This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 03 November 2012

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/CUTE/PART 2


PART 2.


  “Hyung! Tunggu aku! Kita pergi bersama!!” Teriak Jaejoong lantang.

Eunjae yang sedang memakai sepatunya itu tertawa geli.
Ia menggeleng dan balas berteriak.

  “Hyung tidak mau! Yorin sudah menunggu di rumahnya! Kau pergi saja dengan Yunho!”

  “HYUUUUNGGG!!”

  “Anyeong, Jaejoongie~”


BLAM!



Namja cantik itu mendengus kesal.
Ia menghentakkan kakinya yang sudah sembuh dan mempoutkan bibirnya sesempurna mungkin.
Membuat Heechul dan Hangeng yang sedang melahap sarapan mereka menoleh menatap namja cantik itu.

  “Gwenchana Joongie, Yunho juga sedang menunggumu diluar, kau tidak ingin Eunjae bertengkar dengan kekasihnya lagi ania?” Bujuk Heechul.

Uuhh.

Jaejoong menggeleng.
Ia menundukkan wajahnya dengan kedua tangan yang mencengkram erat.
Membuat Hangeng segera beranjak dari duduknya dan memeluk bahu namja cantik itu.

  “Kenapa menangis? Putra Appa jadi terlihat seperti anak kecil yang berumur 5 tahun lagi jika seperti ini”

  “Uunngg~!!”

  “Yunho menunggumu sayang, kka”

  “Appaaaaa~! Aku tidak mau pergi dengannyaaaa~! Huks..Appa antar Joongieeeee~!”

Aigoo.

Hangeng tertawa geli.
Ia melirik Heechul yang menggeleng dan kembali menggigit roti bakar Strawberrynya.
Namja cina itu mengangguk.
Ia segera menarik Jaejoong agar berdiri dan menyeretnya keluar rumah.
Jaejoong tidak mengerti.
Ia masih sibuk menyeka air matanya.


CKLEK!


Hangeng membuka pintu rumahnya dan melihat Yunho yang berdiri di depan pintu pagar.
Namja tampan itu hendak tersenyum kepada calon Appa mertuanya.
Tapi senyumannya hilang saat namja cina itu mendorong Jaejoong ke pelukannya.

  “Hati-hati di jalan nee? Maaf sudah membuatmu menunggu lama Yunho ah” Ujar Hangeng.

  “APPA?!” Jerit Jaejoong yang baru mengerti.

Namja cantik itu mendelikkan matanya tidak percaya jika Appanya mengkhianati dirinya (?)
Jaejoong menghentakkan kakinya kesal dan menepuk bahu Yunho keras.

  “JANGAN MEMELUKKU! ISH!!”

Sementara itu Yunho hanya mengangguk pasrah dan membungkukkan tubuhnya kepada Hangeng.


BLAM!


Eoh?
Yunho tertegun.
Ia menoleh dan menaikkan alisnya menatap Jaejoong yang sudah berada di dalam Audy mewahnya.
Oh well, bukankah itu satu kemajuan yang bagus?
Biasanya selama ini Jaejoong tidak pernah mau menaiki mobil itu kecuali untuk alasan tertentu.
Dan hari ini ia sendiri yang memasuki kendaraan itu tanpa paksaan atau bujukan sekali pun.

  “Cepat, beruang mesum! Kau ingin membuatku terlambat ya?!” Jerit Jaejoong melotot.

Yunho mengangguk.
Ia segera memasuki mobil dan duduk di samping Jaejoong.
Sang supir segera melajukan Audy metalic hitam itu.

  “Sepertinya kau sangat terburu-buru Boo” Ujar Yunho.

Jaejoong mendengus.

  “Aku sengaja agar Eunjae Hyung menungguku, tapi tetap saja dia pergi duluan!” Keluh Jaejoong kesal.

Namja tampan itu hanya mengangguk.
Sampai kemudian Jaejoong mengernyit menatap Yunho.

  “Yah! Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau menguntitku sampai ke dalam rumah eoh?”

  “Ani Boo, hanya saja, tidak biasanya bibirmu berlepotan saus Strawberry seperti ini”


DEG.


Jaejoong mengerjapkan mata beningnya.
Menatap Yunho yang mengusap selai roti di sudut bibirnya.
Namja tampan itu menjilat ibu jarinya dan terkekeh kecil.
Membuat wajah Jaejoong merah padam.

Cute!

  “Mulai hari ini kalau kau pergi dan pulang sekolah tunggu aku ne?”

  “Ne, tapi jangan menganggap kalau aku tertarik padamu arasseo? Aku tidak suka dengan Ahjusi mesum!”

Oh well?

Yunho hanya mengulas senyum sendunya.
Membuat Jaejoong sempat merasa bersalah.


-------


  “Jadi kau diusir Appamu ke Seoul sampai kau memperbaiki sifatmu itu?”

Yoochun mengangguk seraya tertawa kecil.
Jaejoong dan Eunjae hanya ikut mengangguk paham.
Dan well, kecuali si namja imut berbibir lucu ini.
Ia terkena serangan cinta saat melihat namja bernama Park Yoochun itu tertawa.

Aigoo~

  “Yah, dan Yunho Hyung memerintahkan aku untuk menjagamu selama di sekolah, karena Eunjae tidak bisa diandalkan”

  “Apa maksudmu eoh?”

Namja hangat itu ikut tertawa.
Ia menepuk kepala Yoochun.
Jaejoong mempoutkan bibirnya.

  “Ah, ne, namamu Kim Junsu bukan?”


DEG.


Namja imut itu tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan menatap Yoochun dengan raut sepolos mungkin.
Membuat Jaejoong memutar bola matanya.

  “Rumahmu dimana? Boleh aku mengantarmu pulang sekolah nanti? Ada yang ingin kubicarakan” Ujar Yoochun tersenyum manis.

Junsu tersentak.
Mata sipitnya mengerjap berkali-kali.

  “Ne~! Tentu saja!” Sahutnya cepat.

Eunjae mendesah pendek.

  “Rasanya aku pernah mengalami kejadian seperti ini, tapi bedanya yang satu menolak untuk memberitahu” Ujarnya.

  “Hyung menyindirku?” Desis Jaejoong melotot.

Namja hangat itu tertawa dan menepuk kepala adiknya.
Jaejoong mengeluh tidak senang.
Ish.
Ia benci jika Eunjae menggodanya seperti ini.
Jeongmall.

  “Sudah bel masuk, kka, kita kembali ke kelas Joongie ah”

Jaejoong mengangguk.
Ia segera beranjak dari kursi kantin dan menggandeng tangan Junsu.
Tersenyum kepada Yoochun yang sudah merangkul bahu Eunjae.

  “Katakan pada Umma kalau Hyung pulang terlambat hari ini nee”

  “Hyung pasti mau kencan dengan Yorin Nuna!”

  “YA!”

Jaejoong menjulurkan lidahnya.
Ia menarik Junsu dan tertawa bersama namja imut itu.

  “Kau kenapa Jaejoongie? Sepertinya senang sekali, apa terjadi sesuatu yang bagus hm?” Tanya Junsu tersenyum.

Eoh?

Namja cantik itu menatap sahabatnya.
Sejenak pipinya terlihat merona.
Namun ia segera menggelengkan kepalanya.

  “Ani, oppssoyo”

  “Ah, sepertinya aku tahu kenapa, ada hubungannya dengan tunanganmu itu kan?”

  “Shut up, Kim Junsu! Kau membuat mood-ku rusak dengan menyebut namanya!”

  “Padahal di dalam hatimu sedang ada festival kembang api~”

  “Junchan!”

  “Hahahaha”

Namja imut itu terkekeh geli.
Membuat Jaejoong kembali mempoutkan bibirnya kesal.
Kenapa semua orang senang sekali menggodanya?
Aish.


-------


Jaejoong mendesah pendek.
Ia melihat langit yang semakin gelap.
Angin bertiup sedikit kencang hari ini.

Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.

  “Ahjusi mesum itu lama sekali! Ish! Tidak biasanya!” Erang Jaejoong kesal.

Ia mulai emosi sekarang.
Namja cantik itu terus saja menunggu Yunho.
Sampai sekolah mulai terlihat sepi.

  “Apa jangan-jangan ia lupa menjemputku? ISH!”


TIIINN~


Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun yang menghentikan Lambhorgini merahnya di hadapan Jaejoong.

  “Kka Joongie ah, sekretaris Yunho Hyung menghubungiku barusan, katanya Yunho Hyung tidak bisa menjemputmu hari ini” Ujar Yoochun.


DEG.


Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
Entah kenapa hatinya sakit mendengar kenyataan kalau ia tidak bisa bertemu Yunho hari ini.

  “Kalau begitu antar aku ke kantornya, kau tahu dimana kan?”

  “Eh?”

  “Aku tidak mau tahu, beruang bodoh itu harus menepati janjinya untuk mengantarku pulang setiap hari!”

Aish.

Yoochun mendesah pendek.
Ia tidak pernah tahu kalau tingkah Jaejoong terkadang bisa semenyebalkan ini.
Namja chubby itu hanya bisa pasrah dan melajukan mobilnya menuju Jung’s Corp ketika Jaejoong duduk di sebelahnya.

Keduanya hanya diam.

Lambhorgini merah itu sudah memasuki lapangan parkir perusahaan raksasa itu.
Rintikan gerimis sudah mengguyur Seoul.

  “Aku ikut!” Ujar Yoochun.

Jaejoong tidak peduli.
Ia sudah lebih dulu berlari memasuki kantor.

Sudah lumayan sepi.
Hanya ada beberapa karyawan yang tersisa disini.


DRAP DRAP DRAP!


Namja cantik itu terus berlari sampai ia menemukan meja yang tergeletak di sudut koridor.
Ia tahu itu pasti sekretaris Yunho.

  “Ah! Jika anda ingin bertemu Direktur Jung, ia sedang---”


CKLEK!


Gong Minzy terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan menatap Jaejoong yang tiba-tiba terpaku di depan pintu.
Namja cantik itu terlihat kaget.
Mata beningnya membulat sempurna.

Menatap tunangannya yang sedang memeluk Tiffany di dalam sana.

Jaejoong merasakan hatinya sakit.
Menghujam menggerogoti perasaannya.
Namja cantik itu menggeleng pelan.
Air matanya menggenang disana.
Perlahan Jaejoong memundurkan langkahnya.
Kemudian ia segera berlari meninggalkan Minzy yang masih bungkam.

  “Ja-Jae?!”

Yoochun yang berpapasan dengan Jaejoong terkejut.
Ia melihat jelas namja cantik itu menangis walaupun hanya bertatapan kurang dari dua detik.
Perasaan Yoochun tidak enak.
Ia segera berlari menuju ruangan sepupunya.
Mencari tahu apa yang terjadi.


DRAP DRAP DRAP!


Suasana jalanan Seoul terlihat sepi saat ini.
Hanya beberapa orang yang berjalan dengan memegang payung mereka.
Ah, hujan turun dengan deras, menggantikan gerimis yang menerpa.

Tampak sosok cantik itu masih berlari di antara guyuran hujan.
Mengacuhkan seragam sekolahnya yang sudah basah kuyup.
Matanya mengerjap beberapa kali.
Seolah sedang berusaha menyembunyikan air matanya di balik tetesan hujan.

  “Hiks..Hiks..”

Jaejoong terus berlari.
Sampai kemudian ia merasakan kakinya sakit dan langkahnya melambat.
Kedua tangannya menutupi wajah.
Tangisnya tumpah.

Bukankah ia membenci namja tampan itu?
Bukankah ia tidak suka dengan namja tampan itu?
Bukankah ia mengacuhkan namja tampan itu?

Tapi kenapa ia malah menangis?

Jaejoong tidak mengerti.
Ia hanya merasakan hatinya sakit.
Bayang-bayang dimana Yunho selalu tersenyum manis kepadanya dan berkata seolah tidak ada yang lain selain dirinya di mata namja tampan itu kembali terputar di benak Jaejoong.
Membuat namja cantik itu menggigit bibir bawahnya dan melangkahkan kakinya.

Dingin.

Jaejoong menggigil.
Namun ia terus berjalan sampai menemukan pintu rumahnya yang berwarna putih.


-------


  “Jaejoongie, kau baik-baik saja?”

Junsu terlihat sangat khawatir.
Ia terus memperhatikan Jaejoong yang terlihat tidak sehat saat ini.
Wajah cantiknya tampak memerah dan berkeringat.
Nafasnya menderu tidak teratur.

  “Badanmu panas, sepertinya kau demam, Joongie” Ucap Junsu.

Jaejoong tidak peduli.
Ia masih menenggelamkan wajahnya di balik meja tulisnya.
Saat ini sudah jam istirahat.

  “A-Apa Eunjae Hyung kesini?” Bisik Jaejoong lemah.

Junsu menggeleng.
Ia memutar pandangannya.
Hanya ada beberapa siswa di kelas mereka.
Oh well.
Kondisi Jaejoong memang memburuk sejak kemarin ia berhujan-hujanan.
Kepalanya terasa sangat pusing.

  “Junchan..hh..”

  “Ne? Wae?”

  “A-Aku mual..uggh”

Junsu semakin mengernyitkan dahinya.
Ia bingung harus berbuat apa.
Jaejoong pasti menolak jika diantar pulang.
Ish.
Apa lagi ruang UKS ditutup karena guru kesehatan sedang mengatur ranjang baru yang masuk.

  “Tunggu sebentar, aku akan segera kembali!” Ujar Junsu beranjak dari duduknya.

Namja cantik itu tidak menyahut.
Ia hanya memejamkan matanya.

Berharap Yunho muncul di hadapannya.

Tidak lama kemudian suara derap langkah terdengar nyaring.
Membuat Jaejoong menggerakkan wajahnya pelan.
Ia berusaha mengangkat wajahnya dan membuka mata beningnya yang terasa berat.

  “Kkaja, kita pulang sekarang”

Suara Eunjae.

  “G-Gwenchana..hh..Hyung---”

  “Jangan membantah, Kim Jaejoong! Kita pulang sekarang!”

Jaejoong tertegun.
Namun kemudian ia hanya pasrah saat Hyungnya merangkul pundaknya dan membantunya berjalan.
Namja hangat itu sudah menitipkan barang-barang Jaejoong kepada Junsu.
Kemudian ia membawa Jaejoong keluar ruangan.

Meninggalkan Yoochun dan Junsu berdua.

  “Kurasa ini ada hubungannya dengan Yunho Hyung” Ujar Yoochun akhirnya.

Junsu menoleh.
Ia mendesah pendek.

  “Kalau begitu lebih baik kau segera menghubungi dia dan beritahu kalau tunangannya sedang sakit”


-------


Namja tampan itu menghela nafasnya.
Ia menatap pintu kamar berstiker animasi gajah merah muda itu dari tangga.
Kemudian ia berlari kecil menghampiri pintu itu dan segera membukanya.
Jaejoong tertidur.
Wajahnya terlihat sangat pucat.

Aigoo.

Yunho merasa sangat bersalah sekarang.
Ia sama sekali tidak menyangka kalau namja cantik itu menyusul ke kantornya dan menyaksikan dirinya yang sedang menenangkan Tiffany.
Oh well.
Kejadian sebenarnya adalah yeoja cantik itu menangis saat menceritakan tentang kondisi rumah tangganya yang berada di ambang kehancuran bersamaan dengan perebutan hak asuh anak.
Dan Yunho berinisiatif untuk menenangkan sahabat barunya itu.

Tapi sial Jaejoong datang di saat yang tidak tepat.


SSRAK.


Yunho duduk di samping Jaejoong.
Ia menatap sendu namja cantik itu dan mengusap wajah hangatnya.

  “Mianhae..” Bisik Yunho lirih.

Lama Yunho duduk disana.
Sampai kemudian ia meraih kompres handuk yang sudah mengering itu dan membasahinya kembali.
Kemudian ia menempelkan handuk basah itu di dahi Jaejoong.

  “Nggh”

Jaejoong mengerang pelan.
Dahinya mengernyit saat ia merasakan ada sesuatu yang lembab menempel disana.
Namja cantik itu membuka matanya.
Mengerjapkannya beberapa kali.

  “Merasa lebih baik?”


DEG.


Jaejoong tertegun.
Ia kenal suara bass ini.
Namja cantik itu memalingkan wajahnya.
Ia bahkan tidak ingin untuk menatap Yunho.
Membuat namja tampan itu semakin merasa bersalah.

  “Kka, lebih baik kau minum obat sekarang” Ujar Yunho seraya menyobek bungkus kapsul berwarna putih itu.

Well, Heechul memang sudah memesankan kepadanya agar menyuruh Jaejoong minum obat saat ia terbangun.

  “BooJae” Panggil Yunho pelan.

Jaejoong tidak bergeming.
Ia masih mengacuhkan Yunho.
Membuat namja tampan itu menghela nafasnya.

  “Dengar, apa yang kau lihat waktu itu---Kau salah paham Boo” Ujar Yunho akhirnya.

Hening.

  “Aku hanya berusaha menenangkan Tiffany yang menangis, ia sedang bingung mengenai masalah perebutan hak asuh anak dengan suaminya..Ia akan bercerai”

Mata bening Jaejoong mengerjap pelan.
Meresapi setiap kalimat yang Yunho ucapkan.


SRET.


Yunho menarik bahu Jaejoong.
Membuat namja cantik itu menghadap ke arahnya.

  “Kka, minum obatmu” Ujar Yunho.

Uh.
Jaejoong mendengus.
Dahinya mengerut.
Ia menggeleng tanpa suara.
Yunho menghela nafasnya.

  “BooJae, kau dengar aku?”

Jujur saja, Jaejoong sedikit merasa takut saat ini.
Yunho tidak pernah menaikkan intonasinya jika ia berbicara kepadanya.
Tapi barusan namja tampan itu terlihat seperti sedang berusaha menahan kesabarannya.

Cih.

Jaejoong tetap tidak peduli.

  “Boo---”

  “KAU TIDAK MENGERTI?! AKU TIDAK MAU MEMINUM OBAT ITU!!”

Suara deru nafas Jaejoong terdengar keras.
Mata beningnya mendelik menatap Yunho.
Namja tampan itu mencengkram kapsul obat itu.
Mata musangnya menatap nyalang mata Jaejoong.


GREP!


  “UNGHH!!”

Namja cantik itu mengerang tertahan.
Kedua matanya terpejam refleks.
Ia terlonjak dengan kedua tangan yang dicengkram oleh Yunho.
Namja tampan itu memasukkan kapsul obat bersama air mineral ke dalam mulutnya sebelum ia mencium bibir cherry itu.

Jaejoong berusaha mendorong Yunho.
Namun tenaganya lemah.
Perlawanannya malah membuat Yunho semakin menekan namja cantik itu.
Jaejoong meringis.
Ia merasakan lidah Yunho yang menyusup ke dalam mulutnya.
Mengalirkan air minum bersama kapsul obat itu.

  “Hngghh”

Jaejoong menggelengkan kepalanya.
Namja tampan itu memaksa Jaejoong untuk menelan obatnya.
Jaejoong terus memberontak.
Sampai kemudian ia merasa lelah dan menelan kapsul itu.

Hening.

Hanya terdengar suara deru nafas mereka.
Dengan bibir yang masih bertautan.


DEG.


Jaejoong tertegun saat bibir tebal itu bergerak pelan.
Menghisap lembut bibir bawahnya.
Namja cantik itu sama sekali tidak melawan.
Seolah lumatan lembut dari Yunho melenyapkan seluruh emosinya.

Perlahan mata bening itu bergerak nyaman.
Bibir cherry Jaejoong membuka.
Balas melumat dan menghisap pelan bibir namja tampan itu.
Yunho tertegun.
Cengkramannya di pergelangan tangan Jaejoong melemah.
Sampai kemudian jemari mereka berdua saling bertautan satu sama lain.

Suara kecapan bibir terdengar mendominasi ruangan.

Kedua namja itu masih melakukan aktifitas mereka.
Mengacuhkan Heechul yang terdiam di ambang pintu.
Yeoja cantik itu baru saja ingin memeriksa keadaan putra bungsunya.
Namun langkahnya terhenti saat ia melihat Jaejoong dan Yunho yang sedang berciuman di sana.

Omo.

Perlahan Heechul segera membalikkan tubuhnya.
Berjalan menuruni tangga meninggalkan kamar putranya.
Hmp.
Ia tersenyum senang.


-------


  “Hei, kau sudah sembuh!” Ujar Junsu tertawa.

Jaejoong hanya tersenyum kecut.
Membuat namja imut itu segera mengernyitkan dahinya.

  “Kenapa? Bukankah seharusnya kau senang? Demam itu sangat menyebalkan” Ucap Junsu.

Jaejoong menghela nafasnya.
Ia meletakkan tasnya di atas meja dan menoleh menatap Junsu.

  “Ani..Hanya saja..Hari ini Yunho tidak menjemputku”

Eoh?

Junsu menaikkan alisnya.
Ia tertegun.
Yunho?
Bukankah biasanya Jaejoong selalu memanggil namja tampan itu dengan sebutan Ahjusi Mesum?

  “Jaejoongie”

  “Ne?”

  “Aku ingin kau jujur padaku”

  “Wae?”

  “Apa kemarin terjadi sesuatu?”

Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam dengan mata yang bergerak gelisah.
Perlahan pipinya terlihat merona.

  “Ung..Junchan..Sebenarnya kemarin..”

Junsu terlihat tidak sabar.
Mata sipitnya bergerak cepat.
Ia tersenyum saat Jaejoong mendekat dan berbisik di telinganya.

Hening.

Sampai beberapa detik kemudian,

  “MMWWWOOOO??!!”

Namja imut itu membulatkan mata sipitnya tidak percaya.
Ia melotot menatap Jaejoong.

  “Bagaimana bisa?! Bukankah kau membencinya?!”

  “A-Aku juga tidak tahu kenapa! Aishhh!”

Hmp.
Junsu mulai terkekeh.
Kemudian ia tertawa geli.
Membuat Jaejoong merasa risih.

  “Hei, waktu itu kau sedang demam kan?” Goda Junsu masih tersenyum.

  “Ne, wae?” Tanya Jaejoong sarkastik.

  “Apa kau tahu kalau demam bisa disembuhkan dengan menularkannya kepada orang lain?”

  “Hee? Melalui apa?”

Junsu tidak menyahut.
Ia hanya semakin terkekeh geli seraya memajukan bibirnya lucu.
Membuat wajah Jaejoong merah padam dalam sekejap.

  “Ka-Kau bercanda!” Erang Jaejoong malu.

  “Buktinya ia tidak menjemputmu pagi ini kan? Coba saja tanya Yoochun~!” Ujar Junsu.

Jaejoong mendengus.
Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan singkat kepada Yoochun.

  “Apa katanya?” Tanya Junsu penasaran.

Jaejoong menatap sahabatnya itu.
Ia menggigit bibir bawahnya.

  “Ung..Junchan, bisa sampaikan pada songsaenim kalau aku masih demam?”

  “Huh?”

  “Aku-Aku ingin ke rumah Yunho sekarang”

  “YA?! Kau gila? Sebentar lagi bel masuk!”

  “Tapi Yunho sedang sakit! Tepat seperti yang kau katakan, Yoochun baru saja membalas pesanku dan ia bilang kalau Yunho demam tinggi!”

Omo.

Junsu mengerjapkan matanya.
Namun ia segera tersenyum manis dan memperlihatkan ibu jarinya.
Membuat Jaejoong segera memeluk namja imut itu dan berlari keluar kelas setelah meraih tasnya.


-------


  “Kau tidak sekolah, Joongie?” Tanya Keybum kaget.

  “Ani, aku ingin menemui Yunho, bukankah ia sedang sakit?” Balas Jaejoong balik bertanya.

Uh.
Key mengerutkan dahinya.

  “Mianhae Joongie ah, tapi rasanya percuma”

  “Mwo? Waeyo?”

  “Uri Yunho selalu mengurung dirinya di dalam kamar kalau ia demam, tidak ada yang boleh masuk ke dalam kecuali dokter pribadi, itu pun disaat tertentu”

  “Eoh?”

  “Sepertinya ia tidak ingin wajahnya dilihat orang, itu kebiasaannya sejak dulu kalau ia sakit”

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namun ia segera melempar tas sekolahnya ke atas sofa dan berlari menuju koridor kamar Yunho.
Mengacuhkan Keybum yang memanggilnya.


CKLEK!


Pintunya tidak terkunci.
Jaejoong segera masuk dan menutup kembali pintu itu.
Kemudian mata beningnya bergerak pelan.
Menatap punggung Yunho yang terlihat.
Namja tampan itu mengenakan kemeja putihnya.

Jaejoong menghampiri tunangannya.
Ia menghela nafas dan duduk di samping Yunho.
Mata beningnya mengerjap.

Untuk apa ia datang kesini?
Bahkan sampai membolos segala.


SSREK.


Yunho membalikkan tubuhnya.
Mata musangnya masih terpejam.
Perlahan kemudian mata itu terbuka.
Jaejoong meletakkan telapak tangannya yang dingin di dahi Yunho.
Panas.

  “BooJae..” Bisik Yunho lirih.

Jaejoong hanya diam.
Ia mengusap dahi Yunho dengan pelan.
Membuat Yunho kembali memejamkan matanya.

Namja cantik itu merasa dirinya konyol.
Umma pasti marah kalau ia tahu putranya membolos sekolah.
Aish.
Jaejoong segera beranjak dari duduknya.
Belum sempat ia melangkah tubuhnya tersentak kaget saat mendadak Yunho menarik tangannya.

  “Berbaringlah di sampingku..” Ujar Yunho lemah.

Jaejoong tidak menyahut.
Namun ia segera menurut.
Namja cantik itu beranjak naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Yunho.
Menatap mata musang yang terpejam itu.


GREP.


Jaejoong terhenyak.
Matanya membesar saat Yunho memeluknya mendadak.
Jantungnya berdebar kencang.
Lama namja cantik itu terdiam.

Sampai kemudian ia tersenyum tanpa sadar dan balas memeluk namja tampan itu.
Merasakan hangat tubuh Yunho yang mengalir ke kulitnya.

  “Tidurlah, aku disini..” Bisik Jaejoong lembut.

Ia menepuk punggung Yunho perlahan.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Beberapa menit kemudian Jaejoong ikut memejamkan matanya.
Nafasnya menderu teratur.
Ia terlelap pulas di dalam rengkuhan Yunho.


TBC.

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar