberitahumu Ju yah, sebelum
kau jatuh terlalu dalam” Balasnya berbisik.
Hening.
Hanya terlihat beberapa
helai daun kering yang berjatuhan di atas aliran sungai buatan itu.
-------
CKLIK!
Jung Ju Hee menghela nafas
panjang.
Ia memperhatikan kamera
pemberian dari namja berambut biru keputihan itu.
Kemudian ia memutar-mutar
benda itu perlahan.
Yeoja gothic itu memperhatikan jarum jam yang hampir menunjukkan pukul 4
sore.
Ia membidik gambar sekali
lagi di hadapan cermin yang ada di café La
Pomme itu dan memotret untuk yang terakhir kalinya.
CKLIK!
Yeoja gothic itu beranjak dari kursinya dan meraih tasnya yang berwarna
cokelat.
Kemudian ia memasuki taman
kota dan melepas jaket birunya.
Mengganti aksesoris di
pergelangan tangannya dengan yang lain.
Kemudian ia mengibaskan
rambut panjangnya dan membuatnya terlihat acak.
Ju Hee duduk menghadap air
mancur yang sedang berpencar itu.
Ia mendongakkan wajahnya.
Setelah memastikan pesan
yang ditujukan kepada Sezru terkirim dengan pasti.
Tidak lama kemudian terlihat
sebuah mobil metalic berwarna hitam berhenti di parkiran.
Pintu jok depan terbuka dan
memperlihatkan sesosok namja berambut biru keputihan.
Jaket abu-abunya yang dipadu
dengan kaus putih membuatnya terlihat tampan.
Sezru memalingkan wajahnya.
Mencari sosok gothic yang selama ini memenuhi
pikirannya.
Namun ia tidak menemukan
seorang pun yang berpenampilan menyolok.
Hanya terlihat seorang yeoja
dengan kaus putih tanpa lengan yang dipadu bersama rok berlapis motif bunga
mungil.
Jemari lentiknya menahan
topi cokelat bundarnya di atas tas yang berwarna senada agar tidak jatuh.
Sezru segera menghampiri
yeoja itu.
Jung Ju Hee yang sedang
memejamkan matanya damai sontak membuka kedua mata beningnya.
Ketika telinganya menangkap
suara langkah kaki yang berhenti tepat di sampingnya.
Ia tahu namja itu sudah
datang.
Sezru hendak membuka
percakapan, namun suaranya tenggelam oleh suara Ju Hee yang terdengar bergetar
pelan.
“Katakan kepadaku..Kalau kau sama sekali
tidak seperti yang digosipkan orang-orang”
Sezru terdiam.
“Beritahu aku..Kalau kau sama sekali tidak
seperti yang mereka pikirkan”
“Ju---”
“Ucapkan di hadapanku..Kalau kau sama sekali
tidak mencintai Nunamu Ruru yah! Teriakkan kalau kau tidak menganggapku sebagai
pengganti dirinya!”
DEG.
Namja berambut biru
keputihan itu terhenyak.
Mata sipitnya bergerak
pelan.
Kedua jemarinya terkepal
erat.
Ju Hee menutup wajahnya,
mengusap tetesan bening yang mengalir membasahi pipinya.
“Maaf..”
Ju Hee terisak halus.
Perasaannya hancur
berkeping-keping.
Jadi begitukah?
Selama ini namja tampan itu
tidak pernah menganggapnya ada?
Selama ini namja tampan itu
tidak pernah menganggapnya hadir?
Selama ini namja tampan itu
tidak pernah menganggapnya nyata?
“Kupikir kau berbeda..Tapi ternyata aku
salah..”
Ju Hee beranjak dari
duduknya.
Ia menyeka kasar tetesan
bening yang kembali terjatuh.
Mata sipitnya menatap tajam
namja itu.
“Aku benar-benar seperti orang terbodoh di
dunia, terhanyut dalam kamuflase yang kau ciptakan selama ini” Desisnya tajam.
-------
Jung Jaeho terdiam di atas
tangga.
Mata musangnya menatap
Nunanya yang sedang duduk di hadapan meja kayu milik Jaejoong.
Yeoja gothic itu terlihat sangat patah hati.
Ia menundukkan wajahnya
seraya mencengkram mangkuk bening berisi helaian daun semanggi berwarna hijau
muda.
Berusaha menahan tangisnya
yang akan kembali tumpah.
Namja almond itu menghela
nafasnya.
Ia memutuskan untuk kembali
beranjak menuju kamarnya.
Lebih baik tidak mengganggu
Ju Hee saat ini.
“Nuna”
Yeoja cantik itu tertegun.
Ia mendongakkan wajahnya
menatap adik terkecilnya yang manis itu.
Jung Junhon mengerjapkan
matanya sendu.
“Nuna gwenchana?” Bisiknya halus.
Ju Hee tersenyum kecil.
Ia menepuk lembut kepala
Junhon dan mencubit pipi gembulnya.
“Nuna gwenchana” Sahutnya pelan.
“Kka, lebih baik Nuna beristirahat di kamar”
Ajak Junhon.
Ju Hee mengangguk.
Ia menghela nafas dan
membiarkan Junhon menarik tangannya.
Menuntunnya sampai ke depan
pintu bergaris hitam pink itu.
“Hon akan memberitahu Umma supaya membiarkan
Nuna di kamar sampai malam ne?”
Ju Hee mengangguk sekali
lagi.
Kemudian ia segera
menghilang dari balik pintu kamar.
Namja cherry itu menghela
nafas pendek.
Ia mempoutkan bibir
cherrynya lucu dan berjalan cepat menuruni tangga.
Merapikan kursi yang
diduduki Ju Hee dan berjalan menuju dapur, menyiapkan cemilan buah untuk nanti
malam.
Pukul delapan malam mobil
milik Yunho telah terparkir di halaman rumah.
Ia dan Jaejoong saling
merangkul mesra memasuki rumah mereka yang terasa hangat.
Namun keduanya dikejutkan
oleh putra terakhir mereka yang terlihat sedang menunggu di meja makan.
“Omona, waeyo?” Tanya Jaejoong mengerutkan
dahinya.
Yunho segera masuk ke kamar
setelah Jaejoong memberinya tanda.
Namja cherry itu
mendongakkan wajahnya.
“Uri Nuna sepertinya sakit” Bisik Junhon
pelan.
Jaejoong terhenyak.
Jeongmall?
Namja cantik itu segera
menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar Ju Hee.
Tidak ada sahutan.
CKLEK.
Jaejoong membuka pintu itu
pelan.
Namun mata beningnya segera
menangkap sosok putrinya yang tengah terlelap pulas bersama boneka beruang tedy
kesayangannya.
Jaejoong menghela nafas
pendek.
Ia tersenyum kecil dan
menarik selimut tebal yang ada.
Menyelimuti yeoja gothic itu dan mengecup dahinya pelan.
Kemudian ia menutup pintu
kamar dan beranjak dari sana.
-------
Jung Yunjaeyun hanya diam
sejak tadi.
Memandang adik perempuannya
yang duduk di atas ranjangnya saat ini.
Well, Ju Hee memasuki
kamarnya dan meminta bantuan untuk menghiburnya.
Mereka memang tidak pernah
dekat.
Tapi mereka dekat untuk saat
tertentu.
“Berhentilah menangis” Ujar Yunjaeyun
akhirnya.
Ia mengusap wajahnya dan
menggerakkan kursi belajar berodanya pelan.
“Pada akhirnya gosip hanyalah gosip, Juju ah,
kenapa kau tidak mencoba mendengar penjelasan darinya?” Tanya Yunjaeyun.
“Bagaimana aku bisa mendengarkan sesuatu yang
pada akhirnya akan membuatku semakin merasakan sakit, Yun?” Erang Ju Hee kesal.
“Kau harus belajar menerima keadaan, tidak
selamanya hidup itu manis”
“Hiks..”
“Lagi pula, namja itu mengajakmu pergi
mengunjungi tempat yang penuh kenangan baginya ania? Ia bahkan memberikanmu
kamera miliknya, padahal mungkin saja benda itu penuh kenangan tentang Nunanya”
“Kau bermaksud menghiburku atau menyudutkan
perasaanku, Yunjaeyun?”
“Aku bicara fakta, Ju Hee”
“Ia mencintai Nunanya sendiri”
“Dan Nunanya sudah meninggal”
Hening.
Kedua Jung itu saling
terdiam satu sama lain.
Sampai kemudian Yunjaeyun
kembali bersuara.
“Kalaupun ia melihatmu sebagai Nunanya,
bukankah justru bagus bagimu? Jalanmu untuk meraih dirinya akan semakin mudah
ania? Hanya saja, tergantung kepada cara apa yang akan kau gunakan agar ia
tersadar dan hanya melihat ke arahmu”
“Waktu itu, ia mengatakan maaf kepadaku”
“Terdengar bagus, lalu?”
“Lalu aku pergi meninggalkan dirinya”
“Dan kau tidak mendengarkan potongan kalimat
lain darinya? Aku yakin ia ingin menyampaikan kebenaran kepadamu, memberitahumu
tentang perasaannya, kenapa kau bisa begitu bodoh, Juju ah?”
“Aku sangat kalut waktu itu! Pabo!”
“Jangan mengataiku bodoh!”
“Kau yang mulai!”
“Karena aku lebih tua darimu, pabo!”
“Hiks..”
Yeoja gothic itu menyeka air matanya sekali lagi.
Ia menekuk wajahnya sedikit
dalam, membuat rambut halusnya terjatuh menyentuh pundak.
Jepitan rambut yang berwarna
putih berbentuk bunga itu terlihat jelas sekarang.
“Aku permisi” Ujar Ju Hee setelah mengusap
matanya.
Ia beranjak berdiri dan
hendak keluar kamar.
Namun gerakannya terhenti
saat Yunjaeyun memanggilnya.
“Hei”
“Mm”
“Aku tidak mau melihatmu seperti ini lagi
besok”
“Akan kucoba”
“…”
“Terima kasih sudah mendengarkanku..Oppa..”
DEG.
Jung Yunjaeyun terhenyak di
tempat.
Mata musangnya mengerjap
berkali-kali.
Menatap pintu kamarnya yang
sudah tertutup.
Gosh.
Apa tadi?
Ju Hee yang nakal itu
memanggilnya Oppa?
Omo, seharusnya ia
merekamnya!
Aish!
-------
TAP TAP TAP.
Namja bernama Jung Sezru itu
menundukkan wajahnya seraya berjalan pelan menelusuri lorong kastil tua yang
ada di dekat pantai waktu itu.
Ia menghela nafas sesekali.
Mengingat email dari Ju Hee
setelah sekian lama mereka saling berdiam diri.
Yeoja gothic itu memintanya untuk kesini hari ini.
Ia sendiri tidak mengerti.
Entahlah.
Namja berambut biru
keputihan itu mendongakkan wajahnya.
Dan sontak ia menghentikan
langkah kakinya.
Mendadak jantungnya berdebar
ringan.
Menatap tidak percaya apa
yang ada di hadapannya saat ini.
Mata sipitnya mengerjap
pelan.
Terlihat sesosok gadis yang
berdiri di sana.
Ia mengenakan short dress merah muda dengan hiasan
kasa berwarna hitam yang dipilin berbentuk pita.
Bersama high heels berwarna hitam yang diikat berbentuk pita pendek pada
talinya.
Wajahnya tidak terlihat.
Karena tertutupi oleh 15
balon besar yang digenggamnya dengan erat.
Sezru tersenyum tanpa sadar.
Tanpa melihat wajahnya pun,
ia tahu siapa yang berdiri di sana dengan pakaian semanis itu.
SRET.
Ju Hee menyingkirkan
balon-balon gas itu perlahan.
Wajahnya tampak memerah.
Membuatnya semakin terlihat
cantik.
“Aku tidak ingin ada salah paham lagi
diantara kita” Ujarnya jujur.
Sezru hanya diam
mendengarkan.
“Aku ingin kau tahu, kenapa aku marah padahal
sebenarnya aku sama sekali tidak berhak untuk marah..Aku tidak ingin
mengakuinya..Tapi aku benci saat mengetahui kebenaran dimana ternyata kau
mencintai Nunamu..”
“Tidak, kau pantas untuk marah, karena aku
sudah menganggapmu---”
“Aku tidak peduli saat ini kau masih
menganggapku sebagai Nunamu atau tidak, tapi yang jelas, aku tidak akan
membiarkan hal itu terjadi dalam jangka waktu yang lama, karena aku pasti akan
segera membuatmu lupa akan Nunamu dan hanya melihat diriku saja”
“…”
“Cinta, tidak pernah melibatkan kata
mustahil, Ruru ah..”
Hmp.
Jung Sezru tersenyum kecil.
Ia menghampiri yeoja cantik
itu dan mengusap lembut pinggiran dahinya.
Mata sipitnya bisa melihat
kalau mata musang setengah bulat milik yeoja itu terlihat berkaca-kaca
sekarang.
“Tanpa berusaha pun kau memang telah berhasil
sejak lama Juju yah, aku tidak melihat siapa pun selain dirimu” Bisiknya
lembut.
Ju Hee tertegun.
“Hanya saja, aku memang benar-benar sedang
sangat merindukan Nunaku saat itu, dan tanpa sadar, aku jadi
memanfaatkanmu..Sungguh, sejujurnya aku sama sekali tidak ingin melakukan hal
itu kepadamu”
Yeoja gothic itu mengerutkan dahinya.
Ia menangkup wajah sembabnya
dengan kedua tangan.
Membiarkan balon-balon gas
yang besar itu melayang ke udara.
Sezru segera memeluk yeoja
itu.
“Seharusnya aku mendengarkanmu..Aku menyesal..”
“Sudahlah”
“Ru yah”
“Ne?”
“Kenapa kau membiarkan balonnya terbang?”
“Eh?”
“Padahal aku menyelipkan hadiah permintaan
maaf untukmu disana..Kau bodoh! Hiks..”
“M-mwo?? Kenapa kau baru mengatakannya
sekarang?! Aish! Tunggu disini! Aku akan mencari balon-balonnya!”
Yeoja gothic itu menyeka air matanya.
Ia terkekeh konyol melihat
Sezru yang berlari mengejar balon-balon gas itu.
Ju Hee tersenyum kecil.
Matanya menyipit memandang
rambut biru keputihan milik Sezru yang bergoyang lembut karena terpaan angin
dari sana.
Namja tampan itu memanjat ke
atas pohon Apel dan berusaha mengambil satu balon yang tersangkut disana.
OH well.
It’s all about Jung Ju Hee.
So, do you’ve done know her?
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar