This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Sabtu, 26 Januari 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/MY STEP-MOMMY(HYUNG)/PROLOG


Tittle: MY STEP-MOMMY(HYUNG)
Genre: YAOI

Author: Shella Rizal a.k.a Park Sooji

Cast: Yunjae and other

Length: CHAPTER

Rating: family-romance-hurt-stepincest(?)-friendship


WARNING: BOY x BOY! Yg ga suka YAOI mending cabut aja dari sini, cos author Cinta damai~
*kibar2 kutang Jae umma*


-------


PROLOG.

Kim Jaejoong menghela nafas panjang.
Ia menggerakkan mata beningnya memperhatikan mobil-mobil mewah yang akhirnya beranjak pergi dari halaman rumah besarnya yang super mewah.
Yes, ia anak orang kaya.

Tapi sayang, kekayaannya tidak berarti tanpa kebahagiaan.

Kedua orang tuanya dan juga Hyungnya yang bernama Eunjae tewas dalam kecelakaan pesawat beberapa hari yang lalu.
Seluruh Seoul berduka cita.
Rombongan bangsawan dan konglomerat datang melayat atau sekedar memberikan semangat kepada si bungsu Kim.

Tapi Jaejoong tidak larut dalam kesedihannya.
Yah, tidak perlu untuk larut.
Karena ia adalah namja yang sangat periang dan bersemangat.
Ia yakin Tuhan selalu melakukan yang terbaik untuknya.
Walaupun dengan cara merenggut orang-orang yang disayanginya sekaligus.

  “Tuan Muda, bagaimana dengan perusahaan---”

  “Aku akan menyerahkan seluruh aset kekayaan keluargaku kepada Ahjusi Kim untuk dikelola”

  “Mwo?”


  “Teuk-Jussi, aku masih kelas 2 SMA, dan kau juga tahu kalau aku sama sekali tidak mewarisi darah bisnis Appa ania?”

Ah.
Butler bermata malaikat itu mengangguk.
Ia mengulas sedikit senyum manisnya.

  “Lalu, apa yang akan anda lakukan?” Tanyanya masih tersenyum.

  “Aku akan pindah ke Apertement pribadiku dan mengadopsi seorang bayi” Sahut Jaejoong balas tersenyum.

  “MWO?!”

  “Ahjusi juga tahu ania? Dari dulu aku ingin sekali memiliki seorang adik”

  “Ta-Tapi---”

  “Dan aku sudah memutuskan, aku akan kembali ke rumah ini bersama adikku saat usiaku tepat 30 tahun”

Leeteuk Park membulatkan matanya tidak percaya.
Gosh, majikan tunggalnya yang satu ini benar-benar aneh.
Ia sama sekali tidak mengerti dengan jalan pikiran Jaejoong.

  “Tapi itu terlalu lama, Tuan muda, bagaimana dengan pernikahan anda? Appa anda sudah mengatur perjodohan---”

  “Aku menolak untuk dijodohkan! Dan aku bisa menikah kapan pun aku mau! Hahahaha~”

Ya Tuhan.
Leeteuk hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.
Ia tidak habis pikir dengan Kim Jaejoong.
Polos, nekat, ambisius, dan menggemaskan di saat yang bersamaan.

Aigoo~


-------


CKLEK~


  “Jjaaangg~! Mulai sekarang ini adalah rumah kita berdua, Yunnie baby~” Ujar Jaejoong mengembangkan senyumnya.

Namja cantik itu menggendong sosok manis bermata musang yang tajam sejak beberapa jam yang lalu.
Oh well.

Ia baru saja kembali dari panti asuhan setelah memutuskan untuk mengadopsi balita yang masih berusia 3 tahun itu.
Suster Panti mengatakan kalau balita itu ditinggalkan oleh orang tuanya sejak bayi.
Hanya ada secarik kertas bertuliskan ‘Jung Yunho’ disana.

  “Uh-Uh!”

Jaejoong terkekeh gemas melihat tingkah adik angkatnya.
Ia mengecup gemas pipi gembul Yunho dan menurunkannya ke lantai.
Yunho yang baru saja bisa berlari segera melangkahkan kakinya mengelilingi kamar Apertement mewah itu.

  “Pelan-pelan Yunnie ah~! Nanti jatuh~!” Ujar Jaejoong lantang.

Namun Yunho terlihat tidak peduli.
Ia melempar botol susunya dan berusaha naik ke atas sofa.
Jaejoong hanya tersenyum manis memperhatikan balita itu.

  “Umma! Umma!” Panggil Yunho seraya melompat.

Eoh?
Jaejoong menaikkan alisnya.
Aish.
Namja cantik itu segera menghampiri Yunho dan menggelengkan kepalanya.
Ia menangkup erat wajah kecil itu.

  “Bukan Umma, sayang, tapi Hyung. Hyung, arasseo?” Ujar Jaejoong lembut.

Uh.
Yunho kecil mengerutkan dahinya.
Ia memukul wajah Jaejoong dengan telapak tangan mungilnya.
Membuat namja cantik itu mengerang sakit.

  “Yaa! Panggil aku Hyung, anak nakal! Sudah 23 kali kukatakan padamu sejak di Panti tadi, panggil aku Hyung! Bukan Umma!” Marah Jaejoong kesal.

Mata musang Yunho menatap tajam mata bening Jaejoong.
Ia menggigit bibir bawahnya erat.
Ah, mata tajam itu terlihat berkaca-kaca dan merah sekarang.

Oh-oh.
Jaejoong segera melupakan kemarahannya dalam sekejap.

  “Ssshhh, Yunnie jangan menangis nee? Hyung yang salah, mianhae” Ujar Jaejoong seraya mengusap lembut kepala Yunho.

  “Hiks..Ummaaaaaa~!” Jerit namja kecil itu memeluk Jaejoong.

Omoo.
Namja cantik itu mengerutkan dahinya.
Ia merasa senang mendapat pelukan dari Yunho.
Well, Suster itu sudah mengatakan kalau kebiasaan Yunho ketika menangis adalah memeluk siapa saja yang ada di dekatnya.
Dan satu lagi, namja tampan itu akan sangat sangat sangaaat manja ketika ia sedang sakit.

  “Aigoo~ Mianhae baby, cup cup cup, nee, mulai sekarang kau boleh memanggilku Umma, aigoo~” Ujar Jaejoong lembut.

Namja cantik itu menggendong Yunho dan berputar-putar di atas hambal.
Berusaha menenangkan Yunho yang semakin menumpahkan tangisnya.

Oh good.
Sekarang aku adalah seorang Umma yang berusia 16 tahun.
Bagus sekali.

Jaejoong tidak berhenti merutuk dalam hatinya.
Tapi kemudian gerutuannya berhenti ketika ia merasakan jemari mungil Yunho yang mencengkram baju bagian bahunya.

  “Neee? Uri Yunnie mau apa hmm? Lapar sayang?” Tanya Jaejoong tersenyum.

Namja kecil itu mengangguk.
Mata musangnya masih basah dan wajahnya tampak memerah.
Membuat Jaejoong tidak tahan untuk mengecup manis bibir mungilnya.

  “Cha, Umma buatkan bubur, Yunnie mau bubur pisang? Pakai madu otte?”

  “Ung~! Ung~!”

  “Hehehe, kka, Yunnie duduk disini dulu ara?”

Jaejoong meletakkan namja kecil itu di atas meja makan.
Kemudian ia segera membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa potong pisang segar dan setoples madu.
Sesekali mata beningnya memperhatikan Yunho yang sudah bermain dengan sendok sekarang.

Ah, lucunya~

Tidak salah untuk mengikuti kata hatinya.
Jaejoong sudah terpaku pada namja mungil itu ketika ia tiba di Panti Asuhan tadi pagi.
Seolah ada benang yang mengikat keduanya.
Yunho pun berlari memeluk kakinya saat itu.

Hmp.
Jaejoong tersenyum sangat manis.
Ia menghampiri balita itu dan menggendongnya kembali.
Yunho menatap bingung Umma barunya.

  “Hyung sayang Yunnie” Bisik Jaejoong mengecup pipi gembul Yunho.

  “Ummaaaa~!” Jerit Yunho tidak terima.

Aish.
Jaejoong tertawa geli.

  “Arra, arra, aku Ummamu, aku Ummamu Yunnie ah” Ujarnya tersenyum.

Yunho mengangguk.
Namja mungil itu memeluk leher Jaejoong dan menyenderkan wajahnya di bahu namja cantik itu.


-------


TIK.

TIK.

TIK.


Suara detak jam terdengar jelas.
Membuat perasaan para mahasiswa semakin tidak karuan.
Dahi mereka mengerut.
Menatap soal-soal ulangan yang terasa sulit itu.

  “Umma, Yunnie capek”

Eoh?

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Tersenyum manis menatap adik angkatnya yang sudah berubah status menjadi anak angkatnya sekarang.
Dan seluruh sekolah tahu mengenai hal itu.
Tidak ada yang menentang, oh well, kau masih ingat bukan, siapa namja cantik itu?

Pewaris tunggal kekayaan keluarga Kim.

Ah, Uang memang bisa menyelesaikan segalanya.

  “Ummaaaaaa~! Yunnie capek!!” Jerit Yunho merasa terabaikan.

  “KIM JAEJOONG! Urus putramu!” Teriak Minho songsaenim kesal.

Seluruh mahasiswa terkekeh geli diam-diam.
Menatap gemas namja mungil yang mengenakan seragam TK itu.
Ah, uri Yunho sudah berumur 5 tahun sekarang.

  “Sebentar sayang, Umma sedang menjawab soal tes” Ujar Jaejoong menaikkan alisnya.

Yunho mengerutkan dahinya bersiap untuk berteriak.
Namun Jaejoong yang sudah mengenali situasi ini segera melompat dari kursinya dan menggendong namja tampan itu.

  “Mianhae sam, boleh aku duduk sambil memangkunya?” Pinta Jaejoong memelas.

Haaah.
Minho sam menghela nafas panjang.
Tentu saja.
Ia juga sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini.
Saat dimana ia mengadakan tes mendadak.
Lalu putra angkat Jaejoong berdiri menunggu di samping kursinya.
Dan lima menit kemudian namja mungil itu akan berteriak selantang mungkin.

  “Kau masih terlalu muda untuk memiliki anak, tuan Kim” Ujar Minho pelan.

Jaejoong hanya tersenyum kecil.
Berusaha tidak menggubris ucapan dosennya.

  “Umma bahagia bersamamu, sayang” Bisik Jaejoong seraya mengecup kepala Yunho yang ada di pangkuannya sekarang.

Namja tampan itu tersenyum manis.
Ia duduk diam dan sebisa mungkin tidak bertingkah selama Jaejoong mengerjakan soalnya.
Namun tidak ada satu pun dari mereka yang menyadari, kalau mata musang yang tajam itu bergerak pelan memperhatikan satu persatu soal yang ada di kertas Jaejoong.

Ah, namja tampan ini sangat jenius.
Kau tahu itu?
Ia sudah bisa membaca dengan lancar huruf Hangul.
Membuat Jaejoong sangat bangga.
Tapi terkadang kepintarannya itu membuat Jaejoong merasa kesal.

Yeah, ia tidak pernah ingin tampak bodoh di hadapan putranya sendiri ani?

  “Umma, ini bacanya apa?” Tanya Yunho tiba-tiba.

Jaejoong terkejut.
Ia melirik jari mungil Yunho menunjuk soal nomor 3.

  “Itu bacanya kuantum, sayang” Sahut Jaejoong lembut.

  “Mianhae, Yunnie nggak bisa baca, tulisannya jelek sekali” Jawab Yunho jujur.

  “HUAHAHAHAHAHAHA!”

Satu kelas tertawa lantang di tengah keheningan tes.
Mereka mengangguk setuju.
Membuat si penulis soal menggeram kesal di kursinya.

Minho mengusap wajahnya berusaha sabar.
Terkadang kepolosan seorang anak kecil memang sangat menyakitkan.


-------


  “Kau jawab apa soal nomor 8 tadi?”

  “Gila, si killer Minho itu benar-benar membuat soal yang sulit!”

  “Aku lapar, aku ingin makan ramen~”

Namja cantik itu sibuk mencium gemas wajah tampan Yunho.
Mengacuhkan sahabat-sahabatnya yang sedang berceloteh ria sejak tadi.
Ah, sekarang mereka sedang duduk bersama di kantin kampus.

  “Yunnie mau makan apa?” Tanya Junsu tersenyum.

Yunho mendongakkan wajahnya.
Menatap Junsu yang terlihat sangat imut.
Ia cukup menyukai namja imut ini.

  “Ramen” Sahutnya tersenyum.

  “RAMEN! Sepertinya ia memang benar-benar anak kandungku, Hyung!” Tawa Changmin yang mendengar hal itu.

Jaejoong hanya menjulurkan lidahnya.

  “Chunnie Hyung, pinjam” Pinta Yunho seraya menunjuk ponsel namja chubby itu.

Yoochun mengangguk.
Ia segera memberikan ponselnya tanpa ragu.

  “Yunnie, tidak baik terus meminjam barang milik orang lain seperti itu” Ujar Jaejoong.

  “Tidak apa, Jae, lagi pula game di ponselku memang sangat banyak” Sahut Yoochun tersenyum.

Yunho memiringkan ponsel touch itu.
Wajahnya berubah menjadi sangat serius sekarang.

  “Yunnie suka ne? Nanti Umma belikan ponsel untuk Yunnie, Yunnie mau?” Tanya Jaejoong tersenyum.

Yunho mendongakkan wajahnya.
Ia mengangguk dan balas tersenyum.

  “Mana ucapan terima kasihnya, sayang?”


CUP.

Jaejoong terkekeh geli mendapatkan kecupan manis di bibirnya dari Yunho.
Ia kembali mengusap lembut rambut cokelat namja tampan itu.
Mengacuhkan tatapan intens dari ketiga sahabatnya.

  “Hyung, jangan terlalu memanjakannya” Nasehat Junsu.

  “Ne, dan lagi, jangan membiasakan ia memberikan ucapan terima kasih seperti itu padamu, itu tidak baik, Yunho sudah berumur 5 tahun” Sambung Yoochun.

  “Bisa-bisa nanti kalian saling jatuh cinta, hahaha” Tawa Changmin.

Hening.
Mereka semua mendadak terdiam menatap Changmin.
Membuat namja berwajah kekanakan itu menaikkan alisnya tanpa dosa.

  “Apa?”

Jish -_-


TBC.

:D

5 komentar:

  1. Engg kebayang klo si jaejoong pedopil wkwkwkw

    Wah jangan" nnti ucapan changmin jd beneran nie heheheh

    BalasHapus
  2. aku suka ff ini.
    lajutannya doong chingu~

    BalasHapus
  3. lanjut ya... *puppy eyes*

    BalasHapus
  4. halo....:) wah... saya suka sekali ide ceritanya, kapan nih di lanjutkan udah ngga sabar....

    BalasHapus
  5. mudah2an omongan changmin bener ya..
    emak jae jadi pedofil...
    hahahahaa

    lanjut kak shella...

    BalasHapus