Tittle:
CHANGE MA SELF
Genre:
YAOI-STRAIGHT
Author:
Shella Rizal a.k.a Park Sooji
Cast:
Soo-Hyuk-JaeHon-and other
Length:
ONESHOOT
Rating:
family-incest-romance-friendship-sweet-hurt-lalalala~
WARNING:
mengandung unsur BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja
dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2
kutang Jae umma*
CAUTION:
JUNG JAEHO, JUNG JUNHON, PARK YOOSU, PARK
SOOJI, DAN SHIM MINKYU MILIK AUTHOR SETANGKAI!
-------
“Terkadang..Perubahan itu dibutuhkan, untuk menyembunyikan segala yang
terpendam..”
.
.
.
Sesosok yeoja berambut ikal itu tampak termenung di
mejanya.
Mata cokelatnya yang indah menerawang memperhatikan
gumpalan awan manis yang berada di langit melalui jendela besar itu.
Bel pulang sekolah sudah berdentang tiga kali sejak
beberapa menit yang lalu.
Tapi kelihatannya sesuatu mengganggu gadis manis ini
hingga ia tidak memperhatikan apa pun.
Membuat Kim Yoonhyuk yang sedang bersiap melangkah
keluar kelas menoleh bingung ke arahnya.
Namja berambut brunette
itu mengernyitkan dahinya.
Mulutnya terbuka hendak berucap, namun kemudian
kembali terkatup.
Mengurungkan niatnya untuk bersuara.
Yoonhyuk memutuskan untuk segera meninggalkan kelas
ketika mata sipitnya menangkap sosok Yoosu yang berjalan ke kelas mereka.
“Anyeong” Sapa
Yoonhyuk menundukkan wajahnya sejenak.
Park Yoosu tersenyum manis.
Ia mengangguk dan mempercepat langkahnya.
“Sooji ah!
Kkaja!” Teriak namja cassanova itu nyaring.
Tapi sedetik kemudian Yoosu terdiam.
Menaikkan alisnya memandang adik kecilnya yang kembali
melamun di sana.
Ah, belakangan ini Sooji sering melakukannya.
Waeyo?
“Soo-ah!”
Teriak Yoosu sekali lagi.
DEG.
Yeoja cantik itu tersentak kaget.
Mata indahnya mengerjap beberapa kali.
Menoleh memandang Yoosu yang sudah berada di
hadapannya.
“Kau kenapa?
Apa yang terjadi?” Tanya namja cassanova itu khawatir.
Hm.
Sooji hanya tersenyum tipis seraya menggeleng pelan.
Seolah memberitahukan Oppanya bahwa ia baik-baik saja.
Tapi Yoosu tahu ada yang salah.
Sudah beberapa kali ia melihat adik kecilnya
bertingkah aneh.
“Aku hanya
bingung” Ujar Sooji pelan.
Yoosu menaikkan alisnya.
Menatap Sooji yang sedang membereskan
barang-barangnya.
“Padahal kau
sangat tampan dan mempesona, tapi kenapa kau memilih untuk menjadi seorang gay?”
Mwo?
Park Yoosu membulatkan matanya sekejap.
Namun ia segera terkekeh geli dan mengacak rambut
cokelat ikal adiknya.
“Pabo! Aku
memang tampan dan mempesona, tapi aku bukan gay,
Soo-chan” Kekeh Yoosu.
“Then?” Tanya Sooji menaikkan alisnya.
“Aku hanya
jatuh cinta kepada seorang namja, itu saja”
“Berarti kau gay”
“Berarti aku
hanya sedikit tidak normal, kau tahu? Kalau memang aku seorang gay, aku tidak akan menyukaimu seperti
sekarang ini, nona manis~”
“Oppa! Jangan
mulai lagi!”
“Hahahaha”
Gadis manis itu berdecak kesal.
Ia melotot menatap Oppanya.
Sementara Park Yoosu masih terkekeh-kekeh.
“Lagi-lagi
sindrom Sister Complex”
Sooji dan Yoosu refleks menoleh ke arah pintu kelas.
Menatap dua namja berwajah sama bersama sesosok namja
manis berwajah evil.
Jish.
Sooji memutar bola matanya.
“Kau sedang
berbicara dengan cermin, Jung Jaeho?” Tukas yeoja ikal itu mengejek.
Jaeho hanya tertawa kecil.
Ia merangkul bahu adik kembarnya yang imut itu dan
menggiringnya berjalan mendekati kakak beradik yang sedang berdiri di meja
tengah dekat jendela.
Sementara Shim Minkyu masih mengulum permen Lollipop
rasa jeruk favoritnya.
Tidak berubah, sejak persahabatan mereka dimulai 9
tahun yang lalu.
“Besok hari
terakhir ujian semester” Ujar Junhon lucu.
Sooji tersenyum gemas.
Ia mengulurkan jemari lentiknya mencubit pipi gembul
namja cherry itu.
Dan ia segera menarik tangannya saat Jaeho hendak
memukul tangannya.
Yeoja ikal itu memeletkan lidahnya puas.
“Liburan kali
ini kita mau kemana?” Tanya Minkyu yang seraya memperhatikan bungkusan permen
Lollipop baru yang ada di tangannya.
Ia mengerjapkan mata sipitnya saat Yoosu mencuri satu
kecupan manis di dahinya.
“Hon mau ke
Jepang” Ujar Junhon tersenyum manis.
Jaeho terkekeh.
Mereka semua mengangguk setuju, kecuali yeoja ikal
itu.
Namja almond itu menaikkan alisnya.
“Wae Soo ah?
Kau tidak ingin ke Jepang?” Tanya Jaeho mengernyitkan dahinya.
Yeoja cantik itu berdehem pelan.
Kemudian ia memaksakan sebuah senyuman manis yang
terlihat jelek.
“Aku..Punya
rencana sendiri untuk liburan kali ini, kau tahu itu” Bisiknya sehalus mungkin.
Eoh?
Jaeho, Junhon, Yoosu dan Minkyu saling bertatapan satu
sama lain.
Menatap Sooji yang bersiap untuk beranjak keluar
kelas.
“Aku tidak
tahu tentang itu, princess” Ujar
Yoosu setengah berteriak.
TAP.
Park Sooji menghentikan langkahnya.
Ia menghembuskan nafas pelan dan menoleh ke belakang.
Kemudian ia tersenyum manis.
Benar-benar manis.
“Selamat
bersenang-senang di Jepang” Desisnya lembut.
Oh well.
Junhon dan Minkyu saling bertatapan satu sama lain.
Sementara Jaeho dan Yoosu terdiam memandang punggung
Sooji yang sudah menghilang dari balik pintu kelas.
Mereka tahu ada sesuatu yang disembunyikan.
Something
secret hm?
-------
CKLEK.
Park Junsu mengerjapkan mata sipitnya saat membuka
pintu kamar yeoja kecilnya.
Ehem, walaupun sebenarnya Sooji sudah berumur 15
tahun, tapi tetap saja Junsu masih menganggapnya putri kecil yang manis.
Namja imut itu terdiam sejenak di ambang pintu cokelat
muda itu.
Memperhatikan putrinya yang tampak mendongak menatap
langit-langit kamarnya.
Seakan sedang melamunkan sesuatu yang menyedihkan.
“Soo ah” Gumam
Junsu pelan.
SRET.
Sooji menoleh menatap Ummanya.
Ia mengerucutkan bibirnya lucu.
“Wae Umma?”
Tanyanya pelan.
Junsu menarik nafas pendek.
Ia hendak bertanya ada apa dengan putrinya, namun
kemudian ia segera mengganti pernyataan yang ada.
“Keluarga Jung
datang berkunjung, kka, Joongie Umma ingin melihatmu”
Park Sooji terkekeh geli.
Ia segera meletakkan buku notesnya di atas meja dan
beranjak mendekati Ummanya setelah merapikan rambutnya yang ikal.
“Ige mwoeyo
eoh? Padahal aku selalu bertemu dengannya setiap hari”
“Kau tahu
kalau ia tidak memiliki anak perempuan, Soo ah”
“Nee nee,
arasseo”
TAP
TAP TAP.
Yeoja cantik itu melangkah menuruni tangga.
Ia segera bisa melihat sepasang suami istri yang duduk
di sofa white cream itu.
Ah, Sooji tersenyum kecil.
Ia sudah terbiasa dikelilingi para lelaki seperti ini.
Well, Appanya dan sahabat baik Appanya yang satu itu
memang bukan gay sama seperti Yoosu.
Tapi mereka hanya jatuh cinta kepada seseorang yang
mereka anggap spesial.
Dan orang itu adalah lelaki.
Lelaki yang bisa mengandung.
“Soo-chan~!”
Jerit Jaejoong gemas.
Sooji memutar bola matanya.
Kemudian ia duduk di samping Jaejoong.
Namja cantik berambut almond itu segera merangkul
pundak Sooji.
Memilin lembut rambut cokelat ikalnya yang lembut.
Mata Sooji bergerak pelan.
Memandang Appanya Jaeho dan Junhon yang sedang
berbincang dengan Yoochun-Appanya-.
Ah, Jung Yunho memang sangat tampan. Gumam Sooji dalam
hatinya.
Well, walaupun begitu Appanya yang chubby itu juga
tidak kalah tampan.
“Kau sudah
sangat besar” Ujar Jaejoong tersenyum lembut.
Omo.
Sooji benar-benar berharap jika ia bisa memiliki
senyum malaikat seperti itu.
“Anio, aku
belum 17 tahun, Joongie Umma” Sahut yeoja ikal itu.
Jaejoong hanya terkekeh.
“Soo ah, kau
mau tidak menjadi anak angkat Umma?”
Eoh?
Junsu mengerlingkan matanya tajam.
Seakan memperingati namja cantik itu.
Tapi Jaejoong hanya acuh.
Sooji tertawa geli.
“Joongie Umma
punya Junhon ani? Ia juga manis seperti anak perempuan”
“Tapi Umma
menginginkanmu, yeoja manis, aah~ Ingin sekali rasanya menghabiskan waktu
berdua denganmu Soo-chan”
“Hehehehe,
tapi sayangnya aku lebih memilih untuk diasuh oleh Ummaku walaupun ia sedikit
cerewet”
Park Junsu mendelik kepada putri kecilnya.
Membuat Jaejoong tertawa renyah.
Aigoo.
Ia benar-benar merasa senang berada di antara
kehangatan seperti ini.
“Apa Jaeho dan
Junhon juga disini?” Tanya Sooji akhirnya.
Yunho yang mendengar itu segera menoleh.
Ia tersenyum lembut, membuat karismanya benar-benar
menguar.
“Mereka sedang
bermain sepak bola di halaman belakang bersama Yoosu”
Ah.
Sooji mengangguk.
Kemudian ia beranjak berdiri dari duduknya.
“Kau ingin
menyusul mereka Soo-ah?” Tanya Jaejoong kecewa.
Sooji tersenyum tipis.
Ia menggeleng dan merapikan bajunya yang sedikit
kusut.
“Aku banyak
tugas hari ini” Desisnya pelan.
Jaejoong dan Junsu saling terdiam satu sama lain.
Mereka hanya memandang yeoja ikal itu sampai ia
memasuki kamarnya.
Kemudian Jaejoong mengernyitkan dahinya.
“Bukankah
masih masa ujian? Tugas apa?”
Junsu menghela nafas.
Ia mengerutkan dahinya.
“Hyung..Sepertinya ia memiliki masalah dengan perasaannya..”
Jaejoong tidak menyahut.
Hanya mata beningnya yang bergerak pelan.
-------
Suasana kamar bertema merah muda itu terlihat hening.
Tampak sesosok yeoja berambut ikal yang sedang
berbaring dengan posisi acak di atas ranjang.
Satu tangannya memeluk bantal yang berada di atas
tubuhnya.
Sementara tangan yang satunya lagi menutupi matanya
dengan lengan.
Ia sedang menangis.
Menangis dalam diam.
Park Sooji mendesah pendek.
Ternyata menahan sebuah perasaan sebegitu sulitnya hm?
Yeoja cantik itu menggeser bantal tersebut.
Kemudian ia memposisikan dirinya untuk duduk bersandar
di sandaran ranjang.
Menghela nafas panjang kemudian.
Mata beningnya bergerak sayu.
Wajahnya memerah dan poninya lembab.
“Jung Jaeho..”
Desisnya bergumam.
Oh well.
Bukan rahasia umum mengenai perasaan tersembunyi Sooji
terhadap Jaeho selama 9 tahun ini.
Ia sudah jatuh cinta kepada namja itu sejak dulu.
Dan hanya Yoosu yang mengetahui perasaannya.
Sooji sudah pernah mencoba memendam perasaannya sekuat
mungkin.
Tapi tetap saja terasa sulit.
Kau tahu, rasanya hatimu seperti tersayat-sayat ketika
melihat orang yang kau cintai bermesraan dengan kekasihnya di hadapanmu.
Dulu..
Sewaktu mereka masih SMP, Sooji pernah bertemu dengan
seorang pemuda manis bernama Hyukjae.
Mereka bertabrakan di lorong sekolah saat itu. *Oneshoot Lima Serangkai : Park Sooji’s
Little Secret*
Dan yah, Sooji mengira bahwa ia akan bahagia dengan
namja manis itu.
Tapi ternyata takdir berkata lain.
Namja itu malah bertunangan dengan gadis lain dan
pergi meninggalkannya begitu saja.
Ia kembali sendiri.
Merasa tersakiti.
Terpuruk dalam kesunyiannya.
“Hmp..”
Mendadak Sooji tersenyum manis ketika jemari lentiknya
menyentuh bibir tipisnya pelan.
Hangat.
Menurutnya.
Well, walaupun rasanya tidak pernah tersampaikan dan
Jaeho tidak pernah tahu, ia beruntung pernah mendapatkan ciuman manis dari
namja almond itu. *Oneshoot Lima
Serangkai : Park Sooji’s Little Secret*
Ciuman pertama miliknya yang mungkin hanya sebagai
lumatan sahabat bagi Jaeho.
“Change”
Desis Sooji pelan.
Right.
“I should change ma self” Ulangnya
berbisik.
SSRAK!
Yeoja ikal itu segera melompat dari ranjang dan duduk
di hadapan meja riasnya.
Jemarinya mengusap wajahnya dan mengelus rambut
ikalnya yang berwarna cokelat.
“Kurasa aku
terlalu lemah selama masih berpenampilan seperti ini” Gumam Sooji pelan.
Ia mengerutkan dahinya.
Kemudian ia berjalan menuju lemari pakaiannya dan
mendesah pendek.
“Kantung
belanjaan akan menumpuk untuk minggu ini”
Yeoja ikal itu kembali mendudukkan dirinya di depan
meja rias dan mengambil berbagai botol kuteks.
Mencari warna yang sangat jarang dikenakan olehnya.
-------
“London?”
Junsu mengerutkan dahinya.
Menatap Sooji yang tersenyum manis.
“Sendirian?
Tapi baby, bagaimana kalau nanti kau
kenapa-napa? Seperti---”
“Uri Sooji
sudah besar, sayang, kau harus bisa belajar untuk membiarkannya mandiri sesaat”
Junsu mendesah menatap suaminya yang bernama Park
Yoochun itu.
“Aku sayang
padamu, Appa~” Bisik Sooji tersenyum manis.
Namja chubby itu mengedipkan matanya.
“Baiklah kalau
begitu, tapi Yoosu akan menemanimu---”
“Anio, aku
akan pergi sendiri”
“Mwo?”
“Untuk yang
ketiga kalinya Umma, sendiri”
Junsu terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Seakan menimbang-nimbang keputusan putrinya.
Aigoo.
Ia benar-benar menyayangi yeoja cantik itu.
Aish.
“Hh..Tapi kau
harus berjanji akan menjaga dirimu” Ujar Junsu pasrah.
Yes!
Sooji melompat senang.
Ia memeluk Ummanya dan mengecup pipi chubby Appanya.
Kemudian ia segera berlari menaiki tangga menuju
kamarnya untuk menyusun barang-barang.
“Park Sooji!”
Panggil Junsu tiba-tiba.
Yeoja cantik itu terdiam.
Ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke bawah
memandang Ummanya.
Junsu mengerutkan dahinya.
“Sejak kapan
kau memakai kuteks hitam?”
Hmp.
Sooji tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum kecil.
-------
London,
a week later.
TAP
TAP TAP.
Kim Yoonhyuk berjalan santai menelusuri jalanan
London.
Sesekali ia bersiul pelan memperhatikan keindahan di
sekelilingnya.
Namja brunette
itu mengerjapkan matanya saat ia melihat sesosok yeoja yang terlihat familiar
di matanya.
Yoonhyuk mengernyitkan dahi.
Postur tubuh itu..
Seperti yeoja ikal yang ada di kelasnya.
Tapi..gadis yang ada di depannya itu memiliki rambut
yang berwarna hitam dengan pakaian yang terlihat nakal.
Ah, lebih pasti kalau ia meyakinkannya langsung.
Yoonhyuk mempercepat langkahnya.
Jantungnya berdebar-debar pelan ketika semakin
mendekati yeoja berambut hitam itu.
GREP!
Yeoja itu tersentak kaget saat merasakan seseorang
menahan bahunya.
Sontak ia berbalik dan membulatkan mata sipitnya
menatap teman sekelasnya yang bernama Kim Yoonhyuk itu.
“Yoon?” Gumam
Sooji pelan.
Sementara itu, Yoonhyuk mengernyitkan dahinya.
“Sooji? Park
Sooji?” Desisnya tidak percaya.
Hmp.
Sooji tersenyum kecut.
Well, ia tahu reaksi orang-orang yang dikenalnya akan
seperti ini jika melihatnya.
“Benar ini
kau? Gadis manis yang ceria dan polos di kelasku?” Tanya Yoonhyuk meyakinkan.
“Hahahaha, apa
aku sesuci itu di matamu?” Tawa Sooji geli.
Yoonhyuk tidak menyahut.
Ia hanya tersenyum tipis.
Ah, tidak salah lagi.
Yeoja ini benar-benar Park Sooji.
“Ada apa
denganmu? Aku sampai tidak mengenalimu Soo ah” Ujar Yoonhyuk.
“Well, kau
tahu apa yang akan dilakukan para gadis ketika perasaan mereka sedikit buruk”
Sahut Sooji tersenyum.
“Maksudmu,
masalah cinta?”
“Bukan,
masalah lalu lintas, yang benar saja~!”
Yoonhyuk tertawa kecil.
Ah, ia menyukai guyonan manis ini.
“Apa yang kau
lakukan disini?” Balas Sooji balik bertanya.
“Kau? Apa yang
kau lakukan disini? Sekolahku sedang libur semester” Ucap Yoonhyuk.
Park Sooji terkekeh geli.
Ia menepuk kasar bahu Yoonhyuk.
“Mana Jaeho
dan yang lainnya? Bukankah kalian selalu bersama?”
DEG.
Sooji terdiam.
Mata sipitnya bergerak pelan.
Namun ia segera memutuskan untuk tersenyum.
“Mereka ada di
Jepang”
“Jadi---”
“Bien Sur, aku sendirian disini”
Kim Yoonhyuk menarik senyum kecilnya.
“Aku juga
sendirian, hmm, sepertinya cuaca sedikit mendingin, bagaimana kalau kutraktir
kau segelas coffee hangat?”
-------
Mata sipit itu terpejam.
Nafasnya menderu pelan.
Kemudian mata sipit itu terbuka.
Menatap secarik foto yang ada di genggamannya.
Sebuah foto masa lalu yang membangkitkan rasa pahit.
Foto dirinya dan Jaeho saat keluarga mereka berlibur
ke Paris dulu.
Satu-satunya..
Satu-satunya potret dirinya dan Jaeho tanpa namja
cherry itu.
Sooji tersenyum kecil.
DDRRTTT…DDRRTTT…
Yeoja ikal itu melirik ponselnya.
Menatap email dari Yoonhyuk.
‘From: Yoon Kim
Tadi
menyenangkan sekali, menurutmu apakah besok akan semenarik hari ini?’
Omo.
Yeoja cantik itu mengerjapkan matanya.
Bukankah maksudnya Yoonhyuk akan mengajaknya pergi
lagi besok?
Hmp.
Sooji tertawa geli.
Mengingat manisnya namja brunette itu.
Well, Yoonhyuk memang jauh berbeda dengan Jung Jaeho
yang terkesan acuh dan dingin.
Tapi rasa perhatian mereka sama-sama seimbang.
Tetap saja Sooji lebih menyukai Jaeho.
Entahlah.
DDRRTTT…DDRRTTTT….
“Ne?”
“Bagaimana?”
“Hmm, baiklah,
aku ikut”
“Kau ingin kita kemana?”
“Kau tahu
danau kecil yang ada di ujung taman London?”
“Aku akan menjemputmu jam sembilan, otte?”
Sooji terkekeh geli.
Ia mengangguk.
“Kalau begitu
aku harus segera tidur hm?”
Giliran Yoonhyuk yang tertawa di seberang sana.
Yeoja cantik itu hendak memutuskan sambungan
teleponnya.
Tapi kemudian gerakannya terhenti saat telingaya
mendengar jelas suara bisikan pelan dari namja brunette itu.
“Perubahanmu..Membuat sesuatu yang ada di
hatiku tergerak untuk selalu berada di sampingmu..Mendengarkanmu dan
merengkuhmu tanpa pengakuan..”
DEG.
“Jalja”
KLIK.
Sooji terhenyak.
Mata sipitnya mengerjap dua kali.
Bibirnya bergetar pelan.
Jantungnya berdebar ringan.
Gosh.
Kenapa ia menangis?
-------
Kim Yoonhyuk tersenyum di balik sengatan sinar
matahari pagi di negeri menara jam itu.
Ia mengangkat satu lengannya dan melindungi matanya
dari terpaan langsung sinar sang penguasa alam.
Matanya menyipit menatap sesosok yeoja berambut hitam
yang sedang berdiri di ujung danau.
Ia mengenakan kaus berbahan lembut berwarna peach.
Dipadu dengan short
pants berwarna hitam dan sepatu boot pendek senada.
Rambutnya yang diluruskan pagi ini terlihat acak.
Posisinya yang sedang merentangkan kedua tangan dan
berdiri membelakangi Yoonhyuk membuat dirinya semakin mempesona.
Terpaan sinar matahari membuatnya indah.
Yoonhyuk tersenyum manis.
Ia berjalan mendekati yeoja cantik itu.
Kemudian ia bertanya lembut setelah berdiri di samping
Sooji.
“Kenapa harus
berubah? Kenapa harus seperti ini? Aku merindukanmu yang dulu walau baru 48 jam
bersama”
Park Sooji menurunkan rentangan tangannya.
Ia tersenyum manis dan menoleh memandang Yoonhyuk.
Sejenak ia tertegun.
Namja itu..
Terlihat sangat tampan saat ini.
Omo.
Sooji tersenyum manis.
Memperlihatkan rona merah di kedua pipinya kepada
namja itu tanpa malu-malu.
“Terkadang..Perubahan itu dibutuhkan, untuk menyembunyikan segala yang
terpendam..”
Hening.
Hanya terdengar suara percikan air dan semilir angin
pagi yang lembut.
Kedua insan itu saling menatap satu sama lain.
Yoonhyuk tidak menanggap lebih.
Ia masih terpesona dengan kecantikan yeoja itu.
Perlahan namja brunette
itu mengulurkan jemarinya menyentuh tengkuk Sooji.
Yeoja cantik itu tersentak.
Namun ia hanya diam.
Membiarkan Yoonhyuk menipiskan jarak yang ada di
antara mereka berdua secara perlahan.
Kemudian kedua mata sipitnya terpejam manis, ketika
bibir mereka bertaut mesra.
Sooji mencengkram lengan Yoonhyuk gugup.
Namun ia berusaha mengimbangi lumatan manis namja brunette itu.
Sesekali memiringkan wajahnya dan memperdalam ciuman
mesra mereka.
Sampai kemudian Yoonhyuk lebih dulu melepas tautan
bibir keduanya dan menatap dalam mata sipit itu dalam jarak yang sangat dekat.
Membenturkan deru nafas mereka yang berkejaran.
Bibir tipis itu kini tampak memerah dan basah.
Mata sipitnya mengerjap sayu.
Seakan lumpuh oleh pandangan tajam namja itu.
“Bisakah aku
mengunci rapat segala yang kau pendam dan memberikanmu sesuatu yang baru untuk
kau pendam?” Bisiknya lembut.
Sooji tidak langsung menyahut.
Ia terdiam sesaat dan membuka bibirnya.
“Aku..Aku
tidak yakin..Aku pernah disakiti Yoon ah..”
“Dan yang
berani menyakitimu adalah orang paling bodoh sedunia..Menyia-nyiakan gadis
seindah dirimu”
“Hmp..”
“Otte? Bisa
kudengar jawabanmu sekarang juga?”
CUP.
Yoonhyuk terhenyak.
Mengerjapkan matanya saat merasakan kecupan singkat
dari yeoja cantik itu.
Park Sooji terkekeh geli.
“Kesempatan
itu harus selalu ada untuk setiap orang hm?”
Yoonhyuk tertawa kecil.
Ia memeluk erat yeoja cantik itu dan menghirup manis
lehernya.
“Aku
mencintaimu”
“Dan aku akan
mencintaimu”
Sooji memejamkan matanya pelan.
Tersenyum manis seakan tidak ada lagi beban yang
menghimpit.
-------
Seoul,
two weeks later.
Yeoja cantik itu berlari kecil menelusuri padang
rumput yang luas itu.
Ia terkekeh geli sejak tadi.
Mengingat amukan Jaeho, Junhon, Yoosu dan Minkyu
karena kepergiannya ke London tiga minggu yang lalu disembunyikan dari mereka.
Oh well.
Ia tidak tahu sefrustasi apa mereka berempat karena
ketidakhadirannya belakangan.
Yoosu sampai mogok bicara terhadap adik kecilnya itu.
Ia benar-benar tidak terima.
Padahal biasanya Sooji selalu mencurahkan apa yang
dirasa kepadanya.
Aish.
“Soo ah! Apa
yang kau lakukan eoh?” Teriak Yoonhyuk dari belakang.
Yeoja cantik itu mendongakkan wajahnya menatap langit
luas yang berwarna biru.
Ia tertawa sekali lagi merasakan semilir angin yang
menghembuskan rambut ikalnya yang sudah kembali berwarna cokelat.
Sooji mengangkat tangannya dan membentuk sesuatu yang
manis dengan jari-jari lentiknya.
Ia tersenyum lebar.
Baju bertopi putihnya yang bergaris horizontal merah muda dan putih
bergoyang pelan.
“Aku sedang
membentuk sesuatu yang baru yang kau pendam di hatiku, Yoon ah!” Jeritnya lucu.
Eoh?
Kim Yoonhyuk tertawa geli.
Ia mempercepat langkahnya menyusul kekasih barunya dan
merengkuh pinggang ramping yeoja ikal itu.
Kemudian ia mengecup dahinya dari samping.
“Kau ceria
sekali” Ujarnya.
“Bukankah aku
memang seperti ini?” Balas Sooji balik bertanya.
“Sepertinya
aku masih terbiasa dengan sosok barumu beberapa minggu yang lalu”
“Kau ingin
melihatnya lagi?”
“Ani, aku
lebih menyukai sisi Park Sooji yang seperti ini”
“Aku juga
menyukai sisi Kim Yoonhyuk yang seperti ini”
Sepasang kekasih itu saling tertawa satu sama lain.
Mengacuhkan empat namja yang menyilangkan tangan
mereka di belakang sana.
Jaeho, Junhon, Yoosu dan Minkyu menghembuskan nafas
kesal.
“Aku benci
melihat Sooji kembali memiliki kekasih” Ujar Jaeho sebal.
Minkyu mengulum Lollipop jeruknya.
“Ia
mengacuhkan kita lagi”
Yoosu menghembuskan nafas pelan.
Namun kemudian ia tersenyum simpul.
Well, setidaknya Park Sooji yang senang melamun dan
selalu memasang tampang sedih itu sudah tidak ada lagi sekarang.
END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar