PART 2.
“Hyung! Tunggu aku! Kita pergi bersama!!”
Teriak Jaejoong lantang.
Eunjae yang sedang memakai
sepatunya itu tertawa geli.
Ia menggeleng dan balas
berteriak.
“Hyung tidak mau! Yorin sudah menunggu di
rumahnya! Kau pergi saja dengan Yunho!”
“HYUUUUNGGG!!”
“Anyeong, Jaejoongie~”
BLAM!
Namja cantik itu mendengus
kesal.
Ia menghentakkan kakinya
yang sudah sembuh dan mempoutkan bibirnya sesempurna mungkin.
Membuat Heechul dan Hangeng
yang sedang melahap sarapan mereka menoleh menatap namja cantik itu.
“Gwenchana Joongie, Yunho juga sedang
menunggumu diluar, kau tidak ingin Eunjae bertengkar dengan kekasihnya lagi
ania?” Bujuk Heechul.
Uuhh.
Jaejoong menggeleng.
Ia menundukkan wajahnya
dengan kedua tangan yang mencengkram erat.
Membuat Hangeng segera
beranjak dari duduknya dan memeluk bahu namja cantik itu.
“Kenapa menangis? Putra Appa jadi terlihat seperti
anak kecil yang berumur 5 tahun lagi jika seperti ini”
“Uunngg~!!”
“Yunho menunggumu sayang, kka”
“Appaaaaa~! Aku tidak mau pergi
dengannyaaaa~! Huks..Appa antar Joongieeeee~!”
Aigoo.
Hangeng tertawa geli.
Ia melirik Heechul yang
menggeleng dan kembali menggigit roti bakar Strawberrynya.
Namja cina itu mengangguk.
Ia segera menarik Jaejoong
agar berdiri dan menyeretnya keluar rumah.
Jaejoong tidak mengerti.
Ia masih sibuk menyeka air
matanya.
CKLEK!
Hangeng membuka pintu
rumahnya dan melihat Yunho yang berdiri di depan pintu pagar.
Namja tampan itu hendak
tersenyum kepada calon Appa mertuanya.
Tapi senyumannya hilang saat
namja cina itu mendorong Jaejoong ke pelukannya.
“Hati-hati di jalan nee? Maaf sudah membuatmu
menunggu lama Yunho ah” Ujar Hangeng.
“APPA?!” Jerit Jaejoong yang baru mengerti.
Namja cantik itu mendelikkan
matanya tidak percaya jika Appanya mengkhianati dirinya (?)
Jaejoong menghentakkan
kakinya kesal dan menepuk bahu Yunho keras.
“JANGAN MEMELUKKU! ISH!!”
Sementara itu Yunho hanya
mengangguk pasrah dan membungkukkan tubuhnya kepada Hangeng.
BLAM!
Eoh?
Yunho tertegun.
Ia menoleh dan menaikkan
alisnya menatap Jaejoong yang sudah berada di dalam Audy mewahnya.
Oh well, bukankah itu satu
kemajuan yang bagus?
Biasanya selama ini Jaejoong
tidak pernah mau menaiki mobil itu kecuali untuk alasan tertentu.
Dan hari ini ia sendiri yang
memasuki kendaraan itu tanpa paksaan atau bujukan sekali pun.
“Cepat, beruang mesum! Kau ingin membuatku
terlambat ya?!” Jerit Jaejoong melotot.
Yunho mengangguk.
Ia segera memasuki mobil dan
duduk di samping Jaejoong.
Sang supir segera melajukan
Audy metalic hitam itu.
“Sepertinya kau sangat terburu-buru Boo” Ujar
Yunho.
Jaejoong mendengus.
“Aku sengaja agar Eunjae Hyung menungguku,
tapi tetap saja dia pergi duluan!” Keluh Jaejoong kesal.
Namja tampan itu hanya
mengangguk.
Sampai kemudian Jaejoong
mengernyit menatap Yunho.
“Yah! Bagaimana kau bisa tahu? Apa kau
menguntitku sampai ke dalam rumah eoh?”
“Ani Boo, hanya saja, tidak biasanya bibirmu
berlepotan saus Strawberry seperti ini”
DEG.
Jaejoong mengerjapkan mata
beningnya.
Menatap Yunho yang mengusap
selai roti di sudut bibirnya.
Namja tampan itu menjilat
ibu jarinya dan terkekeh kecil.
Membuat wajah Jaejoong merah
padam.
Cute!
“Mulai hari ini kalau kau pergi dan pulang
sekolah tunggu aku ne?”
“Ne, tapi jangan menganggap kalau aku
tertarik padamu arasseo? Aku tidak suka dengan Ahjusi mesum!”
Oh well?
Yunho hanya mengulas senyum
sendunya.
Membuat Jaejoong sempat
merasa bersalah.
-------
“Jadi kau diusir Appamu ke Seoul sampai kau
memperbaiki sifatmu itu?”
Yoochun mengangguk seraya
tertawa kecil.
Jaejoong dan Eunjae hanya
ikut mengangguk paham.
Dan well, kecuali si namja
imut berbibir lucu ini.
Ia terkena serangan cinta
saat melihat namja bernama Park Yoochun itu tertawa.
Aigoo~
“Yah, dan Yunho Hyung memerintahkan aku untuk
menjagamu selama di sekolah, karena Eunjae tidak bisa diandalkan”
“Apa maksudmu eoh?”
Namja hangat itu ikut
tertawa.
Ia menepuk kepala Yoochun.
Jaejoong mempoutkan
bibirnya.
“Ah, ne, namamu Kim Junsu bukan?”
DEG.
Namja imut itu tertegun.
Ia mengangkat wajahnya dan
menatap Yoochun dengan raut sepolos mungkin.
Membuat Jaejoong memutar
bola matanya.
“Rumahmu dimana? Boleh aku mengantarmu pulang
sekolah nanti? Ada yang ingin kubicarakan” Ujar Yoochun tersenyum manis.
Junsu tersentak.
Mata sipitnya mengerjap
berkali-kali.
“Ne~! Tentu saja!” Sahutnya cepat.
Eunjae mendesah pendek.
“Rasanya aku pernah mengalami kejadian
seperti ini, tapi bedanya yang satu menolak untuk memberitahu” Ujarnya.
“Hyung menyindirku?” Desis Jaejoong melotot.
Namja hangat itu tertawa dan
menepuk kepala adiknya.
Jaejoong mengeluh tidak
senang.
Ish.
Ia benci jika Eunjae
menggodanya seperti ini.
Jeongmall.
“Sudah bel masuk, kka, kita kembali ke kelas
Joongie ah”
Jaejoong mengangguk.
Ia segera beranjak dari
kursi kantin dan menggandeng tangan Junsu.
Tersenyum kepada Yoochun
yang sudah merangkul bahu Eunjae.
“Katakan pada Umma kalau Hyung pulang
terlambat hari ini nee”
“Hyung pasti mau kencan dengan Yorin Nuna!”
“YA!”
Jaejoong menjulurkan
lidahnya.
Ia menarik Junsu dan tertawa
bersama namja imut itu.
“Kau kenapa Jaejoongie? Sepertinya senang
sekali, apa terjadi sesuatu yang bagus hm?” Tanya Junsu tersenyum.
Eoh?
Namja cantik itu menatap
sahabatnya.
Sejenak pipinya terlihat
merona.
Namun ia segera
menggelengkan kepalanya.
“Ani, oppssoyo”
“Ah, sepertinya aku tahu kenapa, ada
hubungannya dengan tunanganmu itu kan?”
“Shut
up, Kim Junsu! Kau membuat mood-ku
rusak dengan menyebut namanya!”
“Padahal di dalam hatimu sedang ada festival
kembang api~”
“Junchan!”
“Hahahaha”
Namja imut itu terkekeh
geli.
Membuat Jaejoong kembali
mempoutkan bibirnya kesal.
Kenapa semua orang senang
sekali menggodanya?
Aish.
-------
Jaejoong mendesah pendek.
Ia melihat langit yang
semakin gelap.
Angin bertiup sedikit
kencang hari ini.
Sepertinya sebentar lagi
akan turun hujan.
“Ahjusi mesum itu lama sekali! Ish! Tidak
biasanya!” Erang Jaejoong kesal.
Ia mulai emosi sekarang.
Namja cantik itu terus saja
menunggu Yunho.
Sampai sekolah mulai
terlihat sepi.
“Apa jangan-jangan ia lupa menjemputku? ISH!”
TIIINN~
Jaejoong menoleh.
Menatap Yoochun yang
menghentikan Lambhorgini merahnya di hadapan Jaejoong.
“Kka Joongie ah, sekretaris Yunho Hyung
menghubungiku barusan, katanya Yunho Hyung tidak bisa menjemputmu hari ini”
Ujar Yoochun.
DEG.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak
pelan.
Entah kenapa hatinya sakit
mendengar kenyataan kalau ia tidak bisa bertemu Yunho hari ini.
“Kalau begitu antar aku ke kantornya, kau
tahu dimana kan?”
“Eh?”
“Aku tidak mau tahu, beruang bodoh itu harus
menepati janjinya untuk mengantarku pulang setiap hari!”
Aish.
Yoochun mendesah pendek.
Ia tidak pernah tahu kalau
tingkah Jaejoong terkadang bisa semenyebalkan ini.
Namja chubby itu hanya bisa
pasrah dan melajukan mobilnya menuju Jung’s Corp ketika Jaejoong duduk di
sebelahnya.
Keduanya hanya diam.
Lambhorgini merah itu sudah
memasuki lapangan parkir perusahaan raksasa itu.
Rintikan gerimis sudah
mengguyur Seoul.
“Aku
ikut!” Ujar Yoochun.
Jaejoong tidak peduli.
Ia sudah lebih dulu berlari
memasuki kantor.
Sudah lumayan sepi.
Hanya ada beberapa karyawan
yang tersisa disini.
DRAP DRAP DRAP!
Namja cantik itu terus
berlari sampai ia menemukan meja yang tergeletak di sudut koridor.
Ia tahu itu pasti sekretaris
Yunho.
“Ah! Jika anda ingin bertemu Direktur Jung,
ia sedang---”
CKLEK!
Gong Minzy terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan
menatap Jaejoong yang tiba-tiba terpaku di depan pintu.
Namja cantik itu terlihat
kaget.
Mata beningnya membulat
sempurna.
Menatap tunangannya yang
sedang memeluk Tiffany di dalam sana.
Jaejoong merasakan hatinya
sakit.
Menghujam menggerogoti
perasaannya.
Namja cantik itu menggeleng
pelan.
Air matanya menggenang
disana.
Perlahan Jaejoong
memundurkan langkahnya.
Kemudian ia segera berlari
meninggalkan Minzy yang masih bungkam.
“Ja-Jae?!”
Yoochun yang berpapasan
dengan Jaejoong terkejut.
Ia melihat jelas namja
cantik itu menangis walaupun hanya bertatapan kurang dari dua detik.
Perasaan Yoochun tidak enak.
Ia segera berlari menuju
ruangan sepupunya.
Mencari tahu apa yang
terjadi.
DRAP DRAP DRAP!
Suasana jalanan Seoul
terlihat sepi saat ini.
Hanya beberapa orang yang
berjalan dengan memegang payung mereka.
Ah, hujan turun dengan
deras, menggantikan gerimis yang menerpa.
Tampak sosok cantik itu
masih berlari di antara guyuran hujan.
Mengacuhkan seragam
sekolahnya yang sudah basah kuyup.
Matanya mengerjap beberapa
kali.
Seolah sedang berusaha
menyembunyikan air matanya di balik tetesan hujan.
“Hiks..Hiks..”
Jaejoong terus berlari.
Sampai kemudian ia merasakan
kakinya sakit dan langkahnya melambat.
Kedua tangannya menutupi
wajah.
Tangisnya tumpah.
Bukankah ia membenci namja
tampan itu?
Bukankah ia tidak suka
dengan namja tampan itu?
Bukankah ia mengacuhkan
namja tampan itu?
Tapi kenapa ia malah
menangis?
Jaejoong tidak mengerti.
Ia hanya merasakan hatinya
sakit.
Bayang-bayang dimana Yunho
selalu tersenyum manis kepadanya dan berkata seolah tidak ada yang lain selain
dirinya di mata namja tampan itu kembali terputar di benak Jaejoong.
Membuat namja cantik itu
menggigit bibir bawahnya dan melangkahkan kakinya.
Dingin.
Jaejoong menggigil.
Namun ia terus berjalan
sampai menemukan pintu rumahnya yang berwarna putih.
-------
“Jaejoongie, kau baik-baik saja?”
Junsu terlihat sangat
khawatir.
Ia terus memperhatikan
Jaejoong yang terlihat tidak sehat saat ini.
Wajah cantiknya tampak
memerah dan berkeringat.
Nafasnya menderu tidak
teratur.
“Badanmu panas, sepertinya kau demam,
Joongie” Ucap Junsu.
Jaejoong tidak peduli.
Ia masih menenggelamkan
wajahnya di balik meja tulisnya.
Saat ini sudah jam
istirahat.
“A-Apa Eunjae Hyung kesini?” Bisik Jaejoong
lemah.
Junsu menggeleng.
Ia memutar pandangannya.
Hanya ada beberapa siswa di
kelas mereka.
Oh well.
Kondisi Jaejoong memang
memburuk sejak kemarin ia berhujan-hujanan.
Kepalanya terasa sangat
pusing.
“Junchan..hh..”
“Ne? Wae?”
“A-Aku mual..uggh”
Junsu semakin mengernyitkan
dahinya.
Ia bingung harus berbuat apa.
Jaejoong pasti menolak jika
diantar pulang.
Ish.
Apa lagi ruang UKS ditutup
karena guru kesehatan sedang mengatur ranjang baru yang masuk.
“Tunggu sebentar, aku akan segera kembali!”
Ujar Junsu beranjak dari duduknya.
Namja cantik itu tidak
menyahut.
Ia hanya memejamkan matanya.
Berharap Yunho muncul di
hadapannya.
Tidak lama kemudian suara
derap langkah terdengar nyaring.
Membuat Jaejoong
menggerakkan wajahnya pelan.
Ia berusaha mengangkat
wajahnya dan membuka mata beningnya yang terasa berat.
“Kkaja, kita pulang sekarang”
Suara Eunjae.
“G-Gwenchana..hh..Hyung---”
“Jangan membantah, Kim Jaejoong! Kita pulang
sekarang!”
Jaejoong tertegun.
Namun kemudian ia hanya
pasrah saat Hyungnya merangkul pundaknya dan membantunya berjalan.
Namja hangat itu sudah
menitipkan barang-barang Jaejoong kepada Junsu.
Kemudian ia membawa Jaejoong
keluar ruangan.
Meninggalkan Yoochun dan
Junsu berdua.
“Kurasa ini ada hubungannya dengan Yunho
Hyung” Ujar Yoochun akhirnya.
Junsu menoleh.
Ia mendesah pendek.
“Kalau begitu lebih baik kau segera
menghubungi dia dan beritahu kalau tunangannya sedang sakit”
-------
Namja tampan itu menghela
nafasnya.
Ia menatap pintu kamar
berstiker animasi gajah merah muda itu dari tangga.
Kemudian ia berlari kecil menghampiri
pintu itu dan segera membukanya.
Jaejoong tertidur.
Wajahnya terlihat sangat
pucat.
Aigoo.
Yunho merasa sangat bersalah
sekarang.
Ia sama sekali tidak
menyangka kalau namja cantik itu menyusul ke kantornya dan menyaksikan dirinya
yang sedang menenangkan Tiffany.
Oh well.
Kejadian sebenarnya adalah
yeoja cantik itu menangis saat menceritakan tentang kondisi rumah tangganya
yang berada di ambang kehancuran bersamaan dengan perebutan hak asuh anak.
Dan Yunho berinisiatif untuk
menenangkan sahabat barunya itu.
Tapi sial Jaejoong datang di
saat yang tidak tepat.
SSRAK.
Yunho duduk di samping
Jaejoong.
Ia menatap sendu namja
cantik itu dan mengusap wajah hangatnya.
“Mianhae..” Bisik Yunho lirih.
Lama Yunho duduk disana.
Sampai kemudian ia meraih
kompres handuk yang sudah mengering itu dan membasahinya kembali.
Kemudian ia menempelkan
handuk basah itu di dahi Jaejoong.
“Nggh”
Jaejoong mengerang pelan.
Dahinya mengernyit saat ia
merasakan ada sesuatu yang lembab menempel disana.
Namja cantik itu membuka
matanya.
Mengerjapkannya beberapa
kali.
“Merasa lebih baik?”
DEG.
Jaejoong tertegun.
Ia kenal suara bass ini.
Namja cantik itu memalingkan
wajahnya.
Ia bahkan tidak ingin untuk
menatap Yunho.
Membuat namja tampan itu
semakin merasa bersalah.
“Kka, lebih baik kau minum obat sekarang”
Ujar Yunho seraya menyobek bungkus kapsul berwarna putih itu.
Well, Heechul memang sudah
memesankan kepadanya agar menyuruh Jaejoong minum obat saat ia terbangun.
“BooJae” Panggil Yunho pelan.
Jaejoong tidak bergeming.
Ia masih mengacuhkan Yunho.
Membuat namja tampan itu
menghela nafasnya.
“Dengar, apa yang kau lihat waktu itu---Kau
salah paham Boo” Ujar Yunho akhirnya.
Hening.
“Aku hanya berusaha menenangkan Tiffany yang
menangis, ia sedang bingung mengenai masalah perebutan hak asuh anak dengan
suaminya..Ia akan bercerai”
Mata bening Jaejoong
mengerjap pelan.
Meresapi setiap kalimat yang
Yunho ucapkan.
SRET.
Yunho menarik bahu Jaejoong.
Membuat namja cantik itu
menghadap ke arahnya.
“Kka, minum obatmu” Ujar Yunho.
Uh.
Jaejoong mendengus.
Dahinya mengerut.
Ia menggeleng tanpa suara.
Yunho menghela nafasnya.
“BooJae, kau dengar aku?”
Jujur saja, Jaejoong sedikit
merasa takut saat ini.
Yunho tidak pernah menaikkan
intonasinya jika ia berbicara kepadanya.
Tapi barusan namja tampan
itu terlihat seperti sedang berusaha menahan kesabarannya.
Cih.
Jaejoong tetap tidak peduli.
“Boo---”
“KAU TIDAK MENGERTI?! AKU TIDAK MAU MEMINUM
OBAT ITU!!”
Suara deru nafas Jaejoong
terdengar keras.
Mata beningnya mendelik
menatap Yunho.
Namja tampan itu mencengkram
kapsul obat itu.
Mata musangnya menatap
nyalang mata Jaejoong.
GREP!
“UNGHH!!”
Namja cantik itu mengerang
tertahan.
Kedua matanya terpejam
refleks.
Ia terlonjak dengan kedua tangan
yang dicengkram oleh Yunho.
Namja tampan itu memasukkan
kapsul obat bersama air mineral ke dalam mulutnya sebelum ia mencium bibir
cherry itu.
Jaejoong berusaha mendorong
Yunho.
Namun tenaganya lemah.
Perlawanannya malah membuat
Yunho semakin menekan namja cantik itu.
Jaejoong meringis.
Ia merasakan lidah Yunho
yang menyusup ke dalam mulutnya.
Mengalirkan air minum
bersama kapsul obat itu.
“Hngghh”
Jaejoong menggelengkan
kepalanya.
Namja tampan itu memaksa
Jaejoong untuk menelan obatnya.
Jaejoong terus memberontak.
Sampai kemudian ia merasa
lelah dan menelan kapsul itu.
Hening.
Hanya terdengar suara deru
nafas mereka.
Dengan bibir yang masih
bertautan.
DEG.
Jaejoong tertegun saat bibir
tebal itu bergerak pelan.
Menghisap lembut bibir
bawahnya.
Namja cantik itu sama sekali
tidak melawan.
Seolah lumatan lembut dari
Yunho melenyapkan seluruh emosinya.
Perlahan mata bening itu
bergerak nyaman.
Bibir cherry Jaejoong
membuka.
Balas melumat dan menghisap
pelan bibir namja tampan itu.
Yunho tertegun.
Cengkramannya di pergelangan
tangan Jaejoong melemah.
Sampai kemudian jemari
mereka berdua saling bertautan satu sama lain.
Suara kecapan bibir
terdengar mendominasi ruangan.
Kedua namja itu masih
melakukan aktifitas mereka.
Mengacuhkan Heechul yang
terdiam di ambang pintu.
Yeoja cantik itu baru saja
ingin memeriksa keadaan putra bungsunya.
Namun langkahnya terhenti
saat ia melihat Jaejoong dan Yunho yang sedang berciuman di sana.
Omo.
Perlahan Heechul segera
membalikkan tubuhnya.
Berjalan menuruni tangga
meninggalkan kamar putranya.
Hmp.
Ia tersenyum senang.
-------
“Hei, kau sudah sembuh!” Ujar Junsu tertawa.
Jaejoong hanya tersenyum
kecut.
Membuat namja imut itu
segera mengernyitkan dahinya.
“Kenapa? Bukankah seharusnya kau senang?
Demam itu sangat menyebalkan” Ucap Junsu.
Jaejoong menghela nafasnya.
Ia meletakkan tasnya di atas
meja dan menoleh menatap Junsu.
“Ani..Hanya saja..Hari ini Yunho tidak
menjemputku”
Eoh?
Junsu menaikkan alisnya.
Ia tertegun.
Yunho?
Bukankah biasanya Jaejoong
selalu memanggil namja tampan itu dengan sebutan Ahjusi Mesum?
“Jaejoongie”
“Ne?”
“Aku ingin kau jujur padaku”
“Wae?”
“Apa kemarin terjadi sesuatu?”
Jaejoong tidak menyahut.
Ia hanya diam dengan mata
yang bergerak gelisah.
Perlahan pipinya terlihat
merona.
“Ung..Junchan..Sebenarnya kemarin..”
Junsu terlihat tidak sabar.
Mata sipitnya bergerak
cepat.
Ia tersenyum saat Jaejoong mendekat dan berbisik di telinganya.
Hening.
Sampai beberapa detik kemudian,
“MMWWWOOOO??!!”
Namja imut itu membulatkan mata sipitnya tidak percaya.
Ia melotot menatap Jaejoong.
“Bagaimana bisa?! Bukankah kau
membencinya?!”
“A-Aku juga tidak tahu kenapa!
Aishhh!”
Hmp.
Junsu mulai terkekeh.
Kemudian ia tertawa geli.
Membuat Jaejoong merasa risih.
“Hei, waktu itu kau sedang demam
kan?” Goda Junsu masih tersenyum.
“Ne, wae?” Tanya Jaejoong
sarkastik.
“Apa kau tahu kalau demam bisa
disembuhkan dengan menularkannya kepada orang lain?”
“Hee? Melalui apa?”
Junsu tidak menyahut.
Ia hanya semakin terkekeh geli seraya memajukan bibirnya lucu.
Membuat wajah Jaejoong merah padam dalam sekejap.
“Ka-Kau bercanda!” Erang
Jaejoong malu.
“Buktinya ia tidak menjemputmu
pagi ini kan? Coba saja tanya Yoochun~!” Ujar Junsu.
Jaejoong mendengus.
Ia segera mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan singkat kepada
Yoochun.
“Apa katanya?” Tanya Junsu
penasaran.
Jaejoong menatap sahabatnya itu.
Ia menggigit bibir bawahnya.
“Ung..Junchan, bisa sampaikan
pada songsaenim kalau aku masih demam?”
“Huh?”
“Aku-Aku ingin ke rumah Yunho
sekarang”
“YA?! Kau gila? Sebentar lagi
bel masuk!”
“Tapi Yunho sedang sakit! Tepat
seperti yang kau katakan, Yoochun baru saja membalas pesanku dan ia bilang
kalau Yunho demam tinggi!”
Omo.
Junsu mengerjapkan matanya.
Namun ia segera tersenyum manis dan memperlihatkan ibu jarinya.
Membuat Jaejoong segera memeluk namja imut itu dan berlari keluar kelas
setelah meraih tasnya.
-------
“Kau tidak sekolah, Joongie?”
Tanya Keybum kaget.
“Ani, aku ingin menemui Yunho,
bukankah ia sedang sakit?” Balas Jaejoong balik bertanya.
Uh.
Key mengerutkan dahinya.
“Mianhae Joongie ah, tapi
rasanya percuma”
“Mwo? Waeyo?”
“Uri Yunho selalu mengurung
dirinya di dalam kamar kalau ia demam, tidak ada yang boleh masuk ke dalam
kecuali dokter pribadi, itu pun disaat tertentu”
“Eoh?”
“Sepertinya ia tidak ingin
wajahnya dilihat orang, itu kebiasaannya sejak dulu kalau ia sakit”
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Namun ia segera melempar tas sekolahnya ke atas sofa dan berlari menuju
koridor kamar Yunho.
Mengacuhkan Keybum yang memanggilnya.
CKLEK!
Pintunya tidak terkunci.
Jaejoong segera masuk dan menutup kembali pintu itu.
Kemudian mata beningnya bergerak pelan.
Menatap punggung Yunho yang terlihat.
Namja tampan itu mengenakan kemeja putihnya.
Jaejoong menghampiri tunangannya.
Ia menghela nafas dan duduk di samping Yunho.
Mata beningnya mengerjap.
Untuk apa ia datang kesini?
Bahkan sampai membolos segala.
SSREK.
Yunho membalikkan tubuhnya.
Mata musangnya masih terpejam.
Perlahan kemudian mata itu terbuka.
Jaejoong meletakkan telapak tangannya yang dingin di dahi Yunho.
Panas.
“BooJae..” Bisik Yunho lirih.
Jaejoong hanya diam.
Ia mengusap dahi Yunho dengan pelan.
Membuat Yunho kembali memejamkan matanya.
Namja cantik itu merasa dirinya konyol.
Umma pasti marah kalau ia tahu putranya membolos sekolah.
Aish.
Jaejoong segera beranjak dari duduknya.
Belum sempat ia melangkah tubuhnya tersentak kaget saat mendadak Yunho
menarik tangannya.
“Berbaringlah di sampingku..”
Ujar Yunho lemah.
Jaejoong tidak menyahut.
Namun ia segera menurut.
Namja cantik itu beranjak naik ke atas ranjang dan berbaring di samping
Yunho.
Menatap mata musang yang terpejam itu.
GREP.
Jaejoong terhenyak.
Matanya membesar saat Yunho memeluknya mendadak.
Jantungnya berdebar kencang.
Lama namja cantik itu terdiam.
Sampai kemudian ia tersenyum tanpa sadar dan balas memeluk namja tampan
itu.
Merasakan hangat tubuh Yunho yang mengalir ke kulitnya.
“Tidurlah, aku disini..” Bisik
Jaejoong lembut.
Ia menepuk punggung Yunho perlahan.
Namja tampan itu tersenyum kecil.
Ia semakin mengeratkan pelukannya.
Beberapa menit kemudian Jaejoong ikut memejamkan matanya.
Nafasnya menderu teratur.
Ia terlelap pulas di dalam rengkuhan Yunho.
TBC.
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar