PART 1.
Orang-orang baru saja pergi meninggalkan rumah yang
sedang dirundung duka itu.
Membuat rumah sederhana berwarna putih gading itu
terlihat sepi sekarang.
Heechul masih duduk di hadapan mimbar duka suaminya.
Ia menangis tanpa suara.
Sementara Jaejoong duduk di sampingnya dengan kepala
tertunduk.
Wajahnya terlihat merona.
Jantungnya masih berdebar pelan.
Gosh.
Ia tidak mungkin jatuh cinta dengan namja tampan tadi
ania?
Ia bahkan baru pertama kali ini melihat namja itu.
Dan lagi, ia sama sekali tidak tahu siapa namja tampan
itu.
“Ja-Jaejoongie” Bisik Heechul lirih.
Ia menyeka air matanya dan mengusap wajah cantiknya.
Kemudian ia menghadap wajah putranya yang masih sangat
polos.
“Ne Umma”
Sahutnya pelan.
Mom, Heechul tidak akan sanggup mengucapkannya.
Ia tahu Jaejoongnya adalah namja yang sangat manja dan
menggemaskan.
Tapi ini juga demi keselamatan putranya ani?
“Joongie
sayang Umma ania?”
“Joongie
sayang Umma”
“Joongie tahu,
kalau uri Appa telah berhutang kepada seseorang hmm?”
Jaejoong mengangguk manis saat Heechul tersenyum kecil
padanya dan mengusap pipinya.
“Joongie tahu
berapa jumlahnya?”
“Banyak,
sangaaatt banyaaaakk~”
Heechul terkekeh geli.
Ia mengangguk.
Kemudian ia terdiam saat jemari lentik Jaejong
mengusap air matanya yang mengalir tanpa sadar.
“Cuma Joongie
yang bisa menolong Umma, Appa, dan rumah ini, sayang..”
“Ung?”
“Joongie..Mianhae..Maafkan Umma..Hiks..”
“Umma waeyo?”
“Orang yang
meminjamkan uang kepada keluarga kita..Hiks..Bernama Jung Yunho..”
“Ne Umma,
terus?”
“Ia akan
melepaskan seluruh hutang Appa kalau Joongie
mau menjadi istrinya..”
DEG.
Mata bening Jaejoong sontak membulat.
Menatap Ummanya tidak percaya.
“Ma-maksud
Umma, menikah? Menikah dengannya?”
Heechul menumpahkan tangisnya.
Ia telah merusak masa depan anaknya.
“Umma mohon
Joongie..Hiks..Demi Umma, demi Appa, dan demi kita semua..Hiks..Uri Appa tidak
akan tenang kalau hutangnya belum lunas..Hiks..Dan Tuhan telah menunjukkan
jalannya kepada kita, sayang..Walau Umma bekerja keras sampai mati pun, hutang
itu tidak akan pernah lunas..”
Hening.
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya bergerak pelan.
“Ta-Tapi
Umma..Hiks..Joongie sudah jatuh cinta..Hiks..Joongie menyukai orang
lain..Hiks..”
Heechul mengulas tatapan sendunya.
Mengusap lembut wajah cantik putranya.
“Siapa
Joongie? Boleh Umma tahu?”
“Hiks..Joongie
nggak tahu siapa..Hiks..Joongie baru saja jatuh cinta tadi pagi..Hiks..”
EOH?
Heechul mengerjapkan matanya.
Apa?
Tadi pagi?
Tadi pagi?
Yeoja cantik itu mengerutkan dahinya.
Setahunya Jaejoong tidak pergi kemana-mana pagi ini.
Bukankah namja cantik itu hanya pergi ke laut dan
menebarkan abu Hangeng disana?
Dan lagi, tidak ada siapa pun disana kecuali para
kerabat dekat.
Tidak remaja, tidak dewasa.
Hanya beberapa pasangan suami istri yang saling
merengkuh saat itu.
Oh-oh.
Mata sipit Heechul mengerjap.
Ia lupa dengan orang spesial itu.
Ia melupakan namja tampan itu.
Satu-satunya orang dewasa yang berdiri di sana saat
itu.
-------
“Mempelai
wanita memasuki ruangan”
Pintu yang menjulang tinggi itu terbuka lebar.
Memperlihatkan sang pengantin wanita yang berjalan
pelan menuju altar.
Seluruh mata terpaku pada namja cantik itu.
Kerudung transparan berwarna putih tulang itu
membuatnya terlihat semakin cantik.
Gaun putih senadanya hanya disematkan seutas pita
panjang berwarna merah darah di bagian pinggang.
Menjuntai di lantai gereja.
Para direktur, artis, model, dan seluruh orang
terkenal lainnya berdecak kagum.
Kim Heechul tersenyum manis dari kursi depan.
Bersama orang tua Yunho yang bernama Keybum dan Jinki.
TAP.
Jaejoong telah sampai di altar.
Berdiri di samping calon suaminya.
Ia hanya menatap ke bawah.
Pastor tersenyum kecil.
“Jung Yunho,
bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai istrimu, mencintainya seumur
hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”
“Aku bersedia”
“Kim Jaejoong,
bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai suamimu, mencintainya seumur
hidupmu. Menjaganya dalam keadaan miskin atau kaya. Melindunginya dalam keadaan
menderita atau bahagia. Sampai maut memisahkan kalian berdua?”
“Aku bersedia”
Bible itu ditutup pelan oleh sang Pastor.
Pria tua dengan jubah hitamnya dan syal berlambang
salib di setiap ujung dengan sulaman dari emas itu tersenyum ramah.
“Mempelai pria
berhak mencium sang mempelai wanita”
Yunho mengangguk.
Ia menghadap ke arah istrinya dan membuka kerudung
putih itu.
DEG.
Mata bening Jaejoong membesar.
Nafasnya tercekat.
Jemarinya terlihat bergetar pelan.
Gosh.
Tidak..
Namja ini..
Bukankah namja yang waktu itu?
Namja tampan yang telah merenggut hatinya pagi itu?
Jadi diakah yang bernama Jung Yunho?
CUP.
Namja cantik itu menyentuh lengan kekasihnya.
Ia memejamkan matanya dan menerima lumatan lembut dari
bibir seksi namja tampan itu.
Jantungnya berdebar-debar kencang.
Perutnya sakit seakan ada ratusan kupu-kupu di dalam
sana.
Senang.
Ia terlalu senang.
Ya Tuhan.
Jaejoong bahkan tidak bisa menggambarkan sesenang apa
ia sekarang.
-------
Namja tampan itu tersenyum manis melirik namja yang
sekarang sah menjadi istrinya itu terlelap pulas di pundaknya.
Dalam balutan gaun pengantin yang kalah putih oleh
kulitnya.
Raut wajahnya terlihat damai sekaligus menggemaskan.
Membuat Yunho tidak pernah bosan memandangnya.
Namja tampan itu menghela nafas panjang.
Ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi mobil
dan menolehkan wajahnya melihat pemandangan dari balik jendela.
Pesta telah selesai pukul 10 malam tepat.
Acara yang sangat panjang hm?
“Sudah sampai,
Tuan”
Yunho mengangguk.
Ia membiarkan sang supir membuka pintu mobil.
Namja tampan itu segera membenarkan posisi kekasihnya
dan menggendong namja cantik itu dengan pelan.
TAP TAP TAP.
CKLEK.
“SELAMAT ATAS
PERNIKAHANNYAAAA~!!”
EOH?
Namja tampan itu terkejut saat sang kepala pelayan
membukakan pintu rumahnya.
Ia menatap puluhan maid
dan butler yang berdiri berjejer
di sana dan melemparkan kelopak bunga mawar berwarna putih bercampur merah
dengan terompet kecil yang mengeluarkan serpihan kertas warna warni.
Omo.
Mereka semua mengerjap malu saat melihat Nyonya Jung
itu terlelap pulas dalam rengkuhan Yunho.
Menundukkan wajah mereka yang memerah.
Sementara Yunho terkekeh geli dan mengangguk.
“Terima kasih
untuk sambutannya, aku sama sekali tidak menyangka akan mendapat kejutan
seperti ini” Ujar Yunho.
Mereka menganggukkan wajah.
“Sayang sekali
kekasihku kelelahan dan tertidur, ia tidak bisa menyaksikan kejutan yang sangat
manis ini” Sambungnya.
“Ne Tuan”
Sahut semuanya kompak.
“Bagaimana
kalau kita mengadakan pesta kecil-kecilan di ruang makan besok pagi? Jaejoong
pasti akan sangat senang”
“Ah, ne Tuan”
“Terima kasih”
Mereka semua mengangguk patuh.
Kemudian mengangkat wajah menatap Yunho yang sudah
menaiki tangga menuju kamarnya.
Omooo.
Mereka semua saling tersenyum manis satu sama lain.
Ah, rasa bahagia ikut menyergap melihat majikan mereka
yang ramah itu akhirnya menikah juga.
Selama ini terlalu banyak wanita ataupun pria yang
sengaja berkunjung untuk mendapatkan hati Yunho.
Tapi siapa yang menyangka, kalau justru seorang remaja
berumur 15 tahun yang telah mengikat namja tampan itu hm?
“Nyonya Jung
cantik sekali” Gumam salah satu dari mereka.
Semuanya mengangguk membenarkan.
CKLEK.
Pintu kamar itu terbuka.
Yunho beranjak masuk ke dalam dan merebahkan Jaejoong
di atas ranjang.
Ia menghela nafas.
Kemudian ia mengambil sepasang piyama bergaris yang
ada di dalam plastik.
Namja tampan itu duduk di samping Jaejoong.
Membalikkan tubuhnya perlahan.
Kemudian ia melepaskan kerudung putih itu dan
melemparnya ke lantai.
Jemarinya menarik res panjang gaun putih itu.
SREEEET!
Dalam sekejap Yunho tertegun.
Tubuh kekasihnya benar-benar mulus dan menggoda.
Omo omo.
Namja tampan itu mencoba mengabaikan pikirannya yang mulai
mengacau.
Jemarinya segera menarik gaun itu lepas dari tubuh
Jaejoong.
Jantung Yunho berdebar kencang.
Namja cantik itu hanya memakai celana pendek disana.
Benar-benar pendek hingga kaki indahnya terlihat
jelas.
Yunho menggeleng keras dan memalingkan wajahnya.
Menghembuskan nafas panjang dan merobek plastik piyama
itu.
Kemudian ia segera memakaikan celana panjang kepada
Jaejoong.
Lalu ia terdiam.
Menatap nyalang punggung mulus namja cantik itu.
We-well, menyentuhnya sedikit tak apa kan?
CUP.
Yunho merasakan jantungnya semakin berdebar-debar.
Ia memejamkan matanya seraya mengecup lembut punggung
Jaejoong.
Hidungnya mencium jelas wangi vanilla yang menyeruak
dari sana.
Manis.
“Ungh”
Namja tampan itu tertegun.
Mendengar lenguhan manis istrinya yang masih terlelap.
Sepertinya ia merasa geli saat Yunho mencetak dua-tiga
kissmark disana.
Yunho tersenyum kecil.
Ia segera beranjak dan memakaikan piyama Jaejoong.
Mengancinginya sampai atas dan membalikkan lagi tubuh
namja cantik itu.
Menyentuh pelan bibir cherrynya dengan bibir seksi
miliknya.
Mengecup dan menghisapnya dengan lembut.
Kemudian ia beranjak mengganti pakaiannya dengan
piyama yang sama dengan milik Jaejoong dan berbaring di samping namja cantik
itu.
-------
Namja cantik itu tampak melenguh pelan dan membuka
mata beningnya yang terasa berat.
Ia mengerjap beberapa kali dan membuka matanya dengan
benar.
Kemudian ia tersentak.
Menyadari kalau dirinya telah berpindah ke rumah super
besar nan megah ini.
Jaejoong menoleh.
Menatap Yunho yang masih tertidur.
“OMO! Sudah
jam 6!”
Jaejoong segera melompat dari ranjang saat matanya
menangkap sebuah jam antik yang tergeletak di sudut ruangan.
Namja cantik itu menyambar handuk dan membongkar
lemari baju.
Ah, seragamnya sudah ada di sana.
Jaejoong masuk ke kamar mandi dan membersihkan
tubuhnya.
Namun kemudian langkahnya terhenti.
Melirik Yunho yang masih terlelap damai.
Namja cantik itu beranjak menghampiri kekasihnya.
Menelan salivanya gugup dan duduk di samping Yunho.
“A-Ahjusi,
ireona” Ucapnya pelan.
Jaejoong mengerutkan dahinya.
Tidak, akan terasa aneh kalau ia memanggil suaminya
sendiri dengan sebutan itu.
“Hy-Hyung,
irona”
Aish.
Jaejoong kembali mengerutkan dahinya.
Tidak, panggilan itu juga tidak pantas.
“Yun-Yunho-ssi, ireona”
Jaejoong menggeleng dan menepuk pipinya.
Panggilan itu terdengar kaku!
Lama namja cantik itu terdiam.
Sampai kemudian ia merasakan bibirnya bergetar pelan
ketika menggoyangkan pundak Yunho seraya berucap lucu.
“Yu-Yu-Yunnie
yah..I-Ireona..Ireonaa..”
Mata musang itu terbuka pelan.
Jaejoong merasakan wajahnya merah padam.
Gosh, Yunho yang baru saja bangun tidur benar-benar
tampan!
Jaejoong segera beranjak dan berlari memasuki kamar
mandi.
Meninggalkan Yunho yang tersenyum manis di sana.
Namja tampan itu terkekeh geli.
Aish.
Sebenarnya ia sudah bangun ketika Jaejoong berteriak
dan melompat dari ranjang tadi.
Hanya saja, ia benar-benar tidak menyangka kalau namja
cantik itu akan melakukan hal konyol padanya.
Aigoo.
Hahaha.
Tapi Yunnie terdengar bagus hm?
CKLEK.
Yunho mengangkat wajahnya.
Menatap Jaejoong yang membuka pintu kamar mandi dan
menongolkan kepalanya dari sana.
“Ung..Yu-Yunnie yah..Airnya nggak keluar, o-otte?”
GOSH!!
Namja cantik itu benar-benar imut!
Yunho bahkan tidak tahu harus berkata apa.
Ya Tuhan!
Namja tampan itu segera mengangguk dan beranjak
memasuki kamar mandi.
Ia menahan tawanya ketika menekan tombol-tombol shower itu.
Namun ketika ia membalikkan tubuhnya.
Senyum manis itu berganti menjadi cegukan saliva.
Mata musangnya menatap seduktif tubuh kekasihnya yang
hanya dibalut handuk putih sepinggang itu.
“Gomawo..”
Bisik Jaejoong menunduk.
Yunho mengangguk.
Ia mendekati Jaejoong dan mengecup lembut bibir
cherrynya.
Kemudian berjalan meninggalkan namja cantik itu.
Mengacuhkan Jaejoong yang terdiam dengan wajah merah
padam.
-------
TAP TAP TAP.
Sepasang kekasih itu berjalan menuruni tangga dan
memasuki ruang makan.
Penampilan mereka benar-benar kontras.
Yunho dengan setelan jas mewahnya dan Jaejoong dengan
seragam sekolahnya.
“Kejutaaaann~!”
Jaejoong terdiam.
Mata beningnya membesar melihat puluhan maid dan butler yang berdiri di sekeliling ruangan.
Ada berbagai macam jenis makanan di atas meja.
Dan satu kue besar bertingkat dua di tengah.
“Selamat atas
pernikahannya!”
Jaejoong mengerjapkan matanya dan mulai menangis.
Namja cantik itu sama sekali tidak menyangka akan
mendapat sambutan seperti ini.
“Omo”
Para maid dan
butler terlihat kaget dengan reaksi Jaejoong.
Yunho yang melihat itu segera merengkuh pundak
kekasihnya dan memeluknya erat.
Menepuk pelan punggungnya.
“Joongie
senang?” Tanya Yunho.
Jaejoong mengangguk.
Yunho tersenyum menatap maid dan butler-nya.
Mereka semua balas tersenyum.
Kemudian Jaejoong menghentikan tangisannya dan
memotong kue besar itu.
Menyuapi satu persatu maid dan butler yang ada.
Lalu ia duduk di hadapan Yunho dan melahap sarapannya.
Gosh, ini pagi terbaik yang pernah ada dalam hidupnya.
“Joongie
pulang sekolah jam berapa?” Tanya Yunho menatap Jaejoong.
Mata bening itu mengerjap lucu.
Ia mempoutkan bibirnya yang berlepotan selai Strawberry.
“Unggg..Jam
satu” Sahut Jaejoong menggumam.
“Tunggu
jemputanku ne?” Ucap namja tampan itu seraya mengusap lembut bibir Jaejoong
dengan ibu jarinya.
Jaejoong tertegun.
Namun kemudian ia mengangguk dan tersenyum manis.
Setelah menghabiskan sarapan mereka berangkat bersama.
Yunho mengantarkan Jaejoong sampai di depan gerbang
sekolahnya dan meninggalkan namja cantik itu disana.
Jaejoong segera melangkah masuk menuju kelasnya.
GREK!
“CHUKKAAAEEEEE!!”
Jaejoong terkejut.
Mata beningnya membulat.
Menatap teman-teman sekelasnya yang berteriak seraya
meniupkan terompet dan meledakkan balon warna warni.
Junsu segera menarik tangan Jaejoong dan memeluknya
erat.
“Selamat atas
pernikahanmu, Jaejoongie~”
Omo.
Jaejoong mengangkat wajahnya.
Mengerjap polos.
“Neee? Tahu
dari mana?”
Kyuhyun tertawa geli.
Menepuk kepala Jaejoong gemas.
“Kau pikir
siapa suamimu itu eoh? Pernikahan terbesar yang pernah ada untuk tahun ini!”
Omoo~
Jaejoong mengerjapkan mata beningnya.
Menoleh menatap berbagai macam kotak kado yang ada di
atas mejanya.
Ia tersenyum senang dan berlari memeluk kado-kadonya.
“GOMAWOOOOO~~”
Jeritnya manis.
Mereka semua tertawa dan berdiri di sekeliling
Jaejoong.
“Aigoo, kau
pengantin termuda, Jaejoongie ah~!”
“Sayang sekali
masa mudamu terikat dengan pernikahan, omooo~”
“Kita tidak
bisa berburu namja tampan lagi~ aigoo~”
“Benar-benar
seperti mimpi! Apa rasanya menikah di usia muda? Bahkan kau belum 17 tahun!”
Jaejoong terkekeh geli.
Tidak menyahut pertanyaan-pertanyaan dari
teman-temannya.
“Kim Jaejoong,
selamat atas pernikahanmu nee?”
Eoh?
Jaejoong menoleh.
Menatap wali kelasnya yang cantik itu.
Ia berdiri dan memeluk yeoja berambut panjang itu
dengan erat.
“Gomawo,
Yoonhye songsaenim~”
Yeoja cantik itu hanya tersenyum manis.
-------
Bel pulang sekolah baru saja berdentang beberapa menit
yang lalu.
Tampak Jaejoong sedang berjalan menuju gerbang bersama
teman-teman dekatnya.
“Joongie, satu
sekolah terus melirikmu sejak tadi pagi” Ujar Junsu.
“Nee Junchan~”
Sahut Jaejoong tersenyum.
“Kau tidak
malu? Tidak merasa aneh?” Tanya Kyuhyun mengerutkan dahinya.
“Ani, hehehe”
“Jeongmall?”
“Ung~ Ternyata
seperti ini rasanya menjadi siswa populer~”
Kedua namja itu menepuk kepala Jaejoong.
Mereka tertawa geli.
“Kau populer
mendadak, Jaejoongie~! Satu sekolah tahu tentang pernikahanmu yang fenomenal
itu!”
Namja cantik itu baru saja akan membalas Kyuhyun dan
Junsu, namun gerakannya terhenti ketika ia melirik sebuah mobil Audy metalic hitam yang ada di depan
gerbang.
“Jja, Junchan,
Kyunnie~” Ujarnya seraya berlari.
Meninggalkan Junsu dan Kyuhyun yang mengerucutkan
bibir mereka.
TBC.
:D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar