This zone is only YunJae Fanfictions and this is our world

Senin, 07 Januari 2013

FF/YAOI/YUNJAE/CHAPTER/100 MILLION FATE/PART 1



PART 1.


Orang-orang baru saja pergi meninggalkan rumah yang sedang dirundung duka itu.
Membuat rumah sederhana berwarna putih gading itu terlihat sepi sekarang.

Heechul masih duduk di hadapan mimbar duka suaminya.
Ia menangis tanpa suara.
Sementara Jaejoong duduk di sampingnya dengan kepala tertunduk.

Wajahnya terlihat merona.
Jantungnya masih berdebar pelan.
Gosh.
Ia tidak mungkin jatuh cinta dengan namja tampan tadi ania?
Ia bahkan baru pertama kali ini melihat namja itu.


Dan lagi, ia sama sekali tidak tahu siapa namja tampan itu.

  “Ja-Jaejoongie” Bisik Heechul lirih.

Ia menyeka air matanya dan mengusap wajah cantiknya.
Kemudian ia menghadap wajah putranya yang masih sangat polos.

  “Ne Umma” Sahutnya pelan.

Mom, Heechul tidak akan sanggup mengucapkannya.
Ia tahu Jaejoongnya adalah namja yang sangat manja dan menggemaskan.
Tapi ini juga demi keselamatan putranya ani?

  “Joongie sayang Umma ania?”

  “Joongie sayang Umma”

  “Joongie tahu, kalau uri Appa telah berhutang kepada seseorang hmm?”

Jaejoong mengangguk manis saat Heechul tersenyum kecil padanya dan mengusap pipinya.

  “Joongie tahu berapa jumlahnya?”

  “Banyak, sangaaatt banyaaaakk~”

Heechul terkekeh geli.
Ia mengangguk.
Kemudian ia terdiam saat jemari lentik Jaejong mengusap air matanya yang mengalir tanpa sadar.

  “Cuma Joongie yang bisa menolong Umma, Appa, dan rumah ini, sayang..”

  “Ung?”

  “Joongie..Mianhae..Maafkan Umma..Hiks..”

  “Umma waeyo?”

  “Orang yang meminjamkan uang kepada keluarga kita..Hiks..Bernama Jung Yunho..”

  “Ne Umma, terus?”

  “Ia akan melepaskan seluruh hutang  Appa kalau Joongie mau menjadi istrinya..”


DEG.

Mata bening Jaejoong sontak membulat.
Menatap Ummanya tidak percaya.

  “Ma-maksud Umma, menikah? Menikah dengannya?”

Heechul menumpahkan tangisnya.
Ia telah merusak masa depan anaknya.

  “Umma mohon Joongie..Hiks..Demi Umma, demi Appa, dan demi kita semua..Hiks..Uri Appa tidak akan tenang kalau hutangnya belum lunas..Hiks..Dan Tuhan telah menunjukkan jalannya kepada kita, sayang..Walau Umma bekerja keras sampai mati pun, hutang itu tidak akan pernah lunas..”

Hening.

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.

  “Ta-Tapi Umma..Hiks..Joongie sudah jatuh cinta..Hiks..Joongie menyukai orang lain..Hiks..”

Heechul mengulas tatapan sendunya.
Mengusap lembut wajah cantik putranya.

  “Siapa Joongie? Boleh Umma tahu?”

  “Hiks..Joongie nggak tahu siapa..Hiks..Joongie baru saja jatuh cinta tadi pagi..Hiks..”

EOH?

Heechul mengerjapkan matanya.
Apa?
Tadi pagi?

Yeoja cantik itu mengerutkan dahinya.
Setahunya Jaejoong tidak pergi kemana-mana pagi ini.
Bukankah namja cantik itu hanya pergi ke laut dan menebarkan abu Hangeng disana?

Dan lagi, tidak ada siapa pun disana kecuali para kerabat dekat.
Tidak remaja, tidak dewasa.
Hanya beberapa pasangan suami istri yang saling merengkuh saat itu.

Oh-oh.

Mata sipit Heechul mengerjap.
Ia lupa dengan orang spesial itu.
Ia melupakan namja tampan itu.

Satu-satunya orang dewasa yang berdiri di sana saat itu.


-------


  “Mempelai wanita memasuki ruangan”

Pintu yang menjulang tinggi itu terbuka lebar.
Memperlihatkan sang pengantin wanita yang berjalan pelan menuju altar.
Seluruh mata terpaku pada namja cantik itu.
Kerudung transparan berwarna putih tulang itu membuatnya terlihat semakin cantik.

Gaun putih senadanya hanya disematkan seutas pita panjang berwarna merah darah di bagian pinggang.
Menjuntai di lantai gereja.

Para direktur, artis, model, dan seluruh orang terkenal lainnya berdecak kagum.
Kim Heechul tersenyum manis dari kursi depan.
Bersama orang tua Yunho yang bernama Keybum dan Jinki.


TAP.

Jaejoong telah sampai di altar.
Berdiri di samping calon suaminya.
Ia hanya menatap ke bawah.

Pastor tersenyum kecil.

  “Jung Yunho, bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu, mencintainya seumur hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”

  “Aku bersedia”

  “Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu, mencintainya seumur hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”

  “Aku bersedia”

Bible itu ditutup pelan oleh sang Pastor.
Pria tua dengan jubah hitamnya dan syal berlambang salib di setiap ujung dengan sulaman dari emas itu tersenyum ramah.

  “Mempelai pria berhak mencium sang mempelai wanita”

Yunho mengangguk.
Ia menghadap ke arah istrinya dan membuka kerudung putih itu.


DEG.

Mata bening Jaejoong membesar.
Nafasnya tercekat.
Jemarinya terlihat bergetar pelan.

Gosh.

Tidak..

Namja ini..

Bukankah namja yang waktu itu?
Namja tampan yang telah merenggut hatinya pagi itu?

Jadi diakah yang bernama Jung Yunho?


CUP.

Namja cantik itu menyentuh lengan kekasihnya.
Ia memejamkan matanya dan menerima lumatan lembut dari bibir seksi namja tampan itu.
Jantungnya berdebar-debar kencang.
Perutnya sakit seakan ada ratusan kupu-kupu di dalam sana.

Senang.
Ia terlalu senang.

Ya Tuhan.

Jaejoong bahkan tidak bisa menggambarkan sesenang apa ia sekarang.


-------


Namja tampan itu tersenyum manis melirik namja yang sekarang sah menjadi istrinya itu terlelap pulas di pundaknya.
Dalam balutan gaun pengantin yang kalah putih oleh kulitnya.
Raut wajahnya terlihat damai sekaligus menggemaskan.
Membuat Yunho tidak pernah bosan memandangnya.

Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil dan menolehkan wajahnya melihat pemandangan dari balik jendela.

Pesta telah selesai pukul 10 malam tepat.

Acara yang sangat panjang hm?

  “Sudah sampai, Tuan”

Yunho mengangguk.
Ia membiarkan sang supir membuka pintu mobil.
Namja tampan itu segera membenarkan posisi kekasihnya dan menggendong namja cantik itu dengan pelan.


TAP TAP TAP.


CKLEK.


  “SELAMAT ATAS PERNIKAHANNYAAAA~!!”

EOH?

Namja tampan itu terkejut saat sang kepala pelayan membukakan pintu rumahnya.
Ia menatap puluhan maid dan butler yang berdiri berjejer di sana dan melemparkan kelopak bunga mawar berwarna putih bercampur merah dengan terompet kecil yang mengeluarkan serpihan kertas warna warni.

Omo.

Mereka semua mengerjap malu saat melihat Nyonya Jung itu terlelap pulas dalam rengkuhan Yunho.
Menundukkan wajah mereka yang memerah.

Sementara Yunho terkekeh geli dan mengangguk.

  “Terima kasih untuk sambutannya, aku sama sekali tidak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini” Ujar Yunho.

Mereka menganggukkan wajah.

  “Sayang sekali kekasihku kelelahan dan tertidur, ia tidak bisa menyaksikan kejutan yang sangat manis ini” Sambungnya.

  “Ne Tuan” Sahut semuanya kompak.

  “Bagaimana kalau kita mengadakan pesta kecil-kecilan di ruang makan besok pagi? Jaejoong pasti akan sangat senang”

  “Ah, ne Tuan”

  “Terima kasih”

Mereka semua mengangguk patuh.
Kemudian mengangkat wajah menatap Yunho yang sudah menaiki tangga menuju kamarnya.
Omooo.
Mereka semua saling tersenyum manis satu sama lain.
Ah, rasa bahagia ikut menyergap melihat majikan mereka yang ramah itu akhirnya menikah juga.

Selama ini terlalu banyak wanita ataupun pria yang sengaja berkunjung untuk mendapatkan hati Yunho.
Tapi siapa yang menyangka, kalau justru seorang remaja berumur 15 tahun yang telah mengikat namja tampan itu hm?

  “Nyonya Jung cantik sekali” Gumam salah satu dari mereka.

Semuanya mengangguk membenarkan.


CKLEK.

Pintu kamar itu terbuka.
Yunho beranjak masuk ke dalam dan merebahkan Jaejoong di atas ranjang.
Ia menghela nafas.
Kemudian ia mengambil sepasang piyama bergaris yang ada di dalam plastik.
Namja tampan itu duduk di samping Jaejoong.

Membalikkan tubuhnya perlahan.
Kemudian ia melepaskan kerudung putih itu dan melemparnya ke lantai.
Jemarinya menarik res panjang gaun putih itu.


SREEEET!

Dalam sekejap Yunho tertegun.
Tubuh kekasihnya benar-benar mulus dan menggoda.
Omo omo.
Namja tampan itu mencoba mengabaikan pikirannya yang mulai mengacau.

Jemarinya segera menarik gaun itu lepas dari tubuh Jaejoong.
Jantung Yunho berdebar kencang.
Namja cantik itu hanya memakai celana pendek disana.
Benar-benar pendek hingga kaki indahnya terlihat jelas.

Yunho menggeleng keras dan memalingkan wajahnya.
Menghembuskan nafas panjang dan merobek plastik piyama itu.
Kemudian ia segera memakaikan celana panjang kepada Jaejoong.

Lalu ia terdiam.

Menatap nyalang punggung mulus namja cantik itu.
We-well, menyentuhnya sedikit tak apa kan?


CUP.

Yunho merasakan jantungnya semakin berdebar-debar.
Ia memejamkan matanya seraya mengecup lembut punggung Jaejoong.
Hidungnya mencium jelas wangi vanilla yang menyeruak dari sana.
Manis.

  “Ungh”

Namja tampan itu tertegun.
Mendengar lenguhan manis istrinya yang masih terlelap.
Sepertinya ia merasa geli saat Yunho mencetak dua-tiga kissmark disana.

Yunho tersenyum kecil.
Ia segera beranjak dan memakaikan piyama Jaejoong.
Mengancinginya sampai atas dan membalikkan lagi tubuh namja cantik itu.

Menyentuh pelan bibir cherrynya dengan bibir seksi miliknya.
Mengecup dan menghisapnya dengan lembut.
Kemudian ia beranjak mengganti pakaiannya dengan piyama yang sama dengan milik Jaejoong dan berbaring di samping namja cantik itu.


-------


Namja cantik itu tampak melenguh pelan dan membuka mata beningnya yang terasa berat.
Ia mengerjap beberapa kali dan membuka matanya dengan benar.
Kemudian ia tersentak.
Menyadari kalau dirinya telah berpindah ke rumah super besar nan megah ini.

Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang masih tertidur.

  “OMO! Sudah jam 6!”

Jaejoong segera melompat dari ranjang saat matanya menangkap sebuah jam antik yang tergeletak di sudut ruangan.
Namja cantik itu menyambar handuk dan membongkar lemari baju.
Ah, seragamnya sudah ada di sana.

Jaejoong masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Namun kemudian langkahnya terhenti.
Melirik Yunho yang masih terlelap damai.

Namja cantik itu beranjak menghampiri kekasihnya.
Menelan salivanya gugup dan duduk di samping Yunho.

  “A-Ahjusi, ireona” Ucapnya pelan.

Jaejoong mengerutkan dahinya.
Tidak, akan terasa aneh kalau ia memanggil suaminya sendiri dengan sebutan itu.

  “Hy-Hyung, irona”

Aish.
Jaejoong kembali mengerutkan dahinya.
Tidak, panggilan itu juga tidak pantas.

  “Yun-Yunho-ssi, ireona”

Jaejoong menggeleng dan menepuk pipinya.
Panggilan itu terdengar kaku!

Lama namja cantik itu terdiam.
Sampai kemudian ia merasakan bibirnya bergetar pelan ketika menggoyangkan pundak Yunho seraya berucap lucu.

  “Yu-Yu-Yunnie yah..I-Ireona..Ireonaa..”

Mata musang itu terbuka pelan.
Jaejoong merasakan wajahnya merah padam.
Gosh, Yunho yang baru saja bangun tidur benar-benar tampan!

Jaejoong segera beranjak dan berlari memasuki kamar mandi.
Meninggalkan Yunho yang tersenyum manis di sana.
Namja tampan itu terkekeh geli.

Aish.

Sebenarnya ia sudah bangun ketika Jaejoong berteriak dan melompat dari ranjang tadi.
Hanya saja, ia benar-benar tidak menyangka kalau namja cantik itu akan melakukan hal konyol padanya.
Aigoo.
Hahaha.
Tapi Yunnie terdengar bagus hm?


CKLEK.


Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang membuka pintu kamar mandi dan menongolkan kepalanya dari sana.

  “Ung..Yu-Yunnie yah..Airnya nggak keluar, o-otte?”

GOSH!!

Namja cantik itu benar-benar imut!
Yunho bahkan tidak tahu harus berkata apa.
Ya Tuhan!

Namja tampan itu segera mengangguk dan beranjak memasuki kamar mandi.
Ia menahan tawanya ketika menekan tombol-tombol shower itu.
Namun ketika ia membalikkan tubuhnya.
Senyum manis itu berganti menjadi cegukan saliva.

Mata musangnya menatap seduktif tubuh kekasihnya yang hanya dibalut handuk putih sepinggang itu.

  “Gomawo..” Bisik Jaejoong menunduk.

Yunho mengangguk.
Ia mendekati Jaejoong dan mengecup lembut bibir cherrynya.
Kemudian berjalan meninggalkan namja cantik itu.
Mengacuhkan Jaejoong yang terdiam dengan wajah merah padam.


-------


TAP TAP TAP.

Sepasang kekasih itu berjalan menuruni tangga dan memasuki ruang makan.
Penampilan mereka benar-benar kontras.
Yunho dengan setelan jas mewahnya dan Jaejoong dengan seragam sekolahnya.

  “Kejutaaaann~!”

Jaejoong terdiam.
Mata beningnya membesar melihat puluhan maid dan butler yang berdiri di sekeliling ruangan.
Ada berbagai macam jenis makanan di atas meja.
Dan satu kue besar bertingkat dua di tengah.

  “Selamat atas pernikahannya!”

Jaejoong mengerjapkan matanya dan mulai menangis.
Namja cantik itu sama sekali tidak menyangka akan mendapat sambutan seperti ini.

  “Omo”

Para maid dan butler terlihat kaget dengan reaksi Jaejoong.
Yunho yang melihat itu segera merengkuh pundak kekasihnya dan memeluknya erat.
Menepuk pelan punggungnya.

  “Joongie senang?” Tanya Yunho.

Jaejoong mengangguk.
Yunho tersenyum menatap maid dan butler-nya.
Mereka semua balas tersenyum.

Kemudian Jaejoong menghentikan tangisannya dan memotong kue besar itu.
Menyuapi satu persatu ­maid dan butler yang ada.
Lalu ia duduk di hadapan Yunho dan melahap sarapannya.

Gosh, ini pagi terbaik yang pernah ada dalam hidupnya.

  “Joongie pulang sekolah jam berapa?” Tanya Yunho menatap Jaejoong.

Mata bening itu mengerjap lucu.
Ia mempoutkan bibirnya yang berlepotan selai Strawberry.

  “Unggg..Jam satu” Sahut Jaejoong menggumam.

  “Tunggu jemputanku ne?” Ucap namja tampan itu seraya mengusap lembut bibir Jaejoong dengan ibu jarinya.

Jaejoong tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.

Setelah menghabiskan sarapan mereka berangkat bersama.
Yunho mengantarkan Jaejoong sampai di depan gerbang sekolahnya dan meninggalkan namja cantik itu disana.
Jaejoong segera melangkah masuk menuju kelasnya.


GREK!


  “CHUKKAAAEEEEE!!”

Jaejoong terkejut.
Mata beningnya membulat.
Menatap teman-teman sekelasnya yang berteriak seraya meniupkan terompet dan meledakkan balon warna warni.
Junsu segera menarik tangan Jaejoong dan memeluknya erat.

  “Selamat atas pernikahanmu, Jaejoongie~”

Omo.

Jaejoong mengangkat wajahnya.
Mengerjap polos.

  “Neee? Tahu dari mana?”

Kyuhyun tertawa geli.
Menepuk kepala Jaejoong gemas.

  “Kau pikir siapa suamimu itu eoh? Pernikahan terbesar yang pernah ada untuk tahun ini!”

Omoo~

Jaejoong mengerjapkan mata beningnya.
Menoleh menatap berbagai macam kotak kado yang ada di atas mejanya.
Ia tersenyum senang dan berlari memeluk kado-kadonya.

  “GOMAWOOOOO~~” Jeritnya manis.

Mereka semua tertawa dan berdiri di sekeliling Jaejoong.

  “Aigoo, kau pengantin termuda, Jaejoongie ah~!”

  “Sayang sekali masa mudamu terikat dengan pernikahan, omooo~”

  “Kita tidak bisa berburu namja tampan lagi~ aigoo~”

  “Benar-benar seperti mimpi! Apa rasanya menikah di usia muda? Bahkan kau belum 17 tahun!”

Jaejoong terkekeh geli.
Tidak menyahut pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya.

  “Kim Jaejoong, selamat atas pernikahanmu nee?”

Eoh?
Jaejoong menoleh.
Menatap wali kelasnya yang cantik itu.
Ia berdiri dan memeluk yeoja berambut panjang itu dengan erat.

  “Gomawo, Yoonhye songsaenim~”

Yeoja cantik itu hanya tersenyum manis.


-------


Bel pulang sekolah baru saja berdentang beberapa menit yang lalu.
Tampak Jaejoong sedang berjalan menuju gerbang bersama teman-teman dekatnya.

  “Joongie, satu sekolah terus melirikmu sejak tadi pagi” Ujar Junsu.

  “Nee Junchan~” Sahut Jaejoong tersenyum.

  “Kau tidak malu? Tidak merasa aneh?” Tanya Kyuhyun mengerutkan dahinya.

  “Ani, hehehe”

  “Jeongmall?”

  “Ung~ Ternyata seperti ini rasanya menjadi siswa populer~”

Kedua namja itu menepuk kepala Jaejoong.
Mereka tertawa geli.

  “Kau populer mendadak, Jaejoongie~! Satu sekolah tahu tentang pernikahanmu yang fenomenal itu!”

Namja cantik itu baru saja akan membalas Kyuhyun dan Junsu, namun gerakannya terhenti ketika ia melirik sebuah mobil Audy metalic hitam yang ada di depan gerbang.

  “Jja, Junchan, Kyunnie~” Ujarnya seraya berlari.

Meninggalkan Junsu dan Kyuhyun yang mengerucutkan bibir mereka.


TBC.

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar